ii | MANUAL BLU
MANUAL BLU | iii
iv | MANUAL BLU
KATA PENGANTAR
U
ndang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah memberikan
koridor baru bagi instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan
kepada masyarakat untuk dapat menerapkan pola keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dengan sebutan umum sebagai satuan kerja Badan Layanan
Umum (satker BLU). Peluang ini diberikan kepada instansi pemerintah yang melaksanakan tugas
melayani masyarakat publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, pengelola
dana khusus, dan pengelola barang dan jasa lainnya) untuk mengelola kegiatannya dengan ala bisnis
(business like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dapat lebih efisien dan efektif.
Sebagai pembina keuangan satker BLU, Menteri Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal
Perbendaharaan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pengelolaan keuangan satker BLU. Dalam kerangka pembinaan tersebut,
maka disusun manual yang mengacu pada paparan kebijakan teknis. Manual ini memiliki makna yang
sangat penting sebagai pedoman dan informasi bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya terkait dengan penerapan
pengelolaan satker BLU untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Manual ini terdiri atas lima bagian yaitu (1) Memahami BLU, (2) Membentuk Satker BLU, (3) Menata
Kelembagaan BLU, (4) Mengelola Keuangan BLU, dan (5) Akuntabilitas BLU. Dengan manual ini,
semua pihak diharapkan dapat lebih memahami mengenai bagaimana BLU dibentuk dan dikelola.
Akhirnya, semoga manual ini dapat bermanfaat bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya sehingga pengelolaan
BLU dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jakarta, Juni 2013
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Agus Suprijanto
MANUAL BLU | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR BOKS vi
ii | MANUAL BLU
III. MENATA KELEMBAGAAN 23
BLU
iv | MANUAL BLU
V. AKUNTABILITAS BLU 88
-- Bagaimanakah Mengelola Risiko 75
BLU Bidang Penyedia Barang dan -- Bagaimana Bentuk 89
Jasa Lainnya? Pertanggungjawaban BLU?
1. Menerapkan Manajemen Risiko 75 1. Laporan Keuangan 89
Pada BLU 2. Laporan Kinerja 98
2. Tujuan dan Manfaat Penerapan 75 -- Bagaimana Pengawasan dan 106
Manajemen Risiko Pemeriksaan BLU?
3. Struktur Manajemen Risiko 77 1. Reviu Laporan Keuangan BLU 106
4. Proses Manajemen Risiko 78 2. Audit Keuangan dan Kinerja 110
5. Mitigasi Risiko 78 3. Pengawasan oleh Dewas 111
-- Bagaimana Menerapkan 83
Remunerasi BLU?
1. Umum 83
DAFTAR PUSTAKA 112
2. Teknis Penerapan Sistem 84
Remunerasi
3. Penyusunan Usulan Remunerasi 85
MANUAL BLU | v
DAFTAR BOKS
Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN lebih dari satu kali dalam satu triwulan 63
Balanced Scorecard 97
Aspek yang Dinilai Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik (Permenpan 102
vi | MANUAL BLU
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Risiko Utama Satker BLU Bidang Penyedia Barang dan Jasa Lainnya 80
PA Pengguna Anggaran
MANUAL BLU | ix
SINGKATAN DAN AKRONIM
RM Rupiah Murni
UP Uang Persediaan
x | MANUAL BLU
MEMAHAMI
BLU bagaimana BLU dikembangkan di Indonesia?
apa itu BLU?
bagaimana kategorisasi BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya?
apa maksud dan tujuan penyusunan manuai BLU ini?
bagaimana sistematika penyajian manual BLU ini? 1
MANUAL BLU | 1
Bagaimana BLU
Dikembangkan di Indonesia?
I
nstansi pemerintah dapat ditinjau dari sudut tersebut, instansi pemerintah yang tugas
mechanic view, sebagai bagian dari birokrasi, pokok dan fungsinya memberi pelayanan
atau organic view, sebagai organisasi yang kepada masyarakat dapat menerapkan pola
berkembang dinamis. Dari kacamata organic pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
view, instansi pemerintah dapat dipersepsikan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan
sebagai agen pemerintah untuk melayani efektivitas. Instansi BLU ini diharapkan menjadi
masyarakat (public service agency). Fungsi ini contoh konkrit yang menonjol dari penerapan
bersifat dinamis dan dapat ditransformasikan manajemen keuangan berbasis pada hasil
ke dalam bentuk autonomous agency, yaitu
kinerja.
semacam badan otonom yang tetap menjadi
bagian pemerintah dan melaksanakan Secara khusus, peluang menjadi satker
kaidah-kaidah bisnis yang sehat, namun tidak BLU terbuka bagi satker pemerintah yang
mengutamakan mencari keuntungan. melaksanakan tugas operasional pelayanan
publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan,
Memahami BLU
diterjemahkan dalam Peraturan Pemerintah dilakukan oleh lembaga birokrasi murni, tetapi
Nomor 23 tahun 2005 tentang PK BLU. Hal diselenggarakan oleh instansi yang dikelola
ini membuka koridor baru bagi penerapan ala bisnis (business like) sehingga pemberian
basis kinerja di lingkungan pemerintah. Dengan layanan kepada masyarakat menjadi lebih
Pasal 68 dan Pasal 69 dari undang-undang efisien dan efektif.
2 | MANUAL BLU
Perbandingan
Penerapan BLU di Beberapa Negara
Ideologi dan doktrin new public management telah mengilhami banyak negara di dunia untuk
membentuk unit organisasi pemerintah yang bertindak sebagai agen dalam memberikan layanan
kepada masyarakat. Tren agencification yang dimulai awal tahun 1990-an di beberapa negara maju
memiliki beberapa karakteristik yang unik, antara lain:
Memahami BLU
• Profit bukan merupakan objek pajak.
MANUAL BLU | 3
Dengan Pola PK BLU, fleksibilitas diberikan dan penganggarannya, serta dalam
dalam rangka pelaksanaan anggaran, pertanggungjawabannya. Satker BLU berperan
termasuk pengelolaan pendapatan dan sebagai agen dari menteri/pimpinan lembaga
belanja, pengelolaan kas, dan pengelolaan
induknya dengan menandatangani kontrak
aset. Kepada BLU juga diberikan kesempatan
kinerja (a contractual performance agreement),
untuk mempekerjakan tenaga profesional
di mana menteri/pimpinan lembaga induk
non PNS serta kesempatan pemberian
bertanggung jawab atas kebijakan layanan
imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya. Sebagai penyeimbang, BLU yang hendak dihasilkan, dan BLU bertanggung
dikendalikan secara ketat dalam perencanaan jawab untuk menyajikan layanan yang diminta.
B
adan Layanan Umum adalah instansi di (tiga) golongan besar:
lingkungan Pemerintah yang dibentuk
1. Penyedia layanan barang dan/atau jasa,
untuk memberikan pelayanan kepada
misalnya: pendidikan dan pelatihan,
masyarakat berupa penyediaan barang dan/
kesehatan, penelitian dan pengembangan,
atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
Memahami BLU
4 | MANUAL BLU
“ Dalam pengelolaan keuangannya,
BLU diberikan
fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada
“
masyarakat”
Memahami BLU
B
LU bertujuan untuk meningkatkan menghasilkan semi barang/jasa publik
pelayanan kepada masyarakat dalam (quasi public goods).
rangka memajukan kesejahteraan umum dan 3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan/
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
laba.
diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
efisiensi dan produktivitas ala bisnis
produktivitas serta penerapan praktik bisnis
(business like).
yang sehat.
5. Rencana kerja/anggaran dan
Satker BLU mempunyai karakteristik sebagai pertanggungjawaban dikonsolidasikan
berikut :
pada instansi induk.
MANUAL BLU | 5
Kelembagaan Sektor Publik
di Indonesia
Pola transformasi kelembagaan sektor publik pada tahun 1990an dan awal 2000 terjadi dalam
berbagai cara, antara lain: (1) rightsizing (cut the government), yaitu reorganisasi untuk mengurangi
birokrasi demi meningkatkan efisiensi; (2) corporatization (managing for results), yaitu membuat
autonomous agency di instansi pemerintah yang bekerja ala korporasi; atau (3) privatization, yaitu
menjadikan sektor publik terbuka untuk dimiliki masyarakat/swasta. Dalam kasus Pola PK BLU, pola
transformasi mengikuti pola corporatization.
Sebagai agen yang otonom, satker BLU memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan
instansi lainnya. Berikut ini merupakan perbandingan kelembagaan sektor publik di Indonesia.
PNS
SDM PNS Pegawai persero
Non PNS
6 | MANUAL BLU
Fleksibilitas diberikan dalam rangka sesuai dengan kontribusinya. Fleksibilitas
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, masing-masing satker BLU, karena tidak
dan kesempatan untuk mempekerjakan
semua satker BLU membutuhkan suatu
tenaga profesional non-PNS serta kesempatan
fleksibilitas tertentu.
pemberian imbalan jasa kepada pegawai
B
adan Layanan Umum bidang barang dan jasa lainnya yang ada antara lain
penyedia barang dan jasa lainnya terdiri atas layanan pemasaran, penelitian, riset,
menyelenggarakan layanan barang dan/atau inseminasi buatan, dan pembiayaan teknologi
jasa selain pendidikan dan kesehatan.
dan informatika yang berjumlah 12 satker yang
Pada saat ini satker BLU bidang penyedia berasal dari tujuh K/L.
Memahami BLU
“ BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya yang
ada antara lain terdiri atas layanan pemasaran, penelitian,
MANUAL BLU | 7
Data dan Fakta
BLU di Bidang Penyedia Barang dan
Jasa Lainnya
Jumlah satker BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya sampai dengan Juni 2013 adalah 12
satker BLU atau 8% dari total 141 satker BLU.
Pendapatan yang dihasilkan BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya dimaksud pada tahun
2012 sebesar 9% dari total pendapatan layanan keseluruhan BLU.
4%
Pengelola
Kawasan
10% 9%
Pengelola Barang/Jasa
Dana Lainnya
27%
Kesehatan
50%
Memahami BLU
Pendidikan
Adapun perkembangan satker BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya (12 satker) dari tahun
2006 – 2012, sebagai berikut:
Keterangan:
Implementasi BLU penyedia barang/jasa lainnya dimulai tahun 2006
8 | MANUAL BLU
Apa Maksud dan Tujuan
Penyusunan Manual BLU ini?
M
anual ini ditujukan bagi satker BLU bidang kepada masyarakat.
penyedia barang dan jasa lainnya di 2. Memberikan pedoman bagi pembina
lingkungan Pemerintah Pusat. Penyusunan keuangan untuk melaksanakan pembinaan
manual dimaksudkan untuk memberikan PK BLU.
petunjuk bagi pelaksanaan PK BLU pada satker 3. Memberikan pedoman sekaligus informasi
BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya. bagi K/L sebagai pembina teknis bagi
satker BLU yang berada di bawah
Secara khusus, tujuan dari manual ini antara
kewenangannya.
lain:
4. Memberikan pedoman dan informasi
1. Memberikan pedoman sekaligus informasi bagi Dewan Pengawas dalam rangka
bagi satker BLU bidang penyedia barang pengawasan pengelolaan BLU terhadap
dan jasa lainnya terkait dengan kewajiban Satker BLU.
dan fleksibilitas dalam rangka menerapkan 5. Memberikan informasi kepada pemangku
PK BLU, untuk meningkatkan pelayanan kepentingan lainnya.
Memahami BLU
Bagaimana Sistematika Penyajian
Manual BLU ini?
S
istematika penyajian manual ini sebagai substantif, teknis, administratif, penilaian,
berikut: dan penetapan satker BLU.
3. Menata Kelembagaan BLU. Memuat
1. Memahami BLU. Memuat latar belakang,
kelengkapan kelembagaan infrastruktur
definisi dan karakteristik, kategorisasi BLU
satker BLU yang meliputi struktur
bidang penyedia barang dan jasa lainnya,
organisasi, pejabat pengelola, pejabat
maksud dan tujuan penyusunan manual,
perbendaharaan, dan kepegawaian BLU.
serta sistematika penyajian.
2. Membentuk Satker BLU. Memuat proses 4. Mengelola Keuangan BLU. Memuat
MANUAL BLU | 9
dari tahapan perencanaan, penganggaran, Sistematika penyajian diurutkan berdasarkan
pelaksanaan anggaran, dan pengelolaan tahapan dan alur proses untuk menjadi satker
risiko pada satker BLU. BLU, melengkapi infrastruktur, menjalankannya,
5. Akuntabilitas BLU. Memuat dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pertanggungjawaban anggaran dan BLU.
pengelolaan kinerja pada satker BLU.
Memahami BLU
10 | MANUAL BLU
2
MEMBENTUK
SATKER BLU
apa persayaratan substanstif menjadi satker BLU?
apa persyaratan teknis menjadi satker BLU?
apa persyaratan administratif menjadi satker BLU?
bagaimana proses pengusulan satker BLU?
bagaimana proses penilaian & penetapan satker BLU?
kapan status satker BLU berakhir?
MANUAL BLU | 11
I
Instansi pemerintah dapat menerapkan Pola Menteri Keuangan juga dapat mencabut status
PK-BLU apabila memenuhi persyaratan satker BLU pada satker BLU yang tidak lagi
substantif, teknis, dan administratif. Usulan memenuhi persyaratan substantif, teknis,
instansi pemerintah agar dapat menerapkan dan administratif. Pencabutan status satker
Pola PK BLU diajukan oleh menteri/pimpinan BLU dilakukan oleh Menteri Keuangan sesuai
lembaga kepada Menteri Keuangan. dengan kewenangannya atau berdasarkan
usulan dari menteri/pimpinan lembaga.
Menteri Keuangan memberikan penetapan
atau penolakan terhadap usulan penerapan Dalam rangka menilai usulan penetapan
Pola PK BLU harus dilakukan paling lambat tiga maupun pencabutan status BLU, Menteri
bulan sejak diterima usulan secara lengkap dari Keuangan dapat menunjuk suatu tim untuk
menteri/pimpinan lembaga. melakukan penilaian usulan dimaksud.
H
al-hal yang harus diperhatikan oleh calon a. Memiliki kode satker dari Kementerian
satker BLU sebelum melakukan penilaian Keuangan,
pemenuhan persyaratan substantif: b. Memiliki alokasi anggaran tersendiri
dalam dokumen pelaksanaan anggaran
1. Merupakan satker pemerintah yang
yang terpisah dari instansi vertikalnya,
dibentuk berdasarkan peraturan menteri/
dan
pimpinan lembaga atau peraturan lainnya
c. Membuat laporan keuangan sebagai
yang lebih tinggi, dan disetujui oleh Menteri
pertanggungjawaban anggaran.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan 3. Mempunyai pendapatan fungsional yang
Reformasi Birokrasi baik bersifat struktural signifikan dari hasil layanan yang diberikan
(memiliki eselonering tertentu) maupun kepada masyarakat berupa PNBP.
non-struktural (tidak memiliki eselonering 4. Merupakan satker yang telah berdiri
tertentu). sekurang-kurangnya dalam dua tahun
2. Mempunyai pengelolaan keuangan yang anggaran atau satker baru yang
mandiri dan dicirikan dengan: diamanatkan Peraturan Pemerintah atau
peraturan lainnya yang lebih tinggi.
12 | MANUAL BLU
Beberapa Kasus
Persiapan Menjadi BLU
Kasus 1 Analisis
Sebuah balai diklat di bawah K/L akan Seyogyanya tidak dikembangkan
dikembangkan menjadi satker BLU. Diklat menjadi satker BLU, mengingat balai
tersebut sudah berjalan selama lebih dari diklat dimaksud bukan merupakan
2 tahun anggaran. Seluruh pembiayaan satker mandiri dan tidak mempunyai
balai diklat diperoleh dari alokasi rupiah pendapatan yang signifikan.
murni APBN dan menginduk pada satker
Sekretariat Jenderal K/L. Ke depan, balai
diklat dimaksud akan diarahkan untuk
melayani masyarakat luas dan memperoleh
pendapatan yang signifikan.
Kasus 3 Analisis
Berdasarkan Undang Undang APBN tahun Seyogyanya fokus pada memperjelas
anggaran berjalan, DPR mengamanatkan bentuk kelembagaan satkernya terlebih
pembentukan satker BLU. Potensi dahulu, sebelum dikembangkan menjadi
pendapatan yang akan diperoleh di masa satker BLU.
depan cukup signifikan untuk menjamin
kontinuitas layanan.
MANUAL BLU | 13
P
ersyaratan substantif bagi BLU penyedia 4. Bukan merupakan pelayanan yang
barang dan jasa lainnya terpenuhi apabila bersifat administratif dan mandatory yang
P
enilaian persyaratan teknis calon dari pengaruh (impact) layanan terhadap
satker BLU terpenuhi apabila satker masyarakat yang cukup besar atau
bersangkutan:
layanannya mempengaruhi pencapaian
14 | MANUAL BLU
Apa Persyaratan Administratif
Menjadi Satker BLU?
A
gar dapat menghasilkan dokumen dan sesudah menjadi satker BLU
persyaratan administratif yang secara memadai.
memuaskan, satker harus memenuhi unsur- 3) Justifikasi bahwa penambahan
unsur: dan/atau penghapusan unit kerja
telah mempertimbangkan prinsip
1. Menyusun Pernyataan Kesanggupan untuk
efisiensi dan efektivitas pelayanan.
meningkatkan kinerja layanan, keuangan,
4) Uraian tupoksi organisasi secara
dan manfaat bagi masyarakat. Pernyataan
rinci pada berbagai jenjang
kesanggupan tersebut disusun sesuai
jabatan.
dengan format yang ditetapkan Menteri
5) Uraian tugas jabatan yang meliputi
Keuangan, bermaterai, ditandatangani oleh
nama jabatan, persyaratan jabatan,
pimpinan satker yang mengajukan usulan
standar kompetensi, ikhtisar
untuk menerapkan PK BLU, dan disetujui
jabatan, tujuan jabatan, uraian
oleh menteri/pimpinan lembaga terkait.
tugas dan kegiatan, hasil kerja,
wewenang, tanggung jawab,
MANUAL BLU | 15
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
16 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
MANUAL BLU | 17
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
18 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
Metode analisis tersebut digunakan bersangkutan. Isi dari subbab ini harus
menjelaskan antara lain:
MANUAL BLU | 19
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
20 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pengusulan Satker
BLU?
P
emimpin satker secara berjenjang oleh K/L bersangkutan. Berdasarkan hasil
menyampaikan usulan dengan dilampiri pengkajian/penilaian tersebut K/L selanjutnya
dokumen persyaratan administratif di atas mengajukan usulan penetapan menjadi satker
kepada menteri/pimpinan lembaga untuk BLU bagi calon satker BLU yang dianggap
kemudian dilakukan pengkajian/penilaian layak kepada Menteri Keuangan.
P
enilaian persyaratan administratif calon pertimbangan penetapan satker bersangkutan
satker BLU dan penetapan menjadi satker menjadi satker BLU. Menteri Keuangan
Hasil penilaian Tim Penilai dituangkan dalam 4. Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN
MANUAL BLU | 21
Kapan Status
Satker BLU
Berakhir?
S
ementara itu, status satker BLU akan
berakhir apabila:
22 | MANUAL BLU
3
MENATA
KELEMBAGAAN
BLU
bagaimana menata organisasi BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya?
siapa unsur pengelola BLU?
bagaimana menata kepegawaian BLU?
siapa unsur pejabat perbendaharaan BLU?
MANUAL BLU | 23
Bagaimana Menata Organisasi BLU
Menata Kelembagaan BLU
S
truktur organisasi bidang penyedia barang organisasi meliputi kedudukan, susunan
dan jasa lainnya harus menggambarkan jabatan, dan hubungan kerja antarunit. Tugas
posisi jabatan yang ada pada organisasi dan wewenang tiap jabatan harus diuraikan
dan hubungan wewenang/tanggung jawab secara jelas, berikut persyaratan menduduki
antarjabatan dalam pelaksanaan tugasnya. jabatannya.
Melalui struktur organisasi, budaya dan
Satker BLU harus mempunyai struktur
prinsip-prinsip organisasi diterapkan dalam
organisasi dengan kriteria sebagai berikut:
menjalankan roda kehidupannya.
24 | MANUAL BLU
suatu organisasi, fungsi keuangan, 1. Adanya persamaan visi di semua
fungsi operasional/pelaksanaan, dan level organisasi, namun manajemen
fungsi pengawasan. puncaklah yang bertanggung jawab untuk
b. Adanya badan/unit yang berfungsi memastikan bahwa visi tersebut ada dan
sebagai internal audit; dipelihara.
Fungsi tersebut dapat dilaksanakan 2. Peran pemimpin adalah membangun visi
oleh SPI ataupun Inspektorat Jenderal bersama, memberdayakan karyawan,
pada K/L. Bentuk unit tersebut menginspirasikan komitmen, dan
disesuaikan dengan kebutuhan satker mendorong pengambilan keputusan
dilakukan secara logis dan sesuai dengan sebagai penggerak utama dan ukuran
MANUAL BLU | 25
Menata Organisasi BLU
Gambar 3.1
Kriteria
Struktur Organisasi BLU
STRUKTUR R
ORGANISASIOrganisasi
I BLU Menunjukkan kejelasan garis komando
BLU T
atau koordinasinya
E
R
I
A Menggambarkan pengelompokan fungsi
yang logis
Menata Kelembagaan BLU
P
rinsip penyusunan organisasi satker BLU sehingga tidak ada tugas yang tidak
adalah: ditangani oleh suatu unit organisasi dan
tidak ada tugas yang ditangani oleh lebih
1. Mempunyai visi, misi, dan tujuan yang
dari satu unit organisasi.
spesifik di bidang peningkatan mutu
5. Setiap unit organisasi harus mempunyai
pelayanan masyarakat. hubungan yang jelas antara satu dengan
2. Pembagian jumlah unit organisasi harus yang lain sehingga terdapat kesatuan arah
memperhatikan sifat pekerjaan dalam dan tindakan dalam mencapai visi dan misi
organisasi dalam arti untuk mendukung organisasi.
terwujudnya institutional coherence, maka 6. Setiap unit organisasi harus mempunyai
tugas-tugas yang bersesuaian tidak perlu kewenangan yang jelas sehingga
dipecah-pecah ke dalam beberapa unit. mekanisme pengambilan keputusan
3. Adanya kepastian bahwa tugas-tugas pada masing-masing unit organisasi
dalam organisasi akan terus berlangsung dapat menunjukkan keseimbangan antara
dalam jangka waktu yang lama (tidak kewenangan dan tanggung jawab.
bersifat ad hoc). 7. Desain organisasi harus memperhatikan
4. Semua tugas organisasi harus dibagi habis keserasian antara besaran organisasi
ke dalam unit-unit organisasi di bawahnya, dengan beban tugas, kemampuan, dan
26 | MANUAL BLU
Menata Organisasi BLU
mekanisme kerja dan akuntabilitas susunan jabatan, dan hubungan kerja antar
Gambar 3.2
Ilustrasi
Struktur Organisasi Satker BLU
SPI
J
ika struktur organisasi yang ada saat 2005. Penyusunan struktur organisasi yang
ini (existing) belum menggambarkan baru hendaknya memperhatikan kebutuhan
pengendalian internal yang memadai, maka terhadap fleksibilitas, kemampuan untuk
harus diajukan format struktur organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan,
yang baru yang memenuhi ketentuan dalam kreativitas, pengetahuan dan kemampuan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan.
MANUAL BLU | 27
Menata Kelembagaan BLU
Satker BLU dapat melakukan perubahan/ Prosedur kerja dapat memberikan arah bagi
penyesuaian tata kelola maupun perubahan BLU dalam upaya peningkatan kinerja BLU
struktur organisasi. Perubahan tata kelola dan yang bersangkutan, disamping menghindarkan
struktur organisasi tersebut dilakukan dengan adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan
mengikuti mengikuti peraturan atau ketentuan pekerjaan. Disamping itu, prosedur kerja
perundang-undangan yang berlaku. dapat digunakan untuk menelusuri kesalahan-
Tata laksana atau prosedur kerja merupakan kesalahan prosedural, baik dalam pemberian
urutan pekerjaan yang dilakukan oleh satker pelayanan kepada publik maupun pelaksanaan
BLU dalam melaksanakan kegiatannya. pekerjaan rutin.
Prosedur kerja ini menggambarkan wewenang/
tanggung jawab masing-masing jabatan dan Satker pemerintah yang menjadi satker BLU
prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan harus mempunyai prosedur kerja untuk semua
tugasnya. Secara sederhana, prosedur kegiatannya, terutama kegiatan utama (core
kerja dapat diartikan sebagai pedoman yang business). Prosedur kerja disajikan dalam
menunjukkan apa yang harus dilakukan, bentuk bagan arus (flowchart) diikuti dengan
kapan hal tersebut dilakukan, dan siapa yang narasi yang menjelaskan bagan arus tersebut.
melakukannya. Sehingga, adanya prosedur Prosedur kerja mencakup empat aspek, yaitu
kerja sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi, aspek pelayanan, keuangan, administrasi
baik dari tingkat pimpinan hingga level (termasuk aspek sarana dan prasarana), dan
organisasi yang terendah. SDM.
28 | MANUAL BLU
Siapa Unsur Pengelola BLU?
B
LU dikelola oleh pejabat pengelola penanggung jawab keuangan yang
BLU yang terdiri dari Pemimpin BLU, berkewajiban:
Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA,
Sebutan tersebut dapat disesuaikan dengan
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan
nomenklatur yang berlaku pada instansi
anggaran satker BLU,
pemerintah yang bersangkutan. Kedudukan
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis dalam
belanja,
struktur organiasi harus setara untuk menjamin
d. menyelenggarakan pengelolaan kas,
adanya mekanisme saling uji (check and
e. melakukan pengelolaan utang-piutang,
balance). Selain itu, dalam rangka pembinaan
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang,
dan pemeriksaan intern BLU juga dilengkapi
aset tetap, dan investasi BLU,
dengan Dewas dan SPI.
g. menyelenggarakan sistem informasi
manajemen keuangan, dan
kinerja operasional dan keuangan BLU. b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA,
dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja
MANUAL BLU | 29
Unsur Pengelola BLU
30 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU
Jumlah Dewas
tersebut dapat
3 orang tsb. di atas, atau 5 ditinjau kembali
orang terdiri dari: :
Omset di atas Rp30 apabila realisasi nilai
• 2 dari kementerian
omset dan/atau
2 miliar atau aset di teknis
• 2 dari Kementerian nilai aset mengalami
atas Rp200 miliar. penurunan selama 2
Keuangan
• 1 tenaga ahli (dua) tahun berturut
turut lebih rendah
dari persyaratan.
MANUAL BLU | 31
Unsur Pengelola BLU
32 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU
MANUAL BLU | 33
Unsur Pengelola BLU
34 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU
dalam jangka waktu tertentu apabila kewenangan Dewas, Dewas dari unsur
MANUAL BLU | 35
Unsur Pengelola BLU
36 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU
MANUAL BLU | 37
Unsur Pengelola BLU
melakukan pengawasan
terhadap BLU, dibentuk dengan keputusan
menteri/pimpinan lembaga atas persetujuan
Menteri Keuangan
“
38 | MANUAL BLU
Bagaimana menata Kepegawaian
BLU?
P
ejabat pengelola BLU dan pegawai BLU Kebutuhan tenaga profesional non PNS
dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga disesuaikan dengan RSB, Pola Tata Kelola, dan
profesional non PNS sesuai dengan kebutuhan Standar Pelayanan Minimal satker BLU.
BLU. Pejabat pengelola BLU dan pegawai
BLU yang berasal dari tenaga profesional non BLU menerapkan standar kompetensi bagi
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau pejabat pengelola dan pegawai BLU. Adanya
berdasarkan kontrak. Pejabat perbendaharaan standar kompetensi menunjukkan aspek
pada BLU pada kementerian negara/lembaga transparansi dalam penempatan posisi jabatan,
yang meliputi KPA, Bendahara Penerimaan, dan memenuhi aspek keadilan. Sedangkan
dan Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh terkait tenaga profesional non PNS, selain
PNS.
standar kompetensi BLU perlu mengatur
pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai terhadap pola mutasi para pejabat BLU,
BLU di lingkungan K/L yang berasal dari tenaga yaitu dalam rangka promosi dan demosi
profesional non PNS diatur oleh pemimpin berdasarkan kinerja yang telah dicapai.
BLU.
MANUAL BLU | 39
Unsur Pejabat BLU
Setiap terjadi pergantian jabatan kepala tanggung jawab KPA dilakukan dalam
satker, setelah serah terima jabatan pejabat bentuk:
kepala satker yang baru langsung menjabat
a. mengesahkan rencana pelaksanaan
sebagai KPA.
kegiatan, rencana penerimaan PNBP
Dalam pelaksanaan anggaran pada Satker BLU, dan rencana penarikan dana;
BLU, KPA memiliki tugas dan wewenang: b. merumuskan standar operasional yang
diperlukan dalam rangka pengelolaan
a. menyusun RBA, RKA-K/L, dan DIPA;
BLU;
b. untuk 1 DIPA, KPA menetapkan 1 atau
c. menyusun sistem pengawasan dan
lebih untuk melakukan tindakan yang
pengendalian agar proses penyelesaian
mengakibatkan pengeluaran anggaran
tagihan atas beban APBN, baik RM
belanja Negara;
maupun pendapatan BLU (PNBP)
c. untuk 1 DIPA, KPA menetapkan 1
dilaksanakan sesuai dengan peraturan
PP-SPM untuk melakukan pengujian
perundang-undangan;
tagihan dan menerbitkan SPM atas
d. melakukan pengawasan agar
beban anggaran belanja Negara;
pelaksanaan kegiatan dan pengadaan
d. menetapkan Bendahara Pengeluaran
barang/jasa sesuai dengan keluaran
Menata Kelembagaan BLU
40 | MANUAL BLU
Unsur Pejabat BLU
MANUAL BLU | 41
Unsur Pejabat BLU
42 | MANUAL BLU
Unsur Pejabat BLU
RM mengikuti ketentuan sebagaimana diatur KPPN untuk diterbitkan SP2B BLU. Pejabat
dalam PMK 190/PMK.05/2012 tentang Tata penandatangan SP3B BLU adalah juga
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Pejabat Penguji/Penandatangan SPM.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Demikian juga petugas pengantar SP3B
Negara. Sementara itu, penggunaan dan BLU adalah petugas pengantar SPM.
pertanggungjawaban PNBP BLU berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis Bendahara Pengeluaran
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran
Badan Layanan Umum dan Peraturan Direktur Bendahara Pengeluaran mengelola
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/ rekening pengeluaran untuk menampung
PB/2011 tentang Mekanisme Pengesahan
uang yang bersumber dari RM, dan
Pendapatan dan Belanja Satker BLU.
pengelolaannya mengikuti ketentuan PMK
juga dengan sebutan lain yang dirasa lebih pengelola dana BLU. Pengelolaan belanja
sesuai, misal: Surat Perintah Transfer Dana, yang bersumber dari pendapatan BLU,
Cek, dan lain-lain yang sejenis). mengacu pada peraturan yang ditetapkan
oleh pemimpin Satker BLU.
Dalam rangka pertanggungjawaban
pendapatan dan/atau belanja atas PNBP
BLU, BLU mengajukan SP3B BLU kepada
MANUAL BLU | 43
1
MENGELOLA
KEUANGAN
BLU
bagaimana proses perencanaan dan penganggaran BLU?
bagaimana proses pelaksanaan anggaran BLU?
bagaimana proses pengelolaan piutang dan utang BLU?
bagaimana mengelola risiko BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya?
bagaimana menerapkan remunerasi BLU?
4
Mengelola Keuangan BLU
44 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Perencanaan dan
Penganggaran BLU?
MANUAL BLU | 45
Sistematika Usulan Tarif Layanan BLU
kepada Menteri Keuangan
Pendahuluan
I. a. Kondisi umum
b. Potensi dan permasalahan
Karakteristik BLU
II.
a. Visi, misi dan tujuan
b. Tupoksi, struktur organisasi, pusat biaya dan unit-unit
layanan
c. Produk/layanan
Usulan Tarif
V.
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan
b. Daya beli masyarakat
c. Asas keadilan dan kepatutan
d. Kompetisi yang sehat
PENUTUP
VI. Lampiran-Lampiran
46 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
MANUAL BLU | 47
Perencanaan dan Penganggaran BLU
full costing yaitu perhitungan semua penyempurnaan usulan tarif BLU. Usulan
biaya secara akrual terdiri dari tarif yang telah disempurnakan diajukan
biaya yang langsung berhubungan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri
dengan layanan dan biaya yang Keuangan untuk ditetapkan.
tidak langsung berhubungan
Menteri Keuangan c.q. Ditjen
dengan layanan.
Perbendaharaan c.q. Direktorat PPK BLU
6) Distribusi kegiatan tidak langsung
melakukan pengkajian atas kelengkapan
terhadap kegiatan langsung yang
dan kelayakan usulan tarif satker BLU.
menghasilkan layanan dapat
Hasil kajian kemudian disampaikan
mengunakan beberapa metode
kepada tim penilai tarif untuk dinilai dengan
costing antara lain: Simple
memperhatikan justifikasi atas 4 aspek
Distribution, Step Down Method,
tarif layanan. Dalam melakukan penilaian
Activity Based Costing, Double
terhadap usulan tarif, tim penilai tarif dapat
Distribution atau yang lain.
mengundang narasumber atau pihak
d. Penyusunan usulan tarif BLU tekait yang kompeten di bidangnya apabila
Penyusunan usulan tarif BLU dilakukan diperlukan.
dengan memperhatikan kebijakan tarif
Mengelola Keuangan BLU
48 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
tahun yang akan datang (1 Januari besaran biayanya tidak dapat dilampaui
s.d. 31 Desember tahun yang akan dalam penyusunan RKA-K/L.
datang). Penyusunan target (rencana)
Dalam rangka pelaksanaan anggaran, SBM
PNBP BLU dikoordinasikan oleh masing
berfungsi sebagai :
– masing K/L. Target (rencana) PNBP
BLU disusun serealistis mungkin dengan a. batas tertinggi yaitu merupakan besaran
memperhitungkan seluruh potensi biaya yang tidak dapat dilampaui;
pendapatan yang akan diperoleh pada tahun b. estimasi yaitu merupakan besaran
berkenaan. biaya yang dapat dilampaui
disesuaikan dengan harga pasar dan
ketersediaan alokasi anggaran dengan
3. Menyusun dan Mengajukan Usul
memperhatikan prinsip ekonomis
Standar Biaya
efisiensi, efektifitas, serta mengacu
Standar Biaya adalah satuan biaya yang pada ketentuan peraturan perundang-
ditetapkan baik berupa SBM maupun SBK undangan
sebagai acuan perhitungan kebutuhan
anggaran dalam RKA-K/L. Selain SBM yang telah ditetapkan, Menteri
Keuangan dapat menyetujui SBM lainnya
yang merupakan batas tertinggi yang b. mempunyai jenis dan satuan yang jelas
MANUAL BLU | 49
Perencanaan dan Penganggaran BLU
50 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
termasuk satuan biaya untuk menambah sementara RSB mengacu pada Renstra
penghasilan dan fasilitas pejabat negara/ K/L. RBA memuat program, kegiatan,
pegawai negeri/non pegawai negeri) anggaran pendapatan dan belanja termasuk
estimasi saldo kas.
Mekanisme pengajuan dan penetapan
RBA disusun berdasarkan usulan dari
SBK lebih lanjut agar mengikuti ketentuan
masing-masing unit kerja pada satker
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
BLU. Masing-masing unit kerja tersebut
mengenai Satuan Biaya.
mengajukan kebutuhan anggaran yang
4. Menyusun dan Mengajukan diperlukan beserta target pendapatannya.
Pengesahan Rencana Bisnis dan Penyusunan kebutuhan anggaran yang
Anggaran akan diajukan harus berada dalam koridor
program, kegiatan, dan kebijakan yang telah
Pengesahan RBA disusun dengan
dituangkan dalam RSB.
mengacu pada RSB lima tahunan,
MANUAL BLU | 51
Perencanaan dan Penganggaran BLU
RBA menganut pola anggaran fleksibel memerlukan ikhtisar RBA mengingat RBA
dengan persentase ambang batas belanja berbasis akrual sementara RKA-K/L berbasis
tertentu. Pola anggaran leksibel merupakan kas. Ikhtisar RBA adalah ringkasan RBA
pola anggaran yang penganggaran belanjanya yang berisikan program, kegiatan, sumber
Mengelola Keuangan BLU
dapat bertambah atau berkurang dari yang pendapatan, dan jenis belanja, serta
dianggarkan sepanjang pendapatan terkait pembiayaan sesuai dengan format RKA-K/L.
52 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
MANUAL BLU | 53
Perencanaan dan Penganggaran BLU
54 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
Setelah alokasi anggaran ditetapkan satker Penyusunan RBA Definitif dapat dijelaskan
BLU sekali lagi menyesuaikan RBA sebagai berikut :
yang telah dibuat menjadi RBA Definitif.
MANUAL BLU | 55
Perencanaan dan Penganggaran BLU
Renja-K/L. Pagu indikatif diperoleh dari angka anggaran K/L disampaikan kepada setiap K/L
prakiraan maju yang sudah dicantumkan paling lambat pada akhir bulan Juni. Alokasi
tahun sebelumnya yang telah melalui proses Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran
penyesuaian ditambah dengan inisiatif baru pengeluaran yang dialokasikan kepada K/L
pada kesempatan pertama yang diakomodasi/ berdasarkan hasil pembahasan Rancangan
disetujui APBN yang dituangkan dalam berita acara
hasi kesepakatan Pembahasan Rancangan
Pagu Anggaran K/L adalah batas tertinggi APBN antara Pemerintah dan DPR. Angka
anggaran yang dialokasikan kepada K/L yang tercantum dalam alokasi anggaran
dalam rangka penyusunan RKA-K/L. Pagu adalah angka yang tertuang dalam berita acara
anggaran ditetapkan Menteri Keuangan hasil kesepakatan pembahasan RUU APBN,
dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, penyesuaian angka dasar (jika diperlukan
besaran pagu indikatif, Renja-K/L, dan lagi), ditambah dengan inisiatif baru pada
memperhatikan hasil evaluasi kinerja K/L. kesempatan ketiga yang diakomodasi/disetujui.
Angka yang tercantum dalam pagu anggaran Penyusunan RBA oleh satker BLU tidak dapat
adalah angka di pagu indikatif, penyesuaian dilepaskan dari kerangka penyusunan APBN.
angka dasar (jika diperlukan lagi) ditambah Penyusunan RBA harus sejalan dengan timeline
Mengelola Keuangan BLU
dengan inisiatif baru pada kesempatan penetapan pagu indikatif, pagu anggaran dan
kedua yang diakomodasi/disetujui. Pagu alokasi anggaran pada penyusunan APBN.
56 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pelaksanaan
Anggaran BLU?
1. Menyusun DIPA BLU
BLU merupakan dokumen pelaksanaan
DIPA BLU disusun dengan mengacu pada anggaran BLU, dan menjadi dasar
RBA Definitif dan Ikhtisar RBA Definitif. DIPA pencairan/penarikan dana dari APBN.
MANUAL BLU | 57
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
Penjelasan untuk tanda *) di poin saldo awal kas pada Gambar 4.8 di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
58 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
c. Menyimpan kas, melakukan pembayaran mendapat izin dari Kuasa BUN Pusat
dan mengelola rekening bank. Dalam (Ditjen Perbendaharaan).
rangka mengelola pendapatan dan belanja,
satker BLU membuka rekening yang Rekening lainnya pada BLU terdiri
terdiri dari rekening pengeluaran untuk dari rekening operasional BLU untuk
menampung dana yang bersumber dari mengelola pendapatan dan BLU, rekening
RM dan rekening lainnya untuk mengelola pengelolaan kas BLU untuk penempatan
pendapatan dan belanja yang bersumber idle cash BLU dan rekening dana
dari PNBP BLU. Pembukaan rekening
kelolaanmenampung dana yang tidak
pengeluaran harus mendapat izin terlebih
dimasukkan ke dua rekening pengelolaan
dahulu dari Kuasa BUN. Sementara
kas dan operasional BLU.
untuk pembukaan rekening lainnya harus
MANUAL BLU | 59
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
60 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
MANUAL BLU | 61
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
1) Cut off belanja sejak cut offt riwulan III, yaitu tanggal 27
a) Triwulan I adalah untuk realisasi pendapatan dan September 20xx s/d 31 Desember 20xx.
belanja mulai tanggal 1 Januari s/d 27 Maret 20xx.
Cut off triwulan I adalah tanggal 28 Maret 20xx (3 2) Pengajuan SP3B BLU
hari kerja sebelum akhir triwulan I) a) Pengajuan SP3B BLU Triwulan I adalah mulai tanggal
b) Triwulan II adalah untuk realisasi pendapatan dan 28, 29, 30, dan paling lambat tanggal 31 Maret
belanja sejak cut off triwulan I, yaitu tanggal 28 20xx pada pukul 10.00 waktu setempat.
Maret 20xx s/d 26 Juni 20xx. Cut off triwulan II adalah b) Pengajuan SP3B BLU Triwulan II adalah mulai tanggal
tanggal 27 Juni 20xx (3 hari kerja sebelum akhir 27, 28, 29, dan paling lambat tanggal 30 Juni 20xx
triwulan II). pada pukul 10.00 waktu setempat.
c) Triwulan III adalah untuk realisasi pendapatan dan c) Pengajuan SP3B BLU Triwulan III adalah mulai
belanja sejak cut off triwulan II, yaitu tanggal 27 Juni tanggal 27, 28, 29, dan paling lambat tanggal 30
20xx s/d 26 September 20xx. Cut off triwulan September 20xx pada pukul 10.00 waktu setempat.
III adalah tanggal 27 September 20xx (3 hari kerja d) Pengajuan SP3B BLU Triwulan IV mengikuti
sebelum akhir triwulan III). ketentuan mengenai langkah-langkah menghadapi
d) Triwulan IV adalah untuk realisasi pendapatan dan akhir tahun anggaran.
62 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
MANUAL BLU | 63
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
a. Pengajuan dan Pengujian SP3B BLU b. Pejabat SP3B BLU dan Tata Cara
BLU menyampaikan SP3B BLU ke KPPN Pejabat penandatangan, petugas
dilampiri: pengantar SP3B BLU, dan petugas
1) Surat Pernyataan Tanggung Jawab pengambil SP2B BLU adalah PP- SPM,
(SPTJ) yang ditandatangani oleh KPA/ petugas pengantar SPM dan petugas
Pemimpin BLU, dan pengambil SP2D pada BLU. Pada surat
2) ADK SP3B BLU yang dihasilkan dari KPA/Kuasa PA tentang penunjukan
aplikasi yang telah disediakan oleh PP-SPM, petugas pengantar SPM
berdasarkan SP3B BLU yang diajukan oleh BLU dan pengambil SP2B BLU.
BLU.
6. Mengajukan dan Menyetujui Revisi
Dalam hal terjadi kesalahan pada SP3B RBA
BLU, BLU mengajukan ralat SP3B BLU
ke KPPN. Kesalahan SP3B BLU dapat Revisi RBA Definitif dapat dilakukan
berupa kesalahan administrasi dan/
Mengelola Keuangan BLU
64 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
MANUAL BLU | 65
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
66 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
MANUAL BLU | 67
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, ambang batas dengan menambah output
sebagai contoh revisi penggunaan saldo baru harus mendapat persetujuan Menteri
awal dan revisi pagu belanja yang melewati Keuangan.
68 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
Penggolongan
Kondisi Piutang
Kualitas Piutang
Dalam rangka penyisihan piutang tidak tertagih cadangan yang harus dibentuk untuk
pada BLU, Pemimpin BLU wajib menilai kualitas penyisihan piutang tidak tertagih yang umum
piutang serta memantau dan mengambil dan yang khusus ini adalah sebagai berikut :
langkah-langkah yang diperlukan agar hasil
penagihan piutang yang telah disihkan a. Penyisihan piutang tidak tertagih yang
senantiasa dapat direalisasikan. umum ditetapkan paling sedikit sebesar
0,5% dari piutang yang memiliki kualitas
Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan lancar.
mepertimbangkan sekurang-kurangnya : b. Penyisihan piutang tidak tertagih yang
a. Jatuh tempo piutang khusus ditetapkan sebesar:
b. Upaya penagihan 1) 10% dari piutang dengan kualitas
kurang lancar setelah dikurangi dengan
Dalam pengelolaan piutang, satker BLU wajib nilai agunan atau nilai barang sitaan;
membentuk penyisihan piutang tidak tertagih 2) 50% dari piutang dengan kualitas
yang umum dan yang khusus. Besarnya diragukan setelah dikurangi dengan
MANUAL BLU | 69
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
nilai agunan atau nilai barang sitaan; maksimal maka tahap-tahap yang dilakukan
dan adalah:
3) 100% dari piutang dengan kualitas a. BLU menyerahkan pengurusan piutang
macet setelah dikurangi dengan nilai kepada PUPN/DJKN sesuai ketentuan
agunan atau nilai barang sitaan. peraturan perundang-undangan di
bidang pengurusan piutang negara,
K/L dapat melakukan restrukturisasi
b. PUPN mengurus sampai lunas, selesai,
terhadap debitur sesuai ketentuan peraturan
optimal/dinyatakan PSBDT, atau
perundang-undangan dalam hal:
c. Pemimpin BLU melakukan penghapusan
a. Debitur mengalami kesulitan
secara bersyarat terhadap piutang
pembayaran; dan/atau
BLU yang dinyatakan PSBDT
b. Debitur memiliki prospek usaha
dengan menerbitkan surat keputusan
yang baik dan diperkirakan mampu
penghapusan.
memenuhi kewajiban setelah dilakukan
Restrukturisasi. Penghapusan secara bersyarat terhadap
piutang BLU yang telah dinyatakan PSBDT
Kualitas piutang setelah persetujuan
oleh PUPN dilakukan dengan menghapuskan
restrukturisasi dapat diubah oleh K/L, yaitu:
Piutang BLU dari pembukuan BLU tanpa
Mengelola Keuangan BLU
70 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
MANUAL BLU | 71
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
72 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
dimaksud aset tetap dilarang dijadikan c. Saldo kas dan setara kas BLU tidak
jaminan. mencukupi atau tidak memadai untuk
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam membiayai pengeluaran dimaksud, dan
melakukan pinjaman jangka pendek adalah: d. Jumlah pinjaman jangka pendek yang
a. Kegiatan tersebut telah tercantum masih ada ditambah dengan jumlah
dalam RBA tahun anggaran berjalan, pinjaman jangka pendek yang akan
namun dana yang tersedia dari PNBP ditarik tidak melebihi 15% (lima belas
tidak/belum mencukupi untuk menutup persen) dari jumlah pendapatan BLU
kebutuhan atau kekurangan dana untuk tahun anggaran sebelumnya yang tidak
membiayai kegiatan dimaksud. bersumber langsung dari APBN (Rupiah
b. Kegiatan yang akan dibiayai bersifat Murni) dan hibah terikat.
mendesak dan tidak dapat ditunda.
MANUAL BLU | 73
Proses Pengelolaan Utang dan Piutuang BLU
74 | MANUAL BLU
Bagaimanakah Mengelola Risiko
BLU Bidang Penyedia Barang dan Jasa Lainnya?
1. Menerapkan Manajemen Risiko Pada dan misi organisasi secara efektif, efisien,
BLU dan produktif.
MANUAL BLU | 75
Mengelola Risiko BLU
Kemungkinan Resiko
Kemungkinan Keterangan
Tinggi
Kemungkinan Tinggi terjadi/Hampir Pasti terjadi
Dampak Risiko
rendah
Rendah
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku
sedang
Sedang
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku
Tinggi tinggi
76 | MANUAL BLU
Mengelola Risiko BLU
MANUAL BLU | 77
Mengelola Risiko BLU
78 | MANUAL BLU
Mengelola Risiko BLU
MANUAL BLU | 79
Mengelola Risiko BLU
Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Penyedia Barang dan Jasa Lainnya
1. Fraud
2. Stratejik
Jasa layanan tidak berkembang, karena Memberi kesempatan kepada SDM untuk
proses inovasi tidak jalan. membangun kreativitas dan inovasi
3. Operasional
80 | MANUAL BLU
Mengelola Risiko BLU
Alat peraga dan sarana pendukung tidak • Melakukan perawatan berkala dan
perbaikan dengan mengacu kepada
berfungsi optimal baik yang diakibatkan
Prosedur Mutu (PM) yang sudah disusun
oleh internal BLU maupun pihak luar
dan menjadi komitmen bersama yang telah
(misalnya terganggunya aliran listrik) disyaratkan dalam ISO.
MANUAL BLU | 81
Mengelola Risiko BLU
5. Reputasi
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya dilakukan
menjadi bagian integral dari pelaksanaan perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya
Mengelola Keuangan BLU
sistem manajemen BLU. Proses manajemen pemantauan dan telaah ulang perlu untuk
risiko ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk menjamin terlaksananya
dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan seluruh proses manajemen risiko dengan
berkelanjutan (continuous improvement). optimal.
Satker BLU dapat membuat dan memonitor
Monitoring selama pengendalian risiko risiko-risiko lainnya yang mungkin timbul, sesuai
berlangsung perlu dilakukan untuk mengetahui selera risiko (risk appetite) pemilik risiko.
perubahan-perubahan yang bisa terjadi.
Perubahan-perubahan tersebut kemudian
82 | MANUAL BLU
Bagaimana Menerapkan
Remunerasi BLU?
MANUAL BLU | 83
Menerapkan Remunerasi BLU
jabatan.
c. Honorarium Sekretaris Dewas sebesar
Rangkaian proses analisis jabatan 15% dari gaji Pemimpin BLU
dilakukan dalam rangka mengidentifikasi :
a. Tingkat risiko jabatan yang disandang Bagi Pejabat Pengelola, Dewas dan
(misalnya risiko terkait dengan masalah Sekretaris Dewas yang diberhentikan
penggunaan dana/uang, risiko sementara dari jabatannya memperoleh
penyalahgunaan wewenang); penghasilan sebesar 50% dari gaji/
b. Tingkat kompleksitas jabatan (mis. honorarium bulan terakhir yang berlaku
seorang peneliti yang merangkap sejak tanggal diberhentikan sampai dengan
sebagai pimpinan BLU); ditetapkannya keputusan definitif tentang
c. Peringkat jabatan (misalnya seorang jabatan yang bersangkutan.
peneliti yang merangkap jabatan
Disamping pemberian gaji/honorarium,
sebagai pimpinan BLU diberi peringkat
Pejabat Pengelola, Dewas, Sekretaris
tertinggi, karena memiliki risiko dan
Dewas, dan pegawai BLU dapat
kompleksitas jabatan yang tinggi).
memperoleh tunjangan tetap, insentif, bonus
atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun
Analisis jabatan dilaksanakan dengan cara
dengan memperhatikan kemampuan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
pendapatan BLU yang bersangkutan.
a. Kompetensi jabatan (misalnya jenjang
pendidikan minimal pascasarjana untuk Apabila Pejabat Pengelola, Dewas, dan
84 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU
Sekretaris Dewas telah berakhir masa Besaran remunerasi untuk Pejabat Pengelola,
jabatannya, dapat diberikan pesangon Dewas, Sekretaris Dewas, dan pegawai BLU
berupa santunan purna jabatan dengan pada masing-masing BLU ditetapkan oleh
pengikutsertaan dalam program asuransi Menteri Keuangan berdasarkan usulan menteri/
atau tabungan pensiun yang beban premi/ pimpinan Lembaga.
iuran tahunannya ditanggung oleh BLU
yang besarannya ditetapkan paling banyak 3. Penyusunan Usulan Remunerasi
sebesar 25% dari gaji/honorarium dalam
satu tahun.
MANUAL BLU | 85
Menerapkan Remunerasi BLU
Proposal
Usulan Remunerasi
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang :
Menjelaskan latar belakang, urgensitas dan pertimbangan usulan pengusulan remunerasi
2. Maksud dan Tujuan :
Maksud dan tujuan sistem remunerasi dengan sistem kinerja BLU berdasarkan visi dan
misi organisasi.
3. Landasan hukum
Ketentuan dan peraturan yang menjadi landasan hukum penetapan sistem remunerasi
baru ini adalah segala ketentuan dan peraturan terbaru dan atau yang masih berlaku
86 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU
Proposal
Usulan Remunerasi
a. komponen pay for position
b. komponen pay for performance
c. komponen pay for people
5. Penyusunan skala/struktur jabatan (struktural dan fungsional)
6. Penyusunan skala besaran remunerasi
a. Besaran remunerasi mencerminkan nilai jabatan dan/atau
b. benchmarking dari jabatan yang selevel pada industri yang sejenis
yang memiliki skala/kompleksitas mendekati sama
7. Perhitungan kebutuhan remunerasi
Menyajikan perhitungan kebutuhan remunerasi untuk 1 bulan dan 1 tahun termasuk gaji ke
13 dan sumber pembiayaan remunerasi (RM dan PNBP).
Bab V : Penutup
MANUAL BLU | 87
5
AKUNTABILITAS
BLU
bagaimana bentuk pertanggungjawaban BLU?
bagaimana pengawasan dan pemeriksaan BLU?
Akuntabilitas BLU
88 | MANUAL BLU
Bagaimana Bentuk
Pertanggungjawaban BLU?
B
LU menyusun dan menyajikan laporan a. Prosedur Akuntansi
keuangan dan laporan kinerja sebagai Untuk menyajikan laporan keuangan,
bentuk pertanggungjawaban dan transparansi BLU perlu melakukan langkah-langkah
dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan sesuai prosedur akuntansi yang dimulai
pelayanannya. dengan pencatatan, penggolongan,
pengikhtisaran hingga pelaporan, yang
1. Laporan Keuangan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Laporan keuangan adalah catatan informasi
1) Pencatatan
dari transaksi keuangan suatu entitas pada
Penyusunan laporan keuangan
suatu periode akuntansi tertentu yang dapat
didasari atas transaksi keuangan
digunakan untuk menggambarkan kinerja
yang dapat mengakibatkan
BLU. Laporan keuangan menyediakan
perubahan pada aset, utang, modal,
informasi mengenai posisi keuangan,
pendapatan dan biaya, sebagai
operasional keuangan, dan arus kas
contoh penerimaan bunga pinjaman,
Akuntabilitas BLU
BLU yang bermanfaat bagi pengguna
pembelian inventaris kantor, dan
laporan keuangan dalam membuat dan
sebagainya.
mengevaluasi keputusan ekonomi.
Dasar pencatatan transaksi keuangan
Pemimpin BLU bertanggung jawab
adalah bukti transaksi, contohnya
atas penyusunan dan penyajian laporan
kuitansi pembelian inventaris,
keuangan BLU. Laporan Keuangan
rekening koran pembayaran bunga
dilengkapi dengan surat pernyataan
pinjaman.
tanggung jawab pemimpin BLU yang
Bukti transaksi tersebut dijurnal
berisikan pernyataan bahwa pengelolaan
secara historis dengan menyebutkan
anggaran telah dilaksanakan berdasarkan
akun yang didebet dan dikredit
sistem pengendalian intern yang memadai,
disertai dengan jumlah masing-
akuntansi keuangan telah diselenggarakan
masing.
sesuai dengan standar akuntansi keuangan,
dan kebenaran isi laporan keuangan
2) Penggolongan
merupakan tanggung jawab pemimpin BLU.
Penggolongan merupakan proses
memindahkan data (posting) dari
MANUAL BLU | 89
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
90 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Akuntabilitas BLU
pemerintah yang menerapkan
merupakan satker pemerintah, satker
paradigma mewiraswastakan
BLU merupakan bagian yang tidak
pemerintah (enterprising the
terpisahkan dari K/L induknya. Oleh
government), sehingga dikelola
karena itu, laporan keuangan BLU
ala bisnis (business like). Sebagai
harus dikonsolidasikan dengan laporan
konsekuensinya, akuntansi dan
keuangan K/L. Laporan keuangan
pelaporan keuangan satker BLU
untuk tujuan konsolidasi tersebut
juga dilakukan layaknya entitas
disusun dan disajikan sesuai dengan
bisnis dengan menerapkan SAK
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan Laporan keuangan berdasarkan SAP
Indonesia/IAI). SAK yang diterbitkan yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
oleh IAI tersebut berupa Pernyataan Neraca, dan Catatan atas Laporan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Keuangan.
Satker BLU menerapkan SAK yang
telah ada tersebut disesuaikan dengan c. Sistem Akuntansi BLU
jenis industrinya masing-masing.
Sistem akuntansi BLU adalah serangkaian
Apabila SAK yang sudah ada dianggap prosedur manual maupun yang
tidak sesuai atau tidak cocok untuk terkomputerisasi mulai dari proses
MANUAL BLU | 91
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
92 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Akuntabilitas BLU
demikian, BLU dapat menggunakan
Realisasi Anggaran dan Neraca.
sistem yang ditetapkan oleh Menteri
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
Keuangan seperti Sistem Informasi
informasi mengenai realisasi anggaran
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
BLU. Informasi yang wajib disampaikan
Negara (SIMAK-BMN).
dalam laporan realisasi anggaran adalah
transaksi keuangan BLU yang bersumber
3) Sistem Akuntansi Biaya
dari pendapatan usaha dari jasa layanan,
BLU mengembangkan Sistem Akuntansi
hibah, pendapatan RM, dan pendapatan
Biaya yang menghasilkan informasi
usaha lainnya. Dalam mengkonsolidasikan
tentang harga pokok produksi, biaya
laporan realisasi anggaran ke laporan K/L,
satuan (unit cost) per unit layanan,
satker BLU mengesahkan pendapatan dan
dan analisis varian. Sistem Akuntansi
belanjanya ke KPPN dengan mekanisme
Biaya berguna dalam perencanaan dan
SP3B BLU/SP2B BLU.
pengendalian, pengambilan keputusan,
dan perhitungan tarif layanan. Pos-pos neraca juga dikonsolidasikan ke
neraca K/L. Untuk tujuan ini perlu dilakukan
d. Penyajian Laporan Keuangan reklasifikasi pos-pos neraca agar sesuai
dengan SAP dengan menggunakan BAS
Dalam penyajian laporan keuangan, setiap
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
MANUAL BLU | 93
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Dalam hal sistem akuntansi keuangan BLU menurut SAK tidak jauh berbeda dengan
belum dapat menghasilkan laporan keuangan SAP. Apabila ada pengertian yang berbeda,
untuk tujuan konsolidasi dengan laporan maka untuk tujuan konsolidasi pengertian
keuangan K/L, BLU perlu melakukan konversi akun menurut SAP, yaitu berdasarkan
laporan keuangan BLU berdasarkan SAK ke Peraturan Pemerintah mengenai SAP.
dalam laporan keuangan berdasarkan SAP. 2) Klasifikasi
Klasifikasi aset, kewajiban, ekuitas,
Proses konversi laporan keuangan dari SAK
pendapatan, dan biaya perlu disesuaikan
ke SAP mencakup pengertian, klasifikasi,
dengan klasifikasi aset sesuai dengan BAS
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri
atas akun-akun neraca dan laporan aktivitas/
Keuangan. Penyesuaian tersebut dilakukan
operasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
dengan cara mapping laporan SAK ke
1) Pengertian
laporan SAP.
Pada umumnya, pengertian akun-akun
SAP
Akuntabilitas BLU
Laporan Realisasi
SP3B/SP2B Anggaran/Neraca
Memo Neraca
Penyesuaian
94 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
diakui pada saat kas diterima pada belanja tersebut. Belanja yang didanai
rekening Kas Umum Negara. Belanja dari pendapatan BLU diakui sebagai
diakui pada saat terjadinya pengeluaran belanja oleh Bendahara Umum Negara jika
dari rekening Kas Umum Negara dan belanja tersebut telah dilaporkan dengan
dipertanggungjawabkan. Pendapatan mekanisme SP3B BLU dan SP2B BLU.
(tidak termasuk pendapatan yang ditransfer
Untuk kepentingan konsolidasi dengan
dari APBN) dan belanja BLU diakui
laporan keuangan K/L, perlu dilakukan
jika pendapatan dan belanja tersebut
penyesuaian atas akun pendapatan dan
dilaporkan dengan mekanisme SP3B BLU
belanja yang berbasis akrual menjadi akun
dan SP2B BLU atas pendapatan dan
pendapatan dan belanja berbasis kas.
Formula penyesuaian pendapatan dan belanja berbasis akrual menjadi berbasis kas:
Akuntabilitas BLU
dibayar + biaya dibayar di muka.
MANUAL BLU | 95
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
96 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Balanced Scorecard
No. Perspektif Rumus/Unsur Penilaian
1. Perspektif Perspektif pemangku kepentingan penyelenggaraan pelayanan penyedia
pemangku barang dan jasa lainnya, seperti : masyarakat, penyewa lahan supplier, pegawai,
kepentingan pemerintah, dsb.
2. Perspektif Bagaimana layanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dengan
Pelanggan harga yang terjangkau. Dapat dilihat dalam 5 dimensi:
(customers) • Wujud fisik : sarana dan prasarana
• Keandalan: kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat
dan memuaskan
• Daya tanggap: kemampuan pegawai untuk membantu pelanggan dan
memberikan pelanggan dengan tanggap
• Jaminan: pengetahuan dan keramahan pegawai yang dapat menimbulkan
kepercayaan diri pelanggan
• Empati: kepedulian pegawai
3. Perspektif Bagaimana satker BLU terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi
Pembelajaran pelanggan dan stakeholders-nya. Indikator kinerja yang dapat menggambarkan
Akuntabilitas BLU
dan perspektif ini adalah:
Pertumbuhan • Motivasi: tingkat kepuasan pegawai atas kebijakan yang diambil manajemen
dalam menjalankan organisasi
• Kesempatan mengembangkan diri: menggambarkan tingkat kepuasan
pegawai atas program-program pengembangan diri yang ditetapkan
organisasi
• Inovasi: adanya kesempatan bagi pegawai untuk kreatif dan menemukan
hal-hal baru
• Suasana dalam bekerja: menggambarkan tingkat kepuasan pegawai atas
suasana kerja.
MANUAL BLU | 97
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
pencapaian;
ekspektasinya atas layanan
c) Efektif dan layak yaitu data/informasi
yang dilakukan oleh BLU yang berkaitan dengan indikator kinerja
b) Menentukan perspektif yang bersangkutan dapat dikumpulkan,
pelanggan (customers) diolah, dan dianalisis dengan biaya
c) Menentukan perspektif bisnis proses yang layak;
internal
Indikator kinerja yang baik dan cukup
2) Menentukan Sasaran Strategis memadai, setidak-tidaknya memenuhi
a) Menentukan kata kunci dari Visi dan kriteria yang terdiri atas:
Misi unit organisasi (a) Spesifik, indikator kinerja harus sesuai
b) Menerjemahkan kata kunci ke dalam dengan program dan atau kegiatan,
Sasaran Strategis sehingga mudah dipahami dalam
Berdasarkan kata kunci yang terdapat pada memberikan informasi yang tepat
Visi dan Misi, satker BLU menentukan tentang hasil atau capaian kinerja dari
kondisi ideal yang dan realistis yang ingin kegiatan dan atau sasaran.
dicapai. Sasaran strategis ini merupakan (b) Dapat dicapai, indikator kinerja yang
sasaran yang bersifat penting dan ditetapkan harus menantang, namun
memperoleh prioritas tinggi dan jajaran hal yang mustahil untuk dicapai dan
manajemen. dalam kendali instansi pemerintah.
Jadi dalam menetapkan suatu indikator
3) Mengelompokkan Sasaran Strategis
kinerja perlu dipikirkan juga bagaimana
98 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Akuntabilitas BLU
dimensi dan tepat secara operasional. kinerja BLU secara keseluruhan. Penilaian
Mempunyai satu dimensi artinya kinerja layanan BLU akan terdiri atas
bahwa indikator hanya mengukur beberapa aspek yang antara lain meliputi
satu fenomena setiap saat. Hindari penilaian terhadap produktivitas, efisiensi,
untuk menggabungkan terlalu banyak mutu layanan, pengembangan organisasi,
fenomena dalam satu indikator. Tepat dan pengelolaan SDM dan aspek lain yang
secara operasional artinya tidak ada
sesuai dengan karakteristik BLU.
ambiguitas atas data apa yang akan
dikumpulkan untuk suatu indikator.
(e) Dapat dikuantifikasi dan diukur,
indikator dalam angka (jumlah atau
persentase dsb.) atau dapat diukur
untuk dapat ditentukan kapan dapat
dicapai.
MANUAL BLU | 99
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
1.5. Imbalan atas Aktiva Tetap Surplus atau Defisit sebelum Pos
(return on asset) Keuntungan atau Kerugian X 100%
Total Aset Tetap
Akuntabilitas BLU
Akuntabilitas BLU
g. Jumlah sampel yang diuji per tahun
h. Jumlah desa yang dapat mengakses internet per tahun
2. Efisiensi Pelayanan a. Waktu penyelesaian pesanan barang/jasa lebih awal dari kontrak.
regional/nasional b. Rasio jumlah pengunjung dengan pegawai pemandu di lapangan
Aspek penilaian kinerja layanan BLU yang ditetapkan oleh Menteri PAN dan RB
juga akan disesuaikan dengan Pedoman dengan Permenpan nomor 38 Tahun 2012.
Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik
1. Visi, misi, dan Komponen ini berkaitan dengan visi, misi, dan motto pelayanan yang
motto pelayanan memotivasi pegawai untuk memberikan pelayanan terbaik.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi
a. Adanya visi dan misi yang dijabarkan dalam perencanaan (Renstra
Bisnis, RBA) mengacu UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
PublikRata-rata jumlah penelitian per tahun
b. Penetapan motto pelayanan yang mampu memotivasi pegawai
Akuntabilitas BLU
3. Sistem, Komponen ini berkaitan dengan sistem dan prosedur baku dalam
Mekanisme, dan mendukung pengelolaan pelayanan yang efektif dan efisien untuk
Prosedur memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna pelayanan. Sistem
dan prosedur baku meliputi Standar Operasional Prosedur.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan pelayanan
publik dengan ruang lingkup semua jenis mengacu UU Nomor
25/2009.
b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM), namun tidak memiliki
sertifikat ISO 9001: 2008.
c. Penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP).
d. Penetapan uraian tugas yang jelas
4. Sumber Daya Komponen ini berkaitan dengan profesionalisme pegawai, yang meliputi sikap
Manusia dan perilaku, keterampilan, kepekaan, dan kedisiplinan.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi
a. Penetapan dan penerapan pedoman kode etik pegawaiPendidikan dan
Akuntabilitas BLU
Pelatihan Pegawai
b. Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan kepada
pengguna layanan.
c. Tingkat kedisiplinan pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
d. Tingkat kepekaan/respon pegawai dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna layanan
e. Tingkat keterampilan pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
f. Penetapan kebijakan pengembangan pegawai dalam rangka
peningkatan keterampilan/profesionalisme pegawai dengan
tujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna
pelayanan
5. Sarana dan Komponen ini berkaitan dengan daya guna sarana dan prasarana
Prasarana pelayanan yang dimiliki.
Pelayanan Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Sarana dan prasarana yang dipergunakan untuk proses
pelayanan telah didayagunakan secara optimal
b. Sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia memberikan
kenyamanan kepada pengguna layanan (perhatikan:
kebersihan, kesederhanaan, kelayakan, dan kemanfaatan)
c. Sarana pengaduan (kotak pengaduan, loket pengaduan,
telepon tol, email, dan lainnya)
6. Penanganan Komponen ini berkaitan dengan sistem dan pola penanganan
Pengaduan pengaduan, serta bagaimana penyelesaian terhadap pengaduan
tersebut sesuai aturan yang berlaku.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi
a. Sistem/prosedur pengelolaan pengaduan pengguna layanan.
b. Petugas khusus/ unit yang menangani pengelolaan pengaduan
c. Persentase jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan
d. Pengelolaan pengaduan yang mengacu Peraturan Menteri
Akuntabilitas BLU
Akuntabilitas BLU
Akuntabilitas BLU
akuntansi dan pelaporan keuangan. Tetap terhadap Laporan Mutasi
Aset Tetap dan Laporan Posisi
2) Persiapan penugasan;
Aset Tetap.
Sebelum dilakukan penugasan reviu
perlu persiapan yang memadai antara 2) Permintaan keterangan
lain penyusunan tim reviu. Tim ini Dalam menentukan permintaan
secara kolektif harus mempunyai keterangan, SPI dapat
kemampuan teknis yang memadai mempertimbangkan:
di bidang akuntansi dan pelaporan a) Sifat dan materialitas suatu pos;
keuangan pemerintah. Jadwal dan b) Kemungkinan salah saji;
jangka waktu pelaksanaan reviu c) Pengetahuan yang diperoleh
disesuaikan dengan kebutuhan selama persiapan reviu;
dan batas waktu penyelesaian dan d) Pernyataan tentang kualifikasi para
penyampaian laporan keuangan. personel bagian akuntansi entitas
tersebut;
3) Penyiapan program kerja reviu;
e) Seberapa jauh pos tertentu
Tim yang ditugasi untuk melakukan
dipengaruhi oleh pertimbangan
reviu perlu menyusun program kerja
manajemen;
reviu yang berisi langkah-langkah
f) Ketidakcukupan data keuangan
dan teknik reviu yang akan dilakukan
entitas yang mendasari;
selama proses reviu.
Akuntabilitas BLU
SPI membuat kertas kerja yang memuat analitik yang diterapkan terhadap data
hal-hal berikut ini: keuangan.
1) Kertas kerja penelusuran angka- 4) Lingkup reviu jauh lebih sempit
angka pos laporan keuangan. dibandingkan dengan lingkup audit
2) Daftar pertanyaan reviu dan kertas yang tujuannya untuk menyatakan
kerja permintaan keterangan. pendapat atas laporan keuangan
3) Kertas kerja prosedur analitik. secara keseluruhan. Dengan
4) Masalah yang tercakup dalam demikian, reviu tidak bertujuan untuk
permintaan keterangan dan prosedur menyatakan pendapat seperti dalam
analitik. audit.
5) Masalah yang dianggap tidak biasa 5) SPI tidak menemukan adanya suatu
oleh aparat pengawasan intern modifikasi material yang harus
selama melaksanakan reviu, termasuk dilakukan atas laporan keuangan
penyelesaiannya. agar laporan tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi.
Kertas kerja ini menjadi dasar untuk
6) Tanggal penyelesaian permintaan
pembuatan laporan hasil reviu dan
keterangan dan prosedur analitik
Pernyataan Telah Direviu oleh SPI.
yang dilakukan oleh akuntansi
Laporan hasil reviu memuat masalah yang
harus digunakan sebagai tanggal
terjadi dalam penyusunan dan penyajian
laporannya.
perundang-undangan
halaman laporan keuangan yang telah
4) Efektivitas sistem pengendalian
direviu oleh aparat pengawasan intern
internal
harus memuat pengacuan berupa kalimat
“Lihat Pernyataan Telah Direviu Aparat
Opini yang dapat diberikan oleh auditor
Pengawasan Intern”.
yaitu:
1) Opini wajar tanpa pengecualian
Prosedur lain yang dilaksanakan sebelum
(unqualified opinion)
atau selama reviu tidak boleh diungkapkan
2) Opini wajar dengan pengecualian
dalam laporan audit. Apabila SPI tidak
(qualified opinion)
dapat melaksanakan penelusuran angka-
3) Pernyataan menolak memberikan
angka pos dalam laporan keuangan,
opini (disclaimer of opinion), atau
pengajuan pertanyaan dan prosedur analitik
4) Opini tidak wajar (adversed opinion)
yang dipandang perlu untuk memperoleh
keyakinan terbatas yang seharusnya ada
Audit keuangan dirancang untuk
dalam suatu reviu, maka reviu dianggap
memberikan keyakinan memadai atas
tidak lengkap. Suatu reviu yang tidak
pendeteksian salah saji yang material
lengkap bukanlah dasar yang memadai
dalam laporan keuangan. Konsep
untuk menerbitkan laporan reviu dan/atau
keyakinan memadai menunjukkan
Pernyataan Telah Direviu.
Akuntabilitas BLU
namun juga meliputi evaluasi terhadap
Kewajiban dan tugas Dewas sebagaimana
struktur organisasi, pemanfaatan
dijelaskan pada bagian Kelembagaan.
komputer, metode produksi, pemasaran,
dan bidang-bidang lain sesuai dengan
keahlian auditor.
Pengawas
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Penanggung Jawab
Direktur PPK BLU
Penyusun
Tim Direktorat PPK BLU