Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK SURVEYOR

Fellicia Dea Adama (18.43.008)

Melani (18.43.013)

Nurul Hidayati (18.43.020)

- Tugas surveyor
Adalah memeriksa dan melaporkan tentang fakta untuk menyajikan
gambaran yang jelas dan keadaan selama survey

Dari hasil diskusi yang dilakukan kemarin, menurut survey kami


sebagai surveyor adalah dengan negosiasi charter kapal rute Makassar-
belawan dengan kecepatan kapal 15 knot dengan muatan dry cargo dengan
ukuran kapal 15000 DWT dengan menggunkan voyage charter dengan
berat muatan 35.000 ton dengan biaya 6,3 M dan Agen bersedia melakukan
Bongkar muat (BM) selama 3 hari .
Palka, tangki, container dalam keadaan baik dan siap untuk dimuati.
Nama: Melani
Nit: 18.43.013
Kelas: KALK IV A

1. Sebutkan dan jelaskanlah beberapa jenis akta dalam surat perjanjian


charter
Jawab: Disamping adanya perjanjian Standar Carrier, masih terdapat
berbagai perjanjian yang telah digunakan (tetapi belum disahkan oleh
Chamber Of Shipping), antara lain :
a. Java Sugar Charter (untuk pengangkutan gula dari Indonesia)
b. Cuba Sugar Charter (untuk pengangkutan gula dari Cuba)

c. Burma Rice Charter ( untuk pengangkutan beras dari Birma)

d. Baltimore Grain Charter or Baltimore Form C-Charter


e. Spain Ores Charter (Rio Tinto Form)
f. Narvik Ores Charter
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah dibawah ini:
a. Disponent Owner
Pemilik pura-pura yaitu Charterer yang mencharterkan kembali kapal
yang disewanya dari Ship Owner
b. Dead Freight
adalah uang yang harus dibayarkan kepada kapal karena satu pihak
tidak menepati janji untuk memuai kapal dengan muatan penuh.
3. Buatlah ringkasan (resume) secara umum dari prosedur dan syarat-
syarat sewa menyewa ruang kapal (chartering of vessel)
Beberapa pokok dala carter kapal menurut perjalanan :
o Pihak pencarter tidak boleh mengadakan perjanjian carter menurut
perjalanan dengan pihak ketiga, kecuali dalam charter party, kepadanya
di berikan hak untuk perjanjian perjalanan dengan pihak ketiga.
o Penggunaan ruang kapal yang tersisa.
o Tanggung jawab pemilik kapal atas daya muat yang lebih besar di
bandingkan yang tercatat dalam charter party.
o Pelabuhan bongkar muat yang aman.
o Penyerahan barang yang akan di muat.
o Ketetapan waktu mengerjakan muatan oleh pihak pemilik kapal.
o Cara memberitahukan pihak pencharter tentang kesiapan kapal
menerima muatan.
o Prosedur pemutusan persetujuan oleh pihak pencarter yang tidak
mampu menyediakan muatan sebagaimana yang di sepakati.
o Ketentuan – ketentuan mengenai hari labuh, hari kelambatan, hari
kecepatan serta uang denda kelambatan dan bonus kecepatan.
o Pembayaran ganti rugi untuk kurangnya muatan oleh pencarter
kepada pemilik kapal.
o Kewajiban pemilik kapal mengganti kerugian kepada pencarter jika
kapal tidak dapat melaksanakan pelayaran atau tidak dapat di gunakan
“sejak permulaan”.
o Penyerahan barang berdasarkan konosemen.
o Pembayaran sewa kapal.
o Gugurnya persetujuan karena tindakan pemerintah sebuah negara,
karena perang dsb.
o Pemberlakuan KUHD, kecuali ada perjanjian lain.
Beberapa pokok dalam pencarteran kapal menurut waktu :
* Pihak pencarter berhak mencarterkan kembali kapal kepada pihak
ketiga (disponent owner)
* Ruangan kapal hanya boleh digunakan sesuai dengan ijin
pencarteran.
* Dalam hal penerimaan, pengangkutan muatan maka, nahkoda
harus menaati perintah – perintah pencarteran.
* Pencarteran tidak boleh melayarkan kapal ke tempat yang tidak
dapat di masuki kapal dan berlabuh tidak aman.
* Perhitungan yang di adakan jika terdapat perbedaan daya muat
menurut charter party dengan kenyataannya.
* Pemberlakuan KUHD (termasuk perjanjian yang di luar negeri),
kecuali ada persetujuan lain.
Ada beberapa ketentuan umum serta syarat dan tanggun jawab yang
diatur :
ü Tarif sewa didasarkan pada bobot mati musim panas, dan dibayar tiap
bulan dan diselesaikan melalui pembayaran dimuka.
ü Pencarter berhak menunjuk nahkoda dan awak kapal, namun untuk
nahkoda dan KKM dengan persetujuan pihak pemilik kapal.
ü Pencarter diberikan penguasaan penuh atas kapal dan segala biaya
eksploitasi kapal, termasuk biaya reparasi survey kapal menjadi
bebannya.
ü Asuransi kapal menjadi beban milik kapal jika dicantumkan syaratnya
dalam perjanjian sewa – menyewa kapal.
ü Kapal digunakan untuk pelayaran yang sah.
ü Tidak dibenarkan mengadakan perubahan – perubahan pada
bangunan kapal oleh pihak pencarter tanpa persetujuan dari pihak
pemilik kapal.
ü Penyerahan kembali pada akhir masa carter harus dalam keadaan
yang sama dengan pengecualian keausan yang wajar.

Anda mungkin juga menyukai