Anda di halaman 1dari 129

MANUAL BLU | i

ii | MANUAL BLU
MANUAL BLU | iii
iv | MANUAL BLU
KATA PENGANTAR

U
ndang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah memberikan
koridor baru bagi instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan
kepada masyarakat untuk dapat menerapkan pola keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dengan sebutan umum sebagai satuan kerja Badan Layanan
Umum (satker BLU). Peluang ini diberikan kepada instansi pemerintah yang melaksanakan tugas
melayani masyarakat publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, pengelola
dana khusus, dan pengelola barang dan jasa lainnya) untuk mengelola kegiatannya dengan ala bisnis
(business like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dapat lebih efisien dan efektif.

Sebagai pembina keuangan satker BLU, Menteri Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal
Perbendaharaan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pengelolaan keuangan satker BLU. Dalam kerangka pembinaan tersebut,
maka disusun manual yang mengacu pada paparan kebijakan teknis. Manual ini memiliki makna yang
sangat penting sebagai pedoman dan informasi bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya terkait dengan penerapan
pengelolaan satker BLU untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Manual ini terdiri atas lima bagian yaitu (1) Memahami BLU, (2) Membentuk Satker BLU, (3) Menata
Kelembagaan BLU, (4) Mengelola Keuangan BLU, dan (5) Akuntabilitas BLU. Dengan manual ini,
semua pihak diharapkan dapat lebih memahami mengenai bagaimana BLU dibentuk dan dikelola.

Akhirnya, semoga manual ini dapat bermanfaat bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya sehingga pengelolaan
BLU dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.


Jakarta, Juni 2013


Direktur Jenderal Perbendaharaan


Agus Suprijanto

MANUAL BLU | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR BOKS vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

SINGKATAN DAN AKRONIM ix

I. MEMAHAMI BLU 1 II. MEMBENTUK SATKER 11


BLU

-- Bagaimana BLU Dikembangkan di 2 -- Apa Persyaratan Substantif Menjadi 12


Indonesia? Satker BLU?
-- Apa itu BLU? 4 -- Apa Persyaratan Teknis Menjadi 14
-- Bagaimana Kategorisasi BLU 7 Satker BLU?
Bidang Penyedia Barang dan Jasa -- Apa Persyaratan Administratif 15
Lainnya? Menjadi Satker BLU?
-- Apa Maksud dan Tujuan Penyusunan 9 -- Bagaimana Proses Pengusulan 21
Manual BLU ini? Satker BLU?
-- Bagaimana Sistematika Penyajian 9 -- Bagaimana Proses Penilaian dan 21
Manual BLU ini? Penetapan Satker BLU?
-- Kapan Status Satker BLU 22
Berakhir?

ii | MANUAL BLU
III. MENATA KELEMBAGAAN 23
BLU

-- Bagaimanakah Menata Organisasi 24 -- Siapa Unsur Pejabat Perbendaharaan 39


BLU Bidang Penyedia Barang dan BLU?
Jasa Lainnya? 1. Kuasa Pengguna Anggaran 39
-- Siapa Unsur Pengelola BLU? 29 2. Pejabat Pembuat Komitmen 41
1. Pemimpin BLU 29 3. Pejabat Penguji dan 42
2. Pejabat Keuangan BLU 29 Penandatangan SPM
3. Pejabat Teknis BLU 29 4. Pejabat Penerbit SP3B BLU 42
4. Satuan Pemeriksaan Intern 30 5. Bendahara Pengeluaran 43
5. Dewan Pengawas 31 6. Pejabat Pengelola Dana BLU 43
-- Bagaimana menata Kepegawaian 39
BLU?

MANUAL BLU | iii


IV. MENGELOLA KEUANGAN 44
BLU

-- Bagaimana Proses Perencanaan 45 2. Mengajukan Pengesahan DIPA 58


dan Penganggaran BLU? BLU
1. Mengidentifikasi Tarif Layanan 45 3. Mengelola Kas 58
BLU 4. Mengelola Keuangan Intern 61
2. Mengajukan Target PNBP BLU 48 Satker BLU
3. Menyusun dan Mengajukan 49 5. Mengajukan Pengesahan 61
Usul Standar Biaya Pendapatan dan Belanja BLU
4. Menyusun dan Mengajukan 51 6. Mengajukan dan Menyetujui 64
Pengesahan Rencana Bisnis Revisi RBA
dan Anggaran 7. Mengajukan dan Mengesahkan 66
5. Mengkaji dan Menetapkan RBA 54 Revisi DIPA BLU
Berdasarkan Pagu Anggaran -- Bagaimana Proses Pengelolaan 68
6. Menyusun RBA Definitif 55 Piutang dan Utang BLU?
7. Menyusun RBA dalam kerangka 55 1. Menyusun dan Menentukan 68
Penyusunan APBN Kualitas Piutang
-- Bagaimana Proses Pelaksanaan 57 2. Menyetujui dan Menghapus 70
Anggaran BLU? Piutang Bersyarat
1. Menyusun DIPA BLU 57 3. Kriteria dan Batasan Utang BLU 72

iv | MANUAL BLU
V. AKUNTABILITAS BLU 88
-- Bagaimanakah Mengelola Risiko 75
BLU Bidang Penyedia Barang dan -- Bagaimana Bentuk 89
Jasa Lainnya? Pertanggungjawaban BLU?
1. Menerapkan Manajemen Risiko 75 1. Laporan Keuangan 89
Pada BLU 2. Laporan Kinerja 98
2. Tujuan dan Manfaat Penerapan 75 -- Bagaimana Pengawasan dan 106
Manajemen Risiko Pemeriksaan BLU?
3. Struktur Manajemen Risiko 77 1. Reviu Laporan Keuangan BLU 106
4. Proses Manajemen Risiko 78 2. Audit Keuangan dan Kinerja 110
5. Mitigasi Risiko 78 3. Pengawasan oleh Dewas 111
-- Bagaimana Menerapkan 83
Remunerasi BLU?
1. Umum 83
DAFTAR PUSTAKA 112
2. Teknis Penerapan Sistem 84
Remunerasi
3. Penyusunan Usulan Remunerasi 85

MANUAL BLU | v
DAFTAR BOKS

Perbandingan Penerapan BLU di Beberapa Negara 3

Kelembagaan Sektor Publik di Indonesia 6

Data dan Fakta BLU Penyedia Barang dan Jasa Lainnya 8

Beberapa Kasus Persiapan Menjadi BLU 13

Sistematika Usulan Tarif Layanan BLU kepada Menteri Keuangan 46

Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN triwulanan 62

Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN lebih dari satu kali dalam satu triwulan 63

Risiko, Manajemen Risiko, Kemungkinan dan Dampak Risiko 76

Proposal Usulan Remunerasi 86

Balanced Scorecard 97

Aspek yang Dinilai Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik (Permenpan 102

No.38 Tahun 2012)

vi | MANUAL BLU
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keanggotaan Dewas 31

Tabel 4.1 Perubahan Akibat Revisi RBA Definitif 65

Tabel 4.2 Penggolongan Kualitas Piutang PNBP 69

Tabel 4.3 Kewenangan Penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU 71

Tabel 4.4 Kewenangan Persetujuan atas Pinjaman Jangka Pendek BLU 73

Tabel 4.5 Risiko Utama Satker BLU Bidang Penyedia Barang dan Jasa Lainnya 80

Tabel 5.1 Aspek Dalam Penilaian Kinerja Keuangan 100

Tabel 5.2 Contoh Kinerja Layanan 101

MANUAL BLU | vii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kriteria Struktur Organisasi BLU 26

Gambar 3.2 Ilustrasi Struktur Organisasi Satker BLU 27

Gambar 4.1 Penyusunan RBA 50

Gambar 4.2 Skema Penyusunan RBA 51

Gambar 4.3 Belanja pada Ikhtisar RBA 53

Gambar 4.4 Pengajuan dan Pengesahan RBA 54

Gambar 4.5 Pengkajian dan Penetapan RBA Pagu Anggaran 54

Gambar 4.6 Penyusunan RBA Definitif 55

Gambar 4.7 Penyusunan RBA dalam Kerangka Penyusunan APBN 56

Gambar 4.8 DIPA BLU 57

Gambar 4.9 Saldo Awal Kas 58

Gambar 4.10 Pembukaan Rekening 59

Gambar 4.11 Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening 60

Gambar 4.12 Pembukaan Rekening Pengelolaan Kas 60

Gambar 4.13 Kewenangan Pengesahan Revisi RBA Definitif 66

Gambar 4.14 Revisi DIPA 67

Gambar 4.15 Alur Penghapusan Piutang BLU 72

Gambar 4.16 Model Tiga Tingkat Pengendalian 77

Gambar 4.17 Tahapan Penyusunan Usulan Remunerasi 85

Gambar 5.1 Prosedur Akuntansi 90

Gambar 5.2 Mapping Laporan SAK ke Laporan SAP 94

viii | MANUAL BLU


SINGKATAN DAN AKRONIM

ADK Arsip Data Komputer

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAS Bagan Akun Standar

BLU Badan Layanan Umum

BUN Bendahara Umum Negara

Dewas Dewan Pengawas

DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

K/L Kementerian Negara/Lembaga

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

KPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

KPPN Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

PA Pengguna Anggaran

PK BLU Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak

PNS Pegawai Negeri Sipil

PPK Pejabat Pembuat Komitmen

PP-SPM Pejabat Penguji dan Penandatangan Surat Perintah Membayar

PSBDT Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih

MANUAL BLU | ix
SINGKATAN DAN AKRONIM

RBA Rencana Bisnis dan Anggaran

Renstra Rencana Strategis

RM Rupiah Murni

RSB Rencana Strategis Bisnis

SAI Sistem Akuntansi Instansi

SAK Standar Akuntansi Keuangan

SAP Standar Akuntansi Pemerintahan

Satker Satuan Kerja

SBK Standar Biaya Keluaran

SDM Sumber Daya Manusia

SOP Standard Operating Procedures

SP2B Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja

SP2D Surat Perintah Pencairan Dana

SP3B Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja

SPI Satuan Pemeriksaan Intern

SPM Surat Perintah Membayar

SPP Surat Permintaan Pembayaran

TGR Tuntutan Ganti Rugi

TUP Tambahan Uang Persediaan

UP Uang Persediaan

x | MANUAL BLU
MEMAHAMI
BLU bagaimana BLU dikembangkan di Indonesia?
apa itu BLU?
bagaimana kategorisasi BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya?
apa maksud dan tujuan penyusunan manuai BLU ini?
bagaimana sistematika penyajian manual BLU ini? 1

MANUAL BLU | 1
Bagaimana BLU
Dikembangkan di Indonesia?

I
nstansi pemerintah dapat ditinjau dari sudut tersebut, instansi pemerintah yang tugas
mechanic view, sebagai bagian dari birokrasi, pokok dan fungsinya memberi pelayanan
atau organic view, sebagai organisasi yang kepada masyarakat dapat menerapkan pola
berkembang dinamis. Dari kacamata organic pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
view, instansi pemerintah dapat dipersepsikan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan
sebagai agen pemerintah untuk melayani efektivitas. Instansi BLU ini diharapkan menjadi
masyarakat (public service agency). Fungsi ini contoh konkrit yang menonjol dari penerapan
bersifat dinamis dan dapat ditransformasikan manajemen keuangan berbasis pada hasil
ke dalam bentuk autonomous agency, yaitu
kinerja.
semacam badan otonom yang tetap menjadi
bagian pemerintah dan melaksanakan Secara khusus, peluang menjadi satker
kaidah-kaidah bisnis yang sehat, namun tidak BLU terbuka bagi satker pemerintah yang
mengutamakan mencari keuntungan. melaksanakan tugas operasional pelayanan
publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan,
Memahami BLU

Sejalan dengan terbitnya Undang-Undang


pengelolaan kawasan, pengelola dana, dan
nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
lisensi), untuk membedakannya dari fungsi
Negara, pemerintah memperkenalkan Pola
pemerintah sebagai regulator dan penentu
PK-BLU bagi satker yang menyediakan layanan
kebijakan. Praktik ini telah berkembang luas
kepada masyarakat. Secara khusus ketentuan
di manca negara berupa upaya pengagenan
mengenai PK BLU diatur pada Pasal 68 dan
69 undang-undang dimaksud, yang kemudian (agencification) aktivitas yang tidak harus

diterjemahkan dalam Peraturan Pemerintah dilakukan oleh lembaga birokrasi murni, tetapi

Nomor 23 tahun 2005 tentang PK BLU. Hal diselenggarakan oleh instansi yang dikelola

ini membuka koridor baru bagi penerapan ala bisnis (business like) sehingga pemberian
basis kinerja di lingkungan pemerintah. Dengan layanan kepada masyarakat menjadi lebih
Pasal 68 dan Pasal 69 dari undang-undang efisien dan efektif.

2 | MANUAL BLU
Perbandingan
Penerapan BLU di Beberapa Negara
Ideologi dan doktrin new public management telah mengilhami banyak negara di dunia untuk
membentuk unit organisasi pemerintah yang bertindak sebagai agen dalam memberikan layanan
kepada masyarakat. Tren agencification yang dimulai awal tahun 1990-an di beberapa negara maju
memiliki beberapa karakteristik yang unik, antara lain:

• Entitas di dalam pemerintah/kekayaan negara yang tidak


terpisahkan.
• Pembiayaan dapat dilakukan sendiri tanpa persetujuan
parlemen.
• Pendapatan dari jasa layanan dan tidak memerlukan
pendanaan APBN.
• Diupayakan menyetorkan sebagian pendapatan kepada
INGGRIS negara.
Trading fund
• Tarif dalam full cost, meski tidak berupaya mengejar
keuntungan.

Memahami BLU
• Profit bukan merupakan objek pajak.

• Entitas tidak terpisah.


• Memiliki otonomi pengelolaan, namun dibatasi pada
pengeluaran pegawai dan investasi.
• P endapatan berasal dari anggarannya sendiri.
PERANCIS • Pengawasan anggaran hanya merupakan evaluasi
Public Industrial and
anggaran, karena bergantung pada anggarannya sendiri.
Commercial Establishment

• B agian dari kementerian induknya.


• Otonomi pengelolaan, namun bekerja berdasarkan
kontrak kinerja dengan principal.
• Sebagian berasal dari kementerian induknya, sehingga
BELANDA barang/jasa yang dihasilkan harus disetujui kementerian
State agencies keuangan dan dewan kementerian.
(agentschappen)
• Anggaran diterbitkan terpisah dari anggaran kementerian.

MANUAL BLU | 3
Dengan Pola PK BLU, fleksibilitas diberikan dan penganggarannya, serta dalam
dalam rangka pelaksanaan anggaran, pertanggungjawabannya. Satker BLU berperan
termasuk pengelolaan pendapatan dan sebagai agen dari menteri/pimpinan lembaga
belanja, pengelolaan kas, dan pengelolaan
induknya dengan menandatangani kontrak
aset. Kepada BLU juga diberikan kesempatan
kinerja (a contractual performance agreement),
untuk mempekerjakan tenaga profesional
di mana menteri/pimpinan lembaga induk
non PNS serta kesempatan pemberian
bertanggung jawab atas kebijakan layanan
imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya. Sebagai penyeimbang, BLU yang hendak dihasilkan, dan BLU bertanggung

dikendalikan secara ketat dalam perencanaan jawab untuk menyajikan layanan yang diminta.

Apa itu BLU?

B
adan Layanan Umum adalah instansi di (tiga) golongan besar:
lingkungan Pemerintah yang dibentuk
1. Penyedia layanan barang dan/atau jasa,
untuk memberikan pelayanan kepada
misalnya: pendidikan dan pelatihan,
masyarakat berupa penyediaan barang dan/
kesehatan, penelitian dan pengembangan,
atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
Memahami BLU

serta bidang penyiaran publik.


mencari keuntungan dan dalam melakukan
2. Pengelola wilayah/kawasan tertentu,
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas. misalnya: otorita, kawasan pengembangan
ekonomi terpadu.
Dalam pengelolaan keuangannya, BLU 3. Pengelola dana khusus, misalnya:
diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan pengelola dana bergulir, rekening dana
untuk menerapkan praktik-praktik bisnis investasi, dan rekening pembangunan
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan daerah.
kepada masyarakat, sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan negara
pada umumnya. Instansi pemerintah yang
menerapkan Pola PK BLU menyelenggarakan
kegiatan yang bersifat operasional.
Instansi dimaksud dapat berasal dari dan
berkedudukan pada berbagai jenjang eselon
(struktural) atau non eselon (non struktural).

Berdasarkan jenis layanan yang diberikan,


satker BLU dapat dikelompokkan menjadi 3

4 | MANUAL BLU
“ Dalam pengelolaan keuangannya,
BLU diberikan
fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat”

Memahami BLU
B
LU bertujuan untuk meningkatkan menghasilkan semi barang/jasa publik
pelayanan kepada masyarakat dalam (quasi public goods).
rangka memajukan kesejahteraan umum dan 3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan/
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
laba.
diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
efisiensi dan produktivitas ala bisnis
produktivitas serta penerapan praktik bisnis
(business like).
yang sehat.
5. Rencana kerja/anggaran dan
Satker BLU mempunyai karakteristik sebagai pertanggungjawaban dikonsolidasikan
berikut :
pada instansi induk.

1. Berkedudukan sebagai lembaga 6. Pendapatan BLU dapat digunakan

pemerintah (bukan kekayaan negara yang langsung.


dipisahkan). 7. Pegawai dapat terdiri atas PNS dan
2. Menyelenggarakan pelayanan umum yang profesional non-PNS.

MANUAL BLU | 5
Kelembagaan Sektor Publik
di Indonesia
Pola transformasi kelembagaan sektor publik pada tahun 1990an dan awal 2000 terjadi dalam
berbagai cara, antara lain: (1) rightsizing (cut the government), yaitu reorganisasi untuk mengurangi
birokrasi demi meningkatkan efisiensi; (2) corporatization (managing for results), yaitu membuat
autonomous agency di instansi pemerintah yang bekerja ala korporasi; atau (3) privatization, yaitu
menjadikan sektor publik terbuka untuk dimiliki masyarakat/swasta. Dalam kasus Pola PK BLU, pola
transformasi mengikuti pola corporatization.

Sebagai agen yang otonom, satker BLU memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan
instansi lainnya. Berikut ini merupakan perbandingan kelembagaan sektor publik di Indonesia.

Kriteria Satker BLU BUMN

Badan Hukum/ kekayaan


Memahami BLU

Status hukum Bagian K/L Bagian K/L


negara dipisahkan

Tujuan Non profit Not for profit Profit

Otonom ala korporasi


Korporasi,
Manajemen Kepemerintahan Nomenklatur
Perum, Persero
kepemerintahan

Pengelolaan Dikecualikan asas


Asas universalitas Bisnis
keuangan universalitas

RM APBN RM APBN (PMN)


Sumber dana RM APBN
PNBP BLU Pendapatan usaha

PNS
SDM PNS Pegawai persero
Non PNS

(Diolah dari berbagai sumber)

6 | MANUAL BLU
Fleksibilitas diberikan dalam rangka sesuai dengan kontribusinya. Fleksibilitas
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, masing-masing satker BLU, karena tidak
dan kesempatan untuk mempekerjakan
semua satker BLU membutuhkan suatu
tenaga profesional non-PNS serta kesempatan
fleksibilitas tertentu.
pemberian imbalan jasa kepada pegawai

Bagaimana Kategorisasi BLU


Penyedia Barang dan Jasa Lainnya

B
adan Layanan Umum bidang barang dan jasa lainnya yang ada antara lain
penyedia barang dan jasa lainnya terdiri atas layanan pemasaran, penelitian, riset,
menyelenggarakan layanan barang dan/atau inseminasi buatan, dan pembiayaan teknologi
jasa selain pendidikan dan kesehatan.
dan informatika yang berjumlah 12 satker yang

Pada saat ini satker BLU bidang penyedia berasal dari tujuh K/L.

Memahami BLU
“ BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya yang
ada antara lain terdiri atas layanan pemasaran, penelitian,

riset, inseminasi buatan, dan pembiayaan teknologi dan “


informatika yang berjumlah 12 satker yang berasal
dari tujuh K/L.

MANUAL BLU | 7
Data dan Fakta
BLU di Bidang Penyedia Barang dan
Jasa Lainnya
Jumlah satker BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya sampai dengan Juni 2013 adalah 12
satker BLU atau 8% dari total 141 satker BLU.

Pendapatan yang dihasilkan BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya dimaksud pada tahun
2012 sebesar 9% dari total pendapatan layanan keseluruhan BLU.

4%
Pengelola
Kawasan
10% 9%
Pengelola Barang/Jasa
Dana Lainnya

27%
Kesehatan
50%
Memahami BLU

Pendidikan

Adapun perkembangan satker BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya (12 satker) dari tahun
2006 – 2012, sebagai berikut:

Keterangan:
Implementasi BLU penyedia barang/jasa lainnya dimulai tahun 2006

8 | MANUAL BLU
Apa Maksud dan Tujuan
Penyusunan Manual BLU ini?

M
anual ini ditujukan bagi satker BLU bidang kepada masyarakat.
penyedia barang dan jasa lainnya di 2. Memberikan pedoman bagi pembina
lingkungan Pemerintah Pusat. Penyusunan keuangan untuk melaksanakan pembinaan
manual dimaksudkan untuk memberikan PK BLU.
petunjuk bagi pelaksanaan PK BLU pada satker 3. Memberikan pedoman sekaligus informasi
BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya. bagi K/L sebagai pembina teknis bagi
satker BLU yang berada di bawah
Secara khusus, tujuan dari manual ini antara
kewenangannya.
lain:
4. Memberikan pedoman dan informasi
1. Memberikan pedoman sekaligus informasi bagi Dewan Pengawas dalam rangka
bagi satker BLU bidang penyedia barang pengawasan pengelolaan BLU terhadap
dan jasa lainnya terkait dengan kewajiban Satker BLU.
dan fleksibilitas dalam rangka menerapkan 5. Memberikan informasi kepada pemangku
PK BLU, untuk meningkatkan pelayanan kepentingan lainnya.

Memahami BLU
Bagaimana Sistematika Penyajian
Manual BLU ini?

S
istematika penyajian manual ini sebagai substantif, teknis, administratif, penilaian,
berikut: dan penetapan satker BLU.
3. Menata Kelembagaan BLU. Memuat
1. Memahami BLU. Memuat latar belakang,
kelengkapan kelembagaan infrastruktur
definisi dan karakteristik, kategorisasi BLU
satker BLU yang meliputi struktur
bidang penyedia barang dan jasa lainnya,
organisasi, pejabat pengelola, pejabat
maksud dan tujuan penyusunan manual,
perbendaharaan, dan kepegawaian BLU.
serta sistematika penyajian.
2. Membentuk Satker BLU. Memuat proses 4. Mengelola Keuangan BLU. Memuat

persiapan, pemenuhan persyaratan mekanisme pengelolaan keuangan BLU

MANUAL BLU | 9
dari tahapan perencanaan, penganggaran, Sistematika penyajian diurutkan berdasarkan
pelaksanaan anggaran, dan pengelolaan tahapan dan alur proses untuk menjadi satker
risiko pada satker BLU. BLU, melengkapi infrastruktur, menjalankannya,
5. Akuntabilitas BLU. Memuat dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pertanggungjawaban anggaran dan BLU.
pengelolaan kinerja pada satker BLU.
Memahami BLU

10 | MANUAL BLU
2
MEMBENTUK
SATKER BLU
apa persayaratan substanstif menjadi satker BLU?
apa persyaratan teknis menjadi satker BLU?
apa persyaratan administratif menjadi satker BLU?
bagaimana proses pengusulan satker BLU?
bagaimana proses penilaian & penetapan satker BLU?
kapan status satker BLU berakhir?

Membentuk Satker BLU

MANUAL BLU | 11
I
Instansi pemerintah dapat menerapkan Pola Menteri Keuangan juga dapat mencabut status
PK-BLU apabila memenuhi persyaratan satker BLU pada satker BLU yang tidak lagi
substantif, teknis, dan administratif. Usulan memenuhi persyaratan substantif, teknis,
instansi pemerintah agar dapat menerapkan dan administratif. Pencabutan status satker
Pola PK BLU diajukan oleh menteri/pimpinan BLU dilakukan oleh Menteri Keuangan sesuai
lembaga kepada Menteri Keuangan. dengan kewenangannya atau berdasarkan
usulan dari menteri/pimpinan lembaga.
Menteri Keuangan memberikan penetapan
atau penolakan terhadap usulan penerapan Dalam rangka menilai usulan penetapan
Pola PK BLU harus dilakukan paling lambat tiga maupun pencabutan status BLU, Menteri
bulan sejak diterima usulan secara lengkap dari Keuangan dapat menunjuk suatu tim untuk
menteri/pimpinan lembaga. melakukan penilaian usulan dimaksud.

Apa Persyaratan Substantif


Menjadi Satker BLU?
Membentuk Satker BLU

H
al-hal yang harus diperhatikan oleh calon a. Memiliki kode satker dari Kementerian
satker BLU sebelum melakukan penilaian Keuangan,
pemenuhan persyaratan substantif: b. Memiliki alokasi anggaran tersendiri
dalam dokumen pelaksanaan anggaran
1. Merupakan satker pemerintah yang
yang terpisah dari instansi vertikalnya,
dibentuk berdasarkan peraturan menteri/
dan
pimpinan lembaga atau peraturan lainnya
c. Membuat laporan keuangan sebagai
yang lebih tinggi, dan disetujui oleh Menteri
pertanggungjawaban anggaran.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan 3. Mempunyai pendapatan fungsional yang
Reformasi Birokrasi baik bersifat struktural signifikan dari hasil layanan yang diberikan
(memiliki eselonering tertentu) maupun kepada masyarakat berupa PNBP.
non-struktural (tidak memiliki eselonering 4. Merupakan satker yang telah berdiri
tertentu). sekurang-kurangnya dalam dua tahun
2. Mempunyai pengelolaan keuangan yang anggaran atau satker baru yang
mandiri dan dicirikan dengan: diamanatkan Peraturan Pemerintah atau
peraturan lainnya yang lebih tinggi.

12 | MANUAL BLU
Beberapa Kasus
Persiapan Menjadi BLU
Kasus 1 Analisis
Sebuah balai diklat di bawah K/L akan Seyogyanya tidak dikembangkan
dikembangkan menjadi satker BLU. Diklat menjadi satker BLU, mengingat balai
tersebut sudah berjalan selama lebih dari diklat dimaksud bukan merupakan
2 tahun anggaran. Seluruh pembiayaan satker mandiri dan tidak mempunyai
balai diklat diperoleh dari alokasi rupiah pendapatan yang signifikan.
murni APBN dan menginduk pada satker
Sekretariat Jenderal K/L. Ke depan, balai
diklat dimaksud akan diarahkan untuk
melayani masyarakat luas dan memperoleh
pendapatan yang signifikan.

Membentuk Satker BLU


Kasus 2 Analisis
Sebuah satker PNBP yang telah berdiri Seyogyanya memperbaiki tata kelola
selama 5 tahun mempunyai pendapatan satker PNBP terlebih dahulu dengan
yang cukup signifikan, namun sebagian mengelola seluruh pendapatan sesuai
besar pendapatannya dikelola di luar peraturan yang berlaku (on budget),
mekanisme anggaran yang berlaku sebelum diusulkan menjadi satker BLU.
(off-budget). Untuk menghindari temuan
pemeriksaan satker ingin berubah bentuk
menjadi satker BLU, sehingga menjadi
lebih akuntabel.

Kasus 3 Analisis
Berdasarkan Undang Undang APBN tahun Seyogyanya fokus pada memperjelas
anggaran berjalan, DPR mengamanatkan bentuk kelembagaan satkernya terlebih
pembentukan satker BLU. Potensi dahulu, sebelum dikembangkan menjadi
pendapatan yang akan diperoleh di masa satker BLU.
depan cukup signifikan untuk menjamin
kontinuitas layanan.

(Diolah dari berbagai sumber)

MANUAL BLU | 13
P
ersyaratan substantif bagi BLU penyedia 4. Bukan merupakan pelayanan yang
barang dan jasa lainnya terpenuhi apabila bersifat administratif dan mandatory yang

instansi pemerintah bersangkutan: hanya dapat dilaksanakan oleh instansi


pemerintah. Contoh instansi pemerintah
1. Menyelenggarakan penyediaan barang penyelenggara layanan penerbitan SIM,
dan/atau jasa lainnya, contohnya adalah STNK, paspor, KTP, surat nikah, akta
instansi pelayanan jasa penelitian, kelahiran, sertifikat tanah dan pemberian
pemasaran KUKM, serta pengujian. hak atas tanah, izin pendirian perusahaan,
izin usaha, dan bentuk-bentuk perijinan
2. Menyelenggarakan layanan yang sebagian lainnya, layanan di bidang pertahanan dan
besar dinikmati oleh masyarakat umum, keamanan, layanan di bidang kejaksaan,
dan bukan layanan kepada satker serta layanan di bidang peradilan tidak
pemerintah lainnya (internal service). dapat dikembangkan menjadi satker BLU

3. Menerima pendapatan berupa PNBP dari


sebagian/seluruh layanan umum yang
diberikan.
Membentuk Satker BLU

Apa Persyaratan Teknis Menjadi


Satker BLU?

P
enilaian persyaratan teknis calon dari pengaruh (impact) layanan terhadap
satker BLU terpenuhi apabila satker masyarakat yang cukup besar atau
bersangkutan:
layanannya mempengaruhi pencapaian

1. Mempunyai kinerja layanan di bidang tugas sasaran program K/L.


pokok dan fungsinya yang layak dikelola
2. Mempunyai kinerja keuangan yang sehat
dan ditingkatkan pencapaiannya melalui
BLU sebagaimana direkomendasikan oleh dan memenuhi batasan threshold tertentu

menteri/pimpinan lembaga. Hal ini dicirikan

14 | MANUAL BLU
Apa Persyaratan Administratif
Menjadi Satker BLU?

A
gar dapat menghasilkan dokumen dan sesudah menjadi satker BLU
persyaratan administratif yang secara memadai.
memuaskan, satker harus memenuhi unsur- 3) Justifikasi bahwa penambahan
unsur: dan/atau penghapusan unit kerja
telah mempertimbangkan prinsip
1. Menyusun Pernyataan Kesanggupan untuk
efisiensi dan efektivitas pelayanan.
meningkatkan kinerja layanan, keuangan,
4) Uraian tupoksi organisasi secara
dan manfaat bagi masyarakat. Pernyataan
rinci pada berbagai jenjang
kesanggupan tersebut disusun sesuai
jabatan.
dengan format yang ditetapkan Menteri
5) Uraian tugas jabatan yang meliputi
Keuangan, bermaterai, ditandatangani oleh
nama jabatan, persyaratan jabatan,
pimpinan satker yang mengajukan usulan
standar kompetensi, ikhtisar
untuk menerapkan PK BLU, dan disetujui
jabatan, tujuan jabatan, uraian
oleh menteri/pimpinan lembaga terkait.
tugas dan kegiatan, hasil kerja,
wewenang, tanggung jawab,

Membentuk Satker BLU


2. Menyusun dokumen Pola Tata Kelola yang dan hubungan kerja yang tidak
menjelaskan hal-hal berikut ini: duplikatif.
6) Pembagian tugas, wewenang,
a. Organisasi dan tata laksana yang dan tanggung jawab di antara
memuat mengenai struktur organisasi pemimpin BLU, pejabat teknis,
yang menggambarkan posisi satker dan pejabat keuangan secara logis
dalam kerangka organisasi K/L, serta dan telah mengikuti aturan yang
hubungan, wewenang, dan tanggung berlaku.
jawab di antara unit kerja atau jabatan 7) Pembentukan SPI dan Dewas
di dalamnya. Uraian di dalamnya harus sesuai dengan ketentuan yang
mencerminkan pengelompokkan fungsi berlaku.
yang logis. Isi dari subbab ini harus
dapat menjelaskan antara lain: b. Prosedur kerja yang menggambarkan
alur proses dan prosedur penyelesaian
1) Dasar hukum atau ketentuan tugas sesuai wewenang dan tanggung
perundang-undangan jawab masing-masing jabatan. Satker
yang menjadi acuan dalam harus mempunyai prosedur kerja untuk
pembentukan satker. semua kegiatannya, terutama untuk
2) Bagan struktur organisasi sebelum kegiatan utama (core business). Isi dari

MANUAL BLU | 15
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

subbab ini harus dapat menjelaskan demosi, pemberhentian, dan


antara lain: mutasi.
4) Upaya peningkatan kompetensi
1) Cakupan prosedur kerja sesuai
pegawai di masing-masing
dengan tupoksi.
unit, antara lain pendidikan dan
2) Uraian prosedur kerja meliputi
pelatihan, tugas belajar, dan in-
definisi, tujuan pembentukan
house training.
prosedur kerja, ruang lingkup,
pejabat yang bertanggung jawab, d. Akuntabilitas satker yang memadai,
batas waktu penyelesaian, dan meliputi penjelasan mengenai
penjelasan lainnya. mekanisme pengukuran kinerja yang
3) Prosedur kerja yang digambarkan telah dan akan dilakukan dengan
dalam bagan alur. pendekatan keluaran (output-based
4) Prosedur kerja layanan yang approach). Mekanisme pengukuran
mengedepankan prinsip efisiensi. kinerja yang menggunakan pendekatan
masukan dapat dipergunakan
c. Ketersediaan dan pengembangan
sepanjang masih dipergunakan
SDM yang memadai untuk
sebagai dasar pengukuran kinerja
Membentuk Satker BLU

menjalankan kegiatan dalam rangka


sesuai dengan ketentuan yang
mencapai tujuannya. Ketersediaan
berlaku. Isi dari subbab ini harus dapat
SDM mencakup kuantitas SDM,
menjelaskan antara lain:
standar kompetensi, pola rekrutmen,
dan rencana pengembangan SDM. 1) Kebijakan pengukuran kinerja
Isi dari subbab ini harus dapat program, kegiatan, dan keuangan
menjelaskan antara lain: yang efektif.
2) Mekanisme pengukuran dan
1) Uraian profil SDM secara jelas,
penilaian kinerja program, kegiatan,
sekurang-kurangnya memuat
dan keuangan.
statistik pegawai berdasarkan
3) Media pertanggungjawaban kinerja
pendidikan atau kompetensi yang
program, kegiatan, dan keuangan
dimiliki, jabatan, dan usia.
yang tersedia untuk pihak internal
2) Analisis terhadap ketersediaan dan
dan eksternal.
kondisi ideal (gap analysis) pegawai
4) Laporan akuntabilitas program,
sesuai dengan kebutuhan/
kegiatan, dan keuangan dilakukan
perkembangan organisasi ke
secara periodik.
depan.
3) Kebijakan pengembangan pegawai e. Transparansi layanan yang diberikan,
terkait pola rekrutmen, promosi, meliputi komitmen satker untuk

16 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

menginformasikan layanan dan 2) Kinerja tahun berjalan yang


kinerjanya kepada masyarakat luas menunjukkan tren peningkatan
melalui pengelolaan media publikasi dibandingkan dengan kondisi
yang memadai. Isi dari subbab ini tahun-tahun sebelumnya.
harus dapat menjelaskan antara lain: 3) Laporan kondisi kinerja tahun
1) Media publikasi yang permanen terakhir yang diperinci sesuai
yang digunakan, seperti website, dengan kegiatan, indikator kinerja
surat kabar, dan media lainnya. kegiatan, rencana belanja, realisasi
2) Pemutakhiran informasi secara belanja, target keluaran, dan
berkala yang dilakukan. realisasi keluaran.
3) Umpan balik yang menyatakan 4) Pengukuran kinerja yang telah
publikasi sudah cukup informatif. mengikuti metode yang lazim
4) Mekanisme penanganan saran/ atau sesuai dengan ketentuan
masukan dan pengaduan/keluhan yang berlaku, misalnya Laporan
masyarakat. Akuntabilitas Kinerja Instansi
5) Adanya kebijakan terkait Pemerintah (LAKIP) atau BSC.
keterbukaan informasi kepada 5) Analisis faktor-faktor yang

Membentuk Satker BLU


publik. mempengaruhi capaian kinerja
secara memadai.

3. Menyusun Renstra Bisnis BLU yang b. Strategi bisnis dalam 5 tahun ke


menunjukkan adanya peningkatan kinerja depan yang menggambarkan capaian
layanan dan keuangan sesudah satker rasional yang dapat diraih oleh satker
tersebut menjadi satker BLU ke depan. apabila berubah menjadi satker BLU
Renstra ini harus menggambarkan: berdasarkan analisis kemampuan
yang dimiliki saat ini. Secara terperinci
a. Kinerja yang telah dicapai sampai
strategi bisnis ini harus menjelaskan:
dengan tahun berjalan, yang
menyiratkan adanya tata kelola yang 1) Analisis situasi/lingkungan
baik dalam penyelenggaran tupoksi. yang realistis dan memadai
Isi dari subbab ini harus dapat menggunakan metode yang
menjelaskan antara lain: berlaku umum, misal: Strengths,
Weaknesses, Opportunities and
1) Kinerja tahun berjalan dalam
Threats (SWOT)/Boston Consulting
berbagai aspek secara memadai,
Group (BCG) analysis.
yaitu dari aspek layanan,
2) Strategi besar (grand strategy)
keuangan, SDM, serta sarana dan
pengembangan layanan BLU
prasarana.

MANUAL BLU | 17
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

secara memadai berdasarkan perkembangan yang signifikan apabila


hasil identifikasi analisis situasi/ berubah menjadi satker BLU, sehingga
lingkungan. dapat berkontribusi dalam penyediaan
3) Visi dan misi sesuai dengan visi layanan publik. Proyeksi ini berisikan:
dan misi K/L dan dijelaskan cukup
1) Asumsi ekonomi yang dapat
memadai. Visi organisasi ke depan
diperbandingkan berdasarkan
harus menantang organisasi untuk
kemampuan riil atau sumber daya
mewujudkan cita dan citra yang
yang dimiliki.
dikehendaki. Sedangkan misi
2) Anggaran indikatif yang disusun
menggambarkan sesuatu yang
secara realistis dan memadai.
harus diemban atau dilaksanakan
3) Analisis proyeksi keuangan yang
sesuai visi yang ditetapkan, agar
sesuai dengan bidang layanan
tujuan organisasi dapat terlaksana
menggunakan metode yang tepat.
dan berhasil dengan baik. Visi dan
4) Analisis proyeksi peningkatan
misi yang dibuat dapat berbeda
volume dan/atau kualitas layanan
dengan visi dan misi saat ini.
yang logis dan signifikan.
4) Tujuan, sasaran, dan indikator
5) Analisis proyeksi peningkatan
Membentuk Satker BLU

sasaran secara memadai.


PNBP yang realistis dan signifikan
5) Kebijakan yang menggambarkan
yang disertai indikasi tarif yang
pilihan strategi yang cocok dan
akan diberlakukan.
dapat dilaksanakan secara efisien
6) Analisis peningkatan proporsi
dan efektif.
belanja dari PNBP yang
6) Indikator kinerja program dan
disebabkan adanya perluasan
kegiatan lima tahunan yang jelas
layanan.
dan sesuai dengan kebijakan
berupa indikator layanan,
keuangan, SDM, serta sarana dan 4. Menyusun laporan keuangan pokok sesuai
prasarana. dengan ketentuan yang berlaku bagi satker
7) Matriks keterkaitan antara visi, pemerintah. Kriteria utama yang harus
misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dipenuhi adalah penyajian yang lengkap
program dan kegiatan (termasuk dan sesuai dengan SAP yang berlaku.
kegiatan rutin). Untuk satker instansi pemerintah yang
baru atau satker lainnya yang berasal dari
c. Proyeksi layanan dan keuangan
non-instansi pemerintah dapat menyusun
dari satker BLU ke depan
laporan keuangan sesuai ketentuan SAK
yang menggambarkan potensi
yang berlaku. Materi laporan keuangan

18 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

pokok ini harus memenuhi unsur-unsur: untuk menguraikan lebih lanjut


tentang informasi keuangan satker,
a. Disajikan dengan lengkap mengikuti
sehingga pengguna laporan keuangan
ketentuan mengenai penyusunan
mempunyai informasi tambahan
laporan keuangan K/L/satker.
mengenai tren posisi keuangan, tren
Komponen dari laporan keuangan
pendapatan dan biaya, tren arus kas,
sesuai SAP memuat:
potensi kemampuan pelayanan publik
1) Laporan Realisasi Anggaran, yaitu dan pemenuhan kewajiban dengan
laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya yang ada di masa
sumber, alokasi, dan pemakaian yang akan datang, serta kontribusi
sumber daya ekonomi yang satker BLU terhadap kesejahteraan
dikelola, serta menggambarkan masyarakat di masa sekarang dan di
perbandingan antara anggaran dan masa depan.
realisasinya dalam suatu periode
pelaporan yang terdiri dari unsur
5. Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
pendapatan dan belanja.
menggambarkan ukuran pelayanan yang
2) Neraca, yaitu laporan yang
harus dipenuhi oleh instansi pemerintah

Membentuk Satker BLU


menggambarkan posisi keuangan
yang akan menerapkan PK BLU dengan
mengenai aset, kewajiban, dan
mempertimbangkan kualitas layanan,
ekuitas pada tanggal tertentu.
pemerataan, dan kesetaraan layanan serta
3) Catatan atas Laporan Keuangan
kemudahan memperoleh layanan. SPM
(CaLK), yaitu laporan yang berisi
tersebut harus ditetapkan oleh menteri/
penjelasan naratif atau rincian dari
pimpinan lembaga yang sekurang-
angka yang tertera dalam Laporan
kurangnya mengandung unsur:
Realisasi Anggaran, dan Neraca,
disertai laporan mengenai kinerja a. Persetujuan berupa tanda tangan dari
keuangan. pimpinan satker yang bersangkutan
dan menteri/pimpinan lembaga.
b. Terdapat analisis laporan keuangan
b. Jenis kegiatan atau layanan yang
yaitu berupa analisis tren, analisis
diberikan satker, yaitu uraian mengenai
persentase per komponen, analisis
seluruh layanan yang diberikan oleh
rasio, dan analisis sumber penggunaan
satker baik yang bersifat internal
dana. Penggunaan metode analisis
satker maupun layanan yang diberikan
dapat disesuaikan dengan bidang
kepada masyarakat. Jenis kegiatan ini
layanan satker yang bersangkutan.
merupakan tupoksi dari satker yang

Metode analisis tersebut digunakan bersangkutan. Isi dari subbab ini harus
menjelaskan antara lain:

MANUAL BLU | 19
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

1) Layanan secara komprehensif jenis pelayanan dasar, indikator SPM,


yang mencakup uraian mengenai dan batas waktu pencapaian SPM.
jenis layanan, standar layanan, Indikator pelayanan ini harus konsisten
standar SDM, standar sarana dan dengan Renstra Bisnis, dokumen
prasarana, serta standar lainnya. pelaksanaan anggaran, maupun
2) Kualitas, pemerataan, dan pedoman pengukuran dan penilaian
kesetaraan layanan, serta kinerja yang berlaku. Isi dari subbab ini
kemudahan untuk mendapatkan harus memuat antara lain:
layanan.
1) Persetujuan berupa tanda
3) Kebutuhan para pemangku
tangan dari pimpinan satker
kepentingan (internal dan
yang bersangkutan dan menteri/
eksternal).
pimpinan lembaga
4) Pengalaman empiris untuk
2) Indikator pelayanan yang realistis
menjalankan Standar Pelayanan
sesuai sumber daya.
Minimal.
3) Rincian jenis layanan, indikator, dan
5) Kesesuaian dengan tupoksi satker.
batas waktu penyelesaian layanan.
4) Kesesuaian dengan prinsip-prinsip
Membentuk Satker BLU

c. Rencana Pencapaian SPM, yaitu uraian


mengenai target tahunan pencapaian fokus pada jenis layanan, dapat
SPM dengan mengacu pada batas diukur, dapat dicapai, relevan, dan
waktu pencapaian SPM sesuai dengan dapat diandalkan, dan tepat waktu
peraturan yang ada dan merincinya ke (SMART criteria).
dalam uraian rencana pencapaian SPM
untuk masing-masing unit layanan 6.  Menyampaikan laporan keuangan hasil
secara memadai. Isi dari subbab ini audit tahun terakhir sebelum satker
harus menjelaskan antara lain: diusulkan untuk menerapkan PPK-BLU
dari pemeriksa eksternal. Dalam hal
1) Rencana pencapaian SPM yang
satker belum pernah diaudit, satker harus
telah mencantumkan target waktu.
membuat pernyataan bersedia untuk
2) Acuan pada standar pelayanan
diaudit secara independen yang disusun
tertinggi yang telah dicapai dalam
dengan mengacu pada format yang telah
bidang terkait.
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, serta

d. Indikator pelayanan yang memuat ditandatangani oleh pemimpin satker dan


disetujui oleh menteri/pimpinan lembaga
terkait.

20 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pengusulan Satker
BLU?

P
emimpin satker secara berjenjang oleh K/L bersangkutan. Berdasarkan hasil
menyampaikan usulan dengan dilampiri pengkajian/penilaian tersebut K/L selanjutnya
dokumen persyaratan administratif di atas mengajukan usulan penetapan menjadi satker
kepada menteri/pimpinan lembaga untuk BLU bagi calon satker BLU yang dianggap
kemudian dilakukan pengkajian/penilaian layak kepada Menteri Keuangan.

Bagaimana Proses Penilaian dan


Penetapan Satker BLU?

P
enilaian persyaratan administratif calon pertimbangan penetapan satker bersangkutan
satker BLU dan penetapan menjadi satker menjadi satker BLU. Menteri Keuangan

Membentuk Satker BLU


BLU dilakukan oleh Menteri Keuangan. Menteri menetapkan keputusan penetapan satker
Keuangan memberi keputusan penetapan atau tersebut menjadi satker BLU berdasarkan
penolakan terhadap usulan penetapan BLU rekomendasi dari Tim Penilai. Hasil keputusan
paling lambat 3 bulan sejak diterimanya usulan Menteri Keuangan disampaikan kepada:
dari menteri/pimpinan lembaga.
1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Proses penilaian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu 2. Menteri/pimpinan lembaga beserta
penilaian kelengkapan dan akurasi penyajian Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal,
oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. dan Unit Eselon I yang membawahi satker
Direktorat Pembinaan PK BLU, dan penilaian yang bersangkutan.
material oleh Tim Penilai yang dibentuk Menteri
3. Unit Eselon I lain lingkup Kementerian
Keuangan.
Keuangan terkait.

Hasil penilaian Tim Penilai dituangkan dalam 4. Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN

Berita Acara Penilaian dan disampaikan setempat.

kepada Menteri Keuangan sebagai bahan 5. Satker BLU yang ditetapkan.

MANUAL BLU | 21
Kapan Status
Satker BLU
Berakhir?

S
ementara itu, status satker BLU akan
berakhir apabila:

1. Dicabut oleh Menteri Keuangan sesuai


dengan kewenangannya,
2. Dicabut oleh Menteri Keuangan
berdasarkan usul dari menteri/pimpinan
lembaga sesuai dengan kewenangannya,
atau
3. Berubah statusnya menjadi badan hukum
dengan kekayaan negara yang dipisahkan.

Pencabutan status satker BLU oleh Menteri


Keuangan dilakukan apabila satker BLU sudah
tidak lagi memenuhi persyaratan substantif,
Membentuk Satker BLU

teknis, dan/atau administratif, antara lain


diakibatkan perubahan orientasi layanan
sehingga tidak menghasilkan PNBP, tidak
terpenuhinya target kinerja, dan hal-hal lainnya
yang mengganggu kontinuitas penerapan Pola
PK BLU. Perubahan menjadi badan hukum
dengan kekayaan negara yang dipisahkan
antara lain apabila satker Perguruan Tinggi
Negeri BLU berubah status menjadi Perguruan
Tinggi Negeri Badan Hukum.

22 | MANUAL BLU
3
MENATA
KELEMBAGAAN
BLU
bagaimana menata organisasi BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya?
siapa unsur pengelola BLU?
bagaimana menata kepegawaian BLU?
siapa unsur pejabat perbendaharaan BLU?

Menata Kelembagaan BLU

MANUAL BLU | 23
Bagaimana Menata Organisasi BLU
Menata Kelembagaan BLU

Bidang Penyedia Barang dan Jasa Lainnya?

S
truktur organisasi bidang penyedia barang organisasi meliputi kedudukan, susunan
dan jasa lainnya harus menggambarkan jabatan, dan hubungan kerja antarunit. Tugas
posisi jabatan yang ada pada organisasi dan wewenang tiap jabatan harus diuraikan
dan hubungan wewenang/tanggung jawab secara jelas, berikut persyaratan menduduki
antarjabatan dalam pelaksanaan tugasnya. jabatannya.
Melalui struktur organisasi, budaya dan
Satker BLU harus mempunyai struktur
prinsip-prinsip organisasi diterapkan dalam
organisasi dengan kriteria sebagai berikut:
menjalankan roda kehidupannya.

1. Menggambarkan pengendalian internal


Desain organisasi harus memperhatikan
yang memadai, dapat dilihat antara lain
keserasian antara besaran organisasi dengan
dari:
beban tugas, kemampuan, dan sumber
daya yang dimiliki. Dalam rangka menjamin a. Pemisahan tugas yang memadai;
kejelasan mekanisme kerja dan akuntabilitas Harus ada pemisahan fungsi antara
organisasi, maka desain organisasi satker BLU fungsi pemimpin, sebagai penanggung
harus menggambarkan secara jelas bagan jawab atas seluruh kegiatan dalam

24 | MANUAL BLU
suatu organisasi, fungsi keuangan, 1. Adanya persamaan visi di semua
fungsi operasional/pelaksanaan, dan level organisasi, namun manajemen
fungsi pengawasan. puncaklah yang bertanggung jawab untuk
b. Adanya badan/unit yang berfungsi memastikan bahwa visi tersebut ada dan
sebagai internal audit; dipelihara.
Fungsi tersebut dapat dilaksanakan 2. Peran pemimpin adalah membangun visi
oleh SPI ataupun Inspektorat Jenderal bersama, memberdayakan karyawan,
pada K/L. Bentuk unit tersebut menginspirasikan komitmen, dan
disesuaikan dengan kebutuhan satker mendorong pengambilan keputusan

Menata Kelembagaan BLU


yang bersangkutan. secara efektif melalui pemberdayaan dan
2. Menunjukkan kejelasan garis komando kepemimpinan yang kharismatik.
atau koordinasinya, yaitu agar dalam 3. Perumusan dan implementasi ide terjadi di
struktur organisasi tersebut terlihat semua level organisasi.
garis komando, sehingga jelas pola 4. Pegawai memahami tugas masing-masing,
pertanggungjawabannya. termasuk kaitan pekerjaan masing-masing
3. Menggambarkan pengelompokan pegawai dengan pegawai lainnya.

fungsi yang logis; 5. Organisasi menjalankan proses, bukan

Bidang-bidang yang ada dalam suatu tugas. Masing-masing proses mempunyai

organisasi harus dikelompokkan sesuai ‘pemilik’ dan tujuan kinerja khusus.

dengan fungsinya. Pengelompokan fungsi- 6. Pengguna jasa layanan sebagai faktor

fungsi dalam struktur organisasi harus pengendali kinerja. Kepuasan masyarakat

dilakukan secara logis dan sesuai dengan sebagai penggerak utama dan ukuran

prinsip pengendalian intern. kinerja, bukan keuntungan semata.


7. Semua pegawai mendapat informasi penuh
Untuk mencapai kriteria struktur organisasi dan mendapat kesempatan pelatihan.
BLU, satker BLU perlu memperhatikan prinsip- 8. Membangun budaya keterbukaan,
prinsip dalam menyusun struktur organisasi kerjasama dan kolaborasi, budaya yang
sesuai dengan kaidah organisasi modern, yaitu: fokus pada peningkatan kinerja yang terus-
menerus, tanggung jawab pegawai, dan
lain-lain.

MANUAL BLU | 25
Menata Organisasi BLU

Gambar 3.1

Kriteria
Struktur Organisasi BLU

Menggambarkan pengendalian internal

KriteriaK Struktur yang memadai

STRUKTUR R
ORGANISASIOrganisasi
I BLU Menunjukkan kejelasan garis komando
BLU T
atau koordinasinya
E
R
I
A Menggambarkan pengelompokan fungsi
yang logis
Menata Kelembagaan BLU

P
rinsip penyusunan organisasi satker BLU sehingga tidak ada tugas yang tidak
adalah: ditangani oleh suatu unit organisasi dan
tidak ada tugas yang ditangani oleh lebih
1. Mempunyai visi, misi, dan tujuan yang
dari satu unit organisasi.
spesifik di bidang peningkatan mutu
5. Setiap unit organisasi harus mempunyai
pelayanan masyarakat. hubungan yang jelas antara satu dengan
2. Pembagian jumlah unit organisasi harus yang lain sehingga terdapat kesatuan arah
memperhatikan sifat pekerjaan dalam dan tindakan dalam mencapai visi dan misi
organisasi dalam arti untuk mendukung organisasi.
terwujudnya institutional coherence, maka 6. Setiap unit organisasi harus mempunyai
tugas-tugas yang bersesuaian tidak perlu kewenangan yang jelas sehingga
dipecah-pecah ke dalam beberapa unit. mekanisme pengambilan keputusan
3. Adanya kepastian bahwa tugas-tugas pada masing-masing unit organisasi
dalam organisasi akan terus berlangsung dapat menunjukkan keseimbangan antara
dalam jangka waktu yang lama (tidak kewenangan dan tanggung jawab.
bersifat ad hoc). 7. Desain organisasi harus memperhatikan
4. Semua tugas organisasi harus dibagi habis keserasian antara besaran organisasi
ke dalam unit-unit organisasi di bawahnya, dengan beban tugas, kemampuan, dan

26 | MANUAL BLU
Menata Organisasi BLU

sumber daya yang dimiliki. harus menggambarkan secara jelas

8. Dalam rangka menjamin kejelasan pembaganan mengenai kedudukan,

mekanisme kerja dan akuntabilitas susunan jabatan, dan hubungan kerja antar

organisasi, maka desain organisasi BLU unit organisasi.

Gambar 3.2

Ilustrasi
Struktur Organisasi Satker BLU

PIMP. BLU DEWAS

SPI

Menata Kelembagaan BLU


PJBT BID PJBT BID PJBT BID PJBT BID
TEKNIS 1 TEKNIS 2 TEKNIS 3 ADM & KEU

PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT


PJBT PJBT
SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID
SUBBID SUBBID
TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS
ADMIN KEU
1A 1B 1C 2A 2B 2C 3A 3B 3C

J
ika struktur organisasi yang ada saat 2005. Penyusunan struktur organisasi yang
ini (existing) belum menggambarkan baru hendaknya memperhatikan kebutuhan
pengendalian internal yang memadai, maka terhadap fleksibilitas, kemampuan untuk
harus diajukan format struktur organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan,
yang baru yang memenuhi ketentuan dalam kreativitas, pengetahuan dan kemampuan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan.

MANUAL BLU | 27
Menata Kelembagaan BLU

Satker BLU dapat melakukan perubahan/ Prosedur kerja dapat memberikan arah bagi
penyesuaian tata kelola maupun perubahan BLU dalam upaya peningkatan kinerja BLU
struktur organisasi. Perubahan tata kelola dan yang bersangkutan, disamping menghindarkan
struktur organisasi tersebut dilakukan dengan adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan
mengikuti mengikuti peraturan atau ketentuan pekerjaan. Disamping itu, prosedur kerja
perundang-undangan yang berlaku. dapat digunakan untuk menelusuri kesalahan-
Tata laksana atau prosedur kerja merupakan kesalahan prosedural, baik dalam pemberian
urutan pekerjaan yang dilakukan oleh satker pelayanan kepada publik maupun pelaksanaan
BLU dalam melaksanakan kegiatannya. pekerjaan rutin.
Prosedur kerja ini menggambarkan wewenang/
tanggung jawab masing-masing jabatan dan Satker pemerintah yang menjadi satker BLU
prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan harus mempunyai prosedur kerja untuk semua
tugasnya. Secara sederhana, prosedur kegiatannya, terutama kegiatan utama (core
kerja dapat diartikan sebagai pedoman yang business). Prosedur kerja disajikan dalam
menunjukkan apa yang harus dilakukan, bentuk bagan arus (flowchart) diikuti dengan
kapan hal tersebut dilakukan, dan siapa yang narasi yang menjelaskan bagan arus tersebut.
melakukannya. Sehingga, adanya prosedur Prosedur kerja mencakup empat aspek, yaitu
kerja sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi, aspek pelayanan, keuangan, administrasi
baik dari tingkat pimpinan hingga level (termasuk aspek sarana dan prasarana), dan
organisasi yang terendah. SDM.

28 | MANUAL BLU
Siapa Unsur Pengelola BLU?

B
LU dikelola oleh pejabat pengelola penanggung jawab keuangan yang
BLU yang terdiri dari Pemimpin BLU, berkewajiban:
Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA,
Sebutan tersebut dapat disesuaikan dengan
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan
nomenklatur yang berlaku pada instansi
anggaran satker BLU,
pemerintah yang bersangkutan. Kedudukan
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis dalam
belanja,
struktur organiasi harus setara untuk menjamin
d. menyelenggarakan pengelolaan kas,
adanya mekanisme saling uji (check and
e. melakukan pengelolaan utang-piutang,
balance). Selain itu, dalam rangka pembinaan
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang,
dan pemeriksaan intern BLU juga dilengkapi
aset tetap, dan investasi BLU,
dengan Dewas dan SPI.
g. menyelenggarakan sistem informasi
manajemen keuangan, dan

Pemimpin BLU h. menyelenggarakan akuntansi dan


penyusunan laporan keuangan, dan lain-

Kepala satker berkedudukan sebagai lain.

Menata Kelembagaan BLU


Pemimpin BLU yang berfungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional serta
Pejabat Teknis BLU
keuangan BLU, dan berkewajiban:

a. menyiapkan Renstra Bisnis BLU, Pejabat Teknis BLU berfungsi sebagai


b. menyiapkan RBA tahunan, penanggung jawab teknis di bidang masing-
c. mengusulkan calon pejabat keuangan dan masing yang berkewajiban:
pejabat teknis sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, dan a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di

d. menyampaikan pertanggungjawaban bidangnya,

kinerja operasional dan keuangan BLU. b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA,
dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja

Pejabat Keuangan BLU operasional di bidangnya.

Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai

MANUAL BLU | 29
Unsur Pengelola BLU

Satuan Pemeriksaan Intern atau tidaknya pengendalian akuntansi dan


pengendalian administratif dan mendorong
Fungsi pengawasan dan pemeriksaan penggunaan cara-cara yang efektif dengan
intern dalam pelaksanaan kegiatan harus biaya yang minimum.
dilaksanakan oleh satker BLU. Fungsi tersebut b. Menilai sampai seberapa jauh pelaksanaan
dapat dilaksanakan oleh SPI sebagai unit yang kebijakan manajemen puncak/ Pemimpin
melakukan fungsi pemeriksaan intern BLU, BLU dipatuhi.
dan sebagai unit kerja yang berkedudukan c. Menilai sampai seberapa jauh aset
langsung di bawah pemimpin BLU untuk dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
menjamin independensinya dari kegiatan atau segala macam kerugian.
unit kerja yang diaudit. Secara umum, fungsi d. Menilai keandalan informasi yang dihasilkan
SPI antara lain: oleh berbagai unit.
e. Memberikan rekomendasi perbaikan
a. Membantu Pemimpin BLU dalam
kegiatan-kegiatan satker BLU.
menyelenggarakan penilaian atas sistem
pengendalian, pengelolaan manajemen, Ruang lingkup SPI meliputi audit keuangan
serta memberikan saran perbaikan. dan audit manajemen. Audit keuangan melihat
b. Sebagai konsultan dan juga melaksanakan kewajaran atas laporan keuangan yang telah
pengawasan dalam rangka pengelolaan
Menata Kelembagaan BLU

disajikan manajemen dengan fokus pada


risiko, pengendalian dan penerapan audit operasional organisasi. Sementara audit
prinsip-prinsip good governance. manajemen melihat segi efisiensi, efektivitas,
c. Sebagai mitra kerja strategis unit kerja ekonomi, dengan tujuan menguji apakah
dalam mencapai sasaran kegiatan. pelaksanaan/kegiatan telah sesuai dengan
d. Sebagai mitra kerja dari auditor eksternal. ketentuan/peraturan yang berlaku. SPI
mempunyai wewenang antara lain:
Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis
dan kompetensi yang memadai agar dapat a. Menyusun, mengubah, dan melaksanakan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. kebijakan audit internal termasuk antara
Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh lain menentukan prosedur dan lingkup
Pemimpin BLU. Pembentukan SPI disesuaikan pelaksanaan pekerjaan audit.
dengan kondisi satker yang bersangkutan. Jika b. Mengakses seluruh dokumen, pencatatan,
satker belum mampu membentuk SPI, maka personal dan fisik, informasi tempat atas
fungsi pengawasan intern dapat diserahkan obyek audit yang dilaksanakannya, untuk
kepada Inspektorat Jenderal pada K/L mendapatkan data dan Informasi yang
bersangkutan, atau unit lain yang mendapat berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
kewenangan dari Pemimpin BLU untuk c. Melakukan verifikasi dan uji kehandalan
melakukan fungsi pengawasan. Tugas-tugas terhadap informasi yang diperolehnya,
SPI antara lain: dalam kaitan dengan penilaian efektivitas
sistem yang diauditnya.
a. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik

30 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU

SPI tidak mempunyai kewenangan pelaksanaan Dewas untuk BLU di lingkungan


dan tanggung jawab atas aktivitas yang direviu/ pemerintah pusat dibentuk dengan
diperiksa, tetapi tanggung jawab SPI adalah keputusan menteri/pimpinan lembaga atas
pada penilaian dan analisis atas aktivitas persetujuan Menteri Keuangan. Unsur-
tersebut. unsur Anggota Dewas terdiri dari pejabat
K/L sebagai unsur pembina teknis, pejabat

Dewan Pengawas dari Kementerian Keuangan sebagai


unsur pembina keuangan dan tenaga ahli
Dewas adalah organ BLU yang bertugas untuk
yang sesuai dengan kegiatan satker BLU
melakukan pengawasan terhadap BLU.
sebagai unsur profesional.
Adapun tugas, keanggotaan, persyaratan, dan
hal-hal terkait Dewas dapat dijelaskan sebagai Dewas dibentuk apabila satker BLU

berikut : memenuhi syarat minimum nilai omzet dan/


atau nilai aset, yang dapat dijelaskan pada
a. Keanggotaan dan Persyaratan tabel berikut ini :
Pembentukan Dewas

Menata Kelembagaan BLU


Tabel 3.1 Keanggotaan Dewas

No Nilai omset dan aset Jumlah Dewas Keterangan

Omset antara Rp15 3 orang terdiri dari : Nilai omset


s.d. 30 miliar atau • 1 dari kementerian berdasarkan jumlah
teknis PNBP pada LRA
1 aset antara Rp75
• 1 dari Kementerian tahun terakhir.
s.d. 200 miliar. Keuangan Nilai aset
• 1 tenaga ahli berdasarkan nilai
aset dalam Neraca
tahun terakhir.

Jumlah Dewas
tersebut dapat
3 orang tsb. di atas, atau 5 ditinjau kembali
orang terdiri dari: :
Omset di atas Rp30 apabila realisasi nilai
• 2 dari kementerian
omset dan/atau
2 miliar atau aset di teknis
• 2 dari Kementerian nilai aset mengalami
atas Rp200 miliar. penurunan selama 2
Keuangan
• 1 tenaga ahli (dua) tahun berturut
turut lebih rendah
dari persyaratan.

MANUAL BLU | 31
Unsur Pengelola BLU

` Keanggotaan Dewas dari unsur K/L dan keuangan negara.


dari unsur Kementerian Keuangan adalah
Dalam rangka memenuhi persyaratan
wakil menteri atau pejabat struktural
tersebut dilakukan penilaian internal oleh
maupun pejabat fungsional yang bukan
K/L terhadap calon anggota Dewas dari
pegawai BLU yang masih aktif.
unsur pejabat K/L dan dari unsur tenaga
Keanggotaan Dewas dari unsur profesional ahli yang sesuai dengan layanan BLU
merupakan orang yang mempunyai sementara penilaian oleh Kementerian
kompetensi pada bidang tugas sesuai jenis Keuangan dilakukan terhadap calon
BLU akan tetapi bukan pegawai BLU yang anggota Dewas dari unsur pejabat
bersangkutan. Kementerian Keuangan.

b. Persyaratan Keanggotaan Dewas c. Kewenangan, Tugas, Kewajiban, dan Hak
Dewan Pengawas
Yang dapat diangkat sebagai anggota
Dewas adalah orang perseorangan dengan Dewan Pengawas melakukan pengawasan
persyaratan: pengelolaan BLU yang dilakukan
oleh pejabat pengelola BLU terhadap
Menata Kelembagaan BLU

1) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik,


pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
dan rasa tanggung jawab;
(RSB), Rencana Bisnis dan Anggaran
2) memahami masalah-masalah yang
(RBA), RKA K/L, DIPA dan kepatuhan
berkaitan dengan kegiatan BLU;
terhadap peraturan perundang-undangan.
3) dapat menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugasnya; Kewajiban-kewajiban Dewas:
4) bukan sebagai kepala daerah, anggota
1) Menelaah RKA K/L dan RBA serta
legislatif, anggota Parpol, anggota
kebenaran pencantuman saldo awal
DPD, staf khusus menteri/penasehat
dan saldo akhir pada RBA dan DIPA.
menteri;
2) Menandatangani RBA selaku pihak
5) bukan merupakan pegawai BLU; dan
yang mengetahui RBA.
6) mampu melaksanakan perbuatan
3) Memberikan pendapat dan saran
hukum dan tidak pernah dinyatakan
kepada menteri/pimpinan lembaga
pailit atau tidak pernah menjadi
dan Menteri Keuangan mengenai RSB
anggota direksi atau komisaris atau
dan RBA.
Dewas yang dinyatakan bersalah
4) Melaporkan kepada menteri/pimpinan
sehingga menyebabkan suatu badan
lembaga dan Menteri Keuangan jika
usaha pailit, atau orang yang tidak
terjadi gejala penurunan kinerja BLU.
pernah dihukum karena melakukan
5) Mengikuti perkembangan kegiatan
tindak pidana yang merugikan
BLU, memberikan pendapat dan saran

32 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU

kepada menteri/pimpinan lembaga dan terlebih dahulu oleh Dewas, sebelum


Menteri Keuangan. disampaikan kepada menteri teknis
6) Memberikan masukan, saran, atau dan Menteri Keuangan.
tanggapan atas laporan keuangan dan • Dewas harus mengevaluasi target
laporan kinerja BLU kepada pejabat kinerja yang terdapat di dalam RSB
pengelola BLU. dibandingkan dengan capaian pada
7) Memberikan masukan, saran, atau tahun berjalan.
tanggapan atas kelayakan, kualitas,
Hal-hal yang perlu diperhatikan Dewas
jumlah dan harga barang yang dibeli.
terkait Rencana Bisnis dan Anggaran
8) Mengawasi dan memberikan nasehat
(RBA):
pelaksanaan pengelolaan keuangan
BLU dan kepatuhan terhadap • Dewas harus memastikan RBA
peraturan. berdasarkan pagu indikatif/sementara
9) Memberikan persetujuan penghapusan dan pagu definitif telah dievaluasi dan
secara bersyarat terhadap piutang disahkan olehnya sebelum dikirim
BLU dengan jumlah lebih dari Rp200 kepada menteri teknis.
juta s.d. Rp500 juta per penanggung • Dewas mengevaluasi kesesuaian

Menata Kelembagaan BLU


utang. program/kegiatan dalam RBA yang
10) Memberikan persetujuan atas pinjaman akan dilakukan dengan RSB dan
jangka pendek untuk peminjaman peraturan yang berlaku.
yang bernilai di atas 10% s.d. 15% • Dewas mengevaluasi penggunaan
dari jumlah pendapatan BLU TA standar biaya, kesesuaian belanja
sebelumnya yang tidak bersumber dari antara RBA dan RKA satker, kelayakan
APBN dan hibah terikat. belanja, dan hal-hal lain untuk
memastikan efisiensi belanja telah
Hal-hal yang perlu diperhatikan Dewas
dilakukan.
terkait Rencana Strategis Bisnis (RSB):
• Dewas mengevaluasi target
• Dewas harus memastikan RSB yang pendapatan yang akan dicapai dengan
ada masih berlaku/tidak kadaluwarsa. melihat progres PNBP yang telah
• Dewas harus memastikan bahwa telah dicapai oleh satker BLU dalam
Standar Pelayanan Minimal (SPM) beberapa tahun terakhir.
sudah diadopsi ke dalam RSB. • Dewas memberikan masukan/
• Dewas harus memastikan bahwa saran kepada pemimpin BLU apabila
RSB sesuai dengan Renstra K/L dan terdapat ketidakpatuhan terhadap
realistis untuk diwujudkan dalam jangka alokasi belanja satker BLU.
5 tahun.
• Perubahan dalam RSB harus disetujui

MANUAL BLU | 33
Unsur Pengelola BLU

• Dewas membuat kertas kerja Dalam menjalankan tugas Dewas


penelaahan RBA/Revisi RBA dan berkewajiban:
dapat memberitahukannya kepada 1) memberikan pendapat dan saran
menteri teknis apabila terdapat indikasi secara tertulis kepada menteri/
pelanggaran terhadap ketentuan yang pimpinan lembaga dan Menteri
berlaku. Keuangan mengenai RSB dan RBA
• Dewas memonitor ketepatan waktu yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola
penyampaian RBA Definitif (7 hari BLU.
kerja setelah tahun anggaran berjalan) 2) melaporkan dengan segera kepada
kepada Kementerian Keuangan. menteri/pimpinan lembaga dan
Dewas mengevaluasi efektivitas Menteri Keuangan apabila terjadi gejala
pelaksanaan RBA tahun sebelumnya dan menurunnya kinerja BLU.
dituangkan ke dalam laporan Dewas. 3) mengikuti perkembangan kegiatan
BLU, memberikan pendapat
Dewas mempunyai kewenangan meliputi:
dan saran secara tertulis kepada
1. Menilai RSB/Revisi Renstra. menteri/pimpinan lembaga dan
2. Menilai RBA/Revisi RBA. Menteri Keuangan mengenai setiap
Menata Kelembagaan BLU

3. Menandatangani RBA sebagai pihak masalah yang dianggap penting bagi


yang mengetahui. pengelolaan BLU.
4. Menyetujui atas pinjaman jangka 4) memberikan nasihat kepada Pejabat
pendek yang bernilai di atas 10% Pengelola BLU dalam melaksanakan
sampai dengan 15% dari jumlah pengelolaan BLU termasuk kepatuhan
pendapatan BLU tahun anggaran peraturan perundang-undangan.
sebelumnya yang tidak bersumber dari 5) menyampaikan laporan kepada
APBN dan hibah. menteri/pimpinan lembaga dan Menteri
5. Menyetujui penghapusan secara Keuangan terkait kepatuhan terhadap
bersyarat terhadap piutang BLU untuk peraturan perundang-undangan dalam
jumlah lebih dari Rp200 juta s.d. pengelolaan BLU.
Rp500 juta per penanggung piutang. 6) meneliti dan mengkaji laporan berkala
yang disiapkan oleh Pejabat Pengelola
Dewas bertugas melakukan pengawasan
BLU, antara lain laporan keuangan dan
terhadap pengelolaan BLU yang dilakukan
laporan kinerja, termasuk laporan hasil
oleh Pejabat Pengelola BLU yang
SPI;
meliputi aspek pengelolaan keuangan,
7) menyelenggarakan pertemuan dengan
layanan, organisasi dan SDM, sarana
Pejabat Pengelola BLU paling sedikit
dan prasarana, serta kepatuhan terhadap
setiap triwulan untuk mengawasi
peraturan perundang-undangan.
pengelolaan BLU;

34 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU

8) menyampaikan laporan Menteri Keuangan dapat menggunakan


pertanggungjawaban pelaksanaan hasil evaluasi sebagai bahan pertimbangan
tugas, kewajiban dan hak Dewas dalam melakukan evaluasi kinerja Dewas.
minimal setiap semester kepada Dalam hal hasil evaluasi menunjukkan
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri bahwa anggota Dewas tidak melaksanakan
Keuangan; tugas dan kewajibannya dengan baik,
9) menyusun program kerja tahunan. maka Menteri Keuangan dapat:
1) menyampaikan rekomendasi
Dewas mempunyai hak sebagai berikut: pemberhentian antarwaktu anggota
1) memperoleh data dan informasi Dewas dari unsur pejabat K/L dan
mengenai pengelolaan BLU secara tenaga ahli kepada menteri/pimpinan
berkala dan tepat waktu sesuai lembaga terkait.
peraturan perundang-undangan. 2) melakukan pemberhentian dan
2) bertanya kepada Pejabat Pengelola penggantian antarwaktu anggota
BLU mengenai pengelolaan BLU. Dewas dari unsur pejabat Kementerian
3) meminta kepada Pejabat Pengelola Keuangan.
BLU menghadiri rapat Dewas untuk

Menata Kelembagaan BLU


memperoleh penjelasan tentang e. Pengangkatan Dewas
pengelolaan BLU.
4) mendapatkan tenaga ahli/staf khusus Dengan memperhatikan tugas, fungsi dan

dalam jangka waktu tertentu apabila kewenangan Dewas, Dewas dari unsur

diperlukan dalam melaksanakan pejabat Kementerian Keuangan haruslah

tugasnya benar-benar yang memahami mengenai


peraturan-peraturan, pengelolaan
keuangan, RBA, RSB, dan lain-lain terkait
d. Pertanggungjawaban Dewas
BLU. Bagi Dewas dari K/L haruslah yang
Dewas melaporkan pelaksanaan tugas, kompeten dan profesional di bidang
kewajiban dan haknya sebagai bentuk layanan. Untuk pencalonan menjadi
pertanggungjawaban berkala kepada Dewas dari unsur pejabat K/L dan
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri unsur tenaga ahli/profesional merupakan
Keuangan yang disampaikan paling sedikit kewenangan menteri/pimpinan lembaga.
1 kali dalam satu semester dan sewaktu- Pengangkatan anggota Dewas dari unsur
sewaktu apabila diperlukan. pejabat Kementerian Keuangan merupakan
Menteri/pimpinan lembaga melakukan kewenangan Menteri Keuangan.
evaluasi setiap semester atas kinerja
Masa jabatan anggota Dewas ditetapkan
Dewas dan hasil evaluasi tersebut
selama 5 tahun dan dapat diangkat
disampaikan kepada Menteri Keuangan.
kembali untuk 1 kali masa jabatan

MANUAL BLU | 35
Unsur Pengelola BLU

berikutnya. Pengangkatan anggota Dewas Apabila Menteri Keuangan menolak usulan


tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan calon ketua/anggota
pengangkatan Pejabat Pengelola BLU, Dewas, menteri/pimpinan lembaga
kecuali pengangkatan untuk pertama segera mengajukan usulan calon dewas
kalinya pada waktu pembentukan BLU. lainnya selambat-lambatnya 1 bulan sejak
disampaikannya keputusan penolakan oleh
Menteri/pimpinan lembaga menyampaikan
Menteri Keuangan.
usulan pengangkatan calon ketua/
anggota Dewas dari unsur pejabat K/L
f. Pemberhentian dan Penggantian Anggota
dan unsur tenaga ahli/profesional kepada
Dewas
Menteri Keuangan untuk mendapatkan
persetujuan. Menteri/pimpinan lembaga berwenang
memberhentikan dan mengganti anggota
Menteri/pimpinan lembaga dapat
Dewas dari unsur pejabat K/L dan
menyampaikan rekomendasi nama
unsur tenaga ahli/profesional. Menteri/
calon anggota Dewas yang berasal dari
pimpinan lembaga dapat mengusulkan
unsur pejabat Kementerian Keuangan
pemberhentian dan penggantian anggota
dalam usulan. Usulan pengangkatan
Dewas dari unsur pejabat Kementerian
Menata Kelembagaan BLU

anggota Dewas disertai dengan informasi


Keuangan. Menteri Keuangan berwenang
kompetensi yang paling sedikit terdiri dari:
mengusulkan pemberhentian dan

1) Daftar Riwayat Hidup; mengganti anggota Dewas dari unsur

2) Salinan/fotocopy ijazah terakhir yang pejabat Kementerian Keuangan.

dimiliki yang disahkan oleh pejabat


Pemberhentian dan penggantian Dewas
berwenang pada K/L bersangkutan;
dapat dikarenakan:
dan
3) Surat Pernyataan dari menteri/pimpinan 1) Pemberhentian dan Penggantian

lembaga bahwa calon anggota Dewas Antarwaktu

yang diusulkan telah dilakukan proses


Dapat dilakukan apabila anggota
penilaian internal.
Dewas tidak dapat meneruskan masa

Setelah mendapatkan persetujuan Menteri jabatannya karena:

Keuangan, menteri/pimpinan lembaga


a) tidak melaksanakan tugasnya
segera menerbitkan keputusan tentang
dengan baik;
penetapan pengangkatan anggota
b) tidak melaksanakan ketentuan
Dewas. Keputusan penetapan tersebut
perundang-undangan;
ditembuskan kepada Menteri Keuangan
c) terlibat dalam tindakan yang
dan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
merugikan BLU;
d) dipidana penjara;

36 | MANUAL BLU
Unsur Pengelola BLU

e) berhalangan tetap; Menteri Keuangan dengan tembusan


f) mengundurkan diri; atau kepada Menteri Keuangan dan Direktur
g) menduduki jabatan lain yang Jenderal Perbendaharaan.
berakibat terjadi benturan
Status satker BLU berakhir karena:
kepentingan dalam pengawasan
BLU atau munculnya halangan a) dicabut oleh Menteri Keuangan;
yang menganggu kemampuan b) dicabut oleh Menteri Keuangan
untuk bertindak secara bebas berdasarkan usul dari menteri/
dalam pengawasan BLU. pimpinan lembaga; atau
c) berubah statusnya menjadi badan
Masa jabatan anggota Dewas
hukum dengan kekayaan negara
Pengganti Antarwaktu ditetapkan
yang dipisahkan.
selama sisa masa jabatan anggota
Dewas yang diganti. g. Sekretaris Dewas

2) Pemberhentian karena Berakhir Masa Sekretaris Dewas BLU, adalah organ


Jabatan Dewas yang membantu pelaksanaan
tugas, kewajiban, dan hak Dewas di
Menteri/pimpinan lembaga

Menata Kelembagaan BLU


bidang kesekretariatan. Sekretaris Dewas
menerbitkan keputusan pemberhentian
diangkat dan diberhentikan oleh Pemimpin
anggota Dewas yang berakhir masa
BLU atas persetujuan Dewas. Sekretaris
jabatannya tanpa persetujuan Menteri
Dewas memiliki kewajiban antara lain:
Keuangan dengan tembusan kepada
Menteri Keuangan dan Direktur 1) menyiapkan penyelenggaraan rapat
Jenderal Perbendaharaan. Dewas, termasuk menyiapkan

Menteri/pimpinan lembaga mengajukan undangan dan bahan-bahan rapat

usulan pengangkatan untuk masa Dewas;

jabatan Dewas berikutnya kepada 2) menghadiri rapat Dewas dan rapat

Menteri Keuangan selambat-lambatnya gabungan antara Dewas dan Pejabat

3 bulan sebelum berakhirnya masa Pengelola BLU;


jabatan anggota Dewas. 3) mengelola, memutakhirkan, dan
menyimpan dokumen dan informasi
3) Pemberhentian Anggota Dewas karena
yang terkait dengan pelaksanaan tugas
status satker BLU Berakhir
Dewas;
Dalam hal status satker BLU 4) menyusun notulen rapat;
berakhir, menteri/pimpinan lembaga 5) mengumpulkan data atau informasi
menerbitkan keputusan pemberhentian yang relevan dengan pelaksanaan
anggota Dewas tanpa persetujuan tugas Dewas;

MANUAL BLU | 37
Unsur Pengelola BLU

6) melaporkan pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Dewas adalah orang


Dewas secara berkala; perseorangan yang:
7) membantu Dewas dalam menyusun
1) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik,
program kerja, laporan, pendapat,
dan rasa tanggung jawab;
kajian dan saran Dewas; dan
2) dapat menyediakan waktu yang cukup
8) melaksanakan kegiatan-kegiatan lain
untuk melaksanakan tugasnya;
yang mendukung pelaksanaan tugas,
3) tidak pernah dihukum karena
kewajiban dan hak Dewas.
melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan Negara; dan
4) menguasai Teknologi Informasi.

“ Dewas adalah organ BLU yang bertugas


Menata Kelembagaan BLU

melakukan pengawasan
terhadap BLU, dibentuk dengan keputusan
menteri/pimpinan lembaga atas persetujuan
Menteri Keuangan

38 | MANUAL BLU
Bagaimana menata Kepegawaian
BLU?

P
ejabat pengelola BLU dan pegawai BLU Kebutuhan tenaga profesional non PNS
dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga disesuaikan dengan RSB, Pola Tata Kelola, dan
profesional non PNS sesuai dengan kebutuhan Standar Pelayanan Minimal satker BLU.
BLU. Pejabat pengelola BLU dan pegawai
BLU yang berasal dari tenaga profesional non BLU menerapkan standar kompetensi bagi
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau pejabat pengelola dan pegawai BLU. Adanya
berdasarkan kontrak. Pejabat perbendaharaan standar kompetensi menunjukkan aspek
pada BLU pada kementerian negara/lembaga transparansi dalam penempatan posisi jabatan,
yang meliputi KPA, Bendahara Penerimaan, dan memenuhi aspek keadilan. Sedangkan
dan Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh terkait tenaga profesional non PNS, selain
PNS.
standar kompetensi BLU perlu mengatur

Syarat pengangkatan dan pemberhentian mengenai batasan usia, jumlah/proporsi tenaga


pejabat pengelola dan pegawai BLU yang profesional non PNS yang dianggap layak dan
berasal dari PNS sesuai dengan ketentuan jangka waktu kontrak non PNS.

Menata Kelembagaan BLU


peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian. Syarat pengangkatan dan K/L hendaknya memiliki pertimbangan khusus

pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai terhadap pola mutasi para pejabat BLU,

BLU di lingkungan K/L yang berasal dari tenaga yaitu dalam rangka promosi dan demosi
profesional non PNS diatur oleh pemimpin berdasarkan kinerja yang telah dicapai.
BLU.

Siapa Unsur Pejabat


Perbendaharaan BLU?

Kuasa Pengguna Anggaran Kepala satker BLU berkedudukan sebagai KPA


dan menetapkan Pejabat Perbendaharaan
KPA adalah pejabat yang memperoleh Negara lainnya yaitu PPK dan PP-SPM. Dalam
kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian hal kepala satker BLU berkedudukan sebagai
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan PA, pimpinan satker BLU dapat menunjuk
anggaran pada K/L yang bersangkutan. pejabat lain yang berstatus PNS sebagai KPA.

MANUAL BLU | 39
Unsur Pejabat BLU

Setiap terjadi pergantian jabatan kepala tanggung jawab KPA dilakukan dalam
satker, setelah serah terima jabatan pejabat bentuk:
kepala satker yang baru langsung menjabat
a. mengesahkan rencana pelaksanaan
sebagai KPA.
kegiatan, rencana penerimaan PNBP
Dalam pelaksanaan anggaran pada Satker BLU, dan rencana penarikan dana;
BLU, KPA memiliki tugas dan wewenang: b. merumuskan standar operasional yang
diperlukan dalam rangka pengelolaan
a. menyusun RBA, RKA-K/L, dan DIPA;
BLU;
b. untuk 1 DIPA, KPA menetapkan 1 atau
c. menyusun sistem pengawasan dan
lebih untuk melakukan tindakan yang
pengendalian agar proses penyelesaian
mengakibatkan pengeluaran anggaran
tagihan atas beban APBN, baik RM
belanja Negara;
maupun pendapatan BLU (PNBP)
c. untuk 1 DIPA, KPA menetapkan 1
dilaksanakan sesuai dengan peraturan
PP-SPM untuk melakukan pengujian
perundang-undangan;
tagihan dan menerbitkan SPM atas
d. melakukan pengawasan agar
beban anggaran belanja Negara;
pelaksanaan kegiatan dan pengadaan
d. menetapkan Bendahara Pengeluaran
barang/jasa sesuai dengan keluaran
Menata Kelembagaan BLU

dan Bendahara BLU/pejabat pengelola


(output) yang ditetapkan dalam DIPA;
rekening BLU;
e. melakukan monitoring dan evaluasi
e. menetapkan panitia/pejabat yang terlibat
agar pembuatan perjanjian/kontrak
dalam pengadaan barang/jasa;
pengadaan barang/jasa dan
f. menetapkan rencana kegiatan/
pembayaran atas beban APBN
anggaran, rencana penerimaan PNBP
sesuai dengan keluaran (output) yang
BLU dan rencana penarikan dana;
ditetapkan dalam DIPA serta rencana
g. memberikan arahan pelaksanaan
yang telah ditetapkan;
kegiatan/anggaran dan penarikan dana;
f. merumuskan kebijakan agar
h. mengawasi penatausahaan dokumen
pembayaran atas beban APBN
dan transaksi yang berkaitan dengan
sesuai dengan keluaran (output) yang
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
ditetapkan dalam DIPA; dan
i. menyusun laporan keuangan dan
g. melakukan pengawasan, monitoring,
kinerja atas pelaksanaan anggaran
dan evaluasi atas pertanggungjawaban
sesuai dengan peraturan perundang-
pelaksanaan anggaran dalam rangka
undangan
penyusunan laporan keuangan.
KPA bertanggung jawab atas pelaksanaan
KPA menetapkan PPK dan PP-SPM dengan
kegiatan dan anggaran yang berada dalam
surat keputusan. Penetapan PPK dan PP-
penguasaannya kepada PA. Pelaksanaan
SPM tersebut tidak terikat periode tahun

40 | MANUAL BLU
Unsur Pejabat BLU

anggaran. Artinya, dalam hal tidak terdapat melaksanakan kewenangan dimaksud,


perubahan pejabat yang ditetapkan sebagai PPK mempedomani pelaksanaan tanggung
PPK dan/atau PP-SPM pada saat pergantian jawab KPA kepada PA. PPK tidak dapat
periode tahun anggaran, penetapan PPK merangkap sebagai PP-SPM. Untuk satu
dan/atau PP-SPM tahun yang lalu masih DIPA, KPA dapat menetapkan beberapa
tetap berlaku. Dalam hal PPK atau PP-SPM PPK. Dalam melakukan tindakan yang dapat
dipindahtugaskan/pensiun/diberhentikan dari mengakibatkan pengeluaran anggaran
jabatannya/berhalangan sementara, KPA belanja negara, PPK memiliki tugas dan
menetapkan PPK atau PP-SPM pengganti wewenang:
dengan surat keputusan dan berlaku sejak
serah terima jabatan. PPK dan PP-SPM yang a. menyusun rencana pelaksanaan

penunjukannya berakhir harus menyelesaikan kegiatan dan rencana penarikan dana

seluruh administrasi keuangan yang menjadi berdasarkan DIPA;


tanggung jawabnya pada saat menjadi PPK b. menerbitkan Surat Penunjukan
atau PP-SPM. Penyedia Barang/Jasa;
c. membuat, menandatangani, dan
KPA menyampaikan surat keputusan
melaksanakan perjanjian/kontrak
penunjukan PP-SPM dan PPK kepada:

Menata Kelembagaan BLU


dengan Penyedia Barang/Jasa;
a. Kepala KPPN selaku Kuasa BUN beserta d. melaksanakan kegiatan swakelola;
spesimen tanda tangan PP-SPM dan cap/ e. memberitahukan kepada Kuasa
stempel Satker; BUN atas perjanjian/ kontrak yang
b. PP-SPM disertai dengan spesimen tanda
dilakukannya;
tangan PPK; dan
f. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/
c. PPK.
kontrak;
Dalam hal tidak terdapat penggantian PPK dan/ g. menguji dan menandatangani surat
atau PPSPM, pada awal tahun anggaran, KPA bukti mengenai hak tagih kepada
menyampaikan pemberitahuan kepada pejabat negara;
tersebut pada huruf a, b dan c di atas. h. membuat dan menandatangani SPP;
i. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian
kegiatan kepada KPA;
Pejabat Pembuat Komitmen
j. menyerahkan hasil pekerjaan
PPK adalah pejabat yang ditetapkan oleh KPA pelaksanaan kegiatan kepada KPA
dalam rangka melaksanakan kewenangan dengan Berita Acara Penyerahan;
PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/ k. menyimpan dan menjaga keutuhan
atau tindakan yang dapat mengakibatkan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
pengeluaran atas beban APBN. Dalam dan

MANUAL BLU | 41
Unsur Pejabat BLU

l. melaksanakan tugas dan wewenang negara. Dalam rangka melakukan pengujian


lainnya yang berkaitan dengan tindakan tagihan dan perintah pembayaran, PP-SPM
yang mengakibatkan pengeluaran memiliki tugas dan wewenang:
anggaran belanja negara.
a. menguji kebenaran SPP atau dokumen
Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan lain yang dipersamakan dengan SPP
dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA beserta dokumen pendukung;
di atas, dilakukan dengan: b. menolak dan mengembalikan SPP,
apabila tidak memenuhi persyaratan
a. menyusun jadwal waktu pelaksanaan
untuk dibayarkan;
kegiatan termasuk rencana penarikan
c. membebankan tagihan pada mata
dananya;
anggaran yang telah disediakan;
b. menyusun perhitungan kebutuhan UP/
d. menerbitkan SPM atau dokumen lain
TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/ yang dipersamakan dengan SPM;
TUP; dan e. menyimpan dan menjaga keutuhan
c. mengusulkan revisi Petunjuk Operasional seluruh dokumen hak tagih;
Menata Kelembagaan BLU

Kegiatan (POK)/DIPA kepada KPA. f. melaporkan pelaksanaan pengujian dan


perintah pembayaran kepada KPA; dan
Sementara pengujian atas surat bukti mengenai
g. melaksanakan tugas dan wewenang
hak tagih kepada negara dilakukan dengan :
lainnya yang berkaitan dengan
a. menguji kebenaran materiil dan keabsahan pelaksanaan pengujian dan perintah
surat-surat bukti mengenai hak tagih pembayaran.

kepada negara; dan/atau PP-SPM bertanggung jawab terhadap:


b. menguji kebenaran dan keabsahan
dokumen/surat keputusan yang menjadi a. kebenaran administrasi;
b. kelengkapan administrasi; dan
persyaratan/kelengkapan pembayaran
c. keabsahan administrasi dokumen hak
belanja pegawai.
tagih pembayaran yang menjadi dasar
penerbitan SPM dan akibat yang timbul
Pejabat Penguji dan Penandatangan
SPM dari pengujian yang dilakukan.

PP-SPM melaksanakan kewenangan KPA Pejabat Penerbit SP3B BLU


untuk melakukan pengujian tagihan dan
perintah pembayaran atas beban anggaran Tata cara pencairan dana yang berasal dari

42 | MANUAL BLU
Unsur Pejabat BLU

RM mengikuti ketentuan sebagaimana diatur KPPN untuk diterbitkan SP2B BLU. Pejabat
dalam PMK 190/PMK.05/2012 tentang Tata penandatangan SP3B BLU adalah juga
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Pejabat Penguji/Penandatangan SPM.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Demikian juga petugas pengantar SP3B
Negara. Sementara itu, penggunaan dan BLU adalah petugas pengantar SPM.
pertanggungjawaban PNBP BLU berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis Bendahara Pengeluaran
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran
Badan Layanan Umum dan Peraturan Direktur Bendahara Pengeluaran mengelola
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/ rekening pengeluaran untuk menampung
PB/2011 tentang Mekanisme Pengesahan
uang yang bersumber dari RM, dan
Pendapatan dan Belanja Satker BLU.
pengelolaannya mengikuti ketentuan PMK

Pendapatan yang diperoleh oleh BLU 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara

dapat dikelola langsung untuk membiayai Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan

Menata Kelembagaan BLU


pengeluaran BLU sesuai dengan RBA definitif. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.

Pengelolaan pendapatan dan belanja BLU


dilaksanakan secara tertib, efisien, transparan Pejabat Pengelola Dana BLU
dan bertanggung jawab sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Pejabat pengelola dana BLU bertugas
Untuk SPM bagi pelaksanaan pembayaran untuk mengelola dana BLU yang ditampung
yang bersumber dari RM (baik UP maupun dalam Rekening Operasional, Rekening
LS), ditandatangani oleh PP-SPM, kemudian Pengelolaan Kas, dan Rekening Dana
diajukan ke KPPN untuk diterbitkan SP2D, Kelolaan. Pemimpin BLU dapat menunjuk
sedangkan untuk yang bersumber dari Bendahara Penerimaan yang sudah ada
Pendapatan BLU setelah diterbitkan SPM sebelumnya (ketika satker masih berbentuk
Internal dapat diterbitkan SP2D Internal (bisa satker PNBP) untuk menjadi pejabat

juga dengan sebutan lain yang dirasa lebih pengelola dana BLU. Pengelolaan belanja

sesuai, misal: Surat Perintah Transfer Dana, yang bersumber dari pendapatan BLU,

Cek, dan lain-lain yang sejenis). mengacu pada peraturan yang ditetapkan
oleh pemimpin Satker BLU.
Dalam rangka pertanggungjawaban
pendapatan dan/atau belanja atas PNBP
BLU, BLU mengajukan SP3B BLU kepada

MANUAL BLU | 43
1

MENGELOLA
KEUANGAN
BLU
bagaimana proses perencanaan dan penganggaran BLU?
bagaimana proses pelaksanaan anggaran BLU?
bagaimana proses pengelolaan piutang dan utang BLU?
bagaimana mengelola risiko BLU bidang penyedia barang dan jasa lainnya?
bagaimana menerapkan remunerasi BLU?
4
Mengelola Keuangan BLU

44 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Perencanaan dan
Penganggaran BLU?

1. Mengidentifikasi Tarif Layanan BLU

BLU dapat memungut biaya kepada keadilan dan kepatutan sesuai


masyarakat sebagai imbalan atas barang/ dengan golongan masyarakat
jasa layanan yang diberikan dalam bentuk penerima layanan tersebut.
tarif yang disusun atas dasar perhitungan 2) Tarif yang dikenakan tidak
biaya per unit layanan atau hasil per bertentangan dengan kebijakan dan
investasi dana. Tarif layanan tersebut harus peraturan pemerintah yang berlaku.
mempertimbangkan 4 aspek yaitu: d. Kompetisi yang sehat
yaitu apabila dibandingkan dengan
a. Kontinuitas dan pengembangan
industri sejenis dan dengan
layanan;
mempertimbangkan antara lain faktor
yaitu pengaruh pengenaan tarif secara
lokasi dan nilai tambah yang diberikan,
keseluruhan terhadap kelangsungan

Mengelola Keuangan BLU


tarif yang dikenakan merupakan tarif
hidup (going concern) dan pertumbuhan
satker BLU. Keberlangsungan dan yang wajar untuk diberlakukan kepada

tingkat pertumbuhan dapat dilihat dari masyarakat.

proyeksi terhadap kinerja layanan/ Menteri Keuangan mengatur pedoman


keuangan yang akan datang yang
umum penyusunan tarif layanan. Menteri/
tercermin dari proyeksi laporan
pimpinan lembaga mengatur pedoman
keuangan di masa yang akan datang.
teknis penyusunan tarif layanan BLU.
b. Daya beli masyarakat;
BLU menyusun tarif layanan dengan
yaitu pertimbangan yang berorientasi
memperhatikan pedoman umum dan
kepada kemauan dan kemampuan daya
pedoman teknis tersebut.
beli masyarakat penerima layanan (ability
and willingness to pay) terhadap masing- Tarif layanan diusulkan oleh pemimpin BLU
masing tarif layanan. kepada menteri/pimpinan lembaga. Menteri/
c. Asas keadilan dan kepatutan; pimpinan lembaga menyampaikan usulan
memperhatikan antara lain : tarif layanan kepada Menteri Keuangan
untuk ditetapkan dalam Peraturan Menteri
1) Pengenaan tarif kepada masyarakat
Keuangan.
penerima layanan mencerminkan

MANUAL BLU | 45
Sistematika Usulan Tarif Layanan BLU
kepada Menteri Keuangan

Pendahuluan

I. a. Kondisi umum
b. Potensi dan permasalahan

Karakteristik BLU

II.
a. Visi, misi dan tujuan
b. Tupoksi, struktur organisasi, pusat biaya dan unit-unit
layanan
c. Produk/layanan

Perhitungan biaya per unit/hasil per investasi dana


a. Kebijakan dalam perhitungan biaya per unit /hasil per
III. investasi dana
Mengelola Keuangan BLU

b. Perhitungan biaya per unit hasil per investasi dana per


produk/layanan

Usulan Tarif

IV. a. Kebijakan tarif


b. Tarif yang diusulkan

Dasar Pertimbangan Tarif

V.
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan
b. Daya beli masyarakat
c. Asas keadilan dan kepatutan
d. Kompetisi yang sehat

PENUTUP

VI. Lampiran-Lampiran

46 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Penyusunan usulan tarif BLU dilakukan 1) Mengidentifikasi pusat-pusat biaya


melalui tahap-tahap antara lain : (cost center) dan pusat-pusat
pendapatan (revenue center)
a. Persiapan usulan tarif layanan yaitu:
2) Mengidentifikasi layanan pada pusat
1) Mengidentifikasi tarif-tarif yang pendapatan dan target layanan
sesuai dengan tugas, fungsi, dan sesuai dengan RBA
kewenangannya 3) Mengidentifikasi biaya masing-
2) Mengidentifikasi tujuan penentuan masing pusatpendapatan. Biaya
tarif dan bagaimana keterkaitan dalam masing-masing kegiatan
penentuan tarif tersebut dengan diklasifikasikan dalam biaya
strategi satker BLU. langsung, tidak langsung, biaya
3) Mengumpulkan data-data dan variabel dan biaya tetap sesuai RBA
informasi yang diperlukan dalam serta klasifikasi biaya dari RM dan
penyusunan usulan tarif. PNBP sesuai dengan kebutuhan
dan kebijakan tarif.
b Menyusun analisis mengenai kondisi
4) Melakukan distribusi biaya dari pusat
umum, potensi, dan permasalahan,
biaya kepada pusat pendapatan
yaitu:

Mengelola Keuangan BLU


Tahapan penyusunan perhitungan biaya
1) menyusun analisis mengenai
per unit tersebut dilakukan dengan
kondisi tarif BLU yang saat ini telah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
diberlakukan, apabila dibandingkan
dengan aspek legalitas, kesesuaian 1) Perhitungan biaya per unit adalah
dengan kebijakan dan regulasi perhitungan biaya per unit layanan
dalam lingkup kewenangan K/L, dengan ketentuan kebijakan dan
serta kesesuaian dengan ke-4 asumsi-asumsi yang digunakan.
aspek yang harus diperhatikan 2) Metode perhitungan biaya per unit
dalam tarif layanan, dan dapat menggunakan sistem biaya
2) Menyusun analisis permasalahan, tradisional, activity base costing atau
potensi, kelemahan, peluang, serta metode costing yang lain.
tantangan jangka menengah yang 3) Asumsi biaya, volume, pendapatan
akan dihadapi apabila tarif yang ada sesuai dengan asumsi-asumsi
selama ini tetap diberlakukan, serta dalam RBA.
bagaimana tarif yang diusulkan oleh 4) Klasifikasi biaya sesuai dengan
BLU dapat mendorong terwujudnya metode costing yang digunakan dan
visi dan misi BLU disesuaikan dengan karakteristik
BLU, dan kebutuhan manajemen.
c. Menyusun perhitungan biaya per unit
5) Perhitungan biaya per unit bersifat
dengan tahapan antara lain:

MANUAL BLU | 47
Perencanaan dan Penganggaran BLU

full costing yaitu perhitungan semua penyempurnaan usulan tarif BLU. Usulan
biaya secara akrual terdiri dari tarif yang telah disempurnakan diajukan
biaya yang langsung berhubungan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri
dengan layanan dan biaya yang Keuangan untuk ditetapkan.
tidak langsung berhubungan
Menteri Keuangan c.q. Ditjen
dengan layanan.
Perbendaharaan c.q. Direktorat PPK BLU
6) Distribusi kegiatan tidak langsung
melakukan pengkajian atas kelengkapan
terhadap kegiatan langsung yang
dan kelayakan usulan tarif satker BLU.
menghasilkan layanan dapat
Hasil kajian kemudian disampaikan
mengunakan beberapa metode
kepada tim penilai tarif untuk dinilai dengan
costing antara lain: Simple
memperhatikan justifikasi atas 4 aspek
Distribution, Step Down Method,
tarif layanan. Dalam melakukan penilaian
Activity Based Costing, Double
terhadap usulan tarif, tim penilai tarif dapat
Distribution atau yang lain.
mengundang narasumber atau pihak
d. Penyusunan usulan tarif BLU tekait yang kompeten di bidangnya apabila
Penyusunan usulan tarif BLU dilakukan diperlukan.
dengan memperhatikan kebijakan tarif
Mengelola Keuangan BLU

Hasil penilaian berupa rekomendasi


yang akan dilakukan. Tarif layanan BLU
diserahkan kepada Menteri Keuangan
yang ditetapkan dapat lebih besar dari
melalui Dirjen Perbendaharaan. Menteri
biaya per unit layanan (cost plus), lebih
Keuangan menetapkan/menolak usulan tarif
kecil dari biaya per unit layanan (cost
berdasarkan rekomendasi yang disampaikan
minus) atau sama dengan biaya per unit
oleh tim penilai tarif.
layanan (cost recovery).
Selain ditetapkan oleh Menteri Keuangan,
Setelah usulan tarif layanan tersusun,
penetapan tarif BLU dapat didelegasikan
satker BLU mengajukan usulan tersebut
oleh Menteri Keuangan kepada menteri/
kepada menteri/pimpinan lembaga.
pimpinan lembaga dan/atau pemimpin BLU.
Selanjutnya menteri/pimpinan lembaga
Pendelegasian kewenangan penetapan tarif
melakukan penelahaan usulan tarif dengan
layanan ditetapkan dalam Peraturan Menteri
memperhatikan justifikasi 4 aspek tarif dan
Keuangan mengenai penetapan tarif layanan
kesesuaian tarif yang dikenakan dengan
satker BLU.
kebijakan dan peraturan teknis K/L.

Dalam proses penelaahan menteri/pimpinan


2. Mengajukan Target PNBP BLU
lembaga dapat meminta satker BLU untuk
membahas dan memperbaiki usulan tarif Target PNBP BLU merupakan hasil
yang diajukan. Hasil pembahasan tersebut penghitungan atau penetapan PNBP BLU,
selanjutnya digunakan sebagai bahan yang diperkirakan akan diterima dalam 1

48 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

tahun yang akan datang (1 Januari besaran biayanya tidak dapat dilampaui
s.d. 31 Desember tahun yang akan dalam penyusunan RKA-K/L.
datang). Penyusunan target (rencana)
Dalam rangka pelaksanaan anggaran, SBM
PNBP BLU dikoordinasikan oleh masing
berfungsi sebagai :
– masing K/L. Target (rencana) PNBP
BLU disusun serealistis mungkin dengan a. batas tertinggi yaitu merupakan besaran
memperhitungkan seluruh potensi biaya yang tidak dapat dilampaui;
pendapatan yang akan diperoleh pada tahun b. estimasi yaitu merupakan besaran
berkenaan. biaya yang dapat dilampaui
disesuaikan dengan harga pasar dan
ketersediaan alokasi anggaran dengan
3. Menyusun dan Mengajukan Usul
memperhatikan prinsip ekonomis
Standar Biaya
efisiensi, efektifitas, serta mengacu
Standar Biaya adalah satuan biaya yang pada ketentuan peraturan perundang-
ditetapkan baik berupa SBM maupun SBK undangan
sebagai acuan perhitungan kebutuhan
anggaran dalam RKA-K/L. Selain SBM yang telah ditetapkan, Menteri
Keuangan dapat menyetujui SBM lainnya

Mengelola Keuangan BLU


SBM adalah satuan biaya berupa harga
berdasarkan usulan dari menteri/pimpinan
satuan, tarif, dan indeks yang digunakan
lembaga dengan mempertimbangkan hal-hal
untuk menyusun biaya komponen masukan
antara lain sebagai berikut:
kegiatan. Harga Satuan Biaya Masukan
adalah nilai suatu barang yang ditentukan a. kekhususan satuan biaya yang dimiliki
pada waktu tertentu untuk penghitungan K/L
biaya komponen masukan kegiatan. Tarif b. tuntutan peningkatan kualitas pelayanan
Biaya Masukan adalah nilai suatu jasa publik tertentu; dan/atau
yang ditentukan pada waktu tertentu untuk c. daerah terpencil/daerah perbatasan/
penghitungan biaya komponen masukan pulau terluar.
kegiatan.Indeks Biaya Masukan adalah
SBK berfungsi sebagai acuan bagi K/L
satuan biaya yang merupakan gabungan
untuk menyusun biaya keluaran kegiatan
beberapa barang/jasa masukan untuk
dalam RKA-K/L berbasis kinerja. Kriteria
penghitungan biaya komponen masukan
keluaran kegiatan yang diusulkan menjadi
kegiatan.
SBK adalah sebagai berikut:
SBM berfungsi sebagai acuan bagi K/L
untuk menyusun biaya komponen masukan a. merupakan keluaran kegiatan yang

kegiatan dalam RKA-K/L berbasis kinerja bersifat berulang;

yang merupakan batas tertinggi yang b. mempunyai jenis dan satuan yang jelas

MANUAL BLU | 49
Perencanaan dan Penganggaran BLU

dan terukur; Dalam rangka pelaksanaan anggaran,


c. mempunyai komponen/tahapan yang Standar Biaya Keluaran berfungsi sebagai
jelas dalam pencapaian keluaran; estimasi yang merupakan perkiraan besaran
d. bukan merupakan keluaran kegiatan biaya yang dapat dilampaui disesuaikan
pengadaan sarana dan prasarana; dan dengan harga pasar dan ketersediaan
e. bukan merupakan keluaran dari alokasi anggaran dengan mengacu pada
Komponen Kegiatan 001 dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Komponen Kegiatan 002.
K/L menyusun dan mengusulkan SBK
SBK dapat berupa Indeks Biaya Keluaran kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur
atau Total Biaya Keluaran. Dalam rangka Jenderal Anggaran. Dalam penyusunan SBK
perencanaan anggaran, SBK berfungsi K/L menggunakan:
sebagai:
a. SBM dan/atau
a. batas tertinggi dalam penyusunan RKA-K/L b. Satuan biaya lain yang tidak termasuk

b. referensi untuk: SBM dengan mempertimbangkan

1) penyusunan prakiraan maju; dan/atau kepatutan dan kewajaran harga satuan


Mengelola Keuangan BLU

biaya ( satuan biaya lain tersebut tidak


2) bahan penghitungan pagu indikatif K/L

Gambar 4.1. Penyusunan RBA

50 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

termasuk satuan biaya untuk menambah sementara RSB mengacu pada Renstra
penghasilan dan fasilitas pejabat negara/ K/L. RBA memuat program, kegiatan,
pegawai negeri/non pegawai negeri) anggaran pendapatan dan belanja termasuk
estimasi saldo kas.
Mekanisme pengajuan dan penetapan
RBA disusun berdasarkan usulan dari
SBK lebih lanjut agar mengikuti ketentuan
masing-masing unit kerja pada satker
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
BLU. Masing-masing unit kerja tersebut
mengenai Satuan Biaya.
mengajukan kebutuhan anggaran yang
4. Menyusun dan Mengajukan diperlukan beserta target pendapatannya.
Pengesahan Rencana Bisnis dan Penyusunan kebutuhan anggaran yang
Anggaran akan diajukan harus berada dalam koridor
program, kegiatan, dan kebijakan yang telah
Pengesahan RBA disusun dengan
dituangkan dalam RSB.
mengacu pada RSB lima tahunan,

Gambar 4.2. Skema Penyusunan RBA

Mengelola Keuangan BLU

MANUAL BLU | 51
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Pemimpin BLU bertugas untuk menerjemahkan bertambah atau berkurang setidaknya


dan mensosialisasikan Renstra Bisnis proporsional. Hal ini hanya berlaku untuk
tersebut kepada unit-unit kerja yang ada serta belanja yang bersumber dari pendapatan
menghimpun rencana dan anggaran yang telah PNBP BLU.
diajukan oleh masing-masing unit kerja untuk
kemudian ditransformasikan dalam bentuk Persentase ambang batas merupakan
RBA. RBA disusun berdasarkan : besaran persentase realisasi belanja yang
dapat melampaui anggaran dalam DIPA BLU.
1) Basis kinerja dan perhitungan akuntansi
Besaran ini ditentukan tanpa memperhitungkan
biaya menurut jenis layanannya.
saldo awal kas dan tercantum dalam RKA-K/L
2) Kebutuhan dan kemampuan pendapatan
dan DIPA BLU.
yang diperkirakan akan diterima.
3) Basis akrual. Konsolidasi RBA ke dalam RKA-K/L

RBA menganut pola anggaran fleksibel memerlukan ikhtisar RBA mengingat RBA

dengan persentase ambang batas belanja berbasis akrual sementara RKA-K/L berbasis
tertentu. Pola anggaran leksibel merupakan kas. Ikhtisar RBA adalah ringkasan RBA
pola anggaran yang penganggaran belanjanya yang berisikan program, kegiatan, sumber
Mengelola Keuangan BLU

dapat bertambah atau berkurang dari yang pendapatan, dan jenis belanja, serta
dianggarkan sepanjang pendapatan terkait pembiayaan sesuai dengan format RKA-K/L.

52 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Gambar 4.3. Belanja pada Ikhtisar RBA

Mengelola Keuangan BLU

Selanjutnya, pengajuan usulan RBA pimpinan lembaga dapat digambarkan sebagai


oleh Pemimpin BLU untuk mendapatkan berikut :
persetujuan dan pengesahan dari menteri/

MANUAL BLU | 53
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Gambar 4.4. Pengajuan dan Pengesahan RBA

5. Mengkaji dan Menetapkan RBA


Mengelola Keuangan BLU

Berdasarkan Pagu Anggaran

Proses pengkajian dan penetapan RBA


berdasarkan Pagu Anggaran dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 4.5. Pengkajian dan Penetapan RBA Pagu Anggaran

54 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

6. Menyusun RBA Definitif

Setelah alokasi anggaran ditetapkan satker Penyusunan RBA Definitif dapat dijelaskan
BLU sekali lagi menyesuaikan RBA sebagai berikut :
yang telah dibuat menjadi RBA Definitif.

Gambar 4.6. Penyusunan RBA Definitif

Mengelola Keuangan BLU

7. Menyusun RBA dalam kerangka dalam ketiga ketentuan tersebut merupakan


Penyusunan APBN angka tertinggi yang tidak boleh dilampaui
oleh K/L sebagai acuan dalam menyusun
Dalam rangka penyusunan APBN, terdapat
RKA-K/L. Pagu Indikatif adalah ancar-ancar
tiga kali penetapan pagu dana untuk K/L
pagu anggaran yang diberikan kepada K/L
yaitu pagu indikatif, pagu anggaran, dan
sebagai pedoman dalam penyusunan
alokasi anggaran. Angka yang tercantum

MANUAL BLU | 55
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Renja-K/L. Pagu indikatif diperoleh dari angka anggaran K/L disampaikan kepada setiap K/L
prakiraan maju yang sudah dicantumkan paling lambat pada akhir bulan Juni. Alokasi
tahun sebelumnya yang telah melalui proses Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran
penyesuaian ditambah dengan inisiatif baru pengeluaran yang dialokasikan kepada K/L
pada kesempatan pertama yang diakomodasi/ berdasarkan hasil pembahasan Rancangan
disetujui APBN yang dituangkan dalam berita acara
hasi kesepakatan Pembahasan Rancangan
Pagu Anggaran K/L adalah batas tertinggi APBN antara Pemerintah dan DPR. Angka
anggaran yang dialokasikan kepada K/L yang tercantum dalam alokasi anggaran
dalam rangka penyusunan RKA-K/L. Pagu adalah angka yang tertuang dalam berita acara
anggaran ditetapkan Menteri Keuangan hasil kesepakatan pembahasan RUU APBN,
dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, penyesuaian angka dasar (jika diperlukan
besaran pagu indikatif, Renja-K/L, dan lagi), ditambah dengan inisiatif baru pada
memperhatikan hasil evaluasi kinerja K/L. kesempatan ketiga yang diakomodasi/disetujui.
Angka yang tercantum dalam pagu anggaran Penyusunan RBA oleh satker BLU tidak dapat
adalah angka di pagu indikatif, penyesuaian dilepaskan dari kerangka penyusunan APBN.
angka dasar (jika diperlukan lagi) ditambah Penyusunan RBA harus sejalan dengan timeline
Mengelola Keuangan BLU

dengan inisiatif baru pada kesempatan penetapan pagu indikatif, pagu anggaran dan
kedua yang diakomodasi/disetujui. Pagu alokasi anggaran pada penyusunan APBN.

Gambar 4.7 Penyusunan RBA dalam Kerangka Penyusunan APBN

56 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pelaksanaan
Anggaran BLU?
1. Menyusun DIPA BLU
BLU merupakan dokumen pelaksanaan
DIPA BLU disusun dengan mengacu pada anggaran BLU, dan menjadi dasar
RBA Definitif dan Ikhtisar RBA Definitif. DIPA pencairan/penarikan dana dari APBN.

Gambar 4.8 DIPA BLU

Mengelola Keuangan BLU

MANUAL BLU | 57
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Penjelasan untuk tanda *) di poin saldo awal kas pada Gambar 4.8 di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Gambar 4.9 Saldo Awal Kas


Mengelola Keuangan BLU

2. Mengajukan Pengesahan DIPA BLU meningkatkan layanan kepada masyarakat


secara berkesinambungan.
DIPA BLU disampaikan oleh menteri/
pimpinan lembaga kepada Menteri Secara sederhana pengelolaan kas BLU
Keuangan c.q. Dirjen Anggaran. Selanjutnya adalah seluruh aktivitas yang bertujuan untuk
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal menjamin ketersediaan kas dalam jumlah
Anggaran mengesahkan DIPA BLU paling dan waktu tertentu dalam rangka pemberian
lambat tanggal 31 Desember dengan layanan. Dalam hal pengelolaan kas, BLU
menerbitkan Surat Pengesahan DIPA BLU menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
(SP-DIPA BLU).
a. Merencanakan penerimaan dan
pengeluaran kas berdasarkan rencana
3. Mengelola Kas
kegiatan yang tercantum dalam RBA.
BLU perlu melakukan pengelolaan kas b. Menerima pendapatan yang bersumber
terhadap pendapatan yang bersumber dari PNBP satker BLU. Pendapatan
dari pendapatan PNBP. Pengelolaan kas PNBP tersebut berasal dari tarif layanan
BLU dilaksanakan berdasarkan praktik termasuk pendapatan yang berasal dari
bisnis yang sehat. Artinya, pengelolaan kas pemanfaatan aset yang dimiliki.
BLU harus ditujukan dan mampu untuk

58 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

c. Menyimpan kas, melakukan pembayaran mendapat izin dari Kuasa BUN Pusat
dan mengelola rekening bank. Dalam (Ditjen Perbendaharaan).
rangka mengelola pendapatan dan belanja,
satker BLU membuka rekening yang Rekening lainnya pada BLU terdiri

terdiri dari rekening pengeluaran untuk dari rekening operasional BLU untuk
menampung dana yang bersumber dari mengelola pendapatan dan BLU, rekening
RM dan rekening lainnya untuk mengelola pengelolaan kas BLU untuk penempatan
pendapatan dan belanja yang bersumber idle cash BLU dan rekening dana
dari PNBP BLU. Pembukaan rekening
kelolaanmenampung dana yang tidak
pengeluaran harus mendapat izin terlebih
dimasukkan ke dua rekening pengelolaan
dahulu dari Kuasa BUN. Sementara
kas dan operasional BLU.
untuk pembukaan rekening lainnya harus

Gambar 4.10 Pembukaan Rekening

Mengelola Keuangan BLU

MANUAL BLU | 59
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Gambar 4.11 Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening


Mengelola Keuangan BLU

Gambar 4.12 Pembukaan Rekening Pengelolaan Kas

60 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Dalam rangka pengelolaan kas, langsung. Untuk menjamin akuntabilitas


pemimpin BLU dapat menutup rekening keuangan dan mencegah terjadinya
pengelolaan kas BLU untuk dipindahkan penyimpangan pencairan kas, pemimpin
ke rekening operasional BLU BLU wajib menyusun SOP pengelolaan
d. Menatausahakan dan kas.
mempertanggungjawabkan pengelolaan
kas. Pemimpin BLU bertanggung jawab SOP ini setidaknya terdiri atas prosedur
terhadap seluruh dan dana yang berada penerimaan dan prosedur pengeluaran
pada penguasaaannya dan bertanggung kas. Prosedur penerimaan menjadi
jawab atas pembayaran yang pedoman bagi masyarakat/mitra kerja
dilaksanakannya. Pemimpin BLU juga dalam melakukan penyetoran PNBP BLU
perlu melakukan pemeriksaan jumlah
dan bagi bendahara dalam melakukan
kas yang berada dalam penguasaannya
pencatatan atas penerimaan BLU.
secara rutin. Selain pemeriksaan kas
Prosedur penerimaan tidak hanya mengatur
secara rutin, setiap transaksi keuangan
mekanisme penerimaan pada satker BLU,
yang dilakukan oleh satker BLU juga
tetapi juga mengatur prosedur pencatatan/
harus dibukukan.
pengakuan atas PNBP tersebut.

Mengelola Keuangan BLU


Pertanggungjawaban terhadap
Prosedur pengeluaran menjadi pedoman
pengelolaan kas yang dilakukan
bagi bendahara dalam melakukan
oleh BLU disusun dalam bentuk
pencatatan pengeluaran dan bagi unit-
laporan. BLU perlu membuat laporan
unit kerja pada satker BLU ketika akan
pertanggungjawaban pengelolaan
mencairkan dana BLU untuk membiayai
kas secara rutin minimal 1 bulan
kegiatannya
sekali. Laporan pertanggungjawaban
sekurang-kurang memuat informasi 5. Mengajukan Pengesahan Pendapatan
mengenai keadaan pembukuan pada dan Belanja BLU
bulan pelaporan, meliputi saldo awal,
Dalam rangka mempertanggungjawabkan
penambahan, penggunaan, dan
pendapatan dan belanja PNBP BLU
saldo akhir dari buku-buku pembantu
yang dapat digunakan langsung, BLU
penjelasan atas selisih (jika ada);
mengajukan SP3B BLU.
Penyampaian SP3B BLU tersebut dapat
4. Mengelola Keuangan Intern Satker
BLU dilakukan satu kali atau lebih dalam satu
triwulan, sehingga BLU dapat mengajukan
Salah satu fleksibilitas yang dimiliki SP3B BLU ke KPPN secara mingguan,
oleh BLU adalah dapat menggunakan
bulanan dan/atau triwulanan disesuaikan
pendapatan yang diperoleh secara
dengan kebutuhan.

MANUAL BLU | 61
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN


triwulanan
Mengelola Keuangan BLU

1) Cut off belanja sejak cut offt riwulan III, yaitu tanggal 27
a) Triwulan I adalah untuk realisasi pendapatan dan September 20xx s/d 31 Desember 20xx.
belanja mulai tanggal 1 Januari s/d 27 Maret 20xx.
Cut off triwulan I adalah tanggal 28 Maret 20xx (3 2) Pengajuan SP3B BLU
hari kerja sebelum akhir triwulan I) a) Pengajuan SP3B BLU Triwulan I adalah mulai tanggal
b) Triwulan II adalah untuk realisasi pendapatan dan 28, 29, 30, dan paling lambat tanggal 31 Maret
belanja sejak cut off triwulan I, yaitu tanggal 28 20xx pada pukul 10.00 waktu setempat.
Maret 20xx s/d 26 Juni 20xx. Cut off triwulan II adalah b) Pengajuan SP3B BLU Triwulan II adalah mulai tanggal
tanggal 27 Juni 20xx (3 hari kerja sebelum akhir 27, 28, 29, dan paling lambat tanggal 30 Juni 20xx
triwulan II). pada pukul 10.00 waktu setempat.
c) Triwulan III adalah untuk realisasi pendapatan dan c) Pengajuan SP3B BLU Triwulan III adalah mulai
belanja sejak cut off triwulan II, yaitu tanggal 27 Juni tanggal 27, 28, 29, dan paling lambat tanggal 30
20xx s/d 26 September 20xx. Cut off triwulan September 20xx pada pukul 10.00 waktu setempat.
III adalah tanggal 27 September 20xx (3 hari kerja d) Pengajuan SP3B BLU Triwulan IV mengikuti
sebelum akhir triwulan III). ketentuan mengenai langkah-langkah menghadapi
d) Triwulan IV adalah untuk realisasi pendapatan dan akhir tahun anggaran.

62 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN


lebih dari satu kali dalam satu triwulan

Mengelola Keuangan BLU


Pada triwulan II, SP3B BLU pertama diajukan pada belanja sejak tanggal 25 Agustus 20xx s.d. tanggal 26
tanggal 29 Juli 20xx untuk realisasi sejak cut off September 20xx.
pada triwulan II yaitu tanggal 27 Juni 20xx sampai b) Pengajuan SP3B BLU yang ketiga adalah mulai
dengan realisasi pendapatan dan/atau belanja yang tanggal 27, 28, 29 dan paling lambat tanggal
dipertanggungjawabkan dalam SP3B dimaksud yaitu 30September 20xx.
tanggal 28 Juli 20xx c) Realisasi pendapatan dan/atau belanja
1) BLU menyampaikan SP3B BLU kedua pada tanggal tanggal 27, 28, 29dan 30 September 20xx
25 Agustus 20xx untuk realisasi sejak tanggal 29 Juli dipertanggungjawabkan dalam SP3B BLU Triwulan
20xx sampai dengan realisasi pendapatan dan/atau berikutnya.
belanja yang dipertanggungjawabkan dalam SP3B d) Dalam hal sampai dengan cut off triwulan III
dimaksud yaitu tanggal 24 Agustus 20xx). (tanggal 27 September 20xx) tidak terdapat realisasi
2) Dalam hal sampai dengan cut off triwulan III pendapatan dan/atau belanja, maka satker BLU
(27 September 20xx) masih terdapat realisasi tidak menyampaikan SP3B BLU ketiga.
pendapatan dan/atau belanja, maka satker BLU e) Pengajuan SP3B BLU pertama pada triwulan IV
menyampaikan SP3B BLU ketiga dengan ketentuan adalah realisasi pendapatan dan belanja sejak cut
sebagai berikut: off triwulan III (tanggal 27 September 20xx) s.d
a) SP3B BLU yang ketiga merupakan realisasi yang akan dipertanggungjawabkan pada
pertanggungjawaban realisasi pendapatan dan/atau SP3B BLU berikutnya.

MANUAL BLU | 63
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

a. Pengajuan dan Pengujian SP3B BLU b. Pejabat SP3B BLU dan Tata Cara
BLU menyampaikan SP3B BLU ke KPPN Pejabat penandatangan, petugas
dilampiri: pengantar SP3B BLU, dan petugas
1) Surat Pernyataan Tanggung Jawab pengambil SP2B BLU adalah PP- SPM,
(SPTJ) yang ditandatangani oleh KPA/ petugas pengantar SPM dan petugas
Pemimpin BLU, dan pengambil SP2D pada BLU. Pada surat
2) ADK SP3B BLU yang dihasilkan dari KPA/Kuasa PA tentang penunjukan
aplikasi yang telah disediakan oleh PP-SPM, petugas pengantar SPM

Ditjen Perbendaharaan. dan petugas pengambil SP2D agar


ditambahkan kewenangan sebagai

KPPN selanjutnya menerbitkan SP2B BLU penandatangan SP3B, pengantar SP3B

berdasarkan SP3B BLU yang diajukan oleh BLU dan pengambil SP2B BLU.

BLU.
6. Mengajukan dan Menyetujui Revisi
Dalam hal terjadi kesalahan pada SP3B RBA
BLU, BLU mengajukan ralat SP3B BLU
ke KPPN. Kesalahan SP3B BLU dapat Revisi RBA Definitif dapat dilakukan
berupa kesalahan administrasi dan/
Mengelola Keuangan BLU

sepanjang tidak mengubah program pada


atau kesalahan pencantuman jumlah DIPA BLU serta dapat dilakukan:
nominal pendapatan dan/atau belanja 1) dalam rangka percepatan pencapaian
BLU, termasuk kesalahan pencantuman sasaran kinerja.
kegiatan, output, jenis belanja, dan akun. 2) dalam rangka penggunaan saldo awal
kas untuk menambah pagu belanja.
Pengajuan ralat SP3B BLU dilampiri: dan/atau
1) Fotokopi SP3B BLU yang akan diralat. 3) akibat terlampauinya target PNBP BLU.
2) SPTJ yang ditandatangani oleh KPA/ Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan
Pemimpin BLU. biaya operasional, atau merupakan hasil
3) ADK dan hard copy ralat SP3B BLU. optimalisasi dan digunakan untuk hal-
4) penjelasan penyebab terjadinya hal yang bersifat prioritas, mendesak,
kesalahan yang ditandatangani KPA/ kedaruratan atau yang tidak dapat ditunda,
Pemimpin BLU. KPPN selanjutnya dapat dilakukan antarprogram.
menerbitkan ralat SP2B BLU
Adapun perubahan yang terjadi akibat revisi
berdasarkan ralat SP3B BLU.
RBA Definitif dan pengaruhnya terhadap
penyusunan Ikhtisar RBA, data RKA-K/L dan
DIPA BLU dapat dijelaskan pada tabel berikut:

64 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Tabel 4.1 Perubahan Akibat Revisi RBA Definitif

Akibat Revisi Menyusun Ikhtisar Updating Revisi


No.
RBA Definitif RBA Data RKA K/L DIPA BLU

Tidak merubah data


1. RKA K/L dan DIPA Tidak Tidak Tidak
BLU

Hanya merubah data


2. Ya Ya Tidak
RKA K/L

Merubah data RKA


3. Ya Ya Ya
K/L dan DIPA BLU

Mengelola Keuangan BLU

MANUAL BLU | 65
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Ikhtisar RBA Definitif sebagaimana dijelaskan keuangan BLU, selanjutnya pejabat


pada tabel di atas digunakan sebagai dasar keuangan BLU menelaah usulan untuk
untuk pemutakhiran RKA K/L atau Revisi kemudian disampaikan kepada pemimpin
DIPA BLU. BLU guna mendapatkan pengesahan.
Pengaturan mengenai kewenangan
Usul Revisi RBA Definitif yang akan
pengesahan Revisi RBA Definitif diatur
dilakukan oleh BLU disampaikan unit
sebagai berikut:
kerja BLU bersangkutan kepada pejabat

Gambar 4.13 Kewenangan Pengesahan Revisi RBA Definitif


Mengelola Keuangan BLU

Revisi RBA Definitif disampaikan kepada 7. Mengajukan dan Mengesahkan Revisi


menteri/pimpinan lembaga dan Menteri DIPA BLU
Keuangan (DJA dan Ditjen Perbendaharaan).
Revisi DIPA BLU yang sumber dananya
Revisi RBA Definitif yang telah mendapatkan
berasal dari PNBP dilakukan akibat adanya
pengesahan tersebut di atas merupakan
Revisi RBA Definitif, perubahan/ralat karena
dasar melakukan kegiatan BLU.
kesalahan administrasi dan hal-hal khusus
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

66 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Gambar 4.14 Revisi DIPA

Mengelola Keuangan BLU


Revisi DIPA BLU dapat dilakukan sepanjang: 2) paket pekerjaan yang bersifat
multiyears, dan
a. dalam program yang sama. 3) paket pekerjaan yang telah
Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan dikontrakkan dan/atau direalisasikan
biaya operasional, atau merupakan hasil dananya sehingga menjadi minus.
optimalisasi dan digunakan untuk hal-
hal yang bersifat prioritas, mendesak, Revisi DIPA BLU yang berakibat menambah
kedaruratan atau yang tidak dapat ditunda, keluaran (output) baru, dapat dilakukan
dapat dilakukan antar program. sepanjang sejalan dengan indikator kinerja
b. tidak mengurangi volume Keluaran kegiatan dalam DIPA BLU.
Kegiatan Prioritas Nasional Revisi DIPA BLU yang memenuhi batasan-
dan/atau Prioritas Bidang, dan batasan tersebut di atas dilakukan tanpa
c. tidak mengakibatkan pengurangan alokasi perubahan SP RKA-K/L, sementara
anggaran terhadap: apabila batasan-batasan tidak terpenuhi
1) pembayaran berbagai tunggakan. maka revisi DIPA BLU dilakukan dengan

MANUAL BLU | 67
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, ambang batas dengan menambah output
sebagai contoh revisi penggunaan saldo baru harus mendapat persetujuan Menteri
awal dan revisi pagu belanja yang melewati Keuangan.

Bagaimana Proses Pengelolaan


Piutang dan Utang BLU?
1. Menyusun dan Menentukan Kualitas Piutang BLU merupakan aset di neraca
Piutang yang harus terjaga agar nilainya sama
dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan
BLU dapat memberikan piutang sehubungan (net realizable value). Untuk itu, diperlukan
dengan penyerahan barang, jasa, dan/ penyesuaian dengan membentuk penyisihan
atau transaksi lainnya yang berhubungan piutang tidak tertagih yaitu cadangan
langsung atau tidak langsung dengan yang harus dibentuk sebesar persentase
kegiatan BLU. Piutang BLU merupakan tertentu dari akun piutang berdasarkan
piutang negara dan terjadi sehubungan penggolongan kualitas piutang.
dengan penyerahan barang dan/atau jasa
Mengelola Keuangan BLU

(tidak dalam bentuk uang). Kualitas piutang adalah hampiran


atas ketertagihan piutang yang diukur
Piutang BLU dikelola dan diselesaikan berdasarkan kepatuhan membayar
secara tertib, efisien, ekonomis, kewajiban oleh debitor.
transparan, dan bertanggung jawab
serta dapat memberikan nilai tambah, Penilaian kualitas piutang dilakukan
sesuai dengan praktik bisnis yang sehat. berdasarkan kondisi piutang pada tanggal
Untuk itu Pemimpin BLU wajib membuat laporan keuangan. Kualitas piutang
SOP pengelolaan piutang BLU yang menentukan besarnya cadangan yang harus
disetujui menteri/pimpinan lembaga yang dibentuk dari akun piutang.
bersangkutan. SOP pengelolaan piutang
BLU paling kurang mencakup :
a. Prosedur dan persyaratan pemberian
piutang;
b. Penatausahaan dan akuntansi piutang;
c. Tata cara penagihan piutang; dan
d. Pelaporan piutang

68 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

Tabel 4.2 Penggolongan Kualitas Piutang PNBP

Penggolongan
Kondisi Piutang
Kualitas Piutang

Apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh


Kualitas lancar
tempo yang ditetapkan

Apabila dalam jangka waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal


Kualitas kurang lancar
Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

Apabila dalam jangka waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal


Kualitas diragukan
Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

Mengelola Keuangan BLU


Apabila dalam jangka waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal
Kualitas macet Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau Piutang
telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

Dalam rangka penyisihan piutang tidak tertagih cadangan yang harus dibentuk untuk
pada BLU, Pemimpin BLU wajib menilai kualitas penyisihan piutang tidak tertagih yang umum
piutang serta memantau dan mengambil dan yang khusus ini adalah sebagai berikut :
langkah-langkah yang diperlukan agar hasil
penagihan piutang yang telah disihkan a. Penyisihan piutang tidak tertagih yang
senantiasa dapat direalisasikan. umum ditetapkan paling sedikit sebesar
0,5% dari piutang yang memiliki kualitas
Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan lancar.
mepertimbangkan sekurang-kurangnya : b. Penyisihan piutang tidak tertagih yang
a. Jatuh tempo piutang khusus ditetapkan sebesar:
b. Upaya penagihan 1) 10% dari piutang dengan kualitas
kurang lancar setelah dikurangi dengan
Dalam pengelolaan piutang, satker BLU wajib nilai agunan atau nilai barang sitaan;
membentuk penyisihan piutang tidak tertagih 2) 50% dari piutang dengan kualitas
yang umum dan yang khusus. Besarnya diragukan setelah dikurangi dengan

MANUAL BLU | 69
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

nilai agunan atau nilai barang sitaan; maksimal maka tahap-tahap yang dilakukan
dan adalah:
3) 100% dari piutang dengan kualitas a. BLU menyerahkan pengurusan piutang
macet setelah dikurangi dengan nilai kepada PUPN/DJKN sesuai ketentuan
agunan atau nilai barang sitaan. peraturan perundang-undangan di
bidang pengurusan piutang negara,
K/L dapat melakukan restrukturisasi
b. PUPN mengurus sampai lunas, selesai,
terhadap debitur sesuai ketentuan peraturan
optimal/dinyatakan PSBDT, atau
perundang-undangan dalam hal:
c. Pemimpin BLU melakukan penghapusan
a. Debitur mengalami kesulitan
secara bersyarat terhadap piutang
pembayaran; dan/atau
BLU yang dinyatakan PSBDT
b. Debitur memiliki prospek usaha
dengan menerbitkan surat keputusan
yang baik dan diperkirakan mampu
penghapusan.
memenuhi kewajiban setelah dilakukan
Restrukturisasi. Penghapusan secara bersyarat terhadap
piutang BLU yang telah dinyatakan PSBDT
Kualitas piutang setelah persetujuan
oleh PUPN dilakukan dengan menghapuskan
restrukturisasi dapat diubah oleh K/L, yaitu:
Piutang BLU dari pembukuan BLU tanpa
Mengelola Keuangan BLU

a. setinggi-tingginya kualitas kurang


menghapus hak tagih negara. Penghapusan
lancar untuk piutang yang sebelum
secara bersyarat terhadap piutang BLU
restrukturisasi memiliki kualitas diragukan
dilakukan dengan dilengkapi :
atau kualitas macet; dan
a. Daftar nominatif para penanggung utang
b. tidak berubah, apabila piutang yang
b. Besaran piutang yang dihapuskan; dan
sebelum restrukturisasi memiliki kualitas
c. Surat pernyataan PSBDT dari PUPN
kurang lancar
Pemimpin BLU diberikan kewenangan
Apabila kewajiban yang ditentukan dalam
penghapusan secara bersyarat sesuai jenjang
restrukturisasi tidak dipenuhi oleh debitur,
kewenangannya. Kewenangan penghapusan
maka kualitas piutang dinilai kembali seakan-
secara bersyarat terhadap piutang BLU adalah
akan tidak terdapat restrukturisasi.
sebagai berikut:

2. Menyetujui dan Menghapus Piutang


Bersyarat

Satker BLU harus melakukan penagihan


secara maksimal terhadap piutang BLU.
Dalam hal piutang BLU tidak terselesaikan
setelah dilakukan penagihan secara

70 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

Tabel 4.3 Kewenangan Penghapusan secara bersyarat terhadap


PiutangBLU

No. Jumlah Piutang Kewenangan Keterangan

Penghapusan piutang BLU


≤ Rp200.000.000
dilaporkan kepada Dewas atau
per penanggung
1. Pemimpin BLU pejabat yang ditunjuk dengan
utang.
tembusan kepada menteri/
pimpinan lembaga
Pemimpin BLU dengan
Rp200.000.001 sd. persetujuan Dewas atau pejabat
2. Rp500.000.000 per yang ditunjuk oleh menteri/ Ya
penanggung utang. pimpinan lembaga yang
bersangkutan

Mengelola Keuangan BLU


> Rp500.000.000 Sesuai ketentuan peraturan
3. per penanggung utang perundang-undangan di bidang Ya
penghapusan Piutang Negara

Perlakuan akuntansi penghapusan piutang Keuangan c.q. Direktur Jenderal Kekayaan


dilakukan dengan cara mengurangi akun Negara dan Direktur Jenderal Perbendaharaan
piutang dan akun penyisihan piutang tidak paling lambat lima hari kerja setelah surat
tertagih sebesar jumlah yang tercantum dalam keputusan penghapusan diterbitkan.
surat keputusan.
Penghapusan secara mutlak terhadap piutang
Selanjutnya pemimpin BLU menyampaikan BLU dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
laporan penghapusan secara bersyarat perundang-undangan di bidang penghapusan
terhadap piutang BLU kepada Menteri piutang negara..

MANUAL BLU | 71
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

Alur penghapusan piutang BLU adalah sebagai berikut:

Gambar 4.15 Alur Penghapusan Piutang BLU


Mengelola Keuangan BLU

3. Kriteria dan Batasan Utang BLU kebutuhan. Pinjaman jangka pendek


merupakan pinjaman dalam rangka
Dalam kegiatan operasional dengan pihak
menutup selisih antara jumlah kas yang
lain, BLU dapat memiliki utang yang dikelola
tersedia ditambah aliran kas masuk yang
secara tertib, efisien, ekonomis, transparan,
diharapkan dengan jumlah pengeluaran yang
dan bertanggung jawab, sesuai dengan
diproyeksikan dalam suatu tahun anggaran
praktik bisnis yang sehat. Pembayaran
(mismatch). Pinjaman jangka pendek
utang BLU pada prinsipnya menjadi
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tanggung jawab BLU dan harus dibayarkan
belanja operasional/memberikan manfaat
dari PNBP BLU. Secara umum, terdapat
jangka pendek.
dua jenis utang pada BLU yaitu utang jangka
pendek dan utang jangka panjang. Utang
BLU dapat melakukan perikatan pinjaman
jangka pendek ditujukan hanya untuk belanja
jangka pendek dengan pihak lain yaitu
operasional, dan utang jangka panjang
badan usaha dalam negeri baik berupa
dapat dilakukan apabila mendapatkan ijin
lembaga keuangan perbankan maupun
dari Menteri Keuangan.
non perbankan, badan usaha lainnya atau
BLU dapat melakukan pinjaman jangka
BLU. Dalam melakukan perikatan pinjaman
pendek atas namanya sendiri sesuai

72 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

dimaksud aset tetap dilarang dijadikan c. Saldo kas dan setara kas BLU tidak
jaminan. mencukupi atau tidak memadai untuk
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam membiayai pengeluaran dimaksud, dan
melakukan pinjaman jangka pendek adalah: d. Jumlah pinjaman jangka pendek yang
a. Kegiatan tersebut telah tercantum masih ada ditambah dengan jumlah
dalam RBA tahun anggaran berjalan, pinjaman jangka pendek yang akan
namun dana yang tersedia dari PNBP ditarik tidak melebihi 15% (lima belas
tidak/belum mencukupi untuk menutup persen) dari jumlah pendapatan BLU
kebutuhan atau kekurangan dana untuk tahun anggaran sebelumnya yang tidak
membiayai kegiatan dimaksud. bersumber langsung dari APBN (Rupiah
b. Kegiatan yang akan dibiayai bersifat Murni) dan hibah terikat.
mendesak dan tidak dapat ditunda.

Tabel 4.4 Kewenangan Persetujuan atas Pinjaman Jangka Pendek BLU

Mengelola Keuangan BLU


No. Jumlah Pinjaman Kewenangan

≤ 10% jumlah pendapatan BLU


tahun anggaran sebelumnya yang
1. Pemimpin BLU
tidak bersumber dari APBN (Rupiah
Murni) dan hibah terikat.

10% < X ≤ 15% jumlah pendapatan


BLU tahun anggaran sebelumnya Pemimpin BLU atas persetujuan Dewan
2.
yang tidak bersumber dari APBN Pengawas
(Rupiah Murni) dan hibah terikat..

10% < X ≤ 15% jumlah pendapatan Pemimpin BLU atas persetujuan


BLU tahun anggaran sebelumnya menteri/pimpinan lembaga atau
3. yang tidak bersumber dari RM dan pejabat yang ditunjuk oleh menteri/
hibah terikat. pimpinan lembaga bagi BLU yang
tidak memiliki Dewas

MANUAL BLU | 73
Proses Pengelolaan Utang dan Piutuang BLU

Pelaksanaan pinjaman jangka pendek antara langkah penyelesaian. Pemimpin BLU


BLU dengan pihak lain, dituangkan dalam melakukan evaluasi kinerja kegiatan yang
Perjanjian Pinjaman yang paling kurang didanai dari pinjaman paling sedikit setiap
memuat hal-hal sebagai berikut: semester berdasarkan sasaran dan/atau
a. pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian standar kinerja yang telah ditetapkan.
Pinjaman
b. jumlah pinjaman Pejabat keuangan BLU menyampaikan
c. peruntukan pinjaman laporan bulanan kepada Pemimpin BLU
d. persyaratan pinjaman mengenai realisasi penyerapan dan
e. tata cara pencairan pinjaman dan pembayaran kewajiban yang timbul akibat
f. tata cara pembayaran pinjaman. pinjaman jangka pendek.

Pejabat Keuangan BLU melaksanakan Pejabat teknis BLU menyampaikan laporan


pembayaran pokok pinjaman, bunga, bulanan kepada Pemimpin BLU mengenai
dan biaya lainnya pada saat jatuh tempo realisasi kegiatan yang dibiayai Pinjaman
sesuai Perjanjian Pinjaman. Kewajiban jangka pendek. Laporan bulanan tersebut
yang timbul sebagai akibat dari Perjanjian disampaikan oleh Pemimpin BLU kepada
Mengelola Keuangan BLU

Pinjaman merupakan tanggung jawab BLU. Dewan Pengawas atau menteri/pimpinan


Penatausahaan pinjaman jangka pendek lembaga untuk BLU yang tidak memiliki
dilaksanakan oleh Pejabat Keuangan BLU, Dewas.
mencakup kegiatan:
a. administrasi pengelolaan pinjaman dan BLU yang beralih statusnya menjadi badan
b. akuntansi pengelolaan pinjaman. hukum lain dengan kekayaan negara yang
dipisahkan atau turun statusnya menjadi
Dalam hal terdapat penyelesaian kegiatan satker PNBP harus menyelesaikan sisa
yang lambat atau penyerapan pinjaman yang kewajiban yang timbul sebagai akibat dari
rendah, Pemimpin BLU mengambil langkah- Perjanjian Pinjaman.

74 | MANUAL BLU
Bagaimanakah Mengelola Risiko
BLU Bidang Penyedia Barang dan Jasa Lainnya?

1. Menerapkan Manajemen Risiko Pada dan misi organisasi secara efektif, efisien,
BLU dan produktif.

Manajemen risiko adalah kegiatan kunci


2. Tujuan dan Manfaat Penerapan
bagi suatu organisasi. Manajemen risiko
Manajemen Risiko
yang berhasil akan menjamin pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
a. Penerapan manajemen risiko bagi BLU
Tujuan organisasi tersebut dicapai melalui
bertujuan untuk:
serangkaian aktivitas dari penetapan
1) Mengantisiapsi dan menangani
perencanaan strategis, pelaksanaan tugas
segala bentuk risiko secara efektif
dan fungsi, dan pengelolaan sumber
dan efisien;
daya. Keseluruhan aktivitas tersebut
2) Mengidentifikasi, mengukur, dan
melibatkan risiko. Manajemen risiko
mengendalikan risiko serta memantau
membantu pengambilan keputusan dengan
kinerja manajemen risiko, dan
mempertimbangkan ketidakpastian dan

Mengelola Keuangan BLU


3) Mengintgrasikan proses manajemen
pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan.
risiko ke dalam perencanaan,
Dengan perkembangan kompleksitas pelaksanaan, dan evaluasi kinerja.
pengelolaan keuangan BLU, perlu diterapkan
manajemen risiko pada BLU. Manajemen b. Manfaat penerapan manajemen risiko:
Risiko dimaksudkan sebagai salah satu 1) Menghindari terjadinya hal-hal yang
upaya untuk mendukung pencapaian tujuan tidak diharapkan dalam bentuk
keluhan maupun keberatan dari
stakeholders;
2) Memberikan perlindungan bagi
satker BLU sebagai akibat kegagalan
manusia, proses, dan sistem, dan
3) Meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan
produktivitas.

MANUAL BLU | 75
Mengelola Risiko BLU

Risiko, Manajemen Risiko,


Kemungkinan dan Dampak Risiko
Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur

berdasarkan kemungkinan dan dampaknya sementara manajemen risiko adalah pendekatan

sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian.

Kemungkinan Resiko

Kemungkinan Keterangan

Rendah Tidak Pernah-Jarang Terjadi


Mengelola Keuangan BLU

Sedang Kemungkinan terjadinya Sedang

Tinggi
Kemungkinan Tinggi terjadi/Hampir Pasti terjadi

Dampak Risiko

Tingkat Konsekuensi Risiko Keterangan

- Pengaruhnya terhadap strategi dan aktivitas operasi

rendah
Rendah
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku

kepentingan (stakeholders) rendah

- Pengaruhnya terhadap strategi dan aktivitas operasi

sedang
Sedang
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku

kepentingan (stakeholders) sedang

- Pengaruhnya terhadap strategi dan aktivitas operasi

Tinggi tinggi

- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku

kepentingan (stakeholders) tinggi

76 | MANUAL BLU
Mengelola Risiko BLU

3. Struktur Manajemen Risiko

Pengelolaan risiko BLU mengadopsi model


tiga tingkatan pengendalian sebagaimana
terlihat pada gambar berikut:

Gambar 4.16 Model Tiga Tingkat Pengendalian

Mengelola Keuangan BLU

Model tersebut bekerja sebagai berikut: 2. Pejabat di tingkat pengendalian operasional


1. Pengendalian di tingkat kebijakan bertanggung jawab langsung atas
bertanggung jawab untuk pengelolaan dan pengendalian risiko
mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan sehari-hari.
mengawasi efektivitas dan integritas proses 3. Tingkatan pengawasan pengendalian
manajemen risiko. berfungsi memberikan penilaian

MANUAL BLU | 77
Mengelola Risiko BLU

independen atas efektivitas pelaksanaan pengendalian dimana manajemen


manajemen risiko. risiko akan diterapkan.
b. Identifikasi risiko dilakukan dengan cara
Secara umum, risiko yang berpotensi
mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab
muncul dalam organisasi dan perlu
dan proses terjadinya peristiwa risiko
memperoleh perhatian dapat dikategorikan
yang dapat menghalangi, menurunkan,
sebagai berikut:
atau menunda tercapainya sasaran
a. Fraud/adanya tindak kecurangan.
BLU.
Ciri-cirinya: disengaja, melanggar
c. Analisis risiko dilakukan dengan
hukum, merugikan negara.
cara mencermati sumber risiko dan
b. Stratejik dan kebijakan, risiko ini
tingkat pengendalian yang ada serta
disebabkan oleh:
dilanjutkan dengan menilai risiko dari
1) Perubahan kebijakan lingkungan
sisi konsekuensi dan kemungkinan
organisasi
terjadinya.
2) Kebijakan organisasi sebagai
d. Evaluasi risiko dilakukan untuk
respon terhadap perubahan
pengambilan keputusan mengenai
kebijakan lingkungan organiasasi
perlu tidaknya dilakukan penanganan
c. Operasional, risiko ini disebabkan
Mengelola Keuangan BLU

risiko lebih lanjut serta prioritas


terjadinya kegagalan pada:
penanganannya.
1) SDM
e. Penanganan risiko dilakukan dengan
2) Proses
mengidentifikasi berbagai opsi
3) Sistem
penanganan risiko yang tersedia dan
d. Kepatuhan, munculnya risiko ini
memutuskan opsi penanganan risiko
karena adanya pelanggaran terhadap
yang terbaik yang dilanjutkan dengan
peraturan perundang-undangan dan
pengembangan rencana mitigasi risiko.
ketentuan yang berlaku
f. Monitoring dan Reviu dilakukan dengan
e. Finansial, adalah risiko yang
cara memantau efektivitas rencana
disebabkan oleh adanya kegagalan
penanganan risiko, strategi, dan sistem
pihak ketiga dalam memenuhi
manajemen risiko.
kewajibannya kepada BLU.
g. Komunikasi dan konsultasi dilakukan
dengan cara mengembangkan
4. Proses Manajemen Risiko
komunikasi kepada stakeholder internal
Proses manajemen risiko adalah sebagai maupun eksternal.
berikut :
a. Penetapan konteks dilakukan dengan 5. Mitigasi Risiko
cara menjabarkan latar belakang, ruang Risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan
lingkup, tujuan, dan kondisi lingkungan dianalisis, langkah selanjutnya adalah

78 | MANUAL BLU
Mengelola Risiko BLU

dilakukan mitigasi atas risiko-risiko c. Memindahkan (transfer), yaitu


tersebut. Mitigasi risiko ini ditujukan untuk melakukan transfer risiko dengan
menentukan jenis penanganan yang efektif pihak ketiga. Opsi ini dilakukan apabila
dan efisien untuk setiap risiko tersebut. kemampuan pemilik risiko dalam
Manajemen memilih serangkaian aksi mengelola risiko lebih kecil daripada
tindak lanjut selaras dengan toleransi risiko kemampuan pihak ketiga yang akan
perusahaan. dibagi risikonya. Selain itu, biaya untuk
membagi risiko lebih kecil daripada
Strategi yang dapat diambil antara lain: dampak risiko yang akan diterima.
a. Menghindari aktivitas yang Contoh: asuransi dan kontrak kerja
mengandung risiko. Opsi ini dipilih dengan pihak ketiga (outsourcing).
apabila dampak risiko lebih besar d. Menerima risiko dengan tidak
daripada dampak tercapainya tujuan melakukan tindakan apapun untuk
organisasi, opportunity loss, dan biaya mempengaruhi dampak dan
untuk menghindari risiko. kemungkinan risiko. Opsi ini dipilih
b. Mengurangi baik kemungkinan dan/ apabila kapasitas untuk menerima
atau dampak. Opsi ini dilakukan risiko lebih besar daripada dampak

Mengelola Keuangan BLU


dengan membuat membuat analisis risiko yang diterima.
biaya manfaat terlebih dahulu.

MANUAL BLU | 79
Mengelola Risiko BLU

Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Penyedia Barang dan Jasa Lainnya

Jenis Risiko Mitigasi Risiko

1. Fraud

• Mengoptimalkan pengawasan dan


Mark up harga pada saat perencanaan dan
pengendalian dalam proses penganggaran
pelaksanaan pengadaan barang/ jasa
dan pelaksanaan pengadaan.

Terdapat pendapatan (PNBP) tidak • Mengoptimalkan mekanisme saling uji


dipertanggungjawabkan, karena faktor (check and balance) di internal BLU
kesengajaan. • mengintensifkan peran SPI.

• Menyusun SOP pengelolaan kas jangka


Penyalahgunaan pengelolaan kas jangka
pendek BLU
pendek BLU
• Meningkatkan pengawasan oleh SPI
Mengelola Keuangan BLU

2. Stratejik

Kompetitor dengan produk yang sama


• Penetapan harga jual (tarif) bersaing dan
yang menjual produknya dengan diskon dan
mutu terjamin sesuai standar ISO/SNI.
fasilitas tertentu.

Jasa layanan tidak berkembang, karena Memberi kesempatan kepada SDM untuk
proses inovasi tidak jalan. membangun kreativitas dan inovasi

• Menyusun RSB yang telah disepakati K/L.


Pergantian pimpinan BLU yang berakibat
• Melakukan kaderisasi pejabat pengelola
perubahan orientasi satker
BLU.

3. Operasional

• Monitoring dan evaluasi realisasi


pendapatan secara berkala
Tidak tercapainya target pendapatan layanan
• Evaluasi target kinerja
sesuai RBA
• Peningkatan sarana dan prasarana layanan

80 | MANUAL BLU
Mengelola Risiko BLU

Jenis Risiko Mitigasi Risiko

Tim Teknis tidak menyelesaikan kegiatan


• Mengoptimalkan peran SPI.
tepat waktu.

Pembatalan kontrak secara sepihak • Memperkuat klausul dalam kontrak terkait


(termin II tidak dilanjutkan) sanksi dalam hal terjadi pembatalan.

• Melakukan analisis kebutuhan SDM BLU


Pengangkatan SDM non-PNS yang
• Mengangkat pegawai non-PNS sesuai
tidak efisien
kebutuhan BLU

Alat peraga dan sarana pendukung tidak • Melakukan perawatan berkala dan
perbaikan dengan mengacu kepada
berfungsi optimal baik yang diakibatkan
Prosedur Mutu (PM) yang sudah disusun
oleh internal BLU maupun pihak luar
dan menjadi komitmen bersama yang telah
(misalnya terganggunya aliran listrik) disyaratkan dalam ISO.

Mengelola Keuangan BLU


4. Finansial

• Perencanaan cash flow


Proses administrasi pencairan dana
• Menjalankan SOP secara optimal
(internal BLU) yang terlambat.
• Peningkatan kompetensi SDM

Pendapatan BBIA menurun akibat


• Efektivitas penagihan piutang dan
pelanggan tidak memenuhi kewajiban
menerapkan kebijakan membayar dimuka.
hutangnya.

• Mengatur cash flow,


• Koordinasi intens dengan mitra,
Keterlambatan pembayaran dari mitra • Terdapat pasal mengenai sanksi
keterlambatan pembayaran di dalam
kontrak

Perubahan nilai kurs • Diatur dalam kontrak

Membengkaknya biaya proyek • Pematangan dalam perencanaan proyek.

Pendanaan awal (bridging) yang tidak • Mematangkan kajian proyek.


menghasilkan kontrak (kontrak tidak • Memiliki kriteria penerimaan proyek yang
ter-realisasi) akan diambil.

MANUAL BLU | 81
Mengelola Risiko BLU

Jenis Risiko Mitigasi Risiko

5. Reputasi

Pengajuan atau munculnya klaim dari • Pemenuhan user requirement,


Mitra/Klien • Peningkatan kompetensi SDM

Hasil survei mengindikasikan kepuasan • Evaluasi terhadap kualitas layanan

pelanggan menurun. • Memperketat manajemen mutu.

Pelaksanaan manajemen risiko haruslah perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya dilakukan
menjadi bagian integral dari pelaksanaan perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya
Mengelola Keuangan BLU

sistem manajemen BLU. Proses manajemen pemantauan dan telaah ulang perlu untuk
risiko ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk menjamin terlaksananya
dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan seluruh proses manajemen risiko dengan
berkelanjutan (continuous improvement). optimal.
Satker BLU dapat membuat dan memonitor
Monitoring selama pengendalian risiko risiko-risiko lainnya yang mungkin timbul, sesuai
berlangsung perlu dilakukan untuk mengetahui selera risiko (risk appetite) pemilik risiko.
perubahan-perubahan yang bisa terjadi.
Perubahan-perubahan tersebut kemudian

82 | MANUAL BLU
Bagaimana Menerapkan
Remunerasi BLU?

1. Umum (pay for position) untuk mendorong dan


menghargai berlangsungnya kewajiban
Remunerasi merupakan imbalan kerja
pelaksanaan proses bekerja. Komponen
yang dapat berupa gaji, honorarium,
ini dikaitkan dengan harga jabatan.
tunjangan tetap, insentif, bonus atas
prestasi, pesangon, dan/atau pensiun. Untuk PNS, struktur remunerasinya terdiri
Remunerasi diberikan kepada Pejabat dari gaji pokok dan tunjangan tunjangan
Pengelola, Dewas, dan Pegawai BLU struktural/fungsional yang dibayarkan
berdasarkan tingkat tanggung jawab dan dari RM ditambah tunjangan yang
tuntutan profesionalisme yang diperlukan. dibayarkan dari pendapatan BLU (PNBP).
Remunerasi dapat juga diberikan kepada Sementara untuk non PNS profesional
Sekretaris Dewas. Penentuan besaran struktur remunerasinya merupakan
gaji Pemimpin BLU ditetapkan dengan penyetaraan sebagai PNS ditambah
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai tunjangan yang semuanya dibayarkan

Mengelola Keuangan BLU


berikut : dari pendapatan BLU (PNBP). Besaran
a. Proporsionalitas, yaitu pertimbangan remunerasi bersifat tetap dan dibayarkan
atas ukuran (size) dan jumlah aset yang rutin setiap bulan.
dikelola BLU serta tingkat pelayanan;
b. Kesetaraan, yaitu dengan b. Pay for performance
memperhatikan industri pelayanan Penghargaan kinerja (pay for
sejenis; performance) bertujuan untuk
c. Kepatutan, yaitu menyesuaikan mendorong motivasi perwujudan kinerja.
kemampuan pendapatan BLU yang Komponen remunerasi ini dikaitkan
bersangkutan. dengan pencapaian target kinerja
sebagaimana yang telah dikontrak-
Kinerja operasional BLU yang ditetapkan
kinerjakan. Komponen ini diberikan
oleh menteri/pimpinan lembaga sekurang-
sebagai penghargaan atas capaian
kurangnya mempertimbangkan indikator
kinerja individu yang dikaitkan dengan
keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat
kinerja unit kerja/organisasi. Komponen
bagi masyarakat Dalam rangka pemberian
ini berupa insentif dan/atau bonus.
remunerasi tersebut, maka BLU harus
Besarannya tergantung pada tingkat
memperhatikan komponen sistem
capaian target dan dibayarkan secara
remunerasi sebagai berikut:
periodik sesuai kebijakan unit kerja/
a. Pay for position
organisasi.
Penghargaan pelaksanaan pekerjaan

MANUAL BLU | 83
Menerapkan Remunerasi BLU

c. Pay for people Direktur Utama);


Program perlindungan keamanan, b. Tingkat urgensi tugas sebuah jabatan
fasilitas untuk mendukung kenyamanan dalam sebuah proses bisnis (misalnya
dan kesejahteraan yang ditetapkan seorang Kepala Bagian Keuangan
dengan kriteria yang bersifat individual yang memiliki kewenangan melakukan
(pay for people) atau disebut dengan otorisasi pengeluaran unit kerja).
program benefit. Komponen remunerasi
ini terkait dengan kondisi perorangan/ 2. Teknis Penerapan Sistem Remunerasi
individu, yang dapat berupa premi
Perhitungan besaran gaji Pejabat Keuangan
asuransi, pesangon, pensiun.
dan Pejabat Teknis ditetapkan sebesar
90% dari gaji Pemimpin BLU. Sedangkan
Hal utama yang perlu pula diperhatikan
perhitungan honorarium Dewas ditetapkan
dalam rangka pemberian remunerasi
sebagai berikut :
adalah pelaksanaan proses analisis jabatan
a. Honorarium Ketua Dewas sebesar 40%
yang terdapat pada BLU. Proses ini dimulai
dari gaji Pemimpin BLU.
dari aktivitas analisis jabatan, menyusun
b. Honorarium anggota Dewas sebesar
uraian jabatan, dan melaksanakan evaluasi
36% dari gaji Pemimpin BLU.
Mengelola Keuangan BLU

jabatan.
c. Honorarium Sekretaris Dewas sebesar
Rangkaian proses analisis jabatan 15% dari gaji Pemimpin BLU
dilakukan dalam rangka mengidentifikasi :
a. Tingkat risiko jabatan yang disandang Bagi Pejabat Pengelola, Dewas dan
(misalnya risiko terkait dengan masalah Sekretaris Dewas yang diberhentikan
penggunaan dana/uang, risiko sementara dari jabatannya memperoleh
penyalahgunaan wewenang); penghasilan sebesar 50% dari gaji/
b. Tingkat kompleksitas jabatan (mis. honorarium bulan terakhir yang berlaku
seorang peneliti yang merangkap sejak tanggal diberhentikan sampai dengan
sebagai pimpinan BLU); ditetapkannya keputusan definitif tentang
c. Peringkat jabatan (misalnya seorang jabatan yang bersangkutan.
peneliti yang merangkap jabatan
Disamping pemberian gaji/honorarium,
sebagai pimpinan BLU diberi peringkat
Pejabat Pengelola, Dewas, Sekretaris
tertinggi, karena memiliki risiko dan
Dewas, dan pegawai BLU dapat
kompleksitas jabatan yang tinggi).
memperoleh tunjangan tetap, insentif, bonus
atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun
Analisis jabatan dilaksanakan dengan cara
dengan memperhatikan kemampuan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
pendapatan BLU yang bersangkutan.
a. Kompetensi jabatan (misalnya jenjang
pendidikan minimal pascasarjana untuk Apabila Pejabat Pengelola, Dewas, dan

84 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU

Sekretaris Dewas telah berakhir masa Besaran remunerasi untuk Pejabat Pengelola,
jabatannya, dapat diberikan pesangon Dewas, Sekretaris Dewas, dan pegawai BLU
berupa santunan purna jabatan dengan pada masing-masing BLU ditetapkan oleh
pengikutsertaan dalam program asuransi Menteri Keuangan berdasarkan usulan menteri/
atau tabungan pensiun yang beban premi/ pimpinan Lembaga.
iuran tahunannya ditanggung oleh BLU
yang besarannya ditetapkan paling banyak 3. Penyusunan Usulan Remunerasi
sebesar 25% dari gaji/honorarium dalam
satu tahun.

Gambar 4.17 Tahapan Penyusunan Usulan Remunerasi

Mengelola Keuangan BLU

Dokumen sumber yang diperlukan dalam


rangka penyusunan proposal remunerasi: d. Kompetensi Jabatan/Job Competency

a. Tugas Dan Fungsi BLU e. Data Pembanding/Benchmarking

b. Struktur Organisasi BLU f. Data Keuangan

c. Diskripsi Pekerjaan/Job Desk g. Data Kinerja

MANUAL BLU | 85
Menerapkan Remunerasi BLU

Proposal
Usulan Remunerasi
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang :
Menjelaskan latar belakang, urgensitas dan pertimbangan usulan pengusulan remunerasi
2. Maksud dan Tujuan :
Maksud dan tujuan sistem remunerasi dengan sistem kinerja BLU berdasarkan visi dan
misi organisasi.
3. Landasan hukum
Ketentuan dan peraturan yang menjadi landasan hukum penetapan sistem remunerasi
baru ini adalah segala ketentuan dan peraturan terbaru dan atau yang masih berlaku

Bab II. Data Umum BLU


1. Visi, misi, tujuan, dan budaya kerja organisasi
Mengelola Keuangan BLU

2. Tugas dan fungsi organisasi


3. Struktur organisasi
4. Komposisi pegawai
(PNS, non PNS Profesional, dan rencana pengembangan pegawai
5. Data Kinerja
a. Data Keuangan (3 tahun sebelum, tahun berjalan, dan 3 tahun kedepan)
- Rupiah Murni
Pagu, Realisasi Belanja (Belanja Pegawai, Belanja Barang dan BelanjaModal)
- PNBP
Target, Realisasi Belanja (Belanja Barang dan Belanja Modal)
b. Data Keuangan
- Belanja Pegawai terdiri dari Rupiah Murni (akun 51 dan 52) dan PNBP
- proyeksi keuangan
c. Kinerja Operasional

Bab III. Sistem Remunerasi


1. Kebijakan eksisting remunerasi
2. Rencana kebijakan remunerasi
3. Identifikasi komponen remunerasi
4. Perhitungan remunerasi

86 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU

Proposal
Usulan Remunerasi
a. komponen pay for position
b. komponen pay for performance
c. komponen pay for people
5. Penyusunan skala/struktur jabatan (struktural dan fungsional)
6. Penyusunan skala besaran remunerasi
a. Besaran remunerasi mencerminkan nilai jabatan dan/atau
b. benchmarking dari jabatan yang selevel pada industri yang sejenis
yang memiliki skala/kompleksitas mendekati sama
7. Perhitungan kebutuhan remunerasi
Menyajikan perhitungan kebutuhan remunerasi untuk 1 bulan dan 1 tahun termasuk gaji ke
13 dan sumber pembiayaan remunerasi (RM dan PNBP).

Mengelola Keuangan BLU



Bab IV : Analisa Remunerasi
Analisa didasarkan pada empat faktor :
- Proporsionalitas, yaitu pertimbangan atas ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola BLU
serta tingkat pelayanan;
- Kesetaraan, yaitu dengan memperhatikan industri pelayanan sejenis;
- Kepatutan, yaitu menyesuaikan dengan kemampuan pendapatan BLU yang bersangkutan;
- Kinerja operasional BLU, ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Dewan Kawasan.

Bab V : Penutup

MANUAL BLU | 87
5
AKUNTABILITAS
BLU
bagaimana bentuk pertanggungjawaban BLU?
bagaimana pengawasan dan pemeriksaan BLU?
Akuntabilitas BLU

88 | MANUAL BLU
Bagaimana Bentuk
Pertanggungjawaban BLU?

B
LU menyusun dan menyajikan laporan a. Prosedur Akuntansi
keuangan dan laporan kinerja sebagai Untuk menyajikan laporan keuangan,
bentuk pertanggungjawaban dan transparansi BLU perlu melakukan langkah-langkah
dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan sesuai prosedur akuntansi yang dimulai
pelayanannya. dengan pencatatan, penggolongan,
pengikhtisaran hingga pelaporan, yang
1. Laporan Keuangan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Laporan keuangan adalah catatan informasi
1) Pencatatan
dari transaksi keuangan suatu entitas pada
Penyusunan laporan keuangan
suatu periode akuntansi tertentu yang dapat
didasari atas transaksi keuangan
digunakan untuk menggambarkan kinerja
yang dapat mengakibatkan
BLU. Laporan keuangan menyediakan
perubahan pada aset, utang, modal,
informasi mengenai posisi keuangan,
pendapatan dan biaya, sebagai
operasional keuangan, dan arus kas
contoh penerimaan bunga pinjaman,

Akuntabilitas BLU
BLU yang bermanfaat bagi pengguna
pembelian inventaris kantor, dan
laporan keuangan dalam membuat dan
sebagainya.
mengevaluasi keputusan ekonomi.
Dasar pencatatan transaksi keuangan
Pemimpin BLU bertanggung jawab
adalah bukti transaksi, contohnya
atas penyusunan dan penyajian laporan
kuitansi pembelian inventaris,
keuangan BLU. Laporan Keuangan
rekening koran pembayaran bunga
dilengkapi dengan surat pernyataan
pinjaman.
tanggung jawab pemimpin BLU yang
Bukti transaksi tersebut dijurnal
berisikan pernyataan bahwa pengelolaan
secara historis dengan menyebutkan
anggaran telah dilaksanakan berdasarkan
akun yang didebet dan dikredit
sistem pengendalian intern yang memadai,
disertai dengan jumlah masing-
akuntansi keuangan telah diselenggarakan
masing.
sesuai dengan standar akuntansi keuangan,
dan kebenaran isi laporan keuangan
2) Penggolongan
merupakan tanggung jawab pemimpin BLU.
Penggolongan merupakan proses
memindahkan data (posting) dari

MANUAL BLU | 89
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

jurnal ke Buku Besar secara periodik, membuktikan bahwa jumlah


sebagai contoh memindahkan debet dan kredit pada buku
catatan penerimaan bunga pinjaman besar telah sama.
ke Buku Besar penerimaan bunga b) Pembuatan Jurnal Penyesuaian
pinjaman. untuk mengoreksi perkiraan-
perkiraan tertentu sehingga
3) Pengikhtisaran
mencerminkan keadaan aset,
Pengikhtisaran Buku Besar dilakukan
kewajiban, biaya, pendapatan
pada akhir periode akuntansi yang
dan modal yang sebenarnya.
mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
Contoh jurnal penyesuaian
berikut:
adalah jurnal penyusutan, biaya
a) Pembuatan Neraca Percobaan
inventaris kantor.
(Neraca Saldo)
Merupakan ringkasan dari akun- 4) Pelaporan
akun buku besar. Pembuatan Pelaporan merupakan proses
Neraca Saldo ini untuk menyusun laporan keuangan berupa

Gambar 5. 1. Prosedur Akuntansi


Akuntabilitas BLU

90 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

Laporan Aktivitas, Neraca, Laporan diterapkan pada suatu BLU, maka


Arus Kas dan Catatan atas Laporan BLU tersebut dapat mengembangkan
Keuangan. sendiri standar akuntansi yang spesifik
sesuai dengan jenis industrinya,
b. Standar Akuntansi dengan mengacu pada pedoman
akuntansi BLU yang berlaku. Standar
Suatu pedoman agar laporan keuangan
akuntansi yang telah dikembangkan
dapat dibandingkan baik dengan laporan
tersebut harus ditetapkan oleh
keuangan periode sebelumnya maupun
menteri/pimpinan lembaga setelah
dengan laporan keuangan satker BLU
mendapatkan persetujuan dari Menteri
yang lain. BLU menerapkan dua standar
Keuangan.
akuntansi SAK dan SAP.
Laporan keuangan berdasarkan SAK
1) Standar Akuntansi Keuangan
terdiri dari Laporan Operasional,
Standar akuntansi adalah prinsip
Neraca, Laporan Arus Kas, dan
akuntansi dalam menyusun dan
Catatan atas Laporan Keuangan.
menyajikan laporan keuangan suatu
entitas.
2) Standar Akuntansi Pemerintahan
Satker BLU merupakan instansi
Sebagai satker yang masih

Akuntabilitas BLU
pemerintah yang menerapkan
merupakan satker pemerintah, satker
paradigma mewiraswastakan
BLU merupakan bagian yang tidak
pemerintah (enterprising the
terpisahkan dari K/L induknya. Oleh
government), sehingga dikelola
karena itu, laporan keuangan BLU
ala bisnis (business like). Sebagai
harus dikonsolidasikan dengan laporan
konsekuensinya, akuntansi dan
keuangan K/L. Laporan keuangan
pelaporan keuangan satker BLU
untuk tujuan konsolidasi tersebut
juga dilakukan layaknya entitas
disusun dan disajikan sesuai dengan
bisnis dengan menerapkan SAK
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan Laporan keuangan berdasarkan SAP
Indonesia/IAI). SAK yang diterbitkan yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
oleh IAI tersebut berupa Pernyataan Neraca, dan Catatan atas Laporan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Keuangan.
Satker BLU menerapkan SAK yang
telah ada tersebut disesuaikan dengan c. Sistem Akuntansi BLU
jenis industrinya masing-masing.
Sistem akuntansi BLU adalah serangkaian
Apabila SAK yang sudah ada dianggap prosedur manual maupun yang
tidak sesuai atau tidak cocok untuk terkomputerisasi mulai dari proses

MANUAL BLU | 91
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

pengumpulan data, pencatatan, yang telah ditetapkan oleh Menteri


pengikhtisaran dan pelaporan keuangan Keuangan.
BLU yang mencakup semua pendapatan
BLU setidaknya mengembangkan tiga
dan belanja BLU, baik yang bersumber dari
sistem akuntansi yang merupakan subsistem
pendapatan usaha dari jasa layanan, hibah,
dari sistem akuntansi BLU, yaitu sistem
pendapatan RM, dan pendapatan usaha
akuntansi keuangan, sistem akuntansi aset
lainnya.
tetap, dan sistem akuntansi biaya.
Sistem akuntansi keuangan mencakup 1) Sistem Akuntansi Keuangan
antara lain: Sistem Akuntansi Keuangan adalah
1) Kebijakan akuntansi sistem akuntansi yang menghasilkan
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan laporan keuangan pokok untuk tujuan
prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, umum (general purpose). Tujuan laporan
peraturan dan prosedur yang keuangan adalah:
digunakan BLU dalam penyusunan a) Akuntabilitas, yaitu
dan penyajian laporan keuangan. mempertanggungjawabkan
pengelolaan sumber daya serta
2) Subsistem akuntansi
pelaksanaan kebijakan yang
Subsistem akuntansi merupakan
dipercayakan kepada BLU dalam
bagian dari sistem akuntansi.
Akuntabilitas BLU

mencapai tujuan yang telah


Contohnya subsistem penerimaan kas,
ditetapkan secara periodik.
subsistem pengeluaran kas.
b) Manajemen, yaitu membantu para
3) Prosedur Akuntansi
pengguna untuk mengevaluasi
Prosedur akuntansi adalah prosedur
pelaksanaan kegiatan suatu BLU
yang digunakan untuk menganalisa,
dalam periode pelaporan sehingga
mencatat, mengklasifikasi dan
memudahkan fungsi perencanaan,
mengikhtisarkan informasi untuk
pengelolaan, dan pengendalian atas
disajikan di laporan keuangan.
seluruh penerimaan, pengeluaran,
4) Bagan Akun Standar
aset, kewajiban, dan ekuitas BLU
BAS merupakan daftar perkiraan buku
untuk kepentingan stakeholders.
besar yang ditetapkan dan disusun
c) Transparansi, yaitu memberikan
secara sistematis oleh pemimpin BLU
informasi keuangan yang terbuka
untuk memudahkan perencanaan,
dan jujur kepada masyarakat
penganggaran, pelaksanaan anggaran
berdasarkan pertimbangan
serta akuntansi dan pelaporan
bahwa masyarakat memiliki
keuangan. Untuk tujuan konsolidasi
hak untuk mengetahui secara
laporan keuangan BLU dengan
terbuka dan menyeluruh atas
laporan keuangan K/L, digunakan BAS

92 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

pertanggungjawaban BLU dalam komponen harus diidentifikasi secara


pengelolaan sumber daya yang jelas dan menyajikan informasi antara lain
dipercayakan kepadanya dan mencakup:
ketaatannya pada peraturan 1) nama BLU atau identitas lain.
perundang-undangan 2) cakupan laporan keuangan, apakah
mencakup hanya satu unit usaha atau
2) Sistem Akuntansi Aset Tetap beberapa unit usaha.
Sistem Akuntansi Aset Tetap 3) tanggal atau periode pelaporan.
menghasilkan laporan tentang aset 4) mata uang pelaporan dalam Rupiah.
tetap untuk keperluan manajemen aset. 5) satuan angka yang digunakan dalam
Sistem ini menyajikan informasi tentang penyajian laporan keuangan.
jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi
aset tetap milik BLU ataupun bukan milik e. Konsolidasi Laporan Keuangan BLU ke
BLU tetapi berada dalam pengelolaan dalam Laporan Keuangan K/L
BLU.
Laporan keuangan BLU yang
Pengembangan Sistem Akuntansi Aset
dikonsolidasikan adalah laporan keuangan
Tetap diserahkan sepenuhnya kepada
berdasarkan SAP. Komponen laporan
BLU yang bersangkutan. Namun
keuangan yang dikonsolidasi yaitu Laporan

Akuntabilitas BLU
demikian, BLU dapat menggunakan
Realisasi Anggaran dan Neraca.
sistem yang ditetapkan oleh Menteri
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
Keuangan seperti Sistem Informasi
informasi mengenai realisasi anggaran
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
BLU. Informasi yang wajib disampaikan
Negara (SIMAK-BMN).
dalam laporan realisasi anggaran adalah
transaksi keuangan BLU yang bersumber
3) Sistem Akuntansi Biaya
dari pendapatan usaha dari jasa layanan,
BLU mengembangkan Sistem Akuntansi
hibah, pendapatan RM, dan pendapatan
Biaya yang menghasilkan informasi
usaha lainnya. Dalam mengkonsolidasikan
tentang harga pokok produksi, biaya
laporan realisasi anggaran ke laporan K/L,
satuan (unit cost) per unit layanan,
satker BLU mengesahkan pendapatan dan
dan analisis varian. Sistem Akuntansi
belanjanya ke KPPN dengan mekanisme
Biaya berguna dalam perencanaan dan
SP3B BLU/SP2B BLU.
pengendalian, pengambilan keputusan,
dan perhitungan tarif layanan. Pos-pos neraca juga dikonsolidasikan ke
neraca K/L. Untuk tujuan ini perlu dilakukan
d. Penyajian Laporan Keuangan reklasifikasi pos-pos neraca agar sesuai
dengan SAP dengan menggunakan BAS
Dalam penyajian laporan keuangan, setiap
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

MANUAL BLU | 93
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

Dalam hal sistem akuntansi keuangan BLU menurut SAK tidak jauh berbeda dengan
belum dapat menghasilkan laporan keuangan SAP. Apabila ada pengertian yang berbeda,
untuk tujuan konsolidasi dengan laporan maka untuk tujuan konsolidasi pengertian
keuangan K/L, BLU perlu melakukan konversi akun menurut SAP, yaitu berdasarkan
laporan keuangan BLU berdasarkan SAK ke Peraturan Pemerintah mengenai SAP.
dalam laporan keuangan berdasarkan SAP. 2) Klasifikasi
Klasifikasi aset, kewajiban, ekuitas,
Proses konversi laporan keuangan dari SAK
pendapatan, dan biaya perlu disesuaikan
ke SAP mencakup pengertian, klasifikasi,
dengan klasifikasi aset sesuai dengan BAS
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri
atas akun-akun neraca dan laporan aktivitas/
Keuangan. Penyesuaian tersebut dilakukan
operasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
dengan cara mapping laporan SAK ke
1) Pengertian
laporan SAP.
Pada umumnya, pengertian akun-akun

Gambar 5. 2. Mapping Laporan SAK ke Laporan SAP

SAP
Akuntabilitas BLU

Laporan Realisasi
SP3B/SP2B Anggaran/Neraca

Memo Neraca
Penyesuaian

3) Pengakuan dan pengukuran atau peningkatan kewajiban telah terjadi


SAK menggunakan basis akrual dalam dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
pengakuan aset, kewajiban, ekuitas, pengakuan biaya terjadi bersamaan
pendapatan, dan biaya. Pendapatan dengan pengakuan kenaikan kewajiban
diakui pada saat diterima atau hak untuk atau penurunan aset, misalnya akrual hak
menagih timbul sehubungan dengan karyawan atau penyusutan aset tetap.
adanya barang/jasa yang diserahkan
SAP menggunakan basis akrual dalam
kepada masyarakat. Biaya diakui jika
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
penurunan manfaat ekonomi masa depan
serta basis kas dalam pengakuan
yang berkaitan dengan penurunan aset
pendapatan dan belanja. Pendapatan

94 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

diakui pada saat kas diterima pada belanja tersebut. Belanja yang didanai
rekening Kas Umum Negara. Belanja dari pendapatan BLU diakui sebagai
diakui pada saat terjadinya pengeluaran belanja oleh Bendahara Umum Negara jika
dari rekening Kas Umum Negara dan belanja tersebut telah dilaporkan dengan
dipertanggungjawabkan. Pendapatan mekanisme SP3B BLU dan SP2B BLU.
(tidak termasuk pendapatan yang ditransfer
Untuk kepentingan konsolidasi dengan
dari APBN) dan belanja BLU diakui
laporan keuangan K/L, perlu dilakukan
jika pendapatan dan belanja tersebut
penyesuaian atas akun pendapatan dan
dilaporkan dengan mekanisme SP3B BLU
belanja yang berbasis akrual menjadi akun
dan SP2B BLU atas pendapatan dan
pendapatan dan belanja berbasis kas.

Formula penyesuaian pendapatan dan belanja berbasis akrual menjadi berbasis kas:

(Pendapatan BLU + pendapatan diterima


Pendapatan Berbasis Kas = di muka) – pendapatan yang masih harus
diterima

Biaya BLU – Biaya yang dibayar tidak tunai


Belanja Berbasis Kas = termasuk Penyusutan + utang biaya yang

Akuntabilitas BLU
dibayar + biaya dibayar di muka.

4) Pengungkapan keuangan yang dikonsolidasikan terdiri


Pengungkapan laporan keuangan sesuai atas Neraca dan Laporan Realisasi
dengan SAP harus mengikuti persyaratan Anggaran
sesuai Peraturan Pemerintah No.71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi f. Rekonsiliasi Laporan Keuangan
Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan
Sebelum laporan keuangan disampaikan
No.171/PMK.05/2011 tentang Sistem
kepada pihak-pihak yang berwenang maka
Akuntansi Pemerintah Pusat, Perdirjen
harus dilaksanakan proses rekonsiliasi
Perbendaharaan Nomor Per-55/PB/2012
internal dan rekonsiliasi ekternal.
tentang Pedoman Penyusunan Laporan
1) Rekonsiliasi Internal
Keuangan Kementerian/Lembaga dan
a) Rekonsiliasi antara Buku Bank
Peraturan lainnya mengenai laporan
dengan Rekening Koran;
keuangan berdasarkan SAP. Konsolidasi
b) Rekonsiliasi antara Laporan Barang
laporan keuangan BLU ke dalam laporan
(SIMAK-BMN) dengan Laporan
keuangan K/L dilakukan secara berkala
Keuangan berdasarkan SAP
setiap semester dan tahunan. Laporan
(SAKPA);

MANUAL BLU | 95
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

c) Rekonsiliasi antara Laporan eselon I kementerian teknis serta kepada


Keuangan SAP dengan Laporan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Keuangan SAK. Perbendaharaan c.q. Direktur PPK BLU
setiap triwulan, semester, dan tahunan.
2) Rekonsiliasi eksternal
Penyampaian laporan keuangan
a) Rekonsiliasi dengan KPPN dilakukan
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
setiap bulan yaitu :
berikut:
(1) Rekonsiliasi rekening Koran BLU
a) laporan triwulanan paling lambat
dengan Saldo Kas BLU pada
tanggal 15 setelah triwulan berakhir,
SAU KPPN
terdiri dari laporan operasional,
(2) Rekonsiliasi data SAI dengan
laporan arus kas, dan catatan atas
SAU yaitu:
laporan keuangan, disertai laporan
• Rekonsiliasi Laporan Realisasi
kinerja.
Anggaran yaitu rekonsiliasi
b) laporan semesteran paling lambat
data estimasi pendapatan,
tanggal 10 setelah semester
pagu belanja, realisasi
berakhir, terdiri dari laporan
pendapatan, realisasi belanja,
operasional, neraca, laporan arus
realisasi pengembalian
kas, dan catatan atas laporan
pendapatan, realisasi
Akuntabilitas BLU

keuangan, disertai laporan kinerja.


pengembalian belanja
c) laporan tahunan paling lambat
• Rekonsiliasi Neraca yaitu
tanggal 20 setelah tahun berakhir,
rekonsiliasi data kas di
yang terdiri dari laporan realisasi
bendahara pengeluaran; Kas
anggaran/laporan operasional,
pada Badan Layanan Umum
neraca, laporan arus kas, dan
dan investasi jangka pendek
catatan atas laporan keuangan,
BLU.
disertai laporan kinerja.
b) Rekonsiliasi Laporan Barang
Dalam hal tanggal penyampaian
dengan Kantor Pelayanan
Laporan Keuangan jatuh pada hari libur,
Kekayaan Negara dan Lelang
penyampaian Laporan Keuangan paling
(KPKNL) berdasarkan Perdirjen
lambat dilaksanakan pada hari kerja
Kekayaan Negara tentang
berikutnya.
Rekonsiliasi Barang Milik Negara.

2) Laporan Keuangan BLU berdasarkan


g. Penyampaian Laporan Keuangan BLU
SAP
1) Laporan keuangan BLU berdasarkan
Penyusunan, penyampaian dan
SAK
kelengkapan Laporan Keuangan BLU
Disampaikan secara berjenjang kepada untuk konsolidasian dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan peraturan

96 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

Balanced Scorecard
No. Perspektif Rumus/Unsur Penilaian
1. Perspektif Perspektif pemangku kepentingan penyelenggaraan pelayanan penyedia
pemangku barang dan jasa lainnya, seperti : masyarakat, penyewa lahan supplier, pegawai,
kepentingan pemerintah, dsb.
2. Perspektif Bagaimana layanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dengan
Pelanggan harga yang terjangkau. Dapat dilihat dalam 5 dimensi:
(customers) • Wujud fisik : sarana dan prasarana
• Keandalan: kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat
dan memuaskan
• Daya tanggap: kemampuan pegawai untuk membantu pelanggan dan
memberikan pelanggan dengan tanggap
• Jaminan: pengetahuan dan keramahan pegawai yang dapat menimbulkan
kepercayaan diri pelanggan
• Empati: kepedulian pegawai
3. Perspektif Bagaimana satker BLU terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi
Pembelajaran pelanggan dan stakeholders-nya. Indikator kinerja yang dapat menggambarkan

Akuntabilitas BLU
dan perspektif ini adalah:
Pertumbuhan • Motivasi: tingkat kepuasan pegawai atas kebijakan yang diambil manajemen
dalam menjalankan organisasi
• Kesempatan mengembangkan diri: menggambarkan tingkat kepuasan
pegawai atas program-program pengembangan diri yang ditetapkan
organisasi
• Inovasi: adanya kesempatan bagi pegawai untuk kreatif dan menemukan
hal-hal baru
• Suasana dalam bekerja: menggambarkan tingkat kepuasan pegawai atas
suasana kerja.

yang berlaku dalam penyusunan dan UAPPA-Es1 terdiri dari Laporan


Laporan Keuangan Pemerintah keuangan berdasarkan SAK dan
Pusat berdasarkan PMK Nomor 171/ Laporan Keuangan berdasarkan SAP;
PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi sedangkan Laporan Keuangan tahunan
Pemerintah Pusat dan Perdirjen (audited) disampaikan kepada Dit PPK
Perbendaharaan Nomor 65/PB/2010 BLU paling lambat tanggal 30 April
tentang Pedoman Penyusunan Laporan setelah tahun berakhir harus diaudit oleh
keuangan Kementerian/Lembaga. auditor ekstern, yaitu oleh BPK atau
Laporan Keuangan tahunan (unaudited) Kantor Akuntan Publik (KAP).
disampaikan kepada Dit PPK BLU

MANUAL BLU | 97
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

2. Laporan Kinerja (a) Sasaran Strategis pada perspektif


a. Pengelolaan Kinerja BLU sesuai stakeholders
dengan Balanced Scorecard (BSC). (b) Sasaran strategis pada perspektif
pelanggan (customers)
BSC adalah sebuah perencanaan
(c) Sasaran Strategis pada perspektif
strategis dan sistem manajemen
Pembelajaran dan Pertumbuhan.
yang digunakan secara ekstensif
untuk menyelaraskan visi dan strategi 4) Menggambarkan ke dalam peta strategi
organisasi, meningkatkan komunikasi
5) Menyusun Indikator Kinerja Utama
internal dan eksternal dan memantau
Dalam menyusun IKU harus memenuhi
kinerja organisasi terhadap strategis
syarat-syarat sebagai berikut:
tujuan.
a) Relevan yaitu indikator kinerja harus
Penyusunan BSC pada Satker BLU berhubungan dengan apa yang diukur
dilakukan sebagai berikut: dan secara objektif dapat digunakan
1) Menentukan Perspektif Peta untuk pengambilan keputusan atau
kesimpulan tentang pencapaian apa
Strategi
yang diukur;
Dalam menentukan peta strategi,
b) Penting/menjadi prioritas dan
satker BLU:
harus berguna untuk menunjukan
a) Menentukan pemangku
keberhasilan, kemajuan, atau
kepentingan (stakeholders) dan
Akuntabilitas BLU

pencapaian;
ekspektasinya atas layanan
c) Efektif dan layak yaitu data/informasi
yang dilakukan oleh BLU yang berkaitan dengan indikator kinerja
b) Menentukan perspektif yang bersangkutan dapat dikumpulkan,
pelanggan (customers) diolah, dan dianalisis dengan biaya
c) Menentukan perspektif bisnis proses yang layak;
internal
Indikator kinerja yang baik dan cukup
2) Menentukan Sasaran Strategis memadai, setidak-tidaknya memenuhi
a) Menentukan kata kunci dari Visi dan kriteria yang terdiri atas:
Misi unit organisasi (a) Spesifik, indikator kinerja harus sesuai
b) Menerjemahkan kata kunci ke dalam dengan program dan atau kegiatan,
Sasaran Strategis sehingga mudah dipahami dalam

Berdasarkan kata kunci yang terdapat pada memberikan informasi yang tepat

Visi dan Misi, satker BLU menentukan tentang hasil atau capaian kinerja dari

kondisi ideal yang dan realistis yang ingin kegiatan dan atau sasaran.

dicapai. Sasaran strategis ini merupakan (b) Dapat dicapai, indikator kinerja yang
sasaran yang bersifat penting dan ditetapkan harus menantang, namun
memperoleh prioritas tinggi dan jajaran hal yang mustahil untuk dicapai dan
manajemen. dalam kendali instansi pemerintah.
Jadi dalam menetapkan suatu indikator
3) Mengelompokkan Sasaran Strategis
kinerja perlu dipikirkan juga bagaimana

98 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

nanti untuk mengumpulkan data b. Penilaian Kinerja Keuangan BLU


kinerjanya, apakah masih dalam kendali
Ditjen Perbendaharaan cq. Direktorat
instansi pemerintah yang bersangkutan
Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU
atau tidak dan tidak ada ambiguitas
melakukan penilaian keuangan BLU.
atas data apa yang akan dikumpulkan
Sejak tahun 2012 untuk kinerja tahun
untuk suatu indikator.
2011 dilaksanakan berdasarkan Perdirjen
(c) Relevan, suatu indikator harus dapat Perbendaharaan Nomor Per-36/PB/2012
mengukur sedekat mungkin dengan tentang Pedoman Penilaian Kinerja
hasil yang akan diukur. Indikator kinerja Keuangan Satuan Kerja Badan Layanan
tidak seharusnya dikaitkan pada tingkat Umum, yang meliputi aspek keuangan dan
yang lebih tinggi atau lebih rendah
kepatuhan pengelolaan keuangan BLU.
dibandingkan dengan hasil yang diukur.
b. Penilaian Kinerja Layanan
(d) Menggambarkan sesuatu yang
Penilaian kinerja layanan sangat tergantung
diukur, indikator yang baik merupakan
dari jenis layanan dari Satker BLU tersebut
ukuran dari suatu keberhasilan. Harus
terdapat kesepakatan tentang tentang sesuai dengan tujuan pelayanannya.

interprestasi terhadap hasil yang akan Penilaian kinerja layanan selanjutnya

digunakan sebagai ukuran. Indikator digabungkan dengan penilaian kinerja


tersebut harus mempunyai satu keuangan sehingga menghasilkan penilaian

Akuntabilitas BLU
dimensi dan tepat secara operasional. kinerja BLU secara keseluruhan. Penilaian
Mempunyai satu dimensi artinya kinerja layanan BLU akan terdiri atas
bahwa indikator hanya mengukur beberapa aspek yang antara lain meliputi
satu fenomena setiap saat. Hindari penilaian terhadap produktivitas, efisiensi,
untuk menggabungkan terlalu banyak mutu layanan, pengembangan organisasi,
fenomena dalam satu indikator. Tepat dan pengelolaan SDM dan aspek lain yang
secara operasional artinya tidak ada
sesuai dengan karakteristik BLU.
ambiguitas atas data apa yang akan
dikumpulkan untuk suatu indikator.
(e) Dapat dikuantifikasi dan diukur,
indikator dalam angka (jumlah atau
persentase dsb.) atau dapat diukur
untuk dapat ditentukan kapan dapat
dicapai.

MANUAL BLU | 99
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

Tabel 5.1. Aspek dalam Penilaian Kinerja Keuangan

No. Indikator Rumus/Unsur Penilaian


A. Aspek Keuangan
1. Rasio Keuangan
1.1. Rasio Kas (cash ratio) Kas dan Setara Kas
X 100%
Kewajiban Jangka Pendek
1.2. Rasio Lancar (current ratio) Aset Lancar
X 100%
Kewajiban Jangka Pendek
1.3. Periode Panagihan Piutang
Piutang Usaha x 360
(collection period) X 1 hari
Pendapatan Operasional

1.4. Perputaran Aset Tetap (fixed


Pendapatan Operasional
asset turnover) X 100%
Aset Tetap

1.5. Imbalan atas Aktiva Tetap Surplus atau Defisit sebelum Pos
(return on asset) Keuntungan atau Kerugian X 100%
Total Aset Tetap
Akuntabilitas BLU

1.6. Imbalan Ekuitas (return on Surplus atau Defisit sebelum Pos


equity) Keuntungan atau Kerugian X 100%
Total Ekuitas
2. Rasio Biaya Operasional Pendapatan BLU
Pendapatan Operasional X 100%
Biaya Operasional
(BOPO)
B. Aspek Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
1. Rencana Bisnis dan Anggaran Jadwal Penyusunan dan Kelengkapan
(RBA) Definitif
2. Laporan Keuangan Laporan Triwulan I, Semester I, Triwulan III, Tahunan, dan
Berdasarkan SAK Audit Laporan Keuangan serta Opini Audit atas Laporan
Keuangan
3. Surat Perintah Pengesahan Penyampaian SP3B BLU minimal sekali dalam 1 triwulan
Pendapatan dan Belanja BLU dan kesesuaian jumlah saldo awal kas dengan saldo akhir
(SP3B BLU) kas triwulan sebelumnya
4. Tarif Layanan Peraturan yang digunakan sebagai dasar dalam
memungut tarif atas layanan yang diberikan

100 | MANUAL BLU


Bentuk Pertanggungjawaban BLU

No. Indikator Rumus/Unsur Penilaian


5. Sistem Akuntansi Memiliki Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Akuntansi
Biaya, dan Sistem Akuntansi Aset
6. Persetujuan Rekening Rekening sudah mendapatkan persetujuan Bendahara
Umum Negara baik Rekening Pengelolaan Kas BLU,
Rekening Operasional BLU dan Rekening Dana Kelolaan
7. Standard Operating Procedure Memiliki SOP Pengeloaan Kas, SOP Pengelolaan Piutang,
(SOP) SOP Pengelolaan Utang, SOP Pengadaan Barang dan/
atau Jasa, dan SOP Pengelolaan Barang Inventaris.

Tabel 5.2. Contoh Kinerja Layanan

1. Pertumbuhan a. Rata-rata kunjungan per bulan


Produktivitas b. Rata-rata layanan uji laboratorium per bulan
Layanan c. Rata-rata jumlah penelitian per tahun
d. Rata-rata jumlah pesanan barang per bulan
e. Rata-rata jumlah produksi barang per bulan
f. Jumlah kalibrasi dan sertifikasi yang dilakukan per tahun

Akuntabilitas BLU
g. Jumlah sampel yang diuji per tahun
h. Jumlah desa yang dapat mengakses internet per tahun

2. Efisiensi Pelayanan a. Waktu penyelesaian pesanan barang/jasa lebih awal dari kontrak.
regional/nasional b. Rasio jumlah pengunjung dengan pegawai pemandu di lapangan

3. Mutu Layanan a. Tingkat kepuasan konsumen


dan Manfaat Bagi b. Penanganan keluhan konsumen
Masyarakat c. Kemudahan mendapatkan pelayanan
d. Tingkat kenyamanan bagi konsumen
e. Ketersediaan alat yang berkualitas.

4. Pengembangan a. Pengembangan sistem manajemen


Organisasi dan b. Penelitian sesuai tupoksi
Pengelolaan SDM c. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
d. Penerapan reward and punishment

MANUAL BLU | 101


Bentuk Pertanggungjawaban BLU

Aspek penilaian kinerja layanan BLU yang ditetapkan oleh Menteri PAN dan RB
juga akan disesuaikan dengan Pedoman dengan Permenpan nomor 38 Tahun 2012.
Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik

Aspek yang dinilai menurut Pedoman Penilaian Kinerja Unit

Pelayanan Publik (Permenpan 38/2012)

1. Visi, misi, dan Komponen ini berkaitan dengan visi, misi, dan motto pelayanan yang
motto pelayanan memotivasi pegawai untuk memberikan pelayanan terbaik.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi
a. Adanya visi dan misi yang dijabarkan dalam perencanaan (Renstra
Bisnis, RBA) mengacu UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
PublikRata-rata jumlah penelitian per tahun
b. Penetapan motto pelayanan yang mampu memotivasi pegawai
Akuntabilitas BLU

untuk memberikan pelayanan terbaik.


c. Motto pelayanan diumumkan secara luas kepada pengguna
layanan
2. Standar Pelayanan Dalam rangka memberikan kepastian, meningkatkan kualitas, dan
dan Maklumat kinerja pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selaras
Pelayanan dengan kemampuan Penyelenggara sehingga mendapatkan kepercayaan
masyarakat, maka penyelenggara pelayanan perlu menyusun, menetapkan,
dan menerapkan Standar pelayanan.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Penyusunan, penetapan, dan penerapan standar pelayanan
yang mengacu Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
b. Maklumat Pelayanan yang dipublikasikan

102 | MANUAL BLU


Bentuk Pertanggungjawaban BLU

3. Sistem, Komponen ini berkaitan dengan sistem dan prosedur baku dalam
Mekanisme, dan mendukung pengelolaan pelayanan yang efektif dan efisien untuk
Prosedur memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna pelayanan. Sistem
dan prosedur baku meliputi Standar Operasional Prosedur.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan pelayanan
publik dengan ruang lingkup semua jenis mengacu UU Nomor
25/2009.
b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM), namun tidak memiliki
sertifikat ISO 9001: 2008.
c. Penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP).
d. Penetapan uraian tugas yang jelas
4. Sumber Daya Komponen ini berkaitan dengan profesionalisme pegawai, yang meliputi sikap
Manusia dan perilaku, keterampilan, kepekaan, dan kedisiplinan.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi
a. Penetapan dan penerapan pedoman kode etik pegawaiPendidikan dan

Akuntabilitas BLU
Pelatihan Pegawai
b. Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan kepada
pengguna layanan.
c. Tingkat kedisiplinan pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
d. Tingkat kepekaan/respon pegawai dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna layanan
e. Tingkat keterampilan pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
f. Penetapan kebijakan pengembangan pegawai dalam rangka
peningkatan keterampilan/profesionalisme pegawai dengan
tujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna
pelayanan

MANUAL BLU | 103


Bentuk Pertanggungjawaban BLU

5. Sarana dan Komponen ini berkaitan dengan daya guna sarana dan prasarana
Prasarana pelayanan yang dimiliki.
Pelayanan Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Sarana dan prasarana yang dipergunakan untuk proses
pelayanan telah didayagunakan secara optimal
b. Sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia memberikan
kenyamanan kepada pengguna layanan (perhatikan:
kebersihan, kesederhanaan, kelayakan, dan kemanfaatan)
c. Sarana pengaduan (kotak pengaduan, loket pengaduan,
telepon tol, email, dan lainnya)
6. Penanganan Komponen ini berkaitan dengan sistem dan pola penanganan
Pengaduan pengaduan, serta bagaimana penyelesaian terhadap pengaduan
tersebut sesuai aturan yang berlaku.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi
a. Sistem/prosedur pengelolaan pengaduan pengguna layanan.
b. Petugas khusus/ unit yang menangani pengelolaan pengaduan
c. Persentase jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan
d. Pengelolaan pengaduan yang mengacu Peraturan Menteri
Akuntabilitas BLU

PAN-RB Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan


Kualitas Pelayanan dengan Partisipasi Masyarakat dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan.
7. Indeks Kepuasan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperlukan untuk
Masyarakat mengetahui tingkat kepuasan masyarakat secara berkala dan
mengetahui kecenderungan kinerja pelayanan pada masing-
masing Unit Pelayanan instansi Pemerintah dari waktu ke waktu.
Komponen ini berkaitan dengan pelaksanaan survei IKM, metode
yang digunakan, skor yang diperoleh, serta tindak lanjut dari hasil
pelaksanaan survei IKM.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Pelaksanaan survei IKM dalam periode penilaian
b. Survei IKM yang dilakukan yang mengacu Kepmenpan 25
Tahun 2004 dalam periode penilaian
c. Rata–rata skor IKM yang diperoleh
d. Tindak lanjut dari hasil survei IKM

104 | MANUAL BLU


Bentuk Pertanggungjawaban BLU

8. Sistem Informasi Komponen ini berkaitan dengan sistem pengelolaan informasi


Pelayanan Publik pelayanan, wujud/bentuk penyampaian informasi, serta tingkat
keterbukaan informasi kepada pengguna layanan.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Sistem informasi pelayanan secara elektronik.
b. Penyampaian informasi pelayanan publik kepada pengguna
layanan.
c. Tingkat keterbukaan informasi pelayanan kepada pengguna
layanan.

9. Produktivitas Komponen ini berkaitan dengan penentuan target pelayanan serta


dalam tingkat pencapaian target tersebut.
pencapaian Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
target pelayanan a. Penetapan target kinerja pelayanan.
b. Tingkat Pencapaian target kinerja.

Akuntabilitas BLU

MANUAL BLU | 105


Bagaimana Pengawasan dan
Pemeriksaan BLU?
1. Reviu Laporan Keuangan BLU digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan.
Reviu dilakukan oleh SPI. Tujuan reviu adalah
untuk memberikan keyakinan terbatas a. Ruang Lingkup Reviu
atas akurasi, keandalan, dan keabsahan Ruang lingkup reviu hanya terbatas
informasi yang disajikan dalam laporan pada penelaahan laporan keuangan
keuangan sebelum disampaikan kepada dan catatan akuntansi. Hal ini diperlukan
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri dalam rangka menguji kesesuaian antara
Keuangan. Reviu tidak memberikan dasar angka-angka yang disajikan dalam
untuk menyatakan pendapat seperti dalam laporan keuangan terhadap catatan,
audit, karena dalam reviu tidak mencakup buku, laporan yang digunakan dalam
suatu pemahaman atas pengendalian intern, sistem akuntansi di lingkungan BLU yang
penetapan resiko pengendalian, pengujian bersangkutan.
catatan akuntansi dan pengujian atas b. Sasaran Reviu
respon terhadap permintaan keterangan Sasaran reviu adalah untuk memperoleh
dengan cara pemerolehan bahan bukti yang keyakinan terbatas bahwa laporan
Akuntabilitas BLU

menguatkan melalui inspeksi, pengamatan keuangan entitas pelaporan telah disusun


atau konfirmasi dan prosedur tertentu lainnya dan disajikan sesuai dengan Standar
yang biasa dilakukan dalam suatu audit. Akuntansi yang digunakan.
Reviu hanya mengumpulkan keterangan c. Jadual Pelaksanaan Reviu
yang dapat menjadi bahan untuk Jadual pelaksanaan reviu dilakukan
penyusunan Statement of Responsibility secara paralel dengan pelaksanaan
(Pernyataan Tanggung Jawab) oleh anggaran dan penyusunan laporan
Pemimpin BLU. Reviu dapat mengarahkan keuangan BLU. SPI membuat Pernyataan
perhatian SPI kepada hal-hal penting yang Telah Direviu atas laporan keuangan BLU
mempengaruhi laporan keuangan, namun dan dilampirkan sebagai bagian yang
tidak memberikan keyakinan bahwa SPI tidak terpisahkan dari laporan keuangan
akan mengetahui semua hal penting yang yang disampaikan ke menteri/pimpinan
akan terungkap melalui suatu audit. lembaga dan Menteri Keuangan.
Dalam hal satker BLU belum memiliki
Dalam melakukan reviu atas laporan SPI reviu dilakukan oleh Itjen K/L yang
keuangan, SPI harus memahami secara bersangkutan. Pernyataan Telah Direviu
garis besar sifat transaksi entitas, sistem diterbitkan setidak-tidaknya sekali dalam
dan prosedur akuntansi, bentuk catatan setahun terhadap laporan keuangan
akuntansi dan basis akuntansi yang tahunan BLU.

106 | MANUAL BLU


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

d. Persiapan Reviu e. Pelaksanaan Reviu


Sebelum pelaksanaan reviu, aparat 1) Penelusuran angka-angka dalam
pengawasan intern perlu melakukan laporan keuangan
persiapan-persiapan agar reviu dapat SPI menelusuri angka-angka yang
dilaksanakan secara efektif dan terpadu. disajikan dalam laporan keuangan
Adapun persiapan yang dilakukan dalam ke buku atau catatan-catatan yang
rangka pelaksanaan reviu adalah sebagai digunakan untuk meyakini bahwa
berikut: angka-angka tersebut benar.
1) Pengumpulan informasi keuangan; Penelusuran ini dapat dilakukan
SPI mengumpulkan informasi dengan:
keuangan seperti laporan bulanan, a) Membandingkan angka pos
triwulanan, semester dan tahunan serta laporan keuangan terhadap saldo
kebijakan akuntansi dan keuangan buku besar,
yang telah ditetapkan. Informasi ini b) Membandingkan saldo buku besar
diperlukan untuk memperoleh informasi terhadap buku pembantu,
awal tentang laporan keuangan entitas c) Membandingkan angka-angka
yang bersangkutan serta ketentuan- pos laporan keuangan terhadap
ketentuan yang berlaku dalam laporan pendukung, misalnya Aset

Akuntabilitas BLU
akuntansi dan pelaporan keuangan. Tetap terhadap Laporan Mutasi
Aset Tetap dan Laporan Posisi
2) Persiapan penugasan;
Aset Tetap.
Sebelum dilakukan penugasan reviu
perlu persiapan yang memadai antara 2) Permintaan keterangan
lain penyusunan tim reviu. Tim ini Dalam menentukan permintaan
secara kolektif harus mempunyai keterangan, SPI dapat
kemampuan teknis yang memadai mempertimbangkan:
di bidang akuntansi dan pelaporan a) Sifat dan materialitas suatu pos;
keuangan pemerintah. Jadwal dan b) Kemungkinan salah saji;
jangka waktu pelaksanaan reviu c) Pengetahuan yang diperoleh
disesuaikan dengan kebutuhan selama persiapan reviu;
dan batas waktu penyelesaian dan d) Pernyataan tentang kualifikasi para
penyampaian laporan keuangan. personel bagian akuntansi entitas
tersebut;
3) Penyiapan program kerja reviu;
e) Seberapa jauh pos tertentu
Tim yang ditugasi untuk melakukan
dipengaruhi oleh pertimbangan
reviu perlu menyusun program kerja
manajemen;
reviu yang berisi langkah-langkah
f) Ketidakcukupan data keuangan
dan teknik reviu yang akan dilakukan
entitas yang mendasari;
selama proses reviu.

MANUAL BLU | 107


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

g) Ketidaklengkapan informasi yang entitas pelaporan tersebut.


disajikan dalam laporan keuangan. (4) Apakah ada masalah yang
timbul dalam implementasi
Permintaan keterangan dapat meliputi:
Standar Akuntansi dan
a) Kesesuaian antara sistem
pelaksanaan sistem akuntansi.
akuntansi dan pelaporan keuangan
(5) Apakah terdapat peristiwa
yang diterapkan oleh entitas
setelah tanggal neraca yang
tersebut dengan peraturan yang
berpengaruh secara material
berlaku.
terhadap laporan keuangan.
b) Kebijakan dan metode akuntansi
Daftar pertanyaan tersebut merupakan
yang diterapkan oleh entitas yang
ilustrasi pertanyaan-pertanyaan
bersangkutan.
yang dapat diajukan dalam rangka
c) Prosedur pencatatan,
memperoleh keterangan dari personel
pengklasifikasian dan
yang kompeten dalam penyusunan
pengikhtisaran transaksi serta
dan penyajian laporan keuangan
penghimpunan informasi untuk
entitas. Namun demikian perlu diingat
diungkapkan dalam laporan
bahwa pertanyaan-pertanyaan
keuangan
tersebut tidak harus diterapkan
d) Keputusan yang diambil oleh
Akuntabilitas BLU

untuk setiap reviu dan juga tidak


pimpinan entitas pelaporan/pejabat
dimaksudkan untuk mencakup seluruh
keuangan yang mungkin dapat
aspek yang direviu.
mempengaruhi laporan keuangan
e) Informasi dari hasil audit atau reviu
f. Prosedur analitik
atas laporan keuangan periode
Prosedur analitik dilakukan pada akhir
sebelumnya.
reviu. Prosedur analitik dirancang untuk
f) Personel yang bertanggung jawab
mengidentifikasi adanya hubungan
terhadap akuntansi dan pelaporan
antarpos dan hal-hal yang kelihatannya
keuangan, mengenai:
tidak biasa. Prosedur analitik dapat
(1) Apakah pelaksanaan anggaran
dilakukan dengan:
telah dilaksanakan sesuai
1) Mempelajari laporan keuangan
dengan sistem pengendalian
untuk menentukan apakah laporan
intern yang memadai.
keuangan sesuai dengan Standar
(2) Apakah laporan keuangan
Akuntansi.
telah disusun dan disajikan
2) Membandingkan laporan keuangan
sesuai dengan Standar
dalam beberapa periode yang setara.
Akuntansi.
3) Membandingkan realisasi terhadap
(3) Apakah terdapat perubahan
anggaran.
kebijakan akuntansi pada

108 | MANUAL BLU


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

4) Mempelajari hubungan antara unsur- laporan keuangan, rekomendasi untuk


unsur dalam laporan keuangan yang pelaksanaan koreksi, dan koreksi yang
diharapkan akan sesuai dengan pola telah dilakukan oleh entitas yang direviu.
yang dapat diperkirakan atas dasar Hasil pelaksanaan reviu dituangkan
pengalaman entitas tersebut. dalam Pernyataan Telah Direviu, yang
menyatakan bahwa:
Dalam menerapkan prosedur ini, SPI 1) Reviu dilaksanakan sesuai dengan
harus mempertimbangkan jenis masalah Standar Akuntansi dan peraturan
yang membutuhkan penyesuaian, terkait.
seperti adanya peristiwa luar biasa dan 2) Semua informasi yang dimasukkan
perubahan kebijakan akuntansi. Jumlah- dalam laporan keuangan adalah
jumlah yang disebabkan karena adanya penyajian manajemen entitas
peristiwa luar biasa atau perubahan pelaporan tersebut.
kebijakan tersebut harus dieliminasi dari 3) Reviu terutama mencakup
laporan keuangan sebelum dilakukan penelusuran angka-angka dalam
proses reviu. laporan keuangan, permintaan
keterangan kepada para pejabat/
g. Pelaporan petugas yang terkait dan prosedur

Akuntabilitas BLU
SPI membuat kertas kerja yang memuat analitik yang diterapkan terhadap data
hal-hal berikut ini: keuangan.
1) Kertas kerja penelusuran angka- 4) Lingkup reviu jauh lebih sempit
angka pos laporan keuangan. dibandingkan dengan lingkup audit
2) Daftar pertanyaan reviu dan kertas yang tujuannya untuk menyatakan
kerja permintaan keterangan. pendapat atas laporan keuangan
3) Kertas kerja prosedur analitik. secara keseluruhan. Dengan
4) Masalah yang tercakup dalam demikian, reviu tidak bertujuan untuk
permintaan keterangan dan prosedur menyatakan pendapat seperti dalam
analitik. audit.
5) Masalah yang dianggap tidak biasa 5) SPI tidak menemukan adanya suatu
oleh aparat pengawasan intern modifikasi material yang harus
selama melaksanakan reviu, termasuk dilakukan atas laporan keuangan
penyelesaiannya. agar laporan tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi.
Kertas kerja ini menjadi dasar untuk
6) Tanggal penyelesaian permintaan
pembuatan laporan hasil reviu dan
keterangan dan prosedur analitik
Pernyataan Telah Direviu oleh SPI.
yang dilakukan oleh akuntansi
Laporan hasil reviu memuat masalah yang
harus digunakan sebagai tanggal
terjadi dalam penyusunan dan penyajian
laporannya.

MANUAL BLU | 109


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

Laporan hasil reviu mencakup hal-hal 2. Audit Keuangan dan Kinerja


sebagai berikut: Laporan Pertanggungjawaban BLU diaudit
1) Hasil penilaian mengenai pengendalian oleh pemeriksa ekternal (BPK atau KAP).
akuntansi dan pengendalian Audit atas laporan pertanggungjawaban BLU
administratif. meliputi:
2) Hasil atas penilaian kepatuhan atas a. Audit Keuangan
pelaksanaan kebijakan manajemen Audit keuangan merupakan audit atas
pemimpin BLU. laporan keuangan. Audit keuangan
3) Hasil reviu mengenai penggunaan aset. menghasilkan laporan hasil audit yang
4) Rekomendari perbaikan kegiatan- memuat opini atas laporan keuangan.
kegiatan satker BLU. Opini merupakan pernyataan profesional
auditor mengenai kewajaran informasi
Laporan hasil reviu dan Pernyataan Telah
yang disajikan dalam laporan keuangan
Direviu disampaikan kepada Pemimpin BLU
yang didasarkan pada kriteria:
terkait dalam rangka penandatanganan
1) Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Pernyataan Tanggung Jawab (Statement
2) Kecukupan pengungkapan (adequate
of Responsibility). Laporan Keuangan
disclosures)
yang direviu oleh SPI harus disertai
3) Kepatuhan terhadap peraturan
dengan Pernyataan Telah Direviu. Setiap
Akuntabilitas BLU

perundang-undangan
halaman laporan keuangan yang telah
4) Efektivitas sistem pengendalian
direviu oleh aparat pengawasan intern
internal
harus memuat pengacuan berupa kalimat
“Lihat Pernyataan Telah Direviu Aparat
Opini yang dapat diberikan oleh auditor
Pengawasan Intern”.
yaitu:
1) Opini wajar tanpa pengecualian
Prosedur lain yang dilaksanakan sebelum
(unqualified opinion)
atau selama reviu tidak boleh diungkapkan
2) Opini wajar dengan pengecualian
dalam laporan audit. Apabila SPI tidak
(qualified opinion)
dapat melaksanakan penelusuran angka-
3) Pernyataan menolak memberikan
angka pos dalam laporan keuangan,
opini (disclaimer of opinion), atau
pengajuan pertanyaan dan prosedur analitik
4) Opini tidak wajar (adversed opinion)
yang dipandang perlu untuk memperoleh

keyakinan terbatas yang seharusnya ada
Audit keuangan dirancang untuk
dalam suatu reviu, maka reviu dianggap
memberikan keyakinan memadai atas
tidak lengkap. Suatu reviu yang tidak
pendeteksian salah saji yang material
lengkap bukanlah dasar yang memadai
dalam laporan keuangan. Konsep
untuk menerbitkan laporan reviu dan/atau
keyakinan memadai menunjukkan
Pernyataan Telah Direviu.

110 | MANUAL BLU


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

bahwa auditor bukan seorang penjamin c. Audit dengan Tujuan Tertentu


kebenaran laporan keuangan. Salah saji Audit dengan tujuan tertentu merupakan
dibedakan menjadi dua yaitu kekeliruan audit yang tidak termasuk dalam audit
(errors) dan ketidakberesan (irregularities). keuangan dan audit kinerja. Audit ini
Kekeliruan adalah salah saji yang tidak meliputi antara lain audit atas hal-hal
disengaja sedangkan ketidakberesan lain di bidang keuangan negara, audit
adalah salah saji yang disengaja. investigatif dan pengawasan atas
pengendalian intern.
b. Audit Kinerja
Audit kinerja merupakan audit atas
pengelolaan keuangan negara yang 3. Pengawasan oleh Dewas
terdiri atas audit aspek ekonomi dan Pengawasan oleh Dewas meliputi aspek:
efisiensi serta audit aspek efektivitas. 1) Pengelolaan keuangan.
Audit kinerja menghasilkan laporan hasil 2) Layanan.
audit yang memuat temuan, kesimpulan, 3) Organisasi dan SDM.
dan rekomendasi. Dalam audit kinerja, 4) Sarana dan prasarana.
tinjauan yang dilakukan tidak terbatas 5) Kepatuhan terhadap peraturan
pada masalah-masalah akuntansi saja perundang-undangan.

Akuntabilitas BLU
namun juga meliputi evaluasi terhadap
Kewajiban dan tugas Dewas sebagaimana
struktur organisasi, pemanfaatan
dijelaskan pada bagian Kelembagaan.
komputer, metode produksi, pemasaran,
dan bidang-bidang lain sesuai dengan
keahlian auditor.

MANUAL BLU | 111


DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
5. Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah.
6. Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.
7. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Pusat Investasi Pemerintah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah
9. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
10. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Stándar
Pelayanan Minimal.
11. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
12. Peraturan Menteri Keuangan No. 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis Anggaran serta
Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum.
13. Peraturan Menteri Keuangan No. 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan Piutang BLU.
14. Peraturan Menteri Keuangan No. 77/PMK.05/2009 tentang Pinjaman pada Badan Layanan
Umum.
15. Peraturan Menteri Keuangan No. 99/PMK.05/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir.
16. Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum.
17. Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif dalam
Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
18. Peraturan Menteri Keuangan No. 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas pada Badan
Layanan Umum.
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik
Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja sebagaimana telah dirubah terakhir kali
dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 05/PMK.05/2010.
20. Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi
bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana

112 | MANUAL BLU


telah dirubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2007.
21. Peraturan Menteri Keuangan No. 8/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa
pada Badan Layanan Umum.
22. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor Per/02/M.PAN/1/2007 tentang
Pedoman Organisasi Satuan Kerja di Lingkungan Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
23. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 38/2012 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik
24. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2011 tentang Tata Cara Revisi
RBA Definitif dan Revisi DIPA BLU.
25. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 tentang Mekanisme
Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satker BLU.
26. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-58/PB/2008 tentang Mekanisme
Pengembalian Sisa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Yang
Diterima Sebelum Ditetapkan Sebagai Satuan Kerja Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.
27. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-08/PB/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Dewan Pengawas Badan Layanan Umum Dilingkungan Pemerintah Pusat.
28. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2007 tentang Tata Cara
Pengintegrasian Laporan Keuangan BLU ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/
Lembaga.
29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2007 tentang Pedoman Penilaian
Usulan Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
30. Lembaga Administrasi Negara, Modul Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Penerbit Lembaga
Administrasi Negara, Jakarta, 2004.
31. LAN dan BPKP, Perencanaan Strategis Instansi Pemerintah, cetak ke-2, Lembaga Administrasi
Negara Jakarta, 2000.
32. Deputi IV – Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP, Pedoman
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Jakarta.
33. Nasution, Mulia P., Kebijakan Kerjasama Operasional dan Utang pada Rumah Sakit Badan
Layanan Umum, paper seminar, Jakarta, 2007.

MANUAL BLU | 113


MANUAL BOOK BLU

Pengawas
Direktur Jenderal Perbendaharaan

Penanggung Jawab
Direktur PPK BLU

Penyusun
Tim Direktorat PPK BLU

Desain dan Layout


Daryono
Muhammad Fithrah
Bayu Candra Setiawan
Sukmawan Wachida

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Pusat
Telepon (021) 3812767, 3449230 ext 5632
Faximile (021) 3812767

Anda mungkin juga menyukai