RANCANGAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR………………………….
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman yang selanjutnya disingkat RP3KP
adalah hasil perencanaan pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman yang terkoordinasi dan
terpadu secara lintas sektoral dan lintas wilayah administratif.
2. Rencana Kawasan Permukiman yang selanjutnya disingkat
RKP adalah dokumen rencana sebagai pedoman dalam
memenuhi kebutuhan lingkungan hunian di perkotaan dan
perdesaan serta tempat kegiatan pendukung yang dituangkan
dalam rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang.
3. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan yang
selanjutnya disingkat RP3 adalah dokumen rencana sebagai
pedoman dalam memenuhi kebutuhan penyediaan perumahan
beserta prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan
sebagai bagian dari perwujudan pemanfaatan tata ruang yang
mengacu pada RKP.
4. Perumahan dan Kawasan Permukiman yang selanjutnya
disingkat PKP adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan
kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
-4-
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai
acuan penyusunan RP3KP bagi daerah provinsi, daerah
kabupaten dan daerah kota
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mewujudkan RP3KP yang
terkoordinasi dan terpadu lintas sektoral, lintas wilayah dan
lintas pemangku kepentingan, baik vertikal maupun horizontal.
Bagian Ketiga
-7-
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Pengaturan RP3KP Provinsi, RP3KP Kabupaten dan RP3KP
Kota;
b. Pengaturan penetapan dan peninjauan kembali; dan
c. Pengaturan kelembagaan dan pembinaan
BAB II
RP3KP
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) RP3KP merupakan satu kesatuan sistem perencanaan yang
terkoordinasi, terpadu, dan berkelanjutan dalam pembangunan
dan pengembangan PKP.
(2) RP3KP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun untuk:
a. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan PKP;
b. memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni dan terjangkau
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,
terencana, terpadu, dan berkelanjutan;
c. memenuhi kebutuhan lingkungan hunian sebagai tempat
tinggal dan tempat kegiatan pendukung bagi penghuninya
secara terencana, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan;
d. memenuhi kebutuhan Prasarana, Sarana dan Utilitas umum
PKP yang terpadu; dan
e. menghasilkan program dan kegiatan bidang PKP dalam
rangka mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
rencana tata ruang wilayah.
(3) RP3KP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri
atas:
a. RP3KP Provinsi;
-8-
Bagian Kedua
Kedudukan, Peran dan Prinsip RP3KP
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 5
(1) Kedudukan RP3KP dalam sistem perencanaan pembangunan
merupakan bagian yang terintegrasi dengan rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
(2) Kedudukan RP3KP dalam sistem perencanaan ruang
merupakan:
a. jabaran dan pengisian rencana tata ruang dalam bentuk
rencana untuk pembangunan dan pengembangan PKP yang
terkoordinasi dan terpadu;dan
b. rencana PKP di daerah yang mempunyai kedudukan yang
sama dengan rencana pemanfaatan ruang atau kawasan
fungsional lainnya.
Paragraf 2
Peran
Pasal 6
Peran RP3KP dalam kerangka pembangunan wilayah sebagai:
-9-
Paragraf 3
Prinsip
Pasal 7
Prinsip RP3KP meliputi:
a. satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan daerah dan rencana tata ruang;
b. integrasi kegiatan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah, antar sektor serta antara dunia usaha
dan masyarakat;
c. kesesuaian dengan kondisi dan potensi daerah;
d. partisipatif; dan
e. ketersediaan tanah untuk pembangunan PKP.
Bagian Ketiga
Jangka Waktu Rencana
Pasal 8
Jangka waktu RP3KP Provinsi, RP3KP Kabupaten dan RP3KP
Kota selama 20 (dua puluh) tahun.
BAB III
RP3KP PROVINSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9
(1) RP3KP Provinsi merupakan arahan dan acuan untuk mengatur
- 10 -
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan
Pengembangan PKP Provinsi
Paragraf 1
Tujuan Pembangunan dan Pengembangan PKP
Provinsi
Pasal 10
(1) Tujuan Pembangunan dan Pengembangan PKP Provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a harus
sejalan dengan visi dan misi pembangunan daerah provinsi.
(2) Tujuan Pembangunan dan Pengembangan PKP Provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan:
a. arah kebijakan PKP dalam rencana pembangunan nasional
jangka panjang dan jangka menengah;
b. arah kebijakan PKP dalam rencana pembangunan provinsi
jangka panjang dan jangka menengah;
c. arah kebijakan dan strategi PKP dalam rencana tata ruang
diatasnya;
d. tugas dan wewenang pemerintah provinsi sesuai ketentuan
- 11 -
perundang-undangan; dan
e. isu strategis, potensi unggulan dan karakteristik PKP Provinsi.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan
Pengembangan PKP Provinsi
Pasal 11
(1) Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan PKP
Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a
merupakan arahan kebijakan penyelenggaraan PKP Provinsi
yang mengacu pada kebijakan dan strategi PKP nasional dan
kebijakan rencana tata ruang dalam pengembangan PKP
tingkat Provinsi.
(2) Dalam hal kebijakan dan strategi nasional belum ditetapkan,
Pemerintah Daerah provinsi dapat menyusun kebijakan dan
strategi provinsi mengacu pada dokumen rencana
pembangunan dan dokumen rencana tata ruang
(3) Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan PKP
Provinsi dirumuskan dengan kriteria:
a. arahan kebijakan dan upaya-upaya strategi pembangunan
dan pengembangan PKP yang dapat diimplementasikan
dalam jangka waktu perencanaan; dan
b. mampu menjawab isu-isu strategis dan tantangan
pengembangan PKP di tingkat provinsi.
Bagian Ketiga
Rencana PKP Kewenangan Provinsi
Pasal 12
(1) Rencana PKP kewenangan provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b meliputi:
a. rencana PKP lintas kabupaten/kota;
- 12 -
Bagian Keempat
Rencana Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
Pasal 13
(1) Rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf c merupakan satu kesatuan sistem perencanaan
penyediaan dan pelayanan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum sesuai kebutuhan berdasarkan standar dan terintegrasi
dengan rencana sistem Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
wilayah.
(2) Rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. rencana keterpaduan sistem/jaringan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum; dan
b. rencana pelayanan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
berdasarkan proyeksi kebutuhan dalam jangka waktu
perencanaan.
Bagian Kelima
Indikasi Program PKP Kewenangan Provinsi
- 13 -
Pasal 14
(1) Indikasi program PKP kewenangan provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf d merupakan indikasi
program pembangunan yang dibutuhkan untuk mewujudkan
PKP kewenangan provinsi
(2) Indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. program dan kegiatan;
b. lokasi, volume, anggaran dan jangka waktu; dan
c. pelaksana dan/atau penanggungjawab.
(3) Indikasi program PKP disusun untuk jangka waktu 20 tahun
yang dijabarkan dalam target 5 (lima) tahunan.
Bagian Keenam
Tata Cara Penyusunan RP3KP Provinsi
Pasal 15
(1) Tata cara penyusunan RP3KP Provinsi meliputi tahap:
a. persiapan;
b. pengumpulan data dan informasi;
c. identifikasi;
d. perumusan tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan dan
pengembangan PKP Provinsi;
e. penyusunan konsep rencana; dan
f. penyusunan rencana.
(2) Penyusunan RP3KP Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) melibatkan seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota di
wilayah provinsi.
Pasal 16
(1) Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf
a meliputi:
a. penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB); dan
- 14 -
BAB IV
RP3KP KABUPATEN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 17
(1) RP3KP Kabupaten merupakan arahan dan acuan untuk
mengatur dan mengoordinasikan pembangunan dan
pengembangan PKP dalam perwujudan pemanfaatan pola ruang
PKP berdasarkan rencana tata ruang kabupaten.
(2) RP3KP Kabupaten disusun mengacu pada RP3KP Provinsi.
(3) Dalam hal RP3KP Provinsi belum ditetapkan, Pemerintah Daerah
Kabupaten dapat menyusun RP3KP Kabupaten mengacu pada
dokumen rencana pembangunan dan dokumen rencana tata
ruang.
(4) Penyusunan RP3KP Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi.
(5) RP3KP Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. tujuan pembangunan dan pengembangan PKP
Kabupaten;
b. RKP Kabupaten; dan
c. RP3 Kabupaten.
Bagian Kedua
Tujuan Pembangunan dan Pengembangan PKP Kabupaten
Pasal 18
(1) Tujuan Pembangunan dan Pengembangan PKP Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (5) huruf a sejalan
dengan visi dan misi pembangunan daerah kabupaten.
(2) Tujuan Pembangunan dan Pengembangan PKP Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan:
- 16 -
Bagian Ketiga
RKP Kabupaten
Paragraf 1
Umum
Pasal 19
(1) Perencanaan Kawasan Permukiman harus mencakup:
a. peningkatan sumber daya perkotaan atau perdesaan;
b. mitigasi bencana; dan
c. penyediaan atau peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum.
(2) RKP Kabupaten sebagaimana dimaksud pada dalam Pasal 17 ayat
(5) huruf b disusun untuk memenuhi kebutuhan Lingkungan
Hunian dan tempat kegiatan pendukung dalam jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
(3) RKP Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. kebijakan dan strategi pengembangan dan pembangunan
Kawasan Permukiman;
b. rencana Lingkungan Hunian perkotaan dan Lingkungan Hunian
perdesaan;
c. rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum;
dan
d. indikasi program pembangunan dan pemanfaatan Kawasan
Permukiman.
(4) RKP Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan
- 17 -
dalam peta skala 1:25.000 (dua puluh lima ribu) sampai dengan
1:5.000 (lima ribu)
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Pengembangan dan Pembangunan
Kawasan Permukiman
Pasal 20
Paragraf 3
Rencana Lingkungan Hunian Perkotaan Dan Lingkungan
Hunian Perdesaan
Pasal 21
(1) Rencana Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 19 ayat (3) huruf b terdiri atas:
a. rencana pengembangan Lingkungan Hunian perkotaan;
b. rencana pembangunan Lingkungan Hunian baru perkotaan; dan
- 18 -
Pasal 22
(1) Rencana Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 ayat (1) huruf a dilakukan dengan:
a. menentukan sebaran Permukiman dan Perumahan perkotaan
berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, RDTR,
dan/atau peraturan zonasi; dan
b. merumuskan arahan pengembangan satuan Permukiman dan
Perumahan perkotaan berdasarkan proyeksi pertumbuhan
penduduk dan karakteristik kegiatan kawasan perkotaan.
(2) Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan dengan pendekatan administrasi kecamatan yang
mempertimbangkan jangkauan pelayanan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum sesuai standar.
(3) Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendukung perwujudan Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) dalam
rencana sistem pusat kegiatan di wilayah Kota;
(4) Sebaran satuan permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a ditentukan dengan pendekatan administrasi kelurahan yang
mempertimbangkan jangkauan pelayanan Prasarana, Sarana Dan
Utilitas Umum sesuai standar.
(5) Sebaran satuan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
mendukung perwujudan Pusat Lingkungan (PL) dalam rencana
sistem pusat kegiatan di wilayah kota.
(6) Sebaran Perumahan dalam RP3 sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf a akan dijelaskan lebih lanjut dalam RP3.
(7) Arahan pengembangan satuan Permukiman dan Perumahan
berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk sebagaimana
- 19 -
Pasal 23
(1) Rencana pengembangan Lingkungan Hunian perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (2) huruf a
dimaksudkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
dari Lingkungan Hunian perkotaan yang telah terbangun.
- 20 -
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Paragraf 4
Rencana Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
- 32 -
Pasal 30
Paragraf 5
Indikasi Program Pembangunan dan Pemanfaatan Kawasan
Permukiman
Pasal 31
Bagian Keempat
RP3 Kabupaten
Paragraf 1
Umum
Pasal 32
Paragraf 2
Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan
Pasal 33
Paragraf 3
Rencana Kebutuhan Penyediaan Perumahan
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Paragraf 4
Rencana Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum
Pasal 38
Paragraf 5
Program Pembangunan dan Pemanfaatan
Pasal 39
Bagian Kelima
Tata Cara Penyusunan RP3KP Kabupaten
Pasal 40
Pasal 41
BAB V
RP3KP KOTA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 42
(1) RP3KP Kota merupakan arahan dan acuan untuk mengatur dan
mengoordinasikan pembangunan dan pengembangan PKP dalam
perwujudan pemanfaatan pola ruang PKP berdasarkan rencana
tata ruang kota.
(2) RP3KP Kota disusun mengacu pada RP3KP Provinsi.
(3) Dalam hal RP3KP Provinsi belum ditetapkan, Pemerintah Daerah
- 42 -
Bagian Kedua
Tujuan Penyelenggaraan PKP Kota
Pasal 43
(1) Tujuan penyelenggaraan PKP Kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (5) huruf a sejalan dengan visi pembangunan daerah
kota.
(2) Tujuan penyelenggaraan PKP Kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun berdasarkan:
a. arah kebijakan PKP dalam rencana pembangunan nasional,
provinsi dan kota jangka panjang dan jangka menengah;
b. arah kebijakan dan strategi PKP dalam rencana tata ruang
nasional dan rencana tata ruang provinsi;
c. tugas dan wewenang pemerintah kota sesuai ketentuan
perundang-undangan; dan
d. isu strategis, potensi unggulan dan karakteristik PKP Kota.
Bagian Ketiga
RKP Kota
Paragraf 1
Umum
Pasal 44
(1) Perencanaan Kawasan Permukiman harus mencakup:
a. peningkatan sumber daya perkotaan;
- 43 -
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Pengembangan dan Pembangunan
Kawasan Permukiman
Pasal 45
Kebijakan dan strategi pengembangan dan pembangunan Kawasan
Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3) huruf a
disusun untuk memberikan arah:
a. hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian Lingkungan
Hunian di luar Kawasan Lindung;
b. keterkaitan antara pengembangan Lingkungan Hunian perkotaan
dan pengembangan kawasan perkotaan;
c. keserasian tata kehidupan manusia dengan Lingkungan Hunian;
d. keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan setiap
orang; dan/atau
- 44 -
Paragraf 3
Rencana Lingkungan Hunian Perkotaan
Pasal 46
Rencana Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud
pada pasal 44 ayat (3) huruf b terdiri atas:
a. rencana pengembangan Lingkungan Hunian perkotaan;
b. rencana pembangunan Lingkungan Hunian baru perkotaan; dan
c. rencana pembangunan kembali Lingkungan Hunian perkotaan.
Pasal 47
(1) Rencana Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 44 ayat (3) huruf b dilakukan dengan:
a. menentukan sebaran Permukiman dan Perumahan perkotaan
berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, RDTR,
dan/atau peraturan zonasi; dan
b. merumuskan arahan pengembangan satuan Permukiman dan
Perumahan perkotaan berdasarkan proyeksi pertumbuhan
penduduk dan karakteristik kegiatan kawasan perkotaan.
(2) Lingkungan hunian perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan dengan pendekatan administrasi kecamatan yang
mempertimbangkan jangkauan pelayanan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum sesuai standar.
(3) Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendukung perwujudan Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) dalam
rencana sistem pusat kegiatan di wilayah Kota;
(4) Sebaran satuan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a ditentukan dengan pendekatan administrasi kelurahan yang
mempertimbangkan jangkauan pelayanan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum sesuai standar.
- 45 -
Pasal 48
(1) Rencana pengembangan Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 46 huruf a dimaksudkan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dari Lingkungan Hunian
perkotaan yang telah terbangun.
(2) Rencana pengembangan Lingkungan Hunian Perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup penyusunan rencana:
a. peningkatan efisiensi potensi Lingkungan Hunian perkotaan
dengan memperhatikan fungsi dan peranan perkotaan.
b. peningkatan pelayanan Lingkungan Hunian perkotaan;
c. peningkatan keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
Lingkungan Hunian perkotaan;
d. pencegahan terhadap tumbuhnya Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh; dan
e. pencegahan tumbuh dan berkembangnya Lingkungan Hunian yang
tidak terencana dan tidak teratur.
(3) Penyusunan rencana peningkatan efisiensi potensi Lingkungan
Hunian perkotaan dengan memperhatikan fungsi dan peranan
perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan
melalui:
a. kajian fungsi dan peranan perkotaan sesuai arahan rencana tata
ruang kawasan perkotaan;
b. identifikasi potensi Lingkungan Hunian perkotaan yang meliputi
potensi potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia,
potensi ekonomi, potensi sosial dan potensi budaya;
c. kajian kebijakan peningkatan efisiensi potensi Lingkungan Hunian
perkotaan dalam mendukung fungsi dan peranan perkotaan, yang
memanfaatkan sumber daya dan kegiatan sosial ekonomi setempat;
dan
d. rumusan indikasi program efisiensi Lingkungan Hunian perkotaan.
(4) Rencana peningkatan pelayanan Lingkungan Hunian perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berisi:
- 47 -
Pasal 49
(1) Rencana pembangunan Lingkungan Hunian baru perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 huruf b dimaksudkan untuk
membangun Lingkungan Hunian baru perkotaan pada Kawasan
Permukiman sesuai rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
(2) Perencanaan pembangunan Lingkungan Hunian baru perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup penyusunan:
a. rencana penyediaan lokasi Permukiman;
b. rencana penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum; dan
c. rencana lokasi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
(3) Rencana penyediaan lokasi Permukiman Sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a mencakup:
a. identifikasi lokasi permukiman baru perkotaan sesuai arahan
rencana tata ruang kawasan perkotaan;
b. identifikasi pemilikan, penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah pada lokasi Permukiman baru perkotaan;
c. arahan penyediaan tanah Permukiman baru perkotaan yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, dan/ atau
setiap orang; dan
d. indikasi program penyediaan tanah untuk Permukiman baru
perkotaan sesuai rencana tata ruang.
(4) Rencana penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b mencakup:
a. identifikasi kondisi Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum di sekitar
lokasi Permukiman baru perkotaan;
b. identifikasi kebutuhan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
Permukiman pada lokasi Permukiman baru perkotaan sesuai
arahan rencana tata ruang kawasan perkotaan;
- 49 -
Pasal 50
(1) Rencana pembangunan kembali Lingkungan Hunian perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 huruf c dimaksudkan untuk
memulihkan fungsi Lingkungan Hunian perkotaan.
(2) Rencana pembangunan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara penyusunan:
a. rencana rehabilitasi;
b. rencana rekonstruksi; atau
c. rencana peremajaan.
(3) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a merupakan
pembangunan kembali Lingkungan Hunian perkotaan melalui
perbaikan dan/atau pembangunan baru untuk memulihkan fungsi
hunian secara wajar sampai tingkat yang memadai.
(4) Rencana rehabilitasi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a
mencakup:
a. identifikasi lokasi dari Lingkungan Hunian perkotaan yang
membutuhkan rehabilitasi;
b. identifikasi aspek-aspek dari Lingkungan Hunian perkotaan yang
membutuhkan rehabilitasi; dan
c. indikasi program pelaksanaan rehabilitasi Lingkungan Hunian
perkotaan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
daerah, dan/atau setiap orang.
(5) Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
merupakan pembangunan kembali Lingkungan Hunian perkotaan
melalui perbaikan dan/atau pembangunan baru dengan sasaran
utama menumbuh kembangkan kegiatan perekonomian, sosial, dan
budaya.
- 51 -
Paragraf 4
Rencana Keterpaduan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum
Pasal 51
(1) Rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3) huruf c dilakukan
sebagai pengikat satu kesatuan sistem Perumahan dan Kawasan
Permukiman sesuai dengan hierarkinya berdasarkan rencana tata
ruang wilayah.
(2) Rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan:
a. rencana tata ruang;
- 52 -
Paragraf 5
Indikasi Program Pembangunan dan Pemanfaatan Kawasan
Permukiman
Pasal 52
(1) Indikasi program pembangunan dan pemanfaatan kawasan
permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3) huruf d
disusun dalam rangka memberikan arahan program untuk
mewujudkan:
a. rencana pengembangan, pembangunan baru; dan/atau
b. pembangunan kembali Lingkungan Hunian dan perwujudan
keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum.
(2) Penyusunan indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. program dan kegiatan;
b. volume, anggaran dan jangka waktu; dan
- 53 -
c. instansi pelaksana/penanggungjawab.
(3) Penyusunan indikasi program dilakukan secara terkoordinasi antara
pemerintah daerah, pemerintah pusat dan masyarakat melalui Forum
PKP serta memperhatikan sumber pembiayaan lainnya.
Bagian Keempat
RP3 Kota
Paragraf 1
Umum
Pasal 53
(1) RP3 Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (5) huruf c
terdiri atas:
a. kebijakan pembangunan dan pengembangan;
b. rencana kebutuhan penyediaan Rumah;
c. rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum; dan
d. program pembangunan dan pemanfaatan.
(2) Kebijakan pembangunan dan pengembangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a mencakup strategi pembangunan dan
pengembangan Perumahan.
(3) RP3 Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
bentuk rencana:
a. pembangunan dan pengembangan;
b. pembangunan baru; atau
c. pembangunan kembali.
(4) RP3 Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada RKP
meliputi rencana perumahan di dalam Lingkungan Hunian
perkotaan.
(5) RP3 Kota sebagaimana dimaksud pada pasal 45 ayat (1) dituangkan
dalam peta skala 1:5.000 (lima ribu).
Paragraf 2
Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan
- 54 -
Pasal 54
(1) Kebijakan pembangunan dan pengembangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 53 ayat (1) huruf a mengacu pada kebijakan dan strategi
pembangunan dan pengembangan PKP provinsi dan nasional.
(2) Kebijakan PKP kota dirumuskan dengan kriteria:
a. mengakomodasi kebijakan PKP nasional dan provinsi pada tingkat
kota;
b. mengakomodasi kebijakan rencana tata ruang dalam
pengembangan PKP tingkat kota;
c. arahan kebijakan dan upaya-upaya strateginya jelas, realistis dan
dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan:
d. mampu menjawab isu-isu strategis dan tantangan pengembangan
PKP di tingkat kota;
e. memperhatikan daya dukung lingkungan; dan
f. mendorong pemberdayaan masyarakat dan swasta/ dunia usaha
Paragraf 3
Rencana Kebutuhan Penyediaan Rumah
Pasal 55
(1) Rencana kebutuhan penyediaan rumah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b dilakukan untuk:
a. menangani Backlog rumah; dan
b. meningkatkan kualitas rumah dan perumahan.
(2) Rencana kebutuhan penyediaan rumah terdiri dari:
a. rencana pembangunan dan pengembangan Perumahan pada
Lingkungan Hunian perkotaan yang telah terbangun;
b. rencana pembangunan Perumahan baru pada Lingkungan Hunian
baru perkotaan; dan
c. rencana pembangunan kembali Perumahan pada Lingkungan
Hunian perkotaan yang telah terbangun.
Pasal 56
(1) Rencana pembangunan dan pengembangan Perumahan pada
Lingkungan Hunian perkotaan yang telah terbangun sebagaimana
- 55 -
Pasal 57
(1) Rencana pembangunan Perumahan baru Lingkungan Hunian baru
perkotaan sebagaimana dimaksud pada pasal 55 ayat (2) huruf b
terdiri dari:
a. rencana Perumahan skala besar; dan/atau
b. rencana Perumahan selain skala besar.
(2) Rencana Perumahan skala besar sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf a mencakup:
- 56 -
Pasal 58
(1) Rencana pembangunan kembali perumahan pada Lingkungan
Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud pada pasal 55 ayat (2)
huruf c mengacu kepada rencana pembangunan kembali lingkungan
hunian pada RKP yang dilakukan melalui:
a. rehabilitasi;
b. rekonstruksi; dan/atau
c. peremajaan.
(2) Rencana pembangunan kembali Perumahan pada Lingkungan
Hunian perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. rencana peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh;
b. rencana penataan Perumahan sesuai nilai lokasi dan kebutuhan
Perumahan;
c. rencana penyediaan dan rehabilitasi rumah layak huni bagi korban
bencana; dan
d. rencana fasilitasi penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat
yang terkena relokasi program pemerintah.
(3) Rencana peningkatan kualitas Perumahan Kumuh sebagaimana
- 57 -
Pasal 59
(1) Rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf c merupakan
satu kesatuan sistem perencanaan penyediaan dan pelayanan
Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum perumahan sesuai kebutuhan
dan terintegrasi dengan sistem Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
Lingkungan Hunian perkotaan.
(2) Penyusunan rencana keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas
- 58 -
Paragraf 6
Program Pembangunan dan Pemanfaatan
Pasal 60
(1) Program pembangunan dan pemanfaatan Perumahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. program dan kegiatan;
- 59 -
Bagian Kelima
Tata Cara Penyusunan RP3KP Kota
Pasal 61
(1) Tata cara penyusunan RP3KP Kota meliputi tahap:
a. persiapan;
b. pengumpulan data dan informasi;
c. identifikasi;
d. perumusan tujuan penyelenggaraan PKP Kota;
e. penyusunan RKP Kota; dan
f. penyusunan RP3 Kota.
(2) Penyusunan RP3KP Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkoordinasi dengan pemerintah provinsi.
Pasal 62
(1) Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a
meliputi:
a. penyusunan KAK dan RAB; dan
b. pembentukan tim penyusun;
(2) Tahap pengumpulan data dan informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61 huruf b dilakukan melalui:
a. pengumpulan data primer; dan
b. pengumpulan data sekunder.
(3) Tahap identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf c
meliputi:
a. identifikasi kebijakan;
- 60 -
BAB VI
PENETAPAN RP3KP
Pasal 63
(1) RP3KP Provinsi ditetapkan dengan peraturan daerah.
(2) RP3KP Kabupaten/Kota ditetapkan dengan peraturan
bupati/walikota.
(3) RP3KP khusus DKI Jakarta ditetapkan dengan peraturan gubernur
sesuai dengan muatan RP3KP Kabupaten/Kota.
(4) Penetapan RP3KP Provinsi dan RP3KP Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilengkapi dengan:
a. buku rencana; dan
b. album peta.
(5) Prosedur penyusunan peraturan daerah dan peraturan kepala
daerah dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB VII
PENINJAUAN KEMBALI
Pasal 64
(1) Peninjauan kembali RP3KP Provinsi, RP3KP Kabupaten, dan RP3KP
Kota merupakan upaya untuk penyesuaian kembali antara RP3KP
dan kebutuhan pembangunan PKP yang memperhatikan
perkembangan lingkungan strategis dan dinamika internal, serta
pelaksanaan pemanfaatan ruang.
(2) Peninjauan kembali RP3KP Provinsi, RP3KP Kabupaten, dan RP3KP
Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(3) Peninjauan kembali RP3KP Provinsi, RP3KP Kabupaten, dan RP3KP
Kota dilakukan berdasarkan:
a. penyesuaian kebutuhan pembangunan PKP;
b. perubahan rencana tata ruang;
- 62 -
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 65
(1) Gubernur atau Bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
menunjuk Organisasi Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk
menyusun dan memanfaatkan RP3KP.
(2) Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaksanakan koordinasi dengan Pokja PKP dan badan/dinas lain
dalam penyusunan dan pemanfaatan RP3KP.
(3) Proses penyusunan dan pemanfaatan RP3KP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melibatkan peran masyarakat melalui Forum PKP
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 66
(1) Pembinaan dalam penyusunan dan pemanfaatan RP3KP
dilaksanakan secara berjenjang dari:
a. Menteri kepada gubernur, bupati/walikota, dan pemangku
kepentingan;
- 63 -
Pasal 67
(1) Koordinasi dalam penyusunan RP3KP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (2) huruf a merupakan kegiatan sinkronisasi dan
evaluasi antar pemerintahan dalam penyusunan RP3KP.
(2) Koordinasi dalam penyusunan RP3KP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui:
a. perumusan dan penetapan kebijakan dan strategi nasional di
bidang PKP sebagai dasar penyusunan kebijakan dan strategi
pembangunan dan pengembangan PKP dalam RP3KP;
b. pengawasan dan pengendalian kebijakan di bidang PKP sebagai
acuan pengawasan dan pengendalian kebijakan dalam RP3KP;
c. pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah
lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang
mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal
dalam pelaksanaan RP3KP.
- 64 -
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
- 65 -
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 73
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan mengenai
RP3KP yang telah ditetapkan sebelum Peraturan Menteri ini
diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sampai RP3KP dilakukan
peninjauan kembali dan disesuaikan dengan ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini.
(2) Pemerintah Daerah harus menetapkan RP3KP paling lama 3 (tiga)
tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 74
Pada saat peraturan Menteri ini mulai berlaku maka Peraturan Menteri
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang
- 66 -
Pasal 75
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...
M. BASUKI HADIMULJONO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal………………..
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ...
TENTANG PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
3. Tahap Identifikasi
Tahap identifikasi data adalah proses mengolah data primer dan
sekunder untuk dimanfaatkan dalam penyusunan rencana dengan
mempertimbangkan isu masa mendatang.
a. Identifikasi Kebijakan
1) Kebijakan tata ruang
Tujuan Mengetahui implikasi dari kebijakan tata ruang
nasional dan provinsi terhadap pembangunan
dan pengembangan PKP Provinsi.
Langkah a. Mengidentifikasi arahan tata ruang nasional
dan provinsi, seperti penetapan KSN,
penetapan Kawasan Strategis Pariwisata
- 71 -
2) Kebijakan pembangunan
Tujuan Mengetahui implikasi kebijakan pembangunan
nasional dan Provinsi terhadap pembangunan
dan pengembangan PKP Provinsi.
Langkah a. Mengidentifikasi arahan dan kebijakan
pembangunan dan pengembangan PKP
mengacu pada:
1) RPJMN, contoh Program Sejuta Rumah
(PSR), Program akses sanitasi (air limbah
domestik) layak dan aman (90% rumah
tangga), Akses Air Minum Perpipaan (10
Juta Sambungan Rumah);
2) Pemanfaatan hasil rekayasa teknologi,
seperti RISHA, Rusun teknologi modular,
dll;
3) RPJP provinsi; dan
4) RPJM provinsi
b. Mengidentifikasi program PKP yang sedang
berlangsung dari program Pemerintah Pusat
maupun pemerintah provinsi
Output Kebijakan pembangunan dan pengembangan
PKP Provinsi sebagai dampak dari kebijakan
pembangunan nasional dan provinsi.
3) Kondisi Kependudukan
Tujuan Mengetahui karakteristik kependudukan
Langkah a. Mengidentifikasi jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin, usia, mata
pencaharian, tingkat pendidikan dan tingkat
pendapatan
b. Mengidentifikasi laju pertumbuhan penduduk
c. Mengidentifikasi sebaran penduduk setiap
kabupaten/kota
d. Mengidentifikasi data arus pergerakan lintas
kabupaten/kota dari tempat tinggal ke tempat
kerja
Output a. Data struktur penduduk (mata pencaharian,
usia produktif, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, dan jenis kelamin)
b. Data segmentasi penghasilan penduduk
c. Data proyeksi laju pertumbuhan penduduk
d. Data proyeksi jumlah penduduk
e. Data distribusi dan proyeksi kepadatan
penduduk
f. Data proporsi dan proyeksi penduduk
perkotaan dan perdesaan
g. Peta pola pergerakan lintas kabupaten/kota
dari tempat tinggal ke tempat kerja.
- 74 -
7) Kelembagaan
Tujuan Mendapatkan gambaran dan kondisi
kelembagaan bidang PKP.
Langkah a. Mendata kelembagaan terkait PKP Provinsi
b. Mendata kondisi kelembagaan terkait PKP
Provinsi
Output a. Data keberadaan dan kondisi Pokja PKP
Provinsi
b. Data keberadaan dan kondisi Forum PKP
Provinsi
PKP.
6. Penyusunan Rencana
a. Rencana PKP Kewenangan Provinsi
1) Rencana PKP lintas kabupaten/kota
a) Rencana PKP Perkotaan
Tujuan Menyusun rencana PKP Perkotaan lintas
kabupaten/kota dapat berupa kawasan
metropolitan, kawasan industri atau kota baru
dengan kasiba/lisiba lintas kabupaten/kota.
Langkah a. Analisis pengembangan PKP Perkotaan lintas
kabupaten/kota sesuai dengan rumusan
kebijakan dan strategi dan arah
pembangunan dan pengembangan PKP setiap
kabupaten/kota
b. Analisis penentuan prioritas penanganan PKP
c. Merumuskan kebutuhan penanganan
penyediaan rumah layak huni perumahan
d. Menentukan lokasi dan alokasi lahan untuk
kebutuhan pembangunan
e. Menentukan jenis (rumah umum, rumah
komersial, rumah swadaya), bentuk (rumah
tunggal, rumah deret, rumah susun) dan
jumlah rumah yang akan dibangun
Output a. Arahan prioritas penanganan PKP Perkotaan
lintas kabupaten/kota yang akan
dilaksanakan oleh pemerintah
kabupaten/kota
b. Rencana pengembangan PKP Perkotaan lintas
kabupaten/kota
c. Rencana penyediaan rumah/perumahan
layak huni pada PKP Perkotaan lintas
kabupaten/kota
TABEL I.1
MATRIKS PEMBANGUNAN PKP DAN PENYEDIAAN TANAH
Program Pelaku Pembangunan Pola Penyediaan Tanah Status Tanah Rencana Pemanfaatan
Pembangunan danPengembang diberikan hak atas tanah Tanah Negara Rumah tunggal, rumah deret
pengembangan kepada pengembang Tanah Hak (Milik dan/atau rumah susun
HGB/HP dengan SPPT Perorangan)
(Surat Perjanjian Tanah Badan Usaha
Penggunaan Tanah) (HGB)
Pembangunan baru Pengembang diberikan hak atas Tanah UlayatRumah tunggal, rumah deret
tanah kepada Tanah Negara dan/atau rumah susun
pengembang Tanah Hak
(Milik
HGB/HP dengan Perorangan)
SPPT (Surat Tanah Badan
Usaha
Perjanjian (HGB)
Penggunaan Tanah)
HGB diatas HPL
diberikan hak atasTanah wakaf Rumah susun sewa
tanah kepada
pengembang
HGB/HP dengan
SPPT (Surat
Perjanjian
Penggunaan Tanah)
Pembangunan kembali Pemerintah Perjanjian sewa Tanah Ulayat Rumah tunggal, rumah deret
Tanah Negara dan/atau rumah susun
- 92 -
Program Pelaku Pembangunan Pola Penyediaan Tanah Status Tanah Rencana Pemanfaatan
Tanah Pemerintah
Pembangunan rumah khususPemerintah Perjanjian sewa Tanah Negara Rumah tunggal, rumah deret
Tanah Pemerintah dan/atau rumah susun
Pembangunan perumahan Pemerintah Perjanjian sewa Tanah Ulayat Rumah tunggal, rumah deret
tematik Pengembang diberikan hak atas Tanah Negara dan/atau rumah susun
tanah kepada Tanah Pemerintah
pengembang Tanah Hak (Milik
HGB/HP dengan Perorangan)
SPPT (Surat Tanah Badan Usaha
Perjanjian (HGB)
Penggunaan Tanah)
HGB diatas HPL
Masyarakat terkena relokasiPemerintah Perjanjian sewa Tanah Negara Rumah tunggal, rumah deret
program pemerintah Tanah Pemerintah dan/atau rumah susun
Korban terdampak bencana Pemerintah Perjanjian sewa Tanah Negara Rumah tunggal, rumah deret
Tanah Pemerintah dan/atau rumah susun
Pengembang diberikan hak atas
tanah kepada
pengembang
HGB/HP dengan
SPPT (Surat
Perjanjian
Penggunaan Tanah)
HGB diatas HPL
Peningkatan kualitas rumah Pemerintah Konsolidasi tanah Tanah Negara Rumah tunggal atau rumah
- 93 -
Program Pelaku Pembangunan Pola Penyediaan Tanah Status Tanah Rencana Pemanfaatan
tidak layak huni Masyarakat Peningkatan status Tanah Pemerintah deret
tanah (dari Girik Tanah Hak (Milik
menjadi HGB) Perorangan)
Peningkatan kualitas Pemerintah Konsolidasi tanah Tanah Negara Rumah tunggal, rumah deret
perumahan kumuh Masyarakat Peningkatan status Tanah Pemerintah dan/atau rumah susun
tanah (dari Girik Tanah Hak (Milik
Pemugaran
menjadi HGB) Perorangan)
Peremajaan Pemerintah Konsolidasi tanah Tanah Ulayat Rumah susun
Pengembang HGB diatas HPL Tanah Negara
Masyarakat Tanah Pemerintah
Pemukiman kembali Tanah Hak Rumah tunggal, rumah deret
(Milik
dan/atau rumah susun
Perorangan)
Tanah Badan Usaha
(HGB)
- 94 -
TABEL I.2
CONTOH MATRIKS INDIKASI PROGRAM RP3KP PROVINSI
Waktu Pelaksanaan Ket
Sumber Instansi Lima tahun ke-I II III IV
No. Program Lokasi Besaran
Pendanaan Pelaksana
1 2 3 4 5
A. Rencana PKP Lintas kabupaten/kota
1. PKP Perkotaan
a. Pembangunan Kab/Kota ….. unit KPBU (atau 1. Pemerintah
perumahan skala sumber Kab…
besar pada pembiayaan 2. Pengembang
kawasan TOD lainnya) ….
M. BASUKI HADIMULJONO
- 96 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN 2020
TENTANG PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PKP
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari kegiatan:
a. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) dibuat oleh dinas teknis yang menangani bidang PKP.
b. Pembentukan tim penyusun
Tim penyusun diprakarsai oleh dinas teknis yang menangani
bidang PKP. Dalam pembentukan tim dapat melibatkan ahli
perencana wilayah dan kota. Tim penyusun dapat melibatkan
tenaga ahli atau konsultan.
3. Tahap Identifikasi
Tahap identifikasi adalah proses mengolah data primer dan sekunder
untuk dimanfaatkan dalam penyusunan rencana dengan
mempertimbangkan isu masa mendatang.
a. Identifikasi Kebijakan
1) Kebijakan tata ruang
Tujuan Mengetahui implikasi dari kebijakan tata ruang
nasional, provinsi dan kabupaten terhadap
pembangunan dan pengembangan PKP
Langkah a. Mengidentifikasi arahan tata ruang, seperti
penetapan KSN, penetapan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN), penetapan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dll
b. Mengidentifikasi rencana pembangunan
sektoral, seperti rencana pembangunan jalan
tol, pelabuhan, bendungan, dll
Output a. Arahan alokasi ruang pada PKP Kabupaten
b. Kebijakan pembangunan dan pengembangan
PKP kabupaten sebagai dampak dari arahan
tata ruang nasional, provinsi dan kabupaten.
2) Kebijakan pembangunan
Tujuan Mengetahui implikasi kebijakan pembangunan
Nasional, Provinsi dan Kabupaten terhadap
pembangunan dan pengembangan PKP
Kabupaten.
Langkah a. Mengidentifikasi arahan dan kebijakan
pembangunan dan pengembangan PKP
mengacu pada:
1) RPJMN, contoh Program Sejuta Rumah
(PSR), Program akses sanitasi (air limbah
domestik) layak dan aman (90% rumah
tangga), Akses Air Minum Perpipaan (10
Juta Sambungan Rumah)
2) pemanfaatan hasil rekayasa teknologi,
seperti RISHA, rusun teknologi modular,
dll
3) RPJP Provinsi dan RPJP Kabupaten
4) RPJM Provinsi dan RPJM Kabupaten
b. Mengidentifikasi program PKP yang sedang
berlangsung dari program pemerintah pusat
maupun daerah
Output Kebijakan pembangunan dan pengembangan
PKP Kabupaten sebagai dampak dari kebijakan
pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten
2) Budaya Bermukim
- 102 -
3) Kondisi Kependudukan
Tujuan Mengetahui karakteristik kependudukan
Langkah a. Mengidentifikasi jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin, usia, mata
pencaharian dan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan
b. Mengidentifikasi jumlah KK
c. Mengidentifikasi laju pertumbuhan penduduk
dan jumlah KK
d. Mengidentifikasi sebaran penduduk per
kecamatan
e. Mengidentifikasi data Origin Destination (OD)
dari tempat tinggal ke tempat kerja
Output a. Data struktur penduduk (mata pencaharian,
usia produktif, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, sex ratio);
b. Data segmentasi penghasilan penduduk;
c. Data proyeksi laju pertumbuhan penduduk
d. Data proyeksi jumlah penduduk dan jumlah
KK
e. Data distribusi dan proyeksi kepadatan
penduduk
f. Data proporsi dan proyeksi penduduk
perkotaan dan perdesaan
- 103 -
2) Kondisi Perumahan
a) Sebaran Perumahan
Tujuan Mengidentifikasi sebaran lokasi Perumahan
berdasarkan tipologi Perumahan dan
Permukiman
Langkah a. Mengidentifikasi tipologi Perumahan
berdasarkan jenis (Rumah Umum, Komersial,
Khusus, Swadaya, Susun)
b. Mengidentifikasi tipologi Perumahan bentuk
(tapak, deret, susun)
c. Mengidentifikasi jumlah dan sebaran
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Output a. Daftar dan peta sebaran Perumahan per
kecamatan berdasarkan jenis dan bentuk
Rumah
b. Daftar dan peta sebaran Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH)
Kumuh.
f) Kelembagaan
Tujuan Mendapatkan gambaran dan kondisi
kelembagaan bidang PKP.
Langkah a. Mendata kelembagaan terkait PKP Kabupaten
b. Mendata kondisi kelembagaan terkait PKP
Kabupaten
Output a. Data keberadaan dan kondisi Pokja PKP
b. Data keberadaan dan kondisi Forum PKP
TABEL I.1
MATRIKS PEMBANGUNAN PKP DAN PENYEDIAAN TANAH
TABEL I.2
CONTOH MATRIKS INDIKASI PROGRAM RKP KABUPATEN
Harga Total Tahun Pelaksanaan
Sumber
No. Program/Kegiatan Lokasi Volume Satuan Satuan Harga 2020-2024 2025-2029 2029-2033
Pembiayaan
(Rp) (Rp)
LINGKUNGAN HUNIAN 1
A. Jaringan Jalan
1. Pemeliharaan rutin Seluruh 77.900 meter 1.000.000 77900000 x APBD
terhadap fisik perkerasan jaringan Kabupaten
dan drainase ruas jalan jalan
kabupaten
2. Peningkatan struktural Jl. 2800 meter 1.000.000 2.800.000 x APBD
perkerasan jalan Tegallang- Kabupaten
Kelusa
..... dst
B. SPAM
1. Rencana pengembangan SP 1.2, SP 2 Unit 5.400.000 10.800.000 x APBN Kab,
hidran 1.7 APBN Provinsi
umum (HU)
2. Rencana pengembangan SP 1.5 2 Unit 5.400.00 10.800.000 X APBN Kab,
sambungan rumah (SR) APBN Provinsi
... dst
C. SPAL
D. Jaringan Drainase
E. Persampahan
..dst
- 136 -
TABEL I.3
CONTOH MATRIKS PROGRAM RP3 KABUPATEN
Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi
No. Program Lokasi Besaran Lima tahun ke-I II III IV V Ket
Pendanaan Pelaksana
1 2 3 4 5
A. Pembangunan dan Pengembangan
1. Peningkatan kualitas 1. P.1.2.5 ….. unit APBD Pemerintah
kumuh dalam pola 2. P.2.7.2 Kabupaten
pemugaran melalui 3. dst
perbaikan RTLH
2. …dst
B. Pembangunan Baru
1. Pembangunan rumah 1. P.1.2.2 ….. unit APBD Pemerintah
umum dan komersial 2. P.3.2.2 Kabupaten
baru skala besar 3. dst
mendukung
metropolitan ….
2. ….dst
C. Pembangunan Kembali
D. PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM
…dst
M. BASUKI HADIMULJONO
- 137 -
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN 2020
TENTANG PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari kegiatan:
a. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) dibuat oleh dinas teknis yang menangani bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
b. Pembentukan tim penyusun
Tim penyusun diprakarsai oleh dinas teknis yang menangani
bidang perumahan dan kawasan permukiman. Dalam
pembentukan tim dapat melibatkan ahli perencana wilayah dan
kota. Tim penyusun dapat melibatkan tenaga ahli atau konsultan.
kawasan permukiman;
e) rencana struktur; dan
f) rencana pola ruang.
5) Data dan informasi rencana tata ruang Kota meliputi:
a) arahan kebijakan pemanfaatan ruang perumahan dan
kawasan permukiman;
b) rencana struktur; dan
c) rencana pola ruang.
6) Data dan informasi kebijakan pembangunan dan
pengembangan PKP Kota, termasuk data perizinan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang
telah diterbitkan dan data izin lokasi pemanfaatan tanah.
7) Data dan informasi kependudukan tiap kecamatan, meliputi:
a) jumlah penduduk menurut kelompok umur;
b) kepadatan penduduk;
c) laju pertumbuhan penduduk;
d) migrasi penduduk;
e) penduduk miskin;
f) jumlah penduduk menurut lapangan usaha;
g) jumlah penduduk menurut kelompok sasaran (santri,
nelayan, pekerja dan PNS serta mahasiswa); dan
h) data dan informasi kependudukan lainnya sesuai
kebutuhan.
8) Data dan informasi ekonomi di Kota, meliputi:
a) pertumbuhan ekonomi wilayah;
b) kemampuan keuangan daerah;
c) pendanaan dan pembiayaan PKP;
d) sebaran UMKM;
e) data dan informasi ekonomi lainnya terkait bidang PKP.
9) Data dan informasi terkait PKP, meliputi:
a) daya dukung dan daya tampung kawasan permukiman;
b) jumlah rumah menurut:
(1) penguasaan bangunan, meliputi:
rumah milik sendiri
rumah sewa/kontrak
rumah bebas sewa
(2) kondisi fisik bangunan, meliputi:
non permanen;
semi permanen; dan
permanen.
c) jumlah dan sebaran Backlog rumah setiap kecamatan;
d) jumlah dan sebaran rumah tidak layak huni (RTLH)
merupakan data kondisi rumah yang tidak memenuhi
syarat sebagai tempat tinggal baik dari sisi kesehatan,
keamanan dan konstruksi. Disusun untuk setiap
kecamatan bersumber dari BPS dan/atau sumber lainnya;
e) kepadatan bangunan rumah setiap kecamatan;
f) kondisi dan sebaran perumahan cluster (perumahan selain
- 140 -
dan/atau
(13) peta sebaran perumahan kumuh dan permukiman
kumuh.
3. Tahap Identifikasi
Tahap identifikasi adalah proses mengolah data primer dan sekunder
untuk dimanfaatkan dalam penyusunan rencana dengan
mempertimbangkan isu masa mendatang.
a. Identifikasi Kebijakan
1) Kebijakan tata ruang
Tujuan Mengetahui implikasi dari kebijakan tata ruang
nasional, provinsi dan kota terhadap
pembangunan dan pengembangan PKP
Langkah a. Mengidentifikasi arahan tata ruang, seperti
penetapan KSN, penetapan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN), penetapan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dll
b. Mengidentifikasi rencana pembangunan
sektoral, seperti rencana pembangunan jalan
tol, pelabuhan, bendungan, dll
Output a. Arahan alokasi ruang pada PKP Kota; dan
b. Kebijakan pembangunan dan pengembangan
PKP Kota sebagai dampak dari arahan tata
ruang nasional, provinsi dan kota.
2) Kebijakan pembangunan
Tujuan Mengetahui implikasi kebijakan pembangunan
nasional, provinsi dan kota terhadap
pembangunan dan pengembangan PKP Kota.
Langkah a. Mengidentifikasi arahan dan kebijakan
pembangunan dan pengembangan PKP Kota
mengacu pada:
1) RPJMN, contoh Program Sejuta Rumah
(PSR), Program akses sanitasi (air limbah
domestik) layak dan aman (90% rumah
tangga), Akses Air Minum Perpipaan (10
Juta Sambungan Rumah)
2) Pemanfaatan hasil rekayasa teknologi,
seperti RISHA, Rusun teknologi modular,
dll
3) RPJP Provinsi dan RPJP Kota
4) RPJM Provinsi dan RPJM Kota
- 142 -
2) Budaya Bermukim
Tujuan Mengetahui potensi dan masalah perumahan
dan permukiman di kota berdasarkan budaya
bermukim masyarakat.
Langkah a. Mengidentifikasi pola sebaran perumahan
berdasarkan budaya bermukim masyarakat
b. Mengidentifikasi karakteristik budaya
bermukim, contoh: rumah lanting, rumah
gadang, Suku Bajo, suku anak dalam, dll.
c. Mengidentifikasi pola kepemilikan lahan
untuk rumah dan perumahan, contoh: sistem
Magersari, Yogyakarta merupakan tanah
milik sultan yang dapat digunakan
masyarakat namun tidak dapat dijual, tanah
wakaf, dll.
Output a. Potensi dan masalah perumahan dan
permukiman berdasarkan karakteristik
budaya bermukim
a. Kearifan lokal dalam memenuhi kebutuhan
dan penanganan rumah, perumahan dan
keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum berdasarkan karakteristik budaya
bermukim.
3) Kondisi Kependudukan
Tujuan Mengetahui karakteristik kependudukan
Langkah a. Mengidentifikasi jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin, usia, mata
pencaharian dan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan
b. Mengidentifikasi jumlah KK
c. Mengidentifikasi laju pertumbuhan penduduk
dan jumlah KK
d. Mengidentifikasi sebaran penduduk per
kecamatan
e. Mengidentifikasi data Origin Destination (OD)
dari tempat tinggal ke tempat kerja
Output a. Data struktur penduduk (mata pencaharian,
usia produktif, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, sex ratio)
b. Data segmentasi penghasilan penduduk
- 144 -
2) Kondisi Perumahan
a) Sebaran Perumahan
Tujuan Mengidentifikasi sebaran lokasi perumahan
berdasarkan tipologi perumahan dan
permukiman
Langkah a. Mengidentifikasi tipologi perumahan
berdasarkan jenis (Rumah Umum, Komersial,
Khusus, Swadaya, Susun)
b. Mengidentifikasi tipologi perumahan bentuk
(tapak, deret, susun)
c. Mengidentifikasi jumlah dan sebaran
rumah tidak layak huni (RTLH)
Output a. Daftar dan peta sebaran perumahan per
kecamatan berdasarkan jenis dan bentuk
rumah
b. Daftar dan peta sebaran RTLH
f) Kelembagaan
Tujuan Mendapatkan gambaran dan kondisi
kelembagaan bidang PKP.
Langkah a. Mendata kelembagaan terkait PKP Kota
b. Mendata kondisi kelembagaan terkait PKP
Kota
Output a. Data keberadaan dan kondisi Pokja PKP
b. Data keberadaan dan kondisi Forum PKP.
rumah baru
e. Kemampuan pasokan rumah dan pelaku
pembangunan perumahan sesuai output
analisis potensi pasar
f. Menentukan jenis, bentuk, tipologi dan
jumlah rumah yang akan dibangun di masing-
masing lokasi
Output a. Rencana perumahan baru skala besar
b. Rencana perumahan baru selain skala
besar.
TABEL I.1
MATRIKS PEMBANGUNAN PKP DAN PENYEDIAAN TANAH
TABEL I.2
CONTOH MATRIKS INDIKASI PROGRAM RKP KOTA
Harga Total Tahun Pelaksanaan
Sumber
No. Program/Kegiatan Lokasi Volume Satuan Satuan Harga 2020-2024 2025-2029 2029-2033
Pembiayaan
(Rp) (Rp)
LINGKUNGAN HUNIAN 1
F. Jaringan Jalan
3. Pemeliharaan rutin Seluruh 77.900 meter 1.000.000 77900000 x APBD Kota
terhadap fisik perkerasan jaringan
dan drainase ruas jalan jalan Kota
4. Peningkatan struktural Jl. 2800 meter 1.000.000 2.800.000 x APBD Kota
perkerasan jalan Tegallang-
Kelusa
..... dst
G. SPAM
3. Rencana pengembangan SP 1.2, SP 2 Unit 5.400.000 10.800.000 x APBN Kab,
hidran 1.7 APBN Provinsi
umum (HU)
4. Rencana pengembangan SP 1.5 2 Unit 5.400.00 10.800.000 X APBN Kab,
sambungan rumah (SR) APBN Provinsi
... dst
H. SPAL
I. Jaringan Drainase
J. Persampahan
..dst
- 173 -
TABEL I.3
CONTOH MATRIKS PROGRAM RP3 KOTA
Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi
No. Program Lokasi Besaran Lima tahun ke-I II III IV V Ket
Pendanaan Pelaksana
1 2 3 4 5
A. Pembangunan dan Pengembangan
1. Peningkatan kualitas 1. P.1.2.5 ….. unit APBD Pemerintah
kumuh dalam pola 2. P.2.7.2 Kota
pemugaran melalui 3. dst
perbaikan RTLH
2. …dst
B. Pembangunan Baru
1. Pembangunan rumah 1. P.1.2.2 ….. unit APBD Pemerintah
umum dan komersial 2. P.3.2.2 Kota
baru skala besar 3. dst
mendukung
metropolitan ….
2. ….dst
C. Pembangunan Kembali
D. PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM
…dst
M. BASUKI HADIMULJONO