Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar
seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan
penggunaan alat. Strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru harus
mengacu kepada deskripsi pembelajaran dan komponen lainnya. Ada tiga hal
yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dikelas yaitu apa yang akan
diajarkan, yaitu materi pelajaran yang hendak disampaikan. Selanjutnya,
bagaimana cara mengajarkannya, yaitu berhubungan dengan strategi yang
dikembangkan dalam pembelajaran, dan bagaimana cara mengetahui materi
yang diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik.
Ada beberapa model yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Beberapa model tersebut
diantaranya Discovery Learning, Problem Based Learning dan Project Based
Learning. Model-model ini lebih mengedapkan pada keaktifan siswa dalam
mendapatkan informasi baru sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Model
pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu diantara ketiga model
yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013 yang diterapkan dalam
pembelajaran untuk mengarahkan siswa mendapatkan informasi berdasarkan
permasalahan yang dihadapi.
Adapun Tujuan Pembelajaran adalah setelah mengikuti mata diklat ini,
peserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian, prinsi-prinsip, sintaks dari
model pembelajaran problem based learning, menyusun RPP serta mampu
mengaplikasikannya (menerapkan) model pembelajaran problem based learning
dalam proses pembelajaran
2
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
3
kolaborasi dalam pemecahan masalah. PBL memeprsiapkan siswa untuk berpikir
kritis dan analistis dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran
yang sesuai.
Mengacu pada pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran berbasis masalah merupakan kerangka konseptual tentang
proses pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan
nyata (otentik), bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan
menantang siswa berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi yang
dipelajarinya. Jadi adanya masalah nyata yang dipecahkan dengan penyelidikan
dan diterapkan menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk memperoleh
pengetahuan baru. Adapun landasan teori pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) adalah kolaborativisme, suatu pandangan yang berpendapat bahwa siswa
akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua
pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil
kegiatan beriteraksi dengan sesama individu. Hal tersebut menyiratkan bahwa
proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator kepada siswa
menjadi proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual.
Diharapkan proses tersebut menghasilkan yang lebih baik, karena menurut paham
kontruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang
dikonstruksinya sendiri.
4
mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti. c). New
information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan
memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha
untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi
lainnya, d). Learning occurs in small group, Agar terjadi interaksi ilmiah
dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara
kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang
dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang
jelas. e). Teachers act as facilitators, pada pelaksanaan PBM, guru hanya
berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau
perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar mencapai
target yang hendak dicapai.
Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses Problem
Based Learning dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam
proses Problem Based Learning yaitu adanya suatu permasalahan,
pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok kecil
berkolaborasi dengan teman lainnya. Permasalahan bisa dimunculkan oleh
siswa atau guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya dan apa
yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah yang dianggap
menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif
dalam belajar.
5
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari
sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata
pada kehidupan sehari-hari.
6
memotivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
7
3. Kelebihan dan Kelamahan Model Pembelajaran Problem Based
Learning
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan,
sebagaimana model PBL juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang
perlu dicermati untuk keberhasilannya. Menurut Istiqomah (2018, 211)
kelebihan PBL antara lain: a). Mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah, b).Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru
ketika memecahkan masalah, c). Mengembangkan kemampuan sosial dan
keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan
bekerja dalam tim, d). Mengembangakan keterampilan berpikir ilmiah
tingkat tinggi/kritis, e). Mengintegrasikan teori dan praktek yang
memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru, f). Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar mandiri,
g). Melatih peserta didik terampil mengelola waktu, h). Melatih peserta
didik dalam mengendalian diri, i). Membantu cara peserta didik untuk
belajar sepanjang hayat
8
Mengorientasi peserta didik pada masalah; tahap ini untuk
memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi
1 objek pembelajaran
9
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Fase 2
10
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Fase 5
11
dengan materi dan merumuskan dugaan dan analisis. Kemudian siswa baik
secara individu ataupun kelompok kecil menentukan masalah apa yang
ingin mereka investigasikan, sumber dan cara yang akan digunakan untuk
menyelesaikan investigasi, dan apa yang akan mereka hasilkan, masalah
yang harus siswa selesaikan harus bermakna, relevan dengan topik. Pada
bagian akhir siswa menyelesaikan investigasi dan siap menampilkan apa
yang mereka telah kerjakan atau temukan.
Prosedur Problem Based Learning
Adapun prosedur Problem Based Learning dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Konsep Dasar (Basic Concept). Fasilitator memberikan konsep dasar,
petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan peta
yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.
2. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem). Dalam langkah ini
fasilitator menyampaikan scenario atau permasalahan dan peserta
didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
scenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai
macam alternative pendapat.
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning). Peserta didik mencari
berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
dinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tetulis
yang tersimpan dipepustakaan, halaman web, atau bahkan pakar
dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan
utama,yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan
mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan
yang telah didiskusikan dikelas, dan (2) informasi dikumpulkan
dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi
tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge). Setelah
mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam
langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan
berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan
kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
5. Penilaian (Assessment). Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga
aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang
mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
12
ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan.
13
BAB III
PENUTUP
14
REFERENSI
15