Anda di halaman 1dari 4

Belajar Ikhlas dalam Setiap Ibadah Beramal

Asslamualaikum wr, wb

Sebagai seorang Muslim, hendaknya mengawali segala sesuatu dengan Bismillah dan juga niat.
Karena semua yang kita kerjakan di dunia ini, tentu akan mendapatkan ganjaran kelak di akhirat.
Nah, jika kita ingin mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah SWT, maka sudah tentu
harus kita awali dengan niat baik dan membuang jauh-jauh niat buruk.

Ketika niat sudah baik, maka hal yang selanjutnya harus kita lakukan adalah ikhlas dalam
menjalankan niat awal kita. Semua dijalankan karena lillahi ta’aala, seraya mengharapkan pahala
dari Allah SWT dan bukannya mengharapkan pujian dari manusia. Bila pujian dari manusia yang
kita harapkan, maka itu bukan ikhlas namanya, melainnya pamer.

Ketika mengharapkan pahala yang besar, tentu kita juga harus siap menanggung
konsekuensinya. Karena pahala yang besar juga membutuhkan pengorbanan yang besar. Karena
pada sejatinya, saat kita berupaya secara maksimal untuk melaksanakan perintah Allah SWT,
saat itu pulalah kita sedang melakukan pertempuran yang maha dahsyat dengan menghadapi
hawa nafsu.

Hawa nafsu adalah musuh yang amat berbahaya, selain karena dia tidak tampak saat menyerang.
Dan hawa nafsu memiliki ribuan cara untuk mengelabuhi kita agar terperosok dalam hasutannya,
bahkan terkadang dia mengelabuhi kita dengan asupan pahala yang justru kemudian untuk
menyesatkan kita.

Dalam menyikapi tentang bahaya hawa nafsu ini Amirul Mukminm Ali bin Abi Thalib dalam
Nahjul Balaghah nya berkata: “Sesungguhnya yang paling aku kuatirkan pada kalian adalah dua
hal, yaitu taat hawa nafsu dan angan-angan panjang.”

Dan Allah pun memberi peringatan bagi kita tentang bahaya hawa nafsu dan konsekuensi bagi
mereka yang terjebak dalam perangkap. Allah berfirman;

‫ضلُّ ِم َّم ِن اتَّبَ َع هَ َواهُ بِ َغي ِْر هُدًى ِّمنَ هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم الظَّالِ ِمي‬
َ َ‫ك فَا ْعلَ ْم أَنَّ َما يَتَّبِعُونَ أَ ْه َواءهُ ْم َو َم ْن أ‬
َ َ‫فَإِن لَّ ْم يَ ْستَ ِجيبُوا ل‬

Artinya: “Maka jika mereka tidak Menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya
mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat
daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah
sedikitpun. sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
[QS:Al-Qashas:50].

Melihat sifatnya seperti itu, maka tidak ada cara lain kecuali melawan dengan keras hawa nafsu.

Pertanyaannya, kenapa hawa nafsu harus dilawan?

Pertanyaan seperti ini memang jarang terdengar di telinga kita namun sesungguhnya amat
penting untuk dijawab. Di antara alasannya adalah karena hawa nafsu itu datang dengan tujuan
untuk menjauhkan hamba dengan Tuhannya, memisahkan perbuatan baik dari hakikatnya,
menyamarkan sesuatu yang keji dengan topeng kebaikan, dan bahkan menyamarkan nurani
dengana logika. Itulah alasannya, kenapa Allah selalu menyebut hawa nafsu sebagai suatu yang
nista dalam Al-Quran.

Diakui atau tidak, melawan hawa nafsu memang amat berat, bahkabn lebih berat daripada
berperang melawan orang kafir di medan laga, begitulah Rosulullah menyampaikan kepada salah
satu sahabatnya.

Namun meski demikian, merupakan kewajiban kita sebagai seorang hamba untuk selalu waspada
agar setiap amal baik kita diterima oleh Allah. Karena seperti apapun jenis amal baik kita jika
didalam nya ada unsur nafsu yang terkadang merasuk dan bahkan mengganggu terhadap
kemurnian ibadah kita maka amal baik itu tak ubahnya menulis diatas kertas hitam dengan
menggunakan tinta yang berwarna hitam pula. Hawa nafsu datang dengan mengotori keikhlasan
niat kita beramal baik, mengundang riya, sum’ah, takabbur dan seterusnya. Apa yang dihasilkan
dari ibadah seperti itu? Tak ada lain terkecuali rasa capek.

Selanjutnya, dalam upaya melawan keberingasan nafsu ammaroh yang setiap kali datang
mencampuri seriap perbuatan kita dalam segala aspek, kita dituntut untuk memurnikan niat kita
dalam beribadah karena Allah, dalam Artian mengupayakan segala bentuk perbuatan sepnuh
jiwa dan raga semata mata karena Allah. Dan inilah hakikat ibadah yang sebenarnya, yaitu saat
seorang hamba mampu merefresentasikan amal baiknya dengan niat yang sebenarnya,
sebagaimana Allah berfirman;

‫ك ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة‬


َ ِ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُوا ال َّز َكاةَ َو َذل‬ ِ ِ‫َو َما أُ ِمرُوا إِاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َّ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَاء َويُقِي ُموا ال‬
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus), dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus..” (QS Al-Bayyinah:
5).

Dan dari niat inilah ukuran keikhlasan seorang hamba bisa diketahui. Sebagaimana rosulullah
bersabda

“Sesungguhnya segala seuatu itu tergantung pada niatnya.” (HR. Muslim)

Beramal itu mudah, ikhlas itu Sulit

Banyak orang beranggapan bahwa shalat itu berat, tapi sebenarnya yang lebih berat itu bukan
melakukan shalat, tapi mengikhlaskan niat dalam shalat. Kenapa ini bisa terjadi? Jawabannya
adalah bahwa orang yang melaksanakan shalat secara ikhlas maka dia akan mampu menikmati
indahnya shalat secara sempurna, karena dia melakukan shalat dengan khusyu’. Tidak hanya
berbentuk amal jasadiyah tapi juga qolbiyah.
Allah berfirman dalam Al-Quran;

َ‫ون‬ttttttttttttttُ‫اب أَفَالَ تَ ْعقِل‬ttttttttttttttَ


َ ‫ونَ ْال ِكت‬ttttttttttttttُ‫ ُك ْم َوأَنتُ ْم تَ ْتل‬tttttttttttttt‫وْ نَ أَنفُ َس‬tttttttttttttt‫َنس‬ ْ
َ ‫البِ ِّر َوت‬tttttttttttttt َ َّ‫أْ ُمرُونَ الن‬ttttttttttttttَ‫أَت‬
ِ‫اس ب‬
ِ َ‫يرةٌ إِالَّ َعلَى ْالخ‬tttttttttttttttttt
َ‫ ِعين‬tttttttttttttttttt‫اش‬ َ ِ‫ا لَ َكب‬ttttttttttttttttttَ‫الَ ِة َوإِنَّه‬tttttttttttttttttt‫الص‬ َّ ‫ب ِْر َو‬tttttttttttttttttt‫الص‬َّ ِ‫وا ب‬ْ ُ‫تَ ِعين‬tttttttttttttttttt‫اس‬
ْ ‫َو‬
َ‫الَّ ِذينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم ُّمالَقُوا َربِّ ِه ْم َوأَنَّهُ ْم إِلَ ْي ِه َرا ِجعُون‬

Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) berbakti, sedang kamu melupakan
diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir?, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,(yaitu) orang-orang yang meyakini,
bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS.
Al-Baqoroh : 44-46).

Begitulah Allah memberi tahukan kepada kita, bahwa berbuat baik itu memang mudah tapi
memiliki niat yang baik karena Allah itulah yang amat sulit. Karena niat yang baik selalu
dirongrongi oleh hawa nafsu, sehingga yang mulanya ikhlas kini menjadi riya. Dan ketahuilah
bahwa riya’ adalah syirik kecil yang sangat ditakuti oleh Rosulullah.
Beramal baiklah sesuka hati, tapi ingatlah syaitan tidak akan menghalangi kita untuk melakukan
kebaikan itu, justru dia datang dengan membawa rencana lain untuk kita lakukan.

Yang dia inginkan dari amal baik kita adalah terpisahnya antara amal baik itu dengan niat. Yang
pada awalnya kita shalat karena Allah, kini berubah menjadi shalat karena orang lain. Bisa
karena bos, karena martua, karena wanita dan karena karena yang lain.

Mudah-mudahan kita bisa ikhlas dalam beramal semata-semata karena Allah, aamiin

Anda mungkin juga menyukai