Anda di halaman 1dari 4

Ujian Akhir Universitas Selamat Sri

Semester

Perilaku

Konsumen

Oleh Dimas Yugias Dosen Pembimbing


Saputro (20217008) Dwi Ismiati, S.Sn., M.Sn.
1. A. Faktor Internal
Faktor ini biasa menjadi bahan pertimbangan dari seorang konsumen untuk
mengambil keputusan kepada produk yang Anda jual. Berikut ini beberapa faktor
internal yang menjadi alasannya:

Motivasi
Motivasi adalah kegiatan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang berguna untuk mencapai suatu
tujuan. Hal ini sangat berpengaruh dalam pertimbangan berperilaku seseorang
karena memberikan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Konsumen dengan kebutuhan mendesak biasanya akan lebih cepat menentukan
pembelian suatu produk atau jasa dibandingkan dengan keinginan saja.

Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku pengambilan
keputusan dalam pembelian sebuah produk. Jika orang tersebut sedang memiliki
uang yang lebih, secara otomatis Ia akan memilih produk berkualitas yang harganya
lebih mahal. Jika sedang tidak memiliki uang lebih, konsumen akan memilih produk
yang harganya cenderung lebih murah atau bahkan akan mencari produk yang
berdiskon.

Sikap
Sikap adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan
tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau membimbing
tingkah laku orang tersebut. Bagaimana sikap seseorang terhadap produk atau merek
memengaruhi tindakan membeli atau menggunakan produk atau merek tersebut.

Persepsi
Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian
yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan
tersebut. Ketika seseorang menerima persepsi mengenai suatu produk dengan baik,
maka Ia akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut baik dan akan mencoba
produk tersebut.

Integrasi
Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Dengan maksud respon atas
sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan
perasaan tidak suka akan membuat seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

B. Faktor Eksternal

Kebudayaan
Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh manusia,
diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia
dalam masyarakat yang ada. Faktor budaya terdiri dari kultur, sub-kultur dan kelas
sosial. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen karena seseorang cenderung akan mengikuti budaya di
daerah tempat tinggalnya.

Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi


Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu berinteraksi
satu sama lain karena adanya hubungan di antara mereka. Sedangkan kelompok
referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk
kepribadian dan perilaku. Kedua jenis kelompok tersebut berpengaruh dalam
penentuan pembelian barang karena seseorang akan mencari referensi dari produk
yang dimiliki anggota kelompok lainnya.

Keluarga
Keluarga inti menunjukkan lingkungan keluarga yang meliputi ayah, ibu dan anak-
anak yang hidup bersama. Dengan arti lain, kelompok paling kecil di dalam
kehidupan masyarakat tetapi mempunyai peranan terbesar dalam pembentukan sikap
dan perilaku seseorang terutama pada pembelian sebuah produk. Seseorang yang
sudah memiliki anak pasti memiliki pemikiran yang berbeda dalam menentukan
sebuah produk yang akan dibeli karena pada umumnya akan menuruti keinginan
anak tersebut.

2. A. Komunikasi yang Baik


Proses komunikasi yang baik dengan konsumen dapat berperan besar dalam proses
kepercayaan terhadap bisnis kita. Proses komunikasi merupakan modal awal yang
harus kita miliki untuk membangun kepercayaan konsumen. Rasa kepuasan terhadap
pelayanan kita juga akan tercipta dari komunikasi tersebut. Menggunakan kata-kata
yang halus, lembut, sopan dan tata krama yang baik akan menjadi nilai plus. Hal ini
secara tidak langsung akan muncul dalam ingatan konsumen. Konsumen tidak akan
ragu-ragu untuk membeli produk kita dengan terjalinnya hubungan baik antara kita
sebagai pemilik bisnis dan juga konsumen.
B. Mengetahui Produk dengan Baik
Mempunyai bisnis tentunya harus mengetahui secara baik produk yang kita hasilkan.
Meskipun hanya sekadar investor saja. Selain itu, kita juga harus mengetahui seluk
beluk usaha yang kita buat itu. Pengetahuan mengenai usaha juga tidak kalah
penting. Konsumen tidak akan serta merta percaya begitu saja jika pemiliknya tidak
bisa menjelaskan dengan baik dan benar produk apa yang ditawarkan dalam
bisnisnya itu. Pengetahuan secara menyeluruh ini akan mempermudah kita
menjelaskan kepada konsumen terhadap apa saja yang dibutuhkannya. Kita juga
dapat memberi saran kepada konsumen untuk meningkatkan kepercayaan produk
yang kita buat itu.

C. Kualitas Produk yang Baik

Kualitas yang baik akan berbanding lurus dengan sikap konsumen yang merasa puas
terhadap produk kita. Kualitas yang baik ini pula akan mendorong konsumen untuk
tetap setia dengan produk yang kita tawarkan. Bukan hanya itu saja, konsumen yang
puas juga akan mengiklankan kita secara tidak langsung ke masyarakat sekitarnya.
Namun, kita jangan terlalu cepat puas atas hal tersebut. Kita harus tetap terus
meningkatkan kualitas agar konsumen terus terjaga dan semakin membuat nama
bisnis yang kita jalani ini baik di mata konsumen.

D. Buatlah Testimoni

Testimoni adalah pengakuan atau pendapat para konsumen terhadap produk kita.
Jangan sungkan namun jangan terlalu memaksa meminta testimoni terhadap
konsumen kita. Testimoni ini bisa menjadi salah satu faktor membangun
kepercayaan konsumen. Semakin banyak kita mendapat testimoni positif dari
konsumen, maka semakin tertarik pula konsumen baru dengan produk kita. Buatlah
testimoni yang terlihat oleh konsumen baru Anda. Biasanya testimoni ini diisi oleh
orang-orang terkenal sehingga orang lain sudah mengenalnya terlebih dahulu. Ini
akan membangkitkan “gairah” konsumen untuk mengetahui lebih lanjut bisnis kita
atau produk yang kita tawarkan.

3. Karena separuh kehidupan masyarakat jaman sekarang adalah berkutat dengan media
social di samping keluar untuk secara langsung pergi ke tempat jual beli offline. Dengan
tingkat penggunaan yang massif maka untuk mendapat eksposur yang banyak media
social adalah sarana yang tepat dalam berjualan. S

Anda mungkin juga menyukai