Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KUTIPAN
MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA
INDONESIA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 10

1. THARA AZHARI (2001041023)

2. TISA ANGGRAINI (2001041024)

KELAS/BP : 1C

PRODI : D-III ELEKTRONIKA

DOSEN PEMBIMBING : LILIMIWIRDI,S.S.,M. Hum

POLITEKNIK NEGERI PADANG

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah Swt. karena atas limpahan

rahmat serta karunia-Nya, makalah bejudul “Kutipan” ini dapat kami selesaikan. Sholawat

serta salam tak lupa kami kirimkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Saw.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam

mata kuliah Bahasa Indonesia. Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat,

memberikan edukasi serta pengetahuan mengenai Kutipan pada karya ilmiah bagi penyusun

maupun bagi pembaca pada umumnya.

Saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan demi

kesempurnaan Makalah ini.

Payakumbuh, 2 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teoritis

2.2 Pembahasan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengutip adalah suatu hal yang tidak bisa kita hindari dalam menulis sebuah karya
ilmiah.Karena, sangat membuang waktu bila sebuah kebenaran yang telah diselidiki dan
dibuktikanoleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah,
harus diselidikikembali oleh seorang penulis untuk menemukan kesimpulan yang sama. Di
samping itu dalamkeadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk
menyelidiki suatu segikecil dari tulisannya secara mendalam. Maka, penulis cukup mengutip
pendapat yangdianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca,
sehingga pembacadapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.

Meskipun kutipan atas pendapat seorang ahli diperkenankan, namun kutipan yang
terlampau banyak, dapat menyeret seorang penulis pada tuduhan kalau ia melakukan plagiat.
Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supa
ya karangannyatidak dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat.

Sebaliknya, jika penulis tidak mengutip sama sekali, akan dipertanyakan apakah
seluruhgagasan, informasi, fakta, serta temuan yang ditulisnya benar merupakan gagasan
orisinalnya?

Sebuah karya ilmiah sebaiknya garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-
kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri, sedangkan kutipan-kutipan
hanya berfungsisebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu.

Sebagai mahasiswa, menulis karya ilmiah seperti makalah adalah sebuah tuntutan
untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. Selain itu kita juga dilatih untuk
membuat makalah yang baik dan benar agar nantinya dalam memenuhi tugas akhir (skripsi)
tidak banyak terjadi kesalahan disana-sini terkait dengan metodologi penulisannya.

Untuk itu, demi menghindari pelanggaran hak cipta dan dengan mempertimbangkan etika
dalam penulisan karya ilmiah, penulis perlu mengetahui tentang kaidah-kaidah dalam
mengutip. Dalam makalah ini akan dipaparkan definisi, fungsi kutipan dan prinsip-prinsip
mengutip.
Oleh karena itu kami menyusun makalah ini dengan tema pengenalan tentang kutipan,

agar teman-teman mahasiswa tahu dan kenal tentangkutipan, serta selanjutnya tumbuhlah niat

untuk membuat sebuah kutipan pada karya ilmiah.

1.2 Batasan Masalah

Membuat kutipan pada karya ilmiah.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kutipan?

2. Apa saja jenis-jenis kutipan?

3. Bagaimana cara membuat kutipan?

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kutipan

2. Untuk mengetahui jenis-jenis kutipan

3. Untuk mengetahui cara membuat kutipan

1.5 Manfaat

1. Menunjukkan mutu ilmih yang lebih baik.


2. Menampilkan ketelitian secara lebih tepat serta akurat.
3. Memudahkan dalam evaluasi penggunaan dari sumber dana.
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah terjadinya perulangan dalam  penulisan daftar pustaka.
6. Menaikan mutu estetika sebuah penyusunan penulisan.
7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teoritis

Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan,atau

hasil penelitian dari penulis lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi.Kutipan

dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Jika

belum, hasilnya akan merupakan karya “suntingan”, yaitu“suSUN” dab “gunTING”.

Menurut Keraf (1997), walaupun kutipan atas pendapatseorang ahli itu diperkenankan,

tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisandapat terdiri dari kutipan-kutipan.

2.2 Pembahasan

a. Pengertian kutipan

Menurut KBBI, mengutip diartikan sebagai mengambil perkataan atau kalimat dari


buku baik fikksi atau nonnonksi yang mengambil kutipan disebut dengan pengutip, sedang
proses mengutip disebut pengutipan“mengutip gagasan dari berbagai sumber disesuaikan

dengan kebutuhan.

Secara garis besar kerangka karangan serta kesimpulanyang dibuat harus merupakan
pendapat penulis sendiri. Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk
menunjang pendapat penulis.

Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu
terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang
penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan
kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan
demikian kutipan memiliki tujuan sebagai:

1. Landasan teori
2. Penguat pendapat penulis
3. Penjelasan suatu uraian
4. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu

b. Jenis – jenis kutipan

Adapun jenis kutipan yang diantaranya yaitu:

Kutipan Langsung

Kutipan langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada

perubahan, kalau ada hal yang dinalai salah/meragukan kuta beri tanda “sic !”, yang

artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas

kesalahan itu.

Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, garis bawah

atau huruf ,miring kita perlu menjelaskan hal tersebut missal “huruf miring dari

pengutip”, “ejaan disesuaikan dengan EYD” dll. Bila dalam kutipan terdapat hurud

atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, harus digunakan huruf siku “…..”.

Kutipan Tidak Langsung “Kutipan Isi”

Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip,
kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah
diapit tanda petik. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki, dapat juga
dengan sistem catatan langsung “catatan perut” seperti telah dicontohkan.

Kutipan pada catatan kaki

Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja.
Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

Kutipan atas ucapan lisan


Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang
pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak
langsung.

Kutipan dalam kutipan

Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan


dengan dua cara:

Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.

Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda
kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam
kutipan memakai tanda kutip tunggal .

Kutipan langsung pada materi

Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat
berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang
berbicara.

Contoh:

“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa
kata bahasa Sansekerta.”

c. Cara Mengutip

1. Mengutip Kutipan Langsung ≤ 4 baris

 Kutipan terintegrasi dengan teks penulis dalam satu paragraf.

 Jarak antar baris 1,5-2 spasi.


 Kutipan diapit tanda kutip.
2. Mengutip Kutipan Langsung ≥ 5 baris
 Kutipan dipisahkan dari teks penulis dalam jarak 2,5-3 spasi. Seluruh
kutipan ditulis menjorok ke kanan, yaitu 5-7 spasi dari kiri teks penulis.
 Jarak antar baris 1 spasi.
 Kutipan boleh diapit tanda kutip, boleh tidak.
3. Mengutip Kutipan Tidak Langsung
 Kutipan terintegrasi dengan teks penulis dalam satu paragraf.
 Jarak antar baris 1,5-2 spasi.
 Kutipan tidak diapit tanda kutip.
4. Mengutip Kutipan di Kaki Halaman
 Kutipan terpisah dari teks penulis (yaitu di tulis di kaki halaman).
 Jarak antar baris 1 spasi.
 Kutipan diapit tanda kutip.
5. Mengutip Kutipan dari Penuturan Lisan

(Caranya sama dengan cara mengutip untuk kutipan langsung ≤ 4 baris).

Sumber kutipan dapat ditulis dekat kutipan (sebelum atau sesudah kutipan) di tubuh
halaman atau di kaki halaman (sebagai catatan kaki). Penulisan sumber kutipan untuk
setiap jenis acuan berbeda.

1) Buku Karya Asli (Bukan Terjemahan)

nama penulis, tahun terbit buku : nomor halaman

Contoh : Hadi Purnomo (2004:31) mengemukakan


bahwa……………………………. (Gorys Keraf, 2003:46)

 Buku Terjemahan

nama penulis buku asli + terjemahan + nama penerjemah, tahun terbit buku
terjemahan : nomor halaman

Contoh : Menurut Philip Kottler (terjemahan Sri Werdiningsih, 2002:52),


……………………

 Artikel dalam Koran/Majalah/Jurnal/Buku Bunga Rampai

nama penulis + dalam + nama Koran/majalah/jurnal, tanggal pemuatan artikel,


halaman

nama penulis + dalam + judul buku bunga rampai, tahun terbit buku : nomor
halaman

Contoh : Alex Cahya (dalam Jawa Pos, 9 April 2008, hlm.4) berpendapat


bahwa……………..
Budiman Hariyanto menyatakan, ……………..(dalam Nilai-nilai Mnusia,
2006:19).

 Makalah/TA/Skripsi/Tesis/Disertasi/Laporan Penilitian

nama penulis, jenis karangan, tahun penulisan : nomor halaman

Contoh : Berdasarkan hasil penelitiannya, Devi Kumalasari menyatakan,


……………….. (Skripsi, 2005:48)

 Situs (dari internet)

nama penulis, situs, tanggal pemuatan materi

Contoh : Joko Veryanto menyebutkan, ……………..


(www.gurupendidikan.com, 6 April 2007).

 Penuturan Lisan

nama pembicara, nama acara/pertemuan, tanggal penyampaian materi

Contoh : Inu Kencana menuturkan, …………. (Today’s Dialogue Metro


TV, 28 April 2008).

 Kutipan dalam Kutipan Dalam Buku

nama penutur + dalam + nama penulis buku, tahun terbit buku : nomor
halaman

Contoh : Menurut M.Samsudin (dalam Rita Siahaan, 2004:27), …………..

 Kutipan dalam Kutipan dalam Penuturan Lisan

nama penutur + dalam + nama pembicara, nama acara, tanggal penyampaian


materi

Contoh : Presiden SBY mengimbau, …….. (dalam Andi Malarangeng, Dialog


Interaktif SCTV, 2008).

Aturan Penulisan Kutipan

Berikut ini beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber
kutipan.
 Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“…”) jika kutipan ini
merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya. Jika
kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan
menggunakan satu tanda petik (‘…’).
 Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis
dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan
penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh peengutip dan ditik
dengan jarak dua spasi.

Contoh Kutipan :

Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah kemampuan memberi


dan menerima cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau
memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti ”…a
relationship that nourishes us we give, and enriches us we spend, and permits
ego and alter ego to grow in mutual harmony” (Cole, 1993:832).

 Apabila kutipan langsung merupakan seperangkat kalimat, tempatkanlah


kutipan itu di antara tanda petik dua di bawah baris terakhir kalimat yang
mendahuliuinya, menjorok lima ketukan ke dalam teks dari margin kiri,
berjarak rapat (½ spasi).

Contoh Kutipan :

……………………………………………………..(baris akhir tulisan kita)

“Dalam hal yang lebih penting lagi, yang menyatakan betul sifat nasional
pendidikan di negara kita ialah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di semua sekolah-sekolah. Bahasa ialah alat berpikir dan alat
menyatakan buah pikiran itu, tetapi selain dari semua itu, ialah alat yang
terpenting untuk menebalkan rasa nasional suatu bangsa. Walaupun prinsip
bahwa bahasa pengantar di sekolah-sekolah ialah bahasa Indonesia, diberi
kompromi pada dasar psikologi, dengan demikian, bahwa di tiga kelas yang
terendah dari sekolah-sekolah rendah bahasa pengantar ialah bahasa daerah.”
(nama,th:hlm.)

(awal tulisan kita berikutnya)


………………………………………………………….
 Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan
bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir
kedua di atas.

Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut.

 Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama


penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang
dikutip yang keduanya diletakkan di dalam kurung.

Contoh :

… (akhir tulisan). Oka (1976:53) mengatakan bahwa “Masyarakat Indonesia


yang akan datang sangat memerlukan tenaga kerja untuk pembangunan yang
terampil menggunakan bahasa Indonesia untuk surat-menyurat, pidato, dan
karang-mengarang.” (awal tulisan berikutnya)…

Sebagaimana dikemukakan oleh Stenberg (1984:41) bahwa “ In Piaget’s theory,


children’s intelectual functioning is represented in term of symbolicc logic.”

 Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun
penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam
kurung.

Contoh :


(akhir tulisan). “The personality pattern is inwardly determined by and closely
associated with maturation of the physical and metal characteristic which
constitute the individual’s hereditary endownment” (Hurlock, 1979:19). (awal
tulisan berikutnya)…

 Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka
sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip,
tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut, dengan
kata lain, saat kita merujuk pada sumber A, sedangan A sendiri merujuk
sumber B (sumber asli/buku asli) maka penulisannya tetap menyebut summber
asli (B) tetapi sumber A juga disebut.

Contoh :
… (akhir tulisan). Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977:62) mengemukakan
bahwa ‘… children are born with innate understanding of structure of
languange.’ (awal tulisan kita berikutnya)…

Atau

Achmad membuat skripsi tahun 2007 dengan di dalamnya ada pendapat


Hamalik dari bukunya (Hamalik) tahun 1986 tentang media pembelajaran
halaman 21 (di skripsi), maka penulisan kutipannya adalah :

Hamalik (dalam Achmad, 2007:21) mengemukakan bahwa ‘definisi media


pembelajaran adalah…’.

 Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut
harus disebutkan, misalnya, (Sharp and Green, 1996:1), sedangkan jika
penulisnya lebih dari dua orang, maka yang disebutkan nama keluarga penulis
pertama dan diikuti oleh et al, misalnya, Clelland et al, (1960:35). Perhatikan
titik setelah al, adalah sebagai singkatan dari ally dan kedua kata itu ditulis
dengan huruf miring.
 Jika masalah yang dikutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang
berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut.

Contoh :

Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey,


1972; Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa … (tulis intisari
rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut).

 Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama
pada tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah
huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan. Contoh : (Bray, 1998a,
1998b).
 Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisnya adalah: (Anonim,
1972:18).
 Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada
kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penulisan kutipan dan daftar
pustaka dalam sebuah makalah dapat  dijadikan sebuah pengukuran tingkat
profesionalitas seseorang. Penulisan kutipan dan daftar pustaka menjadi sebuah nilai
penting dalam sebuah makalah

Dalam mengutip sebuah pendapat, seorang penulis harus bisa membedakan antara
penulisan kutipan langsung dan tidak langsung. Dengan adanya kutipan, sebuah karya
tulis akan semakin bisa dipercaya karena sumber datanya jelas. Pada prinsipnya, menulis
kutipan berarti menambah daftar pustaka. Kutipan berada satu teks dengan pembahasan,
sedangkan daftar pustaka memiliki halaman tersendiri.

B. Saran

Perlu diperhatikan bahwasanya dalam pembuatan Daftar Pustaka Ada (Tujuh) hal,
diantaranya :

1. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.


2. Nama penulis diurut menurut abjad.
3. Gelar penulis tidak dicantumkan walaupun dalam buku yang dikutip penulis
mencantumkan gelar.
4. Daftar pustaka diletakkan pada bagian terakhir dari tulisan.
5. Masing-masing sumber bacaan diketik dengan jarak baris satu spasi.
6. Jarak masing-masing sumber bacaan dua spasi.

Baris pertama diketik dari garis tepi (margin) tanpa indensi dan untuk baris-baris
berikutnya digunakan indensi empat/tujuh ketukan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/kutipan/

https://dosenpintar.com/pengertian-kutipan/
https://bocahkampus.com/pengertian-kutipan/

Anda mungkin juga menyukai