Anda di halaman 1dari 2

QANA’AH

Qanaah tidak lain adalah bersikap ikhlas dan bisa menerima apa yang ada. Sikap qanaah selalu identik
dengan bisa mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya, sekecil apapun rejeki yang diterimanya.
Qanaah menyuruh manusia untuk bersabar dalam menerima ketentuan Illahi jika ketentuan itu
menyedihkan dan menyuruh manusia untuk bersyukur jika ketentuan itu berupa kenikmatan yang
menyenangkan. Manusia harus ingat bahwa yang menentukan segala sesuatu atasnya adalah Dzat yang
menguasai seluruh kehidupan.
Akan tetapi, Qanaah bukan berarti menyerahkan sepenuhnya kepada Allah lalu menunggu rejeki turun
begitu saja. Namun dalam sikap qanaah manusia masih harus dituntut untuk selalu berikhtiar dan
berikhtiar. Karena kebahagian tidak sepenuhnya disebabkan berlimpahnya materi, kebahagiaan datang dari
hati dengan bersikap qanaah, selalu bersyukur dan tidak silau dengan kemewahan duniawi. 
Hadits Nabi Muhammad SAW: Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi telah bersabda: ”Kekayaan
itu bukan karena banyaknya harta yang dimiliki namun kekayaan sebenarnya adalah kaya hati” (HR
Bukhari dan Muslim)
 ‫ َو َما ۡال َح ٰيوةُ الد ُّۡنيَ ۤا اِاَّل َمتَا ُع ۡال ُغ ُر ۡو ِر‬......
Allah pun berfirman: “…dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185
Orang-orang yang qanaah bisa saja memiliki harta yang sangat banyak, namun semua itu bukan untuk
menumpuk kekayaan. Kekayaan dan dunia yang dimilikinya ia sikapi dengan rambu-rambu Allah SWT,
sehingga apa pun yang dimilikinya tidak pernah melalaikannya dari mengingat Sang Maha Pemberi
Rezeki. Mereka tahu kapan waktunya beribadah kepada Allah, seperti shalat, puasa dan lain-lain, dan
kapan watunya beribadah, sebab mereka tahu perintah-perintah dan larangan-larangan Tuhan mereka.
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Qana’ah Obat Penyakit-Penyakit Hati 


Qanaah merupakan obat dari penyakit-penyakit hati seperti rakus, tamak, putus asa, malas, sombong,
dan kikir / bakhil. Sebab dengan qanaah, manusia akan selalu merasa puas dengan apa yang sekedar
dibutuhkan.Ia tidak akan tamak terhadap yang dimiliki oleh orang lain, tidak melihat apa yang ada di
tangan mereka, dan tidak menjadi rakus mencari harta benda dengan menghalalkan cara apa pun.
Abu hazim berkata, “tiga perkara siapa yang berada di dalamnya, maka sempurnalah akalnya: orang
yang mengenal siapa dirinya, menjaga lidahnya, dan puas terhadap apa yang dianugerahkan Allah SWT.”
Orang yang qana’ah juga akan selalu suka mendermawankan hartanya, murah hati, dan mau
menafkannya untuk orang yan membutuhkan, sebab ia tahu bahwa semua harta yang diperolehnya adalah
berasal dari Tuhannya, Allah SWT. Orang yang kesusahan berhak akan hartanya. Hartanya hanyalah
sebuah titipan dari-Nya. Bila sikap dermawan ini mulai mekar dalam pribadi seseorang, maka hal itu
berarti suatu gejala terlepasnya sikap bakhil. Dan jaminan keberuntungan orang yang terlepas dari penyakit
kikir atau bakhil, dikemukakan Allah dalam Al-Quran: Artinya: “….dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9) [6]
Salah satu sebab yang membuat hidup ini tidak tenteram adalah terpedayanya diri oleh kecintaan
kepada harta dan dunia. Orang yang terpedaya harta akan senantiasa merasa tidak cukup dengan apa yang
dimilikinya. Akibatnya, dalam dirinya lahir sikap-sikap yang mencerminkan bahwa ia sangat jauh dari rasa
syukur kepada Allah Sang Maha Pemberi Rezeki. Ia akan takabbur atau sombong, sedangkang sombong
termasuk sikap mental yang buruk dan tercela. Sikap tersebut adalah memandang rendah orang lain,
sementara memandang tinggi dan mulia diri sendiri.
Beberapa manfaat memiliki sifat qanaah adalah:
1. Seolah mendapatkan dunia dan isinya
Seseorang yang memiliki sifat qanaah akan merasa cukup dengan apa yang ia miliki. Bahkan ia
merasa bahwa dunia dan isinya seolah-olah sudah terasa cukup hanya dengan harta yang dimiliki.
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary, Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa di antara
kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan
kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia
telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi)

2. Selalu dipenuhi rasa syukur


Sifat qanaah mengajarkan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Rasa
syukur tersebut harus selalu ditanamkan didalam hati.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda bersabda, ”Pandanglah orang yang berada di
bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di
atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat
Allah padamu.” (HR. Muslim)

3. Menjadi orang yang beruntung


Sifat qanaah akan menjadikan seseorang beruntung. Karena ia tak pernah sekalipun merasa
kekurangan. Ia selalu merasa apa yang telah diberikan adalah cukup.
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, “ Sungguh sangat beruntung orang yang
telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah mengaruniakannya sifat qana’ah (merasa
puas) dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)

4. Terhindar dari rasa iri dan dengki


Memiliki sifat qanaah akan menjaga diri dari iri dan dengki kepada sesama. Karena ia sudah
merasa cukup atas segala yang dimiliki.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,“ Umatku akan ditimpa penyakit berbagai umat.”
Para sahabat berkata, “ Wahai Rasulullah, apa saja penyakit umat-umat (terdahulu)?” Rasulullah
berkata, “ Kufur Nikmat, menyalahgunakan nikmat, saling berlomba memperbanyak dunia, saling
berbuat najsy (mengelabui dalam penawaran, pen.), saling memusuhi, dan saling hasad-menghasadi
hingga timbulnya sikap melampaui batas (kezaliman).” (HR. Al-Hakim)

5. Terbiasa dengan pola hidup sederhana


Seseorang yang memiliki sifat qanaah selalu hidup sederhana. Meskipun ia mampu untuk
memperlihatkan harta kekayaan yang dimiliki, namun ia tetap rendah hati dan sederhana. Karena
tujuan utamanya bukanlah semata-mata harta duniawi.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “ Bukannya kekayaan (orang kaya) itu karena
banyaknya harta, melainkan kekayaan (orang kaya) yang sebenarnya adalah kaya hati”. (HR Bukhari
dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai