Anda di halaman 1dari 11

B.

Pelaksanaan Pendampingan
1. Alur pelaksanaan pendampingan Kurikulum 2013
Tahun 2017
Sebagaimana disebutkan di atas, pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah pemberian bantuan
teknis operasional perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum kepada sekolah,
terutama guru dan kepala sekolah dengan Instruktur Kabupaten/Kota datang langsung ke sekolah.
Bantuan teknis operasional ini diberikan pada bagian akhir dari serangkaian kegiatan fasilitasi
pelaksanaan kurikulum oleh pemerintah. Pendampingan diberikan setelah sekolah sasaran memperoleh
bimbingan teknis kurikulum dan (mulai) melaksanakannya.

Pelaksanaan pendampingan pelaksanaan kurikulum 2013 tahun 2017 ini dilaksanakan setelah
Bimbingan Teknis Kurikulum (Pusat), Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum Kabupaten/Kota dan
Bimbingan Teknis Guru Sasaran diselenggarakan. Untuk persiapan pelaksanaan pendampingan, sekolah
induk atau sekolah sasaran memperoleh asistensi pelaksanaan Bantuan Pemerintah melalui sebuah
workshop dan telah menerima dana Bantuan Pemerintah untuk pendampingan kurikulum.

2.Workshop Asistensi Bantuan Pemerintah bagi SMP


Induk Klaster atau Sekolah Imbas.
Sebelum pelaksanaan pendampingan Kurikulum 2013 akan diadakan Workshop Asistensi Bantuan
Pemerintah bagi SMP Induk Klaster atau Sekolah Imbas untuk Pendampingan Kurikulum dilaksanakan
oleh LPMP. Pemetaan Induk Klaster dilakukan oleh LPMP bekerjasama Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dengan memperhatikan geografis sekolah imbas. Workshop dilaksanakan selama 3
(tiga) hari dengan narasumber dari LPMP.

Tujuan workshop tersebut adalah:


a. Memberikan pemahaman tentang kebijakan, substansi, dan mekanisme pendampingan Kurikulum;
b. Menyusun dan menyepakati rencana kerja pendampingan Kurikulum;
c. Menyusun dan menyepakati Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bantuan Pemerintah untuk
pendampingan Kurikulum; dan
d. Menandatangani surat perjanjian penyelenggaraan dan penggunaan dana Bantuan Pemerintah untuk
pendampingan Kurikulum .

Selanjutnya LPMP menyalurkan Bantuan Pemerintah untuk sekolah sasaran melalui sekolah induk
kluster dalam satu tahap sebesar 100% dari jumlah dana Bantuan Pemerintah setelah kepala sekolah
SMP induk kluster dan LPMP menandatangani Surat Perjanjian dan kuitansi penerimaan bantuanm serta
melengkapi seluruh persyaratan administrasi.

3. Strategi Pendampingan implementasi (Pelaksanaan)


Kurikulum 2013 tahun 2017.
Strategi Pendampingan implementasi K13 pada jenjang SMP dilaksanakan dengan strategi kegiatan In
dan kegiatan On. Pendampingan In sekurang-kurangnya diberikan 2 (dua) kali, sementara
pendampingan On paling tidak 1 (satu) kali. Satu kali pendampingan diberikan satu hari dengan 7 jam
pelatihan. Berikut adalah urutan pelaksanaan pemberian pendampingan In dan On:
In 1 –On 1 – In 2 (– Dst.)
Berdasarkan Juknis, strategi pendampingan dapat menggunakan konsep dan praktik Lesson Study.
Lesson Study sebagaimana dimaksud bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi
merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui pengkajian
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam
merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, mendiskusikan hasil observasi untuk memperbaiki
pembelajaran, serta menuliskan pengalaman pembelajaran menjadi suatu suatu karya tulis.

Secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study sebagai
berikut:

a. Tahapan Perencanaan (Plan)


Dalam tahap perencanaan, para guru berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Mendiskusikan rancangan pembelajaran secara mendalam
dengan menatisipasi respon siswa yang mungkin muncul atas tantangan atau permasalahan yang
disampaikan guru selama pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan
tahap akhir pembelajaran.

b. Tahapan Pelaksanaan (Do)


Terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah
seorang guru (guru model) untuk mempraktikkan rancangan pembelajaran yang telah disusun bersama,
dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejawat dan atau
oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dan undangan lainnya yang bertindak sebagai
pengamat/observer.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:

1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun
bersama.
2) Proses pembelajaran dilakukan dalam setting yang wajar dan natural.
3) Pengamat tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan tidak menintervensi guru maupun
siswa.
4) Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap proses belajar siswa, bagaimana siswa
berfikir atau bagaimana jalannya siswa berfikir dalam memahami konsep, bagaimana siswa
berkomunikasi dalam memahami konsep, serta bagaimana pemahaman konsep oleh siswa.
5) Pengamat harus belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk menilai bagus atau
kurangnya pembelajaran.
6) Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan
dokumentasi atau bahan analisis pembelajaran. Kegiatan perekaman tidak menggunakan blitz agar
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7) Pengamat mencatat semua hasil pengamatan bagaimana siswa belajar selama
pembelajaran berlangsung.

c. Tahapan Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang
telah melaksanakan pembelajaran (guru model), dengan menyampaikan komentar atau kesan umum
maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan
permasalahan yang dirasakan dalam merealisasikan rancangan pembelajaran yang
telah disusun.

Selanjutnya, pengamat menyampaikan temuan hasil observasi pembelajaran dengan menyampaikan


data/fakta yang ditemukannya. Tanggapan atau saran perbaikan disampaikan secara bijak untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa. Kegiatan refleksi bukan untuk menilai baik atau kurangnya guru
mengajar. Kegiatan refleksi harus menginspirasi para guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya masing-masing.

d. Tahapan Tindak Lanjut


Diskusi dalam kegiatan refleksi seharusnya menghasilkan: 1) perbaikan atas rancangan
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya; 2) diperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman baru
atau keputusan-keputusan penting untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran; dan 3)
pemahaman tentang karakteristik konsep materi ajar, cara belajar siswa, maupun cara evaluasi yang
sangat berguna untuk perbaikan proses pembelajaran.

Melalui kegiatan Lesson Study perbaikan proses pembelajaran akan terjadi pada tataran individual
maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan
pada saat diskusi dalam tahapan refleksi menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai
pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.

Pada tataran manajerial, dengan keikutsertaan langsung kepala sekolah maupun pengawas dalam
kegiatan Lesson Study, sebagai peserta dalam merancang pembelajaran maupun melakukan
pengamatan, tentunya akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan
pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala
sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung
dalam kegiatan Lesson Study sebagai manager dalam peningkatan mutu proses pembelajaran, maka dia
akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses
pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi dalam mewujudkan
dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.

4. Pendampingan In
a. Pengertian
Pendampingan In adalah asistensi implementasi Kurikulum 2013 yang diberikan kepada guru dan kepala
sekolah (sebagai wakil guru mata pelajaran yang diampunya) pada semua sekolah dalam satu kluster
secara klasikal di induk kluster.

b. Peserta Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Tahun 2017


Peserta pendampingan In sekurang-kurangnya sama dengan peserta pelatihan sekolah sasaran. Jumlah
peserta pendampingan In dari setiap sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran
Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, atau Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Selain Islam yang dikirim adalah yang peserta didiknya paling
banyak di sekolah yang bersangkutan.

Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili guru mata pelajaran yang
diampu sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

c. Instruktur
Instruktur pendampingan In adalah Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang telah mengikuti Bimbingan
Teknis Instruktur Kabupaten/Kota.

d. Materi dan aktivitas


Materi (fokus) pendampingan In 1 dan In 2 adalah pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
sebagaimana disajikan pada berikut:

Tabel : Struktur Program Pendampingan In 1


No. Materi
JP
1.
Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan In 1
2. Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil
pada On 1) 2
3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian (untuk
pembelajaran riil pada On 1) 2
4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian
dan Refleksi 2
JUMLAH
7
Tabel : Struktur Program Pendampingan In 2
No. Materi
JP
1.
Refleksi lesson learned dari pendampingan On 1 1
2.
Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil) 2
3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian (untuk
penilaian riil) 2
4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian
dan Refleksi 2
JUMLAH
7
e. Output
Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan In disajikan dalam di bawah ini

Tabel : Output Pendampingan In


No. Pendampingan
Output
1. RPP untuk dilaksanakan pada On 1;
2. Instrumen penilaian untuk dipakai pada
1. On 1;     dan
In 1 3. Umpan balik simulasi.
1. Daftar best practice dari On 1;
2. RPP untuk dilaksanakan di kelas;
3. Instrumen penilaian untuk dipakai di
2. kelas;         dan
In 2 4. Umpan balik simulasi.
f. Pelaksana
Pelaksana pendampingan In adalah Sekolah Induk yaitu oleh panitia pelaksana yang dibentuk melalui
rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan In yang dihadiri oleh semua kepala sekolah dalam
satu kluster, wakil kepala sekolah sekolah induk, dan para guru serta kepala dan staf TU sekolah induk.

Struktur panitia pelaksana pendampingan In adalah sebagai berikut:

1. Penanggungjawab : Kepala Sekolah (sekolah induk)


2. Ketua : Wakaur Kurikulum
3. Sekretaris : Guru senior yang dipilih oleh forum rapat
4. Bendahara : Bendahara sekolah
5. Seksi akademik : Guru yang dipilih oleh forum rapat
6. Seksi sarpras : Wakaur Sarpras dan dua staf TU
7. Seksi konsumsi : Guru yang dipilih oleh forum rapat dan seorang staf TU

g. Waktu dan tempat pelaksanaan


Pendampingan In dilaksanakan pada Juli s.d September 2017. Pendampingan In dilaksanakan di sekolah
induk kluster. (menyesuaikan)

5. Pendampingan On
a. Pengertian Pendampingan On
Pendampingan On adalah asistensi pelaksanaan kurikulum yang diberikan guru secara individual di
sekolah yang bersangkutan.

b. Peserta Pendampingan On
Peserta pendampingan On sekurang-kurangnya sama dengan peserta pendampingan In. Jumlah peserta
pendampingan On dari setiap sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya,
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang atau lebih guru Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, atau Pendidikan Agama Konghucu dan
Budi Pekerti. Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti selain Islam yang mengikuti adalah yang peserta
didiknya paling banyak di sekolah yang bersangkutan.

Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili guru mata pelajaran yang
diampun sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

c. Instruktur Pendampingan On
Instruktur pendampingan On adalah Instruktur Kabupaten/Kota yang telah mengikuti Bimbingan Teknis
Instruktur Kabupaten/Kota.

d. Materi dan aktivitas Pendampingan On


Materi (fokus) pendampingan On adalah pelaksanaan pembelajaran dan penilaian sebagaimana
disajikan pada di bawah ini.

Tabel : Struktur Program Pendampingan On (1)


No. Materi
JP*
1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan
On (1 kali) 1
2. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam
Kelas A 2
3. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam
Kelas B 2
Refleksi Pembelajaran dan Penilaian dan Revisi
4. RPP dan
Instrumen Penilaian 2
JUMLAH
7
Kluster-kluster yang sekolah imbasnya hanya satu atau dua, pendampingan On agar diberikan lebih dari
1 (satu) kali. Berikut adalah struktur program pendampingan On 2.

Tabel : Struktur Program Pendampingan On 2


No. Materi
JP*
1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis
Pendampingan In (1 kali) 1
2. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan
Penilaian di dalam Kelas A 2
3. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan
Penilaian di dalam Kelas B 2
4.
Pengolahan hasil penilaian 2
JUMLAH
7
e. Output Pendampingan On
Produk yang diharapkan dihasilkan dari pendampingan On disajikan dalam berikut.

Tabel : Output Pendampingan On


No. Pendampingan
Output
1. Umpan balik pembelajaran;
2. Umpan balik penilaian;
1. On 1 3. RPP dan instrumen penilian yang
telah direvisi.
1. Umpan balik pembelajaran;
2. On 2 (bila 2. Umpan balik penilaian;
dilakukan) 3. Contoh pengolahan nilai.
f. Pelaksana Pendampingan On
Pelaksana pendampingan On adalah Sekolah Imbas yaitu oleh panitia pelaksana yang dibentuk melalui
rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan On yang dihadiri oleh kepala sekolah semua wakil
kepala sekolah, dan para guru serta kepala dan staf TU.

Struktur panitia pelaksana pendampingan On adalah sebagai berikut:

1. Penanggungjawab: Kepala Sekolah


2. Ketua : Wakaur Kurikulum
3. Sekretaris : Guru senior yang dipilih oleh forum rapat
4. Bendahara : Bendahara sekolah
5. Seksi akademik : Guru yang dipilih oleh forum rapat
6. Seksi sarpras : Wakaur Sarpras dan satu staf TU
7. Seksi konsumsi : Guru yang dipilih oleh forum rapat dan satu staf TU

g. Waktu dan tempat pelaksanaan Pendampingan On


Pendampingan On dilaksanakan pada Juli s.d Desember 2017. Pendampingan On dilaksanakan di
semua sekolah pelaksana K13 (induk kluster dan sekolah imbas) yang berjumlah 13.731 SMP di seluruh
Indonesia.

6. Penetapan sekolah induk kluster


a. Kriteria sekolah induk kluster
1) Telah melaksanakan K13 sekurang-kurangnya sejak tahun pelajaran 2015/2016;
2) Memiliki manajemen yang baik;
3) Memiliki paling sedikit 15 ruang kelas dengan perabotan (meja, kursi, papan tulis) yang layak;
4) Memiliki sumber daya listrik minimal 3.300 watt;
5) Memiliki sumber air bersih yang memadai;
6) Memiliki laboratorium IPA;
7) Memiliki perpustakaan;
8) Dapat dicapai dengan mudah dan cepat oleh anggota-anggota kluster;
9) Diutamakan memiliki sarana dan prasarana TIK dan akses internet;
10) Diutamakan memiliki aula;
11) Diutamakan memiliki sarana dan prasarana olahraga;
12) Diutamakan memiliki ruang layanan BK;
13) Diutamakan memiliki laboratorium bahasa.

b. SK sekolah induk kluster


Sekolah induk kluster ditetapkan oleh LPMP melalui SK penetapan Sekolah Induk Kluster dengan
memperhatikan usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

c. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi

1. Monitoring pelaksanaan pendampingan

a. Tujuan
Tujuan dilakukannya monitoring adalah untuk:
1) mengetahui apakah pendampingan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan; dan
2) membantu memecahkan masalah/hambatan pelaksanaan pendampingan (bila ada).

b. Cakupan/aspek
Monitoring dilakukan untuk pelaksanaan pendampingan In maupun On dengan cakupan/aspek
monitoring minimal meliputi:

1) fokus pendampingan;
2) metode/aktivitas pendampingan;
3) waktu pelaksanaan dan durasi pendampingan;
4) instruktur;
5) kinerja peserta;
6) pendanaan;
7) konsumsi; dan
8) manajemen.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan, wawancara, dan studi dokumen.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik
analisis dokumen.

d. Pelaksana
Pelaksana monitoring pelaksanaan pendampingan adalah:
1) Direktorat Pembinaan SMP untuk monitoring pengelolaan pendampingan oleh LPMP dan pelaksanaan
pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas;
2) LPMP untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas; dan
3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan
sekolah imbas.

c. Waktu pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan pada saat pendampingan sedang berlangsung.

2. Evaluasi pelaksaaan pendampingan

a. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya evaluasi pelaksanaan pendampingan adalah:

1) mengetahui apakah pendampingan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan;


2) mengetahui kesesuaian desain (terutama tujuan, fokus, metode,durasi) pendampingan dengan
kebutuhan guru dan kepala sekolah;
3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pendampingan;
4) mengidentifikasi kelebihan-kelebihan pendampingan yang telah dilaksanakan untuk; dan
5) mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pendampingan yang telah dilaksanakan.

b. Cakupan/aspek
Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi pelaksanaan pendampingan sekurang-kurangnya meliputi:

1) kesesuaian tujuan pendampingan;


2) kesesuaian fokus pendampingan;
3) kesesuaian metode/aktivitas pendampingan;
4) kesesuaian waktu pelaksanaan pendampingan;
5) kecukupan durasi pendampingan;
6) kompetensi instruktur;
7) peserta;
8) kelayakan pendanaan;
9) kelayakan konsumsi;
10) kelayakan manajemen;
11) ketercapaian tujuan pendampingan;
12) kelebihan-kelebihan pelaksanaan pendampingan;
13) kekurangan-kekurangan pelaksanaan pendampingan;
14) saran-saran perbaikan pelaksanaan pendampingan; dan
15) best practice

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan, wawancara, dan studi dokumen.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik
analisis dokumen.

d. Pelaksana
Pelaksana evaluasi adalah panitia pelaksana pendampingan.
e. Waktu pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan pendampingan dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan setiap pendampingan.

3. Pelaporan
Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas, pelaksana pendampingan menyusun laporan,
yaitu:

a. laporan pelaksanaan kegiatan, dan


b. laporan keuangan.

Kedua laporan tersebut selesai disusun selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah


kegiatan diselesaikan. Laporan kemudian diserahkan kepada pengelola kegiatan di
atasnya dengan ketentuan:

a. Sekolah imbas menyerahkan laporan kepada sekolah induk kluster;


b. Sekolah induk menyusun laporan dengan mengintegrasikan laporan pelaksanaan pendampingan dari
sekolah imbas;
c. Sekolah induk kluster menyerahkan laporan kepada LPMP; dan
d. LPMP menyusun laporan pelaksanaan bimbingan teknis dan pendampingan secara keseluruhan dan
menyerahkan laporan kepada Direktorat Pembinaan SMP.

4. Sanksi
Sanksi terhadap penyelenggaraan pendampingan yang tidak sesuai dengan ketentuan akan
dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran
dapat diberikan dalam berbagai bentuk sesuai tingkat keseriusan pelanggaran. Berikut adalah beberapa
contoh sanksi yang dapat diberikan:

a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undangan yang


berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).
b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana yang terbukti disalahgunakan agar
dikembalikan kepada kas negara.
c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak
yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan dana.
d. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber dari
APBN pada tahun berikutnya kepada LPMP dan sekolah bilamana terbukti pelanggaran tersebut
dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau
golongan.

5. Layanan informasi
Layanan informasi dan aduan tentang bimbingan teknis dan Pendampingan dapat menghubungi
:

a. Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan alamat: Subdit Kurikulum, Dit.PSMP, Telp. 021 5725685, 57900083, 57900342
b. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) setempat; dan
c. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
Demikian saya informasikan mengenai Pelaksanaan Pendampingan Kurikulum 2013 Tahun 2017. Terima
kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.

Sumber: Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pendampingan Kurikulum SMP Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai