Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


PADA AN. S DENGAN SINDROME NEFROTIK

DISUSUN OLEH:
AYUN VITIKA DEWI
071191042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
ASUHAN KEPERAWATAN AN. T DENGAN SINDROME NEFROTIK

Nama Mahasiswa : AYUN VITIKA DEWI


NIM 071191020
Tempat Praktik : ONLINE
Tanggal : 10- 16 Agustus 2020

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 11 Agustus 2020
I. Identitas
a) Identitas Klien
Nama : An. T
TTL : Surakarta, 20 Juni 2016 (4 th 2 bln 6 hr)
Jenis Kelamin : laki- laki
Pendidikan :-
Agama : Islam
Suku : Jawa
TB/BB : 95 Cm/ 12 Kg
Gol. Darah :-
Alamat : Jl. Sumbawa raya nom 50 Surakarta
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur :-
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hub. Dengan klien : Ayah
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Sumbawa raya nom 50 Surakarta
Tanggal masuk : 11 Agustus 2020
c) Diagnose medis : Sindrome Nefrotik
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengalami bengkak pada seluruh tubuh
2. Riwayat kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit dengan kondisi saat pengkajian:
Pasien datang dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh sejak kurang lebih 2
minggu sebelum masuk rumah sakit, bengkak terlihat pada awalnya di daerah
wajah terutama di daerah kelopak mata, terlihat jelas pada pagi hari saat
bangun tidur dan bengkak berkurang setelah siang atau sore hari. Bengkak
kemudian menjalar ke wajah, kaki, perut dan akhirnya seluruh tubuh. Pasien
juga mengeluh buang air kecil (BAK) yang menjadi jarang sejak 1 minggu
SMRS, biasanya sehari minimal 5 kali, namun sekarang menjadi 1 kali dengan
kuantitas yang sedikit atau tidak miksi sama sekali dan berwarna kecoklatan.
Riwayat demam, muntah, tidak nafsu makan. Orang tua anak mengatakan
kondisi tersebut tiba-tiba terjadi setelah anak pulang sekolah dan mengeluhkan
lemas. 3 hari di rumah tidak ada perubahan kemudian dibawa ke rumah sakit.
b. Factor pencetus :
Bengkak yang menjalar ke wajah, kaki, perut dan akhirnya seluruh tubuh.
Timbulnya keluhan ( √ ) Bertahap ( ) Mendadak
c. Factor yang memperberat :
pasien mengalami demam, muntah dan disertai tidak nafsu makan
d. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilannya :
Orangtua pasien langsung membawa An. T ke rumah sakit.
3. Riwayat kesehatan masalalu
 Anak 4 tahun 52 hari
a. Penyakit pernah dialami : -
b. Kecelakaan :-
c. Pernah di rawat ( ) Ya (√ ) Tidak, penyakit : -
d. Pernah operasi ( ) Ya (√)Tidak, jenis : - waktu : -
e. Alergi : makanan tidak ada, Obat-obata tidak ada alergi.
f. Factor lingkungan : keluarga klien mengatakan tidak ada alergi yang
disebabkan oleh faktor lingkungan
4. Riwayat kesehatan keluarga
 Kebiasaan hidup tidak sehat : Keluarga mengatakan tidak memiliki
kebiasaan hidup tidak sehat
 Penyakit menular : keluarga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
menular
 Penyakit menurun : keluarga mengatakan ada riwayat penyakit menurun
asma dari nenek (ibu Ny. K) yaitu asma.
5. Genogram

KETERANGAN :
: laki- laki

: perempuan

: pasien

: meninggal dunia

: garis keturunan
: tinggal dalam 1 rumah
6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Untuk tumbuh kembang An. T untuk saat ini BB 14 Kg dan TB 95 cm.
7. Reaksi hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang rumah sakit dan rawat inap
- Ibu membawa anaknya ke RS karena :
Orangtua klien membawa An. T ke RS karena klien mengalami bengkak
pada seluruh tubuh
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak :
Dokter menceritakan bahwa bengkak pada tubuh An. T karena adanya
gangguan pada ginjalnya (sindrome nefrotik)
- Perasaan orangtua saat ini :
Orangtua An. T mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya saat ini.
- Orangtua selalu berkunjung ke RS : Orangtua An. T mengatakan selalu
menunggu anaknya saat dirawat dirumah sakit.
- Yang akan tinggal dengan anak :
Orangtua klien mengatakan An. T tinggal bersama orangtuanya.
b. Pemahaman anak tentang rumah sakit dan rawat inap
- Respon anak terhadap petugas kesehatan :
Pasien mengetahui apabila dirinya sakit atau ada keluhan akan dibawa ke
RS dan menjalani rawat inap. Pasien masih merasa takut dengan petugas
kesehatan ketika akan diberikan tindakan.
III. Pengkajian pola fungsional (menurut gordon)
1. Pola manajemen dan persepsi terhadap kesehatan
-
Sebelum sakit : Orangtua klien mengatakan selalu menjaga kesehatan
keluarga.
- Selama sakit : Orangtua klien lebih focus dengan keadaan klien karena
sedang sakit.
2. Pola nutrisi metabolic
- Sebelum sakit:
Orangtua klien mengatakan sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan
lauk dan sayur dalam 1 porsi.
- Selama sakit :
Orangtua klien mengatakan selama sakit klien tidak nafsu makan dan
muntah
Antropometri : BB 14 kg, TB 95 cm, IMT : 15, 51
3. Pola eliminasi
- Sebelum sakit :
Orangtua klien mengatakan BAK 5x/ hari dan BAB 1x/ hari
- Selama sakit :
Orangtua klien mengatakan BAK 1x/ hari dan BAB normal
4. Pola istirahat – tidur
- Sebelum sakit :
Orangtua klien mengatakan sebelum sakit klien tidur 8-9 jam saat malam
hari dan pada saat siang hari klien tidur selama 2 jam
- Selama sakit :
Selama sakit klien tidur hanya 5-6 jam saat malam hari dan sering
terbangun, untuk siang hari pasien hanya tidur sebentar-sebentar.
5. Pola aktifitas latihan
- Sebelum sakit :
Orangtua klien mengatakan sebelum sakit klien aktif bermain dengan
teman sebayanya.
- Selama sakit :
Orangtua klien mengatakan selama sakit klien tampak lemas dan tidak
beraktivitas seperti biasanya.
6. Pola persepsi – kognitif
- Sebelum sakit :
Orangtua klien mengatakan sebelum sakit klien berkomunikasi dengan baik
dan mengerti apa yang di bicarakan dan mampu berorientasi dengan baik
dengan orang-orang sekitar.
- Selama sakit :
Orangtua klien mengatakan selama sakit klien hanya berkomunikasi
secukupnya, dan masih mampu mengerti apa yang sedang dibicarakan.
7. Pola persepsi – konsep diri
Citra tubuh : Klien tampak sedih karena tubuhnya bengkak semua
Identitas diri :-
Peran : Klien berperan sebagai anak dikeluarganya.
Ideal diri :-
Harga diri :-
8. Pola koping – toleransi stress :
Orangtua klien mengatakan supaya klien tidak bosan orangtua mengajak klien
menonton TV dan bermain gadget dengan waktu yang di batasi.
9. Pola seksual dan reproduksi Sebelum sakit : Tidak terkaji, Selama sakit : Tidak
terkaji
10. Pola peran dan berhubungan :
Klien berperan sebagai anak didalam keluarganya dan mampu berhubungan baik
dengan teman sebayanya dan orang-orang yang ada disekitar klien.
11. Pola nilai dan kepercayaan :
Orangtua klien mengatakan selalu mengajarkan anak untuk tidak pernah lupa
berdoa untuk meminta kesembuhan.
IV. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS : 15 E : 4 M : 6 V : 5
b. Pemeriksaan vital sign
 Nadi :70x/ menit
 Pernapasan : 30x/ menit

 Suhu : 39 oC

 Tekanan darah : 110/ 70 mmHg


c. Pengkajian kepala
1. Kepala

Anak
 Bentuk , kebersihan : Mesochepal, tampak bersih
 Benjolan : Tidak ada benjolan pada kepala
 Distribusi rambut , warna : Distribusi rambut merata, untuk warna
rambut hitam
2. Wajah
 Kesimetrisan wajah : Wajah tampak simetris, tampak bengkak
 Bentuk wajah khas : Tidak terdapat bentuk wajah yang khas
3. Mata
 Bentuk : Bentuk normal
 Kesimetrisan : mata tampak simetris
 Strasbismus ada atau tidak : Tidak ada
 Sklera : Tidak ikterik
 Konjungtiva : Anemis
 Pupil : Isokor
 Kebersihan : Tampak bersih
4. Hidung
 Bentuk : Bentuk hidung normal
 Kesimetrisan : Hidung tampak simetris
 Secret : Tidak ada secret
 Kebersihan : Hidung tampak bersih
 Nafas Cuping hidung : Tidak ada nafas cuping hidung
 Penggunaan alat bantu nafas : Tidak ada alat bantu pernafasan
5. Mulut
 Bentuk : Bentuk mulut normal simetris
 Ada bibir sumbing ada/ tidak : Tidak ada bibir sumbing
 Stomatitis ada / tidak : Ada stomatitis pada lidah klien
 Halitosis ada / tidak : Ada halitosis pada klien
 Mukosa bibir lembab / tidak : Tampak kering
 Kebersihan mulut : Tampak bersih
 Kebersihan lidah : Tampak bersih
 Keutuhan palatum : Palatum tampak utuh
 Jika sudah tumbuh gigi
- Caries gigi ada / tidak : Tidak terkaji
- Jumlah gigi : Tidak terkaji
- Warna gigi : Gigi tampak putih
6. Telinga
 Bentuk : Bentuk telinga normal
 Kesimetrisan telinga : Telinga tampak simetris antara kanan dan kiri
 Kebersihan telinga : Telinga tampak bersih
 Fungsi pendengaran : Fungsi pendengaran cukup baik
7. Leher
 Bentuk : Bentuk leher normal
 Pergerakan leher : Pergerakan normal
 Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran
 Nadi carotis teraba / tidak : Nadi carotis teraba
 Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid
8. Pengkajian dada
a. Inspeksi kesimetrisan putting susu : Tampak simetris tidak ada
pembengkakan.
b. Paru paru
 Inspeksi retraksi dada ada / tidak : Tidak ada
 Palpasi pengembangan paru : Simetris
 Nyeri tekan ada atau tidak : tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler
 Ada suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
c. Jantung
 Inspeksi ictus cordis terlihat / tidak : Terlihat
 Palpasi ictus cordis teraba / tidak : Teraba
- Batas jantung : Normal tidak ada pembesaran pada jantung
 Perkusi : Pekak
 Auskultasi normal / tidak : Normal S1 S2 Lup Dub
- Ada suara nafas tambahan atau tidak : Tidak ada bunyi
jantung ke 3
d. Pengkajian abdomen
 Inspeksi bentuk abdomen : Dalam batas normal
 Auskultasi bising usus : Bising usus 18x/ menit
 Palpasi pembesaran hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Adakah pembesaran Lien : Tidak ada pembesaran lien
- Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
 Perkusi normal / tidak : Normal
e. Pengkajian genetalia dan rectum
1. Pada laki laki
Kebersihan area genetalia : baik
Ruam popok ada / tidak : Tidak
Hipospadia ada / tidak : Tidak
Kelainan penis ada / tidak : Tidak
Testis sudah turun / belum : Tidak terkaji
Skrotum : mengalami pembengkakan
f. Rectal
 Atresia ani / tidak : Tidak ada atresia ani
 Meconium sudah keluar / belum :-
 Kebersihan area anal : baik
 Adakah ruam popok : Tidak ada
g. Pengkajian Ekstremitas
 Pergerakan ekstremitas atas bawah : Dalam batas normal
 Kekuatan otot : A: 5-5 B: 5-5
 Adakah kelainan bentuk tulang ekstremitas : Tidak ada
 Crt : < 2 detik
 Turgor kulit : Tampak sedikit kering
 Akral : Hangat
h. Pengkajian persyarafan
a) Pada anak
 Ada riwayat kejang atau tidak : Tidak ada
 Fungsi syaraf sensori : normal
 Respon terhadap nyeri : Tidak mengalami nyeri
 Sentuhan ringan : Tidak mengalami nyeri saat
 Respon terhadap suhu : Tidak mengalami nyeri
 Posisi : Tidak mengalami nyeri
 Respon terhadap vibrasi : Tidak mengalami nyeri
 Stereognosis : Tidak mengalami nyeri
b) Fungsi motorik Inspeksi
 Sikap , bentuk, ukuran tubuh, gerakan abnormal : Dalam
batas normal dan tidak ada gangguan
 Kemampuan berjalan : Dalam batas normal
 Kemampuan berkoordinasi : Dalam batas normal
 Tremor : Tidak ada tremor
 Kemampuan pergerakan sendi : Dalam batas normal
 Tonus otot : Dalam batas normal
 Kekuatan otot : A: 5-5 B: 5-5
 Kemampuan mobilisasi : Klien mampu berpindah
 Deformitas : Tidak ada deformitas
 Sendi bengkak : Tidak ada
 Penggunaan alat bantun jalan : Tidak ada
 Piting edema : ekstremitas superior
dan inferior
c) Pemeriksaan reflek
 Reflek tendon
- Bisep : Dalam batas normal
- Trisep : Dalam batas normal
- Patella : Dalam batas normal
- Archiles : Dalam batas normal
 Reflek patologis : Dalam batas normal
V. Data Laboratorium
Hasil laboratorium
total protein 3,8 g/ dl, albumin 1,2 g/ dl, globulin 2,7 g/ dl, ureum 14 mg/ dl,
kreatinin 0,2 mg/ dl, kolesterol total 659 mg/ dl

Terapi : prednison 2-2-½, furosemid 10 mg/12 jam; diet rendah garam 1-2
g/hari; intake cairan dibatasi; memantau tanda vital dan diuresis.
B. ANALISA DATA

No. Hari/ Tanggal Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah keperawatan


Selasa, 11 AgustusDS
2020 : keluarga mengatakan pasien Gangguan nefron ginjal Kelebihan volume cairan tubuh
mengalami bengkak
DO : Ginjal tidak dapat membentuk urine
- Keadaan umum lemah
Cairan disimpan pada jaringan intersisial
- Kesadaran composmentis
- Pasien tampak edema anasarka Edema
- Pitting edema pada ekstremitas
superior dan inferior Kelebihan cairan dalam tubuh

- Berat badan 12 kg menjadi 14 kg


- Ureum 14 mg/ dl
- Kreatinin 0,2 mg/ dl
- Albumin 1,2 gr/ dl
- Mendapatkan terapi furosemide

Yg perlu dikaji :
1. Balance cairan

Selasa, 11 Agustus Ds
2020: keluarga mengatakan suhu pasien Cedera jaringan Ketidakefektifan Termoregulasi
naik turun

- Suhu 390C Inflamasi


- Akral teraba hangat
Pelepasan pirogen endogen (sitokin)

Sinyal mencapai sistem saraf pusat

Pembentukan protaglandin otak

Merangsang hipotalamus

Merangsang saraf kontrol sistem


termoregulasi
3. Selasa, 11 DS: keluarga mengatakan pasien Edema Risiko kerusakan integritas
Agustus 2020 bengkak pada seluruh tubuh jaringan
DO: Kulit tampak tipis
- Pitting edema
Tertekan, goresan
- Edema anasarka
- Kulit tampak tipis Risiko luka

Risiko kerusakan integritas

4. Selasa, 11 DS : Pasien mengeluhkan lemas Sindrome nefrotik Intoleransi aktivitas


Agustus 2020 DO :
-Keadaan umum lemah Sistem perkemihan terganggu
- Nadi 70x/ menit
- RR 30x/ menit Suplai O2 nutrisi ke jaringan
- TD 110/ 70 mmHg menurun
- Tidak nafsu makan
Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan tubuh
2. Termoregulasi
3. Kerusakan integritas jaringan
4. Intoleransi aktivitas
C. Rencana Keperawatan

No. Hari/ Tujuan Rencana Tindakan TTD


DP Tanggal
1. Selasa, 11 Agustus  Pengendalian cairan tubuh yang Manajemen Cairan
2020 berlebih terkontrol  Monitor TTV & hemodinamik tiap
 Keseimbangan cairan adekuat  jam
 Keseimbangan elektrolit dan asam  Monitor intake & output yang akurat
basa adekuat dalam 24 jam
 Fungsi ginjai efektif  Observasi adanya odem, efusi pleura,
asites, peningkatan BB, sesak nafas,
Setelah dilakukan asuhan dispnoe, orthopnoe
keperawatan ......x 24 jam.  Pantau hasil lab yang yang relevan
terhadap retensi cairan : perubahan
 Tidak ada odema , peningkatan BB elektrolit, peningkatan BJ urine,
,efusi pleura , dan asites. peningkatan BUN, penurunan Hct
 Intake dan out put seimbang  Ajarkan pada klien dan keluarga
 Sesak nafas, dispnea, orthopnea tentang pembatasan intake cairan
teratasi/berkurang  Kolaborasi untuk konseling nutrisi.
 Terbebas dari distensi vena jugularis.  Kolaborasi pemberian 02, cairan,
 Output jantung dan vital sign dalam terapi diuretik, EKG, pemeriksaan
batas normal. Lab. yang spesifik, dan tindakan
 Terbebas dari kelelahan kecemasan, HD/Peritonial dialisis sesuai indikasi.
kebingungan.
 Hasil pemeriksaan Lab.kearah Monitoring Cairan
perbaikan  Kaji edema ekstremitas , gangguan
sirkulasi, dan integritas kulit
 Monitor kenaikan BB, lingkar perut
 Monitor indikasi kelebihan / retensi
cairan: ronchi, peningkatan CVP,
oedem, distensi JVP, dan asites.
 Monitor TD orthostatik, dan
 perubahan irama jantung.
 Kolaborasi untuk pemasangan DC
 Ajarkan klien dan keluarga untuk
memperhatikan penyebab, cara
mengatasi edema , pembatasan diit
dosis dan efek samping pemberian
obat.
2. Selasa, 11 Agustus  Thermoregulasi efektif Pemantauan tanda vital
2020  Tanda-tanda vital stabil  Monitor tanda-tanda vital tiap 2 jam
 Identifikasi abnormalitas fungsi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan thermoregulasi : peningkatan suhu
selama ….x24 jam : tubuh
Thermogulasi
 Suhu tubuh dalam rentang normal : 36,5  Kolaborasi dengan medis untuk
– 37,2..................oC pemberian terapi sesuai indikasi
 Nadi dan pernafasan dalam rentang Perawtan bayi baru lahir
yang diharapkan  Monitor perubahan suhu, warna kulit,
 Tidak ada perubahan warna kulit distress pernafasan pada BBL
 Klien mampu menjelaskan tindakan Penatalaksanaan Deman
untuk mencegah/ mengurangi  Monitor suhu tubuh, warna kulit
peningkatan suhu tubuh  Anjurkan klien & keluarga untuk
 Bayi tidak mengalami distress memenuhi asupan cairan oral yang
pernafasan, gelisah atau letargi adekuat seuai dengan usia dan
 Tidak terjadi kejang indikasi
 Anjurkan klien & keluarga untuk
melepaskan pakaian yang berlebihan
 Lakukan tindakan tapid water sponge
dengan air hangat
 Ajarkan klien & keluarga mengenali
secara dini peningkatan suhu tubuh
dan melakukan upaya mengatasinya
 Anjurkan klien istirahat untuk
mengatasi keletihan akibat suhu tubuh
yang meningkat
 Monitor balance cairan
 Kaji adanya tanda-tanda infeksi,
dehidrasi dan tanda-tanda adanya
komplikasi akibat peningkatan suhu
tubuh (kejang demam)
 Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian terapi, cairan parenteral,
O2 dan pemeriksaan laborat sesuai
kondisi klien
3. Selasa, 11 Agustus Perawatan klien dengan tirah baring
2020 total :
 Konsekuensi immobilitas fisiologis
 Pasang kasur dekubitus bila
 Integritas jaringan: kulit dan membrane diperlukan
mukosa
 Hindari kerutan / lipatan alat tenon
 Penyembuhan luka:primer
 Mobilisasi / ubah posisi tidur klien
Setelah dilakukan asuhan tiap 2 jam sesuai jadwal
keperawatan selama ….x 24
jam Pencegahan luka karena tekanan
 Pertahanan perfusi jaringandan mukosa  Kaji faktor resiko kerusakan integritas
baik (sensasi, elastisitas, temperature, kulit
hidrasi)  Jaga kebersihan kulit klien agar tetap
 Tidak ada lesi, iritasi kulit / dekubitus bersih dan kering
 Klien mampu melindtmgi kulit dan  Berikan / oleskan lotion pada daerah
mempertahankan kelembaban kulit yang tertekan
 Proses penyembuhan luka baik  Lakukan massage sesuai indikasi
 Perawatan Klien dengan tirah baring  Berikan cairan dan nutrisi yang
total. adekuat sesuai kondisi
 Pengawasan kulit
 Monitor aktivitas, mobilisasi klien dan
adanya kemerahan pada kulit
 libatkan keluarga dalanm mobilisasi
klien dan personal higiene
 Ajarkan perubahan posisi kpd klien &
keluarga
 Kolaborasi dengan Tim Medis dan
ahli gizi
4. Selasa, 11 Agustus  Toleransi daya tahan Adekuat Managemen Energi
2020  Penghematan energi efektif  Tentukan penyebab keletihan: :nyeri,
 Perawatan diri optimal aktifitas, perawatan , pengobatan
 Kaji respon emosi, sosial dan spiritual
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan terhadap aktifitas.
selama ….x 24jam  Evaluasi motivasi dan keinginan klien
 Klien mampu mengidentifikasi aktifitas untuk meningkatkan aktifitas.
dan situasi yang menimbulkan  Monitor respon kardiorespirasi
kecemasan yang berkonstribusi pada terhadap aktifitas takikardi, disritmia,
intoleransi aktifitas. dispnea, diaforesis, pucat.
 Klien mampu berpartisipasi dalam  Monitor asupan nutrisi untuk
aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan memastikan ke adekuatan sumber
TD, N, RR dan perubahan ECG energi.
 Klien mengungkapkan secara verbal,  Monitor respon terhadap pemberian
pemahaman tentang kebutuhan oksigen, oksigen : nadi, irarna jantung,
pengobatan dan atau alat yang dapat frekuensi Respirasi terhadap aktifitas
meningkatkan toleransi terhadap perawatan diri.
aktifitas.  Letakkan benda-benda yang sering
 Klien mampu berpartisipasi dalam digunakaa pada tempat yang mudah
perawatan did tanpa bantuan atau dijangkau
dengan bantuan minimal tanpa  Kelola energi pada klien dengan
menunjukkan kelelahan pemenuhan kebutuhan makanan,
cairan, kenyamanan / digendong
untuk mencegah tangisan yang
menurunkan energi.
 Kaji pola istirahat klien dan adanya
faktor menyebabkan kelelahan.

Terapi Aktivitas
 Bantu klien melakukan ambulasi yang
dapat ditoleransi.
 Rencanakan jadwal antara aktifitas
dan istirahat.
 Bantu dengan aktifitas fisik teratur :
misal: ambulasi, berubah posisi,
perawatan personalsesuai kebutuhan.
 Minimalkan anxietas dan stress. dan
berikali istirahat yang adekuat
 Kolaborasi dengan medis untuk
pemberian terapi, sesuai indikasi
D. Catatan Keperawatan

NO. Hari/ Tgl/ Jam Tindakan Respon & Hasil TTD


DP
1 Selasa, 11  Membatasi intake cairan DS : keluarga mengatakan pasien bengkak
Agustus 2020  Memberikan cairan infus yang sesuai pada seluruh tubuh
dengan kebutuhan DO :
 Mengobservasi intake dan output cairan - Edema anasarka
(balance cairan) - Pitting edema pada ekstremitas superior
dan inferior
 Kolaborasi pemberian diuretik
- Ureum 14 mg/dl
(furosemide 10 mg/ 12 jam)
- Keratinin 0,2 mg/dl
- Albumin albumin 1,2 g/dl

2  Observasi suhu tubuh pasien DS : keluarga mengatakan suhu pasien tidak


 Memberikan kompres hangat jika suhu stabil (naik- turun)
tubuh naik DO :
 Menganjurkan pasien untuk memakai - Suhu 390C
pakaian longgar dan tipis - Akral teraba hangat
 Kolaborasi pemberian paracetamol
3  Mengkaji pitting edema DS : keluarga mengatakan pasien bengkak
 Mengkaji adanya tekanan seluruh tubuh
 Melakukan alih baring untuk DO :
mengurangi tekanan pada bagian tubuh - Pitting edema ekstremitas superior dan
yang edema inferior
 Mengkaji status kulit pasien - Kulit tampak tipis
 Observasi adanya kemerahan - Edema anasarka
4  Mengkaji tanda- tanda vital pasien DS : keluarga mengatakan pasien lemas
 Observasi keadaan umum DO :
- Keadaan umum lemah
- Nadi 70x/ menit
- RR 30x/ menit
- Tidak nafsu makan
1 Rabu, 12  Membatasi intake cairan DS : keluarga mengatakan pasien bengkak
Agustus 2020  Memberikan cairan infus yang sesuai pada seluruh tubuh
dengan kebutuhan DO :
 Mengobservasi intake dan output cairan - Edema anasarka
(balance cairan) - Pitting edema pada ekstremitas superior
dan inferior
 Kolaborasi pemberian diuretik
(furosemide 10 mg/ 12 jam)
2  Observasi suhu tubuh pasien DS : keluarga mengatakan suhu pasien sudah
 Menganjurkan pasien untuk memakai turun
pakaian longgar dan tipis DO :
 Kolaborasi pemberian paracetamol - Suhu 370C
- Akral teraba hangat
3  Mengkaji pitting edema DS : keluarga mengatakan pasien masih
 Mengkaji adanya tekanan bengkak seluruh tubuh
 Melakukan alih baring untuk DO :
mengurangi tekanan pada bagian tubuh - Pitting edema ekstremitas superior dan
yang edema inferior
 Mengkaji status kulit pasien - Edema anasarka
 Observasi adanya kemerahan
4  Mengkaji tanda- tanda vital pasien DS : keluarga mengatakan pasien masih lemas
 Observasi keadaan umum DO :
- Keadaan umum lemah
- Nadi 78x/ menit
- RR 28x/ menit
1 Kamis, 13  Membatasi intake cairan DS : keluarga mengatakan pasien bengkak
Agustus 2020  Memberikan cairan infus yang sesuai pada seluruh tubuh
dengan kebutuhan DO :
 Mengobservasi intake dan output cairan - Edema anasarka
(balance cairan) - Pitting edema pada ekstremitas superior
dan inferior
 Kolaborasi pemberian diuretik
(furosemide 10 mg/ 12 jam)
2  Observasi suhu tubuh pasien DS : keluarga mengatakan suhu pasien sudah
 Menganjurkan pasien untuk memakai turun
pakaian longgar dan tipis DO :
- Suhu 370C
- Akral teraba hangat
3  Mengkaji pitting edema DS : keluarga mengatakan pasien masih
 Mengkaji adanya tekanan bengkak seluruh tubuh
 Melakukan alih baring untuk DO :
mengurangi tekanan pada bagian tubuh - Pitting edema ekstremitas superior dan
yang edema inferior
 Mengkaji status kulit pasien - Edema anasarka
 Observasi adanya kemerahan
4  Mengkaji tanda- tanda vital pasien DS : keluarga mengatakan pasien masih lemas
 Observasi keadaan umum DO :
- Keadaan umum lemah
- Nadi 75x/ menit
- RR 28x/ menit
E. Catatan Perkembangan

No. Hari/ Tanggal/ Jam Perkembangan Pasien TTD


DX
Selasa, 11 Agustus S : keluarga mengatakan pasien bengkak pada seluruh tubuh
1
2020 O:
a. Edema anasarka
b. Pitting edema pada ekstremitas superior dan inferior
c. Ureum 14 mg/dl
d. Keratinin 0,2 mg/dl
e. Albumin albumin 1,2 g/dl
A: Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Batasi intake cairan
2. Berikan cairan infus yang sesuai dengan kebutuhan
3. Observasi intake dan output cairan (balance cairan)
4. Kolaborasi pemberian diuretik (furosemide 10 mg/ 12 jam)
S : keluarga mengatakan suhu pasien tidak stabil (naik- turun)
2
O:
- Suhu 390C
- Akral teraba hangat
A : masalah termoregulasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh pasien
2. Memberikan kompres hangat jika suhu tubuh naik
3. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian longgar dan tipis
4. Kolaborasi pemberian paracetamol
S : keluarga mengatakan pasien mengalami bengkak seluruh tubuh
3
O:
- Pitting edema ekstremitas superior dan inferior
- Kulit tampak tipis
- Edema anasarka
A : masalah risiko kerusakan integritas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji pitting edema
2. Mengkaji adanya tekanan
3. Melakukan alih baring untuk mengurangi tekanan pada bagian tubuh yang
edema
4. Mengkaji status kulit pasien
5. Observasi adanya kemerahan
S : keluarga mengatakan pasien lemas
4
O:
- Keadaan umum lemah
- Nadi 70x/ menit
- RR 30x/ menit
A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji tanda- tanda vital pasien
2. Observasi keadaan umum

Rabu, 12 Agustus S : keluarga mengatakan pasien masih bengkak pada seluruh tubuh
1
2020 O:
- Edema anasarka
- Pitting edema pada ekstremitas superior dan inferior
- Ureum 14 mg/dl
- Keratinin 0,2 mg/dl
- Albumin albumin 1,2 g/dl
A: Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Batasi intake cairan
2. Berikan cairan infus yang sesuai dengan kebutuhan
3. Observasi intake dan output cairan (balance cairan)
4. Kolaborasi pemberian diuretik (furosemide 10 mg/ 12 jam)
S : keluarga mengatakan suhu pasien tidak stabil (naik- turun)
2
O:
- Suhu 38,2 0C
- Akral teraba hangat
A : masalah termoregulasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh pasien
2. Memberikan kompres hangat jika suhu tubuh naik
3. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian longgar dan tipis
4. Kolaborasi pemberian paracetamol
S : keluarga mengatakan pasien mengalami bengkak seluruh tubuh
3
O:
- Pitting edema ekstremitas superior dan inferior
- Kulit tampak tipis
- Edema anasarka
A : masalah risiko kerusakan integritas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji pitting edema
2. Mengkaji adanya tekanan
3. Melakukan alih baring untuk mengurangi tekanan pada bagian tubuh yang
edema
4. Mengkaji status kulit pasien
5. Observasi adanya kemerahan
S : keluarga mengatakan pasien masih lemas
4
O:
- Keadaan umum lemah
- Nadi 70x/ menit
- RR 30x/ menit
A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji tanda- tanda vital pasien
2. Observasi keadaan umum
Kamis, 13 Agustus S : keluarga mengatakan pasien masih bengkak pada seluruh tubuh
1
2020 O:
- Edema anasarka
- Pitting edema pada ekstremitas superior dan inferior
- Ureum 14 mg/dl
- Keratinin 0,2 mg/dl
- Albumin albumin 1,2 g/dl
A: Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Batasi intake cairan
2. Berikan cairan infus yang sesuai dengan kebutuhan
3. Observasi intake dan output cairan (balance cairan)
4. Kolaborasi pemberian diuretik (furosemide 10 mg/ 12 jam)
S : keluarga mengatakan suhu pasien sudah menurun
2
O:
- Suhu 37 0C
- Akral teraba hangat
A : masalah termoregulasi teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh pasien
2. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian longgar dan tipis
3. Kolaborasi pemberian paracetamol jika suhu kembali naik
S : keluarga mengatakan pasien mengalami bengkak seluruh tubuh
3
O:
- Pitting edema ekstremitas superior dan inferior
- Kulit tampak tipis
- Edema anasarka
A : masalah risiko kerusakan integritas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji pitting edema
2. Mengkaji adanya tekanan pada tubuh bagian bawah
3. Melakukan alih baring untuk mengurangi tekanan pada bagian tubuh yang
edema
4. Mengkaji status kulit pasien
5. Observasi adanya kemerahan
S : keluarga mengatakan pasien lemas
4
O:
- Keadaan umum lemah
- Nadi 70x/ menit
- RR 30x/ menit
A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengkaji tanda- tanda vital pasien
2. Observasi keadaan umum

Mengapa pada kasus sindrome nefrotik terjadi hiperkolesterolemia ?


Pada saat tubuh mengalami hipoalbumin maka protein didalam tubuh menurun, kemudian merangsang organ hati untuk memproduksi
protein dalam jumlah besar, ketika hati memproduksi protein juga memproduksi kolesterol. Sehingga jumlah kolesterol didalam tubuh
pada pasien sindrome nefrotik menjadi tinggi (hiperkolesterolemia)

Anda mungkin juga menyukai