Anda di halaman 1dari 1

PERTANYAAN :

Bagaimana Daulah Khilafah dahulu menanggulangi radikalisme ?

JAWAB :

Radikalisme adalah sebuah paham yang menginginkan perubahan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan cara kekerasan atau kerusakan (kbbi.web.id), lalu apabila telah terjadi sebuah tindakan
nyata dari paham radikalisme tersebut berupa kekerasan dan kerusakan, maka hal tersebut
dinamakan aksi terorisme.

Definisi ini harus sesuai dengan makna bahasa, dengan menghilangkan narasi – narasi pemerintah
yang seolah – olah menggiring pemahaman definisi ini menuju kepada kebangkitan Islam.

Lalu bagaimana cara Daulah menanggulangi paham radikalisme ?


Pertama, didalam Islam, Negara merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam
menyediakan fasilitas pendidikan, sarana dan prasarananya, serta kurikulim pendidikan yang tentu
sesuai dengan akidah Islam, tanpa sedikitpun memasukkan kurikulum barat yang bersifat hadaroh,
yang tentu cenderung merusak dan tidak sesuai dengan Islam.

Lewat pendidikan inilah, karakter anak-anak dibentuk sesuai dengan akhlak Islam, yakni berbelas
kasih kepada sesama, berbakti kepada orang tua, memuliakan tamu, berinfaq kepada yang
membutuhkan, tolong menolong dalam kebaikan, hidup untuk tunduk kepada hukum syara dan lain
sebagainya.

Ini merupakan langkah nyata bagi sebuah negara untuk menghilangkan adanya kemungkinan –
kemungkinan kesalahan berfikir akibat bebasnya akses kepada ilmu pengetahuan dan lembaga
pendidikan yang memiliki hadaroh-hadaroh yang rusak.

Kedua, tindakan selanjutnya adalah melakukan sanksi yang tegas bagi setiap pelaku yang berbuat
kerusakan dan kekerasan sebagai perwujudan dari pemahaman radikalisme yang dianut.

Dalam Islam, setiap pelanggaran ada sanksinya, sesuai dengan bentuk dan kadarnya. Jika tindakan
teror yang dilakukannya menyebabkan hilangnya nyawa orang banyak, maka menurut mazhab
Hanafi, orang tersebut harus dibunuh, tidak perlu membayar diyat. Namun, menurut Imam as-Syafii,
itu belum cukup. Selain harus dibunuh, dia diwajibkan membayar diyat kepada seluruh keluarga
korban. Alasannya, karena nyawa yang dia renggut lebih dari satu. Jika di-qishash, maka nyawanya
hanya berlaku untuk satu korban, sementara korban yang lain belum mendapat bagian. Karena itu,
dia wajib membayar diyat, agar defisit qishash  tersebut bisa ditutup (Lihat, as-Sarakhsi, al-
Mabsuth,  III/99).

dengan adanya tindakan sanksi yang tegas seperti ini, diharapkan akan menimbulkan efek jera
sebelum memulai suatu perbuatan, dan tentu tindakan terorisme dari paham radikal ini dapat
berhenti dengan sendirinya

Anda mungkin juga menyukai