Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematiaan ibu di indonesia cukup tinggi salah satu
penyebabnya utama, tingginya angka kematian ibu adalah pre eklamsia dan
eklamsia. preeklamsia terjadi pada kehamilan terutama pada kehamilan
pertama. kehamilan dengan wanita yang berusia 35 tahun. Selama kehamilan
tanda tanda pre eklamsia ini harus di pantau terlebih wanita yang beresiko
terjadinya pre eklamsia pada kehamilannya ini. Tanda khas preeklampsia ini
adalah tekanan darah tinggi ,di temukan protein urin dan oedema .adapun
gejal gejala yang juga harus di ketahui yaitu kenaikan berat badan berlebih
,nyeri pada kepala yang hebat , muntah gangguan pengelihatan .jika tanda
tanda tersebut terlambat di deteksi maka akan semakin parah dan keadaan
paling berat ini akan kejang ,pasien yang akan mengalami kehilangan
kesadaran ,bahkan sampai pada kematiaan karena ke gagalan jantung
,kegagalan ginjal kegagalan hati, dan pendarahan di otak.
Usia sebagai salah satu faktor predisposisi terjadinya pre eklampsia
dapat menimbulkan kematian maternal .wanita hamil di atas 35 tahun
mengakat 3 kali lipat terjadinya preeklamsia jikaa tidak terdeteksi secara dini
berubah menjadi eklamsioa yang harus mempunyai penanganan yng lebih
khusus .
Untuk mengatasi salah satu penyebab tingginya angka keematian
ibu ,adalah pelayanan kesehatan prenatal yang baik dan tidak boleh
menganggap remeh jika menemukan salah satu tanda dari pre eklamsia jika
kasus preeklampsia ini menjadi semakin berat dan tidak segera di tangani

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 1


lamamnya akan berakibat buruk bahkan akan berakibat kan kematiaan ibu dan
janin

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana asuhan kegawadaruratan kebidanan pada kala I dan II
Pada pre eklamsia
2. Bagaimana asuhan kegawadaruratan kebidanan pada kala I dan II
Pada eklamsia

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan kegawadaruratan kebidanan pada kala I dan II
Pada pre eklamsia
2. Untuk mengetahui asuhan kegawadaruratan kebidanan pada kala I dan II
Pada eklamsia

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Preeklampsia
a. Pengertian
Pre eklamsi di sebut juga hipertensi, merupakan kelainan yang
tidak di ketahui etiologinya yang terjadi dalam kehamilan, di
manifestasikan dengan hipertensi ( tekanan sistolik 30 mmHg atau
tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai dasar). Edema, proteinusia
( pre eklamsia) yang dapat berlanjut pada kejang atau koma(eklamsia)
(Marilyn E. Doengus: 2001: 178)
Pre eklamsi ialah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi,
edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya
terjadi dalam triwulan ke- 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi
sebelumnya ( Sarwono Prawihardjo, 1999: 282)
Preeklamsi merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan
dimana hipertensi terjadi setelah -minggu ke-20 pada wanita yang
sebelumnya memiliki tekanan darah normal (Bobak, 2005:62).
Dapat disimpulkan Wanita Hamil Deangan Pre eklampsia
adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil atau pada wanita
hamil, yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.
Dimana t ekanan darah meningkat selama masa kehamilan. Bila
tekanan darah meningkat, tubuh menahan air, dan protein bisa

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 3


ditemukan dalam urin. Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia
atau pregnancy induced hypertension (PIH).
Preeklampsia cenderung terjadi pada trimester ketiga
kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua (di atas 20
minggu). Setiap ibu hamil memiliki kemungkinan untuk mengalami
preeklampsia.

b. Klasifikasi Preeklampsia
1. Pre eklamsia Ringan
Adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya
perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh
darah dan aktivasi endotel.
Diagnosis pre eklamsi ringan di tegakkan berdasar atas
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah
kehamilan 20 minggu.
a) Hipertensi : sistolik / diastolic ≥ 140/90 mmHg.
b) Proteinuria : ≥ 300 mg / 24 jam
c) Edema : edema local tidak dimasukan dalam criteria pre
eklamsi, kecuali edema pada lengan, muka dan perut,
edema generalisata.
2. Pre Eklamsia Berat
Adalah pre eklamsia dengan tekanan darah sistolik lebih dari ≥
160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg disertai
proteinuria lebih 5 gr / 24 jam.
Diagnosis ditegakkan berdasar criteria pre eklamsia berat
sebagaimana tercantum di bawah ini :
a) Sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolic ≥ 110 mmHg
b) Proteinuria lebih 5 gr / 24 jam

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 4


c) Oliguria
d) Kenaikan kadar kreatinin plasma
e) Gangguan fisus dan serebral
f) Nyeri epigastrium
g) Edema paru-paru dan sianosis
h) Hemolisis mikroangiopatik
i) Trombositopenia berat
j) Gangguan fungsi hepar
k) Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat
l) Sindrom HELLP

c. Tanda dan Gejala


Menurut Williams, 2002 : 399, diagnosis preeklamsi ditegakan
berdasarkan adanya dua dari empat gejala, yaitu:
1. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1
kg seminggu beberapa kali.
2. Edema, terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan
kaki, jari tangan dan muka.
3. Hipertensi, tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau tekanan sistolik
meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolic >15 mmHg yang
diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.
4. Proteiunuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan menunjukan+1 atau 2; atau
kadar protein ≥1g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter,
diambil minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam.

Disebut preeklamsi berat bila ditemukan gejala berikut:


1. Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolic ≥110 mmHg.
2. Proteinuria +≥5 gram/24 jam

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 5


3. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan.
4. Nyeri epigastrium dan icterus.
5. Edema paru atau sianosis.
6. Trombositipenia
7. Pertumbuhan janin terlambat.

d. Penyebab
Pre eklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada
wanita yang memiliki sejarah pre eklamsi di keluarganya. Resiko lebih
tinggi terjadi pada wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil, usia
remaja, dan wanita hamil di atas usia 40 tahun. Selain itu, wanita
dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal sebelum
hamil juga beresiko tinggi mengalami pre eklamsi.
Ada beberapa teori menjelaskan perkiraan etiologi dari
kelainan tersebut di atas, sehingga kelaianan ini sering di kenal
sebagai the disease of theory  (Zweifel, 1916). Adapun teori – teori
tersebut antara lain:
Faktor predisposisi:
1. Primigravida atau multipara, terutama pada umur reproduksi
eksterm, yaitu remaja dan umur 35 tahun ke atas.
2. Multigravida dengan kondisi klinis:
a) Kehamilan ganda dan hidrops fetalis
b) Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan
diabetes mellitus
c) Penyakit ginjal
3. Hiperplasentosis
4. Riwayat keluarga pernah Pre eklamsi dan eklamsi

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 6


5. Obesitas dan hidramion
6. Gizi yan kurang dan anemi
7. Kasus – kasus dengan asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium,
defisiensi asam lemak tidak jenuh kurang anti oksidan.

Penyebab lain yang diperkirakan dapat menyebabkan  Pre Eklamsia


adalah :

a. Kelainan aliran darah menuju rahim.


b. Kerusakan pembuluh darah.
c. Masalah dengan sistim ketahanan tubuh
d. Diet atau konsumsi makanan yang salah

Namun jika tidak ditangani secara tepat dan cepat, preeklamsia


akan segera berubah menjadi eklamsia yang berakibat fatal pada bayi
dan ibu, yaitu infeksi dan perdarahan yang menyebabkan kematian.

e. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pre-eklampsia
a) Melindungi ibu dari efdek peningkatan tekanan darah
b) Mencegah progesifitas penyakit menjadi eklampsia
c) Mengatasi atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta,
pertubuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin).
d) Melahirka janin dengan cara yang paling aman dan cepat segera
mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko
janin atau ibu akan lebigh berat jika persalinan ditunda lebih
lama.

Penanganan pre-eklampsia pada saat persalinan

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 7


Rangsangan untuk menimbiulkan kejangan dapat berasal dari luar
dari penderita sendiri, dan his persalinan merupakan rangsangan
yang kuat. Maka dari itu preeklampsia berat lebih mudah menjadi
eklampsia pada waktu persalinan.
1. Pada persalianan diperlukan sedativa dan analgetik yang lebih
banyak.
2. Pada kala II, pada penderita dengan hipertensi bahaya
perdarahan dalam otak lebih besar sehingga hendaknya
persalinan diakhiri dnegan cunam atau ekstraksi vakum
dengan memberikan narkosis umum untuk menghindari
rangsangan pada susunan saraf pusat.
3. Anastsi lokal dapat diberikan bila tekanan darah tidak terlalu
tinggi dan penderita masih sanmolen karena pengaruh obat.
4. Hindari pemberian ergometrin pada kala III karena dapat
menyebabkna kontriksi pembuluh darah dan dapat
meningkatkan pembuluh darah.
5. Pemberian obat penennag diteruskan sampai dengan 48 jam
postpartum karna ada kemungkinan setelah persalinan tekanan
darah akan naik dan berlanjut menjadi eklampsia.
(Winkjosastro, Hanifa, 2007, Hal. 294)

Penatalaksanaan pre-eklampsia ringan (TD < 140/90 mmHg )

a) Dapat dikatakan tidak beresiko bagi ibu dan janin


b) Tidak perlu segera diberi obat anti hipertensi dan tidak perlu
dirawat, kecuali tekanan darah meningkat terus ( batas aman 140-
150/90-100 mmHg )C
c) Istirahat yang cukup ( berbaring 4 jam pada siang hari dan 8 jam
pada malam hari )

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 8


d) Diet rendah garam, tinggi protein
e) Jika maturitas janin masih lama, lanjut kehamilan, periksa setiap 1
minggu
f) Indikasi dirawat, jika ada perburukan tekanan darah turun setelah
2 minggu rawat jalan
g) Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai
pre-eklampsia berat.

Penatalaksanaan pre-eklampsia berat ( TD > 160/90 mmHg )


dapat ditangan dengan konservatif atau aktif

a) Konservatif berarti kehamilan tetap dipertahankan bersama


dengan pemberian pengobatan medicinal ( untuk kehamilan < 35
minggu tanpa disertai tanda impending eklampsia dengan keadaan
janin baik )

Penanganan aktif

Apabila ibu memiliki 1 atau 2 kriteria tersebut :

a) Ada tanda impendeng eklampsia


b) Ada HELLP syndrome
c) Ada kegagalan penganan konservatif
d) Ada tanda pertumbuhan janin terhambat
e) Usia kehamilan > 35 minggu
f) Maka ibu harus dirawat dirumah sakit, khususnya kamar
bersalin.
g) Pemberian pengobatan medisinal : anti kejang
h) Terminasi kehmilan: bila pasien belum impartu dilakukan
induksi npersalinan

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 9


i) Persalinan SC dilakukan apabila syarat induksi persalinan tidak
terpenuhi atau ada kontraindikasi persalinan per vaginam

B. Eklampsia
a. Pengertian
Istilah ekampsia berasal dari bahasa yunani berarti
halilintar.kata tersebut dipakai karna seolah olah gejala eklamsia
timbul dengan tiba tiba ,tanpa di dahului oleh tanda tanda
lain.eklamsia umumnya pada wanita hamil atau dalam nifas dengan
tandatanda pre eklampsia,timbul serangan kejang yang di ikuti oleh
koma .tergantung dari saat timbulnya eklampsia ,di bedakan
eklampsia gravidarum ,eklamsia patunientum dan eklamsia
wereperale.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil,dalam
persalinan atau nifas yang di tandai dengan timbulnya kejang atau
koma. Sebelumnya,wanita tersebut menunjukan gejala gejala
preeklamsia (kejang kejang timbul bukan akibat kelainan neurologik)
(PBPOGI,1991)
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil,dalam masa
persalinan atau nifas, yang di tandai dengan timbulnya kejang atu
demam (dr.handaya,dkk)

b. Tanda dan Gejala


Pada umumnya kejang di dahului oleh makin memburuknya
preeklamsia dan terjadinya gejala gejala nyeri pada daerah
frontal,gangguan pengelihatan, mual yang hebat ,nyeri di
epigastrium ,dan hiperrfeksi.bila keadaan ini tidak segera di amati
akan timbul kejang,terutama pada persalinan, bahaya ini besar.
Konvulsi eklampsia di bagi menjadi 4 tingkat :

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 10


a. Tingkat awal (aura).keadaan ini berlangsung kira kira 30 detik
mata penderita terbuka tanpa melihat,kelompak mata
bergetar.demikian pula tanganya dan kepala berputar ke kiri
atau kekanan .
b. Tingkat kejang tonik. Berlangsung kurang dari 30 detik dalam
tingkat ini seluruh otot menjadi kaku,wajahnya keliatannya
kaku,tanggan mengenggam , kaki membengkok kedalam
pernafasan berhenti, muka menjadi sianotik, lidah dapat
tergigit.
c. Tingkat kejang kronik berlangsung antara 1-2 menit. Semua
otot berkontraksi dan berulang ulang dalam tempo yang cepat,
mulut membuka dan menutup,lidah dapat tergigit,bola mata
menonjol ,dari mulut keluar ludah yang berbusa, muka
menunjukkan kongesti dan sianosis, klien menjadi tidak sadar.
d. Tingkat koma. Lama kesadaran tidak selalu sama, secara
perlahan-lahan penderita mulai sadar lagi, akan tetapi dapat
terjadi pula bahwa sebelum itu timnbul serangan baru dan
berulang sehingga iya tetap dalam koma , selama serangan
koma ,tekanan darah meninggi ,nadi cepat dan suhu meningkat
sampai 40⁰C

c. Penatalaksanaan
a) Mengehentikan / mencegah kejang
b) Mempertahankan funsi organ vital
c) Koreksi hipoksia / aksidosis
d) Meengendalikan tekanan darah dalam batas aman
e) Pengakhiran kehamilan

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 11


f) Mencegah atau mengatasi penyulit,khususnya krisis hipertensi,
untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu se optimal mungkin

Penatalaksanan umum yang di lakukan pada ibu dengan eklamsia,


adalah sebagai berikut

a. Ibu di rawat di rumah sakit dengan perawatan intensif


b. Penanganan kejang
a) Hindari pemeriksaan yang berulang ulang untuk mengurangi
rangsangan kejang.
b) Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas
,saction,masker oksigen, dan oksigen)untuk mempertahankan
jalan nafas yang bebas ,pemberian oksigen,menghindari
tergigitnya lidah
c. Pemberian cairan intra vena
d. Obat obatan : anti kejang (MgSO4)
e. Sikao dasar semua kehamilan dengan eklamsia harus di akhiri
tampa memandang umur kehamilan dan keadan
janin.pertimbanganya adalah keselamatan ibu.

d. Asuhan ibu dengan Pre-Eklamsia dan Eklamsia


Asuhan ibu dengan preeklamsia berat dan eklamsia pada
dasarnya sama.Penatalaksanaan asuhan ibu pada eklamsia berat
adalah :
1. Segera istirahat baring selama ½-1 jam , nilai kembali tekanan
darah ,nadi,pernafasan,reflek patella,bunyi jantung bayi dan
diuresis
2. Berikan infus terapi anti kejang ( Misalnya MgSO4) dengan
catatan reflek patella harus (+), pernafasan lebih dari 16x/menit
serta diuresis baik (harus sesuai instruksi dokter)

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 12


3. Ambil contoh darah untuk pemeeriksaan di laboratorium seperti
menunjang diagnostik dan untuk mengetahui terjadinya
komplikasi pada jaringan vital dalam tubuh
4. Bila dalam 2 jam setelah pemberiaan obat anti kejang ,tekana
darah tidak turun biasanya di berikan antihipertensi pareneteral
atau oral sesuai instruksi dokter
5. bila pasien bisa dinilai keadaan kehanilan pasien dan monitor
denyut jantung bayi
6. siapkan alat pertolongan persalinan ,bila pasien datang dalam
keadaan impartu sesui dengan keadaan , artinya bila syarat untuk
partu pervaginam di penuhi ,siapkan partus set, cuanm atau vakum
set jahit dll
7. post partum boleh dilakukan uturatonik dan perinifus .nilai
kembali tekanan darah dan nadi , observasi perdarahan dalam 2
jam pertama setelah partus

Supaya preeklamsia berat jangan mengara ke impending


eklampsia (seperti terjadinya gangguan penglihatan, nyeri kepala
yang hebat dan nyeri ulu hati), terutama pada ibu yang masih
hamil, monitor 6 sampai 12 jam pertama dalam pemberian asuhan
ibu dan pemberian obat-obatan harus diperketat paling sedikit
selama 3 hari dalam pemberian asuhan ibu atau selama tekanan
darah belum ada perbaikan dan penderita lemah, Selama itulah
pula penderita membutuhkan perhatian ketat dan pertolongan dari
bidan atau perawatan kebidanan yang memberikanasuhan,baik
dalam pemberian obat dan kebutuhan kebutuhan lain. asuhan
perawatan sehari hari meliputi pembersuhan umum penderita
terutama tempat tidur pakaian penderita dan vulva.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 13


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pre-eklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya
hipertensi, proteinuria dan edema dengan adanya hipertensi proteinuria
dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 40 jam
postpartum (Bobak dan jansen,1995). Preeklamsia pada kala I dan II di
sebabkan oleh : primigravida, kehamilan ganda, hedromnion,
molahidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18
tahun lebih dari 35 taghun serta anemia. Preeklamsia di bagi menjadi 2
yaitu pre eklamsia ringan dan berat ,Gejala pre eklampsia ringan
adalah td 140/90 mmhg terdapat edema pada pretibia,dinding

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 14


abdomen,lumbosakral, wajah atau tangan . gejala preklamsia berat
adalah tekanan darhnya 160/110 mmhg, edema pada
paru,pertumbuhan janin intra uterin terlambat,nyeri epigastrium atau
nyeri kuadran atas abdomen dapat dengan istirahat tidak hanya tirah
baring di tepat tidur .
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil,dalam
persalinan atau nifas yang di tandai dengan timbulnya kejang atau
koma. Sebelumnya,wanita tersebut menunjukan gejala gejala
preeklamsia (kejang kejang timbul bukan akibat kelainan neurologik)
gejala adalah kejang di dahului oleh makin memburuknya preeklamsia
dan terjadinya gejala gejala nyeri pada daerah frontal,gangguan
pengelihatan , mual yang hebat ,nyeri di epigastrium ,dan hiperrfeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, (2007). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo. Jakarta
Dr.taufan nugroh, (2012). Obstetri dan Ginekologi. Numed.Yogyakarta
Yulianingsih,Anik Mayunani, (2009). Asuhan kegawadaruratan dalam
kebidanan.Trans info Media. Jakarta
Jumat, 18 Maret 2016. Academia. Asuhan Kebidanan pada pre eklampsia
berat.https://www.academia.edu/4813239/ASUHAN_KEBIDANAN_PA
DA_NY._L_DENGAN_PREEKLAMPSIA_BERAT

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal; Preeklampsia dan Eklampsia Kala I dan II | 15

Anda mungkin juga menyukai