Anda di halaman 1dari 3

Nama : Borisman Hulu

Nim : 180204031

Kelas : D3.1

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat II

SOAL

Seorang laki-laki usia 45 tahun dibawa ke IGD


dengan kondisi penurunan kesadaran dan terdapat luka berdarah diarea
temporal dan diarea siku lengan dan lutut. Pasien korban kecelakaan lalu
lintas. Dilakukan pemeriksaan TD 150/90 mmHg, Nadi 100x/mnt, suhu 37oC
dan pernafasan 26 x/mnt.

Pertanyaan:
1. Jelaskan inisial asesment pasien sebagai penanganan awal ?
2. Jelaskan pemeriksaan apa saja yang penting diketahui untuk memastikan keadaan pasien?
3. Jelaskan pembagian cedera kepala!
4. Jelaskan patway cedera kepala!
5. Terapi apa sajakah yang dapat diberikan pada pasien sebagai penanganan kondisi pasien
dengan cedera kepala

Jawaban

1. inisial asesment pasien sebagai penanganan awal yaitu:


a. Gunakan sarung tangan sekali pakai, jika tersedia, guna meminimalkan risiko
terjadinya infeksi.
b. Tekan area yang tubuh yang mengeluarkan darah menggunakan kapas atau perban
hingga perdarahan berhenti.

2. pemeriksaan yang penting diketahui untuk memastikan keadaan pasien yaitu:


a. Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bicara dan bernafas dengan bebas ?
Jika ada obstruksi maka lakukan :
• Chin lift / jaw thrust (lidah itu bertaut pada rahang bawah)
• Suction / hisap (jika alat tersedia)
• Guedel airway / nasopharyngeal airway
• Intubasi trakhea dengan leher di tahan (imobilisasi) pada posisi netral
b. Breathing
Menilai pernafasan cukup. Sementara itu nilai ulang apakah jalan nafas bebas. Jika
pernafasan tidak memadai maka lakukan :
• Dekompresi rongga pleura (pneumotoraks)
• Tutuplah jika ada luka robek pada dinding dada
• Pernafasan buatan
Berikan oksigen jika ada
c. Sirkulasi
Menilai sirkulasi / peredaran darah. Sementara itu nilai ulang apakah jalan nafas
bebas dan pernafasan cukup. Jika sirkulasi tidak memadai maka lakukan :
• Hentikan perdarahan eksternal
• Segera pasang dua jalur infus dengan jarum besar (14 - 16 G)
• Berikan infus cairan
d. Disability Menilai kesadaran dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respons
terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar.
Tidak dianjurkan mengukur Glasgow Coma Scale
AWAKE = A
RESPONS BICARA (verbal) = V
RESPONS NYERI = P
TAK ADA RESPONS = U
e. Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cedera yang
mungkin ada. Jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in-line harus dikerjakan.

3. pembagian cedera kepala dibagi menjadi dua yaitu :


a. Cedera kepala tertutup
Kondisi ini dapat terjadi akibat benturan atau sentakan keras pada kepala yang
berakibat cederanya jaringan otak, meskipun tulang tengkorak masih utuh.
b. Cedera kepala terbuka atau luka tembus
Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya hantaman yang menyebabkan tulang
tengkorak pecah atau adanya benda yang menembus (penetrasi) ke tulang
tengkorak dan otak, misalnya tertembak peluru di kepala.

4. Patofisiologis dari cedera kepala traumatic dibagi dalam proses primer dan proses
sekunder. Kerusakan yang terjadi dianggap karena gaya fisika yang berkaitan dengan
suatu trauma yang relative baru terjadi dan bersifat irreversible untuk sebagian besar
daerah otak. Walaupun kontusio dan laserasi yang terjadi pada permukaan otak, terutam
pada kutub temporal dan permukaan orbital dari lobus frontalis, memberikan tanda-tanda
jelas tetapi selama lebih dari 30 tahun telah dianggap jejas akson difus pada substasi alba
subkortex adalah penyebab utama kehilangan kesadaran berkepanjangan, gangguan
respon motorik dan pemulihan yang tidak komplit yang merupakan penanda pasien yang
menderita cedera kepala traumatik berat.
 
5. Terapi yang dapat diberikan pada pasien sebagai penanganan kondisi pasien dengan
cedera kepala yaitu :
1. Fisioterapi, untuk mengembalikan fungsi saraf atau otot yang terganggu akibat
gangguan pada otak akibat cedera
2. Terapi kognitif dan psikologis, untuk memperbaiki gangguan perilaku, konsentrasi,
daya pikir, atau emosi yang terjadi setelah cedera kepala
3. Terapi okupasi, untuk membantu pasien kembali menyesuaikan diri dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari
4. Terapi wicara, untuk memperbaiki kemampuan berbicara dan berkomunikasi pasien
5. Terapi rekreasi, untuk melatih pasien menikmati waktu senggangnya dan menjalin
hubungan sosial melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai