TERPENOID
OLEH
NURUL AIN
( 15.231.008 )
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
3. Semua pihak yang ikut serta membantu dan memberi semangat selama
Semoga amal baik yang bapak/ibu dan teman-teman berikan diterima dan
dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah Ta’ala. Namun, penulis
menyadari bahwa karya ini tidak terlepas dari kekurangan yang diakibatkan oleh
keterbatasaan ilmu dan pengetahuan penulis. Maka dari itu, dengan segenap
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
2
Mataram, Agustus 2021
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................6
A. Kajian Teori.......................................................................................................10
B. Penelitian Relevan.............................................................................................13
C. Kerangka berpikir..............................................................................................21
A. Model Pengembangan.......................................................................................22
C. Jenis Data..........................................................................................................24
4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
siswa.................................................................................................................28
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
3.1 Paradigma Sederhana Rancangan Penelitian Korelasional X, Y:......................23
4.1 Deskripsi Sebaran Keterampilan Proses Sains..................................................26
4.2 Deskripsi Sebaran Pemahaman Konsep Siswa.................................................27
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halamaman
8
BAB I
PENDAHULUAN
handal apabila dapat bertindak sebagai penggerak utama dalam melestarikan dan
menciptakan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup
dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja.. Kimia bahan alam merupakan salah
satu mata kuliah wajib yang ditempuh di semester VI oleh mahasiswa program
studi pendidikan kimia. Mata kuliah kimia bahan alam mempelajari senyawa
Alam, 2018). Senyawa metabolit sekuder dapat diperoleh dari berbagai jenis
9
banyak manfaat, salah satunya dijadikan sebagai obat tradisional dari generasi ke
yang ada di Kabupaten Bima sebagai hasil alam yang berguna bagi kesejahteraan
kebijakan yang telah dipatuhi sebagai tradisi dan hukum adat yang diwariskan
Tenggara Barat memiliki banyak sekali kearifan lokal. Kearifan lokal tersebut
tidak hanya yang berfokus pada budaya dan tradisi namun juga aspek kesehatan,
kedinginan, untuk ibu-ibu hamil yang selesai melahirkan dan ibu-ibu menyusui,
10
yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut: self instruction, self contained,
stand alone, adaptive dan user friendly. Dengan penggunaan modul sebagai
2. Bagaimana kelayakan modul kimia kimia bahan alam berbasis kearifan lokal
3. Bagaimana respon peserta didik terhadap modul kimia bahan alam berbasis
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap modul kimia bahan alam
terpenoid?
11
3.1 Manfaat Penelitian
peserta didik agar dapat belajar secara mandiri dan dapat memotivasi
kompetensi.
ajar yang menarik dan menambah wawasan mengenai bahan ajar berbasis
bahan ajar yang layak dan menarik bagi peserta didik dan menambah
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan
untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi yang lebih
sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik. Pengembangan disini
artinya diarahkan pada suatu program yang telah atau sedang dilaksanakan menjadi
program yang lebih baik. Hal ini seiring dengan pendapat yang dikemukakan oleh
program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau kelompok, dan disesuaiakan
dengan perkembangan dan perubahan lingkungan belajar warga belajar. Ada beberapa
merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al
adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis, kebudayaan, dan
ingin dicapai. Standar diambil dari Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan.
memilih strategi, teknologi, media dan materi pembelajaran yang sesuai. Strategi
pembelajaran harus dipilih apakah yang berpusat pada siswa atau berpusat pada
guru sekaligus menentukan metode yang akan digunakan. Yang perlu digaris
bawahi dalam point ini adalah bahwa tidak ada satu metode yang paling baik dari
metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat
diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas sebelum memilih teknologi
kekurangannya. Jangan sampai media yang kita gunakan menjadi bumerang atau
14
Ketika kita telah memilih strategi, teknologi dan media yang akan
Langkah ini melibatkan tiga pilihan: (1) memilih materi yang sudah tersedia dan
siap pakai, (2) mengubah/ modifikasi materi yang ada, atau (3) merancang materi
menggunakan teknologi, media dan materi. Untuk melakukan tahap ini ikuti
pembelajaran kita.
maksimal.
15
Tahap kelima adalah mengaktifkan partisipasi pembelajar. Belajar tidak
cukup hanya mengetahui, tetapi harus bisa merasakan dan melaksanakan serta
dan materi alangkah baiknya kalau ada sentuhan psikologisnya, karena akan
seberapa jauh teknologi, media dan materi yang kita pilih/gunakan dapat
mencapai tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi akan
diperoleh kesimpulan: apakah teknologi, media dan materi yang kita pilih sudah
Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah
pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu
a) Analysis (analisa)
analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan
(task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
b) Design (desain/perancangan)
Yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama, merumuskan tujuan
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan
semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama
c) Development (pengembangan)
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain
substansi program.
d) Implementation (implementasi/eksekusi)
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
pembelajaran ADDIE.
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena
dalam sebuah diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah
rencana pembelajaran;
menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey. Model pengembangan
ini ada kemiripan dengan model Kemp, tetapi ditambah komponen melaksanakan
analisis pembelajaran, terdapat tahap yang akan dilewati pada proses pengembangan
dan perencanaan tersebut. Dari model di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Identifikasi tujuan
19
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar
langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik atau
Analisis paralel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan
awal pebelajar kemudian dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
pembelajaran.
selanjutnya.
dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk
warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk
i) Revisi pengajaran.
dari evaluasi formatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dianalisis
dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini
pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini
Model Hannafin dan Peck adalah model desainp embelajaran yang terdiri
dari pada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, fase pengembangan dan
pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini lebih berorientasi produk,
22
pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan
b) Fasa kedua, adalah fase desain, informasi dari fase analisis dipindahkan ke
media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini adalah
sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram
alir yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Untuk menilai
proses pengujian dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase
secara berkesinambungan.
rancangan sistem dengan sasaran guru yang bekerja sebagai perancang atau desainer
meliputi guru, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media, dan
kendala-kendala).
k) Evaluasi sumatif
l) Pelaksanaanoperasional
awal sampai akhir. Kegiatan seperti ini cocok untuk diterapkan pada suatu program
pendidikan yang relatif baru. Di Indonesia prosedur tersebut mencakup mulai dari
simposium dan pengembangan kurikulum yang dilakukan mulai dari tingkat sekolah
dalam penelitian. Borg & Gall dalam model penelitian yang dikembangkan
tahap awal, dilakukan pada 1-3 sekolah menggunakan 6-12 subjek ahli.
terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran dari hasil uji coba
lapangan awal.
uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 5-15 sekolah, dengan 30-300
25
subjek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar pebelajar dilakukan sebelum dan
berdasarkan hasil dari uji lapangan. Hasil uji yang diperoleh dapat dijadikan
professional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal atau dalam
bentuk buku atau handbook. Sementara itu, produk dari penelitian yang telah
26
perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar
menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan
kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya.
Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran
pengguna model. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk. Setelah produk
pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul atau
buku ajar tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan
peserta didik yang akan menggunakan modul atau buku ajar tersebut. Hasil
pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul atau buku ajar
efektivitas modul atau buku ajar tersebut dalam meningkatkan hasil belajar,
pembelajaran, pakar bidang studi pada mata pelajaran yang sama, pakar
Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi
28
Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai situasi nyata yang
akan dihadapi.
model. Apabila hasil belajar kelompok pengguna model lebih bagus dari
dinyatakan efektif.
diffusion and adoption. Pada tahap validation testing, produk yang sudah direvisi
hasil pencapaian tujuan. Tujuan yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan
dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada
kelas mereka.
dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas
memperoleh respons, umpan balik terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.
Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik maka baru dilakukan
pencetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran supaya bahan ajar itu
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dapat mendukung proses pembelajaran
sebagai penyalur pesan yang bisa disebut dengan istilah visual verbal. Russel (dalam
Sungkono, 2003) menjelaskan bahwa modul merupakan suatu paket belajar yang
berkenaan dengan suatu unit bahan pelajaran. Dengan menggunakan modul peserta
belajar dapat menyelesaikan bahan belajarnya secara mandiri atau individual. Dengan
menggunakan modul, peserta belajar dapat mengukur dan mengontrol kemampuan serta
intensitas belajarnya. Modul dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Lama
terdiri atas su atu unit rangkaian kegiatan yang disusun membantu mahasiswa mencapai
sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas, (Nasution, 2003). Pendapat
lain mengatakan bahwa Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematik
berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil
dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu, (Purwanto
dkk, 2007).
Sudjana dan Rifai (2002) makna modul menurut istilah asalnya, adalah alat ukur
yang lengkap, merupakan unit yang berfungsi secara mandiri, terpisah tetapi juga dapat
berfungsi sebagai kesatuan dari seluruh unit lainnya. Modul merupakan jenis kesatuan
kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para mahasiswa secara
paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan
belajar, bahan ajar, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem
evaluasinya.
mahasiswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar maka akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan mahasiswa yang
lainnya. Oleh sebab itu, modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan
dicapai oleh mahasiswa, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dan
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, pada dasarnya modul adalah sebuah
bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh mahasiswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar dapat
membantu mereka dalam belajar secara mandiri dengan bantuan atau tanpa bimbingan
31
yang minimal dari pendidik. Dengan demikian mengisyaratkan bahwa dalam
penyusunan modul memiliki arti penting bagi kegiatan pembelajaran. Arti penting ini
diantaranya adalah fungsi, tujuan, dan kegunaan modul bagi kegiatan pembelajaran,
(Prastowo, 2014).
Fungsi modul menurut Prastowo (2015: 107-108) dapat dijelaskan sebagai berikut :
2. Pengganti fungsi pendidik. Dalam hal ini, modul dapat menggantikan guru untuk
4. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa. Hal ini karena modul berisi mengenai
berikut:
1. Supaya mahasiswa dapat belajar mandiri baik dengan bimbingan guru maupun
2. Supaya peran guru tidak terlalu dominan dan otoriter dalam pembelajaran.
tingkat belajar yang cepat akan dapat menyelesaikan modul dengan cepat,
32
sedangkan mahasiswa yang tingkat belajarnya lambat diharapkan untuk dapat
Menurut Prastowo (2015: 112-113) modul paling tidak memiliki tujuh unsur
kerja, dan evaluasi. Selain itu, ada pendapat lain dari Surahman (Prastowo, 2015: 113-
3. Materi modul. Bagian ini berisi materi secara rinci yang akan diberikan.
mahasiswa.
Prosedur penulisan modul menurut Depdiknas (2008: 12-16) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
dikembangkan.
33
d) Menentukan judul modul sesuai materi.
2. Penyusunan Draft
kesatuan yang utuh dan sistematis. Proses ini dapat dilaksanakan melalui langkah
sebagai berikut :
a) Judul modul
3. Uji Coba
34
Uji coba draft modul merupakan penggunaan modul pada mahasiswa
dalam jumlah terbatas. Hal ini untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat
coba.
d) Menginformasikan kepada peserta tentang tujuan uji coba dan kegiatan yang
Dalam uji coba, terdapat dua jenis yaitu uji coba dalam kelompok
kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada 2-4
4. Validasi
ataupun praktisi sesuai bidang yang terkait dalam modul. Validasi dapat
dimintakan dari beberapa pihak seperti ahli materi, ahli bahasa, dan ahli metode.
d) Mengumpulkan kembali draft modul dan instrumen yang telah diisi validator.
35
e) Memproses dan menyimpulkan hasil masukan dari para validator.
5. Revisi
masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. Proses ini bertujuan untuk
c) Penggunaan bahasa
Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri (Wibowo, 2015).
masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergesaran nilai-nilai. Kearifan lokal adalah salah
satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai
strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing
sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan
setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat local genious (Fajarini, 2014).
36
Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga kebudayaannya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013) Kearifan lokal diartikan sebagai
pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud
aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan bahwa kearifan lokal merupakan adat
dan kebiasan yang telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun
temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat
hukum adat tertentu di daerah tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan
bahwa local wisdom (kearifan lokal) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat
local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti
cara orang bersikap dan bertindak dalam menanggapi perubahan dalam lingkungan fisik
dan budaya. Suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan
berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian
dari hidup dan sifatnya biasa-biasa saja). Kearifan lokal atau local wisdom dapat
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
menjelaskan bahwa kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu
masyarakat, yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertingkah laku
beragaman dalam wujud praktik sosial yang dilandasi suatu kearifan dari budaya.
Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya (nilai, norma,
etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus). Nilai-nilai
luhur terkait kearifan lokal meliputi Cinta kepada Tuhan, alam semester beserta isinya,
Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, Jujur, Hormat dan santun, Kasih sayang dan
peduli, Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, Keadilan dan
kepemimpinan, Baik dan rendah hati, Toleransi, cinta damai, dan persatuan.
merupakan tata aturan tak tertulis yang menjadi acuan masyarakat yang meliputi seluruh
aspek kehidupan, berupa Tata aturan yang menyangkut hubungan antar sesama manusia,
misalnya dalam interaksi sosial baik antar individu maupun kelompok, yang berkaitan
dengan hirarkhi dalam kepemerintahan dan adat, aturan perkawinan antar klan, tata
ke depan yang dapat dikembangkan, tumbuhan obat dapat menjadi alternatif pilihan
untuk mengobati berbagai jenis penyakit, selain itu efek negatif yang ditimbulkan dari
penggunaan obat tradisional lebih kecil dibandingkan penggunaan obat kimia buatan
Dompu dari zaman dulu hingga sekarang yang memanfaatkan tumbuhan obat, meski
hanya sebagian orang saja yang melakukannya. Mama istilah Mbojo (Bima dan Dompu)
yang dilakukan untuk sampuru yang artinya mengunyah rempah-rempah seperti pinang,
38
daun sirih, kapur, cengkeh, pala, merica dan jahe, lalu disemburkan kepada seseorang,
kedinginan, untuk ibu-ibu hamil, selesai melahirkan dan menyusui, anak-anak yang
sering mengompol. Kombinasi aneka bahan herbal ini akan membuat proses sampuru
menghasilkan sensasi rasa hangat dan pedas. Setelah disembur biasanya didiamkan
beberapa saat hingga kering. Agar rasa hangatnya lebih meresap maka dapat juga
dengan cara menutupinya dengan kain pada bagian-bagian yang disemburi. Sampuru ini
merupakan tradisi lama yang harus tetap dipertahankan dan harus lebih dikembangkan
untuk menjaga nilai tradisi dan kebiasaan lama Suku Bima Dompu agar tetap terjaga
sekunder yang bersifat toksik dan dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis
penyakit pada manusia, misalnya tradisi sampuru ini. Golongan senyawa metabolit
sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid (Harborne,
1987). Untuk mengkaji secara ilmiah senyawa penting yang terdapat pada tumbuhan
obat tradisional yang dapat bermanfaat terhadap kesehatan dan berfungsi sebagai obat,
maka perlu adanya ekstraksi senyawa metabolit sekunder dan uji fitokimia.
Pada tanaman obat yang digunakan pada tradisi sampuru ini diantaranya pinang,
daun sirih, kapur, cengkeh, pala, merica dan jahe, masing-masing memiliki kandungan
senyawa yang berbeda-beda, dan sudah banyak penelitian sebelumnya yang telah
melakukan penelitian kandungan metabolisme sekunder serta uji fitokimia dari obat-obat
tradisional ini.
potensi sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 46,67 pada ekstrak metanol. Selain
itu, menurut Revina Petrina, dkk., (2017) menyatakan bahwa kulit biji pinang sirih
39
(Areca catechu L) mempunyai sifat antioksidan yang kuat dengan nilai IC 50 sebesar
7,695 ppm. Antioksidan memiliki peran penting untuk mencegah kerusakan jaringan sel
disebabkan adanya radikal bebas. Antioksidan mendonasikan satu atau lebih elektron
mengarah pada senyawa oksidan satu atau lebih sehingga menjadi stabil. Antioksidan
dapat juga mengeleminasi senyawa radikal bebas didalam tubuh sehingga tidak dapat
telah dibuktikan memiliki daya antibakteri. Minyak dan ekstraknya dapat melawan
beberapa bakteri Gram positif dan Gram negatif (Candrasari, 2012). Menurut Yadav
(2014), daun Piper betle menunjukkan perantara yang sangat baik dari fenolik dengan
fenolat, dan tanin yang merupakan senyawa bersifat antibakteri (Huda, Rodhiansyah, &
alkaloid, flavonoid, terpenoid dan tanin, sedangkan ekstrak etil asetat mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid dan terpenoid. (Ginting, dkk, 2014). Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas minyak atsiri buah pala yang didapat, yaitu
nilai indeks bias 1,475 sesuai dengan SNI 06-2388- 2006 dan dari hasil uji toksisitas
menunjukkan nilai LC50 sebesar 5, 192 ppm dan dapat dikatakan minyak atsiri tumbuhan
40
pala bersifat toksik dengan ditunjukkan hasil fitokimia yaitu minyak atsiri buah pala
Lada hitam merupakan salah satu tanaman yang telah terbukti memiliki aktivitas
antibakteri. Ekstrak etanol buah lada hitam memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteri gram positif S. aureus dengan daya hambat > 10 mm (Pundir dan Pranay, 2010).
Erturk (2006) juga melaporkan bahwa ekstrak etanol dari buah lada hitam memiliki daya
hambat terhadap bakteri S. aureus dan Staphylococcus epidermidis sebesar 12,5 mm dan
15 mm. Kandungan kimia dari buah lada hitam adalah alkaloid, fenol, tanin, kumarin,
saponin, flavonoid, glikosida, dan minyak atsiri (Nahak dan Sahu, 2011; Trivedi et al.,
2011). Senyawa aktif seperti seperti flavonoid, tanin, alkaloid, terpenoid, minyak atsiri
dan senyawa fenolik telah diteliti memiliki aktivitas terhadap bakteri P. acnes (Singh et
al., 2011).
dan aktivitas antioksidan. Jahe dibudidayakan dan dimanfaatkan secara umum dihampir
kosmetik, parfum, serta bahan makanan dan miuman (Kartika dkk., 2017). Berdasarkan
bentuk, ukuran dan warna rimpanganya, jahe umum dibedakan atas tiga jenis yakni jahe
merah, jahe putih/kuning besar (jahe gajah) dan jahe putih/kuning kecil (jahe emprit)
(Boer dan Karimuna, 2013). Hamad., dkk (2017) melaporkan infusa rimpang jahe gajah
namun negatif tanin dan steroid. Sementara itu, Koban., dkk (2016) melaporkan ekstrak
total metanol, fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat jahe merah (Z. officinale var.
steroid (hanya pada frkasi nheksana) dan negatif saponin serta memiliki antioksidan
sangat baik dengn masing- masing nilai IC50 berturut-turut adalah 32,19 ppm; 35,63
41
ppm; dan 25,69 ppm. Mayfi., dkk (2017) melaporkan bahwa ekstrak etanol hasil
maserasi jahe emprit yang berasal dari Bogor, Jawa Barat positif mengandung senyawa
flavonoid, saponin, triterpenoid/ steroid, serta fenol dan negatif alkalod dan tanin.
Sukaeshi dan Wiendarlina (2018) melaporkan bahwa jahe emprit dalam sediaan cair
berbasis bawang putih memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50
sebesar 3,310 µg/mL. Penelitian lain oleh Adnyane., dkk (2003) melaporkan bahwa
menghambat oksidasi asam linoleat, secara in vitro lebih besar dari -tokeferol.
alkaloid, tanin, minyak atsiri dan saponin (Kumar, 2013; Dahiya, 2011). Singh et al.,
(2011) melaporkan bahwa golongan senyawa kimia tanin, alkaloid, minyak atsiri
Senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada buah cabe jawa salah satunya
mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut
sebagai minyak atsiri (Harbone, 1987). Komponen minyak atsiri terbanyak pada buah
cabe jawa asal Cina dilaporkan terdiri dari β-caryophillen (33.44%), 3-caren (7.58%),
eugenol (7.39%), dlimonen (6.70%), zingiberen (6.68%) dan kubenol (3.64%) (Jamal et
al., 2013). Pada penelitian yang dilakukan oleh LiChing & Jiau- Ching (2009),
menyimpulkan bahwa eugenol yang terkandung dalam suatu ekstrak berpotensi sebagai
larvasida. Bahan aktif minyak atsiri cabe jawa memiliki kandungan utama terpenoid.
Terpenoid sendiri terdiri dari n-oktanol, linanool, terpinil asetat, sitronelil asetat, piperin,
42
Hakikat ilmu Kimia mencakup dua hal, yaitu Kimia sebagai produk dan Kimia
sebagai proses. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas
disebut keterampilan proses, dan sikap-sikap yang dimiliki para ilmuwan disebut sikap
ilmiah.
bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari
pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut
terkandung dalam tubuh mikroorganisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui proses
metabolisme sekunder yang disintesis dari banyak senyawa metabolisme primer, seperti
asam amino, asetil koenzim A, asam mevalonat dan senyawa antara dari jalur shikimate
(Herbert, 1995).
Metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan telah lama manusia gunakan sebagai
sekunder yang menonjol bagi manusia adalah pemanfaatan sebagai obat. Badan kesehatan
berasal dari tumbuhan (Joy dkk, 1998; Fabricant and Farnsworth 2001; Tripathi and Tripathi
2003), dan 25% obat modern yang telah diekstraksi langsung dari tumbuhan.
43
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu :
terpenoid, fenolik, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Pada penelitian ini akan
berlimpah dalam tanaman tingkat tinggi, meskipun demikian, dari penelitian diketahui
bahwa jamur, organisme laut dan serangga juga menghasilkan terpenoid. Selain dalam
bentuk bebasnya, terpenoid di alam juga dijumpai dalam bentuk glikosida, glikosil ester dan
iridoid. Terpenoid juga merupakan komponen utama penyusun minyak atsiri. Senyawa-
selesai yaitu :
44
alam yang berguna, yang ditemukan pada famili tumbuhan
tertentu.
Indikator :
2.3.1 Penelitian yang dilakukan oleh Farida Nur Kumala dan Prihatin Sulistyowati (2016)
tentang : “Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Kearifan Lokal”. Jurnal Inspirasi
Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil validasi segi materi, tampilan
dan bahasa masing-masing sebesar 81,25%, 87,5%, 91,7%. Dengan demikian bahan ajar
IPA berbasis kearifan lokal efektifitas digunakan dalam meningkatkan hasil belajar dan
2.3.2 Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Riza, R. Arizal Firmansyah, Muhammad
45
Zammi, Djuniadi, Djuniadi (2020) tentang : “Pengembangan Modul Kimia Berbasis
Kearifan Lokal Kota Semarang Pada Materi Larutan Asam Dan Basa”. Jipva (Jurnal
Pendidikan Ipa Veteran 4(1) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas modul
kimia berorientasi kearifan lokal dibuktikan dengan vallidasi ahli dan angket
tanggapan peserta didik. validasi ahli materi dan ahli media kategori “sangat baik”
2.3.3 Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Lestari, Nasrudin, Rahmanpiu (2020). Tentang :
Senyawa Metabolit Sekunder Dan Aktivitas Antioksidan Seduhan Serbuk Rimpang Jahe
Emprit (Zingiber Officinale Var. Rubrum) 5 (2) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada sampel segar, serbuk, dan
seduhan serbuk rimpang jahe emprit (Z. officinale var. Rubrum) adalah alkaloid (kecuali
Pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya terfokus pada teori dan konsep saja tanpa
mengaitkannya dengan kearifan lokal daerah setempat. Hal ini membuat wawasan peserta
didik tentang ilmu kimia menjadi terbatas. Padahal sudah seharusnya peserta didik
mengetahui tentang penerapan ilmu kimia bahan alam dalam kehidupan sehari-hari
khususnya yang berkaitan dengan kearifan lokal daerah setempat. Pembelajaran kimia yang
berorintasi pada kearifan lokal merangkul peserta didik untuk ikut berperan mengambil
tindakan, menjadikan mereka lebih dekat dan mengenal fenomena yang ditemukan pada
lingkungan sehari-hari. Menurut Subagia (2014), pembelajaran kimia lebih mudah dipahami
46
apabila pembelajaran kimia mengaitkan di dalam keseharian siswa, maka dari itu pentingnya
pembelajaran kimia berbasis kearifan lokal untuk dapat mempermudah mahasiswa dalam
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 ayat 3
bahwa kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran harus memperhatikan salah
satunya yaitu potensi daerah dan lingkungan tempat tinggal peserta didik. Sebagaimana
Berdasarkan hal di atas, kearifan lokal dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk
diperoleh peserta didik di sekolah pada lingkungan masyarakat. Kearifan lokal adalah
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam
Ada banyak isu-isu sosial yang dijumpai pada kalangan masyarakt seperti yang
terjadi di Desa Dena Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat,
salah satunya adalah masyarakat selalu menggunakan tradisi ”sampuru” yang artinya
mengunyah rempah-rempah seperti pinang, daun sirih, kapur, cengkeh, pala, merica dan
seperti badan yang sakit, pegal-pegal, kedinginan, untuk ibu-ibu hamil yang selesai
melahirkan dan ibu-ibu menyusui, serta untuk anak-anak yang sering mengompol.
Dari kebiasaan-kebiasaan arif tersebut dikaji aspek literasi sains terutama pada
bidang kimia untuk mengetahui kandungan kimia apa saja yang terdapat pada bahan alam
tersebut. Melek literasi terutama literasi sains sangat penting diterapkan kepada peserta
pembelajaran selain dapat memberikan pengajaran yang baik melalui strategi, dan metode
pembelajaran namun alat bantu dalam proses pembelajaran seperti bahan ajar sangat
dibutuhkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Akan tetapi peneliti menemukan
adanya permasalahan bahwa bahan ajar yang digunakan meskipun buku paket dapat
membantu peserta didik dalam proses pembelajaran namun peserta didik cenderung bosan
dalam menggunakan buku paket. Dengan demikian sangat minimnya bahan ajar yang
digunakan pendidik serta sumber belajar yang sangat terbatas bagi peserta didik sehingga
Belum tersedianya bahan ajar berupa modul khususnya yang berbasis kearifan lokal
Modul sebagai bahan ajar dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan
pembelajaran menjadi lebih efektif
Konsep kearifan lokal yang ada di masyarakat dapat disisipkan dalam proses belajar
disekolah sebagai kajian yang dapat menambah pengetahuan serta wawasan peserta didik
Dikembangkannya modul berbasis kearifan lokal yang menyajikan materi kimia pokok
bahasan terpenoid dan konsep kearifan lokal
METODELOGI PENGEMBANGAN
teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan adalah suatu
Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau
proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan
dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan (Punaji Setyosari, 2013: 222-223).
non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung
suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai
dengan bakat, keinginan serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas prakarsa
martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi mandiri (Iskandar
membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal
atau segala upaya untuk menciptakan kondisi degan sengaja agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai (Gagne dan Brings dalam Warsita, 2003: 266) Dari beberapa pendapat
para ahli yang ada ditarik kesimpulan bahwa pengembangan merupakan suatu usaha
yang dilakukan secara sadar, terencana dan terarah untuk membuat atau memperbaiki,
baik.
50
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
alam berbasis kearifan lokal adalah model pengembangan 4-D (four D model) yang
dikembangkan oleh Thiagarajan dan Semmel pada tahun 1974. Alasan pemilihan model
ini karena : a) Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang
sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik mahasiswa. b) model ini khusus digunakan pad pengembangan bahan ajar
bahwa model 4-D yang diadopsi dalam penelitian pengembangan ini terbatas dengan
tahap define, design, serta develop, dan tidak pada tahap disseminate dengan beberapa
Analisis awal
akhir
Analisis
mahasiwa Define
(Pendefinisian
Analisis Analisis tugas )
materi
Spesifikasi Tujuan
Pembelajaran
Penyusunan
teks
Design
Pemilihan (Perancangan)
metode
Pemilihan
Format
Rancangan
Awal
51 Develop
Validasi Ahli (Pengembanga
n)
Uji
Pengembanga
n
Disseminate
Pengemasan (Penyebaran)
Penyebaran
sebagaimana dijelaskan diatas, prosedur penelitian dalam penelitian ini dapat dijelaskan
52
Pengidentifikasian
● Analisis awal akhir
Perancangan Desain Produk
● Analisis tugas
● Modul pegangan dosen
● Analisis konsep
● Perumusan tujuan pembelajaran
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan.
Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Tahap Difine meliputi
53
1. Analisis awal-akhir (Front-end Amalysis), analisis mahasiswa (Learner
modul pembelajaran kimia bahan alam berbasis kearifan lokal dengan pendekatan
sains teknologi masyakat dalam menumbuhkan kemampuan literasi sains yang akan
tugas hingga dapat menjadi lebih profesioanl dan dinyatakan dengan tingkah laku
yang dapat diamati. Pada analisis tugas telah tercantum analisis kurikulum,
diantaranya yang berisi Kometensi Dasar (KD) sebagai dasar penyusunan tujuan
Tahap design meliputi kegiatan format selection dan initial design. Kegiatan
yang dilakukan. Kegiatan initial design dilakukan dengan mendeskripsikan secara lebih
54
mendetail spesifikasi hasil pengembangan yang telah disebutkan pada bagian firmat
selection.
Tahap develop meliput kegiatan penilaian dari para ahli merupakan tahap uji
Penilaian dari para ahli ditempuh melalui kegiatan kajian kritis oleh para ahli
bidang isi/materi dan oleh bidang pembelajaran baik secara kuantitatif mauoun
berisi tanggapan dan saran perbaikan dari bidang isi/materi dan ahli bidang
kualitatif kegiatan penilaian dari ahli dijadikan sebagai acuan untuk melakukan
Kegaiatan tes pengembangan yang dilakukan tervatas pada tes awal (initial testing).
55
Tes awal merupakan tahap ujicoba hasil pengembangan terhadap subjek ujicoba
perorangan. Beberapa subjek ujicoba perorangan yang telah dipilih diminta untuk
dan saran perbaikan terhadap hasil pengembangan. Hasil pada kegiatan tes awal
digunakan sebagai acuan untuk revisi III. Subjek uji coba perorangan yang telah
layak.
Dalam hal ini yang melakukan uji coba kelompok kecil adalah mahasiswa
Undikma Mataram
Jenis data yang diperoleh terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif. Data ini
merupakan data yang berkaitan dengan validasi dan tanggapan dari dosen ahli, dan
tanggapan mahasiswa tentang modul pembelajaran kimia bahan alam berbasis kearifan
penilaian kelayakan hasil pengembangan yang telah diisi oleh ahli bidang isi/materi dan
ahli bidang pembelajaran pada kegiatan penilain dari ahli maupun dari subjek uji coba
Menurut Arikunto (2011) angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna. Angket cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Lebih lanjut Arikunto menguraikan
4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
menjawab, dan
5. Dapat dibuat standar bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-
benar sama.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kelayakan isi/materi hasil
pengembangan.
yang termasuk dalam keperluan analisis deskripsi kelayakan hasil pengembangan adalah
57
data kuantitatif yang diperoleh melalui kegiatan Expert Appraisal dan Developmental
– kualitatif untuk menentukan tingkat kelayakan yang diadaptasi dari uraian Arikunto
(2010) tentang teknik analisis deskriptif kulitatif, yaitu menggunakan rumus presentasi
58
DAFTAR PUSTAKA
59
60
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
1. Identitas Matakuliah
Nama Departemen/Prodi : Fakultas Sains Teknik dan Terapan / Prodi Pendidikan Kimia
Nama Matakuliah : Kimia Bahan Alam
Kode Matakuliah :
Bobot SKS : 2 (dua)
Jenjang : S1
Semester : 6 (Enam)
Status (Wajib/Pilihan) *) : Wajib
Nama Dosen :
2. Deskripsi Matakuliah
Mata kuliah ini mencakup metabolism sekunder bahan alam terpenoid mulai dari struktur, sifat, asal-usul biogenesis, klasifikasi, cara isolasi dan
identifikasi senyawa terpenoid
3. Capaian Pembelajaran Lulusan
a. Menjunjung tinggi nilai-nilai etika akademik, yang meliputi kejujuran dan kebebasan akademik dan otonomi akademik
b. Memiliki kemampuan dalam bekerja secara kolaboratif di dalam kelompok dan menghargai makna kerjasama dengan orang lain
c. Mampu mengelola sumber daya dan menerapkan prinsip-prinsip management dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan bidang
keahliannya
d. Kemampuan berpikir dan bertindak secara integratif dalam bidang keprofesiannya berbasis pada nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan
e. Mampu Menerapkan Konsep Dasar Kimia Organik, Kimia Anorganik, Kimia Fisik, Kimia Analitik, Kimia Pangan Dan Biokimia Serta
Mampu Mengaplikasikannya Dalam Proses Identifikasi, Isolasi, Transformasi Dan Sintesis Kimia.
f. Mampu Menganalisis, Mengevaluasi Dan Mengelola Sumber Daya Lingkungan Berdasarkan Kelayakan Dan Keselamatan Kerja Bidang
Kimia
61
4. Capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK)
a. Mampu menjelaskan pengertian metabolit sekunder bahan alam
b. Mampu menjelaskan struktur metabolit sekunder bahan alam
c. Mampu menjelaskan sifat metabolit sekunder bahan alam
d. Mampu menjelaskan asal usul biogenensis terpenoid
e. Mampu menjelaskan klasifikasi terpenoid
f. Mampu menjelaskan cara isolasi dan identifikasi terpenoid
5. Deskripsi Rencana Pembelajaran
Jumlah pertemuan adalah 16 pertemuan Rincian waktu setiap pertemuan yaitu :
Tatap Muka :
Tugas Kelompok :
Tugas Mandiri :
Pert Metode
Indikator Bahan Kajian Waktu Tugas dan Penilaian Rujukan
ke- Pembelajaran
1,2 Mahasiswa mampu 1. Kearifan lokal Contextual Metode yang tepat, analisis 1,2,3
menjelaskan masyarakat Bima Instruction dalam yang sistematis, benar,
pengertian tradisi sampuru bentuk : dengan aplikasi/contoh
metabolit sekunder 2. Tanaman obat yang Ceramah yang sesuai dan bahasa
62
bahan alam digunakan dalam Studi kasus baik
Mahasiswa mampu tradisi sampuru Pretest
menjelaskan masyarakat Bima
klasifikasi 3. Kegunaan serta
metabolit sekunder manfaat tanaman obat
bahan alam yang digunakan pada
tradisi sampuru
4. Pengertian metabolit
sekunder
5. Klasifikasi metabolit
sekunder
3,4 Mahasiswa mampu 1. Pengetian senyawa Contextual Metode yang tepat, analisis 1,2,3
memahami struktur bahan alam terpenoid Instruction dalam yang sistematis, benar,
metabolit sekunder 2. Jenis-jenis senyawa bentuk : Ceramah dengan aplikasi/contoh
bahan alam bahan alam terpenoid yang sesuai dan bahasa
Mahasiswa mampu 3. Sifat-sifat senyawa baik
menjelaskan sifat bahan alamterpenoid
terpenoid 4. Peran terpenoid
Mahasiswa mampu 5. Biosintesis senyawa
memahami asal bahan alam terpenoid
usus biogenesis
63
terpenoid
Mahasiswa mampu 1. Cara isolasi senyawa 1. Lembar kerja Metode yang tepat, analisis 1,2,3
memahami cara bahan alam terpenoid diskusi yang sistematis, benar,
64