Teori Dasar
A. Arus listrik menimbulkan panas pada suatu kawat tahanan yang dialirinya, jika kawat tahanan ini dimasukkan
dalam zat cair, maka akan terjadi perpindahan panas dari kawat ke zat cair yang keadaannya lebih dingin.
Maka banyaknya panas yang ditimbulkan oleh aliran listrik sama dengan jumlah panas yang diisap oleh zat
cair bersama tempatnya (kalorimeter). Panas yang ditimbulkan oleh arus listrik adalah:
Q = 0,24 I2 . R . t (1)
Dimana: Q = jumlah panas yang timbul (dalam kalori)
I = kuat arus dalam ampere
R = tahanan dalam ohm
T = waktu dalam detik
Sedangkan panas yang diterima kalorimeter beserta isinya adalah:
Q = H . ( Ta – Tm ) (2)
Dimana: H = harga air calorimeter dengan isinya
Ta = temperature akhir calorimeter
Tm = temperature mula-mula calorimeter
Dari persamaan – persamaan (1) dan (2) maka didapat:
H . ( Ta – Tm ) = 0.24 I2 . R . t (3)
Dari persamaan (3) kecuali dapat dihitung jumlah kalor perampere persekon, dapat juga dihitung tahanan dari
kawat pemanas yang digunakan.
B. Kesalahan utama dalam percobaan ini, terjadi dari pengukuran kuat arus I dan temperatur ( T a – Tm ).
Kesalahan dalam mengukur massa, tahanan dan waktu dapat diabaikan terhadap ksalahan-kesalahan diatas.
Dapat ditambahkan bahwa pengukuran panas antar kalorimeter dengan sekelilingnya selama percobaan
berlangsung dapat pula menyebabkan kesalahan-kesalahan. Bila temperatur calorimeter tidak begitu jauh
bedanya dengan temperatur ruangan dinyatakan dalam rumus Newton sebagai berikut:
T = - k ( Tc – Tr ) t (4)
Dimana: T = kelebihan atau kekurangan temperatur akibat pengaruh ruangan ( 0C )
K = konstanta pertukaran kalor
Tc = temperature kalorimeter rata-rata ( 0C )
Tr = temperature ruangan rata-rata ( 0C )
T = selang waktu lamanya percobaan
Alat – Alat
1. Kalorimeter dengan pengaduknya
2. Kawat tahanan (kawat pemanas)
3. Stopwatch
4. Termometer
1
5. Amperemeter
6. Tahanan geser
7. Kawat penghubung
8. Gelas ukuran
9. Batu timbangan, neraca teknis
10. Penghubung arus
11. Sumber arus
12. Slide regulator
Catatan:- panas jenis Termometer = 0,46 Kal/cc 0C
- panas jenis Alumunium = 0,217 Kal/gram 0C
- panas jenis Kuningan = 0,094 Kal/gram 0C
Cara Kerja
Menentukan nilai air kalorimeter (H)
1. Menimbang kalorimeter kosong dengan neraca teknis
2. Mengisi kalorimeter dengan air kira-kira setengahnya
3. Menimbang kalorimeter berisi air
4. Menimbang pengaduknya
5. Mengukur volume bagian termometer yang terendam air didalam kalorimeter selama percobaan ini.
Rangkaian:
6. Menyusun rangkaian seperti diagram dibaah ini
7. Jangan dihubungkan dengan sumber arus dulu sebelum mendapat persetujuan asisten
variac T = termometer
sumber DC P = pengaduk
A = Amperemeter
T P K = kalorimter
K Gambar Rangkaian
2
Percobaan sesungguhnya:
11. Mengatur tahanan muka Rm, sehingga didapatkan kuat arus yang pantas
12. Memasukkan kawat spiral kedalam kalorimeter, setelah rangkaian diperiksa oleh asisten
13. Mengaduk kalorimeter dan menunggu sebentar
14. Membaca dan mencatat temperatur kalorimeter dengan seksama sebelum ada arus listrik
15. Mengalirkan arus listrik dan mengaduk kalorimeter setiap saat
16. Membaca dan mencatat kuat arus serta temperatur kalorimeter setiap setengah menit
17. Mencatat temperatur ruang selama percobaan ini
18. Jangan lupa mengaduk kalorimeter perlahan-lahan dan teratur (periodik)
19. Menghentikan arus jika temperatur kalorimeter telah naik kira-kira 5 0C
Data Percobaan
Benda Massa
Kalorimeter kosong 564 0,01 g
Kalorimeter berisi air 734 0,01 g
Pengaduk 20 0,01 g
Volume bagian termomter yang terendam air 2 0,01 ml
3
Tanpa Arus Arus 0,5 A Arus 1 A Arus 1,5 A Arus 2 A Arus 2,5 A 3
t0 28 0,5 28 0,5 28 0,5 29 0,5 30 0,5 31.8 0,5 Ampere
1 28 0,5 28 0,5 28 0,5 29 0,5 30 0,5 32.1 0,5
2 28 0,5 28 0,5 28 0,5 29,5 0,5 31 0,5 32.1 0,5 = 413 V
3 28 0,5 28 0,5 28 0,5 29,5 0,5 31 0,5 32.1 0,5 ,5V
4 28 0,5 28 0,5 28 0,5 29,5 0,5 31.5 0,5 33 0,5
5 28 0,5 28 0,5 28 0,5 30 0,5 31.8 0,5 -
4
2. Hitunglah perubahan temperatur Ta-Tm pada rumus (2) dari grafik diatas
Grafik 1 Grafik 2
Tm = (28 0,5) 0C Tm = (28 Tm = (28 0,5) 0C
Ta = (28 0,5) 0C Ta = (28 0,5) 0C
Ta – Tm = 28 – 28 = (0 0,5) 0C Ta – Tm = 28 – 28 = (0 0,5) 0C
Grafik 3 Grafik 4
Tm = (28 0,5) C
0
Tm = (29 0,5) 0C
Ta = (28 0,5) 0C Ta = (30 0,5) 0C
Ta – Tm = 28 – 28 = (0 0,5) 0C Ta – Tm = 30 – 28 = (2 0,5) 0C
Grafik 5 Grafik 6
Tm = (30 0,5) 0C Tm = (31.8 0,5) 0C
Ta = (31,8 0,5) 0C Ta = (33 0,5) 0C
Ta – Tm = 30 – 31.8 = (1.8 0,5) 0C Ta – Tm = 33 – 31.8 = (1.8 0,5) 0C
5
Dimana: T = kelebihan atau kekurangan temperatur akibat pengaruh ruangan ( 0C )
K = konstanta pertukaran kalor
Tc = temperature kalorimeter rata-rata ( 0C )
Tr = temperature ruangan rata-rata ( 0C )
T = selang waktu lamanya percobaan
4. Hitunglah Q dengan memakai rumus (2)
Q = H . ( Ta – Tm )
Dimana: H = harga air calorimeter dengan isinya
= kalorimeter + air + pengaduk + termometer yang tercelup
Ta = temperature akhir calorimeter
Tm = temperature mula-mula calorimeter
H k Mk Ck
H k m k atau Hk
m k Mk Ck
= 71,628
dQ dQ
Q t H
dt dH
Q1 = 0 x 5 + 0 = 0 Q4 = 74.65 x 5 + 0 = 373.25
Q4 = (74.65 373.25) kalori
Q2 = 0 x 5 + 0 = 0 Q5 = 134.37 x 5 +0 = 671.85
6
Q5 = (134.37 671.85) kalori
Q3 = 0 x 5 + 0 = 0 Q6 = 89.58 x 5 + 0 = 447.9
Q6 = (89.58 447.9) kalori
8. Hitunglah tara kalor listrik dengan hasil-hasil perhitungan 4 dan 6. bandingkan harga-harga yang didaapat
dengan yang dipaki pad rumus (1) dan dengan literatur.
Qno.4 0
T1 0 Kal / joule
Qno.6 600
0
T2 0 Kal / Joule
900
0
T3 0 Kal / Joule
1860
74,65
T4 0,0388 Kal / Joule
1920
134.37
T5 0,0348 Kal / Joule
3861
89.58
T 6 0.0199 Kal / Joule
4482
7
9. Bandingkan Q hasil pertanyaan no.4 dengan pertanyaan no.7. berilah penjelasan.
Hasil no.4 Hasil no.7
Q1 = 0 Q1 = 144 kal
Q2 = 0 Q2 = 216kal
Q3 = 0 Q3 = 446.4 kal
Q4 = (74.65 373.25) kalori Q4 = 460.8 kal
Q5 = (134.37 671.85) kalori Q5 = 926.64 kal
Q6 = (89.58 447.9) kalori Q6 = 1075.68 kal
Hasil perhitungan dari dua nomor tersebut perbedaannya sangat jauh karena terjadinya banyak faktor
kesalahan dalam percobaan ini.
8
9
Diskusi
Dalam percoban ini kami sedikit sulit untuk merangkai alat yang disebabkan karena kurangmya keterampilan dalam
merangkai alat-alat listrik maupun keterbatasan alat yang disediakan. Dan kebetulan pada saat kelompok kami yang
menggunakan alat, ternyata sumber arus DC tidak berfungsi dengan baik atau tidak mau menyala sehingga percobaan
ini sedikit terhambat. Oleh karena itu kami melakukan percobaan dengan cara memakai satu rangkaian dengan alat yang
sama, sehingga hasilnya kurang efektif kerja masing-masing orang dalam satu kelompok ini.
Selain itu dalam percobaan ini kemungkinan besar saat melakukan pengocokan tidak konstan karena kami
melakukannya bergantian sehingga kocokannya berbeda-beda dan akibatnya data hasil percobaan kurang maksimal.
Kesimpulan
Dari data percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada penggunaan arus 0 ampere, suhu air tidak berubah karena aliran arus tidak ada.
2. pada penggunaan arus 0,5 ampere, suhu masih tidak berubah atau konstan karena aliran arus dalam air
mengalir secara perlahan
3. Pada penggunaan arus 1 ampere, suhu air pada kalorimeter masih konstan
4. Pada penggunan arus 1,5 ampere, suhu air dalam kalorimeter naik satu derjat Celsius dan setelah tiga menit
suhunya naik satu derajat lagi.
5. Pada penggunan arus 2 dan 2,5 ampere, suhu air dalam kaaorimeter semkin naik sampai pada akhirnya suhu
naik 5 0C dari suhu awal saat penggunaan arus 0 ampere.
Daftar Pustaka
- Pedoman Praktikum Fisika Dasar, Mekanika, Panas, Bunyi. Bandung; STT Tekstil. 2004.
- Padri, I Made; Fisika Dasar 1. FPMIPA IKIP Bandung, Bandung. 1992.
10