Disusun oleh :
Riki Abdul Holik (10220011)
Fadiya Hanifa Gunawan (10220008)
Akidah Islam
Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Rukun iman sebagai system kepercayaan dan system pandangan hidup ini dengan
sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad
SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Indri Silviani,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
kami selaku para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
HALAMA JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................1
Rumusan Masalah................................................................2
Tujuan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Rukun Iman........................................................................3
Tingkatan Iman.................................................................10
Fungsi Iman.......................................................................11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing
dalam hidup ini mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan
kesejahteraan. Namun di manakah sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua?
Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yg disertai dgn amal shaleh
yg dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.
“Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan.”
Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil
merubah keadaan duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman
masyarakat mereka menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’
melaksanakan perintah Allah para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan
rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka
junjung tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman.
Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan
diantara kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yang penuh dgn
kebohongan kesombongan kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral
dan kemungkaran.Dengan memohon ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba
menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan topik tersebut di atas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:
1. Apa pengertian iman?
2. Bagaimana karakteristik iman?
3. Tingkatan iman.
4. Cabang-cabang dari iman.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi kewajiban
sebagai pelajar, yakni membuat tugas yang diberikan oleh dosen, akan pemenuhan
dari kewajiban itupula tidak lepas ari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan.
Yaitu kita dapat mengetahui apa pengertian dari iman, karakteristik iman, dan
segala sesuatu tentang iman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Secara etimologis berarti ‘percaya’. Perkataan iman ( )ايمانdiambil dari kata
kerja ‘aamana’ () – yukminu’ () yang berarti ‘percaya’ atau ‘membenarkan’.
Menurut hadits, iman merupakan tambatan hati yang diucapkan dan
dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati,
ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang – orang beriman
adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya
sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang
yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap hidup.
Menurut para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman:
Imam Ali bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan
kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota.”
Aisyah r.a.: “Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan
membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota.”
Imam Al-Ghazali: “Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan
pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-
anggota).”
Berdasarkan hadits Ibnu Majjah Tabhrani:
ان َو َع َم ٌل بِااْل َ ْر َكا ِن
ِ سَ ِّب َو اِ ْق َرا ٌر بِال
ِ اَاْل ِ ْي َمانُ َع ْق ٌد بِا ْلقَ ْل.
Artinya: ”Iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan laku perbuatan.”
B. Ruang Lingkup Iman
Adapun batasan ruang lingkup iman adalah isi yang di cakup oleh kata kata
iman tersebut.
َو َع َم ٌل بِااْل َ ْر َكا ِن+ ان
ِ سَ ِّ َو اِ ْق َرا ٌر بِال+ ب
ِ اَاْل ِ ْي َمانُ = َع ْق ٌد بِا ْلقَ ْل
Artinya: Tambatan hati + Ucapan lisan (Pandangan hidup) + Laku
perbuatan(Sikap hidup)
Jadi bicara soal Iman = bicara soal hidup yang mencakup:
· Pandangan hidup
· Sikap hidup
C. RUKUN IMAN
1. Iman kepada Allah SWT
Sudah kita ketahui, Allah SWT adalah Esa/Tunggal. Seperti dalam Q.S Al-
Ikhlas: 1-4
Artinya:“Katakanlah: Dia-Lah Allah Yang Maha Esa. Hanya Allah-lah
tempat bergantung. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Tidak ada
satupun yang menyamai-Nya.”
Dalam surat tersebut telah jelas dijelaskan bahwa Allah-lah tempat
bergantung, bergantung diatas ialah ketika umat muslim menyembah dan meminta
hanya kepada Allah. Seperti Q.S Al-Fatihah: 5
Allah maha pengasih lagi Maha penyayang. Ia menyuruh manusia agar
berbuat kebajikan,agar kehidupannya bahagia di dunia dan akhirat. Untuk dapat
berbuat kebajikan manusia perlu tuntunn bimbingan dari allah swt. Allah maha adil
lagi bijaksana,Allah menjanjikan kepada manusia yang ikhlas menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya akan mendapat imbalan berupa Surga.
Begitu pula sebaliknya barang siapa berbuat dosa balasannya adalah neraka.
Di antara sifat-sifat Allah yang banya disebut dalam Al-Qur’an adalah
“Rabb”: Maha Memiliki, Mendidik, dan Memelihara. “Rahmaan” dan “Rahiim”:
Maha Pemurah dan Maha Penyayang,. “Ghafuur”: Maha Pengampun. “Malik”:
Maha Menguasai, Maha Memiliki.
2. Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT
Yang Wajib diketahui oleh umat Islam ada 10.
1) Jibril. Tugasnya menyampaikan wahyu
2) Mikail. Tugasnya memberikan rizki
3) Israfil. Tugasnya meniup sangkakala
4) Izrail. Tugasnya mencabut nyawa
5) Munkar. Tugasnya menanyakan dalam kubur
6) Nakir. Tugasnya menanyakan dalam kubur
7) Raqib. Tugasnya mencatat amal kebaikan
8) Atid. Tugasnya mencatat amal keburukan
9) Malik. Tuganya penjaga pintu neraka
10) Ridwan. Tugasnya penjaga pintu surga
Beriman kepada Malaikat, didasarkan pada:
· Q.S Al-Baqarah: 177
Artinya “Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu
kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah,
hari kiamat, Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab, Nabi-Nabi....................”.
· Q.S Al-Baqarah: 285
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman
kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya, Rasul-
RasulNya......................”.
Malaikat adalah makhluk halus yang tidak nampak dan mempunyai fungsi-
fungsi yang tertentu. Sebagai konsekuensi beriman kepada Allah, maka umat Islam
harus beriman kepada Malaikat. Malaikat, menurut Hadits yang diwayatkan oleh
Aisyah R.A, diciptakan dari nur (cahaya), sedangkan jin diciptakan dari nar (api).
Adapun Fungsi Malaikat adalah:
a) Sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu Allah kepada Rasul-
RasulNya.
b) Sebagai perantara untuk memperkuat Para Nabi dan kaum Muslimin.
c) Untuk mendatangkan azab pada umat yang dzalim serta mengingkari
zat-zat Allah.
d) Menolong dengan memintakan ampun bagi mereka yang ada dibumi.
e) Membantu meningkatkan kehidupan rohaniah manusia didunia
maupun diakhirat, dengan selalu memberi ilham pada manusia untuk berbuat yang
baik.
f) Untuk mencatat semua perbuatan-perbuatan manusia.
Sifat Malaikat :
1) Diciptakan dari nur (cahaya)
2) Taat dan berbakti kepada Allah
3) Dapat menjelma atau berubah bentuknya seperti manusia atau seperti
makhluk lainnya.
4) Bersujud kepada allah.
5) Senantiasa mengucapkan tasbih atau mensucikan allah.
6) Tidak pernah merasa letih untuk menyembah allah.
7) Tidak sombong.
8) Memberi salam kepada ahli syurga.
9) Memohon ampunan untuk orang2 yang beriman.
10) Malaikat itu tidak berjenis laki-laki atau perempuan.
11) Tidak memiliki hawa nafsu,tidak membutuhkan makan dan minum,dan
sarana-sarana fisik lainnya.
12) Tidak mati sebelum datangnya hari kiamat.
Hikmah Beriman Kepada malaikat :
a) Iman kepada malaikat adalah salah satu rukun iman. Oleh sebab
itu,kita harus mempercayai adanya malaikat dengan penuh keyakinan. Beriman
kepada malaikat dapat mendatangkah hikmah,antara Lain:
b) Dapat mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada allah swt.
c) Diantara sekian banyak sifat malaikat adalah disiplin dan ikhlas
melaksanakan perintah allah. Sifat yang luhur ini sebaiknya kita jadikan contoh
dalam rangka ibadah kita kepada Allah swt.
d) Malaikat ada yang bertugas mengawasi dan mencatat semua perbuatan
manusia. Hal ini merupakan Motivasi (pendorong) bagi kita untuk senantiasa
berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan jahat.
Artinya: “(Jumlah nabi dan rasul) adalah seratus dua puluh ribu orang dan
para rasul sebagian dari mereka berjumlah tiga ratus tiga belas orang.” (H.R
Bukhari dan Muslim)
Tetapi jumlah nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh umat Islam dan
diterangkan dalam Al-Quran ada 25orang, yaitu:
1) Adam AS.
bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia) atau manusia pertama yang
Allah swt. ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun
Fayakun” artinya “ Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai
1000 tahun.
2) Idris AS.
adalah keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul
setelah berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah bernama
Babilonia. Beliau berguru kepada nabi Syits AS.
3) Nuh AS.
adalah keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun.
Umat beliau yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir
yang dahsyat. Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. karena
naik bahtera yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk Allah swt.
4) Hud AS.
adalah seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati daerah
Ahqaf, terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-
Syajar, yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5) Shaleh AS.
Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud,
menempati daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam
(Syiria). Kaum Tsamud sebenarnya masih keturunan kaum ‘Ad.
6) Ibrahim AS.
putra Azar si pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah
yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak.
Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau dibakarnya dalam api yang
sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, karena diselamatkan
Allah swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), karena
anak cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau banyak
diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah
Qurban, termasuk khitan.
7) Luth AS.
Beliau keponakan nabi Ibrahim, dan beliau banyak belajar agama dari nabi
Ibrahim. Diutus oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, bagian dari wilayah
Yordania. Kaum nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan
batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada Allah swt, terutama karena
perilaku mereka yang suka mensodomi kaum laki-laki.
8) Ismail AS.
adalah putra nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi)
Ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam. Beliau adalah seorang anak yang
dikurbankan oleh ayahnya Ibrahim, sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah
Qurban bagi umat Islam.
9) Nabi Ishak AS.
putra Nabi Ibrahim dari isterinya, Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi Ishak
adalah saudara sebapak, berlainan ibu.
10) Ya’qub AS.
adalah putra Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang
dikenal dalam Al Quran dengan sebutan al Asbath, diantaranya adalah nabi Yusuf
yang kelak akan menjadi raja dan rasul Allah swt.
11) Yusuf AS.
putra nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Quran
sebagai seorang yang mempunyai paras yang tampan, sehingga semua wanita bisa
tergila-gila melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar
Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12) Ayyub AS.
adalah putra Ish . Ish adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti
paman nabi Yusuf AS. Jadi nabi Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu.
Nabi Ayyub digambarkan dalam Al Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau
diuji oleh Allah swt. dengan penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap
bersabar dalam beribadah kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13) Dzulkifli AS.
putra nabi Ayyub AS. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus sesudah
Ayyub, dan Allah memberi nama Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan
ketaatan dan memeliharanya secara berkelanjutan
14) Syu’aib AS.
masih keturunan nabi Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu
perkampungan di daerah Mi’an yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau
luth. Mereka adalah keturunan Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15) Yunus AS.
adalah keturunan Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra
nabi Ya’qub. Beliau diutus ke wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya
beliau pernah ditelan ikan hiu selama 3 hari tiga malam didalam perutnya,
kemudian diselamatkan oleh Allah swt.
16) Musa AS.
adalah masih keturunan nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil.
Beliau diberi kitab suci Taurat oleh Allah swt.
17) Harun AS.
adalah saudara nabi Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan
Bani Israil di Mesir.
18) Dawud AS.
adalah seorang panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan
rasul oleh Allah swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan
melunakkan besi, suka tirakat, yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya
dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari tidak.
19) Sulaiman AS.
adalah putra Dawud. Beliau juga terkenal sebagai seorang raja yang kaya
raya dan mampu berkomunikasi dengan binatang (bisa bahasa binatang).
20) Ilyas AS.
adalah keturunan Nabi Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di
wilayah seputar sungai Yordan.
21) Ilyasa AS.
berdakwah bersama nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak
sama, Nabi Ilyas sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya
saling bahu membahu berdakwah di kalangan Bani Israil.
22) Zakaria AS.
seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam
di Baitul Maqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23) Yahya AS.
adalah putra Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, karena terlahir
dari seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua renta, yang secara
lahiriyah tidak mungkin lagi bisa melahirkan seorang anak.
24) Isa AS.
adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Siti Maryam. Ia
lahir atas kehendak Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt.
kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap
sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25) Muhammad SAW.
putra Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat
Arab jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu Al Quran yang
merupakan kitab suci terakhir pula.
Seorang laki-laki tersebut adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang pada
saat itu untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Jawaban Rasulullah yang selalu dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi tentang
rukun iman. Salah satunya dari rukun iman tersebut adalah iman kepada qadha dan
qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar adalah merupakan
pengakuan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu
yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan adalah atas kehendak Allah.
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang
didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4) Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Bagi orang yang beriman segala kejadian yang menimpa selain disebabkan
karena perbuatannya sendiri juga terjadi karena kehendak allah swt. Menurut Syeh
Muhammad saleh Al Usaimin,mengemukakan bahwa takdir itu mempunyai 4
tingkatan,yaitu :
1) Al ilmu (pengetahuan)
Seorang harus meyakini bahwa Allah swt mengetahui segala sesuatu baik
secara global maupun terperinci.
2) Al Kitabah (Catatan)
Allah swt mencatat semua itu di dalam sebagai ketetapan disisinya.
3) Al Masyiah (Kehendak)
Kehendak allah itu bersifat umum,tidak ada sesuatu dilangit maupun dibumi
melainkan terjadi dengan iradah atau kehendak allah swt.
4) Al khalku (Ciptaan)
Tidak sesuatupun dilangit dan dibumi melainkan allah sebagai pencipta,
memiliki, pengatur, dan penguasaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan ini, maka dapat disimpulkan Pengertian iman secara bahasa menurut
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan
sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman
dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara
bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada nsure menerima
dan tunduk. Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek),
sedangkan tashdiq adalah fi’il muta’addi (butuh objek) (Lihat Syarh Arba’in, hal.
34)