PRAKTIKUM KE VII
TITRASI ALKALIMETRI
NAYLA AL FARISA
200205059
DOSEN PENGAMPU:
V1.N1 = V2. N2
10,0 . 0,1002 = 10,0 . N2
10,0 . 0,1002
Nbs=
10,0
Nbs = 0,1002 N -> normalitas baku sekunder NaOH yang akan digunakan untuk titrasi
penetapan kadar.
b) Penetapan kadar
Antara basa sekunder NaOH dan sample asam salisilat
1. Baku sekunder NaOH akan ditaruh di buret dan sample preparasi di enlemeyer
2. Sample asam salisilat memiliki tiga enlenmeyer yang sudah dihitung cuplikannya
sebanyak tiga kali
b mLT . NT . BE
%kadar= = x 100 % → jika sample padatan
b mg sample
b mLT . NT . BE
%kadar= = x 100 % → jika sample cairan
v mg sample x 1000
3. mLT = titran yang digunakan untuk menitrasi sample NaOH
NT = menitrasi sample NaOH
BE = bobot ekivalensi dari sample asam salisilat
4. massa sample 1 = setelah di larutkan pada etanol, massanya misalnya 15,002 g
mLT . NT . BE
%kadar= x 100 %
mg sample
10,6. 0,1002.132
%kadar= x 100 %
15.002 mg
%kadar=2,6 % b /b -> harus dilihat kesesuaiannya dengan farmakope
5. jika tidak ada pengencerang, langsung dihitung perolehan Kembali
kadar diperoleh
%kadar= x 100 %
kadar di etiket
2,6 %
%kadar= x 100 %
2%
% kadar = Kurang lebih sekitar 120% -> kemudian dilihat memenuhi syarat atau
tidak di farmakope
setiap sediaan harus dilakukan quality control diantaranya adalah perhitungan kadar dari
bahan aktif utama atau sediaan sample tersebut kemudiaan dibandingkan dengan
farmakope.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Rumus untuk menghitung baku primer asam oksalat adalah
gr 1000
N= x xekivalen
mr mL
Setelah mendapatkan hasil dari baku primer, maka nilai tersebut akan dihitung untuk
normalitas baku sekunder dengan rumus
V1.N1 = V2. N2
Sedangkan untuk menghitung penetapan kadar menggunakan dua rumus dengan fungsi
yang berbeda, yaitu
b mLT . NT . BE
%kadar= = x 100 % → jika sample padatan
b mg sample
b mLT . NT . BE
%kadar= = x 100 % → jika sample cairan
v mg sample x 1000
3.2 Saran
Gunakan farmakope untuk mengetahui apakah nilai yang telah dicari memenuhi syarat
atau tidak.
REFERENSI
1. Keenan, Charles W., 1980, Ilmu Kimia untuk Universitas, Edisi VI, 422, Erlangga,
Jakarta
2. Daintith, J.,1997, Kamus Lengkap Kimia, 7, 17, Erlangga, Jakarta
3. Depkes RI: Jakarta Ditjen POM., 1979., Farmakope Indodesia Edisi Ketiga.
4. Ditjen POM., 1995., Farmakope Indonesia, Edisi Keempat.
5. Khopkar.1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.