Anda di halaman 1dari 13

BERANGKAI DAN PINDAH SILANG

(Laporan Praktikum Genetika)

Oleh

Ghalda Alvina Fahlevi

1957021003

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Berangkai dan Pindah Silang

Tanggal Percobaan : 24 Mei 2021

Tempat Percobaan : Bogor

Nama : Ghalda Alvina Fahlevi

NPM : 1957021003

Prodi : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : 2 (dua)

Bogor, 1 Juni 2021


Mengetahui,
Asisten

Aura Priscilla Sabatini


1817021009
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari kromatid-kromatid
bukan saudara dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silangsangat
umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada kebanyakan makhluk. Pindah
silang terjadi pada akhir profase I atau awal metafase I yang terjadi pada saat
kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pindah silang umumnya
terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari
tetradkromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah silang pada
kromatid-kromatid yang lain.Peristiwa pindah silang ini memungkinkan untuk
terjadinya semakin banyak variasi antar individu. Dengan adanya pindah silang
maka terbentuk genotip tipe parental dan tipe rekombinan dan didapatkan nilai
pindah silang. Untuk mengetahuiterjadinya pindah silang dan persentasenya maka
dilakukan imitasi yangmenggambarkan peristiwa pindah silang.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu:
1. Dapat membuat tiruan peristiwa pindah silang
2. Dapat menunjukkan hasil dari pindah silang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Berangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya dua atau lebih gen dalam
sebuah kromosom. Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan
berangkai tidak sempurna. Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah
silang antara gen-gen pada satu kromosom, sedangkan berangkai tidak sempurna
terjadi bila ada pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu kromosom
(Suryo,2008).

Menurut Wibisono dkk (2014), pindah silang merupakan proses pertukaran


kromosom antara individu satu dengan individu yang lain. Melalui proses
pertukaran ini, setiap dua induk akan menghasilkan dua turunan. Secara garis
besar ada dua jenis pindah silang, yaitu pindah silang sederhana dan pindah silang
aritmatik.

Untuk mengidentifikasi kelompok haploid dalam suatu spesies, perlu sebagian


besar data yang memadai keperluan tersebut, seperti karakterisasi suatu tanaman,
keragaman tanaman serta seberapa pengaruh kelompok tersebut dalam
kehidupan, baik yang menguntungkan ataupun yang
merugikan. Panjang total genom plastid dapat memberikan batasjumlah
suatu urutan yang dapat diselidiki dari komponen genomnya, dengan demikian
jumlah data yang dapat diperoleh maksimum untuk lokus tersebut
(Kane et al., 2012).

Gen-gen yang terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan
satu dengan lainnya, sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak yang
disebabkan karena adanya penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada
sepasang kromosom homolog. Peristiwa ini sering disebut dengan pindah silang
(crossing over ) (Suryo, 2008).

Gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama cenderung untuk tetap bersama
(berpautan) waktu diwariskan kepada turunannya. Pindah silang terjadi antara
kromatid pada sebuah tetrad yang melibatkan dua atau lebih kromatid. Peristiwa
pindah silang menghasilkan kombinasi baru (rekombinasi) gen, yang berlainan
dengan susunan gen pada induk. Apabila jarak antara dua atau lebih gen yang
berpautan itu panjang maka kemungkinan terjadinya pindah silang pun menjadi
besar. Selain itu pula pindah silang pada kromosom yang panjang, dapat terjadi
sekali (tunggal) atau ganda. (Ayala and Kiger, 1984).

Selama meiosis, kromosom homolog saling berpasangan membentuk tetrad. Pada


keadaan ini, terjadi pertukaran materi genetik antara kromosom dan pasangan
homolognya. Menyebabkan gen-gen dapat berpindah dari satu kromosom ke
kromosom homolognya. Perpindahan ini dapat terjadi sepanjang pasangan
kromosom. Proses ini disebut juga pindah silang (crossing over). Pada proses
meiosis, pindah silang terjadi pada kiasma. Oleh karena materi serta susunan gen
berubah akibat pindah silang, proses ini disebut juga rekombinasi gen. (Yatim.
1986)

Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada waktu
profase dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan rekombinasi
sehingga dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada fenotipenya. Dalam
menghitung presentase tipe rekombinan di antara keturunan dapat digunakan unit
peta, yaitu jarak antara gen-gen untuk menyatakan posisi relatifnya pada suatu
kromosom. Untuk menentukan unit peta antara gen-gen, terlebih dahulu dihitung
nilai pindah silang (NPS) = (jumlah tipe rekombinan / jumlah individu
seluruhnya) x 100% (Hardjosubroto. 1998)

Muller menegaskan bahwa suatu pindah silang yang terjadi pada suatu tempat
tentu menghambat terjadinya pindah silang lain yang berdekatan. Inilah yang
dinamakan interferensi. Untuk mencari besarnya interferensi harus dicari besarnya
koefisien koinsidens (KK) dahulu, yaitu perbandingan antara banyaknya pindah
silang ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya pindah silang ganda yang
diharapkan (Elrod & Stansfield. 2002)
Pindah silang dibedakan atas :
1. Pindah silang tunggal
ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat dan menyebabkan terbentuknya
4 macam gamet, yaitu CF dan cf yang disebut tipe gamet tetua/tipe parental
karena memiliki gen seperti yang dimiliki induk/parentalnya dan Cf dan cF yang
disebut tipe gamet rekombinasi karena merupakan gamet tipe baru sebagai hasil
adalanya pindah silang. Gamet tipe parental dibentuk dalam jumlah yang lebih
banyak karena tidak mengalami gangguan pindah silang sedangkan gamet tipe
rekombinasi dibentuk lebih sedikit. Akibatnya keturunan yang mempunyai sifat
seperti parental selalu berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan keturunan
tipe
rekombinasi (Nio, 1990 )
2. Pindah silang ganda
ialah pindah silang yang terjadi di dua tempat (“double crossing over”). Biasanya
terjadi pada 3 buah gen yang berangkai pada satu kromosom (Nio, 1990 )

Menurut Suryo (2010) kemungkinan terjadinya pindah silang ternyata dipengaruhi


oleh beberapa faktor, seperti :
1. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperature biasa dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
2. Umur, semakin tua suatu individu, semakin kurang mengalami pindahsilang
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindahsilang.
4. Penyinaran dengan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindahsilang.
5. Jarak antara gen-gen terangkai. Makin jauh letak suatu gen dengangen lain,
makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
BAB III. METODE

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu:
Lilin lembek beraneka warna yang biasa digunakan sebagai mainan anak-anak,
pulpen dan kertas

B. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan yaitu :

1. Buatlah bentuk benang (stand) dari gumpalan lilin yang telah disediakan.
Sediakan masing-masing 2 utas benang lilin dari dua warna yang berbeda.
Anggaplah stiap utas benang tersebut adalah tetrad sehingga saudara kini
mempunyai 1 pasang kromosom yang telah membentuk 4 tetrad.

2. Berilah tanda lokasi sntromer menggunakan lilin yang sewarna dengan warna
pasangan kromatid. Ingatlah pada awalnya sentrome belum membelah (gambar 1).

3. Buatlah konfigurasi terjadinya pindah silang antar tetrad sepeti yang telah
ditentukan pada table dalam lembar laporan kegiatan. Gambarkan konfigurasi
hasil pindah silangnya.
BAB IV. HASIL DAN PERBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Pindah Silang Tunggal


1. PST (1-4)

2. PST (1-3)

3. PST (2-3)
4. PST (2-4)

Pindah Silang Ganda


5. PSG (1-3) dan (2-4)

6. PSG (1-4) dan (2-3)

B. Pembahasan

Pindah silang dibedakan menjadi dua yaitu:


1. Pindah silang tunggal merupakan pindah silang yang terjadi pada satu
tempat. Dengan terjadinya pindah silang ini akan terbentuk 4 macam gamet.
Dua macam gamet memiliki gen-gen yang sama dengan gen-gen yang
dimiliki induk (parental), sehingga dinamakan gamet tipe parental. Dua gamet
lainnya merupakan gamet-gamet baru. yang terjadi akibat adanya pindah
silang. Gamet-gamet ini dinamakan gamet rekombinasi. Gamet tipe parental
dibentuk lebih banyak dibanding dengan tipe rekombinasi.
2. Pindah silang ganda merupakan pindah silang yang terjadi pada dua
tempat. Jika pindah silang ganda (double crossing over) berlangsung diantara
dua buah gen yang terangkai, maka terjadinya pindah silang ganda ini tidak
akan tampak dalam fenotip. sebab gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe
parental saja atau dari tipe rekombinasi atau tipe parental dan tipe
rekombinasi akibat pindah silang tunggal. Akan tetapi, misalkan diantara gen
A dan B masih ada gen ketiga, misalnya gen C, maka terjadinya pindah silang
ganda antara A dan B akan nampak

pindah silang ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :


1. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperature biasa dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
2. Umur, semakin tua suatu individu, semakin kurang mengalami
pindahsilang
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindahsilang.
4. Penyinaran dengan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindahsilang.
5. Jarak antara gen-gen terangkai. Makin jauh letak suatu gen dengangen lain,
makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.

Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap


kehidupan sel antara pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut
sebagai siklus sel. Pada kebanyakan sel, siklus ini terdiri dari empat proses
terkoordinasi, yaitu pertumbuhan sel, replikasi DNA, pemisahan DNA yang
sudah digandakan ke dua calon sel anakan, serta pembelahan sel. Pada
bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi bersamaan
dengan replikasi DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat bertumpang
tindih.Hal ini tidak terjadi pada eukariota yang siklus selnya terjadi dalam
empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri dapat lebih cepat
daripada laju pembelahan sel eukariota. Pada eukariota, tahap pertumbuhan
sel umumnya terjadi dua kali, yaitu sebelum replikasi DNA (disebut fase G1,
gap 1) dan sebelum pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri tidak wajib
memiliki fase G1, namun memiliki fase G2 yang disebut periode D. Tahap
replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau pada bakteri
ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki tahap
pembelahan nukleus yang disebut fase M (mitosis).
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini, yaitu:


1. Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau awal metafase I.
2. Ada 2 macam pindah silang yaitu pindah silang tunggal dan pindah silang
ganda.
3. Temperature mempengaruhi pindah silang.
4. Pindah silang ini memungkinkan untuk terjadinya semakin banyak variasi
antar individu.
5. Pindah silang terjadi antara kromatid pada sebuah tetrad yang melibatkan
dua atau lebih kromatid.
6. Pindah silang mengakibatkan rekombinasi sehingga dihasilkan kombinasi
parental dan rekombinasi pada fenotipenya.
DAFTAR PUSTAKA

Ayala, F.J. and Kiger, J.A. (1984). Modern Genetics. 2nd ed. Menlo Park: The
Benjamin/Cunning Publ.Co.,Inc.

Elrod & Stansfield. 2002. Schaum’s Outline Teori dan Soal-Soal Genetika.
Jakarta: Erlangga.

Hardjosubroto, Wartomo. 1998. Pengantar Genetika Hewan. Yogyakarta: Fakultas


Peternakan UGM. Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Transito.

Kane, N., S. Sveinsson, H. Dempewolf, J. Y. Yang, D. Zhang, J. M. M. Engels &


Q. Cronk. 2012. Ultra-Barcoding in Cacao (Theobroma spp. ; Malvaceae)
using Whole Chloroplast Genomes and Nuclear Ribosomal DNA. American
Journal of Botany. 99(2): 320 – 329.

Nio,Tjan kwiauw. 1990. Genetika Dasar. Bandung : ITB Press

Suryo. 2008. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press:

Suryo. 2010. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wibisono, G, S. H. Pramono & M. A. Muslim. 2014. MPPT Menggunakan


Metode Hibrid JST dan Algoritma Genetika untuk Sistem
Photovoltaic. Jurnal EECCIS. 8(2) : 181 – 186.

Anda mungkin juga menyukai