Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jual beli merupaka aktivitas sehari-hari yang tidak pernah lepas dari

kehidupan manusia. Dewasaini era globalisasi mengalami perkembangan yang

pesat yang menyebabkan banyaknya permintaan dan penawaran akan

kebutuhan hidup manusia baik kebutuhan primer maupun sekunder yang tiap

harinya selalu bertabah. Kemampuan masyarakat yang berbeda-beda dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, membutuhkan sebuah lembaga keuangan

yang bisa membantu untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidup

dengan memberikan pembiayaan. Perbankan syariah merupakan suatu

lembaga keuagan yang memberikan jasa pembiayaan yang mengunakan

prinsip syariah yang telah di tentukan dalam islam, dan prmbiayaan tersebut

di berikan terhadap masyarakat yang membutuhkan.

Perkembangan usaha lembaga keuangan syariah akhir-akhir ini

mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini terbukti dengan

banyaknya lembaga keuangan syariah yang muncul di berbagai daerah baik di

perkotaan maupun di pedesaan. Salah satu LKS yang tersebar di beberapa

negara berbasis Islam adalah bank syariah. Menurut Wahbah Az Zuhaili bank

syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang melakukan penghimpunan

dana nasabah dan menginventasikannya untuk mereka, serta bertujuan


2

membangkitkan kembali masyarakat muslim dan merealisasikan hubungan

kerjasama Islami berdasarkan konsep syariah Islam.1

Selain bank syariah, LKS yang banyak tersebar di negara Islam

khususnya di Indonesia adalah koperasi syariah yang diantaranya Baitul Maal

Wa Tamwil (BMT), yang salah satunya yaitu BMT As-Syafa’ah Kotagajah.

BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul
maal (bait artinya rumah, maal artinya harta) menerima dana titipan
zakat, infak dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai
dengan peraturan dan amanah. Sedangkan baitut tamwil (bait artinya
rumah, at-tamwil artinya pengembangan harta) melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi mikro.2

Kegiatan penyaluran dananya berupa pembiayaan, yaitu pembiayaan

dengan prinsip jual beli yang menggunakan akad Murabahah ditujukan untuk

memiliki barang yang menggunakan prinsip sewa menggunakan akad Ijarah

ditujukan untuk mendapatkan jasa, sedangkan prinsip bagi hasil yang

menggunakan akad Mudharabah untuk usaha kerja sama yang ditujukan

untuk mendapatkan barang dan jasa sekaligus.

Berdasarkan informasi yang di dapat oleh peneliti di KSPS BMT As-

Syafa’ah Kotagajah, pembiayaan yang paling banyak disalurkan adalah

pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah, hal ini dikarenakan akad

murabahah merupakan akad yang paling mudah diaplikasikan.

1
Wahbah Az Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), Jilid. 5,
Cet. Ke-1, 350-351.
2
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal wa Tamwil,(Bandung: CV Pustaka
Setia,2013), Cet. Ke-1, 23.
3

Secara bahasa, murabahah berasal dari kata ribh yang bermakna

tumbuh dan berkembang dalam perniagaan.3 Secara teori murabahah adalah

pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal dengan

pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa

harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan

keutungan atau laba bagi shahib al-mal dan pengembaliannya dilakukan

dengan secara tunai atau angsuran.4

Dasar hukum yang bisa digunakan untuk menunjukkan kebolehan

dalam melakukan transaksi murabahah adalah firman Allah SWT dalam surat

An Nisaayat29:




Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman!Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),
kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka
samasuka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu”.5

Murabahah yang berkembang di Lembaga Keuangan Syariah BMT

merupakan produk pembiayaan dimana pihak lembaga sebagai mediasi antara

pihak yang berkepentingan yaitu nasabah dan pemasok, maksudnya dalam hal

ini adalah apabila nasabah menginginkan memiliki atau membeli sesuatu

barang dari pemasoksementara nasabah belum memiliki dana yang cukup

untuk dapat membelinya, maka lembaga memberi bantuan berupa pembiayaan

3
Ismail Nawawi,Fikih Muamalah klasik dan kontemporer,(Bogor: Ghalia Indonesia,
2012),, 91.
4
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah,
(Jakarta:Kencana. 2009), Ed. Revisi, Cet. Ke-1,15.
5
QS. An-Nisa; 29
4

dengan cara membeli barang yang diinginkan oleh nasabah terlebih dahulu

dari pemasok, kemudian pihak BMT menjual kembali barang tersebut kepada

nasabah baik secara tunai maupun angsuran dengan menambahkan

keuntungan bagi pihak BMT yang telah disepakati sebelumnya oleh nasabah

dan pihak BMT.

Keunggulan dari pembiayaan murabahah adalah bahwa nasabah dapat

membeli sesuatu barang sesuai dengan keinginan dan kemampuan

ekonominya, selain itu pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sehingga

tidak memberatkan nasabah, keunggulan lain dari produk murabahah adalah

produk ini tidak mengenal riba atau sistem bunga hal ini karena keterbukaan

antara BMT dan nasabah ketika nasabah memesan barang kemudian

BMTmembeli barang dari pemasok sesuai yang dikehendaki nasabah, harga

yang ditentukan pemasokdiketahui nasabah serta keuntungan yang di ambil

oleh pihak BMT merupan kesepakatan antara nasabah dan BMT, jadi dalam

hal ini tidak terjadi unsur saling mendzalimi.

Rukun jual belimenurut mayoritas ahli fiqih berpendapat bahwa ada

empat rukun yaitu penjual, pembeli, pernyataan kata (ijab-qabul), dan barang.6

Jika keempat hal tersebut terpenuhi dengan sempurna maka jual beli dianggap

memenuhi rukunnya.

Akad transaksi murabahah khususnya di KSPS BMT As-Syafa’ah

Kotagajah, dalam praktiknya belum sepenuhnya menggunakan konsep jual

beli murabahah yang utuh. Saat pembiayaan murabahah ini, barang yang

menjadi objek dalam jual beli tersebut dibeli oleh nasabah sendiri melaluai
6
Wahbah Az Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu,28-29.
5

akad wakalah. Wakalah adalah akad pemberi kuasa (muwakil) kepada

penerima kuasa (wakil) untuk melakanakan suatu tugas (tawkil) atas nama

pemberikuasa.7

Dalam hal ini pihak BMT menunjuk nasabah sebagai wakil untuk

membeli barang yang dibiayai oleh BMT. Kemudian setelah barang dibeli

oleh wakil, barang tersebut tidak benar-benar dikembalikan kepada muwakkil

(pihak BMT) selain hanya menyerahkan nota pembayarannya. Sehingga

ketika akad transaksi murabahah dilakukan keberadaan barang tidak di tempat

transaksi kecuali hanya nota pembayaran barang.

Keberadaan obyek memiliki kedudukan yang penting dalam akad jual

beli. Wahbah Az Zuhaili mensyaratkan obyek akad harus ada sehingga tidak

sah menjual barang yang tidak ada, harta yang di akadkan harus mempunyai

nilai maksudnya harta yang di sukai oleh tabiat manusia, hendaknya barang itu

dimiliki oleh penjual, dan hendaknya barang itu bisa diserahkan saat transaksi

dilaksanakan.8

Melihat praktik pelaksanaan akad murabahah di KSPS BMT As-

Syafa’ah Kotagajah, nampak dalam pelaksananan akad murabahah tidak

menyebutkan secara jelas jenis dan klasifikasi obyek akad yang di maksud, hal

ini berbeda dengan syarat-syarat obyek akad di atas, ketidak jelasan obyek ini

pun dapat menimbulkan kerancuan.

Ketidak jelasan yang terdapat pada akad murabahah akan menjadi

rancu jika terjadi wanprestasi pada akad tersebut, sehingga penyelesaian

7
Ismail Nawawi,Fikih Muamalah klasik dan kontemporer, 211.
8
Wahbah Az Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 36-37.
6

sengketanya akan lebih sulit diselesaikan. Oleh sebab itu penulis memilih

mengunakan pendapat Wahbah Az-Zuhaili, karena dalam pendapat Wahbah

Az-Zuhaili terdapat ketentuan tentang penerapan akad wakalah dalam

pembiayaan murabahah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengadakan penelitian

dengan mengangkat judul “Implementasi Wakalah Dalam Pembiayaan

Murabahah Dalam Perspektif Wahbah Az-Zuhaili Di BMT As-Syafa’ah

Kotagajah”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka

pertanyaan yang diajukan untuk di telaah lebih lanjut adalah:

1. Bagaimana impelementasi akad wakalah dalam Pembiayaan murabahah di

BMT As-Syafa’ah Kotagajah?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian adalah Untuk mengetahui penggunaan dua akad

dalam satu transaksi yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan

impelementasi akad wakalah dalam Pembiayaan murabahah dalam

prespektif wahabah azzuihaili yang di terapkan di BMT As-Syafa’ah

Kotagajah.
7

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna

serta bermanfaat sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

1) Di jadian Referensi lebih lanjut oleh peneliti selanjutnya

pada Perbankan Syariah tentang wakalah dalam

pembiayaan murabahah dalam perspektif Wahbah Az-

Zuhailikhususnya di BMT As-Syafa’ahKotagajah.

2) Menambah pengetahuan serta wawasan bagi yang

membacanya tentang wakalah dalam pembiayaan

murabahah pada lembaga keuangan Syariah khususnya di

BMT As-Syafa’ah Kotagajah.

b. Secara praktis

Manfaat atau Kontribusi dari Penelitian ini secara praktis

adalah diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi dan

saran bagi praktisi perbankan dan perbankan Syariah mengenai

wakalah dalam pembiayaan murabahah dalam perspektif Wahbah

Az-Zuhaili. Serta penelitian ini untuk memenuhi syarat guna

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E).

D. Penelitian Relevan (Prior Research)


8

Penelitian relevan adalah penelitian karya orang lain yang secara

substantif ada kaitannya dengan tema atau topik penelitian yang akan

dilakukan oleh seorang peneliti. 9 Mengenai penelitian yang dilakukan

peneliti yang membahas tentang Implementasi Wakalah Dalam

Pembiayaan Murabahah Dalam Perspektif Wahbah Az-Zuhaili Di BMT

As-Syafa’ah Kotagajah, berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan

beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian antara lain :

1. Penelitian skripsi dari Lilis Fatimah NPM 13103324 Program studi

Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Tahun 2018 yang berjudul

“Implementasi Wakalah Dalam Pembiayaan Murabahah Di BMT

Artha Berkah Ansoruna Mataram Baru Lampung Timur Tahun 2018.”

Tujuan yang diharapkan dari pelaksaannya penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui Implementasi Wakalah Dalam Pembiayaan

Murabahah Di BMT Artha Berkah Ansoruna10. Perbedaan penelitian

yang dilakukan oleh Lilis Fatimah dengan yang akan peneliti lakukan

terletak pada tujuan penelitian, penelitian yang dilakukan peneliti

memiliki tujuan untuk mengetahui penggunaan dua akad dalam satu

transaksi yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan

impelementasi akad wakalah dalam Pembiayaan murabahah dalam

9
Pedoman Penulisan Skripsi, Institut Agama Islam Negri Metro, 2018,30
10
Lilis Fatimah, skripsi, Implementasi Wakalah Dalam Pembiayaan Murabahah Di BMT
Artha Berkah Ansoruna Mataram Baru Lampung Timur, (Program studi Jurusan Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Tahun
2018),9
9

prespektif wahabah azzuihaili yang di terapkan di BMT As-Syafa’ah

Kotagajah. Penelitian tersebut memiliki persamaan dalam pembahasan

mengenai impelementasi wakalah dan murobahah

2. Penelitian skripsi dari Annisa Dwi Antarai NPM.1502080081 Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negri Metro (IAIN)

Metro tahun 2008, dengan judul “Impelementasi Wakalah Dalam

Pembiayaan Murobahah Pada PT.BPRS Aman Syariah Kecamatan

Sekampung.

Tujuan dari yang inggin di capai peneliti yaitu untuk mengetahui

impelementasi akad wakalah dalam pembiayaan murobahah di

PT.BPRS Aman Syariah Kecamatan Sekampung.11 Berdasarkan

masalah diatas perbedaan penelitian yang dilakukan Annisa Dwi

Antarai dengan yang akan peneliti lakukan terletak pada tujuan

penelitiannya, penelitian yang dulakukan peneliti bertujuan untuk

mengetahui masalah impelementasian dua akad antara wakalah dan

pembiayaan murobahah dalam prespektif wahabah azzuihaili yang di

terapkan di BMT As-Syafa’ah Kotagajah. Penelitian tersebut memiliki

persamaan tentang impelementasi akad wakalah dan pembiayaan

murobahah.

3. `Penelitian skripsi dari Sya’diyah NIM.1415203191 Fakultas Syariah

dan Ekonomi Islam, Institut Agama Islam Negri (IAIN) Syeh Nurjati

11
Annisa Dwi Antarai, Impelementasi Wakalah Dalam Pembiayaan Murobahah Pada
PT.BPRS Aman Syariah Kecamatan Sekampung, (Metro: IAIN Metro,2008)
10

Cirebon Tahun 2009, dengan judul, “Impelementasi Akad Murobahah

Bil Wakalah Di BRI Syariah KCP Plered Prespektif Fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana

pengaplikasian murobahah bil wakalah dan di BRI Syariah KCP

Plered dalam prespektif Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia.12 Perbedanan penelitian yang di lakukan oleh Sya’diyah

dengan yang akan peneliti lakukan terletak pada tujuan penelitianya,

penelitian yang akan dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui

penggunaan dua akad dalam satu transaksi dan impelementasi akad

wakalah terhadap Pembiayaan murabahah dalam prespektif wahabah

azzuhaili yang di terapkan pada BMT As-Syafa’ah Kotagajah.

Berdasarkan penelitian relevan diatas, dapat diketahui bahwa hasi

penelitian yang di lakukan oleh peneliti mempunyai kajian yang

sedikit berbeda dengan yang lainnya, namun terdapat juga kesamaan

pada tema-tema tertentu, fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti

lebih diprioritaskan pada pengunaan dua akad dalam satu transaksi

yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan impelementasi

wakalah terhadap pembiayaan murobahah dalam prespektif wahabah

azzuhaili yang di terapkan di BMT As-Syafa’ah Kotagajah. Tujuan

dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui penggunaan dua akad

dalam satu transaksi dan impelementasi akad wakalah dalam


12
Sya’diyah, Impelementasi Akad Murobahah Bil Wakalah Di BRI Syariah KCP Plered
Prespektif Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, (Cirbon: IAIN Syeh Nurjati
Cirebon, 2009)
11

Pembiayaan murabahah yang di terapkan pada BMT As-Syafa’ah

Kotagajah.

KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
Jl. Ki. Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung34111

Telp. (0725) 41507, Fax (0725) 47296,

Email:iainmetro@metrouniv.ac.idWebsite: www.metrouniv.ac.id
12

FORMULIR KONSULTASI BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI


Nama Mahasiswa : Saiful Arifin Jurusan/Prodi : FEBI (Fakultas EkonomidanBisnis
Islam)/S1 PerbankanSyariah
NPM : 1602100186 Semester/TA : VIII/2020

Tanda
NO Hari/Tgl Hal Yang Dibicarakan Tangan
Dosen
1 20 Juli 2020 Pada lBM dari umum ke khusus tentang teori
wahabah azzuhaili, dan pada bagian mana yang
menunjukkan atau sesuai dengan permasalahan
yang di kaji

02 oktober Kata sambung tidak boleh diawal kalimat


2020 Rumusan masalah cukup satu pertanyaan dari
permasalahan dalam judul

Pertanyaan dalam rumusan masalah sesuaikan


dengan judul

Pada penelitian relevan tulis perbedaannya


penelitian sebelumnya dengan penelitian anda
sendiri. dilihat dari tujuannya.

Penelitian relevan diperbaiki


Penulisannya dalam hal perbedaan di tujuan

Dosen Pembimbing II, Mahasiswa Ybs,

ReonikaPuspitasari, M.E.Sy Saiful Arifin


NIP. 1992202212018012001 NPM. 1602100186

Anda mungkin juga menyukai