Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penemuan yang Lalu


a. 1700 Tahun Sebelum Masehi

Babilonia, “Humurabi” Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk


seseorang, tidak sempurna sehingga roboh ahli bangunan dibinasakan, bila anak
pemilik korban jadi korban, anak ahli bangunan dibunuh.
b. Mulai 1300 Tahun Sebelum Masehi
Ahli bangunan bertanggung jawab atas keselamatan pekerja “Bila
membangun rumah baru agar pekerja tidak jatuh, tiap ujung atap rumah harus
diberi pagar pengaman.
c. 80 Tahun Sesudah Masehi Roma
Plinius pekerja tambang harus memakai tutup hidung atau masker.
d. Tahun 1940, Dominico Fantana
Membuat obelist, Dist, Pieter, Roma “mengharuskan pekerja memakai topi baja”.
Pergerakan Keselamatan Kerja di Indonesia dimulai pada tahun 1847 karena
mulai dipakainya mesin-mesin uap untuk keperluan industri di Indonesia.
Gagasan yang timbul pada waktu itu bukannya ditujukan untuk melindungi tenaga
kerja, tetapi untuk pengawasan terhadap pemakaian ketel-ketel uap. Sebab itu
pada tanggal 28 Februari 1852 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
peraturan tentang penjagaan Keselamatan Kerja pada pemakaian pesawat-pesawat
uap.
2.2 Teori yang mendasari
2.2.1 Teori keselamatan kerja :
a. Secara Filosofi
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin baik secara jasmani maupun rohaniah
tenaga khususnya dan manusia pada umumnya serta menjamin kebutuhan dan
kesempurnaan hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

b. Secara Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
atau menaggulangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja termasuk peledakan, kebakaran
dan penyakit akibat kerja.

c. Secara Praktis
Merupakan salah satu usaha atau upaya perlindungan terhadap tenaga kerja.

2.2.2 Sasaran Keselamatan Kerja :


- Mencegah terjadinya kecelakaan
- Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja
- Mencegah / mengurangi kecelakaan
- Mencegah / mengurangi cacat tetap
- Mengamankan material, konstruksi, pemiliharaan alat-alat kerja, mesin-mesin,
pesawat-pesawat, dan instalasi-instalasi
- Menigkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya
- Mencegah pemborosan tenaga karja, modal, alat-alat, dan sumber-sumber produksi
lainya sewaktu kerja
- Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman, sehingga dapat
menimbulkan semangat dan kegembiraan kerja
- Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi, dan sebaginya.

2.2.3 Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Alat Pelindung Diri
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3). Dengan Peraturan Perundang-undangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat pelindung diri kepada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyeber luasnya suhu, kelembaban debu,
kotoran, asap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbunya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup sesuai
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja lingkungan, cara dan memproses
kerjanya
n. Mengamankan dan memperlancarkan pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang
o. Mengamankan dan memeliharan segala jenis bangunan
p. Mengamankan dan memperlancar pekerja bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
q. Mencega terkena aliran listrik yang berbahaya
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
2.2.4 Alat-Alat Pelindung Diri
Alat-Alat Pelindung diri harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini :
a. Enak dan nyaman dipakai
b. Tidak mengganggu kerja
c. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya Alat pelindung diri merupakan alat
pengaman yang dikenakan untuk menghindari kontak langsung dengan bagian tubuh manusia.
Alat pelindung diri diberikan dan disediakan secara cuma-cuma dan memastikan bahwa alat
tersebut dipakai dengan cara yang benar dan sesuai dengan area kerjanya. KEP.MEN
No.555.K/26/M.PE/1995 (pasal 4 ayat 3 dan 4).
Alat pelindung diri yang diberikan adalah :
1. Safety Helmet 13. Dust Mask
2. Safety Shoes 14. Masker
3. Safety Glasses 15. Half Masker Respiration
4. Leather Gloves 16. Safety Belt
5. Cotton Gloves 17. Appron
6. Rubber Gloves 18. Rubber Boat
7. Electrical Gloves 19. Body Harness
8. Chemical Gloves 20. Rain Coat
9. Welding Gloves 21. Barricade Tape /Red-White
10. Welding Cup 22. Barricade Tape /Black-White
11. Face Shield 23. Ear Muffs
12. Goggles 24. Dark Len

Anda mungkin juga menyukai