Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEANEKARAGAMAN MIKROBA

"STERILISASI"
Dosen Pengampu : Israwati Harahap, M,Si

Disusun oleh :

Dwi Kartika Sari (180202002)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat


serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Laporan tentang “Sterilisasi”
Walaupun masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini,namun kami
berharap agar laporan ini dapat dipergunakan dan di manfaatkan baik di dalam
kampus atau diluar kampus.

Dalam melaksanakan laporan ini banyak pihak yang terlibat dan


membantu sehingga dapat menjadi satu laporan yang dapat di baca dan
dimanfaatkan. Akhirnya kritik yang membangun dan saran sangat kami harapkan.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
para pembaca umumnya. Sekian dari kami mengucapkan banyak terima kasih.

Pekanbaru, 6 Februari 2021


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat


banyak. Penyakit-penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran
daripada si pengidap itu sendiri. Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di
sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di rumah sakit paling gampang tertular
dengan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupannya
sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang


praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan
harus dalam keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu
benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan
tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik
fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh/menghilangkan mikroorganisme.


Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme
yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme
tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant. Sterilisasi banyak
dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses
(baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk kehidupan
terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung
dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan
mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi
zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat
hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan
energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air,
sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,
hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar mediumdapat pula
ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida
(Lim, 1998).

I.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah

1. Agar pembaca mengetahui apa pengertian dari sterilisasi


2. Agar pembaca mengetahui bagaimana prinsip kerja autoklaf yaitu alat
yang digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan
3. Agar pembaca mengetahui apa saja metode dalam sterilisasi
4. Agar pembaca mengetahui apa saja macam-macam sterilisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semuaorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Hadioetomo,
1990). Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus
dalamkeadaan steril.Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak
diharapkankehadirannya, baik yang mengganggu atau mertsak media atau
mengganggukehidupan dan proses yang sedang dikerjakan.Setiap proses baik
fisika, kimiadan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan
terutamamikroorganisme disebut dengan sterilisasi (Waluyo,2005).

Lay dan Hastowo (1992) mengemukakan bahwa sterilisasi merupakan


proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup.Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung
dan tidak sempurnanya proses sterilisasi.Jika sterilisasi berlangsungsempurna,
maka spora bakteri akan dilemahkan.Sterilisasi adalah suatu prosesuntuk
membunuh semua jasad renik yang ada, sehinggajika ditumbuhkan didalam suatu
medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus
dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.

I.2 Metode Sterilisasi

Metode sterilisasi dapat dibagi menjadi dua kelompok umum yaitu fisik
(pemanasan, dengan panas lembab atau kering), penyaringan, dan radiasi) dan
kimia (perlakuan kimia) meskipun sterilisasi dapat dicapai dengan bahan kimia
tertentu, umumnya metode fisik lebih handal. Salah satu metode paling efektif
untuk mematikan mikroorganisme menggunakan suhu tinggi

I.2.1 Sterilisasi Panas Basah

Sterilisasi panas basah merupakan sterilisasi uap air panas dalam wadah
tertutup pada suhu 121˚C selama ± 15 menit. Sterilisasi panas basah menggunakn
alat yang disebut dengan autoklaf. Autoklaf memiliki suatu ruangan yang mampu
menahan tekanan di atas 1 atm. Alat-alat atau bahan yang akan disterilkan,
dimasukkan dalam ruangan. Setelah udara dalam ruangan ini digantikan oleh uap
air, maka ruangan ini ditutup rapat sehingga tekanannya akan meningkat, yang
juga akan diikuti oleh kenaikan suhunya (Dwidjoseputro, 2005). Parameter fisik
yang mengatur efisiensi proses sterilisasi panas basah adalah paparan waktu, suhu,
dan tekanan.

Prinsip Kerja Autoklaf Sebagai Alat Sterilisasi Panas Basah

Di dalam autoklaf yang mensterilkan adalah panas basah, bukan


tekanannya. Oleh karena itu, setelah air dalam tangki mendidih dan mulai
dibentuk uap air, maka uap air dialirkan ke ruang pensteril guna mendesak keluar
semua udara di dalamnya. Apabila masih ada udara yang tersisa, maka udara
tersebut akan menambah tekanan di dalam ruang pensteril yang akan mengganggu
naiknya suhu dalam ruang.

Sterilisasi panas basah merupakan sterilisasi menggunakan autoklaf


dimana proses sterilisasinya menggunakan uap air yang disertai tekanan. Prinsip
kerja autoklaf dalam sterilisasi panas basah yaitu ketika panas digunakan sebagai
agen sterilisasi, gerakan getaran setiap molekul mikroorganisme meningkat ke
tingkat yang menyebabkan pembelahan ikatan hidrogen intramolekul antara
protein. Selanjutnya, mekanisme inaktivasi oleh uap jenuh ini akan
mengakibatkan koagulasi protein mikroorganisme dan mendenaturasi DNA
sehingga menyebabkan akumulasi kerusakan permanen pada semua fungsi
metabolisme organisme. Transfer panas dari uap jenuh ke lingkungan ruang jauh
lebih efektif dan tepat untuk koagulasi dan denaturasi asam nukleat dan protein
daripada metode sterilisasi panas kering.

Secara umum ada tiga siklus dalam sterilisasi panas basah yaitu

1. fase pemanasan dimana pada fase ini suhu dinaikan hingga


mencapai suhu yang diinginkan
2. fase sterilisasi dimana pada suhu 132°C selama 2’ ,121°C selama
12’, 116°C selama 30’,
3. fase pendinginan dimana autoklaf dimatikan dan suhunya akan
turun.

Salah satu prosedur penggunaan autoklaf sebagai sterilisasi panas basah

1. Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan metode panas basah yaitu


erlenmeyer dicuci dengan bersih dan dikeringkan.
2. Lubang yang terdapat dalam erlenmeyer di tutup dengan kapas steril dan
dibungkus menggunakan kertas perkamen sebanyak 2 lapis.
3. Erlenmeyer yang telah dibungkus dimasukkan dan ditata kedalam
keranjang autoklaf.
4. Ditekan tombol ON pada autoklaf, ditunggu sampai alat siap digunakan.
5. Dibuka pintu autoklaf dengan menggeser kunci kesebelah kanan.
6. Dikontrol air yang ada di dalam chamber autoklaf, bila kurang
ditambahkan air dengan aqua DM sampai tanda batas.
7. Dimasukkan keranjang autoklaf yang berisi alat yang akan disterilkan.
8. Ditutup autoklaf dan digeser kunci kesebelah kiri.
9. Ditekan tombol start pada autoklaf yang sebelumnya telah di set waktu
dan temperaturnya yaitu 121˚ C selama 20 menit.
10. Setelah 20 menit dibuka buangan gas sampai bunyi yang ada didalam
autoklaf tidak terdengar lagi dan ditunggu sampai suhu mencapai 70˚C.
11. Setelah mencapai 70˚ C dibuka kunci autoklaf dengan menggesernya ke
kanan.
12. Lalu keranjang yang ada didalam autoklaf dikeluarkan dari chamber.
13. Alat yang telah disetrilisasi dimasukkan ke dalam box isolator steril.
14. Lalu dimasukkan ke dalam lemari penyimpanan steril.

Keuntungan Sterilisasi panas basah

 Relatif sederhana, dibandingkan dengan kebanyakan metode sterilisasi


kimia.
 Tidak ada residu atau limbah beracun.
 Membutuhkan waktu pemrosesan yang minimal. Semakin tinggi suhu,
maka
 lebih pendek waktu pemajanan pemrosesan.
 Sterilisasi uap cocok untuk bahan cair dan bahan tahan panas yang dapat
menahan kelembaban, hidrasi dan suhu tinggi.
 Uap mampu menghancurkan semua bentuk kehidupan yang layak,
termasuk prion.
 Uap umumnya merupakan pensteril yang paling diandalkan untuk
penggunaan laboratorium
 Sterilisasi uap dapat mensterilkan (menonaktifkan) cetakan kapas
Pyronema domesticatum, yang tahan terhadap EO dan radiasi, tanpa
merusak serat kapas.

Kelemahan Sterilisasi Panas basah

 Penggunannya dan pengoperasian memerlukan pelatihan khusus tentang


bagaimana penggunaan alat sterilisasi dan bagaimana menangani barang-
barang yang akan disterilkan.
 Uap harus mencapai tekanan yang sesuai agar terjadi kondensasi.
 Tidak dapat mensterilkan bahan yang harus selalu kering,
 Boiler harus dipelihara dan bisa menimbulkan korosi.
 Aditif uap antikorosif bisa beracun.
 Uap merusak alat-alat yang sensitif terhadap panas dan kelembaban bahan.
 Resterilisasi berulang akhirnya dapat menyebabkan korosi dan
menumpulkan instrumen.
 Uap tidak sepenuhnya dapat ditembus sebagai EO, iradiasi atau panas
kering, kecuali untuk memanaskan cairan volume besar, atau membasahi
permukaan yang tidak dapat diakses uap selama pemrosesan.
 Uap tidak dapat mensterilkan bahan yang kedap air atau non-hidroskopi
menjadi uap, seperti implan silikon
 Uap tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bubuk atau minyak, atau
bahan yang peka kelembaban.
 Uap tidak dapat menonaktifkan (depyrogenate) endotoksin, sedangkan
panas kering bisa.
 Bahan terserap atau higroskopis, seperti asam poliglikolat, tidak dapat
disterilisasi menggunakan uap.

I.2.2 Sterilisasi Panas Kering

Pemanasan kering sering kali digunakan untuk mensterilkan perangkat


kaca atau benda padat lainnya yang tahan panas atau mensterilkan benda yang
tidak dapat disterilkan dengan panas lembap karena bersifat menolak air
(misalnya minyak mineral, lilin, parafin, dan pelumas). Dalam keadaan kering,
struktur protein bersifat lebih stabil dan tidak mudah terdenaturasikan. Oleh sebab
itu, pemanasan suhu kering harus dinaikan jauh lebih tinggi dan dipertahankan
lebih lama dibandingkan dengan suhu pada pemanasan lembap. Panas kering
menginaktifkan mikroorganisme dengan cara mengoksidasi komponen-komponen
intrasel. Sterilisasi dengan panas-kering dilakukan di dalam oven. Hubungan
antara suhu yang digunakan dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk
sterilisasi (Lay dan Hastowo, 1982)

Sterilisasi panas kering menghasilkan kondisi yang steril, bebas pirogen,


dan bebas partikulat

Metode sterilisasi panas kering yang paling banyak digunakan adalah:

1. Menggunakan oven
2. Tunnel sterilizer

Mekanisme Sterilisasi Panas Kering

Proses sterilisasi dengan panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi


panas, dimana panas yang terbentuk akan diabsorbsi oleh permukaan luar dari alat
yang disterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu
untuk sterilisasi tercapai.

Sterilisasi panas kering digunakan untuk alat-alat dan bahan dimana steam
tidak dapat berpenetrasi secara mudah dan digunakan untuk peralatan yang terbuat
dari kaca

Kriteria bahan yang disterilisasi dengan panas kering:


 Instrumen yang rusak oleh uap
 Tidak untuk bahan dari plastik
 Bahan dari gelas, porselen, atau logam
 Bahan serbuk
 Bahan minyak
 Injeksi basis minyak

Tahapan mesin sterilisasi panas kering

1. Tahap pemanasan
Pada tahap pemanasan udara panas dihasilkan melalui mekanisme
listrik dan sirkulasi pada chamber.
2. Periode plateu (sterilisasi)
Kemudian berlanjut pada tahap plateu (sterilisasi) yang dimulai
ketika sensor mendeteksi tercapainya suhu proses sterilisasi pada chamber.
3. Tahap equilubrum
Pada saat seluruh chamber memiliki suhu yang sama maka akan
berakhir fase equilubrum.
4. Tahap pendinginan chamber.

Macam-macam Sterilisasi Panas Kering

1. Oven (hot air sterilizer)

Digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan


kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam,
udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya
listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu
ukur, batang pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat
yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk
mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi

Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang


mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes,
tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah
ditutup dengan kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk
batang pengaduk dibungkus seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan
yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak
pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca.

Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan


temperature 170-180˚ C selama 1-2 jam. Setelah pemanasan selesai oven
dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk
menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung
partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk
melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170˚C – 180˚C

2. Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam,
batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut
botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat
lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping
dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini
3. Panas membara
Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala
api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit,
jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
4. Melidah - apikan
Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai
menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut
tabung dan mulut botol.

Prosedur Kerja sterilisasi berbagai alat (cawan petri,tabung reaksi dan pipet ukur)
menggunakan sterilisasi panas kering

1 Tangkupkan cawan petri bagian bawah dan tutupnya, kemudian bungkus


dengan kertas dan susun cawan petri (5-10) buah dan diikat dengan
benang.
2 Ambil tabung reaksi yang masing-masing ditutup dengan kapas, beberapa
tabung (5-10 tabung) diikat jadi satu dan dibungkus kertas kemudian diikat
kembali.
3 Pipet ukur ujung atas diberi sedikit sumbat kapas (agak longgar)
kemudian dibungkus dengan kerats dan diikat.
4 Semua alat tersebut dimasukkan dalam oven. 5. Oven dinyalakan pada
suhu 175 derajat celcius. Lakukan selama 2 jam.
5 Setelah selesai pemanasan, semua peralatan didinginkan dan pada hari
berikutnya siap dipakai.

Kelebihan dan kekurangan sterilisasi panas kering

1. Tidak ada uap air yang menetes pada alat dan bahan yang disterilkan
2. Memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama.
3. Peralatan yang digunakan murah
4. Belum tentu dapat membunuh semua bakteri

I.2.3 Sterilisasi dengan Perlakuan Kimia

Sterilisasi kimia merupakan metode desinfeksi alat atau instrumen dengan


cara merendamnya dalam larutan desinfektan. Proses sterilisasi sangat penting
sekali dilakukan, seperti di Rumah Sakit sebagai pencegahan infeksi nosokomial.
Keberhasilan usaha tersebut akan dipengaruhi oleh kualitas, dan kuantitas
mikroorganisme yang terdapat pada bahan, alat serta lingkungan kerja (Septiari,
2012)

Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk tujuan ini ialah etilena
oksida, formaidehida, dan glutaraldehida alkalin. Bahan kimia ini digunakan pada
suhu kamar, lamanya perlakuan berkisar antara 2 -18 jam, bergantung pada bahan
kimia yang digunakan. Zat kimia yang umum digunakan ialah alcohol 70% atau
formalin 4%.

Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

a. Alkohol ; Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi


b. Halogen : Mengoksidasi protein kuman
c. Yodium : Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit dan efektif terhadap
berbagai protozoa
d. Klorin : Memiliki warna khas dan bau tajam dan desinfeksi ruangan,
permukaan serta alat non bedah
e. Fenol : Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel
menurunkan tegangan permukaan, standar pembanding untuk
menentukan aktivitas suatu desinfektan, Peroksida (H2O2), efektif,
molekulnya tidak stabil, dan ensterilkan bahan yang terbuat dari plastic.

Contoh prosedur kerja melakukan sterilisasi kimia menggunakan klorin

1. Meletakkan peralatan yang sudah dicuci dalam keadaan kering.


2. Seluruh alat direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 20 menit.
3. Membilas alat dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering,
kemudian simpan di tempat DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi).
4. Setelah kering, pindahkan ke wadah DTT dan tutup rapat

Hal-hal yang Mempengaruhi Sterilisasi Kimia

Adapun hal-hal yang mempengaruhi sterilisasi kimia adalah kelembaban,


konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan.
Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam
bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas pertama atau
kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan pengemas.

Kelebihan dan kekurangan sterilisasi menggunakan bahan kimia

1. Kapasitas penetrasi yang tinggi.


2. Tidak merusak bahan yang rentan panas seperti bahan Karet dan
handpiece.
3. Membutuhkan waktu yang lama.
4. Bertahan dalam cairan dan bahan karet untuk waktu yang lama.
5. Dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

2.2.4 Sterilisasi Penyaringan (Filtrasi)


Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan cara menyaring bahan yang
akan diterilkan. Cara ini digunakan bagi bahan-bahan cair yang tidak tahan panas,
misalnya serum darah, vaksin, toksin atau medium yang mengandung zat tidak
tahan terhadap pemanasan. Disamping itu cara ini digunakan pula bagi bahan-
bahan yang mengandung zat-zat yang tidak stabil, misalnya larutan garam
fisiologis, natrium bikarbonat dan lain-lain. (Hadioetomo, R.S. 1985)

Prinsip sterilisasi secara mekanik (filtrasi) yaitu menyaring suatu cairan


non steril dengan kertas membran sehingga cairan yang melewatinya akan
terbebas dari mikroorganisme (steril). Pada umumnya bahan yang disterilkan
melalui cara ini adalah bahan yang mengandung senyawa tidak tahan suhu tinggi
atau tekanan tinggi seperti serum darah, antibiotik, glukosa dll.

Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara.

1 Non-disposable filtration apparatus


a. Disedot dengan pompa vakum
b. Volume 20-1.000 ml
2 Disposable filter cup unit
a. Disedot dengan pompa vakum
b. Volume 15-1.000 ml
3 Disposable filtration unit dengan botol penyimpan
a. Disedot dengan pompa vakum
b. Volume 15-1.000 ml
4 Syringe filters
a. Ditekan seperti jarum suntik
b. Volume 1-20 ml
5 Spin filters
a. Ditekan dengan gaya setrifugasi
b. Volume kurang dari 1 ml

Kelebihan dan kekurangan sterilisasi penyaringan

1. Kecepatan pada penyaringan sejumlah kecil larutan


2. Efektif untuk mensterilkan materi-materi yang tidak tahan panas -
Penggunaan penyaring tertentu
3. Peralatan yang digunakan murah
4. mempunyai kecenderungan meng
5. absorbsi beberapa senyawa aktif tertentu selama proses penyaringan
6. Kemungkinan kerusakan bentuk penyaring sehingga kesterilan hasil yang
di peroleh tidak pasti
7. Tidak dapat menyaring virus
8. Hanya sekali paka

2.2.5 Sterilisasi Radiasi

Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak


digunakan adalah radiasi sinar ultra violet, radiasi sinar gamma atau sinar dan
sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung ultraviolet, sehingga secara
langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi, hal ini telah lama diketahui
banyak orang. Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakankatoda
panas(emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda b ertekanan rendah diisi dengan
uap air raksa, panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses ini biasanya
dalam orde 2.500 s/d 2600 angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang
dijalan-jalan sesungguhnya banyk yang mengandung sina ultraviolet yang
dihasilkan itu diserap banyak oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam
proses sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet. (Volk dan Wheeler,
1988)

Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2, yaitu radiasi elektromagnetik (EM)


dan radiasi pengion. Radiasi elektromagnetik adalah sterilisasi menggunakan sinar
ultra violet (UV). Sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekpresi
DNA tidak terjadi. Keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada
permukaan, tidak bisa menembus bahan padat. Sedanggkan radiasi pengion adalah
metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma untuk merusak DNA
mikroorganisme, kelebihannya bisa menembus zat padat.
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung
mengenai DNA dari inti sel se hingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan
untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada
dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x,
sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).

Keuntungan Sterilisasi Radiasi


Keuntungan menggunakan sterilisasi radiasi dibandingkan dengan
sterilisasi lainnya adalah :
a. Sterilisasi radiasi tidak menimbulkan kenaikan suhu yang berarti.
b. Waktu radiasi ,erupakan satu-satunya variabel yang dikontrol, sehingga
proses meradiasi dapat dikontrol secara tepat.
c. Dapat menembus ke dalam seluruh bagian produk dan dalam kemasan
akhir.
d. Tidak memerlukan tempat terpisah/karantina setelah produk diradiasi.
e. Proses sterilisasi cepat (hanya dalam hitungan menit) untuk penggunaan
berkas elektron.
f. Tidak meninggalkan residu.
Kelemahan sterilisasi dengan penyinaran

a. Biaya tinggi
b. Operator harus dilindungi
c. Tidak untuk semua bahan obat karena kemungkinan terjadi perubahan atau
penurunan kualitas

Cara mensterilisasi alat makan dengan mesin sinar ultraviolet

a. Jika ingin mensterilkan perlengkapan makan dan minum, maka cucilah


dahulu seluruhnya dengan sabun dan air.
b. Lalu kibaskan perlengkapan tersebut agar hanya tersisa titik air.
c. Masukkan ke dalam sterilizer dengan posisi menghadap ke atas.
d. Biasanya UV Sterilizer terdiri dari beberapa tombol seperti Auto
(otomatis), Dry (proses pengeringan), UV, dan Storage (tempat
penyimpanan).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan


semuaorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Mekanisme
sterilisasi yang paling umum digunakan di laboratorium ialah pemanasan (dengan
panas basah da panas kering), perlakuan kimia, penyaringan, dan radiasi.

Sterilisasi panas basah merupakan sterilisasi uap air panas dalam wadah
tertutup pada suhu 121˚C selama ± 15 menit. Sterilisasi panas basah menggunakn
alat yang disebut dengan autoklaf.

Sterilisasi Panas Kering yaitu mensterilkan alat menggunakan heater/oven


dengan panas yang tinggi, misalnya alat dari logam yang tajam, alat dari kaca
yang tahan terhadap panas.

Sterilisasi kimia merupakan metode desinfeksi alat atau instrumen dengan


cara merendamnya dalam larutan desinfektan. Sterilisasi secara mekanik
dilakukan dengan cara menyaring bahan yang akan diterilkan. Cara ini digunakan
bagi bahan-bahan cair yang tidak tahan panas, misalnya serum darah, vaksin,
toksin atau medium yang mengandung zat tidak tahan terhadap pemanasan.

Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2, yaitu radiasi elektromagnetik (EM)


dan radiasi pengion. Radiasi elektromagnetik adalah sterilisasi menggunakan sinar
ultra violet (UV). Sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekpresi
DNA tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino, James G., Sherman, Natalie. 2013. Manual Laboratorium Biologi.

Jakarta: EGC.

Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. 214 hal

Lay, B. W. dan Hastowo. 1982.Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta.

Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book. New york.

Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT.Gramedia.


Jakarta.

Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga.
Jakarta

Waluyo, L.2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi.UMM Press

Anda mungkin juga menyukai