Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 2 Nomor 1, Februari 2020


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN GAYA HIDUP


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
Waode Azfari Azis*, Laode Yusman Muriman, Sri Rahayu Burhan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Jl. Yos Sudarso No.43,
Wale, Wolio, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, Indonesia 93711
*aziswaode@gmail.com

Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat
menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin, dan didiagnosis dengan
mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes
mellitus yang berobat di puskesmas meome. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi
sebanyak 47 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total
sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Diabetes Melitus dengan Gaya Hidup Penderita
Diabetes Melitus yang Berobat di Puskesmas Meomeo.Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan penderita diabetes melitus sebagian besar adalah kurang, sedangkan gaya hidup
pada penderita diabetes melitus sebagian besar adalah tidak sehat, dan terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes mellitus.

Kata kunci: diabetes mellitus, pengetahuan, gaya hidup

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVELS WITH LIFESTYLE IN


DIABETES MELLITUS PATIENT

ABSTRACT
Diabetes Mellitus is a chronic condition that occurs when the body cannot produce enough
insulin or cannot use insulin, and is diagnosed by observing an increase in blood glucose
levels. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge with living
style in people with diabetes mellitus who seek treatment at the health clinic in Meomeo. This
type of research is quantitative using a descriptive correlation design with cross sectional
approach. Total population of 47 people. The sample in this study was taken using total
sampling technique. Data analysis used Chi-square test. The results of the research showed that
means there is a relationship between the level of knowledge of diabetes mellitus with the
lifestyle of patients with diabetes mellitus who seek treatment at the Meomeo health center. The
conclusion of this study is that the level of knowledge of people with diabetes mellitus is largely
lacking, while the lifestyle of people with diabetes mellitus is largely unhealthy, and there is a
relationship between the level of knowledge and lifestyle in people with diabetes mellitus.

Keywords: diabetes mellitus, knowledge,


lifestyle
Hingga saat ini penyakit degeneratif
PENDAHULUAN telah menjadi penyebab kematian
Transisi pola penyakit dalam beberapa terbesar di dunia. Bahkan hal ini
dasawarsa ini telah bergeser dari berimbas kepada kerugian yang telah
penyakit infeksi menular ke penyakit dialami oleh beberapa negara di dunia.
tidak menular atau penyakit degenaratif.

1
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 1 Hal 105 – 114, Februari 2020
Global Health Science Group

Sebanyak 38 juta (68%) dari 56 juta peringkat ke tujuh untuk penderita DM


kematian di dunia pada tahun 2012 terbanyak di dunia dengan jumlah 10,3
disebabkan oleh penyakit degeneratif juta penderita (International Diabetes
(WHO, 2014). Federation (IDF, 2017).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan Laporan dari Badan Penelitian dan
salah satu penyakit yang prevalensinya PengembanganKesehatan Kementrian
terus mengalami peningkatan di dunia, Kesehatan tahun 2013 menyebutkan
baik pada negara maju ataupun negara terjadi peningkatan prevalensi pada
berkembang, sehingga dikatakan bahwa penderita DM yang diperoleh
DM sudah menjadi masalah kesehatan berdasarkan wawancara yaitu 1,1%
atau penyakit global pada masyarakat. sedangkan prevalensi DM berdasarkan
Organisasi kesehatan dunia atau WHO diagnosis dokter atau gejala pada tahun
memperkirakan bahwa lebih dari 346 2018 sebesar 2% dengan prevalensi
juta orang diseluruh dunia mengidap terdiagnosis dokter tertinggi pada
DM. Jumlah ini kemungkinan akan daerah DKI Jakarta (3,4%) dan paling
lebih dari dua kalilipat pada tahun 2030 rendah daerah terdapat di provingsi
tanpa intervensi. Hampir 80% kematian NTT (0,9%). Prevalensi dari penderita
DM terjadi dinegara berpenghasilan DM cenderung meningkat pada
rendah dan menengah (Suiraoka,2012). perempuan (1,8%) dibandingkan
dengan laki-laki (1,2%) berdasarkan
Pada tahun 2015 Indonesia berdiri pada kategori usia penderita DM terbesar
posisi ketujuh dengan jumlah penderita berada pada rentang usia 55-64 tahun
sebanyak 10 juta jiwa. Jumlah penderita dan 65-74 tahun. Kemudian untuk
DM ini diperkirakan akan meningkat daerah domisili lebih banyak penduduk
pada tahun 2040, yaitu sebanyak 16,2 DM yang berada di perkotaan (1,9%)
juta jiwa penderita, dapat diartikan dibanding dengan pedesaan (1,0%)
bahwa akan terjadi peningkatan (Riskesdas, 2018).
penderita sebanyak 56,2% dari tahun
2015 sampai 2040. Indonesia juga Berdasarkan data Dinas Kesehatan
merupakan negara ketiga yang jumlah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun
orang dengan gangguan toleransi 2015 penyakit diabetes mellitus masuk
glukosa (20-79 tahun) pada tahun 2015 kedalam sepuluh besar penyakit dimana
yaitu sebesar 29 juta jiwa orang (IDF, diabetes mellitus menduduki peringkat
2015). ke 5 dengan jumlah kasus 3.206 pada
tahun 2016 penyakit diabetes mellitus
Menurut International Diabetes menduduki peringkat ke 3 dengan
Federation Pada tahun 2017, sekitar 425 jumlah kasus 2.983 dan pada tahun
juta orang di seluruh dunia menderita 2017 diabetes mellitus menduduki
DM. Jumlah terbesar orang dengan DM peringkat ke 5 dengan jumlah kasus
yaitu berada di wilayah Pasifik Barat sebanyak 2.436 (Dinas Kesehatan Sultra
159 juta dan Asia Tenggara 82 juta. 2019).
China menjadi negara dengan penderita
DM terbanyak di dunia dengan 114 juta Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota
penderita, kemudian diikuti oleh India Baubau tahun 2018 Jumlah kasus
72,9 juta, lalu Amerika serikat 30,1 juta, Diabetes Mellitus sebanyak 594 kasus
kemudian Brazil 12,5 juta dan Mexico yang terdiri dari 183 kasus pada laki-
12 juta penderita. Indonesia menduduki laki dan 411 kasus pada perempuan
(Dinkes Kota Baubau, 2018). Sementara METODE
itu daerah Kabupaten Buton Selatan, Penelitian yang dilakukan di Puskesmas
memilki jumlah kasus diabetes mellitus Meo-Meo. Jenis penelitian yang
lebih rendah dibandingkan kota Baubau. digunakan adalah kuantitatif
Dengan jumlah kasus DM yaitu menggunkan desain deskriptif korelasi
sebanyak 152 kasus dengan jumlah dengan rancangan cross sectional
kasus laki-laki 47 sedangkan pada study. Populasi penelitian Semua
perempuan sebanyak 105 kasus pada Penderita diabetes Mellitus yang
tahun 2018 (Dinkes Kabupaten Buton berobat di Puskesmas Meomeo Kota
Selatan, 2018). Baubau periode bulan Januari-Mei
Yaitu Sebanyak 47 Orang. Sampel
Hasil data Dinkes Kota Baubau jumlah dilakukan dengan teknik total sampling
kasus penderita DM terbanyak ketiga yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai
berada di Wilayah kerja Puskesmas sampel penelitian sebanyak 47 penderita
Meomeo dengan jumlah kasus 52 jiwa. diabetes mellitus yang berobat di
Dibandingkan dengan jumlah kasus DM Puskesmas Meomeo. Gaya hidup dan
yang berada di Wilayah kerja pengetahuan penderita diabetes miletus
Puskesmas Bataraguru hanya sebanyak diukur dengan wawancara mengunakan
44 jiwa, dan Puskesmas Katobengke kusioner.untukmelihat hibungan gaya
sebanyak 40 jiwa. Puskesmas Meomeo hidup dan pengetahuan penderita
adalah salah satu Puskesmas yang diabetes miletus. dilakukan uji statistik
memiliki jumlah kasus diabetes chi square. Probabilitas (p) lebih kecil
mellitus. pada tahun 2017 jumlah kasus daripada α (p<0,05) berarti ada
penderita DM sebesar 65 kasus yang hubungan yang signifikan antara
terdiri dari 18 laki-laki dan 47. pengetahuan, pendidikan, sikap dan
Penelitian ini penting dilakukan karena kepemilikan jamban dengan kebiasaan
bertujuan untuk mengetahui hubungan pembuangan tinja masyarakat.
antara tingkat pengetahuan dengan gaya
hidup pada penderita Diabetes Melitus HASIL
yang berobat di Puskesmas Meo-Meo. Hasil penelitian dapat dilihat
berdasarkan hasil pengolahan data yang
telah dilakukan.

Tabel 1.
Karakterisktik responden (n=47)
Karakteristik responden f %
Umur
<63 Th 33 56,2
≥63 Th 14 43,8
Jenis Kelamin
Laki Laki 7 14,9
Perempuan 40 85,1
Tingkat Pendidikan
SD 19 40,4
SMP 3 6,4
SMA 14 29,8
DIPLOMA 6 12,8
STRATA 1 5 10,6
Tabel 2.
Distribusi frekuensi pengetahuan responden (n=47)
Pengetahuan f %
Baik 21 44,7
Kurang 26 55,3

Tabel 3.
Distribusi frekuensi gaya hidup responden (n=47)
Pendidikan f %
Sehat 17 36,2
Tidak Sehat 30 61,8

Tabel 4.
Hubungan pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes melitus (n=47)
Pengetahuan Gaya Hisup Penderita DM P
Sehat Tidak Sehat
f % f %
Baik 13 61,9 8 38,1
Kurang 4 15,4 22 84,6 0,003
Tabel 1, menunjukkan karakteristik hidup sehat sebanyak 61,9% lebih tinggi
responden berdasarkan umur, jenis dari pengetahuan baik dengan gaya
kelamin dan pendidikan, bahwa umur hidup tidak sehat 38,1% sedangkan
responden yang berusia dibawah 63 pengetahuan kurang dengan gaya hidup
tahun sebanyak 33 responden (56,2%) sehat sebanyak 15,4% lebih rendah dari
lebih sedikit dari yang berusia di atas63 pengetahuan kurang dengan gaya hidup
tahun sebanyak 14 responden (43,8%). tidak sehat sebanyak 84,6%.
Responden yang berjenis kelamin laki- Berdasarkan hasil uji continuity
laki lebih sedikit 7 responden (14,9%) correctionyaitu nilai signifikan p value
dibandingkan berjenis kelamin = 0,003< α=0,05, yang berarti Ho di
perempuan 40 responden (85,1%). tolak. Terdapat hubungan antara tingkat
Responden yang memiliki pendidikan pengetahuan dengan gaya Hidup pada
SD sebanyak 19 responden (40,4%) penderita DM yang berobat Puskesmas
lebih banyak dari yang berpendidikan Meomeo Kota Baubau.
STRATA 1 sebanyak 5 responden
(10,6%). PEMBAHASAN
Tingkat Pengetahuan
Tabel 2, menunjukkan bahwa responden Hasil penelitian tingkat pengetahuan
yang berpengetahuan baik sebesar menunjukan bahwa dari 47 orang
44,7% lebih kecil dari responden yang responden, terdapat 21 orang responden
berpengetahuan kurang sebesar 55,3%. (44,7%) yang memiliki Tingkat
Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan baik dan terdapat 26 orang
responden yang memiliki gaya hidup responden (55,3%) yang memiliki
sehat sebesar 36,2 % lebih kecil dari tingkat pengetahuan kurang.
responden yang memiliki gaya hidup Pengetahuan yang baik ditandai dengan
tidak sehat sebesar 61,8 %. Tabel 4. responden mampu mengetahui faktor-
Menunjukanbahwa responden yang faktor yang dapat menyebabkan DM
memiliki pengetahuan baik dengan gaya seperti suka makan makanan yang
manis, obesitas, kurang istirahat, namun menjadi salah satu faktor resiko DM.
responden salah pemahaman terhadap Maka dari itu perlu ditanamkan kepada
faktor-faktor tersebut.Peneliti masyarakat untuk dapat memanfaatkan
berpendapat bahwa pengetahuan yang hidup dengan baik dengan cara
baik sangat di perlukan dalam merubah menerapkan pola hidup sehat agar
gaya hidup, sedangkan responden terhindar dari berbagai penyakit
dengan tingkat pengetahuan kurang khususnya penyakit DM. Selain itu
ditandai dengan bahwa mereka kurang dapat dilakukan dengan cara melakukan
mengetahui tentang DM. Sebagian pengaturan pola makan berdasarkan 3J
besar mengalami gejala DM namun (jumlah, jenis, dan jadwal); berolahraga
mereka tidak mengetahui bahwa itu sesuai anjuran dokter dengan
tanda-tanda dari DM. Mereka juga tidak memperhatikan jenis, ritme dan durasi;
mengetahui hal-hal apa saja yang dapat minum obat secara teratur dan rajin
meningkatkan kadar gula. menetesi mata; pemeriksaan ke dokter
DM dan dokter RD sesuai jadwal;
Setiap pasien DM perlu mendapatkan pengelolaan stres dengan strategi
informasi minimal yang diberikan koping secara spiritual; pembatasan
setelah diagnosis ditegakan, mencakup aktivitas fisik yang berlebihan serta
pengetahuan dasar tentang DM, memperhatikan pola tidur (Warapsari,
pemantauan mandiri, sebab-sebab 2012).
tingginya kadar glukosa darah, obat
hipoglikemiaoral, perencanaan makan, Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh
pemeliharaan kaki, kegiatan jasmani, beberapa faktor misalnya factor sosial.
pengaturan pada saat sakit, dan Faktor sosial yang berpengaruh
komplikasi (Perdana, 2013). terhadap konsumsi pangan adalah
tingkat pendapatan, pengeluaran
Gaya Hidup pangan,pendidikan dan pengetahuan.
Hasil penelitian gaya hidup menunjukan Konsep gaya hidup sehat mencakupi
bahwa dari 47 orang responden terdapat tiga aspek utama dalam kesehatan yaitu
17 orang responden (36,2%) yang fisik, mental serta sosial. Komponen
memiliki Gaya Hidup Sehat dan utama yang menjadi teras konsep gaya
terdapat 30 (61,8) orang yang memiliki hidup sehat ini adalah: (1) peningkatan
gaya hidup tidak sehat.Banyak diantara pengetahuan dan kebiasaan mencuci
penderita diabetes melitus yang masih tangan; (2) peningkatan pengetahuan
menjalani gaya hidup tidak sehat. dan pola pemakanan (3) peningkatan
Penyebabnya karena pola makan dan pengetahuan dan sikap anti merokok;
aktivitas fisik. Pola Makan yang (4) peningkatan pengetahuan dan
dimaksud masih banyak penderita DM kebiasaan berolah raga; (5) peningkatan
makan tidak teratur dan kurang pengetahuan dan penanganan stress
mengomsumsi buah dan sayur. Serta (Alfiani, 2017).
tidak melakukan aktivitas fisik secara
rutin atau tidak berolahraga. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Herdiana (2009), menjelaskan Salah dengan Gaya Hidup pada Penderita
satu faktor yang bisa menjadi pemicu Diabetes Mellitus
DM di Desa Cinunuk adalah pola Analisis yang telah dilakukan, dari 21
makan di daerah Desa Cinunuk responden yang memiliki pengetahuan
mengandung karbohidrat tinggi. baik terdapat 13 responden (61,9%)
Komsumsi karbohidrat yang tinggi yang memiliki gaya hidup sehat.
Berdasarkan wawancara dengan minuman yang manis sehingga memicu
responden, responden mengatakan meningkatnya kadar gula darah secara
bahwa mereka mengetahui faktor tiba-tiba.
keturunan menjadi salah satu penyebab
dari penyakit diabetes mellitus sehingga Hasil penelitian dari 26 responden yang
responden mulai menerapkan gaya memiliki pengetahuan kategori kurang
hidup sehat misalnya dengan terdapat 4 responden (15,4%) dengan
mengomsumsi makanan yang sehat gaya hidup yang sehat. Berdasarkan
seperti mengomsumsi buah dan sayur, wawancara dengan responden DM,
beras merah. Selain itu responden responden mengatakan bahwa mereka
mengetahui tanda-tanda DM seperti tidak mengetahui tanda-tanda DM
mudah lapar, mudah haus dan sering seperti mudah lapar, mudah haus, dan
kencing manis sehingga responden tidak sering kencing manis akan tetapi gaya
lagi mengomsumsi makanan dan hidup responden sehat, hal ini
minuman yang manis yang mengandung dikarenakan responden memiliki kadar
gula yang dapat memicu tingginya gula yang normal dan dikategorikan
kadar gula. sehat dan tidak memiliki tanda-tanda
bahwa mereka mudah haus, mudah
Faktor lain yang mendukung lapar, dan sering kencing manis. Faktor
pengetahuan baik pada responden, lain seperti dukungan keluarga yang
karena responden kebanyakan selalu mengontrol dan mengingatkan
berpendidikan SMA, DIPLOMA dan S1 sehingga responden tidak lagi memiliki
sehingga berpengaruh dalam mengubah kebiasaan mengomsumsi makanan dan
gaya hidup responden menjadi sehat. minuman yang terlalu manis. Selain itu
dan terdapat 8 responden (38,1) yang faktor usia yang mempengaruhi tingkat
memiliki pengetahuan yang baik tetapi pengetahuan responden yang kurang
tidak sehat. Berdasarkan wawancara tentang diabetes melitus, sedangkan dari
dengan responden DM mengatakan 26 responden yang memiliki
bahwa responden mengetahui obesitas pengetahuan kurang dengan gaya hidup
menjadi penyebab timbulnya diabetes tidak sehat sebanyak 22 responden
mellitus tetapi gaya hidup responden (84,6%). Hal ini di sebabkan karena
masih tetap tidak sehat. Hal ini responden tidak mengetahui komplikasi
disebabkan karena penderita masih yang ditimbulkan akibat dari penyakit
mengomsumsi makanan yang berlemak diabetes mellitus Misalnya kebutaan,
tinggi misalnya gorengan, daging kerusakan pada ginjal, penyakit jantung
olahan, keju dan lainnya. Disamping itu dan stroke. Hal ini dikarenakan gaya
responden kurang dalam melakukan hidup responden masih jauh dari kata
aktivitas fisik seperti senam diabetes, sehat penyebabnya seringnya
jalan kaki, menyiram tanaman, mengonsumsi makanan yang berlemak,
menyapu dan lain-lain sehingga makanan seperti ini dapat memicu
memicu kelebihan berat badan yang tingginya kolestrol sehingga
pada akhirnya menimbulkan tingginya menyebabkan penyakit stroke dan
kadar gula pada responden. Responden jantung pada responden, selain itu
mengerti jenis obat yang di komsumsi responden masih mengomsumsi
seperti insulin, metformin, gliberin makanan dan minuman yang manis
dapat menurunkan kadar gula darah seperti sirup, kopi, teh dan lainnya,
akan tetapi responden juga masih sehingga kadar gula responden menjadi
mengomsumsi makanan ataupun tinggi mengakibatkan beberapa dari

110
responden mulai mengalami penurunan value =0,006 yang berarti < α 0,05 yang
penglihatan. Kemudian faktor lain yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian
menyebabkan kurangnya pengetahuan pada penelitian ini dapat disimpulkan
responden, kebanyakan responden bahwa ada hubungan antara
memiliki pendidikan SD sehingga Pengetahuan Diabetes Mellitus dengan
mempengaruhi gaya hidup responden Gaya Hidup Pasien Diabetes Mellitus.
yang tidak sehat. Hasil penelitian Hairi (2012)
berdasarkan uji chi square, dan
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud didapatkan nilai sebesar 9,179 dengan
dari perilaku sehat terkait dan p-value sebesar 0,010. p-value =0,010
peningkatan kesehatan. Aktivitas fisik < α (0,05), maka Ho ditolak, dan dapat
akan bermanfaat dalam mengatur berat disimpulkan bawha ada hubungan yang
badan dan menguatkan sistem jantung signifikan antara tingkat pengetahuan
dan pembuluh darah, aktivitas fisik atau tentang diabetes melitus dengan gaya
olahraga yang teratur dapat mencegah hidup penderita diabetes mellitus.
berbagai macam penyakit terutama walaupun mereka memiliki
diabetes tipe II. Orang yang beraktivitas pengetahuan yang cukup tentang gaya
fisik cukup tinggi, tubuhnya dapat hidup yang sehat, tetapi mereka enggan
mengubah glukosa menjadi glikogen untuk mempraktekkannya dalam
yang tersimpan dalam otot secara cepat, kehidupan sehari-hari seperti
daripada yang tidak melakukan aktivitas berolahraga, sarapan pagi,
fisik secara teratur dapat menambah mengonsumsi makanan sehat dan gizi
glikogen otot (Notoatmodjo, 2010). seimbang dan mengontrol berat badan.
Hasil uji Continuity Correction Pengetahuan diabetes sangat
menunjukan nilai signifikan р value = berpengaruh gaya hidup responden. Hal
0,003< α = 0,05 yang berarti bahwa ini dibenarkan oleh Notoadmojo (2007),
terdapat hubungan antara Tingkat pengetahuan atau kognitif merupakan
Pengetahuan dengan Gaya Hidup pada domain yang sangat penting untuk
Penderita Diabetes Mellitus yang terbentuknya tindakan atau perilaku
Berobat di Puskesmas Meomeo Kota seseorang. Perilaku yang di dasari oleh
Baubau. Sejalan dengan penelitian yang pengetahuan dan sikap positif, akan
dilakukan Dede (2018), Berdasarkan uji berlangsung langgeng. Pengetahuan
chi-square diperoleh nilai χ2 hitung penderita mengenai diabetes mellitus
sebesar 10,713 (p-value 0,005), merupakan sarana yang membantu
sehingga disimpulkan terdapat penderita menjalankan penanganan
hubungan yang signifikan tingkat diabetes selama hidupnya.
pengetahuan dengan gaya hidup
penderita diabetes melitus. Penelitian Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
ini menunjukan adanya hubungan Amin (2016), sebuah studi berbasis
tingkat pengetahuan pasien DM dengan komunitas tentang pengetahuan diabetes
gaya hidup pasien DM, dimana semakin mellitusdi antara orang dewasa di
baik pengetahuan pasien DM maka populasi pedesaan Kerala. Penelitian ini
gaya hidupnya semakin baik. menyimpulkan bahwa pengetahuan dan
sikap tentang DM memiliki hubungan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil terhadap modifikasi gaya hidup ada
penelitian Alfiani, dkk (2017) pasien DM dan kepatuhan terhadap
Berdasarkan uji chi-square diperoleh p pengobatan.
Penelitian lainnya yaitu, yang dilakukan praktik pasien diabetes (tipe II)
oleh abou(2016), dengan judul mengenai modifikasi gaya hidup
Pengetahuan, sikap dan praktik pasien di Rumah Sakit Universitas Qena
diabetes (tipe II) mengenai modifikasi di Jakarta Mesir
gaya hidup di Rumah Sakit Universitas Hulu.www.iiste.org ISSN 2422-
Qena di Jakarta Mesir Hulu 8419 Jurnal Peer-review
menyimpulkan bahwa Tingkat International Vol.
pengetahuan dan praktik modifikasi
gaya hidup di antara pasien diabetes AminMariya, Amit Ranjan,
mellitus tipe II yang hadir di Qena. Karthik.(2016). Sebuah studi
Rumah Sakit Universitas umumnya berbasis komunitas tentang
buruk. Namun demikian, sebagian besar pengetahuan diabetes mellitus di
pasien memiliki sikap positif terhadap antara orang dewasa di populasi
kehidupan yang sehat kebiasaan gaya pedesaan Kerala, Departemen
hidup yang berpotensi dimanfaatkan Kedokteran Komunitas, Institut
dan diterjemahkan ke dalam praktik Ilmu Kedokteran Amrita, Kochi,
gaya hidup sehat. Modifikasi gaya Kerala,India.
hidup memiliki peran penting dalam
pencegahan dan pengelolaan penyakit Dinkes Kabupaten Buton Selatan.
kronis seperti tipe II Pasien DM, yang (2018). Profil Dinas Kesehatan
prevalensinya meningkat di seluruh Kabupaten Buton Selatan Tahun
dunia pada tingkat yang 2018.Dinkes Kabupaten Buton
mengkhawatirkan terutama di negara Selatan
berkembang berbagai faktor seperti
Dinkes Provinsi SULTRA. (2019).
gaya hidup yang tidak aktif di Mesir
Profil dinas kesehatan provingsi
Hulu dan defisit dalam pengetahuan dan
Sulawesi tenggara tahun
praktik LSM.
2019.Dinkes Sulawesi tenggara
SIMPULAN Dinkes Kesehatan Kota Baubau. 2019,
Terdapat hubungan yang signifikan Profil Dinas Kesehatan Kota
antara pengetahuan dengan gaya hidup Baubau Tahun 2019.Dinkes Kota
penderita diabetes mellitus pada pasien Baubau
yang berobat di puskesmas meo meo.
Hairi, L.M., Apriatmoko, R. & Sari,
DAFTAR PUSTAKA L.N, (2012). Hubungan Antara
Alfiani Nurul, Rita yulifa, Ani Tingkat Pengetahuan Tentang
Sutrianinsih. Diabetes Melitus dengan Gaya
(2017).HubunganPengetahuan Hidup Penderita DiabetesMelitus
Diabetes Melitus Dengan Gaya Tipe II Di Desa Nyatnyono,
Hidup Pasien Diabetes Melitus Di Kecamatan Ungaran Barat,
Rumah Sakit Tingkat Ii Dr. KabupatenSemarang.,39.IDF,
Soepraoen Malang. Malang: Studi 2015. \International Diabetes
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Federation Diabetes Atlas 7th
Kesehatan Universitas edition.
Tribhuwana Tunggadewi Malang.
IDF,(2015). International Diabetes
abou haya, EL Azayiembayumi. Federation Diabetes Atlas 7th
(2016).Pengetahuan, sikap dan edition.
IDF,(2017). International Diabetes
Federation Diabetes Atlas 5th
edition.
Nurhasana, dede (2018), Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan
Gaya Hidup Penyandang Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Purwosari Kota
Surakarta. Surakarta:Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Notoadmodjo,(2007). Ilmu
KesehatanMasyarakat, Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoadmodjo,(2010). Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Jakarta: Rineka
Cipta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
(2018). Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan
kementrian RI tahun 2018.
Jakarta: badan penelitia dan
pengembangan kesehatan
kementrian kesehatan RI.
Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif.
Yogyakarta:NuhaMedika.
William Kiberenge,Zachari Muriuki
Ndegwa, Eva Wangichi Njenga,
Eva Wanguni Muchewi.(2010).
Pengetahuan, sikap, dan praktik
terkait diabetes di antara anggota
masyarakat di empat provinsi di
Kenya: studi lintas seksi
WHO,(2014).global reporton
noncomunicable disease 2014
worth heal'

Anda mungkin juga menyukai