Anda di halaman 1dari 12

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

MATAKULIAH TEORI EKONOMI MAKRO


DOSEN PENGAMPU ; Dr. Purwaningrum Puji Lestari., S.Pd.,M.Pd

1. Suatu perekonomian disuatu Negara digunakan aliran melingkar diagram (circular flow
diagram) untuk menjelaskan interaksi antara keempat sektor tsb. Jelaskan beserta gambarnya!

2. Apa saja dan jelaskan indikator dalam makro ekonomi !

3. Jelaskan bagaimana menghitung Pendapatan Nasional menggunakan beberapa pendekatan (3


Pendekatan) dengan menyertakan rumus dan fungsi masing-masing pendekatan!

4. Model permintaan aggregat atau aggregate demand (AD) dapat dibagi ke dalam dua bagian :
model IS dari “pasar barang” dan model LM dari “pasar uang. Jelaskan hal tersebut disertai
dengan kurva masing-masing model tersebut!

5. Gambar kurva berikut ini merupakan model IS LM dalam permintaan agregat, jelaskan!

6. Sektor industri harus kuat untuk meningkatkan daya tahan agar terhindar dari krisis,
jelaskan analisa kalian kenapa harus di perkuat dan dalam bidang apa yang harus di perkuat
?

7. Berikan penjelasan dan analisa kalian, kenapa jumlah penduduk bisa


mempengaruhi permintaan tenaga kerja ?

8. Apa kebijakan pemerintah waktu mengatasi masalah dibidang ekonomi saat pandemic covid
19 berlangsung saat ini dan jelaskan program pemerintah yang mana yang dijadikan alat
kebijakan untuk mengatasi hal itu?

9. Di Indonesia banyak sekali masalah – masalah perekonomian yang sulit dipecahkan salah
satunya adalah masalah naiknya harga barang setiap perayaan hari besar keagamaan .
Khususnya untuk 9 barang pokok, ini berdampak besar bagi ibu rumah tangga , menurut
anda bagaimana solusi (terkait adanya pembebanan pajak atas barang-barang pokok yang
premium?

10. Ada salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional yaitu permintaan
dan penawaran agregat. Jelaskan dari pengertian tersebut dan apakah turunnya permintaan
dan penawaran agregat akan menyebabkan pengangguran di sebuah Negara akan semakin
besar?

SELAMAT MENGERJAKAN….Sukses Selalu anak-anakku


Jawaban UAS

1.

Sektor RTK/konsumen akan membeli barang/jasa dari sektor RTP/produsen. Pada sisi lainnya, RTP
akan menerima uang dari RTK. Ini artinya, RTK akan berperan sebagai pembeli barang/jasa dan RTK
penjual. Pada arus ini, RTP menetapkan harga produknya berdasarkan biaya dari tenaga kerja serta
kemampuan yang dimilikinya. Sementara harga yang muncul di pasar barang ditentukan oleh
pertemuan antara permintaan RTK dan penawaran RTP. Transaksi barang dan jasa terjadi di pasar
barang (product market). Dalam usaha mendapatkan barang dan jasa, RTK akan membutuhkan yang
namanya pemasukan. Pendapatan ini bisa diperoleh dari penjualan faktor produksi yang dimiliki.
Sektor RTK menawarkan faktor produksi kepada sektor RTP. Sebagai gantinya, RTP akan
memberikan uang. RTK memiliki peran sebagai pembeli faktor produksi dan RTP penjual. Harga
yang muncul akan ditentukan oleh pertemuan antara penawaran RTK dan permintaan RTP.
Transaksinya dilakukan di pasar barang produksi. RTG/pemerintah mendapatkan penghasilan dari
pajak dan menggunakannya untuk membeli barang dan jasa dari pasar faktor produksi, pasar barang,
dan RTP. Barang dan jasa ini, nantinya akan dipakai sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat.

2. a. Produk Domestik Bruto (PDB)


Dianggap sebagai indikator utama kinerja ekonomi makro. PDB nominal menunjukkan
sejumlah hal yang dialami sebuah negara. Meski begitu, PDB bukan ukuran ekonomi yang
sempurna. Pada PDB, misalnya, tidak mencakup transaksi non pasar, seperti transaksi
ekonomi bawah tanah (underground economy) dan transaksi barter. Di samping itu, PDB juga
tidak menginformasikan ada atau tidaknya peningkatan kualitas produk dalam perekonomian.
Belum lagi, data PDB umumnya dipublikasikan per tiga bulan. Hal ini membuat sejumlah
investor lebih suka menggunakan indikator ekonomi alternatif yang dirilis lebih cepat.
b. Inflasi sering digunakan oleh analis keuangan untuk mengetahui kondisi ekonomi di
sebuah negara. Hal ini mengingat pengaruhnya yang signifikan terhadap kinerja perusahaan
dan aset. Inflasi pun kerap menjadi acuan dalam pengambilan keputusan moneter.
c. Bank Indonesia (BI), contohnya, menentukan kebijakan moneternya berdasarkan
upaya untuk mencapai sasaran inflasi tertentu. Kerangka ini dikenal dengan inflation targeting
framework. Pengukuran tingkat inflasi sendiri sering menggunakan salah satu indikator Indeks
Harga Konsumen (IHK). Biasanya, otoritas moneter fokus pada inflasi inti daripada inflasi
secara keseluruhan. Inflasi inti tidak mencakup barang-barang dengan volatilitas harga yang
tinggi, misalnya energi dan produk terkait makanan.
d. Suku Bunga Kebijakan. Dalam melaksanakan berbagai kebijakan moneter dan
memberikan kontrol yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara, bank sentral
menentukan suku bunga kebijakan. Di samping bank sentral, tidak sedikit investor yang
mengawasi ketat suku bunga kebijakan karena implikasinya yang besar terhadap pasar
keuangan dan ekonomi. Perubahan suku bunga kebijakan dapat menunjukkan arah ekonomi
di sebuah negara. Tak hanya itu, suku bunga kebijakan juga mempengaruhi biaya pinjaman
dan pengembalian atas tabungan. Oleh sebab itu, suku bunga kebijakan menjadi komponen
penting dari pengembalian banyak investasi.
e. Tingkat Pengangguran Terbuka. Data pengangguran, khususnya terbuka, juga
bertindak sebagai salah satu faktor untuk mengukur sentimen investor. Data pengangguran
terbuka juga digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan konsumen dalam sebuah negara.
Sentimen investor umumnya berkorelasi dengan jumlah pekerjaan yang ditambahkan selama
periode tertentu.
f. Cadangan devisa merupakan indikator moneter sangat penting yang menunjukkan
kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu, cadangan devisa
dalam jumlah yang cukup merupakan salah satu jaminan tercapainya stabilitas moneter dan
perekonomian makro sebuah negara (Tambunan, 2001).
g. Nilai Tukar, adalah harga satu mata uang terhadap mata uang lain. Untuk negara
dengan perekonomian terbuka, nilai tukar adalah variabel ekonomi penting. Pergerakan dalam
nilai tukar mempengaruhi keputusan individu, bisnis, dan Pemerintah.

3. A. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi , pendekatan ini menekankan pada kegiatan
yang menciptakan nilai tambah (value added). Maka dari itu, perhitungan hanya mencakup
perhitungan nilai tambah pada sektor produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

P1 = Harga barang ke-1

Pn = Harga barang ke-n

Q1 = jenis barang ke-1

Qn = jenis barang ke-n


B. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah pendekatan
pendapatan. Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat (pemilik faktor produksi)
sebagai balas jasa yang mereka terima dalam proses produksi meliputi:

1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja

2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah

3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal

4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha

Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dirumuskan sebagai
berikut:

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya

w = Pendapatan bersih dari sewa

i = Pendapatan dari bunga

p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

C. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Nah, pada pendekatan ini pendapatan nasional dihitung
dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan
pemerintah) dalam suatu negara, meliputi:

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).

2. Investasi domestik bruto (Investment/I).

3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government Expenditure/G).

4. Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) → (X–M).
Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Keterangan :

Y = Pendapatan nasional

C = consumption ( konsumsi rumah tangga )

I = investment ( investasi )

G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )

X = ekspor

M = impor

4. Model IS-LM , atau model Hicks-Hansen , adalah alat ekonomi makro dua dimensi yang
menunjukkan hubungan antara suku bunga dan pasar aset (juga dikenal sebagai output riil di
pasar barang dan jasa ditambah pasar uang ). Perpotongan kurva " investasi - tabungan " (IS)
dan " preferensi likuiditas - jumlah uang beredar " (LM) memodelkan "keseimbangan umum"
di mana seharusnya keseimbangan simultan terjadi di pasar barang dan aset. Namun dua
interpretasi yang setara dimungkinkan: pertama, model IS-LM menjelaskan perubahan
dalampendapatan nasional ketika tingkat harga tetap dalam jangka pendek; kedua, model IS-
LM menunjukkan mengapa kurva permintaan agregat dapat bergeser. Oleh karena itu, alat ini
terkadang digunakan tidak hanya untuk menganalisis fluktuasi ekonomi tetapi juga untuk
menyarankan tingkat potensial untuk kebijakan stabilisasi yang tepat.
Kurva IS bergerak ke kanan, menyebabkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi (i)
dan ekspansi dalam ekonomi "riil" (PDB riil, atau Y) Model dibuat, dikembangkan dan
diajarkan oleh Keynes . [4] Namun, sering diyakini bahwa John Hicks menciptakannya pada
tahun 1937, [5] dan kemudian diperluas oleh Alvin Hansen , sebagai representasi matematis
dari teori makroekonomi Keynesian . Antara 1940-an dan pertengahan 1970- an, itu adalah
kerangka utama analisis ekonomi makro. Meskipun sebagian besar telah absen dari penelitian
ekonomi makro sejak itu, itu masih merupakan alat pengantar konseptual tulang punggung di
banyak buku teks ekonomi makro. Dengan sendirinya, model IS-LM digunakan untuk
mempelajari jangka pendek ketika hargatetap atau lengket dan tidak ada inflasi yang
dipertimbangkan. Namun dalam praktiknya peran utama model tersebut adalah sebagai jalur
untuk menjelaskan model AD-AS.

Kurva IS (investasi-tabungan)Sunting

Kurva IS diwakili oleh ekuilibrium di pasar uang dan diagram silang


Keynesian. Kurva IS menunjukkan sebab akibat dari tingkat suku bungahingga
investasi yang direncanakan hingga pendapatan dan output nasional.

Untuk kurva tabungan investasi, variabel bebasnya adalah tingkat bunga dan
variabel terikatnya adalah tingkat pendapatan. Kurva IS digambarkan
miring ke bawah dengan tingkat bunga r pada sumbu vertikaldan PDB (produk
domestik bruto: Y ) pada sumbu horizontal. Kurva IS mewakili lokus di mana
total pengeluaran (belanja konsumen + investasi swasta yang direncanakan +
pembelian pemerintah + ekspor neto) sama dengan total output (pendapatan riil,
Y , atau PDB).

Kurva IS juga menggambarkan keseimbangan di mana total investasi swasta


sama dengan tabungan total, dengan tabungan sama dengan tabungan
konsumen ditambah tabungan pemerintah (surplus anggaran) ditambah
tabungan luar negeri (surplus perdagangan). Tingkat PDB riil (Y) ditentukan
sepanjang garis ini untuk setiap tingkat bunga . Setiaptingkat suku bunga riil
akan menghasilkan tingkat investasi dan pengeluaran tertentu: suku bunga yang
lebih rendah mendorong investasi yang lebih tinggi dan pengeluaran yang lebih
banyak. The multiplier effectpeningkatan investasi tetap yang dihasilkan dari
tingkat bunga yang lebih rendah meningkatkan PDB riil. Ini menjelaskan
kemiringan ke bawah dari kurva IS. Ringkasnya, kurva IS menunjukkan
penyebab dari suku bunga ke investasi tetap yang direncanakan hingga
peningkatan pendapatan dan output nasional.

Kurva IS didefinisikan oleh persamaan

di mana Y mewakili pendapatan, mewakili pengeluaran konsumen yang


meningkat sebagai fungsi dari pendapatan yang dapat dibelanjakan
(pendapatan, Y , dikurangi pajak, T ( Y ), yang dengan sendirinya bergantung
secara positif pada pendapatan),mewakili penurunan investasi bisnis sebagai
fungsi dari tingkat bunga riil, G mewakili pengeluaran pemerintah, dan NX (
Y ) mewakili ekspor neto (ekspor dikurangi impor) yang menurun sebagai
fungsi pendapatan (menurun karena impor merupakan fungsi peningkatan
pendapatan).

Kurva LM (likuiditas-uang) Sunting


UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
FAKULTAS PEDAGOGI & PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Diagram keseimbangan pasar uang.

Kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat


pendapatan riil di mana pasar uang berada dalam keseimbangan.
Ini menunjukkan di mana permintaan uang sama dengan
penawaran uang. Untuk kurva LM, variabel bebasnya adalah
pendapatan dan variabel terikatnya adalah tingkat bunga.

Dalam diagram keseimbangan pasar uang, fungsi preferensi


likuiditas adalah kesediaan untuk memegang uang tunai. Fungsi
preferensi likuiditas miring ke bawah (yaitu keinginan untuk
memegang uang tunai meningkat seiring dengan penurunan
suku bunga). Dua elemen dasar menentukan jumlah saldo kas
yang diminta:

 1) Permintaan uang untuk transaksi : ini mencakup (a)


kesediaan untuk memegang uang tunai untuk transaksi
sehari-hari dan (b) tindakan pencegahan (permintaan uang
dalam keadaan darurat). Permintaan transaksi berhubungan
positif dengan PDB riil. Karena PDB dianggap eksogen
terhadap fungsi preferensi likuiditas, perubahan PDB
menggeser kurva.
 2) Permintaan uang spekulatif : ini adalah kesediaan untuk
memegang uangtunai sebagai ganti surat berharga sebagai
aset untuk tujuan investasi. Permintaan spekulatif
berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Ketika tingkat
bunga naik, biaya peluang memegang uang daripada
berinvestasi dalam sekuritas meningkat. Jadi, ketika suku
bunga naik, permintaan uang untuk spekulatif turun.

Jumlah uang beredar ditentukan oleh keputusan bank sentral dan


kesediaan bank komersial untuk meminjamkan uang. Jumlah
uang beredar pada dasarnya adalah inelastis sempurna terhadap
tingkat bunga nominal. Jadi fungsi penawaran uang
direpresentasikan sebagai garis vertikal – jumlah uang beredar
adalah konstan, tidak tergantung pada tingkat bunga, PDB,
dan faktor

lainnya. Secara matematis, kurva LM didefinisikan oleh


UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
FAKULTAS PEDAGOGI & PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

persamaan,di mana penawaran uang direpresentasikan sebagai


jumlah riil M / P (berlawanan dengan jumlah nominal M ),
dengan P mewakili tingkat harga , dan L adalah permintaan uang
riil, yang merupakan beberapa fungsi dari tingkat bunga dan
tingkat pendapatan riil.

Peningkatan PDB menggeser fungsi preferensi likuiditas ke


kanan dan karenanya meningkatkan tingkat bunga. Dan nilai Lm
positif.

5. Perpotongan kurva/persamaan IS, Y=C (Y-T) + I(r) + G dan


kurva ataupersamaan LM, M/P=L(r,Y) menentukan tingkat
permintaad agregat. Perpotongan kurva IS dab LM
nerepresentasikan ekuilibrium simultan di pasar barang dn jasa
dan pasar keseimbangan uang riil untuk nilai belanja
pemerintah, pajak, jumlah uang beredar, dan tingkat harga
tertentu.

6. Menurut saya hal tersebut sudah sangat tepat mengingat selama


pandemi ini banyak sector ekonomi telah terdampak, sehinga
menurut saya pemulihan ekonomi seharusnya dimulai dari
masyarakat kecil seperti pemulihan UMKM dan berbeagai Unit
Desa serta Penguatan Koperasi sebagai tangan kanan
masyarakat.

7. Karena setiap tahunnya lapangan kerja yang tersedia belum


tentu dapat terserap oleh semua orang apalagi ditambah dengan
peningkatan jumlah penduduk yang tentunya membuat
persaingan dunia pekerjaan semakin ketat dan perusahaan
tentunya harus lebih selektif dalam merekrut tenaga kerja.

8. Pertama, melakukan belanja besar-besaran guna meredam


kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Langkah tersebut
dipilih karena, pada masa krisis akibat pandemi Covid-19,
belanja pemerintah diakui sebagai instrumen pengungkit
pemulihan ekonomi. Di samping itu, sektor swasta dan UMKM
harus dipulihkan dengan stimulus.
Kedua, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
FAKULTAS PEDAGOGI & PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pada komite ini, Airlangga


Hartarto bertindak sebagai pemimpin, dan Erick Thohir selaku
Ketua Pelaksana. Komite tersebut akan memastikan penanganan
kesehatan dan ekonomi berjalan sinergi, dan menjaga
pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020.
Ketiga, pemerintah memberi bantuan kredit berbunga rendah,
dan menyiapkan berbagai program agar UMKM bergeliat
kembali. Salah satunya adalah kebijakan restrukturisasi dan
subsidi bunga kredit.
Keempat, pemerintah menempatkan dana di perbankan guna
memutar roda ekonomi. Adapun penempatan yang telah
dilakukan adalah Rp 30 triliun di Himpunan Bank Milik Negara,
dan Rp 11,5 triliun di Bank Pembangunan Daerah.
Kelima, pemerintah melakukan penjaminan kredit modal kerja
untukkorporasi.

9. Terjadinya inflasi pasca hari raya membuat berbagai kebutuhan


pokok meningkat yang dimana dalam hal ini tentunya dapat
merugikan masyarakat umumnya lapisan menengah ke bawah
yang dimana belum tentu mereka dapat menjangkau sembako
dengan harga tersebut sehingga diperlukan peran pemerintah
dalam mengatur harga di pasar. Terkait mengenai pertambahan
pajak terhadap sembako premium, menurut saya hal tersebut
sangat tepat dilakukan mengingat barang-barang tersebut
kebanyakan dibeli oleh masyarakat dengan pendapatan
menengah keatas.

10. Penawaran agregat adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di
dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-
perusahaan pada berbagai tingkat harga.
Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa
yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam
negeri maupun yang berasal dari luar negeri..
Pemerosostan penawaran agregat membuat barang yang
ditawarkan kepada perusahaan menurun sehingga penurunan
permintaan agregat juga tak dapat dipungkiri, menurunnya
produktivitas perusahaan membuat pengangguran bertambah.
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
FAKULTAS PEDAGOGI & PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Nama : Muhammad Rizal Zulhazmi


NIM : 20187203053
PE 2020B

Anda mungkin juga menyukai