Pemurnian Gliserol Dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel Menggunakan Bahan Baku Minyak Goreng Bekas
Pemurnian Gliserol Dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel Menggunakan Bahan Baku Minyak Goreng Bekas
Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memisahkan gliserol dari pengotornya untuk
mendapatkan kadar yang lebih tinggi. Pemisahan gliserol dilakukan dengan penambahan asam
phospat diikuti penambahan karbón aktif untuk menarik sisa kotoran dan warna. Terakhir
digunakan rotary evaporator untuk menarik air. Gliserol yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari hasil samping pembuatan biodiesel. Minyak goreng bekas dan katalis KOH
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan biodiesel. Hasilnya menunjukkan kadar
tertinggi gliserol sebesar 76,43 % dihasilkan pada kondisi : pH 6; karbón aktif 5 % dan waktu
adsorbsi 24 jam.
Abstract
A research has been done in order to separate glyserine from its impurity to gain glycerine with
higher concentration. The separation was first done by using phosporic acid. Alter separation the
free acid and other impurities, activated carbon was added to remove the glycerine colour.
Finally, rotary evaporator was used to extract water from glycerine. Glycerine that was used in
the experiment was taken from the by product of biodiesel preparation. Waste cooking oil and
kalium hydroxyde catalyst were used as raw material of the biodiesel production. The result
show that the highest concentration of glycerine is 76,43 % obtained at neutral condition at pH
6; 5 % activated carbon and adsorption time 24 hour.
157
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
158
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
diuapkan kandungan airnya. Sampel Karena densitas senyawa ini lebih rendah
dimasukkan kedalam rotary evaporator, dari densitas senyawa murni menyebabkan
dimana sebelumnya sudah di set kondisinya densitas gliserol kotor turun.
pada tekanan vakum dan suhu 60 oC.
Produk bawah yang merupakan gliserol di Tabel 1. Perbandingan Sifat Fisik Crude Glyserol
ukur kadarnya. dengan Gliserol Murni
Pengaruh Variasi pH
Tujuan dari penambahan asam ini
adalah untuk menarik ion kalium yang
terdapat dalam gliserol kotor. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
KOH (aq) + H3 PO4 (aq) K3PO4 (s) + H2O (aq)
Gambar 1. Crude glyserol dari produk samping Selain tujuan menarik ion kalium,
pembuatan biodiesel
penambahan asam juga untuk mengubah
sabun yang terbentuk pada reaksi pembuatan
Data sifat fisik crude glyserol dapat biodiesel, menjadi asam lemak bebas
dilihat pada Tabel 1. Dari data sifat fisik (Prakoso, 2007).
tersebut, nilai densitas gliserol kotor lebih Penambahan asam phosfat 5% pada
rendah dari densitas gliserol murni. Diketahui gliserol kotor menyebabkan terbentuknya 2
bahwa densitas gliserol murni sekitar 1,2620 lapisan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.
g/ml (Groggins, 1958). Hal ini disebabkan Lapisan atas adalah asam lemak bebas,
adanya senyawa lain yang terdapat dalam lapisan bawah adalah gliserol, sisa metanol
gliserol kotor, seperti sisa metanol dan dan endapan kalium phosfat.
minyak goreng bekas yang tidak bereaksi.
159
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
160
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
turun seperti terlihat pada Tabel 3. Misalnya yang masih terdapat dalam gliserol
pada penambahan karbon aktif 7,5 %, kadar menggunakan rotary evaporator.
gliserol turun hingga 9,7 % dari kadar semula Pada kondisi optimum tersebut
15,2 %. Hal ini disebabkan karena ada didapatkan kadar gliserol adalah 16,6 %,
sebagian besar gliserol yang teradsorbsi oleh masih kecil dibandingkan dengan kadar
karbon aktif. Jumlah karbon aktif yang gliserol yang dijual dipasaran. Penambahan
optimum didapatkan pada penambahan 5 %. air pada proses adsorbsi merupakan salah
Kadar gliserol naik menjadi 16,6 %. satu penyebab kadar gliserol turun dari 32,23
% pada gliserol kotor, produk samping
Tabel 3. Kadar Gliserol pada variasi konsentrasi biodiesel. Selain itu masih adanya metanol
karbon aktif sisa atau senyawa pengotor lain yang sulit
Konsentrasi Kadar Gliserol Warna Gliserol dipisahkan dari gliserol.
karbon (%) (%) Dari proses penguapan yang sudah
0 15,2 Coklat- dilakukan didapatkan produk atas sebagian
kemerahan
2,5 6,4 Kuning-coklat
besar air dan produk bawah adalah gliserol.
kemerahan Dari analisa kadar gliserol yang dilakukan
5 16,6 Kuning-coklat didapatkan kadar gliserol meningkat tajam
bening menjadi 76,43 %. Warna produk menjadi
7,5 14,7 Kuning-coklat kuning kecoklatan seperti yang terlihat pada
10 9,7 Kuning-coklat Gambar 5.
161
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSATAKA
1. Appleby, D.B, 2005, ” Gliserol on The
Biodiesel Handbook,” AOCS Press
2. Aziz, Isalmi, 2008, ” Kinetika Reaksi
Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas
”, Jurnal Valensi, Ed. 1, 19 – 23. Prodi
Kimia FST UIN Syahid Jakarta.
3. Darnoko, D and Cheryan, M, 2000,
“Kinetics of Palm Oil Transeterification
in a Batch Reactor”, J. Am.Oil
Chem.Soc., 77, 1263-1267.
4. Groggins, P.H., 1958, “ Unit Processes
in Organic Synthesis “, 5 ed., Mcgraw
Hill Book Company, New York.
5. Prakoso, T., H. Sirait., & Bintaroe, 2007,
Pemurnian Hasil Samping Produksi
Biodiesel, Prosiding Konferensi Nasional
Pemanfaatan Hasil Samping Industri
Biodiesel dan Industri Etanol serta
Peluang Pengembangan Industri
Integratednya, Jakarta, hal 267 - 275.
6. Sholehah, Miftah, 2008, ” Pemisahan
Gliserin dari Hasil Samping Pembuatan
Biodiesel ”, Prodi Kimia FST UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
162