Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 18504241038
Kelas : A2.2
Prinsip kerja pada pompa injeksi tipe in line ini, memanfaatkan tonjolan/pada camshaft pompa
yang menekan plunger secara tiba-tiba. Sementara penekanan cam diatur oleh sebuah timming
chain yang terhubung dengan poros engkol mesin. Berikut saya paparkan cara kerja dari pompa
injeksi tipe in line:
1. Langkah awal, solar mengalir dari tanki masuk ke input feed pompa injeksi.
2. Saat memasuki pompa, solar akan diarahkan ke komponen plunger barel. Plunger barel
merupakan ruang tempat solar akan disalurkan ke sistem injeksi.
3. Ketika mesin dihidupkan, otomatis camshaft pompa berputar. Sehingga camshaft menenakan
plunger kearah atas.
4. Sementara itu dibagian atas plunger terdapat plunger barel yang terisi dengan solar. Sehingga
gerakan plunger akan menekan solar kearah atas, berikut posisi plunyer saat bekerja:
a. Plunyer pada posisi TMB (Titik Mati Bawah)
Bahan bakar masuk melalui lubang pemberi (feed hole) pada barel kedalam ruang diatas
plunyer (ruang penyalur/delivery chamber).
b. Langkah awal
Karena poros nok, plunyer akan bergerak ke TMA sampai lubang pemberi tertutup oleh
alur pada bagian atas plunyer.
c. Langkah lepas
Plunyer bergerak keatas dari batas langkah awal sampai katup penyalur membuka. Pada
langkah ini solar tertekan melawan pegas katup penyalur.
d. Langkah produktif
Plunyer bergerak keatas, katup penyalur terbuka didalam ruang tekan terjadi tekanan
tinggi solar mengalir melalui pipa tekanan tinggi ke nozel injeksi. Langkah ini akan
berakhir apabila alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sehingga tidak ada
lagi penekanan solar ke nozel injeksi.
e. Langkah sisa
Plunyer bergerak ke atas sampai titik mati atas (TMA). Pada langkah ini tidak ada
penekanan solar. Ruang tekanan tinggi A berhubungan dengan ruang isap B melalui
celah panjang. Akibat dari langkah ini, plunyer bergerak dari TMA ke TMB karena pegas
plunyer.
f. Langkah total
Langkah total adalah langkah bolak-balik plunyer dari TMB ke TMA.
5. Ketika kabel gas ditarik, maka rack adjuster akan memperbesar volume plunger barel.
Sehingga suplai solar ketika plunger menekan akan lebih banyak.
6. Akhirnya RPM mesin bisa meningkat.
7. Sementara komponen sentrifugal advancer digunakan untuk mengatur timming penginjeksian
dengan mengatur sudut camshaft pompa.
8. Ketika mesin akan dimatikan, maka kita harus menghentikan suplai solar ke dalam pompa
injeksi.
Kalibrasi Pompa Injeksi Tipe In Line
\
a. Memasang pompa injeksi pada alat kalibrasi dengan posisi dudukan yang benar seperti
yang ditunjukkan pada gambar diatas.
b. Memasang selang masuk bahan bakar pada lubang masuk bahan bakar pompa injeksi.
c. Memasang selang keluar bahan bakar pada lubang saluran keluar bahan bakar pompa
injeksi. Bahan bakar ini kemudian dialirkan ke tangki penyimpanan bahan bakar alat
kalibrasi.
d. Menyalakan alat kalibrasi kemudian menyetel putaran dengan putaran rendah yang dapat
dipantau pada layar 5 sampai 10 rpm untuk memastikan bahan bakar keluar dari holder.
Jika terdapat sat holder yang tidak mengeluarkan bahan bakar, maka perlu dilakukan
pengendoran holder dan kemudian pengecekan delivery valve dilakukan atau melihat
kinerja plunyer apakah bekerja baik atau tidak. Jika semua holder mengeluarkan
bahan bakar, lalu dilakukan penyetelan rpm alat kalibrasi pada 0 rpm. Kemudian
memasang pipa tekanan tinggi pada semua holder dan mengencangkannya.
e. Menyetel alat kalibrasi pada awal putaran sebesar 150 rpm, lalu melakukan
pemesiksaan apakah jika tombol stroke ditekan, maka bahan bakar mengalir ke dalam
gelas ukur pada stroke 200. Stroke merupakan perhitungan waktu. Stroke dapat
diubah menjadi ukuran yang lain namun standardnya adalah 200. Pada Langkah
berikutnya akan tetap digunakan stroke 200.
f. Melakukan pemeriksaan jumlah bahan bakar yang keluar untuk masing silinder,
jumlahnya harus sama. Untuk 250 rpm jumlah bahan bakar berjumlah lebih dari 2 cc,
bergantung juga dari merek pabrikan.
g. Langkah berikutnya memeriksa jumlah bahan bakar yang dikeluarkan pada putaran
350 rpm. Pada kondisi ini biasanya bahan bakar berjumlah 4 cc.
h. Selanjutnya memeriksa jumlah bahan bakar pada putaran 900 – 1250 rpm (putaran
tinggi). Pada kondisi ini diambil sampel pada putaran 1100 rpm, karena pada engine
Diesel ini putaran tinggi didapatkan maksimal pada 1100 rpm.
i. Jumlah bahan bakar pada rpm tinggi dapat diketahui dengan rumus berikut
B = (D – 2) x 2+1
D = diameter plunyer
diameter plunyer dapat diukur menggunakan jangka sorong atau dengan melihat pada
label yang ada di pompa injeksi. Sebagai contoh misalnya diameter plunyer pompa
injeksi Figther 6D14 adalah 9,5 mm, jika dimasukan rumus (1) di atas, maka (9,5 – 2)
x 2 + 1 = 16. Jadi bahan bakar yang diperlukan pada rpm tinggi (900 – 1250) pada
stroke 200 adalah 16 cc.