Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PARTIKEL AKHIR KALIMAT

DALAM DRAMA “KAKUGO WA II KA SOKO NO JOSHI”

Alfina Nur Aini


185110600111012
Universitas Brawijaya
(alfinanuraini9e05@gmail.com)

ABSTRAK
Bahasa Jepang memiliki partikel (joshi) yang banyak sekali jumlahnya. Setiap partikel
memiliki banyak makna tergantung kalimat. Hal ini membuat banyak pembelajar bahasa
Jepang merasa kesusahan dalam memahami dan menggunakan partikel dengan benar.
Partikel dalam bahasa Jepang memiliki enam jenis, yaitu partikel penanda kasus
(kakujoshi), partikel penunjuk subjek (teidaijoshi), partikel penghubung (setsuzokujoshi),
partikel pengumpul (toritatejoshi), partikel akhir kalimat (shuujoshi), dan partikel yang
melekat pada kata (juntaijoshi). Dalam pembahsan artikel ilmiah ini, penulis akan
memaparkan tentang partikel akhir kalimat (shuujoshi) dalam drama Jepang, yaitu Kakugo
wa Ii ka Soko no Joshi. Menurut Takashi (1992: 48), shuujoshi adalah partikel yang terletak
di akhir kalimat, yang menghubungkan kelas kata dari predikat bentuk dasar, dan bentuk
lampau. Sehingga, dapat dipahami bahwa partikel akhir kalimat (shuujoshi) sangat penting
untuk memastikan lancarnya komunikasi. Dalam pembelajaran bahasa Jepang, partikel
juga menjadi elemen penting dalam percakapan. Dalam partikel akhir kalimat (shuujoshi),
terdapat perbedaan berdasarkan gender. Contohnya, perempuan menggunakan wa, kashira,
sedangkan laki-laki menggunakan ze, zo. Partikel akhir kalimat (shuujoshi) sering
digunakan dalam percakapan. Macam-macam partikel akhir kalimat (shuujoshi), yaitu ne/
nee, yo, yo ne, ze, zo, wa, na/ naa, sa, ka, kana, dan kashira.
Kata kunci: partikel, fungsi, kalimat

PENDAHULUAN
Bahasa Jepang memiliki partikel (joshi) yang banyak sekali jumlahnya.
Partikel memiliki beberapa klasifikasi menurut fungsi yang berbeda-beda. Setiap
partikel memiliki banyak makna tergantung kalimat. Hal ini membuat banyak
pembelajar bahasa Jepang merasa kesusahan dalam memahami dan menggunakan
partikel dengan benar. Partikel atau joshi adalah sebuah kata yang tidak bisa berdiri
sendiri (fuzukugo), sehingga selalu berada di depan atau di belakang suatu kata.
Dalam bahasa Jepang, penggunaan atau fungsi partikel berbeda-beda menurut
kalimat dan intonasi yang digunakan. Tanpa partikel, sebuah kalimat tidak akan
memiliki makna dan susah dipahami. Sebuah kelas kata yang diikuti partikel akan
memiliki makna, sehingga menjadi suatu kesatuan yang disebut frasa.
Partikel dalam bahasa Jepang memiliki enam jenis, yaitu partikel penanda
kasus (kakujoshi), partikel penunjuk subjek (teidaijoshi), partikel penghubung
(setsuzokujoshi), partikel pengumpul (toritatejoshi), partikel akhir kalimat

1
(shuujoshi), dan partikel yang melekat pada kata (juntaijoshi). Dalam makalah ini,
penulis akan memaparkan tentang partikel akhir kalimat (shuujoshi) karena cukup
menarik perhatian penulis khususnya yang digunakan dalam drama Jepang. Untuk
mengetahui apa saja partikel akhir kalimat (shuujoshi) beserta fungsinya, penulis
akan melakukan analisis partikel akhir kalimat (shuujoshi) yang terdapat dalam
dialog salah satu drama Jepang yang berjudul Kakugo wa Ii ka Soko no Joshi.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi)
Menurut Ichikawa, dkk. (1987: 105), para ahli tata bahasa Jepang umumnya
mengelompokkan partikel bahasa Jepang menjadi empat jenis, salah satunya ada
partikel akhir kalimat (shuujoshi). Partikel akhir kalimat (shuujoshi) adalah partikel
yang terletak di akhir kalimat dan berfungsi untuk menunjukkan perasaan dan
maksud pembicara kepada lawan bicara. Contohnya, ketika pembicara ingin
mengetahui keadaan kesehatan seseorang, maka ia akan bertanya menggunakan
“genki desu ka?”. Maka, dapat diketahui bahwa salah satu fungsi partikel ka adalah
untuk menanyakan sesuatu kepada orang lain. Penggunaan partikel akhir kalimat
(shuujoshi) juga memiliki perbedaan gender, contohnya wa dalam ragam bahasa
wanita (joseigo) dan sa dalam ragam bahasa pria (danseigo).
Perlu diketahui, menempatkan dua atau lebih partikel pada suatu kalimat
merupakan hal biasa dalam percakapan. Dengan catatan, terdapat urutan tertentu
dalam menempatkan beberapa partikel tersebut. Namun, urutannya tidak dapat
diubah maupun ditambah sekehendak kita. Contohnya:

1) 行くよね。(Iku yo ne)
2) 行くわよね。(Iku wa yo ne)
3) 行くかなあ。(Iku ka naa)
4) 行くかよ。(Iku ka yo)

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa partikel akhir kalimat


(shuujoshi) sangat penting untuk memastikan lancarnya komunikasi. Dalam
pembelajaran bahasa Jepang juga menjadi elemen penting dalam percakapan.
Partikel akhir kalimat (shuujoshi) secara luas dibagi menjadi dua fungsi, yaitu
mengekspresikan maksud pembicara dalam isi pembicaraan dan mempengaruhi
lawan bicara.

2. Macam-Macam Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) dan Fungsinya


Partikel akhir kalimat memiliki banyak macam beserta fungsinya. Salah satu fungsi
umumnya adalah untuk mengomunikasikan maksud pembicara kepada lawan
bicara. Partikel akhir kalimat (shuujoshi) dalam bahasa Jepang terdiri dari yo, ne/
nee, yo ne, wa, ka, kana, kashira, dan lain-lain. Berikut adalah macam partikel akhir
kalimat (shuujoshi) beserta fungsinya:

2
1. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ne atau Nee
Partikel ne adalah partikel yang digunakan untuk menunjukkan
penegasan penegasan atau pikiran pembicara. Partikel ini juga menyatakan
perasaan pembicara kepada lawan bicara, seperti rasa kagum, rasa senang,
terkejut, memberi pujian, dan sebagainya. Selain itu, partikel ne juga
digunakan untuk menunjukkan kepastian kepada lawan bicara.
Contoh:
トバ湖の景色はすばらしいですね。
Toba-ko no keshiki wa subarashii desu ne.
Pemandangan Danau Toba sangat bagus ya.
(T. Chandra, 2009: 143)

2. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Yo


Partikel yo adalah partikel yang digunakan untuk menyatakan suatu
keadaan, reaksi, dan ajakan. Contohnya seperti menunjukkan penegasan,
konfirmasi, pemberitahuan, dan peringatan kepada lawan bicara. Selain itu,
partikel yo juga bisa digunakan dengan nada mengkritik untuk menandakan
omelan, menghina, atau merasa keberatan.

Contoh:
遅くなったから、早く帰ろうよ!
Osoku natta kara, hayaku kaerou yo!
Karena sudah larut, ayo cepat pulang!
(T. Chandra, 2009: 147)

3. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Yo Ne


Partikel yo ne adalah gabungan 2 partikel, yaitu yo dan ne. Menurut
Iori (2001: 275), partikel yo dan ne berfungsi sama. Partikel yo digunakan
untuk menarik perhatian lawan bicara dan partikel ne digunakan untuk
mengingatkan pendengar. Partikel yo ne digunakan untuk menyatakan
konfirmasi, hampir sama seperti partikel ne.

Contoh:
はっきり覚えていないんだけど、明日の授業は、休講だったよね。
Hakkiri oboeteinain dakedo, ashita no jugyou wa, kyuukou datta yo ne.
Saya tidak begitu ingat dengan jelas, tetapi kelas untuk besok diliburkan,
ya kan.

4. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ze


Partikel ze adalah partikel yang biasanya digunakan oleh pria dalam
percakapan. Sehingga, partikel ini masuk dalam ragam bahasa pria
(danseigo). Penggunaan partikel ze juga menandakan kemaskulinan
pemakainya. Partikel ini digunakan untuk mengajak seseorang atau lawan
bicara, menyatakan ketegasan pembicara, mengeraskan nada bicara, dan
menarik perhatian lawan bicara. Namun, partikel ze hanya digunakan
ketika berbicara dengan teman sebaya (yang sudah sangat akrab) dan orang
yang status sosialnya lebih rendah dari pembicara.

3
Contoh:
さ、今から出かけるぜ!
Sa, ima kara dekakeru ze!
Nah, kita pergi sekarang!
(T. Chandra, 2009: 150)

5. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Zo


Sama seperti partikel ze, partikel zo biasanya digunakan oleh pria.
Sehingga, masuk dalam ragam bahasa pria (danseigo). Partikel ini
digunakan untuk menekankan ungkapan, menarik perhatian lawan bicara,
mengeraskan nada bicara, memerintah, mendukung, dan mengancam.
Selain itu, partikel zo juga dapat digunakan untuk menyatakan pilihan
pembicara atau menyatakan perasaan sendiri terhadap sesuatu.

Contoh:

今度は負けないぞ!

Kondo wa makenai zo!


Kali ini tidak akan kalah!
(T. Chandra, 2009: 149)

6. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Wa


Partikel wa adalah partikel yang sering digunakan oleh wanita
dibanding pria. Karena partikel ini masuk dalam ragam bahasa wanita
(joseigo). Partikel ini digunakan oleh wanita dalam percakapan untuk
memperlembut atau memperhalus bahasa yang digunakan. Atau disebut
juga untuk menunjukkan sisi kefemininan wanita. Partikel ini berfungsi
untuk menyatakan perasaan pembicara, seperti rasa kagum, terharu,
terkejut, menyampaikan opini, menyerah, dan keinginan.

Contoh:
この刺繍は見事ですわ。
Kono shishuu wa migoto desu wa.
Sulaman ini sangat indah, ya.
(T. Chandra: 2009: 151)

7. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Na atau Naa


Partikel na adalah partikel yang digunakan untuk menunjukkan
perasaan sendiri dengan tegas. Partikel ini juga digunakan untuk melarang
seseorang atau lawan bicara melakukan sesuatu, dalam bahasa Indonesia
memiliki arti “Jangan”. Sedangkan, partikel na yang diucapkan dengan
nada yang panjang seperti naa menunjukkan perasaan pembicara,

4
diantaranya rasa senang, rasa kagum, merasa kecewa, merasa aneh, dan
lain-lain.

Contoh:
みんなと一緒に行ければ、なんとうれしいなあ。
Minna to issho ni ikereba, nan to ureshii naa.
Alangkah senangnya jika saya bisa pergi bersama kalian.
(T. Chandra, 2009: 146)

8. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Sa


Partikel sa adalah partikel yang lebih sering digunakan oleh pria.
Sehingga, partikel ini masuk dalam ragam bahasa pria (danseigo). Partikel
ini digunakan untuk menunjukkan penegasan atau keputusan pembicara
dalam suatu pernyataan, serta menyatakan kekritisan jawaban terhadap
sesuatu. Selain itu, jika partikel sa terletak di tengah kalimat, maka
menunjukkan penekanan dan menarik perhatian lawan bicara.

Contoh:
それは君の間違いさ。
Sore wa kimi no machigai sa.
Itu adalah kesalahanmu.
(T. Chandra, 2009: 152)

9. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ka


Partikel ka adalah partikel yang menunjukkan pertanyaan, yang
memiliki arti “Apakah”. Partikel ini digunakan untuk menyatakan adanya
kejadian yang membuat pembicara merasa terkejut, merasa susah, merasa
kecewa, keraguan, dan rasa puas. Selain itu, partikel ini juga digunakan
untuk menunjukkan rasa marah atau mencela dengan tambahan kata janai,
lalu untuk perasaan heran ditambahi kata darou.

Contoh:
ああ、また雨か。
Aa, mata ame ka.
Ah, hujan lagi, ya?
(Sudjianto, 2014: 71-72)

10. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Kana


Partikel kana adalah partikel yang lebih sering digunakan oleh pria
dibanding wanita. Sehingga, partikel ini masuk dalam ragam bahasa pria
(danseigo). Partikel kana digunakan untuk menyatakan rasa keraguan akan
suatu hal dan bertanya pada diri sendiri.

Contoh:
コーチは今日休みかな。。
Koochi wa kyou yasumi kana..

5
Apa pelatihnya hari ini libur, ya..
(T. Chandra, 2009: 153)

11. Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Kashira


Partikel kashira adalah partikel yang biasanya digunakan oleh wanita
dalam percakapan. Partikel ini masuk dalam ragam bahasa wanita (joseigo).
Partikel kashira digunakan untuk bertanya secara halus, menyatakan rasa
ragu, terhadap sesuatu, dan bertanya kepada diri sendiri. Selain itu, partikel
kashira juga menyatakan harapan.

Contoh:
彼は病気なのかしら。
Kare wa byouki na no kashira.
Apa dia sakit, ya?
(T. Chandra, 2009: 154)

3. Hasil Analisis Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) dalam Drama Kakugo


wa Ii ka Soko no Joshi
Dalam sub bab ini, penulis akan memaparkan hasil analisis partikel akhir kalimat
(shuujoshi) dalam drama Kakugo wa Ii ka Soko no Joshi. Penulis telah memilih
beberapa partikel akhir kalimat (shuujoshi) yang terdapat drama yang berjumlah
lima episode ini.

3.1 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ne atau Nee

1) よくわかったね。

Yoku wakatta ne.


Kamu langsung mengerti, ya.
(Episode 1, menit ke 04.23)
Hasil Analisis:
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel ne. Kalimat tersebut diucapkan oleh gadis berkuncir
twintail di sekolah ketika Toma Naito menarik perhatian dengan mengatakan
bahwa gadis itu apakah habis memotong rambut. Partikel ne yang digunakan oleh
gadis tersebut berfungsi untuk menunjukkan rasa senang kepada lawan bicara.

2) コーヒーブラックね。

Koohii burakku ne.


Aku pesan kopi hitam, ya.

6
(Episode 1, menit ke 08.48)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel ne. Kalimat tersebut diucapkan oleh Toma Naito ketika
memesan kopi hitam kepada penjual di kantin. Partikel ne yang digunakan oleh
Toma Naito tersebut berfungsi untuk menunjukkan penegasan kepada lawan bicara.

3.2 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Yo

1) にくじゃがころっけぽん売り切りっちゃうよ。

Nikujaga korokkepon urikiricchau yo.


Pasti nikujaga korokkepon terjual habis.
(Episode 1, menit ke 03.27)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel yo. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ryusei Kuze saat
menyesal bahwa ia tak dapat bergegas membeli makan ke kantin, sehingga ia yakin
bahwa nikujaga korokkepon yang ia ingin beli pasti sudah terjual habis. Partikel yo
yang digunakan oleh Ryusei Kuze tersebut berfungsi untuk menunjukkan reaksi
berupa penyesalan.

2) なんでお前がそれ持ってんだよ。

Nande omae ga sore motten da yo.


Kenapa kamu membawa itu?
(Episode 1, menit ke 06.01)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel yo. Kalimat tersebut diucapkan oleh Toma Naito ketika
heran mengapa salah satu teman laki-lakinya membawa buku album saat piket di
kelas. Partikel yo yang digunakan oleh Toma Naito tersebut berfungsi untuk
menunjukkan reaksi berupa rasa heran kepada lawan bicara.

3.3 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Yo Ne

迷惑かけてるよね。

Meiwaku kaketeru yo ne.


Aku hanya merepotkanmu, kan?
(Episode 5, menit ke 06.51)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel yo ne. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ritsu Niimi
ketika ia merasa sedih karena telah merepotkan Kosame Asakura dalam berlatih

7
band untuk acara sekolah. Partikel yo ne yang digunakan oleh Ritsu Niimi tersebut
berfungsi untuk menyatakan konfirmasi kepada lawan bicara.

3.4 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ka

1) これが最近女子が少ない理由か。。

Kore ga saikin joshi ga sukunai riyuu ka..


Inikah alasan mengapa hanya sedikit gadis yang mengelilingimu belakangan ini..
(Episode 1, menit ke 13.02)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel ka. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ritsu Niimi ketika
berbicara sendiri dan melihat banyak gadis yang biasanya mengelilingi Towa
Furuya kini menjadi mengelilingi Toma Naito. Partikel ka yang digunakan oleh
Ritsu Niimi tersebut berfungsi untuk menyatakan adanya kejadian yang membuat
pembicara merasa terkejut.

2) そうだよ!悪いか?

Sou da yo! Warui ka?


Iya, benar! Tidak boleh kah?
(Episode 1, menit ke 14.38)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel ka. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ichiya Sawada
ketika marah telah diledek oleh Ritsu Niimi bahwa bila tak ada gadis yang
mengelilingi Towa Furuya, pasti Ichiya Sawada tidak bisa menjadikan salah satu
gadis tersebut pacarnya. Partikel ka yang digunakan oleh Ichiya Sawada tersebut
berfungsi untuk menunjukkan rasa marah.

3.5 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Sa

俺はどうしたらいいかわかなくてさ。

Ore wa dou shitara ii ka wakanakute sa.


Aku tidak tahu harus berbuat apa.
(Episode 2, menit ke 15.24)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel sa. Kalimat tersebut diucapkan oleh Majima ketika ia
sedang bercerita kepada Towa Furuya bahwa ia tak tahu harus bagaimana kalau
memberikan hadiah untuk gadis yang disukainya. Partikel sa yang digunakan oleh
Majima tersebut berfungsi untuk penegasan dalam pembicaraan.

8
3.6 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Na atau Naa

1) ああ、にくじゃがころっけぽん食べたいなあ。

Aa, nikujaga korokkepon tabetai naa.


Ah, aku ingin makan nikujaga korokkepon.
(Episode 1, menit ke 11.19)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel naa. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ryusei Kuze ketika
ia merasa lapar dan ingin makan nikujaga korokkepon di kantin. Partikel naa yang
digunakan oleh Ryusei Kuze tersebut berfungsi untuk menunjukkan perasaan
pembicara yang menginginkan sesuatu.

2) 実は、彼氏いたって災厄みたいよな。

Jitsu wa, kareshi ita tte saiyaku mitai yo na.


Sebenarnya, dia sudah punya pacar. Parah sekali, ya.
(Episode 3, menit ke 21.00)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel na. Kalimat tersebut diucapkan Ritsu Niimi ketika
bercerita tentang Yoshimi yang sudah punya pacar, tetapi masih mendekati teman
satu ekskulnya di sekolah. Partikel na yang diucapkan oleh Ritsu Niimi tersebut
berfungsi untuk menunjukkan perasaan sendiri secara tegas.

3.7 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Kana

でも、いいのかな。

Demo, ii no kana.
Tapi, apa ini akan baik-baik saja?
(Episode 1, menit ke 13.35)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel kana. Kalimat tersebut diucapkan oleh Toma Naito
ketika ia merasa bingung apakah yang ia lakukan tidak akan merugikan Towa
Furuya. Partikel kana yang diucapkan oleh Toma Naito tersebut berfungsi untuk
bertanya pada diri sendiri akan suatu hal.

3.8 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ze

もう頑張ろうぜ!

9
Mou ganbarou ze!
Ayo kita berjuang lagi!
(Episode 2, menit ke 07.08)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel ze. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ichiya Sawada ketika
menyemangati Towa Furuya saat pulang dari sekolah. Partikel ze yang diucapkan
oleh Ichiya Sawada tersebut berfungsi untuk mengajak lawan bicara serta
menunjukkan ketegasan.

3.9 Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Zo

よっしゃ、次階段行くぞ!

Yossha, tsugi kaidan iku zo!


Oke, ayo naik ke tangga berikutnya!
(Episode 2, menit ke 14.52)
Dari cuplikan dialog tersebut, dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang
digunakan adalah partikel zo. Kalimat tersebut diucapkan oleh Pak Masaki ketika
mengajak Towa Furuya untuk menggotong patung ke tangga berikutnya. Partikel
zo yang diucapkan oleh Pak Masaki tersebut berfungsi untuk menekankan
ungkapan memerintah kepada lawan bicara.

SIMPULAN
Partikel akhir kalimat (shuujoshi) adalah partikel yang terletak di akhir kalimat
dan berfungsi untuk menunjukkan perasaan dan maksud pembicara kepada lawan
bicara. Partikel akhir kalimat (shuujoshi) sering digunakan dalam percakapan.
Dalam makalah ini, partikel akhir kalimat (shuujoshi) dalam drama Kakugo wa Ii
ka Soko no Joshi telah dipaparkan pada bagian hasil dan pembahasan. Berikut
adalah fungsi partikel akhir kalimat (shuujoshi) yang ditemukan pada setiap
epidode drama Kakugo wa Ii ka Soko no Joshi:
1) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ne atau Nee
Fungsi partikel ne atau nee yang ditemukan adalah untuk menunjukkan rasa senang
kepada lawan bicara dan menunjukkan penegasan kepada lawan bicara.
2) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Yo
Fungsi partikel yo yang ditemukan adalah untuk menunjukkan reaksi berupa
penyesalan dan menunjukkan reaksi berupa rasa heran kepada lawan bicara.
3) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Yo Ne
Fungsi partikel yo ne yang ditemukan adalah untuk menyatakan konfirmasi kepada
lawan bicara.

10
4) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ka
Fungsi partikel ka yang ditemukan adalah untuk menyatakan adanya kejadian yang
membuat pembicara merasa terkejut dan menunjukkan rasa marah.
5) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Sa
Fungsi partikel sa yang ditemukan adalah untuk penegasan dalam pembicaraan.
6) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Na atau Naa
Fungsi partikel na atau naa yang ditemukan adalah untuk menunjukkan perasaan
pembicara yang menginginkan sesuatu dan menunjukkan perasaan sendiri secara
tegas.
7) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Ze
Fungsi partikel ze yang ditemukan adalah untuk mengajak lawan bicara serta
menunjukkan ketegasan.
8) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Zo
Fungsi partikel zo yang ditemukan adalah untuk menekankan ungkapan
memerintah kepada lawan bicara.
9) Partikel Akhir Kalimat (Shuujoshi) Kana
Fungsi partikel kana yang ditemukan adalah untuk bertanya pada diri sendiri akan
suatu hal.

DAFTAR PUSTAKA
Addiniah, Akhlaqul. 2017. Partikel Akhir (Shuujoshi) Ka dan Yo Sebagai Penunjuk
Emosi dalam Anime Owari no Seraph Season 1 Episode 1-5. Skripsi. Malang:
Universitas Brawijaya.

Aprilia, Diana. 2017. Penyimpangan Penggunaan Partikel Akhir Penanda Gender


Pria dan Wanita dalam Komik Bahasa Jepang. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Endrawati, Yeni. 2018. Analisis Makna Kontekstual Shuujoshi Ka, Kai, Kana, dan
Kashira dalam Anime Mirai Nikki. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Febriyanti, Rike. Tanpa Tahun. Linguistik Bahasa Jepang Bagi Calon Guru Bahasa
Jepang Edisi 1. Malang: Tanpa Penerbit.
Kalamillah, Murny. 2018. Penggunaan Shuujoshi Joseigo oleh Tokoh Ushiyama
dalam Anime AKB 0048 dan Tokoh Griel dalam Anime Kuroshitsuji: Kajian
Sosiolinguistik. Jurnal GoKen, 6(2): 3-4.

Manurung, Rudi. 2010. Analisis Penggunaan Partikel Akhiran Shuujoshi ‘Ne’ dan
‘Yo’ pada Novel “Sabiru Kokoro”. Jurnal Humaniora, 1(2): 417-421.

11
Prasetiawan, Ardi. 2012. Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. PT
Gramedia Pustaka Utama. Diakses 10 Mei 2020, dari https://books.google.co.id/.
Putra, Ryan. 2012. Fungsi Partikel Akhir Wa dalam Bahasa Jepang. Skripsi. Depok:
Universitas Indonesia.

Sutedi, Dedi. 2019. Evaluasi Hasil Belajar Bahasa Jepang (Teori dan Praktik). PT
Humaniora Utama Press. Diakses 10 Mei 2020, dari https://books.google.co.id/.

12

Anda mungkin juga menyukai