Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) yang di lakukan secara berkelanjutan. Upaya

pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh

kembang anak secara merata dengan pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan

yang berbasis masyarakat yang efektif dan efisien serta menjangkau semua

sasaran dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes, 2006)

Pos pelayanan terpadu (posyandu) adalah salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat

dan memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi. Posyandu diasumsikan sebagai salah satu

pendekatan yang tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan balita

serta dapat meningkatkan status gizi balita (Menkes RI,2014).

Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat

dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu

diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya

1
2

termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan

memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu,

bayi, dan anak balita. Dengan mengetahui program-program yang dimiliki

posyandu sekiranya masyarakat akan lebih mudah mendapatkan informasi serta

pembelajaran mengenai kesehatan yang akan berdampak dengan meningkatnya

kualitas kesehatan sejak dini hingga lanjut usia serta kesesuaian program

posyandu tersebut dengan pedoman pelaksanaan posyandu diharapkan mampu

menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita (Armaidi, dkk. 2017)

Peran serta masyarakat dalam penimbangan balita menjadi sangat

penting dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk. Dengan rajin

menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara intensif.

Sehingga bila berat badan anak tidak naik ataupun jika ditemukan penyakit

akan dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan supaya tidak

menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan, maka

penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik. Penanganan

yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk akan mengurangi

risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk dapat ditekan

(Kemenkes, 2015)

Penanganan setatus gizi balita akan berhasil dengan baik apabila ada

partisipasi aktif dari masyarakat yang ditandai dengan tingkat kehadiran ibu

menimbangkan anaknya di posyandu. Cakupan penimbangan ada kaitannya


3

dengan faktor internal ibu balita seperti: tingkat pendidikan ibu balita, tingkat

pengetahuan ibu balita, perilaku kesehatan, umur ibu, pekerjaan ibu, status gizi

balita di samping itu juga berkaitan dengan jarak posyandu serta peran petugas

kesehatan, tokoh masyara kat, kader posyandu. Masalah lain yang berkaitan

dengan kunjungan di posyandu antara lain: dana operasional dan sarana

prasarana untuk menggerakkan kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader

dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling,

tingkat pemahaman keluarga danmasyarakat akan manfaat posyandu serta

pelaksanaan pembinaan kader (Kemenkes RI, 2013).

Salah satu indikasi tingkat keberhasilan pemanfaatan pelayanan

kesehatan adalah keaktifan orang tua dalam pemanfaatan pusat pelayanan

kesehatan salah satunya posyandu balita. Keaktifan orang tua balita membawa

anaknya ke posyandu disebut D/S. Jumlah balita yang datang ke posyandu

untuk ditimbang pada periode tertentu disebut D dan S adalah jumlah seluruh

balita yang berada di wilayah posyandu tersebut. D/S merupakan indikator yang

berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayan

kesehatan dasar serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita (Nofian,

2012).

Hasil Riskesdas (2013), mencatat bahwa masih ada 34,3% balita yang

tidak pernah ditimbang pada kurun waktu 6 bulan terakhir. Kondisi ini

menerangkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan balita tidak dapat


4

dipantau secara kontinyu dan dapat memberi kontribusi terhadap peningkatan

kasus gizi kurang maupun gizi buruk yang berdampak pada sumber daya

manusia (SDM) juga akan menurun.

Berdasarkan Data dan Informasi Kemmenkes (2016), didapatkan bahwa

cakupan penimbangan balita atau D/S tahun 2016 di Indonesia sebesar 72,4%.

Dari 10 propinsi regional di Sumatera, tidak ada satu propinsi pun yang

memiliki cakupan balita ditimbang D/S yang memenuhi target Renstra 2014

yaitu 85%. Cakupan D/S Propinsi Lampung sebesar 68,4%, dan pada wilayah

kabupaten lampung timur cakupan balita di timbang D/S menempati peringkat

ke tiga terendah dengan angka presentase 68,7% dari semua kabupaten yang

ada di Lampung (Kemenkes Lampung, 2016).

Berdasarkan data-data dan uraian diatas maka peneliti merasa tertarik

untuk melakukan penelitian tentang hubungan karaktristik dan pengetahuan ibu

yang memiliki bayi atau balita terhadap partisipai penimbangan di posyandu

Dusun 1 dan 2 Desa Bauh Gunung Sari Kecamatan Sekampung Udik

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan data di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan karaktristik dan pengetahuan

ibu yang memiliki bayi atau balita terhadap partisipasi penimbangan di


5

posyandu Dusun 1 dan 2 Desa Bauh Gunung Sari Kecamatan Sekampung Udik

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karaktristik dan pengetahuan ibu yang memiliki

bayi atau balita terhadap partisipasi penimbangan di posyandu Dusun 1 dan 2

Desa Bauh Gunung Sari Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2018.

1.3.2. Tujuan Kusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi partisipasi penimbangan oleh ibu yang

memiliki bayi atau balita di Poayandu Dusun 1 dan 2 Desa Bauh Gunung

Sari Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018.

2. Mengetahui distribusi frekuensi ibu yang memiliki bayi atau balita

berdasarkan usia ibu di Dusun 1 dan 2 Desa Buah Gunung Sari Kecamatan

Bauh Gunung Sari Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018.

3. Mengetahui distribusi frekuensi ibu yang memiliki bayi atau balita

berdasarkan tingkat pendidikan di Dusun 1 dan 2 Desa Buah Gunung Sari

Kecamatan Bauh Gunung Sari Kecamatan Bauh Gunung Sari Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2018.

4. Mengetahui distribusi frekuensi ibu yang memiliki bayi atau balita

berdasarkan tingkat pekerjaan di Dusun 1 dan 2 Desa Buah Gunung Sari


6

Kecamatan Bauh Gunun Sari Kecamatan Bauh Gunung Sari Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2018.

5. Mengetahui distribusi frekuensi ibu yang memiliki bayi atau balita

berdasarkan tingkat pengetahuan di Dusun 1 dan 2 Desa Buah Gunung Sari

Kecamatan Bauh Gunung Sari Kecamatan Bauh Gunung Sari Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2018.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Instansi Kesehatan

Sebagai Masukan bagi instansi kesehatan mengenai pentingnya

pengetahuan ibu yang memiliki bayi atau balita terhadap partisipasi

penimbangan di Posyandu dan sebagai masukan perencanaan kegiatan di

masa mendatang.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya partisipasi

penimbangan di posyandu terutama bagi ibu yang memiliki bayi atau balita.

1.4.3 Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan kesempatan

Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses pendidikan.


7

Anda mungkin juga menyukai