Bab III Naufal

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ringkasan dan Kerangka Pikir Peneliti
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain
yang berada di tempat kerja. Serta sumber produksi, dan lingkungan kerja dalam
keadaan aman, perlu penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(sistem manajemen K-3 tambang). Berdasarkan keputusan menteri pertambangan dan
energi No.555.K/26/M.PE/1995, (BAB I Ketentuan Umum Pasal 1). Pengertian ayat 1
yaitu perusahaan pertambangan adalah orang atau badan usaha yang diberi wewenang
untuk melaksanakan usaha pertambangan berdasarkan kuasa pertambangan atau
perjanjian karya. Dan ayat 10 yaitu pengusaha adalah pimpinan perusahaan. Maka
mempunyai makna bahwa yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajiaan
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendaliaan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif. Ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan
kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat
kerja. Tujuan dan sasaran sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah
menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Setiap perusahaan tambang yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus
orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya atau dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja seperti peledakan, longsoran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem keselamatan
dan kesehatan kerja wajib dilaksanakan Kepala Teknik Tambang, Kepala Inspeksi
Pelaksanaan Tambang, pengusaha, dan seluruh tenaga kerja sebagai suatu kesatuan,
KEP.MEN No. 555.K/26/M.PE/1995 (Pasal 1 ayat 4 dan 12).
Dalam menangani K-3 diperlukan dukungan pimpinan yang menjadi kunci
keberhasilan program K-3. Tanpa dukungan pimpinan maka segala usaha akan sia-sia.
Dukungan pimpinan harus jelas tegas tertuang dalam kebijakan K-3 perusahaan, yang
disebarluaskan keseluruh jajaran dan secara konsekuen dilaksanakan. Berdasarkan
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi
dan Sumber Daya Mineral,Mei 2004) hal tersebut tertuang dalam :
· Tujuan
· Kebijaksanaan
· Organisasi
· Standar K-3
3.2 Pemilihan Subyek (populasi, sampel, teknik sampling)
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Makassar Indah Nusa
Lestari sangat perlu di perhatikan dan dibahas lebih jauh agar terciptanya kondisi
lingkungan Pertambangan sehat, aman dan menyenangkan.Populasi dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini dibatasi pada program penelitian pada PT.
Makassar Indah Lestari dan sebagai unit analisisnya yakni karyawan, leader, dan
lainnya. Sampel penelitian yakni semua karyawan tambang. PT. Makassar Indah Lestari
Teknik sampling sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk menentukan
jumlah dan anggota .Dengan menggambil sampel pada Setiap anggota tentu saja wakil
dari populasi bisa menggunakan Probability sampling atau random sampling yang
dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter sedangkan simple
random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan
cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang
sama untuk terpilih atau terambil.. Teknik sampling yang digunakan juga harus
disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Metode sampling dilakukan untuk
mengetahui proses dan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan, untuk
melengkapi data sekaligus untuk validasi data yang didapatkan.

3.3 Desain dan Pendekatan Penelitian


Desain Penelitian adalah rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang
akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain Penelitian ini harus memuat segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Sifat desain
penelitian mendekati komprehensif dari keseluruhan kerja penelitian, maka apabila
peneliti telah siap dengan desain penelitian berarti separuh kerja penelitiannya telah
selesai (Bungin, 2001). Desain Penelitian Sosial dapat dilakukan dengan menggunakan
dua pendekatan:
3.3.1 Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan Kuantitatif merupakan pendekatan yang bermula dari studi tentang
ilmu-ilmu alam (natural science) berupa kajia pseudokuantitatif yang mengharuskan
semua kajian penelitian diukur dengan angka-angka kuantitatif secara ontologis dan
harus diletakkan pada tatanan realisme dan naïve realisme.
Pendekatan Positivisme ini amat percaya bahwa kebenaran itu bersifat universal.
Bagi metode positivis-kuantitatif, individu adalah representasi dari beroperasinya
struktur sosial yang eksistensinya berada di luar kesadaran individu. Perilaku individu
dalam sebuah konteks sosial sepenuhnya dilihat sebagai hasil determinasi struktur atas
individu (Sukidin, 2002). Individu adalah aktor yang berperilaku, bahkan berperasaan
menurut script (naskah) yang terdapat dalam struktur. Apa yang dibayangkan sebagai
struktur itu (yang didalamnya memuat nilai, kepercayaan, ideologi, norma dan institusi)
menjadi penentu tentang bagaimana individu merespon sebuah peristiwa sosial.
Semangat utama positivisme ini adalah memetakan pola-pola dan
kecenderungan umum tentang bagaimana struktur sosial yang ada itu menghasilkan
disposisi dan perilaku individu atau kelompok yang berbeda (Sparingga, dalam Sukidin,
2002).
3.3.2 Pendekatan Kualitatif
Suatu penelitian, khususnya penelitian grounded (penelitian dasar: Eksplorasi dan
Deskripsi) umumnya menggunakan pendekatan kualitatif dalam analisis-analisisnya.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan
cara kuantifikasi lainnya (Strauss dan Corbin, 1997).
Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang dapat diamati. Sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang
berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka).

4.1 Pengumpulan Data


Penulisan laporan ini didukung oleh data dan informasi yang penulis
pengumpulan data peroleh berdasarkan:
a. Studi Literatur
Dengan menggunakan berbagai literatur yang erat kaitannya dengan pokok
pembahasan, sehingga dapat dijadikan kerangka acuan dalam pembahasan.
b. Penelitian Lapangan
Penulis memperoleh data secara langsung di lapangan yaitu pada perusahaan
yang bersangkutan PT. Makassar Indah Nusa Lestari, melalui wawancara langsung
berbagai pihak yang terkait dalam laporan ini, data yang berasal dari dua sumber yaitu :
Data Primer adalah data yang langsung diperoleh pada PT. Makassar Indah Nusa
Lestari, berupa data kuantitatif mengenai penerapan manajemen dan pengawasan serta
tanggung jawab komite keselamatan dan kesehatan kerja.
Data Sekunder adalah data yang pengumpulan dan pengolahannya dilakukan oleh orang
lain dan dipakai sebagai sumber data tambahan, data ini meliputi teori-teori yang
digunakan sebagai landasan pemikiran yang diperoleh dari berbagai literatur.
c. Teknik Pengolahan Data
Dilakukan dengan beberapa perhitungan maupun penggambaran yang
selanjutnya akan direalisasikan dalam bentuk perhitungan, grafik, serta tabel yang
menuju perumusan penyelesaian masalah.
5.1 Analisis Data
PT. Makassar Indah Nusa Lestari sebagai perusahaan Pertambangan terkemuka
perusahaan yang bersifat industri yang bergerak di bidang Tambang. PT. Makassar
Indah Nusa Lestari menerapkan program K3 karena perusahaan menyadari bahwa setiap
karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau lingkungan
kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam
menyelesaikan pekerjaannya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan untuk dapat bekerja sebaik mungkin dan juga dapat mendukung keberhasilan
bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk . (1) Parameter atau standar yang digunakan dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (2) Penyebab terjadinya kecelakaan kerja
pada PT. Makassar Indah Nusa Lestari dan cara untuk mengurangi atau meminimalisir
kecelakaan kerja tersebut. (3) Cara mencegah dan mengendalikan debu tambang,
kebisingan( Air Blast ), dan getaran ( Vibration ) akibat penambangan. Dengan
menggunakan populasi, sample dan teknik sampling. Pengaruh Getaran Terhadap
Tubuh dan Kesehatan Manusia Bahwa efek getaran terhadap kesehatan sebagai fungsi
dari besar atau kecilnya frekuensi dapat dilihat pada tabel di bawah.

Frekuensi (Hz) Frekuensi (Hz)


0,1 – 1 Rasa Mual
1-10 Gangguan Bicara
10-1000 Gangguan Terhadap
Pekerjaan
20-100 Kerusakan Tulang
Punggung
10-500 Gangguan Alat
Pencernaan

Tabel 1. Pengaruh Getaran Terhadap Tubuh dan Kesehatan Manusia Bahwa


efek getaran terhadap kesehatan

Anda mungkin juga menyukai