Anda di halaman 1dari 2

Satria Budiman

Jatuh bunga dikepala putik


Warnaya merah begitu cantik
Mau menjadi Pembicara yang baik
Maka Jadilah pendengar yang baik
Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang saya hormati bapak ibu, dan dewan juri, serta yang saya banggakan seluruh Rekan-rekan
mahasiswa dan mahasiswi se-Provinsi Kep Bangka Belitung. Pertama marilah kita ucapkan puji dan
syukur kehadirat Allah swt atas semua rahmat, karunia, serta kesempatannya, shalawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw yang telah membawaa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang seperti saat ini kita rasakan. Hadirin yang berbahagia
izinkalah saya Satria Budiman untuk memahami, mendalami, menyelami, tetapi bukan bermaksud
untuk menggurui sebuah makna yang berbunyi Membaca membuka dunia, membaca menjadikan
pendidikan lebih bermakna, dengan membaca bangsa kita bisa berada dipuncak dengan jutaan
karya.

Membaca menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis, mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, pengertian membaca menyimpulkan bahwa
memahami arti bacaan mengandung usur yang dapat menemukan informasi, ingatlah perintah Allah
yang pertama diturunkan adalah Iqro’ bismirobbikallazi khalak. artinya Bacalah dengan menyebut
nama Allah, membaca bukan sembarang membaca tetapi membaca dengan mengkaji, menghimpun
informasi yang akan membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik.

Kehidupan yang lebih baik tentu menjadi idaman bagi semua orang, didunia pendidikan membaca
memiliki peranan penting untuk menggapai tujuan pendidikan. Tetapi fakta mengatakan bahwa
budaya membaca sudah mulai menurun, terutama diindonesia. Pada tahun 2012, Indonesia
menempati posisi 124 dari 187 negara dunia. dari hasil survey IPM yang meliputi kebutuhan primer
penduduk Indonesia, Dan lebih mirisnya lagi Di tahun 2011, dari data yang dikeluarkan oleh
UNESCO indeks membaca orang Indonesia hanya 0,001 yang berarti dari seribu masyarakat hanya
satu yang memiliki minat membaca buku, serta Pada tahun 2006, BPS telah mencatat 85.9%
masyarakat Indonesia memilih untuk menonton Televisi, 40,3% mendengarkan radio, dan hanya
23,5% membaca Koran. Dengan demikian menonton televisi telah mengalahkan minat membaca
Padahal membaca jauh lebih bermanfaat daripada menonton Televisi terutama untuk tingkat
perkembangan otak anak. Penelitian Dr.Jane M Hearly mengatakan bahwa anak yang terlalu sering
menonton Televisi akan menjadi penyebab lambatnya belajar dan perkembangan anak. Dr. Jane M,
Hearly menyatakan kesimpulannya dalam jurnal APP News, bahwa tingginya tingkat anak
menonton Televisi berhubungan erat dengan merosotnya prestasi akademik anak khususnya nilai
membaca. Salah satu sebabnya adalah saat anak menikmati tayangan Televisi anak tidak perlu
melakukan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga otak anak akan terlatih untuk malas,
dikarenakan gambar yang setiap detik berganti dengan gambar yang lain akan menjadikan otak
anak tidak bisa menunggu, akibatnya otak anak akan terlatih untuk bermalas-malasan, khususnya
dalam menerima berbagai materi pelajaran yang harus membutuhkan proses dalam otak.

Penelitian tadi membuktikan betapa pentingya membaca bagi kehidupan sang anak sehingga
menjadikan generasi yang turut andil dalam menentukan masa depan bangsa, sehingga tercapailah
tujuan dari pendidikan. Pada hakekatnya Anak yang mempunyai wawasan luas dengan membaca
dianalogikan seperti membuka jendela dunia, maka ia akan menjadi manusia yang bisa
menciptakan, menghasilkan karya sastra, sehingga Negara kita bisa kokoh berada dipuncak dengan
jutaan karya.

Pidato saya pada hakekatnya berbeda dengan kita belajar bermain alat music, karena pada saat kita
belajar bermain musik dapat analogikan seperti saat kita sedang jatuh cinta, ungapkanlah apa yang
anda rasakan jangan hiraukan diterima atau tidak, begitu juga dengan bermain musik, Mainkanlah
alat musiknya jangan hiraukan merdu atau tidak, yang terpenting anda telah belajar memainkannya,
berbeda dengan pidato saya pidato saya bukan hanya untuk disuarakan sampai disini saja karena
saya mengharapkan budaya membaca seantiasa tumbuh dikalangan kita terutama mahasiswa
sebagai agen perubahan (agent of change).

Jangan sampai air setetes kau jadikan lautan, jangan sampai pasir setitik kau jadikan pegunungan.
Jangan sampai diera globalisasi yang disertai dengan perkembangan tekhnologi kita melupakan
budaya membaca dan perintah ALLAH.SWT yang pertama diturunkan yaitu Iqro’. Artinya
bacalah.

Demikan yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan dapat diterapkan. Jadikan buku
sebagai lentera, yang menerangi dunia pendidikan agar cahayanya bisa menerangi bangsa kita
dimasa yang akan datang.

Burung elang terbang melayang


Telurnya pecah diatas pohon
Melanjutkan pesan guru tersayang
Banyaklah membaca kurangi menonton
Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai