Anda di halaman 1dari 13

Pidato

Pengertian Pidato

Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada
orang lain(audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu
sebagai seni membujuk/mempengaruhi. Berpidato ada hubungannya dengan retorika(rhetorica), yaitu
seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana
karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: pembicara, pendengar, tujuan
dan isi pidato, persiapan, terknik dan etika dalam berpidato.

Tujuan Pidato

Diantara tujuan dari pidato, yaitu: (a)informatif, bertujuan memberikan laporan/ pengetahuan atau
sesuatu yang menarik untuk pendengar; (b)persuasif and instruktif, berisi tentang usaha untuk
mendorong, meyakinkan dan mengajak audience untuk melakukan sesuatu hal; (c)edukatif, berupaya
menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang pentingnya hidup sehat, ber KB, hidup
rukun antar umat bergama dan lain-lain; (d)entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada
audience yang sifatnya lebih santai.

Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi
yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman
penulis.

Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya
adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Sangat besar kemungkinannya dalam suatu kesempatan nanti kamu akan diminta untuk
menyampaikan suatu pidato, entah karena jabatan yang
diduduki atau karena prestasi yang diraih. Namun, sering seseorang gundah dan berkelit ketika
diminta memberikan pidato dalam suatu acara. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari kurang PD
(percaya diri), demam panggung, belum berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus
dikatakan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi karena ada bermacam-macam cara berpidato yang
dapat dipilih sesuai kemampuan.

Ada 4 metode yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu sebagai


Berikut:

1. Metode Impromtu
Pidato dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli,
atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini.

2. Metode Menghafal
Pidato dilakukan dengan menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Kelemahan cara ini, orator harus banyak
meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti
perkernbangan situasi.

3. Metode Naskah
Pidato dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnva. Biasanya
dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh
orang lain.

4. Metode Ekstemporan
Pidato dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri
dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

Di antara metode di atas cara yang paling cocok bagi yang baru belajar atau pertama kalinya
melakukan yaitu metode naskah. Keuntungan metode ini adalah orator tidak perlu berpikir tentang
materi yang akan disampaikan. Semua kata yang akan diucapkan, sudah ditulis dalam naskah dan
tinggal membacakannya. Oleh karena naskah ditulis sebelum berpidato, ia dapat meminta bantuan
orang lain untuk memberi masukan materi pidatonya. Bahkan, ada yang sepenuhnya dibuatkan oleh
orang lain. Sementara kelemahannya, yaitu seseorang harus mengeluarkan waktu lebih banyak untuk
menyusun dan membacakannya. Selain itu, karena terpaku pada teks, pidato menjadi tidak
komunikatif. Tatapan mata kepada hadirin sebagai bentuk komunikasi tubuh menjadi kurang terjalin.
Orator juga menjadi terlalu terikat dan kurang fleksibel beradaptasi dengan perkembangan situasi dan
reaksi audiensi. Untuk mengimbangi beberapa kelemahan itu, orator harus dapat menghidupkan
naskah yang dibacanya. Caranya adalah membacakan dengan ekspresif, berirama dan dengan
intonasi yang tepat. Ucapan juga harus terdengar dengan jelas. Oleh karena itu, selain
mempersiapkan naskah pidato, penting sekali untuk berlatih terlebih dahulu sebelum membacakan
teks pidato.
Teknik berpidato

Setiap orang mempunyai potensi berpidato atau berorasi atau berbicara di depan khalayak umum.
Kemampuan berpidato ini bisa didapat dari latihan atau bahkan sememang bakat bawaan. Bagi yang
ingin berlatih pidato, perlu mengetahui teknik dan tata cara berpidato yaitu :

1. Mengetahui tujuan berpidato. Pidato yang akan disampaikan ditujukan untuk membicarakan
hal apa saja? Hal ini dapat disebut juga Tema Pidato. Perlu juga mengetahui dimana tempat
berpidato dan siapa saja yang akan menjadi pendengar.

2. Materi atau Bahan pidato sesuai dengan Tema Pidato yang akan disampaikan. Jika pidato
bertema pendidikan, maka bahan pidato adalah hal-hal yang mengenai pendidikan, baik tentang
pendidikan smp, sma, atau hal-hal lain yang menyangkut pendidikan.

3. Untuk pemula seperti anak smp maupun anak sma, 2 teknik pidato yang disarankan adalah
teknik Naskah (membaca naskah pidato) yang dapat dilanjutkan ke teknik Memoriter (menghapal
pidato). Jika kemampuan telah cukup, maka dapat digunakan teknik Ekstemporan (garis-garis besar
atau konsep naskah pidato) atau bahkan dapat menggunakan teknik Impromptu (serta merta tanpa
persiapan).

4. Untuk pemula, perlu melatih suara, pengucapan, intonasi kalimat dan juga artikulasi serta
perlu mengetahui jeda pembacaan sehingga pidato enak didengar dengan menggunakan nada bicara
yang tegas lugas tidak berirama sepeti membaca puisi atau berdeklamasi.

5. Berpenampilanlah yang rapi saat berpidato, karena akan menjadi titik sentral pandangan
umum.

6. Menggunakan bahasa tubuh sebaik mungkin yaitu gerakan tangan dan anggota tubuh sesuai
dengan irama pidato tapi tidak secara berlebihan.

7. Menyisipkan humor pada pidato disesuaikan dengan keadaan dan tujuan pidato. Jika pidato
pada acara pemakaman mayat, jangan sekali-sekali menyisipkan humor.

8. Berpidatolah sesuai panjang waktu yang wajar. Untuk pemula sebaiknya menggunakan
waktu yang pendek saja.

9. Tidak menggunakan kata yang berulang-ulang kecuali dibutuhkan untuk penekanan tujuan.

Berikut adalah sistematika pidato:

a)      Pengantar (tujuan dan arah)

b)      Bagian utama (isi)

Menanggapi pembacaan teks pidato


Dalam menanggapi pembacaan teks pidato yang dilakukan orang lain kita sebagai audience atau
pendengar harus menilai secara objektif. Ingat jangan lupa pula memberikan apresisasi di awal
sebelum menanggapi pembacaan tersebut. Kita juga harus sopan dan santun dalam menanggapinya.

Membaca Nyaring Teks Pidato dengan Intonasi yangTepat

Sangat besar kemungkinannya dalam suatu kesempatan nanti kamu akan diminta untuk
menyampaikan suatu pidato, entah karena jabatan yang diduduki atau karena prestasi yang diraih.
Namun, sering seseorang gundah dan berkelit ketika diminta memberikan pidato dalam suatu acara.
Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari kurang PD (percaya diri), demam panggung, belum
berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus dikatakan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi
karena ada bermacam-macam cara berpidato yang dapat dipilih sesuai kemampuan.

Ada 4 metode yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu sebagai Berikut:

Metode Impromtu

Pidato dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli,
atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini.

Metode Menghafal

Pidato dilakukan dengan menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.


Kelemahan cara ini, orator harus banyak meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang
komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkernbangan situasi.

Metode Naskah

Pidato dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnva. Biasanya
dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh
orang lain.

Metode Ekstemporan

Pidato dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri
dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

Di antara metode di atas, cara paling cocok bagi yang baru belajar atau pertama kalinya melakukan,
yaitu metode naskah. Keuntungan metode ini adalah orator tidak perlu berpikir tentang materi yang
akan disampaikan. Semua kata yang akan diucapkan, sudah ditulis dalam naskah dan tinggal
membacakannya. Oleh karena naskah ditulis sebelum berpidato, ia dapat meminta bantuan orang
lain untuk memberi masukan materi pidatonya. Bahkan, ada yang sepenuhnya dibuatkan oleh orang
lain. Sementara kelemahannya, yaitu seseorang harus mengeluarkan waktu lebih banyak untuk
menyusun dan membacakannya. Selain itu, karena terpaku pada teks, pidato menjadi tidak
komunikatif. Tatapan mata kepada hadirin sebagai bentuk komunikasi tubuh menjadi kurang terjalin.
Orator juga menjadi terlalu terikat dan kurang fleksibel beradaptasi dengan perkembangan situasi dan
reaksi audiensi. Untuk mengimbangi beberapa kelemahan itu, orator harus dapat menghidupkan
naskah yang dibacanya. Caranya adalah membacakan dengan ekspresif, berirama dan dengan
intonasi yang tepat. Ucapan juga harus terdengar dengan jelas. Oleh karena itu, selain
mempersiapkan naskah pidato, penting sekali untuk berlatih terlebih dahulu sebelum membacakan
teks pidato. Untuk mengetahui bagaimana cara membacakan teks pidato secara menarik, terlebih
dahulu, Simaklah pidato berikut ini. Gurumu atau siswa vang memiliki kemampuan membaca yang
baik, akan membacakannya untuk kalian.

Tata Cara Pidato Yang Baik dan Benar

Tata Cara Pidato Yang Baik dan Benar adalah salah satu pelajaran bahasa Indonesia. Pidato atau
Orasi adalah merupakan suatu kegiatan berbicara menyampaikan sesuatu hal di depan umum. Hal
yang disampaikan itu dapat berupa pendapat, gambaran atau penjelasan tentang suatu hal. Pidato
berfungsi untuk mempermudah komunikasi antara 2 pihak atau lebih. Ada 4 metode berpidato yaitu
Impromptu (pidato serta merta tanpa persiapan), Memoriter (pidato dengan menghapalkan naskan
pidato), Naskah (pidato dengan membaca naskah pidato), Ekstemporan (pidato dengan menyiapkan
garis-garis besarnya saja atau berupa konsep mentah dari naskah pidato). Setiap orang mempunyai
potensi berpidato atau berorasi atau berbicara di depan khalayak umum. Kemampuan berpidato ini
bisa didapat dari latihan atau bahkan sememang bakat bawaan.

Bagi yang ingin berlatih pidato, perlu mengetahui teknik dan tata cara berpidato yaitu :

Mengetahui tujuan berpidato. Pidato yang akan disampaikan ditujukan untuk membicarakan hal apa
saja? Hal ini dapat disebut juga Tema Pidato. Perlu juga mengetahui dimana tempat berpidato dan
siapa saja yang akan menjadi pendengar. Materi atau Bahan pidato sesuai dengan Tema Pidato yang
akan disampaikan. Jika pidato bertema pendidikan, maka bahan pidato adalah hal-hal yang
mengenai pendidikan, baik tentang pendidikan smp, sma, atau hal-hal lain yang menyangkut
pendidikan. Untuk pemula seperti anak smp maupun anak sma, 2 teknik pidato yang disarankan
adalah teknik Naskah (membaca naskah pidato) yang dapat dilanjutkan ke teknik Memoriter
(menghapal pidato). Jika kemampuan telah cukup, maka dapat digunakan teknik Ekstemporan (garis-
garis besar atau konsep naskah pidato) atau bahkan dapat menggunakan teknik Impromptu (serta
merta tanpa persiapan). Untuk pemula, perlu melatih suara, pengucapan, intonasi kalimat dan juga
artikulasi serta perlu mengetahui jeda pembacaan sehingga pidato enak didengar dengan
menggunakan nada bicara yang tegas lugas tidak berirama sepeti membaca puisi atau berdeklamasi.
Berpenampilanlah yang rapi saat berpidato, karena akan menjadi titik sentral pandangan umum.
Menggunakan bahasa tubuh sebaik mungkin yaitu gerakan tangan dan anggota tubuh sesuai dengan
irama pidato tapi tidak secara berlebihan. Menyisipkan humor pada pidato disesuaikan dengan
keadaan dan tujuan pidato. Jika pidato pada acara pemakaman mayat, jangan sekali-sekali
menyisipkan humor. Berpidatolah sesuai panjang waktu yang wajar. Untuk pemula sebaiknya
menggunakan waktu yang pendek saja. Tidak menggunakan kata yang berulang-ulang kecuali
dibutuhkan untuk penekanan tujuan.

Surat dinas adalah surat yang bersifat resmi yang kegunaannya adalah untuk menyampaikan
informasi tentang kedinasan, surat jenis ini dibuat oleh pejabat dalam sebuah organisasi atau instansi
pemerintah. Oleh sebab itu, surat dinas dibuat oleh seseorang yang memiliki kedudukan sebagai
pejabat suatu instansi, dan pemerintah oleh karena itu juga surat dinas biasa disebut surat jabatan.
Jadi, kita tak boleh sembarangan dalam membuat nya, diperlukan kehati-hatian.
  
Surat dinas memiliki berbagai jenis, yaitu surat permohonan, pemberitahuan, keterangan, dan memo.
Selain itu juga memiliki beberapa tipe, seperti surat dinas Osis, sekolah, undangan, dan perusahaan.
Perlu Anda ketahui, sebetulnya membuat sebuah surat dinas tidaklah sulit, kita hanya perlu
membiasakan diri saja untuk membuat nya dan tentunya harus mengerti bagaimana format
pembuatan surat dinas yang baik dan benar.

Bandung, 2 Juli 2011

Kepada Yth.
PT. Kino Candy 
Bumi Damai, Bojongloa Kav. 3

No : 99/KI/M/7.2011
Lampiran: 1(satu)
Perihal : Kunjungan Kerja Lapangan dan Industri

Teriring salam hormat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu beserta staf, semoga dalam keadaan sehat
wal afiat, sukses dan mendapat kemudahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Sesuai dengan pemberitahuan secara lisan melalui staf kami perihal kunjungan ini, maka melalui
surat ini diberitahukan bahwa kami akan melaksanakan kunjungan industri dalam rangka
pengembangan kurikulum Program Studi di perusahaan Bapak dengan jadwal sebagai berikut :

Hari / Tanggal : Kamis, 21 Juli 2011


Waktu :10.00 s.d 16.00 WIB

Selanjutnya apabila ada perubahan jadwal, kami akan mengkonfirmasi kepada Bapak secepatnya.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

a.n. Rektor ,
Rektor Bid. Kemahasiswaan

Yus Saputra
NIP 93039303039309

Tembusan :
- Direktur (Sebagai Laporan)
- Ka. Bag. Keuangan
Cara Menulis Surat Resmi yang Baik dan Benar | Menulis surat resmi berbeda
dengan menulis surat pribadi. Dalam surat resmi ada beberapa ketentuan yang harus
diikuti. Selain itu, dari segi penggunaan bahasa surat resmi menggunakan bahasa baku
dan efektif. Anda mungkin pernah menerima surat undangan dari organisasi atau
lembaga tertentu, yang kalau kita perhatikan dalam surat tersebut tercantuk nomor
surat, perihal surat, dan penggunaan bahasa yang resmi. Yah, jika ada surat dengan
ciri-ciri seperti itu, maka dapat dipastikan bahwa surat tersebut adalah surat resmi.
Bagaimana cara menulis surat resmi yang baik dan benar? Berikut ini kami
berikan format dan cara menulis surat resmi yang baik dan benar:

1. Kepala Surat 
Menurut Kosasih (2003: 21), sesuai dengan namanya kepala surat terletak di bagian
atas isi surat. Fungsinya sebagai identitas diri bagi instansi atau lembaga yang
bersangkutan. Dalam kepala surat dicantumkan identitas sebagai berikut:

 Nama instansi atau lembaga.


 Lambang atau logo instansi atau lembaga.
 Alamat.
 Kode surat.
 Nomor telepon; nomor faksimile.
 Kode Pos.

2. Tanggal Surat 
Tanggal surat ditulis sejajar dengan nomor surat. Perhafikan contoh penullsan tanggal
surat berikut ini.

 Bantaeng, 20 November 2013


 28 November 2013

3. Nomor Surat 
Setiap surat resmi yang keluar biasanya diberi nomor, hal ini disebut nomor verbal. Cara
pemberian dan penulisan nomor bermacam-macam sesuai dengan kepentingan masing-
masing dari perusahaan atau instansi tersebut. Nomor surat ditulis sebelah kiri, sejajar
dengan tanggal surat. Nomor surat merupakan kode yang berguna sebagai berikut.

 Memudahkan pengaturannya sebagai arsip.


 Memudahkan penunjukan pad a waktu rnenqadakan hubungan surat menyurat.
 Memudahkan mencari surat itu kembali bila diperlukan.
 Memudahkan kepada petugas kearsipan dafam menggolongkan atau
mengklasifikasikan surat sesuai dengan sifatjenis surat untuk penyirnpanan.
 Mengetahui berapa banyaknya surat yang keluar pada suatu periode (balan
maupun tahun).

4. Lampiran 
Lampiran surat adalah dokumen-dokumen yang disertakan ke dalam surat, karena
mempunyai kaitan dengan isi surat. Dokumen-dokumen yang disertakan tersebut
bermacam-macam sesuai dengan keterkaitannya terhadap isi surat. Kegunaan lampiran
adalah sebagai berikut.

 Untuk mengetahui apakah ada dokumen-dokumen atau berkas yang disertakan


dalam surat yang ada kaitannya dengan isi surat.
 Untuk memeriksa apakah berkas yang diterima itu jumlahnya sama dengan
tertulis dilampiran atau tidak.
 Memudahkan kepada penerima surat, bila ada hal-hal yang diperlukan dengan
segera, tidak perlu lagi meminta kepada pengirim surat karena dokumentersebut
sudah tersedia.

5. Hal atau Perihal 


Pada surat resmi sebaiknya selalu dicantumkan pokok-pokok atau inti dalam surat, yang
disebut hal. Menurut Kosasih (2003: 25), hal surat berarti soa! atau perkara yang
dibicarakan dalam surat. Hal surat dapat disamakan dengan judul karangan. Oleh
karena itu, cara penulisannya pun tidak jauh dari cara penulisan judul karanganbiasa,
yakni sebagai berikut:

 Judul ditulis dengan singkat, jelas, dan menarik.


 Berwujud kata atau frase, bukan kalimat.
 Huruf pertama pada setiap katanya harus ditulis dalam huruf kapital. Contoh;
Hal: Jadwal Ujian Sekolah

Hal dalam surat berguna sebagai berikut. 

 Mengetahui terlebih dahulu apa yang dibicarakan dan dipermasalahkan dalan


surat.
 Penerima atau pembaca mempunyai gambaran terlebih dahulu secara singkat,
sebelum mengetahui secara keseluruhan isi surat.

6.Penulisan Alamat pada Surat 


Penulisan alamat pada surat ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
 Alamat Luar pada Sampul: Alamat luar pada sampul adalah alamat yang ditulis
pada sampul surat. Alamat pada sampul surat berfungsi sebagai penunjuk dalam
menyampaikan surat kepada yang berhak menerimanya. Yang perlu diperhatikan
dalam penulisan alamat sampul surat adalah sebagai berikut.

1. Kelompok kata yang terhormat disingkat Yth.


2. Huruf awal pada singkatan Yth. ditulis dengan huruf kapital,
3. Penulisan alamat didahului kata kepada.
4. Akhir singkatan yang terhorrnat menggunakan tanda titik (Yth.).

Contoh: 
Kepada 
Yth. Direktur PT Zakapedia
Jalan Bungung Barania 34 
Bantaeng 

 Alamat Dalam pada Surat: Alamat dalam surat adalah alamat yang ditulis pada
kertas surat. Fungsinya sebagai pengontrol bagi penerima surat bahwa dirinya
yang berhak menerima surat itu. Bagi pengirim surat, alamat dalam berfungsi
untuk mengetahui kecocokan alamat yang dituju sewaktu proses pemasukan
surat ke dalam amplop surat. Alamat dalam pada surat juga berguna untuk
penunjuk langsung bagi si penerima, petunjuk bagi petugas kearsipan
sehubungan dengan adanya sistem penyimpanan dan penemuan kembali surat
berdasarkan objek surat, dan dapat dipakai sebagai alamat luar bila memakai
amplop berjendela. Ketentuan penulisan alamat surat bagian dalam adalah
sebagai berikut.

1. Tidak didahului kata Kepada.


2. Menggunakan kata Yth.
3. Menggunakan unit kerja.
4. Nama tempat pada alamat dituju tidak didahului kata depan di.

Contoh:
Yth. Lurah
Kelurahan Jetis Jalan Samanhudi 14, Semarang 

 Cap Surat atau Stempel Surat: Pada surat-surat resmi, baik itu surat niaga
rnaupunsurat dinas pemerintahan, cap harus dibubuhkan pada sebuah surat,
karena cap juga merupakan tanda sahnya sebuah surat.

7. Salam Pembuka 
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat sebelum ia "berbicara" secara
tertulis. Dalam surat resmi yang biasa digunakan sebagai salam pembuka ialah Dengan
hormat, (Jianqan disingkat Dh. Atau DH.) yang ditulis segaris lurus dengan baris-baris
lainnya. Salam pembuka Assalamualaikum Wr. Wb. dipakai secara khusus antara
kantor/lembaga yang bersangkut-paut dengan agama Islam.
Catatan: 

 Di belakang salam pembuka selalu dibubuhkan tanda koma (,). Ini sudah
merupakan suatu kebiasaan dalam surat-menyurat Indonesia. Dalam surat-
menyurat Amerika, di belakang salam pembuka selalu dibubuhkan tanda baca
titik dua (:). Agaknya penulisan tanda baca di belakang salam pembuka surat,
baik dengan koma maupun dengan titik dua, hanyalah menurut kebiasaan.
 Salam pembuka Dengan hormat jika tidak digunakan secara sendiri-sendiri,
sebaiknya dimasukkan ke dalam kalimat pertama pembuka surat (alinea
pertama).

8. Isi Surat 
Isi surat umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut. 

 Pembukaan: Pembukaan digunakan untuk menqantar dan menarik perhatian


pembaca terhadap pokok surat. Untuk itu digunakan kalimat-kalimat pembuka
yang sesuai dengan maksud atau tujuan surat.
 Untuk membahas atau membalas surat yang diterima, dipergunakan kalimat-
kalimat pembuka, misalnya: Membalas. (menjawab) surat Saudara tertanggal 19
September 2012 No. 150/OBS1.2012, Dengan ini kami beri tahukan bahwa....
 Untuk surat-surat yang berisi suatu pemberitahuan, permintaan, pertanyaan, dan
yang sejenis dengan itu, dipergunakan kalimat pembuka misalnya: Dengan ini
kami beri tahukan bahwa....
 Untuk menunjuk sesuatu yang menjadi dasar menyusun surat dipergunakan
kalimat pembuka misalnya: Berdasarkan hasil rapat para ketua jurusan pada
tanggal 9 Juli 2013, dengan ini diberitahukan bahwa
 Untuk menyatakan tujuan yang akan dilaksanakan dapat dipergunakan kalimat
pembuka misalnya:Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei
2013, SMA Negeri 2 Bantang akan mengadakan serangkaian acara sebagai
berikut.      .

Isi surat yang sesungguhnya berisi sesuatu yang diberitahukan, dikemukakan,


ditanyakan, diminta, dan sebagainya yang disampaikan kepada penerima surat. Oleh
karena itu, ketika menuis surat kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
 Tetapkan dahulu maksud yang diberitahukan, dikemukakan, ditanyakan, diminta,
dan sebagainya secara jelas.
 Tetapkan urutan maksud surat itu secara sistematis dan logis.
 Tuliskanlah maksud surat itu dalam alinea-alinea yang jelas.
 Hindarkanlah pemakaian akronim dan singkatan-sinqkatan yang belum lazim,
lebih-lebih yang ditulis hanya atas kemauan sendiri.
 Hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sederhana, lugas,
sopan, dan menarik.
 Sedapat-dapatnya menghindari prnenggunaari kata-kata asing atau kata-kata
daerah sehingga terasa keasing-asingan atau kedaerah-daerahan, kecuali yang
belurn ada padanannya dalam bahasa Insonesia
 Hendaklah dipakai bentuk surat yang tepat atau cocok dan menarik.
 Hendaklah diketik serapi-rapinya, hindarkan ketika yang bertumpuk-tumpuk.
 Hendaklah ditulis dengan ejaan yang betul,

9. Penutup Surat     


Penutup surat merupakan kesimpulan yang berfungsi sebagai kunci isi surat. Umumnya
berisi ucapan terima kasih terhadap semua hal yang dikemukakan dalam isi surat.
Hendaknya penutup surat itu ditulis secara singkat dan jelas. Perhatikan contoh penutup
surat sesuai dengan isinya berikut ini.     " 

 Untuk menyatakan rasa terima kasih dapat dipakai kalimat-kalimat penutup; Atas
perhatian Bapak/Saudara, kami ucapkan terima kasih; Atas perhatian dan
bantuan Bapak/Saudara, kami ucapkan terima kasih; Atas kehadiran
Bapak/Saudara, kami ucapkan terima kasih.

 Untuk menunjukkan suatu kenyataan yang telah disebutkan sebelumnya, dapat


dipakai kalimat-kalimat penutup, misalnya; Demikianlah harapan kami dan atas
perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

 Untuk menyakan suatu harapan dapat dipakai kalimat-kalimat pembuka


misalnya; Harapan kami, semoga kerja sama yang sudah baik ini dapat kita bina
dan kita tingkatkan terus.

 Untuk menyatakan sesuatu yang dinantikan dapat dipakai kalimat penutup,


misalnya; Sambil menanti balasan Saudara, kami ucapkan terima kasih; Sambil
menanti penggilan Bapak, kami ucapkan terima kasih.

10. Salam Penutup


Salam penutup surat dinas/formal pernerintahan dengan mencantumkan hal-hal berikut.

 Nama jabatan (Kepala Sekolah, Kepala Dinas, dan sebagainya).


 Tanda tangan.
 Nama terang.
 Nomor Induk Penduduk (NIP).

11. Tembusan 
Tembusan adalah salinan-salinan surat yang'dikirimkan kepada pihak-pihak lain yang
terkait dengan isi surat. Tembusan ditulis di bagian bawah sebelah kiri. Contoh:     .
Tembusan kepada: 

1. Camat Tarakan Barat


2. Lurah Kelurahan Karang Balik Tarakan Barat

12. Bahasa Surat Resmi yang Baik dan Benar


Surat yang bersifat resmi atau dinas harus memperhatikan bahasa yang
dipergunakannya. Bahasa surat resmi setidaknya memiliki dua syarat, yaitu bahasa
baku, dan bahasa efektif (Suprapto, 2006:5).

 Bahasa Baku:Dilihat dari sudut bentuk lahirnya, maka bahasa surat harus
menggunakan bahasa baku. Bahasa baku adalah bahasa yang diakui
kebenarannya menurut kaidah yang sudah dilazimkan. Pemakaian bahasa baku
dapat dikenali dari beberapa unsur, antara lain dari penulisan (ejaan), pemakaian
kata, dan struktur kalimat.
 Bahasa Efektif:Dilihat dari segi pencurahan rasa atau gagasan, maka bahasa
surat yang baik memakai bahasa yang efektif. Bahasa efektif adalah bahasa yang
secara tepat dapat mencapai sasarannya. Bahasa efektif ini dapat diketahui dan
dikenali dari pemakaian kalimat sederhana, ringkas, tegas, dan menarik.

1. Sederhana:Sederhana berarti bersahaja, lugas, mudah, tidak berbelit-belit, baik


pemakaian kata-katanya maupun kalimat-kalimatnya. Untuk itu, hendaknya
dipakai kata-kata yang biasa dan lazim.
2. Ringkas:Kalimat yang ringkas umumnya lebih tegas dan mudah
dlpahaml.sedangkan kalimat yang panjang biasanya lemah dan kabur serta tidak
cepat dipahami maksudnya.
3. Jelas:Jelas berarti tidak samar-samar, tidak meragukan, tidak mendua makna,
atau tidak menimbulkan salah paham.
4. Sopan:Sopan berarti hormat dengan takzim, tertib menurut adat yang baik, atau
baik kelakuannya. Dalam surat-menyurat resmi bahasa sopan itu dapatdicapai
denqan beberapa misalnya; Menggunakan kata-kata yang sopan/halus,
Menggunakan kata sapaan atau kata ganti, Menggunakan kata-kata resmi (bukan
sehari-hari).
5. Menarik:Menarik berarti dapat membangkitkan perhatian, tidak membosankan,
dan dapat mengesankan pada angan-angan pembaca. Dalam surat-menyurat
resmi dapat digunakan:Kalimat bervariasi, Paragraf Induktif, dan Gaya bahasa.

Anda mungkin juga menyukai