Anda di halaman 1dari 7

Resume tindakan Operasi Hernio Repair pada Tn.

H dengan Diagnosa Medis


Hernia Inguinalis Dextra di Ruangan OK RSUD Yowari Kabupaten Jayapura

A. Pre Operatif
Pada tanggal 25 Juli 2016 ,pukul 12.30 WIT pasien datang menggunakan tempat
tidur diantar oleh perawat kelas (VIP) dengan identitas pasien sebagai berikut :
Nama : Tn.H
Umur  : 65 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Sosial
No.RM : 11 91 10
Tanggal masuk : 24 Juli 2016
Pukul :12.30 WIT
1. Persiapan operasi :
Persiapan pasien
- Pasien puasa dari jam 03.00 -13.00 WIT
- Pemeriksaan laboratorium tidak terlampir pada status pasien
- SIO : Telah di setujui oleh pasien dan keluarga (istri) pasien.
- Serah terima pasien dari perawat kelas (VIP) kepada perawat OK.
- Mengganti baju pasien dengan baju operasi dan memakaikan penutup kepala.
- Mengantar pasien ke ruang pembedahan II (pasien dapat berjalan sendiri)
- Diagnosa pre operatif : Hernia Inguinalis Dextra.
- Jenis Operasi : Elektif
- Tindakan Operasi : Hernio Repair
2. Persiapan kamar bedah
a. Alat operatif steril
b. Meja/tempat tidur operasi
c. Monitor
d. Standart infuse
e. Electric Couter
3. Pelaksanaan pembedahan
Operator : dr.Irvan,SpB
Asisten : Br.David
Intrumen : Br.Panji
Perawat on loop  : Br.Felix
Anastesi       :dr. Yusuf Sp.An/ Br.Immanuel
Jenis anastesi    : SAB (Spinal Anestesi Blok)
Obat anastesi  : Buvipicain 4 ml
Pethidin HCL
Canalgetik 10 ml
a. Persiapan instrument (Hernia Set)
 Meja Mayo : 1 buah
 Klem desinfeksi : 1 buah
 Gunting jaringan : 1 buah
 Gunting benang    : 1 buah
 Nalvooder : 1buah
 Klem arteri : 6 buah
 Klem Pean : 4 buah
 Klem Elis : 1 buah
 Klem Kocher       : 2 buah
 Pinset anatomis : 2 buah
 Pinset cirurgis : 1 buah
 Langen back : 2 buah
 Langen Hak : 2 buah
 Nierbekken : 1 buah
 Cannal Suction : 1 buah
 Klem Duk : 6 buah
 Kom         : 2 buah
 Couter : 1 buah
 Scalpel no.4 : 1 buah
b. Set Tenun
 Jas Operasi : 3 buah
 Duk sedang : 5 buah
 Duk bolong besar : 1 buah
 Perlak : 1 buah
c. Medical Suplai
 Sarung Tangan Steril no.8 sebanyak 2 buah
 Sarung Tangan Steril no.7 1//2 sebanyak 3 buah
 Kassa steril 6 ikat
 Benang Safil 2.0 sebanyak 2 pcs
 Benang Premilen 3.0 sebanyak 1 buah
 Betadine : ± 50 – 70 cc
 Larutan nacl 0,9% : ± 50-70 cc
 Alkohol : ± 50-70 cc
 Cairan RL 4 kolf : 2000 ml (guyur)
 Plester/hipapix
 Sofratule
 Spinoken
 Spuit 5 cc : 1 buah
 Bisturi No.22 : 1 buah
 Meja instrumen : 1 buah

B. Intra Operatif
Pukul 12.35 wit
 Pasien diantar ke ruangan operasi II, kemudian dituntun ke meja operasi
dengan kesadaran composmentis,terpasang IVFD RL diguyurPukul 12.40
wit
Pukul 12.40 wit
 Perawat anetesi memasang manset tekanan darah pada lengan kanan, satu
rasi Sp02 pada jari telunjuk sebelah kiri, memasang bed couter pada kaki
sebelah kanan. Mengatur posisi pasien ortopnea , kemudian Perawat anestesi
mengenakan bantal pengganjal pada depan dada pasien dan dianjurkan untuk
memeluk ganjalan bantal
 TTV TD: 171/80 mmHg, HR: 64x/mnt.
Pukul 12.45 wit
 Pasien dilakukan tindakan anastesi oleh perawat anastesi secara SAB (Spinal
Anestesi Blok), mendesinfeksi area lumbal menggunakan betadine setelah
itu dibilas dengan alcohol. Kemudian spinoken ditusukkan di lumbal 3, obat
anastesi dapat dimasukkan saat cairan lumbal (Liquid Cerebro Spinal)
terlihat. Obat anestesi Buvipicain 0,5% 4 ml dimasukkan dengan tujuanya
untuk menghilangkan rasa nyeri saat insisi dari lumbal sampai dengan
ekstremitas bawah.
 Setelah anastesi dilakukan oksigen 2,5 lpm diberikan melalui kanul nasal.
Kemudian perawat anastesi memasukkan penithidin 30 ml dan suntikkan
obat Canalgetik sebanyak 10 ml. Setelah itu perawat anestesi memasang
sampiran di atas dada pasien.
Pukul 12.48
 Operator, asisten operator dan perawat instrumen mencuci tangan dengan
hydrex scrub dengan teknik steril (scrubing) lalu dibilas dengan alkohol,
kemudian operator, asisten, serta perawat innstrumen memakai jas operasi
dan handscoon steril
 Asisten mendesinfeksi area yang akan diinsisi dengan betadine, kemudian
dibilas dengan alcohol, setelah itu melakukan tindakan drapping
(menyempitkan area operasi) dengan memasang duk pada daerah simpisis
sampai ekstremitas bawah, ekstremitas atas kiri dan kanan,serta memasang
duk pada sampiran dada, lalu diklem menggunakan klem duk pada setiap
sudut duk, setelah itu ditutup menggunakan duk bolong besar.
Pukul 13.00
 Operator mulai melakukan insisi pada daerah iliaka dextra, insisi dilakukan
pada lapisan kulit lapis demi lapis (kulit, lemak, fasia, otot) sampai
mendapatkan hernia, insisi ± 10.
Pukul 13.01
 Asisten melakukan tindakan dep pada daerah insisi, operator melakukan
insisi sampai fasia. Cauter digunakan untuk mengurangi perdarahan, insisi
diperdalam sampai mendapatkan hernia, kemudian operator dan asisten
menjepit setiap sisi jaringan menggunakan 6 klem arteri, operator
memisahkan jaringan yang akan di angkat dengan kassa lalu jaringan
difiksasi , asisten melakukan dep pada insisi, jaringan yang telah terfiksasi
kemudian diklem bagian pangkal dengan menggunakan klem pean, jaringan
di potong menggunakan cauter agarm meminimalkan perdarahan.
Pukul 13.27 wit
 Asisten melakukan dep pada daerah operasi menggunakan kassa, kemudian
dibasuh menggunakan kassa yang diberi NaCl, kemudian operator
melakukan meminimalkan perdarahan kembali dengan cauter sebelum luka
operasi dijahit.
Pukul 13.30 wit
 Operator melakukan tindakan menjahit luka insisi pada fasia menggunakan
benang safil 2 sebanyak 2 jahitan dan dilanjutkan menjahit kulita
menggunakan benang premilen 3.0 dengan jahitan subkutis.
Pukul 13.35
 Asisten melakukan tindakan membersihkan arean jahitan dengan kassa yag
diberi cairan NaCl,dan dikeringkan dengan kassa kering, setelah itu jahitan
diberi supratule dan ditutupi menggunakan kassa kering sebanyak 2 lembar,
kemudian di tutup dengan hypafix.
Pukul 13.40 wit
 Operasi selesai. Operator menanggalakan duk bolong besar dan duk sedang
pada tubuh pasien, Anestesi melepaskan bed couter yang terpasang pada
kaki sebelah kanan, melepaskan besi penanggal pada meja operasi bagian
dada, melepaskan manset tekanan darah, melepas satu rasi SpO2 pada pasien
dan mematikan mesin monitor, serta mematikan pengatur pada tabung
oksigen dan melepaskan canul nasal yang terpasang
Pukul 13.46 wit
 Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dan di dorong keluar
dari kamar operasi II
Pukul 13.50 wit
 Pasien dijemput dengan perawat ruangan.

C. Post Operatif
1. Pada pukul13.47 wit, pasien didorong ke ruang penjemputan post op,kesadaran
CM dengan TTV:
Tekanan darah : 140/80mmHg
Suhu               :-
Nadi              : 74x/mnt
RR                 :-
SpO2 : 100%
 Pasien mengatakan masih sulit menggerakan ekstremitas bawah dan
merasakan dingin
 Wajah pasien tampak lemas.
 Akral dingin
2. Memindahkan pasien dari brancard ke tempat tidur pasien
3. Melepas baju operasi dan mengenakan selimut pada pasien.
4. Serah terima (operan) dari perawat OK kepada perawat bangsal bedah sbb :
 Pasien masih puasa.
 Pasien diperbolehkan makan apabila pasien sudah dapat menggerakan
badan dan pasien sudah flatus.
 Pasien tidak boleh duduk selama 24 jam setelah operasi
 Boleh miring kanan/kiri.
5. Instruksi Pasca Operasi (Anastesi)
 Bila tensi < 90 mmHg, berikan cairan RL 500 ml guyur
 Bila Nadi < 50 x/menit berikan atropi 0,25 mg (IV)
 Bila sesak, berikan oksigen 3-5 lpm
 Cek hb post operasi
 Observasi tekanan darah
6. Teraphy
NO NAMA OBAT DOSIS CARA PEMBERIAN WAKTU
1 Antrain 1000 mg IV 07 15 23
2 Ranitidin 50 mg IV 07 15 23
3 Ceftriaxone 1000 mg IV 07 19

D. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

Pre Operatif :
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan yang
akan dilaksanakan dan hasil akhir pascaoperatif.
2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan salah intepretasi informasi.

Intra Operatif :

1. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan.


2. Resiko jatuh berhubungan dengan efek anestesi.
3. Hipotermi berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang terlalu dingin.

Post Operatif
1. Nyeri berhubungan dengan bekas operasi yang dilakukan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan pasien untuk
berpindah tempat.
3. Resiko cedera bergubungan dengan proses pemindahan pasien.

Anda mungkin juga menyukai