Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN MANAJEMEN DATA

RSU HOLISTIC PURWAKARTA

1 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM HOLISTIC PURWAKARTA
NOMOR: 054/SK-DIR/RSUH/I/2019

TENTANG PENETAPAN PANDUAN MANAJEMEN DAN VA LIDASI DATA


DI RUMAH SAKIT UMUM HOLISTIC PURWAKARTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HOLISTIC PURWAKARTA,


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu secara keseluruhan
dengan terus menerus mengurangi resiko terhadap pasien dan staf
baik dalam proses asuhan klinis maupun lingkungan fisik;
b. Bahwa salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan
mutu secara keseluruhan sebagaimana dimaksud huruf a adalah
manajemen data yang valid dan benar;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b diatas, dipandang perlu menetapkan Panduan
Manajemen dan Validasi Data pada Rumah Sakit Umum Holistic
Purwakarta dengan Keputusan Direktur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
kedokteran (LNRI Tahun 2004 Nomor 166, TLNRI Nomor
4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(LNRI Tahun 2000 Nomor 144, TLNRI Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(LNRI Tahun 2009 Nomor 153, TLNRI Nomor 5072)
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (LNRI Tahun 2014 Nomor 298, TLNRI Nomor 5607);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 Tahun 2010 tentang
Pelayanan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
9. Permenkes Nomor 1438 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;

i | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


10. Permenkes Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/MENKES/SK/VI/2002 Tentang Pedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
Memperhatikan 1. Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS 1) Tahun 2018;
2. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Departemen Kesehatan
Tahun 1994;

3. Panduan Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 Tahun 2008;


4. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien edisi 2 Tahun
2008.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Panduan Manajemen Dan Validasi Data Rumah Sakit Umum Holistic
Purwakarta
KEDUA : Panduan Manajemen Dan Validasi Data sebagaimana dimaksud
dictum KESATU menjadi acuan dan pedoman dalam pelaksanaan
pencatatan, pelaporan dan validasi data indikator mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit
KETIGA : Panduan Manajemen Dan Validasi Data sebagaimana dimaksud
dictum KESATU tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Purwakarta
Pada Tanggal 14 Januari 2019
Direktur RSU Holistic Purwakarta

ii | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR
RSU HOLISTIC PURWAKARTA
NOMOR : 054/SK-DIR/RSUH/I/2019
TANGGAL: 14 JANUARI 2019
TENTANG: PENETAPAN PANDUAN
MANAJEMEN DATA

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengacu pada UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, permenkes No. 1691
Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, standar Akreditasi Rumah
Sakit Versi 2012 dan Standar Akreditasi Rumah Sakit Jint Commission Internasional
(JCI), Serta Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit (Depkes, 1994), RSU
Holistic Purwakarta dituntut untuk melakukan upaya peningkatan Mutu Pelayanan
pasien dengan memberikan pelayanan yang bermutu dan menjamin Keselamatan
pasien sesuai dengan Standar yang ditetapkan melalui upaya perbaikan mutu dan
keselamatan pasien.
Perbaikan mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasarkan masukan data
dari lapangan yang akan dipergunakan secara efektif dalam praktik klinis dan
manajemen. Setiap tahun pemimpin klinis dan manajerial menetapkan area pelayanan
dan indikator mutu prioritas yang digunakan sebagai variable untuk mengukur sautu
perubahan/perbaikan dengan menggunakan instrument yang tepat.
Untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi indikatur mutu RS diperlukan
sautu perangkat pencatatann dan pelaporan yang baik dan akurat, seningga informasi
yang ada benar-benar dapat menggambarkan kualitas dari mutu pelayanan RS. Data
tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan pengambilan
Keputusan dalam menentukan kebijakan program muru di masa yang akan dating.
Salah satu fungsi komite Mutu adalah melakukan pengumpulan dan pengelolahan
data unit, disamping melakukan analisa dan pengkajian program mutu, mengikuti
perkembangan (monitoring) dan menyusun laporan penyelenggaraan program Mutu.
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di Rumah Sakit akan menghasilan
akumulasi data dan informasi. Untuk memahami seberapa baik kemampuan rumah
sakit, tergantung dari hasil analisis data, informasi yang terkumpul dibandingkan

1 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


dengan rumah sakit lain. Karena itu rumah sakit perlu mempunyai system manajemen
data yang didukung dengan teknologi informasi yang mulai dari penngumpulan
pelaporan validasi dan publikasi data internal maupun eksternal rumah sakit.
Untuk itu, guna memperoleh data yang akurat tentang pelaksanaan kegiatan mutu
rumah sakit, maka perlu disusun pandaun pencatatan dan pelaporan kegiatan mutu
rumah sakit yang dapat dijadikan acuan oleh semua unit yang ada di Rumah Sakit
Umum Holistic Purwakarta.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum memeberikan panduan manajemen data indikator mutu unit-unit di
rumah sakit
2. Tujuan khusus dihasilkannya acuan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan
untuk:
a. Pelaksanaan pelaporan indikator mutu prioritas yang selenggarakan oleh
Rumah Sakit.
b. Pelaksanaan program indikator mutu di unit kerja yang ada di Rumah Sakit
c. Rekapitulasi pelaksanaan kegiatan indikator mutu yang diselenggarakan oleh
unit kerja di Rumah Sakit.
d. Rekapitulasi pelaksanaan kegiatan indikator mutu yang diselenggarakan di
tingkat rummah sakit.
e. Pengawasan dan pemantauan kegiatan peningkatan mutu ( plan, do, study,
action).

2 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


BAB II

DEFINISI MANAJEMEN DATA

Manajemen Data adalah kegiatan mengumpulkan, mengukur, menganalisis, dan


mengevaluasi data indikator mutu rumah sakit.

Pangumpulan data adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis oleh pengumpul
data untuk mengukur indikator mutu dan keselamatan pasien.

Analisan data adalah suatu proses mengevaluasi data dengan menggukan penalaran logis
dan analisis terhadap data/hasil pengukuran indikator muru sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan. Data hasil pengukuran tersebut digunakan untuk memberikan umpan bakik
secara terus menerus mengenai informasi mutu dan keselamatan pasien kepada para
pempinan dan staf untuk digunakan dalam membuat keputusan dan melakukan perbaikan
proses asuhan klinis dan manajerial serta keselamatan pasien secara menerus.

Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap
bahan, proses, prosedur, kegiatan,sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan
dalam produksi dan pengawasan akan senangtiasa mencapai kasil yang diinginkan.

Publikasi data adalah proses penebitan laporan dengan media publikasi secara internal
maupun eksternal keluar rumah sakit setelah mendapatkan persetujuan direktur.

Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Indikator merupakan variable yang digunakan untuk menilai suatu
perubahan. Menurut WHO, indikator adalah variable untuk mengukur perubbahan. Indikator
yang ideal harus memiliki 4 (empat) kriteria :
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakain untuk mengukur aspek yang akan
dinilai.
2. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat
yang berulangkali, untuk waktu sekarang maupun yang akan dating.
3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu banyak.

3 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak bertumpang
tindih.

Indikator juga merupakan suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
merupakan variable yang digunakan untuk menilai perubahan.

Mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan ( conformance to requirement)

Indikator Mutu Prioritas


adalah indikator mutu yang akan diimplementasikan di RS meliputi kegiatan penyusunan
indikator mutu, sosialisasi, uji coba, implementasi, validasi, analisa, pencatatan dan
pelaporan, benchmarking, publikasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan ke direksi dan
pemilik. Sehingga indikator mutu yang lainnya akan tetap dijadikan indikator mutu unit.

Indikator mutu Area Klinis


Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu kegatan
dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan langsung dengan proses
perawatan dan pelayanan terhadap penyakit pasien (kepentingan klinis).
Indikator Mutu Area Manajerial
Indikator mutu area manejerial adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan dengan proses me-
manage/mengatur dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengkoordiansian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana
penyelesaian pekerjaan inti melalui orang lain (definisi menurut Mary Parker Follet). Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai jadwal/target.
Indikator Mutu Area Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator mutu area sasaran keselamtan pasien adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas
daru suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit dalam upaya menurunkan
angka kejadian/insiden untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Kamus Profil Indikator
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari setiap unit RS dimana di
dalamnya mencakuo judul, dimensi mutu, tujuan, definisi operasional, nominator,

4 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


denominator, frekuensi pengumpulan data, periode analisa,sumber data, PIC, standar dari
indikator mutu sebagai acuan dalam pelaksanaan indikator mutu.

Profil Kamus Indikator Mutu dijelaskan pada table dibawah ini:


No Judul Indikator Nama Indikator
a Dasar memikiran Alasan pemilihan indikator mengacu pada peraturan
perundang-undangan
b Dimensi mutu 6 dimensi mutu WHO (aksessibilitas, efektifitas, efisiensi,
keselamatan, dan keamanan, kesinambungan,pelayanan,
berorientasi pada pasien).
c Tujuan Sesuai hasil yang ingin dicapai dengan melakukan
pengukuran terhadap indikator.
d Definisi operasional Batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan pengukuran indikator untuk
menghindari keracunan.
e Jenis Indikator Sesuai dengan judul indikator yang dinyatakan dalam
pengukuran input, proses, outcome, dan proses &
outcome.
Input : pengukuran sumber daya yang digunakan untuk
aktifitas/proses
Proses : menggambarkan komponen-komponen kagiatan
Outcome : mengukur keuntungan besar akibat dari hasil layanan
Proses & outcome : mengukur produk yang dihasilkan
untuk menunjang hasil layanan
f Numerator Besaran bagian nilai pembanding dalam rumus indikator
g Denominator Besaran sebagian nilai penyebut dalam rumus indikator
h Target capaian Capaian yang ditetapkan berdasarkan patok duga
(benchmark) internal dan eksternal
i Kriteria  Inklusi Batasan yang termasuk dalam cakupan
pengukur indikator
 Eksklusi batasan yang tidak termasuk dalam
cakupan pengukuran indikator
j Formula Rumus untuk menghasilkan nilai dari indikator

5 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


k Sumber data Sumber atau tempat dimana sasmpel atau keseluruhan data
yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran
l Frekuensi pengumpulan Waktu yang ditentukan mengambil data dari sumber data
data untuk setiap dindikator
m Periode analisa Rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator
kinerja yang dikumpulkan
n Cara pengumpulan data Metode yang dilakukan untuk mengumpulakan data data.
Metode yang digunakan dapat berupa:
a. Retrospektif pengumpulan data yang diambil dari
data masa lalu
b. Concurrent pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung pada saat proses berjalan
o Sampel Jabaran metode sampling dan besar sampel. Besar sampel
disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistic.
p Rencanan analisis Metode / cara yang dilakukan untuk mengubah data yang
dikumpulkan menjadi informasi yang berguna untuk
mentukan langkah tindak lanjut pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan. Bisa berbentuk diagram garis,
diagram batang, diagram pie, dan lain-lain sesuai
karakteristik data.
 Diagram garis digunakan untuk menampilkan data
waktu ke waktu
 Diagram batang digunakan untuk penampilan data
pembanding beberapa kategori
q Instrument pengambilan Nama formulir pengambilan
data  Data nama formulir
 Rekapitulasi data nama
 Formulir validasi data
r Penanggung jawab Pejabat yang bertanggung jawab terhadap capaian
indikator mutu

6 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


BAB III
RUANG LINGKUP

A. Indikator Mutu
Pencatatan dan pelaporan indikator mutu terdiri atas :
a. Indikator mutu prioritas RS
1. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan indikator mutu sesuai kebijakan,
panduan, Standar Prosesdur Operasional (SPO)
2. Input data indikator dari unit yang terlibat pada area prioritas RS
3. Pelaporan indikator mutu oleh unit ke komite mutu
4. Rekapitulasi data indikator mutu
5. Analisis indikator mutu unit oleh komite mutu
6. Penampilan data indikator mutu secara deskriptif
7. Pelaporan data indikator mutu ke Direktur
b. Indikator mutu unit kerja
1. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan indikator mutu unit sesuai kebijakan,
pandua, Standar Prosedur Operasional (SPO)
2. Input data indikator dari unit kerja
3. Pelaporan indikator mutu oleh unit ke atasan langsung secara berjenjang
4. Rekapitulasi data indikator mutu
5. Analisis indikator mutu unit oleh instalasi/unit
6. Pelampilan data indikator mutu secara deskriptif
7. Pelaporan data indikator mutu ke Direktur melalui wakil direktur secara
berjenjang.
B. Pengelolaan Data Untuk Peningkatan Kinerja
1. Pengumpulan data terdiri dari :
a. Data apa yang akan dikumpulkan
b. Bagaimana menghitung setiap ukuran data dengan rumus numerator,
denominator
c. Ambang data
d. Sumber data
2. Penelusuran data
a. Frekuensi pemantauan
b. Penyimpan dan mengambil data
c. Distribusi data
d. Metode untuk menyajikan data

7 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


BAB IV
TATA LAKSANA

A. Pengumpulan Dan Pencatatan Data

Pengumpulan data meliputi pencatatan dan pengambilan data yang diperlukan untuk
pemantauan indikator mutu pengumpulan data dilakukan oleh petugas yang telah
ditunjuk dibawag tanggung jawab PIC pengumpulan data dengan mengacau pada
profil/kamus indikator mutu masing-masing.
Pencatatan dilakukan oleh PIC pengumpul data dengan mengisi formulir pencatatan
dan monitoring indikator mutu. Formulir pancatatan indikator mutu dapat berupa sensus
harian ataupun bentuk laian sesuai kebutuhan dan profil masing-masing indikator mutu.
Pengumpulan data harus dilakukan dengan pencatatan yang jelas dan rinci dengan
mengacau pada profil indikator masing-masing indikator mutu, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Numerator
2. Denominator
3. Penanggung jawab/ PIC pengumpul data
4. Metodologi pengumpulan data,, ada dua macam itu:
a. Restropektif
b. Sensus harian
5. Frekuensi pengumpulan/penilaian data:
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
d. Target sampel dan ukuran sampel
6. Area monitoring untuk mengetahui lokasi data
7. Nilai ambang/standar dilakukan untuk analisis, dengan membandingkan standard
an untuk mengetahui capaian indikator
8. Kritria inklusi dan eksklusi
B. Pelaporan
Pelaporan data indikator mutu meliputi:
1. Data sensus harian maupun data destropektif
2. Rekapitulasi bulanan

8 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


3. Validasi dan analisa
4. Rekomendasi

Rekapitulasi data dan pencatatan monitoring indikator mutu beserta analisisnya


dilaporkan setiap bulan sesuai dengan alur pelaporan indikator mutu. Dalam laporan harus
dicantumkan pancapaian monitoring indikator mutu beserta target/ standar yang ingin
dicapai, bulan pelaporan, nama pelapor dan hal-hal yang lain yang diperlukan. Data laporan
bulanan dibandingkan dengan indikator standard an laporan bulan sebelumnya serta dibuat
grafik jika diperlukan, serta dilakukan analisis, evaluasi dan selanjutnya diberikan
rekomendasi jika diperlukan.
Beberapa tahapan yang harus dilalui pada waktu menerima data-data dari lapangan,
yaitu:
1. Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan yang diterima. Hal ini
penting untuk menjamin validitas dan akurasi data secara statistic.
2. Adanya pemahaman bahwa yang diperhatikan adalah pelayanan yang jelek saja
sedangkan yang baik tidak perlu diperhatikan.
3. Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang terkumpul, perlu disusun table
umum, Bar Chart dan Line Graph untuk seluruh bulan. Pada visualisasi data tersebut
dapat dipilih kecenderungan dari tingkat mutu pelayanan yang diukur.
4. Untuk dapat mengetahui apakah tingkat mutu pelayanan yang dicapai pada bulan
tertentu perlu diketahui beberapa angkak sederhana yang ada pada statistic deskriptik,
antara lain:
a. Angka rata-rata= Maen
b. Angka simpangan =SD (standar deviasi)
c. Rentang (Range)
Penumpulan data indikator dilakukan oleh penanggung jawab pengumpul data/PIC ke dalam
sensus harian atau menginputnya ke dalam IT.

1. Populasi dan sampel


Secara umum sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran artinya sampel harus valid yaitu bisa
mengukur suatu yang seharusnya diukur, kalau yang ingin diukur adalah tekanan darah
pada pasien Hipertensi sedangkan yang dijadikan sampel adalah pasien-pasien bukan
dengan Hipertensi, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu

9 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


yang seharusnya diukur ( tekanan darah pada pasien dengan Hipertensi). Sampel yang
valid ditentukan oleh dua pertimbangan.
Pertama, akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan)
dalam sampel. Dalam kata lain, makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,
makin akurat sampet tersebut.
Kedua, presisi, kriteria kedua dari sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi
estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estmasi kita dengan karakteristik
populasi.
Contoh : dari 300 perawat yang bekerja di RSHS, diambil sampel 50 orang. Setelah
dilakukan pengamtan terhadap sampel tersebut, ternyata dari 50 perawat, 45 orang (90%)
melaksanakan hand hygiene pada lima taat (five moment). Namun berdasarkan laporan
harian, dari 300 perawat, 255 orang (85%) melakukan hand hygiene pada lima ( five
moment). Artinya diantara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan
hasil Pengamatan yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 5%. Makin kecil
tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel maka makin tinggi
tingkat presisi sampel tersebut.

a. Teknik sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam
pengambilang sampel terdapat dua teknik sampling yaitu probality samping dan
nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang
memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sedangkan nonprobability sampling kurang atau tidak bisa memberi
peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik sampling dengan probality sampling meliputi, simple rondom


sampling,systematic, stratified random sampling, dan cluster sampling.

1) Simple random sampling adalah proses melilih satuan sampling


sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi
mempunyai kesepakatan yang sama untuk terpilih dalam sampel.
2) Systematic sampling adalah cara pengambilan sampel di mana
hanya anggota sampel pertama yang dipilih secara random,
sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih secara sistematis
menurut pola tertentu. Contoh, populasi (N) = 1000 dan sampel (n)

10 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


=300. Maka 1000/300= 3.33≈3, artinya pengambilan data pada tiap
kelipatan 3. Seperti dari pengambilan data sampel ke 3… ke 6.. ke
9 … dan seterusnya hingga 300 sampel
3) Stratified randam sampling adalah cara pengambilan sampel
dimana populasi distratifikasi menjadi beberapa lapisan
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dimaksud dapat berupa
variable diukur, bisa juga variable yang dekat dengan variable yang
diukur.
4) Cluster sampling adalah pengambilan sampel dimana randomisasi
dilakukan terhadap kelompok, bukan anggota populasi.

Teknik sampling dengan nonprobability sampling antara lain: snow ball


sampling, purposive sampling, dan sampling jenuh.

1) Snow ball sampling adalah cara pengambilan sampel yang pada


awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian terus
meningkat berdasarkan informasi dari responden sebelumnya.
2) Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan
yang diberikan oleh sekelompok pakar.
3) Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang
ingin membuat generelisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel jenuh adalah sesnus.
b. Menentukan ukuran sampel
1) Menurut gay dan dehl (1996):
a) untuk penelitian deskriptif, minimal sampelnya 10% dari
populasi. Sementara itu, jika populasinya besar maka minimal
diambil sampel sebesar 20% dari populasi.
b) Penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi
c) Penelitian perbandingan kausal, 30 elemen perkelompok dan
penelitian eksperimen 15 elemen perkelompok
2) Rumus untuk menghitung besar sampel
a) Rumus slovin dinyatakan sebagai berikut:

11 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


N=N/(1+N.(e)2)
a) Keterangan: n= jumlah sampel minimal, N= ukuran
populasi, e= toleransi ketidaktelitian (5%)
b) Tabel Isaac dan Michael
Table penentuan jumlah sampel icaac dan Michael dari
populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%
s N s S
N 1% 5% 10% 1% 5% 10% N 1% 5% 10
%
10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247
15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248
20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251
25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254
30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255
35 33 32 31 360 234 177 155 5000 568 326 257
40 38 36 35 380 242 182 158 6000 599 329 259
45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261
50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263
55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263
60 55 51 49 460 272 189 171 10000 662 336 263
65 59 55 42 480 279 202 173 15000 635 360 266
70 63 58 53 500 285 205 176 20000 642 342 267
75 67 62 56 550 301 213 182 30000 649 344 268
80 71 65 59 600 315 221 187 40000 563 345 269
85 75 68 62 650 329 227 191 50000 655 346 269
90 79 72 65 700 341 233 195 75000 658 346 270
95 83 75 68 750 352 238 199 100000 659 347 270
100 87 78 71 800 363 243 202 150000 661 347 270
110 94 84 73 850 373 247 205 200000 661 347 270
120 102 89 78 900 382 251 208 250000 662 348 270
130 109 95 83 950 391 255 211 300000 662 348 270
140 116 100 88 1000 399 258 213 350000 662 348 270
150 122 105 92 1100 414 165 217 400000 662 348 270
160 129 110 97 1200 427 270 221 450000 663 348 270
170 135 114 101 1300 440 275 224 500000 663 348 270
180 142 119 105 1400 450 279 227 550000 663 348 270
190 148 123 108 1500 460 283 229 600000 663 348 270
200 154 127 112 1600 469 286 232 650000 663 348 270
210 160 131 115 1700 477 289 234 700000 663 348 270
220 165 135 118 1800 485 292 235 750000 663 348 270
230 171 139 122 1900 492 294 237 800000 663 348 271
240 176 142 125 2000 498 297 238 850000 663 348 271
250 183 146 127 2200 510 301 241 900000 663 348 271
260 187 149 130 2400 520 304 243 950000 663 348 271
270 192 152 133 2600 529 307 245 1000000 663 348 271
∞ 664 349 272

12 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


C. Validasi data
a. Tercapainya pelayanan rumah sakit yang bermutu dan selamat.
Validasi data merupakan alat penting untuk memahami mutu dari data
mutu dan untuk mencapai tingkat dimana data tersebut cukup meyakinkan bagi
para pembuat keputusan.
Vallidasi data menjadi salah satu langkah penting dalam pengukuran
indikator mutu yang meliputi: pemilihan apa yang harus diukur ( indikator mutu),
pemilihan dan pengujian ukuran, pengumpulan data, validasi data dan
penggunaan data untuk perbaikan.
b. Tujuan
Dengan dilakukan validasi data secara internal, diharapkan dapat diketahui:
a) Sampai sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu instrument
pengukuran dalam melakukan fungsi ukuran.
b) Apakah pengukuran data dilakukan dengan benar sehingga diperoleh data
yang akurat (valid)
c) Data dan informasi data yang valid yang bisa dijadikan dasar manajemen
rumah sakit untuk mengambil keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program dan peningkatan kewaspadaan serta respon
terhadap kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
c. Sasaran
a) Menjamin prosedur pelayanan yang aman
b) Untuk menjamin reproduksibilitas (mempunyai keterberulangan yang sedapat
mungkin dapat mempunyai efektifitas yang sama)
c) Untuk menekan sekecil mungkin resiko penyimpanan yang mungkin timbul
jika dibandingkan dengan prosedur klasik yang lazim dilakukan dengan
prosedur (yang telah divalidasi)

Validasi merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek yang diukur
dengan data yang dapat dilaporkan oleh pengumpulan data. Dengan demikian, data yang
valid “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh pengumpulan data dengan
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diukur.

13 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


Menurut Azwar (1986) validasi berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan dengan fungsi
ukurnya, bailey (98:1987) mengatakan:

“The validity of measuring instrument may be defined as the extent to which difference in
scores on it reflects true differences among individuals on the characteristic that we seek
to measure, rather than constant or random errors”

Berdasarkan pengertian menurut baily di atas, validasi mengandung dua unsure,


yaitu: (1) bahwa instrument pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam
pertanyaan, dan bukan berupa konsep lain; dan (2) bahwa konsep dapat diukur secara
akurat.
Dengan demikian, data yang valid dapat diperlukan melalui alat yang valid ( alat
ukur yang betul-betul datap mengukur objek yang diukur) dan diproses pengumpulan data
yang benar (menggunakan teknik pengukuran yang sama oleh dua orang yang berbeda,
yaitu pengumpul data dan validator)
Yang dimaksud validasi data dalam panduan ini adalah membandingkan hasil data
yang dikumpulkan oleh pengumpul data (orang pertama) dengan hasil data yang
dikumpulkan oleh validator (orang kedua). Apabila tingkat keakuratannya ± 90%, maka
data yang dikumpulkan dapat dikatakan akurat (valid)

D. Analisis Data Indikator


Data yang dianalisis yaitu:
a) Data Indikator Kunci/ Indikator Prioritas
 Indikator 3 area klinis
 Indikator 3 area manajemen
 Indikator 6 sasaran keselamatan
 Indikator unit kerja
b) Data Hasil Evaluasi Protokol Klinis
c) Data Surveilance PPI
d) Insiden Keselamatan Pasien: Sentinel, KTD, KNC
e) Data dari bab PKPO (KNC, KTD dan sentinel)

14 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


Analisa data melalui grafik sangat membentuk dalam memperlihatkan perubahan
apakah menuju perbaikan sesuai yang diharapkan. Analisis data dapat menggunakan
alat statistic:
 Run Chart
 Bar Chart
 Control Chart
 Histogram
 Pareto Chart
Sasaran dari analisis data adalah agar dapat dilakukan perbandingan bagi rumah sakit
melalui empat cara, yaitu:
a) Dengan diri sendiri dalam waktu tertentu, seperti dari bulan ke bulan atau dari
tahun ke tahun berikutnya.
b) Dengan rumah sakit lain yang sama seperti menggunakan data base referensi
c) Dengan standar, seperti ditetapkan oleh badan akreditasi, ikatan professional, atau
menggunakan ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang atau peraturan.
d) Dengan praktek-praktek yang diakui di kepustakaan sebagai pedoman praktek
yang lebih baik atau paling baik.

Perbandingan ini membantu rumah sakit memahami sumber dan sifat perusahaan yang
tidak dikehendaki serta membantu fokus pada upaya perbaikan.

E. Alur Validasi Data Internal

Dari gambar alur diatas, langkah-langkah validasi data internal dapat dijelaskan
sebagai berikut:

15 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


1. Kebutuhan dalam persiapan validasi data papan kerja, format pemantauan, alat
tulis, alat dokumentasi foto atau rekaman video
2. Perlu ada penetapan yang menjadi orang pertama dalam pengambilan data dengan
orang kedua yang tidak ada hubungan dengan orang pertama, dengan kata lain
tidak ada pengaruh atau tidak terlibat data orang kedua dengan pertama. Misalkan
orang pertama mengambil sumber data, maka orang kedua mengambil dari sumber
data pula, bukan mengambil data dari orang pertama, walaupun orang pertama
mengambil data bisa secara keseluruhan. Dalam proses pengambilan data dapat
dengan upaya lain agar tidak terjadi bias, tergantung dari kondisi di lapangan.
3. Menetukan ukuran sampel untuk validasi data. Penggunaan 100% sampel hanya
diperlukan apabila jumlah rekor, kasus, atau data lainnya sangat kecil atau sampel
kurang dari 50. Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam menentukan sampel.
contoh : dalam minggu ke- 1 data orisinil ada 70, minggu ke-2 ada 50, minggu ke-
3 ada 80 dan minggu ke-4 ada 70. Selanjutnya menentukan ukuran sampel
menurut Gay dan Dehl (1996) yaitu minimal 10% sampel dari populasi, maka
minggu ke-1 “70*10%=7”, minggu ke-2 “50*10%=5”, minggu ke -3 “80*10%=8”
dan minggu ke-4 “70*10%=7”. Jadi total minimal sampel adalah 7+5+8+7=27.
Contoh lain menggunakan rumus Slovin. Jika dalam 1 bulan ada 300 data
(populasi), maka dengan rumus Slovin diperoleh ukuran sampel minimalnya
sebesar 171 sampel.
4. Berdasarkan butir 2 di atas, melakukan pengumpulan ulang data oleh orang kedua
yang tidak terlibat dalam pengumpulan dataorisinil, dengan menggunakan objek
data yang sama dan cara ukur yang sama.
5. Menghitung keakuratan dilakukan dengan membandingkan hasil data orang
pertama dengan orang kedua. Hasil data keakuratan yang diterima adalah ≥ 90%.

jumlah kesamaan data


jumlah seluruh data x 100
6. Melakukan koreksi apabila unsur datanya tidak sama, alasan-alasannya (misalnya,
definisi data yang tidak jelas) harus dicatat dan tindakan korektif harus
didokumentasikan
7. Mengidentifikasi tindakan korektif, dengan mereview kembali teknis pengukuran
yang telah dilaksanakan

16 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


8. Menganalisis data setelah divalidasi dengan perhitungan menggunakan metoda
statistik. Sehingga dapat menghasilkan sebuah gambaran dalam pengambilan
keputusan.
Kegiatan validasi data di RSU Holistic Purwakarta dilakukan ketika:
a. Suatu ukuran baru diterapkan (khususnya, ukuran klinis yang dimaksudkan untuk
membantu rumah sakit mengevaluasi dan meningkatkan proses atau hasil klinis
yang penting).
b. Data akan ditampilkan kepada publik lewat situs web rumah sakit atau cara lain.
c. Adanya perubahan pada suatu ukuran yang telah dibuat pada suatu ukuran
indikator yang telah ada.
d. Sumber data berubah, misalnya jika ada bagian dari catatan pasien yang diubah ke
format elektronik sehingga sumber datanya menjadi elektronik dan kertas; atau
e. Subjek pengumpulan data berubah, misalnya perubahan dalam rata-rata umur
pasien, perubahan protokol penelitian, penerapan practice guidelines (pedoman
praktik) baru, atau pemakaian teknologi dan metodologi pengobatan/perawatan
baru.

17 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta


BAB V

PENUTUP

Program peningkatan mutu dianggap bermanfaat jika data yang dipakai merupakan
data yang valid. Jika data yang dipakai tidak valid, maka program peningkatan mutu tidak
ada artinya (garbage in garbage out/GIGO). Jadi pengukuran yang terpercaya (reliable)
terhadap indikator mutu merupakan inti dari semua program peningkatan mutu.

Dalam upaya menjamin bahwa data yang dikumpulkan adalah baik dan bermanfaat
untuk upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, RSU Holistic Purwakarta
menggunakan proses internal untuk melakukan validasi data.

Validasi data menjadi salah satu langkah penting dalam pengukuran indikator mutu
yang meliputi: pemilihan apa yang harus diukur (indikator mutu), pemilihan dan
pengujian ukuran, pengumpulan data, validasi data dan penggunaan data untuk
perbaikan.

Semoga panduan validasi data ini dapat membantu dan bermanfaat dalam
menghasilkan data yang valid yang nantinya data tersebut dapat dipergunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi RSU Holistic Purwakarta.

Ditetapkan di Purwakarta
Pada Tanggal 8 Januari 2019

DIREKTUR RSU HOLISTIC


PURWAKARTA

RTA

18 | Panduan Manajemen Data RSU Holistic Purwakarta

Anda mungkin juga menyukai