Anda di halaman 1dari 10

CIVICUS | FKIP UMMat

Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan


p-ISSN 2338-9680 | e-ISSN 2614-509X | Vol. 6 No. 2 September 2018, hal. 13-22

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NILAI-NILAI BUDAYA PADA


RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT SADE LOMBOK TENGAH

Hendri Adrian1, Wayan Resmini2


1
Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Muhammadiyah Mataram, hendri.adrian12@gmail.com
2
Dosen LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar di Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Muhammadiyah Mataram,
wayanresmini@ymail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Rumah Tradisional masyrakat suku sasak yang ada di pulau Lombok provinsi Nusa
Tenggara Barat yang dimana masih menjaga keaslian rumah tradisonal dan memperkuat
Diterima: 20-Agustus- Lanti (Belulut) dengan kotoran kerbau. Menjaga nilai-nilai yang ada dalam kepercayaan
2018 turun-temurun dari nenek moyang, namun seiring perkembangan zaman dan globalisasi
Disetujui: 10-September- telah mempengaruhi keaslian rumah dan nilai-nilai budaya masyarakat Sade. Tujuan artikel
2018 ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan globalisasi terhadap nilai-nilai
budaya pada rumah teradisional masyarakat Sade Lombok Tengah dan masalah-masalah
Kata Kunci:
yang ditimbulkan oleh gelobalisasi terhadap nilai-nilai budaya pada rumah tradisional
Pengaruh masyaraakt Sade Lombok Tengah. Metode Penelitian adalah metode kulitatif dengan
Globalisasi pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Dusun Sade, Desa Rambitan Kecamatan
Nilai budaya Pujut Kabupaten Lombok Tengah, informan dalam penelitian ini adalah masyarakat, tokoh
Rumah Tradisional adat, dan pemerhati budaya. Metode pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi dengan teknik analisis data menggunakan model analisis
interaktif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dilapangan bahwa pengaruh
globalisasi terhdap nilai-nilai budya pada masyarakat sudah mulai terpengaruh dimana nilai-
nilai atau kebiasaan yang sudah dilakukan oleh masyarakat setempat yang merekat dan
memperkuat lantai menggunakan kotoran kerbau. Juga terlihat dari bentuk bangunan
rumah masyarakat yang sudah banyak meniggalkan keaslian dari rumah teradisional
tersebut. Hal ini membuat nilai-nilai budaya pada rumah tradisional masyarakat sedikit
mengalami perubahan.

Abstract: Traditional Houses of the Sasak tribe people on the island of Lombok in the
province of West Nusa Tenggara where they still maintain the authenticity of traditional
homes and strengthen Lanti (Belulut) with buffalo dung. Maintain the values that exist in the
hereditary beliefs of the ancestors, but over the times and globalization have influenced the
authenticity of the house and the cultural values of the Sade community. The purpose of this
article is to find out the influence globalization has on the cultural values in the traditional
houses of Sade Tengah, Central Lombok and the problems posed by globalization of cultural
values in the traditional Sade Lombok Central community house. Research Method is a
qualitative method with a descriptive approach. This research was conducted in Sade
Hamlet, Rambitan Village, Pujut District, Central Lombok Regency, informants in this study
were the community, traditional leaders, and cultural observers. Methods of data collection
using observation, interviews, and documentation with data analysis techniques using
interactive analysis models. Based on the results of research obtained in the field that the
influence of globalization on cultural values in the community has begun to be affected
where the values or habits that have been carried out by local communities that glue and
strengthen the floor using buffalo dung. It can also be seen from the shape of the
community house building that has abandoned the authenticity of the traditional house. This
makes the cultural values of traditional houses change slightly.

³³³³³³³³³³ ‹ ³³³³³³³³³³

aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan


A. LATAR BELAKANG berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
Indonesia sebagai Negara berkembang yang dijawab, dipecahkan dalam upaya untuk memanfaatkan
masyarakatnya masih primitive, namun perkembangan globalisasi untuk kehidupan. Karena globalisasi juga
ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin mendorong memiliki penggaruh yang penting bagi kehidupan
upaya-upaya pembaharuan hasil-hasil teknologi. masyarakat Indonesia.
Tekhnologi mempunyai pengaruh yang sangat besar Kehidupan masyarakat Indonesia yang semakin
terhadap globalisasi. Globalisasi menyentuh seluruh berkembang sesuai dengan kemajuan zaman, diiringi

13
14 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 13-22

dengan perubahan kehidupan masyarakat. Contoh mengetahui berbagai efek dari globalisasi sebagai acuan
sederhana dengan tekhnologi internet, parabola dan TV, untuk memperbaikinya dan memanfaatkan sesuai
orang dibelahan bumi manapun akan dapat mengakses dengan nilai-nilai budaya di daerah masing-masing.
berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Seperti pulau Lombok yang begitu dikenal dari segi
Sehingga akan menjadi sebuah permasalahan apabila pariwisata, lama-lama akan menghilang apabila
pengaruh dari penggunaan media mengubah masyarakat dipengaruhi dengan budaya yang tidak sesuai dengan
baik dari segi budaya, sifat dan nilai-nilai kebiasaan masyarakat. Sehingga yang terjadi adalah
kemasyarakatan. Sehingga masyarakat pada umumnya akan tidak adanya ketertarikan dan keunikan dari
di Indonesia dan khususnya di wilayah Lombok Tengah daerah Lombok pada kebudayaan yang menjadi daya
juga mengalami dampak dari perkembangan ilmu tarik wisatawan. Khususnya di Dusun Sade Desa
pengetahuan seperti internet. Dimana internet adalah Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
salah satu akses untuk masuk dalam pengaruh yang dikenal bahwa Dusun Sade itu sebagai objek wisata
globalisasi. yang ada di pulau Lombok, yang masih kental dengan
Tidak menutup kemungkinan efek dari perkembangan budaya masayarakat sasak masa lalu, yang masih
tekhnologi yang mempermudah masyarakat untuk memegang kepercayan nenek moyang, dan Dusun Sade
dirasuki oleh era globalisasi yang merajalela. Dapat juga yang daerah satu-satunya yang masih mengunakan
merubah berbagai segi nilai-nilai budaya suatu bangunan rumah sasak pada tempo dulu, yang dimana
masyarakat. Baik itu berupa dari segi tempat tinggal, setiap ruangan dan di dalam rumah tersebut mempunyai
penampilan, keagamaan maupun kehidupan sehari-hari makna dan filosofi yang masih dipercaya sampai saat ini
masyarakat. Sehingga sangat penting bagi kita oleh masyarakat Sasak khususnya Dusun Sade.
khususnya peneliti untuk mengetahui penyebab adannya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perubahan pada masyarakat. Oleh karana itu akibat dari seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan globalisasi
kemajuan teknologi yang semakin cangih, akan terhadap nilai-nilai budaya pada rumah teradisional
mengakibatakn berbagi tantangan, sehingga akan masyarakat Dusun Sade dan masalah-masalah yang
mengakibatkan terjadinya perubahan nilai-nilai budaya. ditimbulkan oleh gelobalisasi terhdap nilai-nilai budya
Nilai-nilai budaya itu sangat penting bagi kehidupan pada rumah tradisional masyaraakt Dusun Sade Desa
masyarakat. Sehingga ingin mengetahui dampak yang Rambitan Kecamatan Pujut Lombok Tengah.
ditimbulkan oleh giobalisasi tehadap nilai-nilai budaya
padapada masyarakat. Khususnya pada masyarakat di B. METODE PENELITIAN
Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut 1. Metode yang Digunakan
Kabupaten Lombok Tengah. Karena Dusun Sade Desa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
Rambitan adalah salah satu objek wisata kebudayaan ilmiah untuk mendapatkan data, dengan tujuan dan
yang masih ada sampai saat ini. Namun berbagai kegunaan tertentu. Metode penelitian dapat dibedakan
perubahan terlihat dari efek perkembangan tekhnologi menjadi dua metode yaitu, metode penelitian kuntitatif
pada segi budaya dan kebiasaan masyarakat. dan metode penelitian kulitatif.
Dalam hal ini kebudayaan erat hubungannya antara Metode kuntitatif dapat diartikan sebagai metode
kebudayaan dengan masyarakat dinyatakan dalam penelitian yang berlandaskan pada filsafat possitivisme,
NDOLPDW ³PDV\DUDNDW DGDODK RUDQJ-orang yang hidup digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
bersama dan menghasilkankebudayaan, sehingga tidak tertentu[3]. Tehnik pengambilan sampel pada umumnya
ada masyarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan. dilakukan secara random, pengumpulan data
Sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat menggunakan instrument penelitian, analisis data
VHEDJDL ZDGDK GDQ SHODNXQ\D´ .HEXGD\DDQ DGDODK bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat[1]. menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Menyikapi prolematika itu, dibutuhkan strategi yang Penelitian kulitatif adalah penelitian yang
tepat agar budaya lokal tidak semakin tergerus oleh bermaksud untuk memahami fenomena tentang
budaya asing dan secara perlahan berpotensi apayang dialami oleh subjek penelitian misalnya
melenyapkan. Strategi yang bisa dijalankan adalah perilaku, presepsi, motifasi tindakan dan lain-lai[4].
pembangunan jati diri bangsa untuk memperkokoh Secara holistic (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam
identitas kebangsaan, pemahaman falsafah budaya bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
kepada seluruh kalangan masyarakat, penerbitan kuhusus yang alamiah dan dengan memanaatkan
peraturan daerah yang melindungi budaya lokal, dan berbagi metode alamiah.
memanfaatkan teknologi informasi untuk mengenalkan Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan
budaya lokal ke masyarakat dunia[2]. pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk
Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk mendapatkan data tentang pengaruh globalisasi
memanfaatkan perkembangan zaman untuk segala hal terhabitandap nilai-nilai budaya pada rumah tradisional
yang dapat memajukan diri sendiri, teman dan Negara Masyarakat Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan
ke arah yang positif. Sehingga sangat penting untuk kita Pujut.Yaitu berusaha menggambarkan fakta dan
Hendri Adrian, Pengaruh Globalisasi Nilai Budaya 15

kenyataan sosial, kemudian dianalisis menggunakan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi
pengetahuan dan konsep kebudayaanyang ada pada sosial yang yang akan diteliti. Ia juga menjelaskan dua
masyarakat Dusun Sade Desa Rambitan. jenis penentuan informan yaitu[3]:
Ada beberapa pertimangan menggunakan kualitatif a. Informan kunci adalah orang yang dapat
diantarannya[5] adalah sebagai berikut: memberikan data atau informasi secara jelas.
a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah b. Informan biasa adalah orang yang terlibat langsung
apabila berhadapan dengan kenyataan langsung dalam penelitian tersebut.
(jamak) Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat disimpulkan bahwa yang menjadi informan kunci dalam
hubungan antara peneliti dan responden penelitian ini adalah masyarakat asli Dusun Sade, ketua
c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat adat dan pemerhatibudaya.Yang mengetahui tentang
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman nilai-nilai budaya pada rumah masyarakat Dusun Sade
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang Desa Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
dihadapi. Tengah.
Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat 4. Metode Pengumpulan Data
disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data dalam peneliti ini adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
deskriptif yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan a. Observasi
gejala atau fenomena yang telah dan sedang Obsevasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
berlangsung.Adapun tujuan menggunakan metode sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam
penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan suatu gejala atau gejala-gejala dalam penelitian.
informasi tentang pengaruh globalisasi terhadap nilai- Metode pengumpulan data dalam penelitian kulitatif
nilai budaya pada rumah tradisional masyarakat Dusun secara umum dikelompokkan ke dalam sua jenis cara
Sade. yaitu think yang besifat intraktif dan non aktif[7].
2. Lokasi Penelitian Metode ini meliputi interview dan observasi berperan
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Dusun Sade Desa serta, sedangkan metode nonintraktif meliputi observasi
Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok tidak berperan serta, tekhnik kuesioner, mencatat
Tengah.Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu dokumen, dan partisipasi tidak berperan.
provensi Nusa Tenggara Barat. Ibu kota daerah ini ialah Secara garis besar observasi dapat dilakukan[8]
kota prays. Kabupaten Lombok Tengah memiliki luas dengan:
wilayah 1.208,39 km; dan populasi 745.433 1. Partisipasi atau partisipan adalah peneliti
jiwa.Kabupaten Lombok Tengah terletak pada posisi 82 merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya,
¶- ¶ OLQWDQJ VHODWDQ GDQ ¶- ¶ %XMXU 7LPXU minsalnya peneliti termasuk suku bangsa suku bangsa
membujur mulai dari kaki Gunung Rinjani di sebelah atau anggota perkumpulan dari apa yang diselidikinya.
utara hingga ke pesisir pantai kuta di sebelah selatan, 2. Tanpa partisipasi atau non-partisipasi yaitu
dengan beberapa pulau kecil yang disekitarnya. peneliti dapat mengadakan pengamatan denagn cara
3. Subyek penelitian menyamar agar tidak disadari kehadirannya itu sebagai
Informan penelitian dalam penelitian kualitatif tidak pengamat akan tetapi dapat juga ia melakukan
menggunakan populasi, karena penelitian kulitatif pengamatan itu secara langsung
berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan non partisipasi, dimana peneliti akan melakukan
diberlakukan ke populasi, tetapi ditansferkan ke tempat pengamatan secara langsung dalam peroses pelaksanaan,
lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan peneliti hanyamencatat data-datayang dibutuhkansesuai
kasus yang diteliti[6]. denganfenomena yang sebenarnya tanpa adannya
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah penambahandan pengurangan terhadap realitas yang
populasi, tetapi menggunakan tehnik penentuan tertjadi yaitupeneliti melakukan pengamatan hidup
informan[7]. Informan adalah orang yang dimanfaatkan sosial masyarakat terutama yang berkaitan dengan nili-
untuk memberikan informasi tentang kondisi latar nilai budaya pada rumah tradisional masyarakat. Dusun
penelitian, jadi ia harus mempunyai banyak pengalaman Sade desa rambitan kecamatan pujut kabupaten Lombok
tentang latar penelitian. Dalam penelitian ini, penentuan Tengah.
informan penelitian dilakukan dengan carapurposive b. Wawancara
sampling. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi
Purposive sampling adalah tehnik pengambilan yang lebih mendalam tentang pengaruh globalisasi
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu[3]. terhadap nili-nilai budaya pada rumah tradisional
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang terebut yang masyarakat Dusun Sade.
dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
mungkin ia sebagai penguasa sehingga akan bertukar informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga
16 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 13-22

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik peneliti kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian
tetentu[3]. Wawancara digunakan sebagai teknik kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan /mengunakn studi dokumen ini dalam metode
setudi pendahuluan untuk menemukan permasalahan penelitian kulitatif[4].
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dokumen dalam penelitian kulitatif[8],
mendalam. 1) Bahan documenter itu telah ada, telah
Selain itu wawancara atau interview terdiri dari tersedia, dan siap paki,
beberapa jenis yaitu[3][9]: 2) Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya,
1. Wawancara tersetruktur (structured interview) hanya memerlukan waktu untuk
yaitu wawancara yang pertanyaannya-pertanyaannya mempelajarinya,
telah disiapkan menggunakan pedoman wawancara 3) Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari
2. Wawancara semiterstruktur (semiterstruktur bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang
interview) yaitu wawancara sudah cukup mendalam berguna bagi peneliti yang dijalankan.
karena ada penggabungan antar wawancara yang 4) Dapat memberikan latar belakang, yang lebih
berpedoman pada pertanyaan pertanyaan yang telah luas mengenai pokok penelitian
disiapkan dan pertanyaan yang lebih luas mendalam dan 5) Dapat dijadikan bahan triagulasi untuk
mengabaikan pedoman yang sudah ada mengecek keseuaian data
3. Wawancara tak berstruktur (unstrukturred 6) Merupakan bahan utama dalam historis.
interview) yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah dalam teknik dokumentasi ini peneliti akan mengunakan
disusun secara sistematis dan lengkap untuk foto atau dan catatan tentang penagruh gelobalisasi
mengumpulkan datanya. Pedoman yang digunakan dalam nilai-nilai budaya.
hanya berupa garis besar permasalahan yang akan 5. Jenis dan Sumber Data
ditanyakan. Dalam jenis penelitian, peneliti memerlukan data
Wawancara yang digunakan dalam peneliti ini yang akurat agar hasil kajian dapat dipertangung
adalah wawancara, tidakbestruktur dimana wawancara jawabkan kebenaranya. Dalam melaksanakan penelitian
bersifat luwes tanpa teks yang harus diikutiwawancara ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
ini memakai kata-kata pertanyaan yang dapat dibuah a) Data kuantitatif data yang berupa angka
saat wawancara, dengan penyesuaian kebutuahan dan dengan melalui penelitian perhitungan
situasi wawancara, dengan catatan tidak menyimpang b) Data kulitatif adalah data-data yang berupa
dari informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini. uraian dengan melalui uraian penelitian
Adapun wawancara merupakan alat rechecking atau kehidupan sosial
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
diperoleh sebelumnya[7]. Teknik wawancara yang bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara jenis data kualitatif, yang dengan cara menjelaskan
mendalam. Wawancara mwndalam (in-depth interview) secara sistematis, analisis dan logis dari permasalahan.
adalah peroses memperoleh keterangan untuk tujuan Ada dua sumber data[3] yaitu:
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap (1) Sumber data perimer adalah sumber data
muka antara pewawancara denagn informan (guide) yang langsung memberikan data kepada
wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat pengumpulan data.
dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (2) Sumber data sekunder adalah sumber yang
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat tidak langsung memberikan data kepada
disimpulkan bahwa wawancara atau interview adalah pengumpul data, minsalnya lewat dokumen
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar atau orang lain/perantara
informasi dan ide melalui tanyajawab sehingga dapat Sumber utama dalam penelitian kulitatif ialah kata-
dikonstruksikan makna dari topik tersebut. kata, dan tindakan secara langsung. Selebihnya adalah
c. Dokumentasi data tambahan atau sekunder seperti dokumen dan lain-
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data lain[10].
yang ketiga yang dilakukan oleh peneliti untuk Berdasarkan beberapa teori di atas yang menjadi
melengkapi data yang dibutuhkan untuk data perimer hasil pengumpulan data melalui obserfasi
penelitian.Dokumen merupakan catatan peristiwa yang dan wawancarta sedangkan yang menjadi data sekunder
sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan (sejarah adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
kehidupan, cerita) gambar (foto, sketsa) atau karya- rumah tradisional pada masyarakat Sasak.
karya monumental dari seseorang. 6. Metode Analisis Data
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
penggunan metode observasi dan wawancara dalam secara intraktif dan berlangsung secara terus menerus
Hendri Adrian, Pengaruh Globalisasi Nilai Budaya 17

sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Reduksi moyang, bahawa kebiasaan masyarakat Sade
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan[11]. menggunakan bahan banggunan dari alam
a. Reduksi data seperti atap menggunakan alang-alang,
Mereduksi data berarti merangkum data, memilih dinding dari anyaman bambu dan lantai
hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, menggunakan kotoran kerbau yang
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang dicampur dengan tanah liat, namun saat ini
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih masyrakat Sade bnyak yang sudah
jelas dan mempermudah penelitian untuk melakukan menggunakan semen sebagi lantainya.
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila c. Nilai Memperekat lantai (belulut)
diperlukan setelah melakukan reduksi data yang diangap menggunkan kotoran kerbau, hal ini juga
sudah falid, maka dilakukan selanjutnya yaitu penyajian salah satu teradisi yang sudah diwarisi oleh
data (data display). nenek moyang masyarakat Sade, namun
b. Penyajian data dengan perkembangan zaman dan globalisasi,
Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah membuat masyarakat jarang menggunakan
mendisply data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian kotoran kerbau untuk belulut lantai.
data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, Hal di atas diperkuat dengan hasil wawancara Wira
bagan dah hubungan antara kategori. Darje dengan masyrakat Sade yang berjumlah tiga
Langkah ke tiga dalam analisis data kulitatif adalah orang diperoleh hasil wawancara masayarakat biasa
penarikan kesimpulan dan verifikas. Kesimpulan awal yang dimana selaku mengatakan bahwa:
yang dikemukakan masih bersifat seementara, dan akan Dampak atau pengaruh globalisasi pada nilai-
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang nilai budaya pada rumah tradisional kami
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya semakin hari semikn Nampak. Terlihat dari
tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap bnyaknya msyarakat kami yang menggunakan
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten semen untuk membuat lantai dari 150 rumah
saat peneliti ke lapangan mengumpul data, maka hanya tersisa 35 yang masih menggunakan
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan tanah lia dan dicampur dengan kotoran kerbau
yang keredibel. untuk membuat lantai rumah dan selin itu sudah
c. Menarik Kesimpulan menggunakan semen, bukan hanya semen saja
Menarik kesimpulan atau vertifikasi data dalam tetapi banyak diantara masyrakat Sade sudah
rangka memuat kesimpulan hasil penelitian yang menggunkan kaca tidak menggunkan kayu,
dituang dalam pembahasan.Setelah data direduksi dan tetapi msyarakat Sade satu semuanya masih
disajikan maka dilakukan kesimpulan tentang menggunakan kotoran kerbau untuk mengepel
pengembangan pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai lantai baik yang menggunkan semen maupun
budaya pada rumah tradisional masyarakat Dusun Sade kotoran kerbau. (wawancara pada tanggal 24
desa rambitan kecamatan pujut kabupaten Lombok April 2018)
Tengah. Menurut Inaq Ruminah salah satu pemilik rumah
Sade yang sudah menggunkan semen sebagi latainya
C. HASIL DAN PEMBAHASAN beliau mengtakan bahwa:
1. Pengaruh Globlisasi Terhadap Nilai-Nilai Saya menggunkan semen pada lantai, karana
Budaya Pade Rumah Sade saya sudah bosen menggunkan tanah lihat
Globlisasi benyebabkan banyak pengaruh terhadap sebagi latai rumah saya dan banyak
nilai-nilai budaya kususnya pada rumah taradisional masyarakat Sade yang lain yang menggunkan
masyarakt Sade, berdasarakan hasil observasi yang semen seperti saya sebagi lantai kami, tetapi,
dilkukan dilapangan terdapat beberapa pengaruh kami tidak menghilankan nilai-nilai budaya
globalisasi terhadap nilai-nilai budaya masyarakat kami yang menggunakan kotoran kerbau untuk
diantaranya mengepel lantai. Kami masih mengepel lantai
a. Nilai Estetika yang merupakan nilai dengan kotoran kerbau. (Wawancara pada
keindahan, yang dimana banyak hal yang tanggal 24 April 2018)
berhubungan dengan nilai Estetika seperti Dari uraian di atas dapat ditari kesimpulan bahwa
keidahan yang ada pada rumah teradiasional globalisasi telah mempenagruhi banyak hal terhadap
suku sasak yang ada pada masyarakat Dusu nilai nilai budaya khususnya pada rumah teradisional
Sade, yang masih telhiat sampai saat ini masyrakat Sade. Terlihat dari bnyaknya banguna yang
namun dengan perkembangan zaman dan sudah mulai menggunakan bngunan moderen hal ini
globalisasi menyebabkan masyrakat sudah justru akan membuat nilai estetika, nilai keindahan akan
mulai menggunakan banggunan moderen. memudah karena keaslian dari pada rumah itu sediri
b. Nilai kearifan lokal yang merupakan suatu sangat penting karana salah satu bentuk warisan dari
teradisi yang telah diwarisi oleh nenek nenek moyang, begitu pula dengan belulut atau yang
18 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 13-22

dikenal dengan pemperkuat tanah dengan menggunkan Dari penuturan yang diungkapkan oleh amaq
kotoran kerbau yang sudah jarang dilakukan oleh rusdi.selaku masyarakat asli suku sasak yang di dusun
masyarakat setempat. Sade, dan sekaligus sebagai pemandu wisata tentang
Hasil wawancara dengan Inaq Nawi dan Amaq Nawi dusun Sade.
salah satu pemilik rumah masyarakat Sade yang masih $PDT VDI¶L MXJa menyatakan bahwa :
mempertahankan lantai rumah mereka dengan lanti Sade sekarang tidak seperti Sade yang dulu,
terbuat dari tanah liat dan kotoran kerbau. Beliau dusun Sade yang dulu baik Sade satu, Sade, dan
mengatakan bahwa: Sade tiga masih menggunakan rumah sasak
Saya salah satu dari sekian banyak masyarakat tempo dulu, yang masih memegan nili-nilai
Sade yang masih memperthankan keaslian estetika dengan kearifan lokal masyarakat asli
rumah kami dengan menggunakan tanah liat suku sasask.dan mempunyai filosofi, makna
denagn campuran kotoran kerbau. Sebagi lantai tersendiri di setiap ruangan yang ada di dalam
rumah kami bnyak dari mereka yang sudah rumah suku sasak, namun sekaran sudah
menggunkan semen.Dan dari setruktur rumah berubah karna kemajuan arus modenisasi yang
kami tidak ada yang menggunkan bahan sangat pesat. Hanya Sade satu yang masih
bagunan yang seperti zaman sekrang tetapi menggunakan rumah sasak tempo dulu, yang
saya menggunakan semua bahan banggunan rumah adat adat suku sasak terbuat dari jerami
dari alam seperti bambu, kayu, alang-alang dan berdinding dari anyaman bambu
sebagi atap rumah kami.Dan masih memegan (bedek).Lantai dari tanah liat yang dicampur
nilai-nilai budaya, yang masih mengepel lantai dengan kotoran kerbau dan abu
menggunkan kotoran kerbau.Mengepel lantai jerami.Campuran tanah liat dan kotoran kerbau
dengan kototran kerbau dilakukan dalam membuat lantai tanah mengeras, sekeras
jangka waktu satu kali dalam dua minggu. semen.Cara membuat lantai seperti itu sudah
Keggunaan supaya lantai terhindar dari diarisi sejak nenek moyang mereka. (wawancara
nyamuk, dan lantai tidak mudah retak. pada tanggal 25 April 2018)
(Wawancara pada tanggal 25 April 2018)
Sade atau dusun Sade terbagi menjadi tiga bentuk Begitu juga hasil wawancara dengan Kepala Dusun
yaitu, Sade satu, Sade dua, dan Sade tiga namun hanya Sade Kurdap Selake S.Pd beliau mennyatakan bahwa:
Sade satu yang masih mempertahankan teradisi Perkembangan arus globalisasi terhdap nilai-
masyarakat, yang menggunakan rumah sasak tempo nilai budya sudah mulai terpengaruh, kalu
dulu.Yang jika diperhatikan dibnagunan berdasarkan dilihat dari struktur rumah msyarakat Sade,
nilai estetika dan kerarifan lokal.Orang sasak mengenal pertama dilihat dari segi material yang dimana
beberapa jenis bangunan adat yang menjadi tempat masyarakat sudah mulai menggunkan batu
tingal dan juga tempat ritual dan ritual keagamaan. bata, semen dan juga kayu pun menggunkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan amaq kayu inpor dari daerah lain karana kayu di
rusdi.salah satu masyarakat asli suku sasak di dusun daerah Sade sudah mulai langka. Namun
Sade.Dan sekaligus sebagi pemandu wisata menjelaskan: masyarakt dusun sdae sebagian besarnya masih
Sade terbagi menjadi beberapa.ada Sade satu, memegan teradisi mengepel lantai menggunkan
Sade dua, dan Sade tiga. Namun yang masih kotoran kerbau hal ini masih dipertahankan
mempertahankan teradisi masyarakat lokal hingga sekaran karna masyarakat percaya
hanyalah Sade satu. Sade dua dan Sade tiga belulut atau menggepel lanti menggunkan
telah menggunakan bangunan moderen seperti kotoran kerbau dipercya dapat meperekat dan
genteng, sebagai atap rumah, kaca dan memperkuat lantai rumah.(wawancara pada
mengunakan keramik sebagi lati dalam rumah tanggal 25 April 2018)
itu.Perkembangan kemajuan zaman dan arus Dari hasi wawancara diatas dapat disimpulkan
globalisasi telah membuat masyarakat Sade globalisasi nyatanya sudah meberikan pengaruh dan
mengunakan rumah moderen seperti yang ada dampak yang sangat besar tehadap nilai-nilai budaya
di luar Sade. Karena sudah mulai bosan pada masyarakat Sade. Terlihat dari struktur banggunan
mengunakan rumah sasak tempo dulu. masyarakt yang sudah banyak berubah mulai dari lantai
Masyarakat Sade dua dan Sade tiga tidak hanya kaca dan bahka pola kehidupan sosial masyarakat pun
mengandalkan pekerjaan dari pertanian dan sudah mulai berubah terlhitat dari pakaian msyarakat
pariwisata namun kebnyakan dari mereka juga dan pola-pola kehedupan yang lain seperti tutur bahasa
pergi merantau di luar negri. Sebagai TKI. Dan yang sudah mulai tidak menggunakan bahasa adat suku
hanyalah Sade satu yang mengandalkan sasak yaitu bahasa halus. Seperti tiang, niki, sampun,
pendapatan atau penghasilan masyarakatnya dan lain-lain.Dusun Sade Juga sebagi salah satu objek
melalui pertanian dan pariwista. (Wawancara wisata yang terkenal dengan rumah sasak tempo dulu
pada tanggal 25 April 2018) yang masih berdiri kokoh dengan mengandung nilai-
Hendri Adrian, Pengaruh Globalisasi Nilai Budaya 19

nilai estentika.Namun akibat dari kemajuan zaman yang Sade yang dimana seperti menggunakan
semakin pesat, mbuat masyaraktnya mulai membuat pakaian yang sudah moderen (wawancara 30
rumah denagn bergaya modern. Hal ini terlihat dari april 2018)
Sade dua dan Sade tiga tidak mengunakan rumah sasak Dari uraian di atas dapat disimpulkan nilai-nilai
tempo dulu, yang mengandung nilai estentika seperti budaya yang ada pada masyrakat seperti nilai religi,
Sade satu nilai kearifan loka, niali etika dan nilai gotong royong
masih ada pada rumah teradisiol masyarakat Dusun
2. Nilai-Nilai Budaya pada Rumah Sade Sade hanya saja ada beberpa yang masih
Nilai budaya merupakan suatu nilai yang sudah ada menggunakan nilai kearifan lokal, terlihat dari
dalam kehidupan masyarakat dan yang berguna bagi sebagian masyarakat sudah banyak menggunakan
kehidupan manusia. Nilai budya yang ada pada yang moderen. Namun yang masih tidak dapat
Rumah Dusun Sade sebagi berikut: terpenagruh oleh globalisasi yaitu nilai gotong royong
a. Nilai religi, rumah Sade juga memiliki nilai yang masih ingga saat ini masih ada pada masyarakat
religi terlihat dari pembuatan rumah yang Dusun Sade.
harus ada sukurannya. Penetapan tangal
dan hari pembuatan rumah ditentukan oleh 3. Bentuk Bangunan Dusun Sade
masyarakat yang paling tua dan kepala Bangunan di Dusun Sade memiliki ciri khas
Dusun Sade. dari bangunan suku sasak yang sangat tradisional,
b. Nilai gotong royong, nilai gotong royong diding yang berbahan anyaman bambu (bedek), tiang
sangat dipengang teguh oleh masyarakat dan paku terbuat dari kayu bambu dengan atap dari
Sade terlihat dari ketika pembuatan rumah daun alang-alang kering.Lantai yang terbuat dari
masyrakat Dusun Sade, sehingga dalam tanah liat dicampur dengan abu jerami dan kotoran
pembuatan rumah Sadetidak kerbau. Campuran ini menjadikan lantai tanah
membutuhkan watu yang cukup lama mengeras, sekeras semen.Bahkan, untuk
namun dalam watu satu bulan pun membersihkan lantai pun penduduk masih
masyarakat dusun Sade sudah mulai menggunakan kotoran kerbau yang dicampur dengan
menepatinya karna dilakukan secara sedikit air dalam jangka waktu seminggu sekali,
besama-sama dan tampa imbalan (upah). setelah kering kemudian disapu dan digosok dengan
c. Nilai etika yang dijadikan pedoman bagi batu.Cara ini dimaksudkan untuk membersihkan lanti
anggota masyarakat bagimana cara dari debu, memperkuat lantai, dan menutupi retakan-
bertingkah laku. Yang dimana pada rumah retakan yang timbul. Namun saat masuk kedalam
Sade mengandung nilai etika yang sangat rumah, tidak akan tercium bau busuk dari kotoran
kuat, terlihat dari bentuk bangunan yang sapi atau kerbau. Jarak dari bangunan satu ke
memiliki makna seperti ketika mmemasuki bangunan yang lainnya sangat rapat dan hanya
rumah Dusun Sade harus merunduk dan dihubungkan dengan jarak setapak yang tidak bisa
mengucap salam kepada pemilik rumah. dilewati kendaraan bermotor pintu disetiap rumah
d. Nilai etetika yang merupakan nilai memiliki bentuk yang sama, tetapi terdapat
keindahan, yang dimana banyak hal yang perbedaan menurut penggunaannya:
berhubungan dengan nilai Estetika seperti Bale Gunung Rate/Tani
keidahan yang ada pada rumah Bale gunung rate / tani sebagai tempat tinggal
teradiasional suku sasak yang ada pada penduduk yang bermata pencahrian sebagai
masyarakat Dusu Sade, yang masih telhiat petani.Dan sebagi tempat menaruh padi biasanya juga
sampai saat ini namun dengan dikenal dengan sebutan lumbung padi.Bale ini
perkembangan zaman dan globalisasi berbentuk limas an atau joglo.Terdiri dari dua
menyebabkan masyrakat sudah mulai ruangan, yaitu bale dalam dan bale luar.Sedangkan
menggunakan banggunan moderen. Bale dalam atau ruangan dalam digunakan untuk
Dari hasil wawancara dengan Kurdap Selake S.pd tempat tidur anak gadis dan merangkap sebagi
kepala Dusun Sade. dapur.Terdiri dari dua tungku yang menyatu dengan
Budaya gotong royong kami sangat terapkan lantai. Biasanya, penduduk menggunakan kayu sebagi
dan masih menjaganya hingga saat ini, karna bahan bakar, karana penduduk tidak menggunakan
minyak tanah, gas dan lain-lain Untuk memasak.
saat ini budaya gotong royong sudah mulai
Hanya menggunakan kayu bakar dan sebagian besar
hilang di tempat lain, namun budaya gotong juga penduduk masih bermata pencaharian sebagi
royong masih ada di masyarakat Sade. Karna petani.Ruangan ini tidak memiliki jendela dan hanya
masyarakat Sade sudah memegang teguh satu pintu untuk keluar dan masuk ruangan ini
ikatan persaudaraaan, begitu juga denagn tertutup rapat hingga gelap gulita, dimksdkan agar
nilai etika yang ketika bertamu harus tunduk anak gadis tidak mudah diculik.Bale luar (sesangkok)
sediki, member salam kepda pemilik rumah. sesangkok dalam arti bale luar, sesangkok menjadi
tempat tidur anggota keluarga lainnya dan berfungsi
Yang masih dipertahankan oleh masyarakat. sebagi raungan tamu. Antara kedua bale ini,
Dan globalisasi juga sangat memberikan dipisahkan denagn pintu geser dan tiga buah anak
penagruh terhadap pola perilaku masyarakat tangga.
20 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 13-22

Bale Bonter
Bale Bonter, dimiliki oleh pejabat desa. Biasanya, 4. Filosofi Bangunan Bangunan Rumah Sade
dibangun ditengah-tengah pemukiman.Bele ini Filosofi yang terkandung dalam bangunan dusun
diggunakan untuk tempat persidangan adat seperti Sade yaitu nilai estentika (nilai keindahan) kearifan
tempat penyelesaian masalah pelanggaran hukum lokal masyarakat. Dalam setiap ruangan, bentuk
adat dan sebagainya.Bale bonter juga disebut gendang bangunan, bahan bangunan dan arahnya memiliki
pengukuhan dan tempat penyimpanan benda-benda makna dan filosofi tersendiri.Bentuk bangunan yang
bersejarah atau pusaka warisan keluarga. atapnya menjulang tinggi seperti gunung
Hal di atas, diperkuat dengan pernyatan dari tokoh renjani.Mengaku bahwa tuhan yang maha esa dan
masayarakat dusu Sade suku sasak .dari hasi palinggtingi dari segala mahluk yang ada di muka
wawancara dengan amaq ari beliu menyatakan: bumi.itulah makna yang terkandung dalam atap
Bentuk bangunan dusun Sade yang bisanya ruamh yang menjulang tinggi.Secara lebih terperinci
dikenal dengan bale tani, bele jajar dan bale penulis mencoba memaprkan beberapa nilai dan
bonter. Namu yang paling umum adalh bale filosofi yang terkandung dalam bangunan dusaun
Sade :
tani. Knpa di sebut bale tani karna semunya
Atap alang-alang akan member rasa sejuk saat
masyarakat suku sasak khususnya yang ada cuaca terik, dan sebaliknya akan memberikan rasa
di dusun Sade masyarakatnya bertani, hngat di malam hari. Alang-alang juga bnyak di jumpi
seningga disebutlah sebgi bale tani.Bale tani di sekitar sawah masyarakat dusun Sade,
memiliki beberapa ruangan sebut bale dalam, Membersikah lantana menggunakan kotoran kerbau.
bale luar (sesangkok) bale jajar dan bale Masyarakat dusun Sade mempercayai dapat membuat
bonter. Bale dalam digunkan sebagi tempat rumah mereka hangat, terhindar dari serangga dan
konon dapat menangkal serang mangis dan mistis
tidur, bale luar digunakan sebagi tempat
yang ditunjukkan bagi penghuni rumah. Sedangkan
menerima tamu, bale bonter digunakan Pintu rumah dibangun tidak melebihi tinggi orang
sebagi tempat persidangan adat dan dewasa, pintu rumh juga tidak seperti pintu rumah
pertemuan kerabat (wawancara pada tanggal pada umumnya pintu rumah Sade di buat bolong
30 april 2018) tengahnya. Dimaksudkan agar setiap tamu yang
Pendapat Amaq Ari diatas di perkuat lagi oleh Inaq dating harus merunduk sebagai tanda penghormatan
Ruli bagimana bentuk bangunan dusun Sade Inaq kepada tuan rumah.Tiga buah anak tangga yang
menagtakan : memishkan antar bale menandakan Wetu Telu, yaitu
Bangunan dusun Sade sangat kental dengan dulu masyarakat Sade memegang kepercayaan
bangunan sasak tempo dulu yang dikenl animisme yang pada saat itu berkembang agama hidu,
dan juga dulu klu ingin sholat biasanya juga diwakili
denagn sebutan bale tani, bale tani memiliki
oleh tuan guru (ustad). Selain itu juga sebagi lambang
ruangan, bale dalam bale lauar bale bonter. kelahiran, berkembang dan mati serta sebagi lambing
Dan memiliki keggunaa dan fungsinya dalam keluarga yaitu ayah ibu dan anak.
bale tani juga didalamnya ada tiga buah Penggunaan rumah dengan arah dan ukuran yang
tanga. Tangga ini berguna untuk sama menunjukan bahwa masyarakt hidup harmonis.
menguhubungkan bale luar dan bale dalam. Oleh karna itu, jika ada yang membangun rumah yang
sudah ada, maka itu mennandkan bahwa penghuni
Karna posisi bale luar (sesangkok) denagn
dusun tersebut tidak harmonis..Sedangkan Empat
bale dalam posisinya aggak atas. Tembok tiang pennyangga berugakq mempunyai pengertian
dari bale tani terbuat dari anyaman bambu atau makna kebenaran yang harus diutamakan,
dan didalam bale laur (sesangkok) terdiri dari kepercayaan dari dalam memegang amanah, dalam
empat ting penyangga yang terbuat dari menyampikan sesuatu hendaknya berlaku jujur dan
pohon bambu didalam bale tani terdapat pula polos, dan sebagi orang yang beriman hendaknya
satu ruangan yang disebut dengan sebutan pandai/cerdas dalam menyikapi masalah (tanggap).
Sedangkan atapnya menggambarkan keyakinan
pawon (dapur) yaitu tempat memasak bagi
bahwa tuhan maha tahu atas segalanya, baik yang
masyarakat suku sasak. Di dusun Sade. tersirat maupun yang tersurat.
(Wawancara pada tanggal 30 april 2018) Ada juga yang beranggapan bahwa pesan dari
Bangunan dusun Sade sangat alami dan masih berugaq bertiang empat adalah symbol syariat islam:
memperthankan rumah adat susuk sasak tempo dulu Quran, Hadis, Ijma, Qiyas. Disamping itu, berugak
yang memiliki struktur bngun yang dimana disebut yang ada di depan rumah merupakan bentuk rasa
dengan bale tani. Bale tani terdapat beberapa ruangan syukur terhadap rezeki yang diberikan tuhan, dan
yang disebut sebagi bale dalam, bale luar, bale jajar juga sebagai tempat berintraksi dengan masyarakat
dan bale bonter yang memiliki keggunaan dan fungsi lainnya.Keberadaan lumbung padi menunjukkan
masing-masing. Sehingga dusun Sade ini sebagi obyek bahwa warga sasak harus hidup hemat dan tidak
wisata yng ada di Lombok tengah , NTB karna boros bahan-bahan yang disimpan di dlamnya, hanya
keaslian bangunan rumah penduduk masyarakt suku bisa diambil pada waktu tertentu, minsylnya sekli
sasak yang ada di dusun Sade. sebulan sebagi persiapan untuk keperluan mendadak,
Hendri Adrian, Pengaruh Globalisasi Nilai Budaya 21

minsyalnya karena panen gagal atau karena ada salah menghayati, berfikir dan juga menciptakan bentuk
satu anggota keluarga meninggal. dinianya. Dan juga rungan sangat di perlukan di
Hal diatas diperkuat oleh pernyataan dari tokoh dalam rumah, yang dimana rumah masyarakt Sade
masyarakat yang ada di dusun Sade, dari hasil memiliki kegunan dan filosofi tersendriri dibalik
wawancara dengan Wira Darje. Beliau menyatakan: ruangngan itu sendiri. Secara umum rungan dibentuk
Bahwa bale tani memiliki filosofi di dalam oleh tiga pembentuk elemen ruangan yaitu:Bidang
setiap bangunan yang ada dalam bale tani Alas/lantai lantai merupakan pendukung segala
yang dimana sangat kental filosofinya dan aktifitas kita didalam ruangan. Lantai rumah yang
terbuat dari campuran tanah, getah pohon, dan abu
maknanya, yaitu pintu mengambarkan
kemudian dioleskan denagn kotoran kerbau.Menurut
bahwa kita harus merunduk, dan saling warga Sade, kotoran kerbau berfungsi sebagi
menghargai satu dengan yang lainnya. Dan penghilang kelembaban tanah dan juga berfungsi
didalam bale tani terdpat tiga buah tanga, pengusir nyamuk.Warga dusun Sade punya kebisaan
tangga ini mengambarkan islam waktu telu, unik yang sampi saat ini masih dipertahankan yaitu
antara islam hidu dan animism yang dimana mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau setiap
masyarakat dulu memegang tiga dua minggu sekali. Jaman dahulu ketika belum ada
pelester semen, orang sasak Sade mengolesakn
kepercayaan. Masyarakat Sade dulu sholat,
kotoran kerbau di alas rumah hanya bercampuran
jumtan diwakilkan dengn seorang kiyai, tapi dengan air saja.
sekrang tidak, itu berlaku hanya zaman Sedangkan Bidang Dinding/pembatas bidang
dahulu sajak. Dan sekrang sudah mengenal dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau
lima waktu oleh krna itu sekrang tnggnya sebagi bidang yang terpisah.Dinding-dinding terbuat
ditmbah dua menjadi lima buah anank dari anyaman bambu (bedek).Bahan bangguan seperti
tangga dan itu menandakan bahwa kayu dan bambu didapatakn dari bambu.Didalam
pengguanaan bambu sebagi dinding rumah memiliki
msyarakat Sade sudah mengerjakan soholat
filosofi tersendiri yang masih menjaga keaslian rumah
dengan lima waktu. (Wawancara pada tanggal tempo dulu yang masih kental dengan nilai-nilai
30 April 2018) budaya.Begitu juga Bidang atap, bidang atap adalah
Pendapat Wira Deraje di atas diperkuat oleh unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan
Dedare Aton bagaiman nilai-nilai dan filosofi yang pelindung terhadap pengaruh iklim. Atap rumah
terkandung dalam rumah bale tani. Beliau tradisional sasak didisain sangat rendah denagn pintu
mengatakan mengatakn bahwa: berukuran kecil, bertujuan agar tamu yang dating
Bale tani juga disebut bale gunung rata. harus merunduk sikap merunduk menandakan sikap
Diaktakan demikin karna diatasnya seperti saling hormat menghoramti dan saling menghargai
gunung dan depan rate supaya air hujan antara tamu denagn tuan rumah. Atap
turun kebawah dan tidak mengenagi teras bumbungannya dibuat dari jerami atau alang-alang
dan juag rumbian.Budaya gotong royong masih tetap
depan tau ble luar dan seperti gunung mereka lestarikan hingga saat ini. Budya gotong
mengambarkan keyakinan bahwa tuhan royong mereka tersebut tampak pada saat rumh salah
maha tau segalanya, dan tuhan maha tinggi seorang warga mengalami kerusakan, para tetangga
sehingga sampi detik ini kami masih secara sukarela ikut membantu memperbaikinya dari
memperthankan rumah Sade yang menganyam alang-alang hingga menaikkan atap dan
mengandung nilai dan filosofinya tersendiri. mengganti diding, mereka melakukan semua itu
besama-sama secra gotong royong dan sukarela
Jika dilihat dari sejrahnya sekarang rumah
tampa mengharapkan imbalan .
Sade sudah memasuki enam belah generasi. Hal di atas diperkuat oleh pernyataan dari tokoh
(wawancara pada tanggal 30 April 2018) masyarakat Sade.dari hasil wawancara denagn Amaq
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan nilai- Giok, beliu menyatakan bahwa:
nilai dan filosofi yang ada pada rumah tradisional Masyarakat dusun Sade masih menggunakan
masyarakat dusun Sade sangt kental dengan adat dan teradisi, zaman dahulu seperti masih
kehidupan masyarakt suku sasak tempo dulu.Yang mengepel lanti dengan kotoran
masih memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan,
kerbau.Masyarakat Sade juga masih
seperti pintu, pintu mengambarkan bahwa kita harus
saling menghoramti antar masyarakat, umat memegang budaya gotong royong dalam
beragama dan pemilik rumah yang dimana pintu membuat rumah, serta masih menggunakan
dibuat harus merudunduk.dan masaih menunjukan musyawarah mupakat dalam menyelesikan
nilai-nilai gotong royong yang diman jika membuat masalah yang diserah kepada kepala dusun.
rumah masih gotong royong. (wawancara pada tanggal 1 meil 2018).
Sependapat dengan amaq Giok Inaq Ruli juga
5. Unsur Pembentuk Ruangan memberikan pendapatnya tentang tradisi yang ada
Ruangan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pada masyarakat dusun Sade. Beliau menyatakan
manusia, baik secara pisikologi emosional dan bahwa:
dimensional.Manusia berada dalam ruang, bergerak,
22 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 13-22

Tradisi yang ada pada masyarakat Sade berdampingan. Ukuran rumah yang sama rata dengan
sampi saat ini masi di pertahankan, karena ukuran yang sama besar menandakan rumah masyrakat
tidak ada yang lebih kaya dan tidak ada yang lebih
tradisi sebagi bentuk warisian dari nenek
miskin menandkan kehidupan sosial masyarakat sama
moyang kami, teradisi mengepel lantai rata. Hannya saja banyak dari masyrakat yang
dengan kotoran kerbau sudah menjadi menggunkan semen sebagi lantai dikarnakan
kebiasaan masyarakat Sade, yang turun- masyarakat Sade sudah mulai bosan menggunkan tanah
temurun kepada sekelompok masyarakat lihat sebagi lantai mereka.
Dengan demikian disarankan bahwa Rumah
berdasarkan nilai budaya masyarakat,
tradisonal masyarakat dusun Sade harus perlu kita
bertingkah laku baik dalam kehidupan yang lestraikan karna rumah masyarkat dusun Sadeadalah
besifat duniawi maupun hal-hal yang bersifat cerminan rumah msyarakat suku sasak tempo dulu yang
gaib di dalam tradisi diatur bagimana masih memperthankan nilai-nilai budaya dengan nilai
manusia berhubungan dengan manusia lain estentika denagn kearifan lokal masyrakat. Jangan kita
biarkan dengan kemajuan zaman yang semakin pesat
atau sekelompok manusia lainnya, bagimana membuat bentuk keaslian rumah akan tergeser dan
manusia bertindak terhadap lingkungan dan lamat laun akan menghilang.
bagimanana perilaku manusia terhdap alam Pemerintah harus menjaga bentuk keaslian rumah
yang berkembang menjadi suau sistem dan jangan ada yang dirubah, karna dengan bentuk
memiliki pola norma yang sekligus juga arsitektur rumah yang sanagat unuk yang di setiap
ruangan memiliki nilai dan filosofinya seperti arah
mengatur penggunaan sanksi dan ancaman. rumah, bentuk bangunan yang menjulang tinggi ketas
(wawancara pada tanggal 1 meil 2018). dan yang paling terkenal adalah mengepel lantai
Tradsisi adalah suatu warisan dari nenek moyang menggunkan kotoran sapi atau kerbau. Hal seperti ini
kita, dan harus dijaga dilestrikian supaya tidak hilang yang ahrus dilestarikan oleh masyarata suku sadsak,
oleh perkembangan zaman. Teradisai juga mengatur memerintah, dan para pemerhati budaya jangan biarkan
kita bagimana cara kita bertingkah laku dengan perkembamgan teknologi globalisasi dan perkembangan
sekelompok manusia lain berdasarkan nili-nilai zaman membuat keaslian rumah dan nilai-nilai budaya
budaya yang ada pada msyarakat. Yang dimana dalam akan tersingkirkan.
teradisi mengandung nilai-nilai kehidupan yang harus
dipertahankan sehinga anak cucu kita masih melihat UCAPAN TERIMA KASIH
teradisi tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih kepada editor yang
senantiasa memberikan saran dan masukan kepada
SIMPULAN DAN SARAN penulis sehingga artikel ilimiah ini selesai dengan baik.
Gobalsisasi memberikan dampak yang sangat besar,
terhadap nilai-nilai budaya pada rumah tradisional DAFTAR RUJUKAN
masyarakat dusun Sade desa rambitan kecmatan pujut
[1] S. Soemardjan and S. Soemardi, Setangkai Bunga
kabupaten Lombok tengan. Dusun Sade slah satu dusun Sosiologi. Jajasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi,
yang sangat terkenal karna dusun Sade inilah yang 1964.
masih memperthankan leaslian rumah teradisional suku [2] $ 6 0XEDK ³6WUDWHJL 0HQLQJNDWNDQ 'D\D 7DKDQ
sasak yang sangat terkenal dengan nilai-nilai budayanya. %XGD\D /RNDO GDODP 0HQJKDGDSL $UXV *OREDOLVDVL ´ J.
Namun dengan adanya globalisasi yang semakin pesat Unair, vol. 24, no. 4, pp. 302±308, 2011.
membuat masyarakat Sade sudah terpengaruh oleh [3] P. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
globalisasi, terlihat dari lantai rumah yang sudah banyak dan R&D. 2013.
masyratnya memaki semen sebagi lantai bahkan ada [4] 3 6XJL\RQR ³'U ´ Metod. Penelit. Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung CV Alf.
yang memaki keramik sebagi lantainya. Dan ada juga
[5] % $ 6 $ILIXGGLQ DQG % $ 6DHEDQL ³0HWRGRORJL
masyarakatnya yang memiliki kaca. SHQHOLWLDQ NXDOLWDWLI ´ Bandung CV Pustaka Setia,
Dusun Sade terkenal dengan teradisi mengepel lantai 2009.
menggunkan kotoran kerbau yang telah diwarisi secara [6] $ 6XJL\RQR ³3HQJDQWDU 6WDWLVWLN 3HQGLGLNDQ ´ Jakarta
turun temurun yang memiliki nilai-nilai tersendiri dan Graf. Persada, 2004.
harus diperthankan supaya tidak tersingkirkan oleh [7] L. J. Moleong, Metodologi penelitian. 1999.
perkembangan zaman yang semakin hari semkin pesat. [8] S. Nasution, Berbagai pendekatan dalam proses
Pola kehidupan masyarakt Sade yang sampi saat ini belajar dan mengajar. PT. Bina Aksara, 2000.
[9] . * (VWHUEHUJ ³4XDOLWDWLYH PHWKRGV LQ VRFLDO
masih mempertahankan budaya gotong royong dalam
UHVHDUFK ´
membuat rumah, rumah masyrakat dibuat dalam jangka [10] J. Lofland DQG / + /RIODQG ³$QDO\]LQJ VRFLDO
waktu satu bulan dengan dilakukan secara besmam VHWWLQJV ´
sama tampa menghrapkan upah atau imblan dari [11] 0 % 0LOOHV ³+XEHUPDQ 4XDOLWDWLYH 'DWD
pemilik rumah namun masyrakt Sade membantu $QDO\VLV ´ /RQGRQ 6DJH 3XEOLFDWLRQ
masyrakat yang membuat rumah dengan suka relah.
Arah dan ukuran rumah masyrakat dusun sangat
terlihan unik dimana arah rumah yang memilik nilai
budaya. Arah rumah harus saling berhadapan antara
rumah yang satu denagn rumah yang lain hal ini
menandakan bahwa pemilik rumah yang satu dengan
pemilik rumah yang lain hidup harmonis dan saling

Anda mungkin juga menyukai