Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN KODE ETIK PROFESI PEREKAM MEDIS DIBAGIAN

FILING DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN


KARANGANYAR

Windy Cahyani, Rano Indradi Sudra, Tri Lestari


APIKES Mitra Husada Karanganyar
apikesmitra@yahoo.co.id

ABSTRAK
RSUD Kabupaten Karanganyar pada bagian filing melihat bahwa penjajaran dokumen
rekam medis tidak sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit dan dalam pengambilan dokumen
rekam medis tidak menggunakan tracer.Hal ini mengambarkan bahwa petugas rekam medis di
bagian filing kurang memperhatikan penerapan aspek kode etik perilaku dalam penerapan kode
etik kewajiban umum pasal 4.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan tentang kode
etik profesi perekam medis yang berkaitan dengan menyimpan dan menjaga data rekam medis
serta mengetahui kode etik perekam medis yang berkaitan dengan pelepasan informasi rekam
medis.
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah petugas rekam
medis dibagian filing sebanyak 3 petugas di RSUD Kabupaten Karanganyar dan objek penelitian
ini adalah ruang filing. Instrument pada penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan
pedoman observasi.Teknik pengolahan data dengan Pengumpulan (Collecting), danMemaparkan
(Narasi) atau penyajian data, analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode etik petugas rekam medis dibagian filing
dalam menyimpan dokumen rekam medis pasien dengan menggunakan sistem penyimpanan
secara sentralisasi menggunakan sistem penjajaran terminal digit filing, dan petugas rekam medis
bagian filing dalam pelepasan informasi medis pasien dilakukan tidak sesuai dengan kode etik
profesi perekam medis.
Disarankan RSUD Kabupaten Karanganyar memiliki prosedur tetap tentang penerapan
kode etik profesi perekam medis. Seharusnya keseluruhan petugas filing menggunakan tracer saat
pengambilan dokumen rekam medis, sehingga dapat diketahui letak dokumen rekam medis. Di
lakukan pengawasan terhadap peminjaman dokumen, untuk riset atau kepentingan lain, dan
menjaga penempatan dokumen rekam medis, agar tidak terjadi kehilangan. Pendistribusian
dokumen rekam medis, seharusnya dilakukan oleh petugas rekam medis, sehingga dokumen rekam
medis dapat terjaga kerahasiaannya.
Kata Kunci : Penerapan Kode Etik
Kepustakaan : 8 (2005-2012)
PENDAHULUAN Profesi adalah Suatu moral
Kode etik adalah perangkat ketentuan community (masyarakat moral) yang
moral yang digunakan sebagai rambu di memiliki cita-cita dan nilai-nilai
dalam melakukan suatu tindakan.Sifatnya bersama.Etika Profesi mengandung unsur
tidak selalu mengikat dan relatif, karena tentang pengorbanan demi kemanusiaan,
hanya berpengaruh pada mereka yang dedikasi, dan pengabdian masyarakat.
tunduk dan mengakuinya.Didalam bidang Profesi lahir karena adanya suatu latar
kesehatan kode etik ini menjadi hal yang belakang pendidkan yang sama dan
sangat penting sebagai code of conduct bagi memiliki suatu keahlian yang belum tentu
para pelaku profesi di bidang kesehatan.(lde, dimiliki oleh orang lain (Rustiyanto, 2009).
2012)

Penerapan Kode Etik Profesi Perekam ...(Windy C, Rano Indradi S, dk) 61


Rekam medis dan informasi Daerah Kabupaten Karanganyar”. Tujuan
kesehatan menyangkut kepentingan penelitian mengetahui penerapan kode etik
kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia profesi perekam medis dibagian filing
jabatan, maka profesi rekam medis atau A. Kode Etik Perekam Medis
kesehatan merasa perlu untuk merumuskan Kode etik ciri profesi yang bersumber
pedoman sikap dan perilaku profesi, baik dari nilai- nilai internal dan eksternal suatu
anggota perhimpunan profesional perekam disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
medis dan informatika kesehatan komprehensif suatu proses yang
(PORMIKI).Pelaksana rekam medis dan memberikan tuntutan bagi anggota dalam
informasi kesehatan lainnya melaksanakan pengabdian profesi
mempertanggungjawabkan segala tindakan (PerMenKes, 2008).
profesinya, baik kepada profesinya, pasien Kode etik perekam medis yaitu
maupun masyarakat luas.Pedoman sikap dan pedoman untuk sikap dan perilaku perekam
perilaku profesi rekam medis dan medis dalam menjalankan tugas serta
informatika kesehatan dalam pembangunan mempertanggung jawabkan segala tindakan
nasional khususnya pembangunan kesehatan profesi baik kepada profesi ,pasien, maupun
(PerMenKes, 2008). masyarakat luas. Kode etik memegang
Berdasarkan survey awal yang peranan penting dari suatu profesi untuk
dilakukan oleh peneliti, melihat bahwa menjamin suatu moral profesi di mata
penjajaran dokumen rekam medis tidak masyarakat(Rustiyanto, 2009).
sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit Kode etik adalah norma-norma yang
dan dalam pengambilan dokumen rekam harus di indahkan oleh setiap profesi
medis tidak menggunakan tracer. Hal ini didalam melaksanakan tugas profesinya
menggambarkan bahwa petugas rekam didalam kehidupan bermasyarakat.Selain itu
medis di bagian filing kurang kode etik merupakan ciri profesi yang
memperhatikan penerapan aspek kode etik bersumber dari nilai-nilai interal dan eksteral
perilaku dalam penerapan kode etik suatu disiplin ilmu dan merupakan
kewajiban umum pasal 4 yang berbunyi pernyataan komprensesif suatu profesi yang
“Perekam medis mampu menyimpan dan memberikan tuntutan bagi anggota dalam
menjaga data rekam medis serta informasi melaksanakan pengabdian profesi.
yang terkandung didalamnya sesuai Sebaiknya suatu kode etik profesi di buat
ketentuan prosedur manajemen, ketetapan oleh profesi itu sendiri, dan kode etik tidak
pimpinan institusi dan peraturan efektif bila di buat oleh atasan atau instansi
perundangan yang berlaku”. Berdasarkan pemerintah karena tidak akan hidup dan di
permasalahan di atas penulis mengambil jiwai oleh kalangan profesi itu sendiri.
judul “penerapan kode etik profesi perekam Supaya bisa berfungsi dengan baik suatu
medis dibagian filing di Rumah Sakit Umum kode etik harus bisa menjadi hasil self-

62Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013,Hal61-73


regulation (pengaturan diri) dari profesi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kode etik berhasil dengan baik A. Hasil
haruslah di awasi secara terus menerus, serta 1. Penerapan kode etik profesi perekam
kode kode etik harus mengandung sanksi- medis yang berkaitan dengan
sanksi jika melangar kode etik, selain itu menyimpan dan menjaga data rekam
kasus-kasus pelangaran akan tindak oleh medis di RSUD Kabupaten
suatu dewan kehormatan (Rustiyanto, 2009). Karanganyar
B. Etika Profesi a. Kebijakan tentang penyimpanan
Etika Profesi adalah Suatu moral dokumen rekam medis
community (masyarakat moral yang RSUD Kabupaten
memiliki cita-cita dan nilai-nilai Karanganyar telah mempunyai
bersama.Etika Profesi mengandung unsur prosedur tetap dengan nomor
tentang pengorbanan demi kemanusiaan, dokumen 54.05.55.P3 yang
dedikasi, dan pengabdian masyarakat diterbitkan tanggal 10
(Rusdiyanto, 2009). November 2009 (Lampiran 4)
yang mengatur tentang
METODE penyimpanan dokumen rekam
Jenis Penelitianyang digunakan medis (filing).Petugas perekam
adalah diskriptif, sampel yang medis melakukan penyimpanan
digunakan adalaha Tiga petugasfiling di rekam medis pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten menggunakan sistem
Karanganyar. Objek yang di gunakan penyimpanan yang telah

adalah Penerapan kode etik profesi perekam ditentukan yaitu dengan sistem

medis dibagian filingdi Rumah Sakit Umum penyimpanan secara


Sentralisasi (Dokumen Rekam
Daerah Kabupaten Karanganyar.
Medis menjadi satu, baik Rawat
Cara Pengumpulan Data adalah dengan
Jalan, Rawat Inap, maupun
wawancara mendalam yaitu mengetahui
Gawat Darurat).Dengan sistem
hal-hal dari responden yang lebih
penjajaran Terminal Digit Filing
mendalam tentang penerapan kode etik
atau sistem angka akhir. Di
profesi perekam medis di Rumah Sakit RSUD Kabupaten Karanganyar
Umum Daerah Kabupaten penjajarannya sekilas seperti
Karanganyar.Observasi yaitu Terminal Digit Filing, tetapi
pengamatan secara langsung kepada setelah di teliti secara lebih

petugas perekam medis dibagian filing. jelas, bukan Terminal Digit


Filing, melainkan di RSUD
Kabupaten Karanganyar

Penerapan Kode Etik Profesi Perekam ...(Windy C, Rano Indradi S, dk) 63


melakukan penjajaran tidak
menggunakan prosedur tetap Petugas Perekam Medis 1

yang ada.
“Menyimpan dokumen sesuai
Pengertian sistem
dengan tempatnya. Sistem
penyimpanan menurut petugas Numberal atau apa gitu, tapi
filing di RSUD Kabupaten di teori gak ada. Protapnya
tidak ada, pas mau akreditasi
Karanganyar, yaitu menerima ditempel, pas abis akreditasi
dokumen dan menyimpannya gak ada.”

sehingga sewaktu- waktu


diperlukan, mudah dicari atau Petugas Perekam Medis 2

diambil kembali.
Adapun pengertian “Menyimpan dokumen pasien
menyimpan dokumen rekam dari Rawat Inap maupun
Rawat Jalan, sesuai dengan
medis berdasarkan hasil urutan nomer yang menjadi
wawancara dengan petugas sistem yang berlaku
disini.Sistemnya ada, tapi
perekam medis di ruang filing keliru.Protapnya belum ada.”
sebagai berikut:
“kita menyimpan, misalnya Petugas Perekam Medis 3
menerima sesuatu, kalo disini
kan dokumen, kita menerima
dokumen ya kita simpen b. Pelaksanaan Penyimpanan
menurut pengetahuan yang Dokumen Rekam Medis Di
kita ketahui secara benar dan
baik, apabila sewaktu- waktu RSUD Kabupaten Karanganyar
yang kita simpan, kalo disini Di RSUD Kabupaten
dokumen kita simpan
diperlukan, kita bisa Karanganyar sistem
mengambilkan dengan, ee penyimpanannya memiliki
memberi pengendalian, kita
punya buku pengendalian kekurangan.Kurangnya tempat
peminjaman, jadi kemanapun penyimpanan dokumen rekam
dokumen yang kita simpan ini
dipinjam, atau pun dirak kita medis yaitu gedung dan rak
tetep bisa mengendalikan, kita penyimpanan. Selain itu, filing
tetep bisa tau dimana
dokumen itu bila tidak juga memerlukan tenaga kerja
ditemukan di tempat kita rekam medis. Adapun
menyimpan. Kalau. Protap itu
ada, penyimpanan, penulisan pelaksanaan menyimpan
register, alur prosedur .kalau dokumen rekam medis
di Rumah Sakit ini ya TDF
dek. Protap itu ada, berdasarkan hasil wawancara
penyimpanan, penulisan dengan petugas perekam medis di
register, semua ada, alur
prosedur itu protapnya ada.” ruang filing sebagai berikut:

64Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013,Hal61-73


“Disini penyimpanan kita kuota pasien perhari 300,
secara sentralisasi, terus kalau kita menyimpan dan
kalau kita menyimpannya mengembalikan sendiri-
bagaimana, kita menerima sendiri kadang kecapekan,
dokumen dari rawat inapa kalau mengembalikan
atau rawat jalan setelah dibantu dari pendaftaran,
dokumen tersebut udah orang rekam medis juga,
selesai, kalau di rawat inap karna ini faktor tenaga nya
setelah di koding, di yang kurang. Kalo SDM,
assembling, baru ditaruh terserah kepala ngasihnya
disini, ya kita simpan kalo berapa, tapi kalo kita
dari poliklinik kalau udah ngusulkan mintanya 3orang
selesai pelayanan baru kita lagi, tapi kita mengusulkan
simpan, biasanya hari itu tetap ditambah. Disini tidak
juga, kalo gak selesai ya menggunakan tracer dek,
besok. Kalau disini tapi saya sudah pesan 500
kesulitannya bukan karena tracer.”
sistemnya Cuma karena
tempatnya dan raknya yang
sangat terbatas dan sangat Petugas Perekam Medis
menyusahkan, Cuma karena 1
kondisi tempatnya saja.
Kalau kekurangannya,
Cuma karena tempatnya
“Pelaksanaannya ya berkas
kurang efesien, sentralisasi
dari poli, Rawat Jalan
kan punya ruang yang lebar
langsung disimpan. Sistem e
supaya lebih leluasa
kan gak ada, ada tapi sistem
mengambil dan menyimpan
e keliru, kelebihannya dari
lebih teliti. Kalau
sistem ini gak ada,
kelebihannya tidak banyak
kekurangan cuma tempat e,
dokumen double, untuk
jadi kita menyimpannya
memanage nomer dokumen
susah, ngambilnya susah,
dua pasien double sangat
SDMnya yang kurang mbak.
jarang sekali. Disimpan
Caranya apa gak menurut
secara penomoran unit
sistem numberial itu mbak.
numbering system dengan
Sesuai dari nomor
penjajaran TDF. Kita
pendaftaran.Ada yang
mengambil sesuai dengan
dipinjam dari Rekam Medik,
tidak menggunakan KIUP,
petugas rekam mediknya
jadi untuk pasien askes
pinjam, terus dia
mendaftar itu dicatet nomer
mengembalikan sendiri.
registernya dan ditulis di
Tidak digunakan tracer
buku jaminan, sedangkan
selama saya di filing. Kalo
pasien umum ditulis
ngomong SDM, sini butuh
dilembar resep.Kita
penambahan mbak, tapi
mengambil dokumen rekam
tergantung dari kepala nya
medis sesuai nomor yang
ngasih berapa. Kalo di
kita lihat di dokumen dari
rumah sakit ini, gak pake
pendaftaran. Selama ini gag
tracer.”
ada, semua petugas filing,
kalaupun petugas filing
Petugas
keteteran dibantu oleh
Perekam Medis 2
rekam medis juga yang
otomatis ngerti,soalnya
kalau kita bertiga sementara

Penerapan Kode Etik Profesi Perekam ...(Windy C, Rano Indradi S, dk) 65


“pelaksanaannya, dari Adapun pemisahan dokumen
Rawat Inap, setelah di rekam medis dengan petugas
koding, di assembling terus
langsung disimpen di filing, perekam medis di ruang filing
kalo di Rawat Jalan, pasien sebagai berikut:
diperiksa, perawat
mengembalikan ke filing,
terus disimpan. “ dokumen aktif yaitu
Kelebihannya gak ada, yaa dokumen yang masih aktif
kesulitannya, masalah e untuk periksa, sementara
tidak sesuai dengan dokumen yang tidak aktif itu
sistemnya.Dimasukkan ke yang menurut orang rekam
rak sesuai dengan nomor. medis yang udah melebihi
Melihat nomor kartu waktu yang udah ditentukan,
identitas pasien dibawa ke misalnya pasien itu tidak
ruang filing, terus di cari di periksa selama 5 tahun,
rak filing. Ada dari petugas berarti dokumen itu harus di
pendaftaran, sekedar non aktifkan, biar tempatnya
membantu.Tidak digunakan tidak berjubel, jadi dokumen
tracer, karena tempat tidak yang tidak aktif tidak
memungkinkan.Permintaan digunakan lagi. Disini, ada
rekan-rekan filing minta pemisahan antara dokumen
tambah SDM, tergantung yang aktif dan yang tidak aktif
pimpinan, penambahan 2 lagi, kalo aktif d filing, kalo
oarang itu sudah cukup. yang di gudang, itu yang tidak
aktif. Dokumen mati itu
Wah disini gak pake tracer disimpan di filing aktif dan di
tu mbak.” filing non aktif juga ada, kalo
pasien mati sebelum 5 tahun
Petugas Perekam Medis itu kan masih disimpan.
3 ”
PetugasPerekam Medis
1
c. Kebijakan Tentang Pemisahan
Penyimpanan Dokumen Rekam “Dokumen aktif itu, dokumen
yang digunakan untuk periksa,
Medis kalo yang inaktif itu yang
RSUD Kabupaten tidak pernah digunakan untuk
periksa.Pemisahannya ada di
Karanganyar memiliki prosedur gudang, kalo yang aktif di
tetap dengan nomor dokumen filing. Yaa setau saya
dokumen pasien mati masih
65.05.55.P3 yang diterbitkan disimpan di filing aktif, tapi
tanggal 10 November 2009 kalo di filing inaktif saya tidak
tahu.”
(Lampiran 5) yang mengatur
tentang pemisahan penyimpanan
PetugasPerekam Medis 2
dokumen rekam medis. Dokumen
rekam medis aktif disimpan
terpisah dengan dokumen rekam “Dokumen aktif itu dokumen
yang selalu digunakan untuk
medis inaktif. periksa pasien, sedangkan
dokumen inaktif itu dokumen
yang 5 tahun tidak

66Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013,Hal61-73


digunakan.Ada diruang Kita panggil mesin
gudang, dokumen aktif, kalo pemusnah.”
dokumen inaktif di filing.Di
filing aktif disimpan
tersendiri.” Petugas Perekam Medis
Petugas Perekam Medis 3 1

d. Kebijakan tentang Pemusnahan


Dokumen Rekam Medis Inaktif di “Pemusnahan itu, dokumen
RSUD Kabupaten Karanganyar yang inaktif tidak dipakai,
terus dimusnahkan.Setau saya
RSUD Kabupaten tahun 2010 melakukan
Karanganyar memiliki kebijakan pemusnahan, tapi saya tidak
mengikuti kegiatan
tentang pemusnahan dokumen pemusnahan, Karen sedang
rekam medis inaktif dengan ada keperluan. Kalo prosedur,
saya kurang tahu, setahu saya
nomor 86.05.55.P3, yang dokumen 5 tahun yang tidak
diterbitkan tanggal 10 November periksa, contohnya nomor,
sekian- sekian kemudian
2009 (Lampiran 6).Pemusnahan dimusnahkan tanpa nomor
di RSUD Kabupaten Karanganyar dipilihi”.
Petugas Perekam Medis
tidak menggunakan teori yang 2
ada.
Pemusnahan menurut
“Pemusnahan, dokumen yang
petugas perekam medis dibagian sudah tidak di pakai 5 tahun
filing yaitu menghancurkan keatas.Selama ini, saya belum
mengalami karna saya
dokumen rekam medis yang tidak petugas baru.Prosedur e, yang
digunakan lagi, selama 5 tahun.Di tau kepala Rekam Medis nya,
di kebijakan Rumah
RSUD kabupaten Karanganyar Sakit.Pemusnahannya yang
sudah pernah melakukan lebih tau kepala Rekam Medis,
kalo petugas filing tinggal
pemusnahan dokumen rekam melaksanakan”.
medis.
Adapun pemusnahan Petugas PerekamMedis3
dokumen rekam medis inaktif
menurut petugas perekam medis
2. Penerapan kode etik profesi perekam
di ruang filing sebagai berikut:
medis yang berkaitan dengan
pelepasan informasi di RSUD
“Pemusnahan yaitu dokumen
rekam medik yang sudah Kabupaten Karanganyar
disimpen non aktif selama 5 RSUD Kabupaten Karanganyar
tahun, sudah tidak digunakan
lagi, jadi harus di hanguskan. memiliki kebijakan tentang
Dengan cara dihancurkan peminjaman dokumen rekam medis
atau di cacah, selama disini,
sudah pernah penghangusan. untuk urusan lain (Jasa Raharja,

Penerapan Kode Etik Profesi Perekam ...(Windy C, Rano Indradi S, dk) 67


Asuransi), yaitu prosedur tetap nomor isi.Prosedur untuk peminjaman
dokumen, ke Rekam Medik dulu,
56.05.55.P3 terbit tanggal 10
baru ke sini. Disini pernah
november 2009 (Lampiran 7). dibawa keluar mbk, karena
tempatnya tidak ada, seperti
Prosedur tetap tentang peminjaman
koas.
dokumen rekam medis untuk
Petugas Perekam Medis 2
penelitian dengan nomor 58.05.55.P3
“kalo surat, tidak ada surat
terbit tanggal 10 november 2009 peminjaman dokumen, biasanya
peminjam langsung ke ruang
(Lampiran 8). Adapun peminjaman
filing. Ada yaitu koas.Iya, ada
dokumen rekam medis berdasarkan buku pinjam.Peminjam dating
ke ruang filing, setelah
hasil wawancara dengan petugas
pelayanan sepi, baru petugas
perekam medis di ruang filing mencarikan. Kalo disini ada
yang dibawa keluar mbk, seperti
sebagai berikut:
mahasiswa gitu.”
“Selama ini gak ada surat
pinjam. Buku, kita kalau ada Petugas Perekam Medis 3
peminjaman itu buku, siapapun
yang meminjam kita suruh nulis
B. Pembahasan
dibuku, kalaupun peminjam
tidak menulis, kita yang 1. Kebijakan Penerapan kode etik
mencatat no. rekam medis,
profesi perekam medis yang
nama, alamat, nama
pasien,nama/bangsal si berkaitan dengan menyimpan dan
peminjam. untuk penelitian
menjaga data rekam medis di RSUD
biasanya membawa surat dari
rekam medis, kemudian dia Kabupaten Karanganyar
dapat surat kemudian sini
Kebijakan yang mengatur
mengambilkan dokumennya,
tetep dicatet, tapi tidak boleh di tentang penyimpanan dokumen
bawa keluar. Disini ada yang
rekam medis (filing) di RSUD
dibawa keluar tetapi, dengan
catetan meninggal nomor hp si Kabupaten Karanganyar dengan
peminjamnya, dan itu hanya di
nomor dokumen 54.05.55.P3 yang
pinjam dibangsal
aja.Contohnya seperti koas, diterbitkan tanggal 10 November
mereka minjam, kemudian
2009 (Lampiran 4).RSUD Kabupaten
dibawa ke bangsal, karena
kadang mereka ada ujian, jadi Karanganyar penyimpanan tidak
dokumen di bawa kebangsal.
sesuai dengan teori yang ada.
Kebijakan penyimpanan dokumen
rekam medis di RSUD Kabupaten
Petugas Perekam Medis 1
Karanganyar menggunakan sistem
sentralisasi dalam satu kesatuan map,
“Surat pinjam ada, untuk
penelitian ngambilnya ke filing, dan disusun sesuai aturan nomornya
ngurusnya bukan surat tapi sejajar pada rak (terminal digit).
daftar nomor rekam medis.Ada
dari mahasiswa apoteker.Buku Menurut hatta (2010), sistem
pinjam disini ada dan di penjajaran kelompok angka tepi

68Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013,Hal61-73


berdasarkan angka akhir (terminal menginginkan penambahan jumlah
digit filing) yaitu: tenaga untuk mengurangi beban kerja
Nomor 26 - 03 – 60 petugas filing.Tetapi dalam
26 - -, angka ketiga penambahan jumlah tenaga kerja
(tertier digit) belum bisa dilaksanakan karena
- 03 -, angka kedua menunggu kebijakan kepala rekam
(secondary digit) medis.
- - 60, angka pertama Pemisahan dokumen rekam
(primer digit) medis di RSUD Kabupaten
Tetapi Penerapan di RSUD Karanganyar memiliki prosedur tetap
Kabupaten Karanganyar sebagai dengan nomor dokumen 65.05.55.P3
berikut: yang diterbitkan tanggal 10
Nomor26 – 03 – 60 November 2009 (Lampiran 5) yang
26 - -, angka kedua (secondary mengatur tentang pemisahan
digit) penyimpanan dokumen rekam medis.
- 03 -, ketiga (tertier digit) Menurut petugas, dokumen pasien
- - 60, angka pertama meninggal yang belum 5 tahun masih
(primer digit) disimpan di filing aktif karena
RSUD Kabupaten Karanganyar sewaktu- waktu digunakan untuk
masih terdapat dokumen rekam medis pengurusan klaim asuransi, penelitian
yang berserakan dilantai dan dll.
disimpan didalam kardus sesuai Pemusnahan dokumen rekam
penjajaran yang digunakan karena rak medis di RSUD Kabupaten
penyimpanan sudah penuh. Hal Karanganyar sudah pernah
tersebut disebabkan karena dilaksanakan, tetapi cara
kurangnya tempat penyimpanan yaitu pemusnahannya belum sesuai dengan
sempitnya gedung filing dan rak prosedur tetap tentang pemusnahan
penyimpanan yang sempit. dokumen rekam medis inaktif dengan
Di ruang filing terdapat 3 nomor 86.05.55.P3, yang diterbitkan
petugas rekam medis, dan mereka tanggal 10 November 2009
kewalahan melayani pasien yang (Lampiran 6).Petugas rekam medis 1
setiap harinya kurang lebih 300 sudah mengetahui cara pemusnahan
pasien per hari. Setiap petugas harus dokumen rekam medis inaktif. Saat
mengambil dan mengembalikan melakukan pemusnahan seharusnya
dokumen rekam medis yang begitu ada beberapa lembar formulir rekam
banyak, sehingga perlu dibantu medis yang diabadikan dan
petugas pendaftaran.Petugas filing seharusnya tidak dimusnahkan, tetapi

Penerapan Kode Etik Profesi Perekam ...(Windy C, Rano Indradi S, dk) 69


petugas tidak mengetahui formulir medis pasal 3 yang berbunyi “
apa saja yang diabadikan. Sehingga Perekam medis lebih mengutamakan
petugas memusnahkan seluruh pelayanan dibandingkan kepentingan
dokumen rekam medis dan tidak ada pribadi dan selalu berusaha
lembar- lembar yang memberikan pelayanan sesuai
diabadikan.Sedangkan dua petugas pelayanan kesehatan yang bermutu”.
lainnya hanya mengikuti petugas Penyimpanan dokumen rekam
yang mengerti tentang pemusnahan medis di RSUD Kabupaten
dokumen rekam medis. Karanganyar petugas filing belum
RSUD Kabupaten Karanganyar mampu menyimpan dokumen rekam
petugas perekam medis mengijinkan medis, dengan TDF.Karena sistem
dokumen rekam medis di bawa oleh penyimpanan TDF yang diterapkan
pasien, padahal dokumen rekam masih salah.Hal ini tidak sesuai
medis bersifat rahasia dan dokumen dengan kode etik kewajiban umum
rekam medis tidak boleh dibawa oleh perekam medis pasal 4 yang berbunyi
pasien.Maka hal ini terjadi “Perekam medis mampu menyimpan
pelanggaran kode etik perekam medis data rekam medis serta informasi
yang mencoreng profesi rekam yang terkandung didalamnya sesuai
medis.Hal ini bertentangan dengan dengan kebutuhan prosedur
kewajiban umum perekam medis manajemen, ketetapan pimpinan
yang harus menjaga kehormatan institusi dan peraturan perundangan
perekam medis yang disebutkan pasal yang berlaku”.
1, berbunyi “Di dalam melaksanakan Selama ini dokumen rekam
tugas profesi, tiap perekam medis medis tidak terjaga kerahasiaannya.
selalu bertindak demi kehormatan Hal ini menunjukkan bahwa petugas
diri, profesi, dan organisasi perekam medis sudah melaksanakan
PORMIKI”. kewajiban umum perekam medis
Pasal 2 yang berbunyi pasal 5 yang berbunyi “ Perekam
“Perekam medis selalu menjalankan medis selalu menjunjung tinggi
tugas berdasarkan standar profesi doktrin kerahasiaan dan hak atas
tertinggi.Salah satu petugas filing informasi pasien yang berkaitan
yang pulang lebih awal, sebelum jam dengan identitas individu atau
kerja habis, demi kepentingan sosial”.
pribadi.Petugas filing lebih Prosedur tetap di filing tentang
mengutamakan kepentingan pribadi penyimpanan yang telah disahkan
dibandingkan pelayanan. Seharusnya oleh direktur belum dilaksanakan
pada kewajiban umum perekam secara maksimal, masih ada

70Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013,Hal61-73


kesalahan dalam melaksanakan mengatasi hal ini, maka dilakukan
sistem penyimpanan dokumen. Hal perubahan mengenai sistem tersebut.
ini tidak sesuai dengan kode etik Salah satu Petugas filing sudah lama
kewajiban umum perekam medis mengetahui sistem penjajarannya
pasal 6 yang berbunyi “ Perekam tersebut tidak sesuai dengan teori.
medis wajib melaksanakan tugas Dua Petugas filing tersebut selama ini
yang dipercaya pimpinan kepadanya, belum mengetahui sistem penjajaran
dengan penuh tanggung jawab, teliti, yang digunakan salah, setelah ada
dan akurat”. sosialisasi oleh petugas filing,
Salah satu kode etik tentang kemudian mengetahui jika sistem
penyimpanan sesuai kewajiban penjajaran yang digunakan selama ini
umum perekam medis pasal 4 adalah salah atau tidak sesuai dengan
Perekam Medis mampu menyimpan prosedur tetap.Setelah mengetahui
dan menjaga data rekam medis serta kesalahan tersebut petugas filing
informasi yang terkandung mempunyai keinginan untuk
didalamnya sesuai dengan ketentuan melakukan perubahan atas kesalahan
prosedur manajemen, ketetapan sistem tersebut.
pimpinan institusi dan peraturan Di RSUD Kabupaten
perundangan yang berlaku. Di RSUD Karanganyar dibagian filing memiliki
Kabupaten Karanganyar ditemukan 3 petugas rekam medis.Petugas 1
adanya ketidaksesuaian sistem lulusan DIII rekam medis, petugas 2
penyimpanan terminal digit filing. Di lulusan Sarjana Ekonomi, dan
RSUD Kabupaten Karanganyar petugas 3 lulusan SMK.Petugas 1
berisikan prosedur tetap tentang lebih memahami kode etik profesi
penyimpanan, Pengertian dari perekam medis dibandingkan petugas
penyimpanan yaitu proses 2 dan petugas 3, dikarenakan tidak
penyimpanan dokumen rekam medis memiliki latar belakang sebagai
dengan menggunakan metode angka perekam medis.Hanya mengetahui
akhir (terminal digit filing). ilmu rekam medis selama bekerja di
Sedangkan pelaksanaan di RSUD Kabupaten Karanganyar.
RSUD Kabupaten Karanganyar Petugas 1 mempunyai keinginan
menggunakan angka tengah, hal ini untuk menambah ilmu dengan
tidak sesuai dengan prosedur tetap sekolah lagi, sedangkan petugas 2
nomor 54.05.55.P3 tentang ingin menambahkan ilmu rekam
penyimpanan dokumen rekam medis medis jika dibiayai oleh pihak rumah
(Lampiran 4a).Karena sistem ini sakit.Sedangkan petugas 3 tidak ingin
sudah lama digunakan, untuk melanjutkan sekolah lagi karena

Penerapan Kode Etik Profesi Perekam ...(Windy C, Rano Indradi S, dk) 71


sudah merasa cukup sebagai lulusan karena tracer di RSUD Kabupaten
sarjana ekonomi.Menurut kode etik Karanganyar belum ada, jadi petugas
kewajiban terhadap diri sendiri pasal tidak menggunakannya.Sedangkan
2 yaitu perekam medis wajib petugas 2 dan 3 tidak mengetahui
meningkatkan pengetahuan dan kegunaan tracer.
keterampilan dan ilmu pengetahuan Petugas rekam medis 2 pernah
teknologi yang ada. mengalami tidak menemukan
2. Penerapan kode etik profesi perekam dokumen rekam medis seorang
medis yang berkaitan dengan pasien, kemudian petugas tersebut
pelepasan informasi di RSUD menanyakan dokumen rekam medis
Kabupaten Karanganyar. kepada pasien.Ternyata dokumen
RSUD Kabupaten Karanganyar rekam medis yang dicari dibawa
memiliki prosedur tetap tentang pulang oleh pasien tersebut.Hal ini
peminjaman dokumen rekam medis menunjukkan bahwa petugas tersebut
untuk jasa raharja dan asuransi kurang menjaga data rekam medis,
dengan nomor dokumen 56.05.55.P3 karena dokumen rekam medis dapat
tanggal terbit 10 november 2009 dibawa pulang pasien tanpa
(Lampiran 7). Prosedur tetap tentang pengetahuan petugas. Hal ini belum
peminjaman dokumen rekam medis sesuai kewajiban umum perekam
untuk keperluan penelitian dengan medis yang menyatakan bahwa “
nomor dokumen 58.05.55.P3 tanggal Perekammedis mampu menyimpan
terbit 10 november 2009 (Lampiran dan menjaga data rekam medis, serta
8). Tetapi RSUD Kabupaten informasi yang terkandung
Karanganyar belum memiliki didalamnya sesuai dengan kebutuhan
prosedur tetap tentang penerapan prosedur manajemen, ketetapan
kode etik profesi perekam medis. pimpinan instansi dan peraturan
Petugas rekam medis dalam perundangan yang berlaku”
mengambil dokumen rekam medis Pada kasus peminjaman
tidak menggunakan tracer, hal ini dokumen rekam medis yang dialami
tidak sesuai dengan prosedur tetap petugas 3, memperbolehkan seorang
nomor 57.05.55.P3 bahwa dalam coasisten membawa dokumen rekam
peminjaman dokumen rekam medis medis keluar dari ruang filing.
saat dokumen diambil harus Sebenarnya petugas sudah tahu
menggunakan tracer.Petugas rekam bahwa dokumen rekam medis tidak
medis 1 sebenarnya tahu bahwa boleh dibawa keluar ruangan, tetapi
dalam pengambilan dokumen rekam karena ruangan yang sempit dan tidak
medis harus menggunakan tracer, ada meja bagi peneliti yang

72Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013,Hal61-73


melakukan penelitian dokumen , pelepasan informasi medis, beberapa
maka petugas memperbolehkan petugas rekam medis di RSUD
membawa dokumen rekam medis kabupaten Karanganyar
keluar filing. Hal ini tidak sesuai belumsesuaidengankewajibanumump
dengan kewajiban umum perekam erekammedis.
medis yang menyatakan bahwa
“perekam medis selalu menjunjung DAFTAR PUSTAKA
tinggi doktrin kerahasiaan dan hak
Depkes RI. 2006. Buku Pedoman
atas informasi pasien yang terkait Penyelenggaraan dan Prosedur
atas identitas individu/sosial.” Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia.Depkes RI: Jakarta.

SIMPULAN . 2008. Buku Standar Profesi


1. Penerapan kode etik profesi perekam Perekam Medis dan Informatika
Kesehatan. Depkes RI: Jakarta. Hal
medis dalam menyimpan dokumen
17 – 19
rekam medis di RSUD Kabupaten
EryR. 2009. EtikaProfesiPerekamMedis dan
Karanganyar belum sesuai dengan
InformasiKesehatan.GrahaIlmu:
kode etik profesi Yogyakarta. Hal. 7– 9
2. Petugas tidak menggunakan tracer
Hatta.GR.
dalm pengambilan dokumen rekam 2010.PedomanManajemenInformas
iKesehatan di
medis di bagian filing
SaranaPelayananKesehatan.Univer
3. Petugas di bagian filing berjumlah 3 sitasIndonesia:Jakarta.
orang, lulusan DIII Rekam Medik, S1
Hanafiah, Yusuf M.& Amri Amir, 2009.
Sarjana Ekonomi, dan SMK Etika Kedokteran & Hukum
Kesehatan. ECG: Jakarta.
4. Pendistribusian dokumen rekam
medis yang dibawa oleh pasien, Notoatmojo S. 2010. Metodelogi Penelitian
Kesehatan.Rineka Cipta: Jakarta.
sehingga dokumen rekam medis tidak
terjaga Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
5. Penerapan kodeetik
Kualitatif, dan R&D.Bandung:
profesiperekammedis dalam Alfabeta.

Penerapan Kode Etik Profesi Perekam ...(Windy C, Rano Indradi S, dk) 73

Anda mungkin juga menyukai