Anda di halaman 1dari 5

Tidak Putus Asa Menghadapi Musibah

Khutbah 1

َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫ان‬


‫صحْ ِب ِه َو َت ِاب ِع ْي ِه‬ َ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى م َُح َّم ٍد َس ِّي ِد َولَ ِد َع ْد َن‬َّ ‫ َوال‬،‫َّان‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ ْال َملِكِ ال َّدي‬
‫ان‬
ِ ‫الز َم‬ َّ ‫ـزهُ َع ِن ْال ِجسْ ِم َّي ِة َو ْال ِج َه ِة َو‬ َ ‫ َوأَ ْش َه ُد أَنْ اَّل إِل َه إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.‫ان‬
َّ ‫ك لَ ُه ْال ُم َن‬ ِ ‫الز َم‬َّ ِّ‫َعلَى َمر‬
ُ‫ان ُخلُ َق ُه ْالقُرْ آن‬ َ ‫ َوأَ ْش َه ُد أَنَّ َس ِّي َد َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه الَّذِيْ َك‬،‫ان‬
ِ ‫َو ْال َم َك‬
ُ‫ اَل ُي َكلِّف‬:‫آن‬ ِ ْ‫ ْال َقائ ِِل فِي ِك َت ِاب ِه ْالقُر‬،‫ان‬ ِ ‫ َفإ ِّني أ ُ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ ي ِب َت ْق َوى‬،‫ عِ َبا َد الرَّ حْ مٰ ِن‬،‫أَمَّا َبعْ ُد‬
ِ ‫هللا ال َم َّن‬
‫ َر َّب َنا َواَل‬،‫ َر َّب َنا اَل ُت َؤاخ ِْذ َنا إِنْ َنسِ ي َنا أَ ْو أَ ْخ َطأْ َنا‬،‫ت‬ ْ ‫ لَ َها َما َك َس َب‬،‫هللاُ َن ْفسًا إِاَّل وُ سْ َع َها‬
ْ ‫ت َو َعلَ ْي َها َما ْاك َت َس َب‬
‫ َواعْ فُ َع َّنا‬،ِ‫ َر َّب َنا َواَل ُت َحم ِّْل َنا َما اَل َطا َق َة َل َنا ِبه‬،‫ِين مِنْ َق ْبلِ َنا‬ َ ‫َتحْ ِم ْل َعلَ ْي َنا إِصْ رً ا َك َما َح َم ْل َت ُه َعلَى الَّذ‬
)286 : ‫ين (البقرة‬ َ ‫ت َم ْواَل َنا َفا ْنصُرْ َنا َعلَى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِر‬ َ ‫اغفِرْ لَ َنا َوارْ َح ْم َنا أَ ْن‬
ْ ‫َو‬

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Tidak ada seorang pun yang bisa luput dari musibah, termasuk para Nabi
dan Rasul-Nya; dan tidak ada jenis musibah apapun namanya yang bisa
menimpa, melainkan dengan izin Allah (QS at-Taghabun: 11). Dunia saat
ini sedang berduka karena terjangkit wabah Corona. Sebagai dampaknya,
musibah global pun telah menimpa kita, baik di bidang kesehatan,
ekonomi, sosial dan politik bahkan keagamaan. Musibah yang datang silih
berganti dapat memperburuk kehidupan kita. Kesenangan berubah menjadi
kesedihan, kesuksesan menjelma menjadi kegagalan, dan kebaikan pun
bisa menimbulkan keburukan. Ketika musibah datang menghampiri,
kerapkali membuat kita terkejut (shock), tidak nyaman, serasa terluka dan
sakit menyayat hati.

Berbagai musibah yang terjadi, ada yang ringan, sedang dan berat.
Jenisnya juga beragam. Demikian pula konteks situasi/kondisi dan sikap
seseorang dalam menghadapinya. Lantaran terkena Covid 19 atau penyakit
lain, orang jadi kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, hilang pekerjaan,
terjadi KDRT dan bahkan kabar kematian pun datang bertubi-tubi. Untuk
itu Allah mengingatkan kita dalam firman-Nya:
َّ ‫س َو‬ َ ِ ‫ص م َِن اأْل َمْ َو‬
( ‫ين‬ ِ ‫ت َو َب ِّش ِر الص‬
َ ‫َّاب ِر‬ ِ ‫الث َم َرا‬ ِ ُ‫ال َواأْل ْنف‬ ٍ ‫ُوع َو َن ْق‬ ْ ْ ُ
ِ ‫َولَ َن ْبل َو َّن ُك ْم ِب َشيْ ٍء م َِن ال َخ ْوفِ َوالج‬
)156 – 155 :‫ (البقرة‬.)156( ‫ُون‬ َ َ‫ِين إِ َذا أ‬
َ ‫صا َب ْت ُه ْم مُصِ ي َب ٌة َقالُوا إِ َّنا هَّلِل ِ َوإِ َّنا إِلَ ْي ِه َرا ِجع‬ َ ‫) الَّذ‬155
Artinya, “155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan; dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn." (QS al-Baqarah: 156).

Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab, sesungguhnya orang-orang yang


ditimpa musibah hendaknya merasa yakin bahwa kebaikan, keburukan dan
segala sesuatu itu berasal dari Allah, lalu berkata: "Diri kami ini adalah
milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Untuk-Nya kami
persembahkan puji syukur atas segala karunia dan kami harus bersabar jika
mendapatkan ujian atau diberi pahala dan balasan."

Kalimat istirja’ yang sering kita baca dan juga membanjiri jagad sosial
media, mengingatkan kepada kita bahwa musibah itu terjadi dengan taqdir-
Nya. Mengisyaratkan kepada shâhibul musîbah agar ikhlas menerimanya.
Pepatah Arab mengatakan:

ُ‫ِب ْالمُصِ ْي َب ِة ُي ْك َر ُم ْال َمرْ ُء َو ُي َهان‬

Artinya, “Dengan musibah orang bisa menjadi mulia dan bisa menjadi
hina.”

Musibah yang diterima secara positif akan mendatangkan peluang, ibrah,


hikmah dan anugerah. Sebaliknya bila musibah disikapi secara negatif,
maka akan menjadi penghalang dari rahmat, sehingga bertindak negatif
dan mengutuk ujian yang dapat mengundang azab dari Allah ta’âlâ.
Rasulullah saw bersabda:

)‫َمنْ ي ُِر ِد هللُ ِب ِه َخيْرً ا يُصِ بْ ِم ْن ُه (رواه البخاري‬

Artinya, “Orang yang Allah inginkan kebaikan atasnya maka akan


diberinya musibah.” (HR al-Bukhari).

Untuk itu hendaknya kita tidak berputus asa dalam menghadapi musibah
agar semakin mendapatkan kebaikan-kebaikan dari Allah ta’âlâ. Bagi
orang beriman, musibah tidak boleh dilihat sebagai peristiwa negatif.
Melainkan harus dipandang sebagai ajang melatih diri untuk sabar dan
tabah. Manusia diuji untuk tidak mudah berputus asa, karena Allah telah
berjanji akan mengangkat derajat orang yang menghadapi musibah dengan
penuh kepasrahan, dan akan mengganti apa yang hilang atau lepas dari
tangan mereka dengan anugerah yang lebih baik.

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Banyak orang yang salah menyikapi musibah dan berakhir dengan putus
asa. Orang yang berputus asa akan dihinggapi rasa ragu, pesimis,
menganggap semua negatif, merasa dirinya tidak berguna, bahkan merasa
kehilangan dukungan dari keluarga. Secara psikologis orang yang putus
asa akan menunjukkan gejala emosi yang dapat mengakibatkan tindak
kejahatan. Orang yang mengalami putus asa, hidupnya merasa kacau dan
keadaan yang dihadapinya tidak dapat dikendalikan. Dalam kondisi seperti
ini orang sulit berpikir jenih, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Putus asa merupakan salah satu gejala depresi. Jika tidak diatasi dengan
baik, perasaan ini tidak hanya dapat mengganggu aktivitas, tapi juga dapat
mengarah kepada aksi bunuh diri. Seseorang yang mengalami putus asa
akan merasa kehilangan harapan, menderita, dan larut dalam kesedihan.
Bisa jadi orang yang putus asa akan dapat beraktivitas sebagaimana
biasanya, namun mereka tidak merasakan adanya kebahagiaan dalam
hidup.

Dalam Al-Qur’an ada 20 ayat dalam 16 surat yang menerangkan larangan


berputus asa, sebab-sebabnya dan solusinya. Dalam Al-Qur’an
diterangkan, manusia berputus asa dalam beberapa hal yaitu: putus asa dari
rahmat Allah (QS Yusuf : 87); putus asa ketika ditimpa malapetaka dan
musibah (QS Al-Isrâ': 83); putus asa terhadap akhirat (QS ar-Rûm : 12);
putus asa kala nikmat dicabut (QS Hûd: 9); putus asa karena ditimpakan
azab dan siksa (QS al-Mu’minûn: 77); dan putus asa terhadap suatu
keputusan (QS Yusuf: 80).

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh


Allah telah berfirman:

َ ‫ َوإِ َذا َم َّس ُه ال َّشرُّ َك‬،ِ‫ض َو َنأَىٰ ِب َجان ِِبه‬


)83 :‫ان َي ُئوسً ا (اإلسراء‬ َ ‫ان أَعْ َر‬
ِ ‫َوإِ َذا أَ ْن َع ْم َنا َعلَى اإْل ِ ْن َس‬
Artinya, “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya
berpalinglah dia dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan
apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.” (QS al-Isrâ’: 83).

Sesungguhnya perasaan bangga dan putus asa merupakan tabiat manusia.


Apabila mereka diberikan nikmat kesehatan dan kelapangan, mereka tidak
mau berzikir dan berdoa kepada Allah, bahkan menjauh dari Allah dengan
sombong dan berbangga diri. Namun jika ditimpa kesusahan seperti sakit
dan kemiskinan, mereka putus asa dari rahmat Allah. Padahal Allah
memberikan solusi untuk mengatasi putus asa dengan membaca Al-
Qur’an, dzikir, bersikap sabar, banyak berdoa, meningkatkan rasa syukur
kepadaNya.
ُ ‫َقا َل َو َمنْ َي ْق َن‬
َ ُّ‫ط مِنْ َرحْ َم ِة َر ِّب ِه إِاَّل الضَّال‬
56 :‫ون (الحجر‬

Artinya, “Ibrahim berkata: ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat
Tuhan-nya kecuali orang-orang sesat’." (QS al-Hijr: 56).

Pada surat al-Baqarah: 214 dijelaskan, apakah kalian mengira akan masuk
surga dengan hanya menyatakan keislaman tanpa diuji seperti halnya
orang-orang sebelum kalian? Mereka diuji dan dingoncangkan dengan
berbagai cobaan (kemiskinan, penyakit dan kesengsaraan). Sampai- sampai
Rasulullah sendiri dan orang-orang yang bersamanya berkata, "Bilakah
pertolongan Allah akan tiba?" Saat itu Allah menepati janji-Nya dan
mengatakan kepada mereka bahwa pertolongan itu sudah dekat.

Yakinlah, bahwa tidak ada beban musibah apapun yang tidak bisa dilewati.
Allah akan memberikan beban sesuai dengan kekuatan masing-masing,
sebagaimana firman-Nya:

)286 :‫اَل ُي َكلِّفُ هللاُ َن ْفسًا إِاَّل وُ سْ َع َها (البقرة‬


‫‪Artinya, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan‬‬
‫‪kadar kesanggupannya.” (QS al-Baqarah: 286).‬‬

‫‪Ayat ini menjelaskan, setiap cobaan yang diberikan selalu memiliki jalan‬‬
‫‪keluar. Allah tidak memberikan cobaan melainkan sesuai dengan‬‬
‫‪kemampuan hamba-Nya. Untuk itu, sudah semestinya manusia tidak patah‬‬
‫‪semangat, dan terus berusaha mencari solusi dari setiap masalah yang‬‬
‫‪dihadapi. Meskipun terasa sulit, jika selalu percaya dan yakin atas‬‬
‫‪kekuasaan Allah, maka hati akan terasa lebih tenang. Yakinlah badai pasti‬‬
‫‪berlalu, jangan putus asa, musibah pasti akan berakhir. Semoga musibah‬‬
‫‪yang mendera ini menjadi ladang amal dan kebaikan di kemudian hari.‬‬
‫‪Amin.‬‬

‫آن ْال َعظِ ي ِْم‪َ ،‬و َن َف َعنِي َوإِيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه مِنْ آ َي ِة َو ْذ ُك َر ْال َح ِك ْي َم‪َ ،‬و َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا‬
‫ك هللا لِي َو َل ُك ْم فِي ْال ُقرْ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫َب َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫هللا ال َعظِ ْي َم‪ ،‬إِ َّن ُه ه َُو ال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َو ِمن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه إِ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ .‬وأقُ ْو ُل َق ْولِي َهذا َفأسْ َت ْغفِ ُر َ‬
‫‪Khutbah 2‬‬

‫صلِّيْ َوأ ُ َسلِّ ُم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ْالمُصْ َط َفى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َح ِاب ِه أَهْ ِل ْال َو َفا‪ .‬أَ ْش َه ُد‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ َو َك َفى‪َ ،‬وأ ُ َ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَنَّ َس ِّي َد َنا م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪ ،‬أَمَّا َبعْ ُد َف َيا أَ ُّي َها‬ ‫أَنْ اَّل إِل َه إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫هللا ْال َعلِيِّ ْال َعظِ ي ِْم‪َ .‬واعْ لَم ُْوا أَنَّ هللاَ أَ َم َر ُك ْم ِبأَمْ ٍر َعظِ ي ٍْم‪ ،‬أَ َم َر ُك ْم‬ ‫ْالمُسْ لِم ُْو َن‪ ،‬أ ُ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬
‫ِين آ َم ُنوا‬ ‫ون َعلَى ال َّن ِبيِّ ‪َ ،‬يا أَ ُّي َها الَّذ َ‬ ‫صلُّ َ‬‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى َن ِب ِّي ِه ْال َك ِري ِْم َف َقا َل‪ :‬إِنَّ هللاَ َو َماَل ِئ َك َت ُه ُي َ‬ ‫ِبال َّ‬
‫ْت َعلَى‬ ‫صلي َ‬‫َّ‬ ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ِّ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلمُوا َتسْ لِيمًا‪ .‬اَللٰ ُه َّم َ‬
‫ّ‬ ‫َ‬
‫ت‬ ‫ارك َ‬ ‫ْ‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫َ‬
‫اركْ َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلى ِ‬ ‫َ‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم‪َ ،‬و َب ِ‬ ‫َ‬
‫َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم َو َعلى ِ‬
‫ْ‬
‫اغفِرْ لِلمُسْ لِ ِمي َْن‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللّٰ ُه َّم ْ‬ ‫ْ‬
‫آل َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ال َعالَ ِمي َْن إِ َّن َ‬ ‫َعلَى َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أْل‬
‫ت ا حْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َوا ْم َواتِ‪ .‬اَللهم ْاد َفعْ َع َّنا ال َباَل َء َوال َغاَل َء َوال َو َبا َء‬ ‫َ‬ ‫أْل‬ ‫والم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬
‫ف ْالم ُْخ َتلِ َف َة َوال َّشدَا ِئ َد َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪ ،‬مِنْ َبلَ ِد َنا‬ ‫َو ْال َفحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫هللا َيأْ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل‬
‫هللا‪ ،‬إنَّ َ‬ ‫ك َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر عِ َبا َد ِ‬ ‫َان ْالمُسْ لِ ِمي َْن َعام ًَّة‪ ،‬إِ َّن َ‬ ‫َه َذا َخاص ًَّة َومِنْ ب ُْلد ِ‬
‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬ف ْاذ ُكرُوا‬ ‫ان َوإِ ْي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َبى و َي ْن َهى َع ِن ال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َوال َب ْغي‪َ ،‬يع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َواإْل حْ َس ِ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬ولَ ِذ ْك ُر ِ‬
‫هللا أَ ْك َب ُر‬ ‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai