PENDAHULUAN
yang berbasis masyarakat yang efektif dan efisien serta menjangkau semua
angka kematian ibu dan bayi. Posyandu diasumsikan sebagai salah satu
pendekatan yang tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan balita
dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu
1
2
kualitas kesehatan sejak dini hingga lanjut usia serta kesesuaian program
menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita (Armaidi, dkk. 2017)
penting dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk. Dengan rajin
Sehingga bila berat badan anak tidak naik ataupun jika ditemukan penyakit
akan dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan supaya tidak
menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan, maka
penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik. Penanganan
yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk akan mengurangi
risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk dapat ditekan
(Kemenkes, 2015)
Penanganan setatus gizi balita akan berhasil dengan baik apabila ada
partisipasi aktif dari masyarakat yang ditandai dengan tingkat kehadiran ibu
dengan faktor internal ibu balita seperti: tingkat pendidikan ibu balita, tingkat
pengetahuan ibu balita, perilaku kesehatan, umur ibu, pekerjaan ibu, status gizi
balita di samping itu juga berkaitan dengan jarak posyandu serta peran petugas
kesehatan, tokoh masyara kat, kader posyandu. Masalah lain yang berkaitan
kesehatan salah satunya posyandu balita. Keaktifan orang tua balita membawa
untuk ditimbang pada periode tertentu disebut D dan S adalah jumlah seluruh
balita yang berada di wilayah posyandu tersebut. D/S merupakan indikator yang
kesehatan dasar serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita (Nofian,
2012).
Hasil Riskesdas (2013), mencatat bahwa masih ada 34,3% balita yang
tidak pernah ditimbang pada kurun waktu 6 bulan terakhir. Kondisi ini
kasus gizi kurang maupun gizi buruk yang berdampak pada sumber daya
cakupan penimbangan balita atau D/S tahun 2016 di Indonesia sebesar 72,4%.
Dari 10 propinsi regional di Sumatera, tidak ada satu propinsi pun yang
memiliki cakupan balita ditimbang D/S yang memenuhi target Renstra 2014
yaitu 85%. Cakupan D/S Propinsi Lampung sebesar 68,4%, dan pada wilayah
ke tiga terendah dengan angka presentase 68,7% dari semua kabupaten yang
posyandu Dusun 1 dan 2 Desa Bauh Gunung Sari Kecamatan Sekampung Udik
memiliki bayi atau balita di Poayandu Dusun 1 dan 2 Desa Bauh Gunung
berdasarkan usia ibu di Dusun 1 dan 2 Desa Buah Gunung Sari Kecamatan
masa mendatang.
penimbangan di posyandu terutama bagi ibu yang memiliki bayi atau balita.