Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kurikulum merupakan pendidikan  dari proses Pendidikan, sebab diantara bidang-bidang
pendidikan yaitu manajemen pendikan, kurikulum, pembelajaran, dan bimbingan siswa,
kurikulum-pengajaran merupakan bidang yang paling langsung berpengaruh terhadap hasil
pendidikan. Dalam pengembangan, kurikulum minimal dapat dibedakan antara
desain  kurikulum atau kurikulum tertulis (“design, written, ideal, intended, official, formal
curriculum”) dan implementasi kurikulum atau kurikulum perbuatan (“curriculum
implementation, actual curriculum, real curriculum, atau curriculum in  action”).
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “ curriculum”, sedang menurut Bahasa Prancis
“cuurier” artinya to run (berlari). Istilah kurikulum pada awalnya dipakai dalam dunia olah
raga dengan istilah “curriculae” (Bahasa Latin) yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing –
masing satuan pendidikan. KTSP dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah atau madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor Depag kab / kota untuk pendidikan dasar dan dinas pendidikan /
kantor Depag untuk pendidikan menengah dan pendidikan khusus.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-
integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif,
sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan
di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian dari Kurikulum?
2.      Bagaimanakah Kurikulum KTSP?
3.      Bagaimanakah Kurikulum 2013?
4.      Bagaimanakah Perbedaan Dari Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013?
1.3              Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian dari Kurikulum
2.      Untuk Mengetahui Kurikulum KTSP
3.      Untuk Mengetahui Kurikulum 2013
4.      Untuk Mengetahui Perbedaan Dari Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “ curriculum”, sedang menurut Bahasa
Prancis “cuurier” artinya to run (berlari). Istilah kurikulum pada awalnya dipakai dalam dunia
olah raga dengan istilah “curriculae” (Bahasa Latin) yaitu suatu jarak yang harus ditempuh
oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. Dalam kamus Webstar
1955 kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguran
tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah. Dalam kamus ini kurikulum juga
diartikan keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan.
Berikut ini merupakan pengertian kurikulum menurut beberapa pakar kurikulum:
1.      Alice Miel dalam bukunya Changing the Curriculum: a Social Proses (1946) mengatakan
bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang
diperoleh anak di sekolah. Kurikulum mencakup pengetahuan, kecakapan, kebiasaan -
kebiasan, sikap, apresiasi, cita – cita, norma – norma, pribadi guru, kepala sekolah, dan
seluruh pegawai sekolah.
2.      J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam bukunya Curriculum Planning for Better
Teaching and Learning (1956) mengatakan bahwa kurikulum adalah segala usaha sekolah
untuk memengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di
luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum juga meliputi kegiatan ekstrakurikuler.
3.      Harold B. Albertycs dalam bukunya Reorganizing the High School Curriculum (1965)
mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan baik di dalam maupun diluar kelas yang
berada dibawah tanggung jawab sekolah.
4.      Willam B. Ragan dalam bukunya Modern Elementary Curriculum (1966) mengatakan bahwa
kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah yakni segala pengalaman
anak dibawah tanggung jawab sekolah.
5.      B. Othanel Smith,W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores mengartikan kurikulum sebagai
sejumlah pengalaman yang secara pontensial dapat diberikan pada anak dan pemuda agar
mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.
6.      J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam bukunya Secondary School Improvement
(1973) mengartikan kurikulum meliputi metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi
murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan,
supervisi dan administrasi dan hal – hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta
kemungkinan memilih mata pelajaran.
7.      Hermana Somantrie ( dalam Saylor, Alexander, Lewis , 1981 ) Kurikulum adalah sebagai
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik.
8.      Franklin Bobbit ( 1918 ) mengemukakan bahwa “kurikulum adalah susunan pengalaman
belajar terarah yang digunakan oleh sekolah untuk membentangkan kemampuan individual
anak didik.
9.      Harold Rugg (1927) juga mengemukakan pandangannya mengenai pengertian kurikulum,
yang berpendapat “kurikulun sebagai suatu rangkaian pengalaman yang memiliki
kemanfaatan maksimum bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan agar dapat
menyesuaikan diri dan dapat menghadapi berbagai situasi kehidupan”.
10.  Hollins Caswel ( 1935 ) menyatakan bahwa kurikulum adalah susunan pengalaman yang
digunakan guru sebagai proses dan prosedur untuk membimbing anak didik menuju
kedewasaan.
11.  Ralph Tyler (1957)  menegaskan bahwa kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang
direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya.
12.  Hilda Taba (1962) mengatakan bahwa “kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan – tujuan
pendidikan yang bersifat umum dan khusus ,dan materinya dipilih dan diorganisasikan
berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar dan mengajar”.
13.  Robert Gagne (1967) mengartikan bahwa kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi
belajar yang disusun sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mempelajarinya
berdasarkan  kemampuan awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya.
14.  James Popham dan Eva Baker( 1970) mengatakan bahwa kurikulum adalah seluruh hasil
belajar yang direncanakan dan merupakan tanggung jawab sekolah.
15.  Michael Schiro (1978) mengartikan kurikulum adalah sebagai proses pengembangan anak
didik yang diharapkan terjadi dan digunakan dalam perencanaan pengajaran
2.2. Pengertian Kurikulum KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing –
masing satuan pendidikan. KTSP dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah atau madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor Depag kab / kota untuk pendidikan dasar dan dinas pendidikan /
kantor Depag untuk pendidikan menengah dan pendidikan khusus.
       Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional
pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di
Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai
tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. 
   Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu
sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun
2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP
sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan
atau Departemen Pendidikan Nasional. 
       Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah
serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah
dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat,
situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
       Sedangkan menurut Muhammad Joko Susilo, 2006: 11 Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah. KTSP ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten yang
cerdas dalam mengembangkan identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat
memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar, mengembangkan
integritas sosial serta membudayakan karakter nasional. Juga untuk memudahkan guru dalam
menyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip-prinsip belajar sepanjang hayat
yang mengacu pada empat pilar UNESCO .

2.3. Pengertian Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-
integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif,
sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan
di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Kurikulum 2013 diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikanyang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk
dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah
percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V
sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun
2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek
penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di
dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi
Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi
Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi
pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan
pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
2.4. Perbedaan Dari Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
Perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum
2006) yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara
terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP,
kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam
Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah,
kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan
yang bersangkutan.
            Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun  guru tetap
dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,
terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus
tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga
diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif
dalam memahami  seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
            Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku
Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.
Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum 2013 itu sendiri adalah sebagai berikut :
No Kurikulum 2013 KTSP
SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
ditentukan terlebih dahulu, melalui Standar Isi ditentukan terlebih dahulu
Permendikbud No 54 Tahun 2013. melaui Permendiknas No 22 Tahun
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, 2006. Setelah itu ditentukan SKL
1
yang bebentuk Kerangka Dasar (Standar Kompetensi Lulusan)
Kurikulum, yang dituangkan dalam melalui Permendiknas No 23 Tahun
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 2006
Tahun 2013
Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan hard skills lebih menekankan pada aspek
2
yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan
keterampilan, dan pengetahuan
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu untuk
3
kelas I-VI kelas I-III
Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan
4 banyak dan jumlah mata pelajaran lebih jumlah mata pelajaran lebih banyak
sedikit dibanding KTSP dibanding Kurikulum 2013
Proses pembelajaran setiap tema di
jenjang SD dan semua mata pelajaran di
jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
Standar proses dalam pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah (saintific
5 terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan
approach), yaitu standar proses dalam
Konfirmasi
pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) bukan sebagai mata
6 TIK sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
Standar penilaian menggunakan
penilaian otentik, yaitu mengukur semua
Penilaiannya lebih dominan pada
7 kompetensi sikap, keterampilan, dan
aspek pengetahuan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X
9 Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan masalah
10
potensi siswa siswa
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006)
yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara terbatas mulau Juli
2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan
silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan
pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran
tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun  guru tetap dituntut untuk
dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk
kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus tampak menjadi
penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat
memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami  seluruh isi
silabus yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru
yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus)
yang telah disiapkan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, dkk. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT Refija
Aditama
www.academia.edu.  Pengertian dan Konsep KTSP. Diakses senin 4 November 2014
wikipedia.org.id. Kurikulum 2013. Diakses Senin 4 November 2014
MAKALAH MANAJEMEN DAN TELAAH KURIKULUM TENTANG MENELAAH
PERBEDAAN DAN PERUBAHAN KURIKULUM 2006, 2013, DAN 2013 REVISI

NAMA : MUHAMMAD SAFAR MUKMIN ( 181019 ) SELAMET RIADI ( 181032 )

DOSEN PENGAMPU : DWI VITA LESTARI, M.Pd

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN STAIN SULTAN


ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU 2020

KATA PENGANTAR Puji Syukur Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Walaupun dibarengi oleh tantangan dan rintangan.
Adapun judul makalah ini adalah Menelaah Perbedaan dan Perubahan Kurikulum 2006,
2013, dan 2013 revisi. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
pembelajaran Pengantar Manajemen yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perbedaan dan Perubahan Kurikulum 2006, 2013, dan 2013 revisi. Penulisan makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa dan mahasiswi
STAIN Sultan Abdurrahman. Meskipun kami berusaha semaksimal mungkin, tetapi kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari harapan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. BINTAN, 03 Februari
2020

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu


respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun
generasi muda bangsanya. Kurikulum harus menjamin pemberdayaan siswa pada semua
aspek kompetensi, yang memungkinkan siswa siap menjadi warga masyarakat yang
bermutu. Oleh pihak sekolah, pemberdayaan siswa dilakukan dengan segala cara, menata
proses pembelajaran sesuai situasi dan lingkungannya. Pikiran ini sebenarnya telah
diakomodir oleh KTSP selama ini. Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan
nama pada kurikulum baru tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun
pemberlakuannya. Misal kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut kurikulum
75. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum 84. Kurikulum yang
diberlakukan pada tahun 1994 disebut kurikulum 1994. Kurikulum yang diberlakukan pada
tahun 2004 disebut kurikulum 2004. Khusus untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum KBK ini tidak berumur panjang, karena pada tahun
2006 diberlakukan kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum 2006 ini lebih
populer dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Karena sejak diberlakukan
kurikulum 2006 ini sekolah (satuan pendidikan) harus membuat kurikulum sendiri, yang tentu
tiap sekolah berbeda kurikulumnya, namun begitu tetap mengacu pada standar nasional
yang telah ditetapkan, di antaranya permen no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, permen
no 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Pada Permendikbud No 65 Tahun
2013 pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
selanjutnya disebut Standar Proses, merupakan kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan. Mengenai

inovasi

kurikulum

2013,

menarik

untuk

dikaji

apakah

Permendiknas No 41 Tahun 2007 pantas diubah karena memiliki banyak kekurangan


ataukah malah sebaliknya. Karena dalam edaran Bahan Uji Publik Kurikulum 2013,
disebutkan bahwa ada empat elemen perubahan dari KTSP 2006 ke kurikulum 2013,

yaitu (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar penilaian dan (4) standar kompetensi
lulusan. Sehingga perlu bagi kita untuk mengkaji mengenai perbedaan esensial antara
kurikulum 2013 dengan KTSP 2006.

2. Rumusan Masalah 1) Bagaimana Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar


Proses, dan Standar Penilaian dalam Kurikulum KTSP ? 2) Bagaimana Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013 ? 3)
Bagaimana Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar
Penilaian dalam Kurikulum 2013 Revisi ?

BAB II PEMBAHASAN

A. Menelaah Kurikulum 2006, 2013, dan 2013 Revisi. 1. Pengertian Kurikulum Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada
di daerah. Perubahan-perubahan dan penyempurnaan yang terjadi di Indonesia sejak
bernama Rencana Pembelajaran 1947 hingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tahun 2006 selalu dibarengi dengan argument-argument ilmiah, pendekatan-pendekatan
mutakhir, lengkap dengan background teori belajar terbaru dan rasionalisasi dari masing
masing itu yang tidak terbantahkan. Kurikulum yang sekarang ini dianggap pemerintah
paling mampu menjadi pandangan baru dalam fokus acuan pendidikan adalah kurikulum
2013. Berbeda dengan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 dalam perencanaan
implementasinya di-klaim dapat memberikan solusi bagi terkendalanya kemajuan bangsa
Indonesia melalui guruan karakter yang memiliki pendekatan ilmiah (scientific approach)
sehingga output pendidikan yang dihasilkan akan sesuai dengan harapan. Implementasi
kurikulum ini diharapka dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini
dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara
konseptual memiliki beberapa keunggulan. Tahun 2013 perubahan kurikulum kembali untuk
SD, SMP, SMA dan SMK. Pihak pemerintah menyebutnya sebagai “pengembangan
kurikulum” bukan “perubahan kurikulum.” Istilah ini bisa jadi untuk menghindari dampak
psikologis, dan bukan persoalan substansinya kenapa kurikulum itu terjadi perubahan.
Kemudian pada tahun 2015 dilakukan Revisi kurikulum 2013 (K-13) dan konsekuensi
perubahannya dilakukan berdasarkan berbagai masukan dari publik, para ahli dan para
pegiat serta pemerhati pendidikan sehingga ada perbaikan pada format dan isinya.Kurikulum
2013 untuk tahun 2017 terjadi revisi lagi. Revisi K13 Tahun 2017

tidak terlalu signifikan, namun perubahan di fokuskan untuk meningkatkan hubungan atau
keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Sedangkan dalam
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 revisi tahun 2017.
Pengembangan kurikulum 2013 yang beragam mengatur pada standar nasional pendidikan
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidkan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri
atas standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan pendidikan, standar
pembiayaan pendidikan dan standar penilaian pendidikan.

2. KURIKULUM KTSP Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang


Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan atau sekolah. Sebuah kurikulum operasional pendidikan yang

disusun

oleh,

dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis


diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran
2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun
2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL,
ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.
Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti
tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.
Penyusunan KTSP selain melibatkan guru, dan karyawan juga melibatkan komite sekolah
serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan

komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan
aspirasi masyarakat, situasi, dan kondisi lingkungan, dan kebutuhan masyarakat. 1) Standar
Kompetensi Lulusan SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. 2) Standar Isi Standar isi adalah ruang lingkup materi, dan
tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi ditentukan terlebih
dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Standar Isi merupakan ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi tersebut
52 memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum.

3) Standar Proses Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang
rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru. 4) Standar Penilaian Pada

kurikulum

KTSP

2006

penilaian

yang

dilakukan

cenderung

menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran. Standar
penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi (proses dan hasil)
dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.

3. KURIKULUM 2013 Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran


2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara
resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan
yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini
adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP Ternyata di dalam kurikulum 2013 hanya ada 4
elemen perubahan yang mendasar yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Untuk elemen SKL, semua jenjang pendidikan
mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan
soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap (afektif, attitude), ketrampilan
(psikomotor), dan pengetahuan (kognitif). Upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional
diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan
bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau
dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

1) Standar Kompetensi Lulusan SKL yang dirumuskan dalam kurikulum 2013 ditata secara
berjenjang, artinya kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) akan dilanjutkan dan dikembangkan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang selanjutnya akan dilanjutkan
dan dikembangkan kembali ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA). Pada kurikulum sebelumnya (kurikulum 2006) memang sudah berjejang, namun sulit
untuk diidentifikasi karena terlalu banyak dan sepertinya belum ada yang mencermati secara
seksama. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.

a. Dimensi sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. b.
Dimensi Pengetahuan Memiliki pengetahuan social dan konseptual berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. c. Dimensi Keterampilan Memiliki
kemampuan social dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama
yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif,
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok
yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap
social (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan
(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara social ative. Kompetensi yang
berkenaan dengan sikap keagamaan dan social dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi
kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).

2) Standar Isi Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004
dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai

dengan

standar

nasional

yang

telah

disepakati.

Kompetensi

pengetahuan,

keterampilan dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan
kelulusan peserta didik. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar Isi dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri. Untuk elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula
diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi. Untuk pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam
semua mata pelajaran, jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran.

3) Standar Proses Untuk elemen Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d.
SMA/SMK) harus memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, bahkan sampai mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tapi juga
boleh di luar kelas seperti perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi terkait, dan
bahkan masyarakat sekitar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, tapi juga dapat
diperoleh dari buku, ocia, TV, radio, internet. Dan sikap (attitude) tidak diajarkan secara
verbal, tetapi siswa akan lebih banyak melihat dari apa yang dicontohkan oleh guru dengan
memberikan suri tauladan yang baik.  pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar
nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam
proses lebih menonjolkan afektif dan psikomotornya.  Kurikulum 2013 sangat menekankan
penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap).

4) Standar Penilaian Untuk elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah
tes/ujian maka diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi

mulai dari sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap
siswa memiliki semua rekaman kegiatan berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri
sebagai socialtiv utama penilaian. Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib pada semua
jenjang pendidikan dasar sampai menengah. 1. Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan
yang dihadapi yaitu arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
informasi, konfergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan. 2.
Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan berfikir jernih
dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan kemampuan
menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda. 3. Fenomena sosial yang mengemukakan seperti
perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian,
dan kejolak sosial. 4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu
menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan
karakter.

4. KURIKULUM 2013 REVISI Ini sangat penting untuk diketahui oleh semua guru terutama
bagi guru yang sekolahnya melaksanakan Kurikulum 2013. Nah setelah hasil revisi
kurikulum 2013 selesai tentunya pasti ada perubahan yang terjadi dan perubahan tersebut
akan kami bagikan melalui blog pendidikan ini. dan yang kita telah ketahui bersama bahwa
Resmi! Mulai Juli tahun 2017 Kurikulum 2013 Diberlakukan Secara Nasional. Nah Apa saja
perubahannya. berdasarkan informasi yang kami kutip dari salah posting di foruum guru
indonesia, berikut adalah hasil pelatihan yang perlu disampaikan kepada guru di indonesia. •
Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tapi tetap *Kurikulum 2013 Edisi
R evisi* yang berlaku secara Nasional. • Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di
setiap mata pelajaran hanya agama dan ppkn namun *KI tetap dicantumkankan dalam
penulisan RPP*. • Jika ada 2 *nilai praktik* dalam 1 KD , maka yang diambil adalah nilai
yang tertinggi. Penghitungan *nilai ketrampilan* dalam 1 KD ditotal (praktek, produk,

portofolio) dan diambil nilai rata2. untuk pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian
akhir semester itu sama. • pendekatan scientific 5M bukanlah satu2 nya metode saat
mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan. • *Silabus
kurtilas* edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu *KD, materi pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran*. • Perubahan *terminologi* ulangan harian menjadi *penilaian
harian*, uas menjadi *penilaian akhir semester* untuk semester 1 dan *penilaian akhir tahun*
untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi uts, langsung ke penilaian akhir semester. •
*Dalam RPP*, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang digunakan dan
*materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian* (jika ada). • *Skala
penilaian* menjadi *1-100*. *Penilaian sikap* diberikan dalam bentuk *predikat dan
deskripsi*. • Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan
pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam hasil. Poin penting
atau penejelasan singkat Perbedaan RPP K13 Edisi Revisi 2017 Dengan RPP K13 Revisi
2016. Kurikulum 2013 sekarang sudah direvisi lagi untuk tahun 2017. Revisi K13 Tahun
2017 tidak terlalu signifikan, namun perubahan di fokuskan untuk meningkatkan hubungan
atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Sedangkan dalam
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 revisi 2017, yang dibuat harus
muncul empat macam hal yaitu; PPK, Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu kreatifitas guru
dalam meramunya.

Perbaikan atau revisi Kurikulum 2013 tahun 2017 Adalah sebagai berikut :
Mengintergrasikan
Penguatan

Pendidikan

Karakter

(PPK)

didalam

pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis,


mandiri, gotong royong, dan integritas. Mengintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau
diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative);
Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Gerakan PPK perlu
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai
program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang.

PERUBAHAN ISTILAH DALAM KURIKULUM 2013 ATAU K13 REVISI 2017 Penting Untuk
Di Ketahui, Oleh rekan-rekan guru mengenai perkembangan kurikulum 2013 terbaru yang
kami bagikan ini karena ada cukup banyak perubahan istilah k13 tahun 2017. Selain itu kami
juga membagikan "Panduan Penyusunan RPP Kurikulum 2013 Tahun 2017" Yang bisa
bapak dan ibu Download File PDF nya mellaui tautan yang kami sematkan dibawah. Jangan
lupa anda juga bisa mempelajari contoh-contoh rpp k13 revisi terbaru dan poin-poin penting
yang harus diubah dalam perangkat pembelajaran anda. Adapun Berdasarkan permen No
53/2015 dinyatakan tidak BERLAKU dan dirubah menjadi PERMENDIKBUD No 23/2016
tentang PENILAIAN revisi Kurikulum 13. Dibawah ini merupakan beberapa daftar perubahan
istilah kurikulum 2013 terbaru 2017 yang sangat penting diketahui oleh rekan-rekan guru
seluruh Indonesia khususnya yang melaksanakan kurikulum 2013 Tahun pelajaran
2017/2018.  Istilah KKM berubah istilah drngan KBM ( Ketuntasan Belajar Minimal ) 
Istilah UH berubah istilah dengan PH ( Penilaian Harian ).  Istilah UTS berubah istilah dgn
PTS ( Penilaian Tengah Semester )  Istilah UAS berubah istilah dgn PAS ( Penilaian Akhir
Semester ) Gasal/Genap  Istilah UKK berubah PAT ( Penilaian Akhir Tahun )

Standar Nasional Pendidikan yang Perlu Diperhatikan bagi Kepala Sekolah/Madrasah


Kepala sekolah/madrasah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin haruslah
visioner, yaitu memiliki visi dan misi yang mengarah pada tercapainya tujuan lembaga
pendidikan tersebut. Agar tujuan, visi dan misi dapat tercapai sesuai harapan hendaknya
rancangan tersebut dibuat berdasarkan skala prioritas yang mengacu pada standar yang
ditetapkan pemerintah. Standar tersebut diantaranya :  Standar Isi Standar isi mencangkup
lingkup materi dan kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Mata pelajaran seperti agama, akhlak dan pelajaran lainnya
dilaksanakan secara holistik. Selain itu, materi tersebut juga harus mencangkup kecakapan
pribadi, sosial, akademik dan vokasial.

Kepala madrasah dapat membuat keputusan untuk melakukan pengembangan kurikulum


sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat.  Standar Proses Harus mampu menyusun
perencanaan pola proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, kreatif, memotivasi dan
menumbuhkan kemandirian bakat peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran
pendidik hendaknya memberikan teladan. Perencanaan proses ini meliputi silabus dan RPP.
Kepala madrasah juga berwenang

melakukan

supervisi

kemudian

mengevaluasi

terhadap

proses

pembelajaran pada guru.  Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan


bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, akhlak mulia dan keterampilan.
Dalam standar kompetensi lulusan, kepala madrasah/sekolah berhak mengambil kebijakan
yang membuat lulusan memiliki kompetensi standar nasional pendidikan.  Standar
penilaian Untuk elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah tes/ujian
maka diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi mulai dari sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap siswa memiliki
semua rekaman kegiatan berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri sebagai socialtiv
utama penilaian. Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib pada semua jenjang
pendidikan dasar sampai menengah.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan Pertama, perbedaan yang mendasar antara Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan dan Kurikulum 2013 terletak pada prinsip dan karakteristiknya. KTSP dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan didasarkan pada tujuh prinsip yaitu: Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya,
beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, Relevan dengan kebutuhan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang
hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Sedangkan
Kurikulum 2013 prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum ini
terdiri atas: Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia, kebutuhan kompetensi masa depan,
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik, keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan,
tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agama,
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, kondisi sosial masyarakat setempat,
kesetaraan gender, karakteristik satuan pendidikan. Kedua, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004. Kedua Kurikulum tersebut
sama-sama menekankan pada pengembangan kompetensi peserta didik yang meliputi
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara seimbang dan berjalan secara integratif
Perbedaan lain adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum KTSP, sedangkan
kurikulum 2013 acuan utamanya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi
Inti sebagai organising element. Sedangkan persamaan yang penulis temukan dalam
implementasi kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 di satuan pendidikan yang penulis
teliti antara lain: sama-sama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap,
sama-sama

memiliki tujuan agar siswa aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar, sama-sama guru kreatif
dalam mengajar dan persamaan yang mendasar dalam proses implementasi kurikulum
KTSP dengan kurikulum 2013 sama-sama menitik beratkan kepada siswa dalam tehnik
pembelajarannya.

DAFRTAR PUSTAKA Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Renika


Cipta, 2004 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo,
1996 Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara., 2008 Suparlan, Tanya Jawab
Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Abdullah
Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik, Jakarta: Rajawali Pers, 2014 Herry
Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004,2006,
ke Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai