Anda di halaman 1dari 8

Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19 di

Kabupaten Tabanan Tahun 2020


Made Dewi Sariyani1, Kadek Sri Ariyanti2, Rini Winangsih3, Cokorda Istri Mita Pemayun4
1,2,3,4
STIKES Advaita Medika Tabanan

sariyani27@ymail.com

ABSTRAK

Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama di kalangan
remaja. Setiap remaja hendaknya memiliki kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menghasilkan
generasi yang sehat dan berkualitas. Masa remaja merupakan masa terjadinya perkembangan pesat dalam
perjalanan hidup manusia. Problematika remaja dapat terjadi sehubungan dengan perbedaan kebutuhan dan
aktualisasi diri terhadap lingkungan tempat hidupnya. Dalam rangka menumbuhkembangkan perilaku hidup
sehat remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan informasi serta kesepahaman
bersama akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja. Dalam situasi Pandemi Covid-19, maka edukasi
dilakukan secara daring. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Pengetahuan
remaja meningkat untuk membentuk remaja yang sehat dan bertanggungjawab atas kesehatan reproduksinya
secara mandiri. Melakukan pre dan post test guna mengetahui perubahan pengetahuan remaja setelah
dilakukan edukasi. Peserta edukasi adalah remaja siswa SMA di Kabupaten Tabanan yang berjumlah 205
orang. Persentase remaja yang tahu tentang kesehatan reproduksi sebelum dilakukan edukasi sebesar 91% dan
setelah edukasi sebesar 98%. Terdapat perubahan persentase pengetahuan remaja sebelum dan setelah
diberikan edukasi. Metode edukasi efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi. Perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja untuk membentuk
remaja yang disiplin dan bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksinya secara mandiri.

Kata Kunci: Edukasi, Kesehatan Reproduksi Remaja, Pandemi Covid-19

ABSTRACT

Reproductive health is a problem that needs special attention, especially among adolescents. Every teenager
should have excellent reproductive health, so that they can produce a healthy and quality generation.
Adolescence is a period of rapid development in the journey of human life. Adolescent problems can occur in
connection with different needs and self-actualization of the environment in which they live. In order to foster
healthy adolescent living behavior, it is necessary to care in the form of services and provision of information as
well as mutual understanding of the importance of adolescent reproductive health. In the Covid-19 Pandemic
situation, education is carried out online. Increasing adolescent knowledge about reproductive health. The
knowledge of adolescents increases to form healthy adolescents who are responsible for their reproductive
health independently. Conducting pre and post tests to determine changes in adolescent knowledge after
education. The educational participants were 205 high school students in Tabanan Regency. The percentage of
adolescents who knew about reproductive health before education was 91% and after education was 98%.
There is a change in the percentage of adolescent knowledge before and after being given education.
Educational methods are effective in increasing adolescent knowledge about reproductive health. It is necessary
to increase adolescent reproductive health education activities to form adolescents who are disciplined and
responsible for their reproductive health independently.

Keyword: Education, Adolescent Reproductive Health, Covid-19 Pandemic

90
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) ISSN 2657-1161 (cetak)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ISSN 2657-117X (online)

1. PENDAHULUAN maupun kotamadya di Indonesia adalah


Kesehatan reproduksi merupakan tergolong usia remaja. Jika diestimasi dari
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan 250 juta, maka diperkirakan terdapat total
dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. 50-75 juta jiwa kaum remaja. Di Provinsi
Kesehatan reproduksi merupakan masalah Bali, terdapat sekitar 700.000-850.000 orang
penting untuk mendapatkan perhatian yang berusia remaja dari total keseluruhan
terutama dikalangan remaja. Setiap remaja sejumlah 3,5 juta jiwa penduduk Bali.
yang kelak akan menikah dan menjadi orang Dengan keadaan piramida penduduk yang
tua, sebaiknya mempunyai kesehatan terbalik, hendaknya remaja mendapatkan
reproduksi yang prima, sehingga dapat prioritas perhatian dari semua pihak yang
menghasilkan generasi yang sehat dan bersangkutan.4
berkualitas. 1 Masa remaja merupakan salah satu
WHO mendefinisikan remaja sebagai masa terjadinya perkembangan paling pesat
individu yang berusia 10-19 tahun, dalam perjalanan hidup manusia. Proses
sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri pematangan secara biologis umumnya
Kesehatan RI tahun 2014, rentang usia mendahului kematangan psikososial pada
remaja adalah 10-18 tahun. Berbeda dengan remaja. Perkembangan korteks pre-frontal
kedua definisi tadi, Badan Kependudukan yang bertanggung jawab terhadap fungsi
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) eksekutif, pengambilan keputusan,
mendefinisikan remaja sebagai individu organisasi, pengendalian impuls dan
berusia 10-24 tahun yang belum menikah. perencanaan masa depan terjadi lebih lambat
Meskipun terdapat perbedaan rentang usia dibandingkan dengan perkembangan sistem
kelompok remaja dari berbagai otoritas, limbik yang bertanggung jawab terhadap
remaja diidentikkan dengan peralihan dari kenikmatan dan pemrosesan ganjaran, respon
masa kanak-kanak ke dewasa.2 emosional dan pengaturan tidur. Hal ini
Berdasarkan hasil Survei Penduduk menyebabkan remaja cenderung tertarik
Antar Sensus 2015, proporsi penduduk untuk mengeksplorasi dan bereksperimen
kelompok usia 15- 24 tahun adalah 16.5% tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.2
atau sekitar 42 juta. Angka ini perkirakan Problematika kaum remaja dapat
akan semakin meningkat sampai dengan terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan
tahun 2030 kemudian akan mengalami kebutuhan dan aktualisasi dari kemampuan
penurunan. Hal ini berkaitan dengan transisi penyesuaian diri remaja terhadap lingkungan
demografi di Indonesia (Lembaga Demografi tempat hidupnya. Masa ini amat kritis bagi
FEB UI, 2017). Terkait hal tersebut, sampai remaja, karena waktu ini muncul keinginan
tahun 2030, jumlah penduduk usia produktif lepas mandiri dari ketergantungan orang tua,
akan meningkat dan hal ini dikenal sebagai rasa ingin tahu yang berlebihan dan mulai
bonus demografi. Untuk mengoptimalkan rentan terhadap perilaku beresiko.4
bonus demografi, diperlukan upaya untuk Untuk merespon permasalahan-
memastikan penduduk usia produktif tumbuh permasalahan remaja tersebut, sejak tahun
sehat dan cerdas sehingga benar-benar dapat 2010 BKKBN peduli terhadap permasalahan
produktif.3 remaja.Kepedulian ini diwujudkan dengan
Diperkirakan 20-30% dari total pengambangan program generasi berencana
populasi di masing-masing kabupaten (GenRe) melalui dengan pembentukan pusat

91
ISSN 2657-1161 (cetak) Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
ISSN 2657-117X (online)

informasi dan konseling kesehatan metode daring tidak akan mengurangi makna
reproduksi remaja (PIK-KRR).PIK-KRR dari kegiatan ini dan tetap bisa memberikan
adalah suatu wadah kegiatan program KRR edukasi yang optimal bagi seluruh remaja di
(Kesehatan reproduksi remaja) yang di Kabupaten Tabanan.
kelola dari, oleh dan untuk remaja guna Luaran yang diharapkan dari kegiatan
memberikan pelayanan informasi dan ini antara lain: (1) Peningkatan pengetahuan
konseling tentang kesehatan reproduksi remaja tentang kesehatan reproduksi,
remaja atau yang sering di sebut dengan khusunya yang terkait dengan perkembangan
TRIAD KRR (seksualitas, HIVdan AIDS, organ reproduksinya. (2) Remaja yang sehat
NAPZA).3 dan bertanggungjawab atas kesehatan
Survei yang dilakukan oleh WHO, reproduksinya secara mandiri.
menunjukkan bahwa adanya informasi yang
baik dan benar, dapat menurunkan 2. PERMASALAHAN
permasalahan remaja. Salah satunya Dalam rangka menumbuh
mengenai kesehatan reproduksi pada remaja. kembangkan perilaku hidup sehat bagi
Berdasarkan hasil survei SDKI KRR tahun remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk
2012, disebutkan bahwa pengetahuan remaja pelayanan dan penyediaan informasi yang
tentang kesehatan reproduksi masih relatif benar serta kesepahaman bersama akan
rendah. Remaja perempuan yang tidak tahu pentingnya kesehatan reproduksi remaja
tentang perubahan fisiknya saat pubertas sehingga dapat membantu mereka dalam
sebanyak 4,7%, sedangkan pada remaja laki- menentukan pilihan masa depannya. Remaja
laki masih pada angka yang lebih tinggi yaitu putra dan putri hendaknya perlu mengetahui
sebanyak 11,1%.1 tentang kematangan organ reproduksinya,
Dalam rangka sehingga mampu merawat maupun
menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat mencegah perilaku penyimpangan seksual
bagi remaja, maka perlu kepedulian dalam yang belakangan ini semakin meningkat.
bentuk pelayanan dan penyediaan informasi
yang benar serta kesepahaman bersama akan 3. METODE PELAKSANAAN
pentingnya kesehatan reproduksi remaja a. Sasaran Kegiatan
sehingga dapat membantu mereka dalam Sasaran dalam kegiatan edukasi
menentukan pilihan masa depannya.5 Oleh kesehatan reproduksi remaja tahun
karena itu, edukasi kesehatan reproduksi 2020 ini adalah siswa SMA di
remaja ini dilakukan dengan harapan agar Kabupaten Tabanan yang
mampu meningkatkan pengetahuan remaja memerlukan informasi terkait
tentang kesehatan reproduksi. Selain itu kesehatan reproduksi dan
diharapkan pula remaja mampu secara kematangan organ-organ reproduksi,
mandiri dan bertanggungjawab untuk sehingga mampu bertanggungjawab
meningkatkan kesehatan reproduksinya. terhadap kesehatan reproduksinya
Berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19, secara mandiri.
dimana kita harus menjalankan protokol b. Metode Pelaksanaan
kesehatan dan physical distancing, maka Untuk mengetahui efektifitas
kegiatan edukasi tetap kami laksanakan kegiatan edukasi ini dalam
dengan metode daring melalui aplikasi meningkatkan pengetahuan dan
google meet. Walau demikian, kami berharap kemandirian remaja untuk menjaga

92
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) ISSN 2657-1161 (cetak)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ISSN 2657-117X (online)

kesehatan reproduksinya, maka Reproduksi Remaja


Rini Winangsih, S.ST., Moderator
metode pelaksanaan edukasi ini
M.Kes
dapat dijabarkan sebagai berikut: Cokorda Istri Mita Notulen
1) Pre-test dilakukan pada saat Pemayun, S.KM., M.Kes
remaja mendaftar sebagai peserta
edukasi melalui daring. f. Kendala yang Dihadapi dan Upaya
2) Post-test dilakukan pada saat Mengatasinya
remaja mengisi form evaluasi Edukasi kesehatan reproduksi
edukasi di akhir acara. remaja ini dilakukan secara daring
3) Melaksanakan diskusi dan tanya melalui aplikasi google meet. Oleh
jawab pada saat pelaksaan karena itu terdapat beberapa kendala
kegiatan edukasi. yang dihadapi saat pelaksanaan
c. Waktu dan Tempat Kegiatan kegiatan, antara lain:
Kegiatan ini dilakukan secara daring 1) Ketidakstabilan koneksi internet
dari Kampus STIKES Advaita saat pelaksanaan kegiatan
Medika Tabanan pada tanggal 11 sehingga sedikit menimbulkan
Juli 2020. gangguan pada kejelasan suara
d. Sarana dan Alat yang Digunakan pembicara dan kendala saat
Edukasi kesehatan reproduksi remaja share screen materi penyuluhan.
ini dilakukan secara daring melalui 2) Remaja mengikuti kegiatan
aplikasi google meet. Sarana dan alat secara tidak langsung, sehingga
yang digunakan antara lain: sulit dipantau, apakah mereka
komputer, laptop, stand kamera, benar-benar mengikuti jalannya
microfon, serta alat tulis. Untuk kegiatan dengan baik atau tidak.
kegiatan pre dan post test digunakan Upaya yang dilakukan untuk
media google formulir sebagai mengatasi masalah yang terjadi saat
sarana pengisian kuesioner kepada pelaksanaan kegiatan adalah dengan
seluruh peserta edukasi. segera menstabilkan kembali
e. Pihak-Pihak yang Terlibat koneksi internet terutama pada host,
Pihak-pihak yang terlibat dalam serta operator selalu stanby untuk
kegiatan edukasi kesehatan mengecek kendala-kendala yang
reproduksi remaja ini antara lain: terjadi selama pelaksanaan kegiatan.
Ketua STIKES Advaita Medika Penyampaian materi dengan media
Tabanan, Dosen Prodi DIII yang menarik sehingga mengurangi
Kebidanan serta mahasiswa Prodi tingkat kebosanan pada seluruh
DIII Kebidanan sebanyak 7 orang peserta saat mengikuti kegiatan
(bertugas sebagai tenaga edukasi.
administrasi dan dokumentasi).
Tabel. 1 Daftar Pelaksana Kegiatan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Dosen Kegiatan Edukasi kesehatan reproduksi remaja
Made Dewi Sariyani, Pemberi Materi: ini dilakukan secara daring melalui Kampus
S.ST., M.Kes Kesehatan Reproduksi
Remaja
STIKES Advaita Medika Tabanan dengan
Kadek Sri Ariyanti, Pemberi Materi: Tanda sasaran remaja putra dan putri di Kabupaten
S.Si.T., M.Kes Kematangan Organ Tabanan. Jumlah peserta yang mengikuti

93
ISSN 2657-1161 (cetak) Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
ISSN 2657-117X (online)

kegiatan ini adalah sebanyak 205 orang Tabel 3. Evaluasi Sasaran kegiatan
remaja yang berasal dari Kabupaten No Jumlah Target Ketercapaian
Sasaran
Tabanan. Hasil dari pengabdian ini dapat
1 205 225 91%
dijabarkan sebagai berikut:
a. Hasil Evaluasi Ketercapaian Tahap Tabel 3 di atas menunjukkan
Persiapan evaluasi ketercapaian sasaran kegiatan
Tabel 2 berikut ini akan menjelaskan edukasi kesehatan remaja di Kabupaten
ketercapian pelaksanaan tahap persiapan Tabanan. Dari tabel tersebut dapat
kegiatan edukasi kesehatan reproduksi diketahui bahwa sasaran kegiatan dapat
remaja di masa Pandemi Covid-19 di tercapai sebesar 91%. Sasaran kegiatan
Kabupaten Tabanan. tidak dapat mencapai 100%
Tabel 2. Ketercapaian Tahap Persiapan kemungkinan disebabkan karena
Ketercapaian
kendala-kendala yang terjadi saat
Belum
No Jenis Kegiatan pelaksanaan kegiatan seperti: koneksi
Terlaksana Terlaksa
na internet yang tidak bagus pada peserta,
1 Survei sasaran 100% -
pelaksanaan
atau peserta mengalami kesibukan pada
kegiatan edukasi saat yang bersamaan dengan
2 Pengurusan izin 100% - pelaksanaan kegiatan.
dan administrasi
3 Penyusunan materi 100% - c. Distribusi Frekwensi Karakteristik
edukasi Peserta
4 Persiapan seluruh 100% - Tabel 4 di bawah ini akan
alat dan media
yang digunakan, menjabarkan mengenai distribusi dan
termasuk koneksi frekwensi karakteristik peserta edukasi
internet agar tetap
kesehatan reproduksi remaja di masa
stabil
5 Gladi pelaksanaan 100% - Pandemi Covid-19 di Kabupaten
kegiatan edukasi Tabanan.
secara daring
Tabel 4. Distribusi Frekwensi
Karakteristik Peserta
Tabel 2 di atas menunjukkan hasil
No Karakteristik Peserta n %
evaluasi ketercapaian tahap persiapan 1 Umur
kegiatan edukasi kesehatan reproduksi 15 tahun 80 39
16 tahun 92 45
remaja secara daring. Dari tabel tersebut 17 tahun 33 16
dapat diketahui bahwa seluruh kegiatan Total 205 100
dalam tahap persiapan dapat tercapai 2 Jenis Kelamin
Perempuan 185 90
dan dilaksanakan seluruhnya (100%). Laki-laki 20 10
b. Hasil Evaluasi Sasaran kegiatan Total 205 100
Tabel 3 berikut ini akan menjelaskan 3 Pre-test
Tahu 160 78
ketercapaian jumlah sasaran kegiatan Tidak tahu 45 22
edukasi kesehatan reproduksi remaja di Total 205 100
masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten 4 Post-test
Tahu 201 98
Tabanan. Tidak tahu 4 2
Total 205 100

94
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) ISSN 2657-1161 (cetak)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ISSN 2657-117X (online)

Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui hasil post test, yang menunjukkan
bahwa sebagian besar responden bahwa sebanyak 201 peserta (98%) tahu
berumur 16 tahun, yaitu sebanyak 92 tentang kesehatan reproduksi dan
orang (45%). Dilihat dari jenis kelamin, kematangan organ-organ reproduksi
sebagian besar peserta berjenis kelamin pada remaja, sedangkan 4 orang lainnya
perempuan, yaitu sebanyak 185 orang (2%) tidak tahu.
(90%). Hasil pre-test menunjukkan 78% Untuk meningkatkan pengetahuan
peserta tahu tentang kesehatan peserta diperlukan pendidikan kesehatan
reproduksi dan kematangan oragan- / edukasi, seperti edukasi tentang
organ reproduksi pada remaja. Setelah kesehatan reproduksi dan kematangan
dilakukan edukasi, terdapat peningkatan organ-organ reproduksi remaja yang
pengetahuan peserta, dimana sejumlah diberikan visual maupun audio visual,
98% peserta tahu mengenai kesehatan sehingga pengetahuan akan mudah
repdroduksi. diingat. Hal ini sesuai dengan
Untuk mengetahui sejauh mana pernyataan ahli yang menjelaskan bahwa
pengetahuan peserta terkait dengan pengetahuan merupakan hasil dari tahu
kesehatan reproduksi dan kematangan dan ini terjadi setelah orang melakukan
organ-organ reproduksi pada remaja, penginderaan melalui panca indra
maka telah dilakukan pre-test. manusia yakni indra penglihatan,
Kemudian dilakukan edukasi terkait pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
kesehatan reproduksi dan kematangan Sebagian pengetahuan manusia
organ-organ reproduksi pada remaja, diperoleh melalui mata dan telinga.
dengan dua orang penyaji. Setelah Pengetahuan kognitif merupakan
edukasi dilakukan, kemudian domain yang sangat penting dalam
pengetahuan peserta diukur kembali bentuk tindakan sesorang (overt
melalui post-test terkait materi edukasi behavior). Perilakunya didasari oleh
yang telah diberikan. Hal ini dilakukan pengetahuan.7
untuk mengukur sejauh mana perubahan Hasil pengukuran pengetahuan
pengetahuan peserta sebelum dan setelah kesehatan reproduksi dan kematangan
diberikan edukasi. Selain itu, juga untuk organ-organ reproduksi pada remaja di
mengetahui efektifitas dari metode Kabupaten Tabanan menunjukkan
edukasi ini terhadap perubahan perubahan yang signifikan. Jika
pengetahuan remaja terkait dengan dibandingkan persentase pengetahuan
kesehatan reproduksi dan kematangan peserta sebelum dan setelah dilakukan
organ-organ reproduksi pada remaja.6 edukasi, dapat dilihat perubahan yang
Dari tabel 4 di atas dapat diketahui signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil pre test bahwa sebanyak 160 pengetahuan peserta setelah dilakukan
peserta (78%) tahu tentang kesehatan edukasi lebih tinggi dibandingkan
reproduksi dan kematangan organ-organ sebelum dilakukan edukasi.
reproduksi pada remaja, sedangkan 45 Pengetahuan yang kurang tentang
peserta (22%) peserta lainnya tidak tahu. kesehatan reproduksi dan kematangan
Setelah dilakukan edukasi, terlihat organ-organ reproduksi pada remaja
perbedaan persentase pengetahuan sering berpengaruh terhadap masalah
peserta. Hal ini dapat dilihat melalui kesehatan reproduksi yang dihadapi

95
ISSN 2657-1161 (cetak) Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
ISSN 2657-117X (online)

remaja. Metode edukasi dipercaya reproduksi.10 Efektifitas edukasi dalam


mampu meningkatkan pengetahuan meningkatkan pengetahuan mengenai
remaja serta mengubah perilaku remaja kesehatan reproduksi dan kematangan
untuk meningkatkan derajat organ-organ reproduksi remaja ini
8
kesehatannya secara mandiri. didukung pula oleh penelitian yang
Edukasi kesehatan merupakan salah dilakukan oleh Benita yang menyatakan
satu metode yang digunakan untuk bahwa penyuluhan memiliki pengaruh
menambah pengetahuan dan yang signifikan terhadap tingkat
kemampuan seseorang melalui teknik pengetahuan remaja awal mengenai
praktik belajar atau instruksi dengan kesehatan reproduksi.11
tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia secara individu, 5. KESIMPULAN
kelompok, maupun masyarakat untuk Terdapat peningkatan pengetahuan
dapat lebih mandiri dalam mencapai remaja sebelum dan setelah dilakukan
tujuan hidup sehat. Peran pemberi edukasi terkait kesehatan reproduksi dan
materi dalam edukasi ini adalah kematangan organ-organ reproduksi
menyampaikan materi yang terkait remaja di Kabupaten Tabanan. Hasil
dengan kesehatan reproduksi dan pengabdian ini diharapkan dapat
kematangan organ-organ reproduksi menjadi masukan bagi tenaga kesehatan
pada remaja.6 di instansi – instansi kesehatan di
Edukasi kesehatan sebagai bagian Kabupaten Tabanan dalam upaya
dalam promosi kesehatan memang peningkatan kualitas pelayanan
diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesehatan reproduksi remaja.
kesadaran dan pengetahuan, disamping
pengetahuan sikap dan perbuatan. Oleh DAFTAR PUSTAKA
karena itu, tentu diperlukan upaya
penyediaan dan penyampaian informasi, Depkes RI. Survey Kesehatan Reproduksi
yang merupakan bidang garapan edukasi Remaja Indonesia. (2007).
kesehatan. Makna asli edukasi adalah
pemberian, penerangan dan informasi, WHO. Adolescent pregnancy. (2018).
maka setelah dilakukan edukasi
kesehatan seharusnya akan terjadi BKKBN. Modul Kesehatan Reproduksi
peningkatan pengetahuan oleh Remaja. (BKKBN, 2010).
5
masyarakat.
Hal ini juga didukung oleh penelitian Depkes RI. Indikator Indonesia Sehat 2010
yang menyatakan bahwa edukasi dan Pedoman Penetapan Indikator
kesehatan sangat bermakna dalam Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota
meningkatkan pengetahuan dan sikap Sehat. (2003).
remaja tentang kesehatan reproduksi.9
Penelitian lain mengatakan bahwa Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan
Pengetahuan remaja putri SMA Ilmu Prilaku. (Rineka Cipta, 2007).
mengalami peningkatan yang baik
dengan adanya pemberian pendidikan Ariyanti, K. S., Sariyani, M. D. & Utami,
kesehatan tentang kesehatan L. N. Penyuluhan Kesehatan

96
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) ISSN 2657-1161 (cetak)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo ISSN 2657-117X (online)

Reproduksi Remaja Untuk Sehat pada Siswi SMK Pertiwi Desa


Meningkatkan Pengetahuan Siswa di Ngabeyan, Mangkuyudan, Kartasura,
SMP Negeri 3 Selemadeg Timur. Sukoharjo. Warta 12, 55–59 (2009).
Indones. J. Community Empower. 1,
7–11 (2019). Dwijayanti, F. L. Studi Komparatif
Pengetahuan Siswi SMA Kelas XI
Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Dan Sebelum dan Sesudah Pemberian
Prilaku Kesehatan. (Rineka Cipta, Pendidikan Kesehatan tentang
2014). Kesehatan Reproduksi Remaja di
SMAN 4 Purwokerto Tahun 2012
Ariyanti, K. S., Winangsih, R., Purnami, L. (Karya Tulis Ilmiah). (Politeknik
P. S. & Putri, D. made F. S. Kesehatan Kemenkes Semarang,
Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri 2012).
Sebelum dan Sesudah Diberikan
Penyuluhan Tentang Fluor Albus di Benita, N. R. Pengaruh Penyulyhan
SMP Negeri 3 Penebel. J. Med. Terhadap Tingkat Pengetahuan
Usada 2, 18–23 (2019). Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Siswa SMP Kristen Gergaji.
Mahmuda, I. N. N. Peningkatan (Universitas Diponegoro, 2012).
Pengetahuan tentang Reproduksi

97

Anda mungkin juga menyukai