Anda di halaman 1dari 64

Mini Project

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP


KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN
DI DESA SEKURA TAHUN 2020

Disusun Oleh:
dr. Lya Novya
dr. Fanina Rizkia
dr. Herny Anggraeni Dewi
dr. Cut Lialistiani Fatmala Putri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


PUSKESMAS SEKURA
KABUPATEN SAMBAS
2020

56
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan
klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Proses penyusunan penelitian ini tentunya tidak terlepas dari berbagai kendala
dan kesulitan namun hal itu bukan menjadi halangan bagi tim penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini. Tim penulis menyadari bahwa penelitian ini masih
jauh dari kata sempurna namun hal tersebut tidaklah mengurangi esensi dari
penulisan. Hasil penelitian ini juga tidak terlepas dari bantuan seluruh pihak yang
terlibat dengan program dokter internship. Oleh karena itu, bersama dengan ini
perkenankan tim penulis menyampaikan penghargaan dalam bentuk ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yang terhormat dr. Elvira Ismail selaku kepala UPTD Puskesmas
Sekura yang memberikan tim penulis kesempatan untuk mengikuti program
dokter internship pada puskesmas yang dipimpinnya
2. Yang terhormat dr. Khok Khiang selaku pembimbing dokter internship
di UPTD Puskesmas Sekura, yang memberikan tim penulis kesempatan untuk
mengikuti program dokter internship pada puskesmas yang dipimpinnya
3. Yang terhormat kakak bidan Gustiah Amd. Keb selaku pemegang
program poli KIA di UPTD Puskesmas Sekura yang telah memberikan
kesempatan, dukungan serta membimbing kepada tim penulis untuk
melaksanakan penelitian ini di puskesmas yang dipimpinnya
4. Yang terhormat kakak bidan Evi Jumiarti amd. Keb selaku pemegang
program KB di UPTD Puskesmas yang telah memberikan kesempatan,
dukungan serta membimbing kepada tim penulis untuk melaksanakan
penelitian di puskesmas yang dipimpinnya
5. Yang terhormat seluruh staf UPTD Puskesmas Sekura yang telah
banyak membantu dan memberikan berbagai kritik dan masukan yang
membangun kepada peneliti dalam penyusunan mini project ini

ii
6. Teman sejawat dokter internship di UPTD Puskesmas Sekura : dr. Lya
Novya, dr. Herny Anggraeni Dewi, dr. fanina Rizkia dan dr. Cut Lialistiani
Fatmala Putri, dalam tim penelitian yang telah banyak membantu dan
bekerjasama untuk menyelesaikan mini project ini
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu kami baik secara langsung maupun tidak secara langsung dalam
pelaksanaan kegiatan dan penyelesaian laporan ini.
Tim penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik
lagi kedepannya terutama dalam hal penyusunan mini project ini. Semoga
penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi pihak UPTD
Puskesmas Sekura Kecamatan Teluk Keramat, masyarakat pada umumnya dan
bagi dunia kedokteran.

Sekura, Oktober 2020

Pontianak, Oktober 2013

iii
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP KEBUTUHAN
NUTRISI SELAMA KEHAMILAN DI DESA SEKURA TAHUN 2020

Lya N1, Fanina R1, Herny A D1, Cut LFP1,

Intisari

Latar Belakang: Salah satu masalah gizi yang masih dihadapi di Indonesia adalah gizi
pada ibu hamil. Gizi pada kehamilan adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil. Nutrisi yang kurang selama
masa kehamilan dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi akibat faktor tidak langsung
seperti anemia dan kurang energi kronik (KEK) dimana persentasenya sebesar 28%.
Kekurangan energi kronik (LiLA <23,5 cm) di Indonesia memiliki persentase sebesar
17,3% dan paling banyak dialami oleh maternal dengan kelompok usia 15-19 tahun
(33,5%). Deteksi dini dan pencegahan KEK pada ibu hamil dapat dilakukan saat ANC.
Desa Sakura merupakan desa yang memiliki kunjungan ANC terendah (20%) di
kecamatan Teluk Keramat. Bedasarkan salah studi sebelumnya terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu hamil terhadap kebutuhan nutrisi kehamilan (p<0,05). Tujuan:
Mengetahui pengetahuan tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi
selama kehamilan di Desa Sekura tahun 2020. Metodologi: Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif observasional melalui pendekatan cross-sectional. Pengambilan data
dilakukan terhadap 31 responden. Sampel diambil sesuai dengan teknik consecutive
sampling. Hasil: Karakteristik responden sebagian besar berusia 26-35 tahun (51,6%),
tidak bekerja (45,2%) dan pendidikan terakhir SMA (38,7%). Bedasarkan tingkat
pengetahuan, responden yang memiliki tingkat pengetahuan kategori “baik” berjumlah 22
orang (71,0%), kategori “cukup” sebanyak 8 orang (25,8%) dan kategori kurang baik
sebanyak 1 orang (3,2%). Kesimpulan: Ibu hamil di Desa Sekura sebagian besar
memiliki pengetahuan yang baik mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan.

Kata Kunci: Kehamilan, Kebutuhan Nutrisi, Pengetahuan

1) Dokter umum peserta Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) Kabupaten


Sambas, Kalimantan Barat

DAFTAR ISI

Halaman

iv
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
INTISARI ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan ............................................................................................... 4
2.1.1. Definisi ................................................................................................... 4
2.1.2. Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan ................................................ 4
2.1.3. Kriteria Tingkat Pengetahuan ................................................................. 6
2.2. Kehamilan................................................................................................... 6
2.2.1. Definisi ................................................................................................... 6
2.2.2. Asupan Makanan Berdasarkan Usia Kehamilan .................................... 6
2.2.3. Pertambahan Berat Badan pada Ibu Hamil ............................................. 10
2.2.4. Kurang Energi Kronik (KEK) pada Kehamilan ..................................... 12
2.2.5. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada Kehamilan .................. 18
2.3. Puskesmas Sekura ..................................................................................... 20
2.3.1. Luas dan Batas Wilayah Kerja................................................................. 20
2.3.2. Wilayah Admistrisi ................................................................................. 20
2.3.3. Keadaan Kependudukan.......................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ...................................................................................... 24
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 24
3.3. Subjek Penelitian ...................................................................................... 24
3.3.1. Populasi Penelitian ................................................................................. 24

v
3.3.2. Sampel Penelitian .................................................................................... 24
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................................... 25
3.5. Variabel Penelitian .................................................................................... 25
3.6. Definisi Operasional ................................................................................. 25
3.7. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 26
3.8. Instrumen Penelitian ................................................................................. 26
3.9. Metode Pengolahan Data .......................................................................... 28
3.10. Analisis Data ............................................................................................. 28
3.11. Etika Penelitian ......................................................................................... 28
3.12. Alur Penelitian .......................................................................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .......................................................................................... 30
4.1.1. Distribusi Karakteristik Responden ....................................................... 30
4.1.2. Distribusi Pengetahuan Responden ........................................................ 31
4.2. Pembahasan ............................................................................................... 33
4.2.1. Karakteristik Responden ........................................................................ 33
4.2.2. Tingkat Pengetahuan Responden ........................................................... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 38
5.2. Saran ........................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 40
LAMPIRAN........................................................................................................ 42

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Contoh pengaturan makan sehari untuk ibu hamil............................. 9
Tabel 2.2. Rekomendasi kenaikan berat badan.................................................... 11
Tabel 2.3. Pertambahan berat janin setiap minggu ............................................. 12
Tabel 2.4. Tingkatan KEK berdasarkan IMT...................................................... 13
Tabel 2.5. Daftar Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Sekura.............................. 21
Tabel 2.6. Penduduk Kalimantan Barat Menurut Kelompok Umur (Jiwa)......... 22
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk di Kabupaten Sambas Berdasarkan Mata
Pencaharian Tahun 2016..................................................................... 23
Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Perempuan Berumur 15 Tahun Ke Atas Angkatan
Kerja Menurut Pendidikan di Kalimantan Barat................................ 23
Tabel 3.1. Definisi Operasional ......................................................................... 25
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia............................................. 30
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................... 31
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................. 31
Tabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Nutrisi Selama
Kehamilan........................................................................................... 32
Tabel 4.5. Distribusi Karakteristik berdasarkan Tingkat Pengetahuan ............... 32

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Peta Wilayah Puskesmas Sekura Kecamatan Teluk Keramat ...... 21
Gambar 3.1. Alur Penelitian................................................................................ 29

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuisioner ........................................................................................ 42
Lampiran 2. Hasil Penelitian .............................................................................. 47
a.. Pengetahuan Responden............................................................ 47
b.. Karakteristik Responden............................................................ 49
Lampiran 3. Statistik ....................................................................................... 50
a.. Distribusi Karakteristik Responden........................................... 50
b.. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan....................................................................................... 51
Lampiran 4. Dokumentasi............................................................................................. 55
a.. Gambaran Puskesmas Sekura.................................................... 55
b.. Proses Pengambilan Data Penelitian.......................................... 55

ix
x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu masalah gizi yang masih dihadapi di Indonesia adalah gizi
pada masa kehamilan. Gizi pada kehamilan adalah salah satu faktor penting
yang mempengaruhi perkembangan embrio dan janin serta status kesehatan
ibu hamil karena kehamilan merupakan tahapan yang berkesinambungan,
sehingga adanya defisiensi nutrisi selama kehamilan akan memberikan
dampak buruk pada outcome kehamilan.1
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015 melalui
Sustainable Development Goal (SDGs) 2015 mencantumkan dua target
pencapaian terkait dengan nutrisi pada ibu hamil. Target pertama,
mengurangi rasio kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran pada tahun 2030. Target kedua mengakhiri kematian yang dapat
dicegah pada bayi baru lahir. Angka Kematian Ibu di Indonesia belum
mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini dikarenakan adanya faktor
penyebab langsung kematian ibu melahirkan yakni perdarahan, preeklamsia
dan infeksi serta penyebab langsung yaitu anemia dan kurang energi kronik
(KEK). Kematian ibu dan bayi akibat masalah anemia dan KEK memiliki
persentase sebesar 28%.2
Berdasarkan Riskesdas pada tahun 2018, proporsi wanita hamil pada
usia subur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm di
Indonesia adalah sebesar 17,3% dimana paling banyak terjadi pada
kelompok usia 15-19 tahun dengan prevalensi kasus sebesar 33,5%. Anemia
pada ibu hamil bedasarkan Riskesdas 2018 mengalami peningkatan menjadi
48,9%, dimana sebesar 84,6% paling banyak diderita oleh ibu hamil pada
kelompok usia 15-24 tahun. Kondisi tersebut cukup mencerminkan
rendahnya status gizi ibu hamil di Indonesia.3
Kunjungan ante natal care (ANC) yang rutin dan baik dapat membantu
mendeteki agar ibu hamil dengan status gizi kurang dapat dicegah sehingga

1
tidak jatuh dalam kondisi KEK. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Soenaryanti terdapat hubungan antara kunjungan ANC yang kurang dengan
kejadian KEK pada ibu hamil yang memiliki risiko KEK (α = 0,006). 4
Bedasarkan profil kesehatan puskesmas tahun 2018 desa Sekura merupakan
salah satu desa yang memiliki ibu hamil dengan kunjungan ante natal care
(ANC) yang rendah (20%) setelah desa Pedada (24%), desa Lela (24%),
desa Sungai Kumpai (24%), desa Tri Kubangga (22%) dan desa Tri
Mandayan (20%). Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan kejadian KEK
pada ibu hamil yang dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin di Desa
Sekura.5 Bedasarkan studi sebelumnya gangguan nutrisi kehamilan seperti,
kekurangan energi kronis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
jumlah paritas, kondisi sosial ekonomi, dukungan suami dan keluarga,
tingkat pendidikan serta pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil
mengenai nutrisi selama kehamilan. Dua studi sebelumnya (Budiman dan
novita) menyimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu terhadap
kebutuhan nutrisi kehamilan (p<0,05).6 Maka dari itu, bedasarkan
permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Kebutuhan
Nutrisi Selama Kehamilan di Desa Sekura tahun 2020”.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai
kebutuhan nutrisi selama kehamilan di Desa Sekura tahun 2020?
1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi
selama kehamilan di Desa Sekura tahun 2020.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah informasi mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu
hamil terhadap kebutuhan nutrisi selama kehamilan di Puskesmas Sekura
dan sebagai media aplikasi ilmu kesehatan masyarakat dalam bidang gizi.

2
1.4.2 Bagi Puskesmas Sekura
Memberikan gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai
kebutuhan nutrisi selama kehamilan sehingga dapat menjadi dasar dalam
melakukan promosi kesehatan serta sebagai sumber data untuk melakukan
intervensi terhadap masalah gizi ibu hamil dalam pencegahan KEK di
Puskesmas Sekura.
1.4.3 Bagi Sampel Penelitian
Menstimulasi keingintahuan masyarakat khususnya ibu hamil mengenai
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi akibat adanya
pengindraan terhadap objek tertentu dan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan (overt behavior). Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan diri sendiri. Pengetahuan
seorang individu erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya,
karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk
menentukan suatu pilihan.(6)
2.1.2. Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor internal
maupun eksternal, yaitu :(7)
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan seseorang agar dapat memahami suatu hal.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima informasi.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin
luas pengetahuannya.(8)
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Pendidikan dapat memengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan.(7)
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama
untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Lingkungan pekerjaan dapat

4
membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja
sebagai tenaga medis akan lebih mengerti mengenai penyakit dan
pengelolaanya daripada non tenaga medis.(8)
c. Usia
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Dengan bertambahnya umur individu, daya tangkap dan
pola pikir seseorang akan lebih berkembang, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik.(8)
Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.(7)
2. Faktor Eksternal
a. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu
hal. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni,
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
(8)

b. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang
pada masa lalu. Pada umumnya semakin banyak pengalaman
seseorang, semakin bertambah pengetahuan yang didapatkan. Dalam
hal ini, pengetahuan ibu dari anak yang pernah atau bahkan sering
mengalami diare seharusnya lebih tinggi daripada pengetahuan ibu
dari anak yang belum pernah mengalami diare sebelumnya.(8)
c. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada didalam lingkungan tersebut. Contohnya,
apabila suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan
lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya
mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan.(8)

5
d. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pada umumnya
semakin mudah memperoleh informasi semakin cepat seeorang
memperoleh pengetahuan yang baru.(8)
e. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
memengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.(7)
2.1.3. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan
skala yang bersifat kualitatif, yaitu:(9)
1. Baik : Hasil persentase 76 – 100%
2. Cukup : Hasil persentase 56 – 75%
3. Kurang : Hasil persentase < 56%.

2.2. Kehamilan
2.2.1. Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
nasional. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester dimana trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu dari minggu ke-
13 hingga ke-27, trimester ketiga 13 minggu dari minggu ke-28 hingga ke-
40.(10)
2.2.2. Asupan makanan berdasarkan usia kehamilan
Asupan makan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Gizi ibu
yang buruk sebelum kehamilan maupun pada saat kehamilan dapat
menyebabkan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), bayi lahir dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan
perkembangan otak bayi serta peningkatan risiko kesakitan dan kematian.

6
Diet yang sehat harus dipastikan meskipun sebelum mulai hamil karena
nutrisi ibu sebelum hamil merupakan faktor penting yang memengaruhi
fertilitas, selama kehamilan, juga komplikasi kehamilan. Diet yang sehat
adalah diet yang memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
dianjurkan.(11)
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar
15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume
darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi
oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya
60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.(11)
WHO menganjurkan jumlah tambahan kalori sebesar 150 Kkal sehari
pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi menganjurkan tambahan energi sebanyak 285
Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk
penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik dan
petumbuhan. Angka ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan
fisik selama hamil. Kebutuhan dan sumber nutrisi dalam kehamilan
menurut usia kehamilan:(12)
a. Minggu ke-4 (bulan pertama)
Ibu hamil perlu makanan aneka sumber karbohidrat, lengkapi
sayuran, buah, dan daging atau ikan, susu dan produk olahannya. Ibu
hamil memerlukan asupan nutrisi berupa asam folat bisa didapatkan
pada makanan seperti cerelac, asparagus, bayam, hati, kacang merah,
brokoli dan masih banyak lainnya. Pada minggu ini merupakan cikal
bakal organ tubuh janin mulai terbentuk.
b. Minggu ke-8 (bulan ke-2)
Ibu hamil memerlukan makanan berkalsium tinggi untuk
menunjang pembentukan tulang rangka tubuh janin diantaranya
berasal dari keju, puding susu, susu (full cream/skim), yogurt. Ibu
hamil masih memerlukan asam folat juga vitamin C untuk membentuk
jaringan tubuh, menyerap zat besi dan mencegah pre-eklampsia. Pada

7
minggu ini terbentuk raut muka dan bagian utama otak, telinga tulang
dan otot dibawah kulit yang tipis.
c. Minggu ke-12 (bulan ke-3)
Vitamin yang ibu hamil harus penuhi adalah A,B1,B2,B3 dan B6,
untuk proses tumbuh kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel
darah baru, vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin D
untuk pembentukan tulang dan gigi, vitamin E untuk metabolisme.
DHA untuk membentuk sel otak baru diantaranya bersumber dari ikan,
kuning telur, produk unggas, daging. Bentuk tubuh janin sudah mirip
manusia namun sangat kecil dan jantung mulai berdenyut.
d. Minggu ke-16 (bulan ke-4)
Perbanyak sayuran dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit.
Pastikan minum air 6-8 gelas perhari. Konsumsi zat besi (ayam,
daging, kuning telur, buah kering dan bayam), dan vitamin C untuk
mengoptimalkan pembentukan sel darah merah baru. Pada minggu ini
pembentukan jantung dan sistem peredaran darah berkembang pesat.
e. Minggu ke-20 (bulan ke-5)
Kebutuhan ibu hamil masih sama dengan minggu ke-16. Ikuti kelas
ibu hamil di pelayanan kesehatan. Pada minggu ini terbentuk alis, bulu
mata dan rambut. Janin mulai teratur tidur, menendang dan menelan.
f. Minggu ke-24 (bulan ke-6)
Batasi garam dan lemak tinggi karena memicu tekanan darah tinggi
dan mencetus kaki bengkak. Perbanyak konsumsi serat (sayuran dan
buah), konsumsi tablet tambah darah dan vitamin C. Kerangka tubuh
janin berkembang dan berkembangnya sistem pernafasan pada minggu
ini.
g. Minggu ke-28 (bulan ke-7)
Konsumsi aneka jenis seafood (udang, kerang, ikan dll) untuk
memenuhi kebutuhan asam lemak omega 3 bagi pembentukan otak
dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksida harus dikonsumsi.
Janin sudah bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Mata mulai
membuka dan menutup.

8
h. Minggu ke-32 (bulan-8)
Puncak terjadinya hemodilusi (pengenceran darah) ibu dianjurkan
memeriksa kembali kadar hemoglobin untuk menegah anemia. Pada
masa ini ibu akan mengalami sesak nafas dan buang air kecil karena
tertekannya diapraghma dan kandung kemih oleh rahim yang
membesar. Janin sudah menjadi makhluk yang sempurna dan
gerakannya semakin aktif.
i. Minggu ke-36 hingga ke-40 (bulan ke-9)
Rahim mengecil akibat turunnya bagian terbawah janin ke dalam rongga
kandungan kemih dan rectum semakin tertekan. Ibu dianjurkan bergerak dan
berjalan untuk mencegah varises, mencegah pembengkakan serta
melancarkan aliran darah janin. Angkat kaki ibu ketika istirahat. Akan
terjadi kontraksi pendahuluan menjelang persalinan. Penambahan berat
badan diminggu ini sangat cepat dan tebalnya lapisan lemak janin yang
membantu persiapan pengaturan suhu diluar rahim.

Tabel 2.1 Contoh pengaturan makan sehari untuk ibu hamil.(12)

2.2.3. Pertambahan Berat Badan Pada Ibu Hamil


Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari atau

9
40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Masa kehamilan
dibagi dalam 3 trimester yaitu:(13)
1. Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan
berat badan sangat lambat yakni 1,5 kg)
2. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (penambahan berat
badan 4 ons per minggu)
3. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan berat
badan keseluruhan 12 kg)
Seorang ibu hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg.
Pada trimester I kenaikan berat badan mencapai 1 kg, namun setelah
mencapai trimester II penambahan berat badan mencapai 3 kg dan pada
trimester III mencapai 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan adanya
pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban.(14)
Indeks Masa Tubuh atau IMT adalah salah satu cara pengukuran
antropometri untuk menentukan status gizi. IMT merupakan indikator
dalam menentukan rekomendasi kenaikan berat badan yang sesuai.
Semakin kecil IMT seseorang maka akan semakin besar kenaikan berat
badan yang harus dicapai begitu juga sebaliknya semakin besar IMT maka
akan semakin kecil rekomendasi kenaikan berat badan. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan IMT rendah cenderung
memiliki kenaikan BB hamil yang lebih besar dibandingkan dengan ibu

dengan IMT tinggi.(14)


IMT pra-hamil merupakan cerminan status gizi sebelum hamil.
Status gizi ibu hamil akan menentukan status kesehatan bayi yang akan
dilahirkan Status gizi ibu sebelum hamil menandakan cadangan energi
yang akan digunakan untuk masa kehamilan. Seorang ibu dengan status
gizi yang baik maka ia sudah siap untuk melalui masa kehamilan. Maka
dari itu kenaikan berat badan menjadi sangat penting agar kehamilan dapat

terjaga dengan baik.(14)

Tabel 2.2. Rekomendasi Kenaikan berat badan(14)


IMT prahamil Total PBBH (kg)
Underweight (18,5 kg/m2) 12,5-18,2

10
Normal (18,5-24,9 kg/m2) 11,5-16
Overweight (25,0 - 29,9 kg/m2) 7-11,5
Obese (>30,0 kg/m2) 5-9

Pertambahan berat badan ibu ketika hamil terdiri dari dua bagian utama,
yakni janin dan jaringan ibu. Pola umum pertambahan berat badan ibu
hamil pada trimester III didominasi oleh pertambahan berat janin yaitu
penimbunan lemak tubuh dan perkembangan otak yang cepat. Berat badan
adalah penggambaran jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada
tulang.(15)
Ibu hamil dengan kenaikan berat badan yang tidak sesuai rekomendasi
memungkinkan terjadinya komplikasi dan dampak buruk lainnya. Pada ibu
dengan kenaikan berat badan yang kurang saat hamil akan meningkatkan
resiko melahirkan bayi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), IUGR (Intra
Uterine Growth Restriction). Cacat lahir sampai pada kematian ibu dan
bayi. Kenaikan berat badan saat hamil yang melebihi rekomendasi dapat
memberikan dampak pada ibu seperti hipertensi, diabetes gestational,
melahirkan ga dencara sesar, trauma saat melahirkan dan dapat melahirkan

bayi dengan berat lahir yang besar.(14,15)


Pada kejadian BBLR dan IUGR terjadi hambatan pertumbuhan dan
perkembangan selama dalam kandungan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
status gizi ibu sebelum hamil, maka dari itu kenaikan berat badan menjadi
salah satu cara untuk menjaga kehamilan dan janin tetap sehat. Bayi
BBLR memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kematian neonatal
dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal. Dampak jangka
panjang pada bayi BBLR dan IUGR adalali resiko penyakit degeneratif di

usia dewasa.(13,14) Peningkatan berat badan janin harus terpantau untuk


menghindari BBLR ataupu IUGR. Adapun pertambahan berat badan janin
terlihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Pertambahan berat badan janin setiap minggu.(15)

11
Usia Janin Berat Badan Janin Panjang Janin
2.2.4.
8-12 minggu 1 gr – 20 gr 4 cm – 6,5 cm
13-17 minggu 50 gr – 110 gr 9 cm – 16 cm
18-24 minggu 180 gr – 550 gr 20,5 cm – 27,5 cm
25-29 minggu 685 gr – 1150 gr 30 cm – 35 cm
30-34 minggu 1300 gr – 2000 gr 37,5 cm – 40 cm
35-37 minggu 2250 gr – 2690 gr 42,5 cm – 45 cm
38-40 minggu 2900 gr – 3050 gr 47,5 cm 50 cm
41-43 minggu 3400 gr – 3450 gr 50 cm – 52,5 cm
44 minggu 3450 gr 52 cm

Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan


a. Definisi KEK
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah keadaan kekurangan asupan
energy dan protein pada Wanita Usia Subur (WUS) dan orang hamil yang
berlangsung secara terus menerus dan menimbulkan gangguan kesehatan
pada ibu. Kurangnya asupan energi dan protein tersebut terjadi pada waktu
yang lama sehingga menyebabkan ukuran indeks massa tubuh berada di
bawah normal (kurang dari 18,5 untuk orang dewasa).(16)
Terdapat batasan lain untuk membagi definisi kekurangan energi kronis
dalam tiga tingkatan, yaitu tingkatan pertama didefinisikan sebagai
underweight ringan (mild), tingkatan kedua sebagai underweight sedang
(moderate), dan underweight berat (severe) yang dapat dilihat pada tabel
2.4.(11)

Tabel 2.4. Tingkatan KEK berdasarkan IMT.(11)

b. Patofisiologi KEK

12
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi dikarenakan ketidakcukupan
zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung lama maka
persediaan atau cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi
ketidakcukupan itu. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka akan terjadi
kemerosotan jaringan, yang ditandai dengan penurunan berat badan,
kemudian terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan
pemeriksaan laboratorium.serta terjadi perubahan fungsi yang ditandai
dengan tanda yang khas dan juga akan terjadi perubahan anatomi yang
dapat dilihat dari munculnya tanda klasik.(11)
Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan
faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Keadaan zat gizi yang berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan
habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.(11)
c. Faktor Risiko KEK
Tiga faktor utama yang sangat memengaruhi kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yaitu kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Salah satu
indikator untuk mengukur derajat kesehatan yang optimal antara lain
dengan melihat unsur kualitas hidup serta unsur-unsur kematian yang
memengaruhinya, yaitu kesakitan dan status gizi. Status gizi pada negara
berkembang terutama dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan konsumsi
makanan yang kurang. Sedangkan tingkat sosial ekonomi meliputi
pendidikan dan pendapatan merupakan penyebab tidak langsung dari
masalah gizi. (11,14,17)

1. Makan/Gizi
Asupan makanan adalah sejumlah makanan yang dikonsumsi
seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan sejumlah zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Tiap zat gizi yang masuk akan memberikan
fungsi yang penting bagi tubuh, misalnya sebagai sumber tenaga yang
dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas.

13
Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum.
Sedangkan gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer, apabila
susunan makanan seseorang salah dalam segi kuantitas maupun kualitas
yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kemiskinan,
ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan faktor sekunder,
meliputi faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel
tubuh setelah makanan dikonsumsi.
Penilaian konsumsi pangan secara kualitatif biasanya digunakan
untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi menurut jenis pangan
yang dikonsumsi dan menggali informasi tentang kebiasaan makan
serta cara memperoleh pangan. Salah satunya adalah metode frekuensi
makanan.
2. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai
communicable disease atau transmissible disease merupakan penyakit
yang gejala-gejala medis penyakitnya terjadi akibat dari infeksi. Infeksi
dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik.
Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi
yang buruk dapat mempermudah infeksi.
Penurunan asupan gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya
absorpsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada saat sakit adalah
mekanisme patologis infeksi dengan malnutrisi. Selain itu, peningkatan
kehilangan cairan/zat gizi akibat penyakit diare, mual/muntah dan
pendarahan terus menerus juga terjadi.
Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh makanan dan penyakit.
Ibu yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada
akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada ibu yang
tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan
melemah dan akan mudah terserang penyakit.

14
Millennium Development Goal (MDG) untuk mengurangi angka
kematian ibu sebesar antara 1990 dan 2015 (MDG 5) tiga perempatnya
sangat terkait dengan status gizi perempuan. Ibu kurang gizi secara
langsung berhubungan dengan kurangnya perlawanan ibu terhadap
infeksi dan kesehatan selama ibu kehamilan dan persalinan, terutama di
kalangan masyarakat miskin. Pemahaman tentang status gizi perempuan
sangat penting untuk mengurangi angka kematian ibu.
3. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
merupakan fungsi dari sikap manusia yang mempunyai dorongan dasar
ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan
pengalamannya.
Pengetahuan tentang gizi akan membantu dalam mencari berbagai
alternatif pemecahan masalah kondisi gizi keluarga. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan tanpa didasari
oleh pengetahuan, karena hal tersebut sangat penting untuk membentuk
tindakan seseorang.
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai
hubungan yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
dalam keluarga. Ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan
nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dibandingkan yang
kurang bergizi.
4. Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang paling utama dalam peningkatan sumber
daya manusia. Orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih
tinggi akan mengubah orientasi pada tindakan preventif, tahu lebih
banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang
baik.
Pada perempuan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin
rendah angka kematian ibu dan bayi. Pendidikan seseorang
memengaruhi keadaan gizi karena diharapkan dengan tingkat

15
pendidikan yang lebih tinggi membuat pengetahuan atau informasi gizi
yang dimiliki menjadi lebih baik. Masalah gizi sering timbul karena
ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai.
Seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang mampu
menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan
dengan orang lain yang pendidikannya lebih tinggi. Jika orang tersebut
rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, pengetahuan
gizinya akan lebih baik. Perlu dipertimbangkan bahwa tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Dalam kepentingan
gizi keluarga, pendidikan amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap
terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil
tindakan yang cepat.
5. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang dapat secara langsung menggambarkan
pendapatan, status sosial, pendidikan dan masalah kesehatan. Pekerjaan
dapat mengukur status sosial ekonomi serta masalah kesehatan dan
kondisi tempat seseorang bekerja.
Aktifitas fisik yang cukup direkomendasikan untuk ibu hamil agar
selalu bugar. Meningkatnya aktivitas fisik juga harus ditingkatkan
dengan asupan energi sehingga teradi keseimbangan energi antara
intake dan expenditure. Aktivitas fisik vang rigan dan bersifat rekreasi
baik untuk ibu dan janin dan aktivitas fisik dengan resiko tinggi harus
dihindari selama hamil. Menurut American College of Obstetricims and
Gynecologists (ACOG) aktifitas fisik ringan selama 30 menit sehari baik
untuk ibu dan janin. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa
aktivitas fisik dapat mencegah kenaikan berat badan yang berlebihan
pada kelompok yang beresiko.
Aktivitas fisik rendah ada pada ibu hamil dengan gaya hidup
sedentari sehingga kebutuhan energi lebih rendah dan pengeluaran
energi menjadi terbatas. Ibu dengan aktivitas fisik sampai pada
trimester ketiga memiliki kenaikan berat badan yang lebih rendah

16
dibanding dengan ibu hamil yang tidak aktif. Begitu juga pada
perbandingan kelompok ibu yang nielanjutkan aktivitas fisik sampai
pada trimester ketiga memiliki kenaikan berat badan 3 kilogram lebih
rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak melanjutkan
aktivitas fisik pada trimester ketiga.
6. Pengeluaran
Kondisi sosial ekonomi keluarga memengaruhi kualitas dan
kuantitas makanan yang dikonsumsi. Hal ini terkait dengan pengeluaran
yang dikonsumsi sehari-hari. Pengeluaran dalam rumah tangga dibagi
menjadi dua yaitu pengeluaran untuk bahan pangan dan non pangan.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan.
Indonesia yang jumlah pendapatan penduduknya sebagian besar
adalah golongan rendah dan menengah akan berdampak pada
pemenuhan bahan makanan terutama bahan makanan yang bergizi.
Keterbatasan ekonomi yang berarti tidak mampu membeli bahan
makanan yang berkualitas baik, maka pemenuhan gizinya akan
terganggu.
d. Dampak KEK
Status kekurangan energi kronis sebelum kehamilan dalam jangka
panjang dan selama kehamilan akan menyebabkan ibu melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah, anemia pada bayi baru lahir, mudah
terinfeksi, abortus, dan terhambatnya pertumbuhan otak janin.(17)
Kurang energi kronis pada masa usia subur khususnya masa persiapan
kehamilan maupun saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin
yang dikandungnya. Terhadap persalinan pengaruhnya dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
dan pendarahan. Terhadap janin pengaruhnya dapat menimbulkan
keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, dan bayi berat lahir rendah.(17)

17
Berat lahir bayi yang tidak normal akan memberikan risiko pada ibu
dan bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah (<2.500 g) banyak
dihubungkan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian bayi,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan selanjutnya
menderita penyakit kronik di kemudian hari. BBLR mempunyai risiko
kematian neonatal hampir 40 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi
dengan berat lahir normal, penurunan durasi menyusui dan risiko untuk
tubuh pendek (stunted) pada masa anak.(17)
2.2.5. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada kehamilan
Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) merupakan pengukuran
sederhana untuk menilai malnutrisi energi protein karena massa otot
merupakan indeks cadangan protein, serta sensitif terhadap perubahan
kecil pada otot yang terjadi, misalnya bila jatuh sakit. Pengukuran LiLA
juga memberi gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak
di bawah kulit.(18)
Pengukuran LiLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan
status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LiLA digunakan karena
pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.(11)
Tujuan pengukuran LiLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu
hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas
sektoral, dengan tujuan:(11)
a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat badan
lahir rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi
WUS yang menderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK

18
Batas LiLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.
Apabila ukuran LiLA kurang 23,5 cm atau bagian merah pita LiLA,
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan
melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). Berat bayi lahir rendah
mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak. Pengukuran LiLA dilakukan melalui
urutan-urutan yang telah ditetapkan. Ada 7 (tujuh) urutan pengukuran
LiLA:(11)
a. Tetapkan posisi bahu dan siku
b. Letakkan pita antara bahu dan siku
c. Tentukan titik tengah lengan
d. Lingkarkan pita LiLA pada tengah lengan
e. Pita jangan terlalu ketat
f. Pita jangan terlalu longgar
g. Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang penting dalam pengukuran LiLA adalah pengukuran
dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang
kidal diukur di lengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas, lengan
baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat
pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata.(11)

2.3. Puskesmas Sekura


2.3.1. Luas dan Batas Wilayah Kerja
Puskesmas Sekura merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Public Health Care) yang ada di Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten
Sambas. Terletak di Jalan Kesehatan No.41 Desa Sekura dan di pinggir
aliran sungai muare ulakan, berjarak kurang lebih 16 km dari Ibu kota
Kabupaten Sambas. Sarana perhubungan di wilayah Puskesmas Sekura
sebagian besar menggunakan transportasi darat dan sebagian kecil
menggunakan Transportasi air. Daerah jangkauan transportasi darat terdapat
5 Desa, Yaitu Desa Sekura, Desa Trimandayan, Desa Pedada, Desa Lela,

19
dan Desa Sungai Kumpai. Daerah jangkauan transportasi darat dan air
terdapat 5 Desa, Yaitu: Desa Tanjung Keracut, Desa Tambatan, Desa
Sepadu, Desa Kubangga, dan Desa Sebagu. Dengan batas administratif
sebagai berikut:(19)
a. Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Pimpinan dan
Puskesmas Simpang Empat
b. Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Sei Baru dan
Puskesmas Sejangkung
c. Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Galing
d. Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Tekarang
2.3.2 Wilayah Administrasi
Wilayah Puskesmas Sekura Secara administratif meliputi 10 Desa
yaitu desa Kubangga, desa Tambatan, desa Sepadu, desa Tanjung Keracut, desa
Sebagu, Desa Sekura, desa Pedada, desa Trimandayan, desa Sungai Kumpai dan
desa Lela. Luas Wilayah Puskesmas Sekura adalah 252 km2 ,dengan jumlah
penduduk 31.047 jiwa dan jumlah rumah tangga 8.625. (tabel 1 lampiran)(19)

20
Gambar 2.1 Peta Wilayah Puskesmas Sekura Kecamatan Teluk Keramat(19)

Tabel 2.5 Daftar Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Sekura(19)

No Desa Dusun RT RW KK
1 Sekura 6 28 14 2.521

2. Trimandayan 3 11 3 808

3. Pedada 2 8 4 441

4. Sui.Kumpai 2 8 4 906

5. Lela 3 13 4 689

6. Kubangga 3 10 4 761

7. Tambatan 2 6 2 484

8. Sepadu 2 11 4 711

9. Tj. Keracut 3 12 6 834

10 Sebagu 2 8 4 470
.
Jumlah 28 115 49 8.625
Sumber . Kantor Camat Teluk Keramat

2.3.3 Keadaan Kependudukan


Penduduk Wilayah Puskesmas Sekura pada tahun 2018
diperkirakan berjumlah 30.851 jiwa. Indikator penting terkait distribusi
penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk mengetahui
produktivitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan. Angka beban
tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya
orang yang tidak produktif ( umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65

21
tahun ) di bandingkan dengan banyaknya orang yang termasuk umur
produktif ( umur 16 – 64 tahun ). Secara kasar angka beban tanggungan
menunjukan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap umur non
produktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula
jumlah penduduk non produktif yang ditanggung oleh penduduk umur
produktif. Untuk jumlah rumah tangga di Wilayah Puskesmas Sekura tahun
2018 adalah 8.625 buah sehingga rata – rata jumlah jiwa per rumah tangga
adalah 3,60. tingkat kepadatan penduduk tiap km2 dihuni oleh sekitar 123
orang. Berikut persentase penduduk menurut jenis kelamin dan mata
pencaharian sebagai berikut:(19)

Tabel 2.6 Penduduk Kalimantan Barat Menurut Kelompok Umur ( Jiwa )(20)

Tahun
No Umur
2019

1. 20 – 24 211 032
2. 25 – 29 208 644
3. 30 – 34 201 576

4. 35 – 39 193 197

5. 40 – 44 173 594

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk di Kabupaten Sambas Berdasarkan Mata


Pencaharian Tahun 2016.(21)
Jumlah Jumlah Tenaga
No. Mata Pencaharian
Perusahaan Kerja
1 Pertanian/Perkebunan 26 10.232
2 Pertambangan 1 41
4 Industri 48 694
5 Listrik 2 74
6 Bangunan 34 1.333
7 Perdagangan 62 486

22
8 Angkutan 1 3
9 Jasa Perusahaan 17 375
10 Jasa Sosial Perorangan 31 171
Jumlah 222 13.409

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Perempuan Berumur 15 Tahun Ke atas Angkatan


Kerja Menurut Pendidikan di Kalimantan Barat(20)
Sekolah
Tidak Belum Sekolah Menengah Atas
Sekolah Univer
Tahun Pernah Tamat Menengah Diploma
Dasar Keju sitas
sekolah SD Pertama Umum
ruan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
102 195 137 50
2015 227 142 139 421 29 450 59 381
063 092 509 882
201 129 51
2016 78 287 220 085 152 929 32 282 79 369
905 457 391
226 148 49
2017 73 414 270 476 153 799 32 262 74 474
546 962 859
241 172 49
2018 45 163 274 619 165 594 39 412 78 086
503 280 382
228 161 52
2019 55 707 266 508 149 936 33 084 87 336
235 469 535

BAB III
METODOLOGI

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional melalui
pendekatan cross-sectional. Penelitian deskriptif cross-sectional merupakan
penelitian dengan melakukan eksplorasi fenomena tanpa berupaya untuk
mencari hubungan antar-variabel, yang mana observasi atau pengukuran
variabel dilakukan pada satu saat tertentu.(19)
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Desa Sekura Kecamatan Teluk Keramat
Waktu : 01 Oktober – 15 Oktober 2020

23
3.3. Subjek Penelitian
3.3.1.Populasi Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa
Sekura. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
datang pada program Posyandu dan Kelas Ibu Hamil di Desa Sekura pada
01 Oktober – 15 Oktober 2020.
3.3.2.Sampel Penelitian
a. Cara Pemilihan Sampel
Sampel diambil dengan cara non-probability sampling yaitu
consecutive sampling. Consecutive sampling adalah pengambilan sampel
yang mana semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek
yang diperlukan terpenuhi. (19)
b. Besar Sampel
Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus
Solvin sebagai berikut:
N
𝑛=
1 + N (e)2

Keterangan:
𝑛 : Besar sampel
N : Populasi (jumlah ibu hamil di Desa Sekura bulan Agustus-
September 2020 adalah 45 jiwa)
e : Tingkat kesalahan (10%)

𝑛= 45
1 + 45 (0,1)2

45
𝑛= = 31,03
1,45

Jadi, jumlah sampel minimal yang representatif dalam penelitian ini


adalah 31 orang.

24
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1. Kriteria Inklusi
a. Ibu hamil di desa Sekura.
b. Responden yang bertempat tinggal di desa Sekura.
3.4.2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil yang menolak untuk diwawancara dalam penelitian.

3.5. Variabel Penelitian


Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat
pengetahuan ibu hamil terhadap kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
3.6. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Definisi Skala
No. Variabel Instrumen Hasil Pengukuran
Operasional Ukur
1. 17-25 tahun
Usia responden
2. 26-35 tahun
1. Usia saat melakukan Kuisioner Ordinal
3. 36-45 tahun
kunjungan
4. 46-55 tahun(2)
1. Tidak pernah
sekolah
Pendidikan 2. SD
Pendidikan
2. terakhir Kuisioner 3. SMP Nominal
Terakhir
responden 4. SMA/SMK
5. Diploma/Akademi/
Universitas
1. Tidak Bekerja
Pekerjaan sehari-
2. Petani/kebun
Jenis hari yang
3. Kuisioner 3. PNS/TNI/POLRI Nominal
Pekerjaan dilakukan oleh
4. Pedagang
responden
5. Buruh industri
4. Pengetahuan Informasi yang Kuisioner 1. Baik (skor Ordinal
Mengenai diketahui kuesioner 76 -
nutrisi selama responden 100%)
kehamilan mengenai nutrisi 2. Cukup (skor
selama kehamilan kuesioner 56-
75%)

25
3. Kurang Baik (skor
kuesioner < 56%)
(8)

3.7. Metode Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung
dari responden yang datang pada program Kelas Ibu Hamil dan Posyandu
dengan cara membagikan kuesioner yang berupa pertanyaan benar dan
salah. Responden penelitian ini adalah ibu hamil di desa Sekura pada
tanggal 01 Oktober – 15 Oktober 2020.
3.8. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa
kuesioner yang diisi oleh reponden yang telah menandatangani informed
consent. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini diadaptasi dari
penelitian serupa sebelumnya yang berjudul Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan di
Desa Sekura Tahun 2020. Kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur pada
penelitian ini sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas.(20)
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan salah satu alat ukur
dalam mengukur suatu data. Validitas suatu instrumen (dalam hal ini
kuesioner) dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-
masing variabel dengan total skor totalnya. Suatu variabel (pertanyaan) akan
valid bila skor variabel tersebut mempunyai kolerasi secara signifikan
dengan skor totalnya.
Rumus yang dapat digunakan pada uji korelasi menggunakan product
moment, yaitu:
r n ( ∑ xy )− (∑ x ) ∙ (∑ y )
xy= 2 2− (∑ y )2

√{ }{ }{
n .∑ 2 − ( ∑ x) ∙ n ∙∑ y
x
}

Keterangan :
r = Koefisien korelasi produk momen=====
X = skor tiap pelayanan/item
Y = skor total
N = Jumlah responden

26
Pada tingkat kemaknaan 5%, maka didapatkan angka r tabel untuk
jumlah responden atau n = 30 adalah sebesar 0,361. Selanjutnya, masing-
masing pertanyaan/variabel dibandingkan antara nilai r hasil dengan nilai r
tabel dengan ketentuan: bila nilai r hasil lebih besar dari nilai r tabel, maka
pertanyaan tersebut valid.
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana
konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap suatu objek atau responden dengan alat ukur
yang sama. Uji reliabilitas dihitung menggunakan rumus product moment
pada taraf signifikan 5%. Apabila r11 lebih besar dari rtabel maka instrumen
tersebut dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengambil
data. Apabila r11 lebih kecil dari rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel
dan tidak dapat digunakan.
Dalam penelitian ini alat ukur (instrument) yang digunakan adalah
kuesioner untuk memperoleh data tentang usia, pendidikan terakhir, jenis
pekerjaan dan pengetahuan serta sikap ibu hamil menganai nutrisi selama
kehamilan di desa Sekura Kecamatan Teluk Keramat. Kuesioner berisi 27
pertanyaan yang terdiri dari pernyataan positif 14 nomor
(1,3,5,6,8,9,10,13,14,16,18,20,22,23,24,25) dan pernyataan negatif 6 nomor
(2,4,7,11,12,15,17,19,21,26,27) untuk pertanyaan Positif bila jawaban benar
diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0 dan untuk
pertanyaan Negatif bila jawaban benar diberi skor 0 dan untuk jawaban
yang salah diberi skor 1. Kriteria untuk pengetahuan yang digunakan yaitu
"baik" apabila skor 76 - 100%, "cukup" apabila skor 56-75% dan "kurang
baik" apabila skor <56%.
3.9. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu:
a. Editing, kegiatan untuk melakukan pengecekan ulang isian kuesioner,
apakah jawaban di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan
konsisten.
b. Coding, kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data yang
berbentuk angka atau bilangan.

27
c. Entry, memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis
dengan cara meng-entry data dan kuesioner ke program komputer.
d. Cleaning, kegiatan pengecekan kembali, bila ditemui kesalahan pada saat
entry data dapat diperbaiki sehingga nilai-nilai yang ada sesuai dengan
hasil pengumpulan data.
3.10. Analisis Data
Analisis yang dilakukan yaitu dengan analisis univariat yang digunakan
untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase setiap variabel penelitian.
Data disajikan dalam bentuk tabel data frekuensi dengan menggunakan
aplikasi Microsoft Word dan SPPS 23.0.
3.11. Etika Penelitian
Aspek etika pada penelitian ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan data
responden. Hal ini karena penggunaan data responden sebagai sumber
informasi. Sebelum mengisi kuesioner, responden diminta untuk mengisi
lembar informed consent yang telah disediakan peneliti.

3.12 Alur Penelitian

Populasi Penelitian

Consecutive Sampling

Sampel Penelitian sesuai


kriteria inklusi dan eksklusi

Pembagian kuesioner penelitian

Gambaran tingkat pengetahuan ibu


hamil terhadap kebutuhan nutrisi Karakteristik responden

selama kehamilan di Desa Sekura penelitian

Tahun 2020
28
 
Pengolahan,
Gambaranalisis dan penyajian
3.1 Alur Penelitiandata

Gambar 3.1. Alur Penelitian

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Pengambilan data dilaksanakan pada setiap hari kerja dari tanggal 01
Oktober 2020 hingga 15 Oktober 2020. Pengambilan data dilakukan terhadap
31 responden yang merupakan memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk
kriteria eksklusi. Sampel diambil sesuai dengan teknik sample consecutive,
yaitu sampel merupakan semua yang melakukan kunjungan pada kegaitan
Program Kelas Ibu Hamil dan Posyandu di Desa Sekura. Pengambilan data
dilakukan dengan metode cross-sectional dengan menggunakan kuesioner
yang berisikan 27 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan terdiri dari dua
pilihan jawaban benar atau salah untuk mengumpulkan data berupa
pengetahuan mengenai kebutuhan nutrisi pada kehamilan.
4.1.1. Distribusi Karakteristik Responden

29
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari usia, pekerjaan
dan pendidikan terakhir. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data
mengenai pengetahuan ibu hamil terhadap kebutuhan nutrisi selama
kehamilan, didapatkan distribusi berdasarkan karakteristik sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah %
17-25 11 35,5
26-35 16 51,6
36-45 4 12,9
46-55 0 0
Total 31 100%
Tabel 4.1. Menunjukkan reponden mayoritas berusia 26-35 tahun sebanyak
16 orang (51,6%) sedangkan responden berusia 17-25 tahun berjumlah 11
orang (35,5%) dan usia 36-45 tahun berjumlah 4 orang (12,9%).

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Jumlah %
Swasta 1 3,2
Petani/kebun 10 32,3
PNS/TNI/POLRI 1 3,2
Honorer 5 16,1
Tidak Bekerja 14 45,2
Total 31 100%
Tabel 4.2. Menunjukkan responden mayoritas pekerja masyarakat tidak
bekerja dengan jumlah 14 orang (45,2%) dan pekerjaan petani/kebun
dengan jumlah 210 orang (32,3%). Honorer berjumlah 5 orang (16,1%),
PNS/TNI/POLRI berjumlah 1 orang (3,2%) sedangkan swasta 1 orang
(3,2%).
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Jumlah %
Tidak sekolah 0 0
SD 6 19,4
SMP 5 16,1
SMA 12 38,7
Sarjana 8 25,8
Total 31 100%

30
Tabel 4.3. Menunjukkan ibu hamil di Desa Sekura mayoritas memiliki
pendidikan terakhir SMA yaitu 12 orang (38,7%) dan Sarjana sebanyak 8
orang (25,8%). Responden dengan pendidikan terakhir SD berjumlah 6
orang (19,4%), SMP berjumlah 5 orang (16,1%) sedangkan Tidak ada
responen yang tidak sekolah.
4.1.2. Distribusi Pengetahuan Responden
Gambaran pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi selama
kehamilan dilihat dari hasil nilai jawaban kuesioner. Hasil tersebut
kemudian dipersentasekan dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif yaitu “baik” dengan presentase 76-100%, “cukup” dengan
presentase 56-75% dan “kurang” apabila hasil presentase <56%. Hasil
penelitian ini, didapatkan tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai
kebutuhan nutrisi selama kehamilan yang dijelaskan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Nutrisi Selama
Kehamilan.
Kategori Jumlah %
Baik 22 71,0
Cukup 8 25,8
Kurang Baik 1 3,2
Total 31 100%
Tabel 4.4. Menunjukkan bahwa ibu hamil di Desa Sekura didominasi
responden dengan pengetahuan yang baik sebanyak 22 orang (71,0%),
peserta dengan pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (25,8%) dan yang
berpengetahuan kurang baik 1 orang (3,2%) tentang nutrisi saat kehamilan.

Tabel 4.5. Distribusi Karakteristik berdasarkan Tingkat Pengetahuan


Karakteristik Baik Cukup Kurang Baik
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Usia
17-25 10 45,5 1 12, 0 0
5
26-35 9 40.9 6 75 1 100
36-45 3 13,6 1 12, 0 0
5
Pekerjaan
Swasta 1 4,5 0 0 0 0
Petani/kebun 7 31,8 3 37, 0 0

31
5
PNS/TNI/POLRI 1 4,5 0 0 0 0
Honorer 3 13,6 1 12, 1 100
5
Tidak Bekerja 10 45,5 4 50 0 0
Pendidikan
Tidak sekolah 0 0 0 0 0 0
SD 4 18,2 2 25 0 0
SMP 3 13,6 2 25 0 0
SMA 10 45,5 2 25 0 0
Sarjana 5 22,7 2 25 1 100
Ket: = Karakteristik terbanyak

4.2. Pembahasan
4.2.1. Karakteristik Responden
Pengetahuan merupakan dampak dari adanya pengindraan terhadap
objek tertentu dan merupakan komponen yang sangat penting dalam
membentuk tindakan (overt behavior). Aliran Psikolog Kognitif
menyebutkan bahwa pengetahuan tidak semata-mata hasil dari pengindraan
melainkan diukur dari jiwa seseorang sebagai alat utama untuk menafsirkan
hasil pengamatan indra sehingga terjadinya proses kognitif (berfikir dan
pemahaman) menjadi suatu pengetahuan. Pengetahuan seorang individu
merupakan alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan sehingga
erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya. (6,21) Pengetahuan pada
seseorang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
diantaranya pendidikan, pekerjaan dan usia, sedangkan faktor eksternal
yaitu lingkungan dan sosial budaya.(7)
Faktor pendidikan menurut YB Mantra dapat mempengaruhi seseorang
dalam bersikap, didukung Nursalam yang menyebutkan bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi. (6,7)
Penelitian ini mendapatkan bahwa ibu hamil di Desa Sekura didominasi
responden berpendidikan terakhir SMA dan Sarjana. Sedangkan tidak ada
reponden yang tidak pernah bersekolah. Data Badan Statistik Kalimantan
Barat menunjukkan bahwa Status Pendidikan pada tahun 2018, yang tidak
pernah bersekolah hanya 0,62%. Sedangkan Angka Partisipasi Sekolah

32
(APS) pada tahun 2017 menunjukkan bahwa Partisipasi tingkat SD di
Kabupaten Sambas yaitu 97,59 % SMP 90,47% dan SMA 67,13 %.(22)
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam pekerjaan harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupan seseorang beserta kehidupan
keluarganya.(6) Satu diantara tunjangan yang harus dipenuhi tunjangan
Kesehatan. Penelitian ini mendapatkan bahwa ibu hamil di Desa Sekura
didominasi responden yang tidak bekerja dan petani/kebun. Responden pada
penelitian didominasi oleh ibu rumah tangga sedangkan petani maupun
kebun (menorah pohon karet) merupakan mata pencaharian penduduk
terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Sekura.(18)
Huclock mengatakan bahwa semakin cukup usia, tingkat kematangan
dalam berfikir dan bekerja, yang mana kematangan jiwa dan pengalaman
akan meningkatkan pengetahuan seseorang yang lebih tinggi tingkat
kedewasaannya.(6) Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil di Desa
Sekura mayoritas berumur 25-34 tahun. Usia ibu pada saat hamil merupakan
salah satu faktor yang menentukan tingkat resiko kehamilan dan persalinan.
Usia yang dianggap beresiko adalah usia dibawah 20 tahun dan diatas 35
tahun. Karakteristik bahwa tidak ada responden >45 tahun dan hanya 4
orang yang hamil dengan usia >35 tahun sejalan dengan program
pemerintah untuk tidak hamil dan melahirkan di usia >35 tahun .(23) BPS
menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan Kabupaten Sambas pada
tahun 2019 kelompok umur 26-35 tahun adalah 41,624 orang, kelompok
umur 17-25 tahun sebanyak 37,427 orang dan kelompok umur 36-45 tahun
sebanyak 39,550 orang.
4.2.2.Tingkat Pengetahuan Responden
Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai
kebutuhan nutrisi selama kehamilan di Desa Sekura dengan melihat faktor-
faktor pengetahuan yaitu faktor internal maupun eksternal. Faktor Internal
digambarkan berdasarkan karakteristik usia, tingkat pendidikan serta
pekerjaan. Hasil penelitian mengenai pengetahuan pengetahuan ibu hamil
mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan di Desa Sekura yang
dilakukan terhadap 31 responden menunjukkan bahwa mayoritas memiliki

33
pengetahuan baik (71,0%). Responden pengetahuan cukup (25,8%) lebih
banyak dari yang berpengetahuan kurang baik (3,2%).
Karakteristik responden tingkat pengetahuan kategori “baik” didominasi oleh
responden tingkat pendidikan SMA dan Diploma/Akademi/Sarjana. Hal tersebut
menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai
kebutuhan nutrisi selama kehamilan memiliki pendidikan yang cukup tinggi.
Faktor pendidikan menurut YB Mantra dapat mempengaruhi seseorang dalam
bersikap, didukung Nursalam yang menyebutkan bahwa makin tinggi pendidikan
seseorang maka makin mudah menerima informasi.
Responden dengan pengetahuan kategori baik mayoritas tidak bekerja.
Responden mayoritas berusia 26-35 yang merupakan tergolong usia dewasa awal.
Hanifah menyebutkan bahwa usia 20-35 tahun menunjukkan sifat berpikir yang
sudah matang dan memiliki mental yang diperlukan untuk mempelajari dan
menyesuaikan diri pada situasi-situasi yang baru, misalnya mengingat hal-hal yang
dulu pernah dipelajari saat sekolah atupun dipelajari dari luar sekolah.
Menurut Proverawati (24) nutrisi pada ibu hamil adalah zat yang terkandung
dalam makanan yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Ibu hamil mayoritas
memiliki pengetahuan baik tentang pengertian nutrisi selama hamil karena
mendapat informasi dari luar maupun pengalaman pribadi. Hal ini sesuai dengan
teori yang dituliskan oleh Lestari (25) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain adalah pengalaman dan informasi. Pengalaman berkaitan
dengan usia dan pendidikan seseorang. Pedidikan yang tinggi, maka pengalaman
akan lebih luas. Sedangkan semakin tua usia seseorang maka pengalamannya akan
semakin banyak dan seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak maka
akan menambah pengetahuan yang lebih luas.(25)
Tingkat pengetahuan kategori berpengetahuan “cukup” memiliki sebaran
pendidikan yang merata. Menurut Zakirman(26) jenjang pendidikan
menengah keatas (SMA) memiliki pengetahuan dan kemampuan berpikir
serta pengalaman yang cukup daripada tingkat pendidikan dibawahnya. Ibu
hamil yang mayoritas pendidikan terakhirnya SMA lebih banyak menerima
informasi melalui pendidikan atau media lain yang diajarkan di sekolahnya.
Responden dengan pengetahuan cukup mayoritas bekerja sebagai petani dan
tidak bekerja serta didominasi ibu hamil yang berusia 26-35 tahun.

34
Tingkat pengetahuan kategori berpengetahuan “kurang baik” didominasi
oleh responden dengan tingkat pendidikan diploma, bekerja sebagai honorer
Responden dan mayoritas berusia 17-25 tahun.
Faktor eksternal berupa lingkungan dan sosial budaya berpengaruh pada
pengetahuan seseorang. Ann. Mariner menyebutkan bahwa lingkungan
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok dan
sosial budaya yang dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima
informasi.(6) Peneliti menemukan bahwa di Desa Sekura akses masyarakat
mengenai informasi sudah tersedia seperti adanya edukasi nutrisi yang
dibutuhkan selama kehamilan berupa stand banner di ruang KIA namun
masyarakat mengaku jarang membaca informasi tersebut.
Hasil analisis pertanyaan kuisioner, didapatkan pernyataan yang
mendominasi kesalahan responden dalam menjawab adalah pertanyaan
nomor 15,17 dan 26. Pernyataan nomor 15 yaitu “Ibu hamil yang bekerja
sebagai karyawan pabrik memiliki kebutuhan nutrisi yang sama dengan ibu
yang pedagang”. Ibu hamil yang memiliki aktivitas tinggi contoh karawan
pabrik memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan ibu hamil yang
memiliki aktivitas yang rendah. Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-
beda. Seseorang yang bergerak otomatis memerlukan energi yang lebih
besar dari pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas
memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan,
energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Kebutuhan gizi ibu hamil
yang bekerja tentunya lebih tinggi dari ibu hamil yang tidak bekerja.
Seorang ibu hamil yang bekerja membutuhkan zat gizi untuk aktivitas kerja,
kesehatan ibu hamil dan janin. 26
Pernyataan nomor 17 yaitu “Ibu hamil berusia lanjut membutuhkan
nutrisi yang sama dengan ibu hamil yang masih muda”. Semakin muda dan
semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil akan berpengaruh
terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi
yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan
dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung.
Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ

35
yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan
tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang
berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan
kurang dari 35 tahun, dengan harapan gizi ibu hamil akan lebih baik.26
Pernyataan nomor 26 yaitu “Ibu hamil boleh mengkonsumsi telur
setengah matang”. Ibu hamil tidak dianjurkan memakan telur setengah
matang dikarenakan Telur dan produk mentah atau setengah matang dapat
mengandung Salmonella yang menyebabkan keracunan makanan pada ibu
hamil.27
Seperti penyakit lain yang ditularkan melalui makanan,
infeksi Salmonella biasanya muncul dengan gejala demam dan
gastrointestinal, seperti mual, muntah, kram perut, dan diare. Selain
keracunan makanan, Salmonella pada sekitar 4% kasus, dapat menyebabkan
sepsis intrauterine. Oleh karena itu, wanita hamil harus menghindari telur
mentah atau setengah matang, makanan buatan rumah yang sering
mengandung telur mentah termasuk mayones, saus salad, pudding, es krim,
dan adonan kue mentah.28

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan di
Desa Sekura sebagian besar berada pada kategori "baik".
2. Ibu hamil di Desa Sekura sebagian besar berusia 26-35 tahun, tidak bekerja
dan berpendidikan terakhir SMA.
3. Ibu hamil di Desa Sekura pada tingkat pengetahuan "kurang baik" memiliki
karakteristik yaitu usia 17-25 tahun, dengan dominasi tingkat pendidikan
diploma dan pekerjaan honorer. Karakteristik peserta pada tingkat "cukup"
yaitu berusia 26-35 tahun dengan sebaran pendidikan merata dan mayoritas
bekerja sebagai petani dan tidak bekerja. Karakteristik responden pada
tingkat "baik" berusia 26-35 tahun, mayoritas berpendidikan terakhir SMA
dan Diploma/Akademi/Sarjana dan tidak bekerja.

5.2. Saran
5.2.1. Peneliti
Peneliti lain selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini yaitu dengan cara mencari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan mengenai nutrisi selama kehamilan untuk
dijadikan karakteristik yang dapat mendukung data agar lebih akurat.
Mengingat keterbatasan penelitian ini, peneliti merasa diperlukan pula
desain studi secara kualitatif agar mendapatkan informasi yang lebih
akurat mengenai pengetahuan masyarakat dan hambatan masyarakat
dalam mencari informasi terhadap kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
5.2.2. Puskesmas
Peneliti berharap Puskesmas dapat meninjau kembali sasaran dan
materi yang dibutuhkan masyarakat seperti memfokuskan kegiatan
preventif pada wanita usia subur dan calon pengantin berupa pemberian
materi mengenai nutrisi selama kehamilan dan pengaruhnya terhadap

37
ibu dan janin. Pemberian materi atau penyuluhan sebaiknya dilakukan
baik saat Kelas Ibu Hamil, Posyandu, maupun Posbindu (ditargetkan
pada usia subur). Media penyuluhan yang disarankan berupa leaflet,
banner maupun video edukasi yang berisi materi mengenai pentingnya
nutrisi selama kehamilan.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014


Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. 2014.
2. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
3. Profil Kesehatan Kalimantan Barat Tahun 2017.
4. Jumilah. Review Indikator Kinerja Puskesmas Saigon Bulan Januari -
November 2018. Pontianak: Standart Pelayanan Minimal Bidang Capaian
Program Puskesmas Saigon; 2018.
5. Retnaningsih R. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan
Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Colomadu II Karanganyar.
Univ Sebel MARET Surak. 2010;
6. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2014.
7. Wawan, A MD. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
8. Mubarak. W. I. (2011). Promosi kesehatan. Jogyakarta : Graha ilmu.
9. Arikunto S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta; 2006.
10. Prawihardjo S. Ilmu Kebidanan. Yogjakarta: Nuha Medika; 2012.
11. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG; 2012.
12. Depkes RI. Petunjuk Teknis Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Departemen Kesehatan dan JICA; 2015.
13. Waryono. Gizi Reproduksi. Yogjakarta: Pustaka; 2010.
14. Lagiou P. Diet During pregnancy in relation to maternal weight gain and birth
size. Vol. 58. European Journal of Clinical Nutrition.; 2010.
15. Proverawati. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika.; 2010.
16. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2009.
17. Aritonang E. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press; 2010.
18. Hastuti I. Alokasi Pengeluaran Pangan dan Asupan Makan Sebagai Faktor
Resiko Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Calon Pengantin Wanita
di Kabupaten Bantul. Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada; 2012.

39
19. Profil Kesehatan Puskesmas Saigon Tahun 2017.
20. Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat Tahun 2016-2019
21. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan transmigrasi Kab. Sambas, Juli 2016.
22. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed.
Jakarta: CV.Sagung Seto; 2011.
23. Baity SN. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Nutrisi Selama Hamil
Di Puskesmas Godean II Sleman Yogyakarta. STIK Achmad Yani. 2017;
24. Edberg M. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat; Teori Sosial dan Perilaku.
Jakarta: EGC; 2009.
25. BPS Kalbar. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Tahun
2015-2017 [Internet]. 2017; [cited 2015 Nov 3]. Available from:
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1796
26. BKKBN. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional 2015-2019. 2015.
27. Proverawati, Atikah, Wati, Erna K. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogjakarta: Nuha Medika; 2011.
28. Lestari T. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Pertama. Yogjakarta: Nuha Medika; 2015.
29. Zakirman D. Hubungan Paritas dan Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Hubungan Seksual Pada Kehamilan Teimester III di RS KIA
Kota Bandung Bulan September 2012. Univ Sebelah Maret Surak. 2012.
30. Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan, Edisi kedua, Jakarta:
EGC. 2010.
31. Masithah S, Citrakesumasari, Tawali A. Formulasi Es Krim Alpukat dan
Kedelai Sebagai Sumber Gizi Alternatif Bagi Ibu Hamil. JST Kesehat.
2015;5(2):177–83.

40
Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP
KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN
DI PUSKESMAS SEKURA
TAHUN 2020

Dengan hormat,

Kami Lya Novya, Herny Anggraeni Dewi, Fanina Rizkia dan Cut Lialistiani
Fatmala Putri Dokter Internship yang sedang menjalankan Program Kementerian
Dokter Indonesia di Puskesmas Sekura. Saat ini kami sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Terhadap Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan di Puskesmas Sekura
Tahun 2020”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil terhadap
kebutuhan nutrisinya selama kehamilan. Kami memohon kesediaan Anda untuk ikut serta
dalam penelitian ini sebagai responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini akan
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan. Penelitian ini tidak
menimbulkan risiko dan bahaya apapun karena tidak dilakukan tindakan yang dapat
menyakiti. Informasi hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta
perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak ada biaya yang dibebankan pada responden.

Anda bebas menolak dan berhak mengundurkan diri dari penelitian ini. Anda diberi
kesempatan untuk menanyakan semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Atas
bantuan dan kerjasama Anda, kami mengucapkan terima kasih.

41
PERNYATAAN KESEDIAAN

(INFORMED CONSENT)

IDENTITAS RESPONDEN (isi atau centang pilihan dibawah yang sesuai dengan Anda.
Jika pilihan tidak tersedia diperkenankan untuk menuliskan atau menambahkan pilihan yang
sesuai dengan Anda)

Nama responden : ……………………………

Alamat responden : ……………………………………………………………..

Usia : ……………………………

Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah SD


SMP SMA
Diploma Sarjana

Pekerjaan : Pedagang Wiratidak bekerja


Pedagang Buruh Industri
PNS/TNI/POLRI Lainnya …………

Dengan ini menyatakan bersedia ikut serta sebagai responden dalam penelitian yang
berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kebutuhan Nutrisi
Selama Kehamilan di Puskesmas Saigon Tahun 2018”. Saya bersedia memberikan data
dan informasi bagi penelitian ini.

Sekura, Oktober 2020

(………………………………)

42
KUESIONER

Berilah tanda ceklis (√ ) pada pernyataan yang anda anggap tepat di kolom B (benar) dan S
(salah).

No Pernyataan Benar Salah


Pengertian nutrisi ibu hamil
1 Nutrisi adalah zat yang terkandung dalam
makanan yang dapat diproses oleh tubuh
2 Kekurangan nutrisi selama hamil tidak akan
berdampak pada janin
3 Ibu hamil membutuhkan nutrisi lebih banyak
daripada saat sebelum hamil
4 Konsumsi nutrisi yang melebihi kebutuhan baik
untuk ibu hamil
Kebutuhan nutrisi selama Hamil
5 Ibu hamil memerlukan asupan karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral yang cukup
6 Protein diperlukan untuk pertumbuhan janin
7 Ibu hamil tidak memerlukan asupan vitamin C
selama kehamilannya
8 Vitamin C membantu proses penyerapan zat besi
9 Kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia
pada ibu hamil
10 Kalsium digunakan untuk pembentukan tulang
dan bakal gigi janin
11 Mengonsumsi ikan laut tidak dianjurkan bagi
ibu hamil
12 Ibu hamil tidak perlu mengonsumsi tablet
tambah darah
13 Asam folat diperlukan untuk mencegah cacat
bawaan pada bayi
Kebutuhan Nutrisi Selama Hamil

43
14 Status ekonomi dapat mempengaruhi nutrisi
yang dikonsumsi ibu selama hamil
15 Ibu hamil yang bekerja sebagai karyawan pabrik
memiliki kebutuhan nutrisi yang sama dengan
ibu yang pedagang
16 Pengetahuan ibu hamil mempengaruhi nutrisi
selama kehamilannya
17 Ibu hamil yang berusia lanjut membutuhkan
nutrisi yang sama dengan ibu hamil yang masih
muda
18 Ibu hamil harus lebih mementingkan nutrisi
untuk dirinya daripada anggota keluarga yang
lain
Dampak Jika Nutrisi Kurang
19 Kekurangan nutrisi pada saat hamil tidak akan
berpengaruh terhadap proses persalinannya
20 Kekurangan nutrisi saat hamil dapat
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
janin terganggu
21 Kekurangan zat besi selama kehamilan tidak
akan mengakibatkan perdarahan saat persalinan
22 Ibu hamil yang kekurangan nutrisi saat
kehamilannya beresiko melahirkan bayi yang
berat badannya rendah
23 Kekurangan asam folat saat hamil akan
mengakibatkan pertumbuhan janin tidak
sempurna
Makanan yang harus dihindari
24 Es krim jika dikonsumsi berlebihan selama
hamil akan mengakibatkan bayi besar
25 Ibu harus menghindari mengonsumsi alkohol
selama hamil
26 Ibu hamil boleh mengonsumsi telur setengah

44
matang
27 Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi ikan asin
setiap hari

45
Lampiran 2. Hasil Penelitian

1. Pengetahuan Responden

N
O

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 TOTAL %

1 B S B B B B S B B B S S S S B S S B S B S B B B B B S 21 78
2 B S B B B B S B B B S S B S S B S B S B S B B B B B S 24 89
3 B S B S B B B B B B S S B S S B S S S B S B B S B B S 22 81
4 B S B S B B S S B B S S B B S B S B S B B B B B B B S 25 93
5 B S B B B B S B B B S S B S B B B S S B S B B S B S S 21 78
6 B S B B B B S B B B S S B S B S B S S B S B B S B B S 19 70
7 B S B B B B S B B B S S B S B B B B S B S B B B B B S 22 81
8 B S B B B B B B S B S S B S B B B B S S B B S B B B S 18 67
9 B S B S B B S B B B S S B B B B B B S B S B B B B B S 24 89
10 B S B B B B B B B B B B B B B B B B B B S B B B B S S 20 74
11 B S B S B B S B B B S S B B B B B B S B S B B S B B S 23 85
12 B S B S B B S B B B S S B B B B B B S B S B B S B B S 23 85
13 B S B S B B S B B B S S B B B B B B S B S B B S B B S 23 85

46
14 B S B B B B S B B B S S B S B S B S B S B B S S S B B 13 48
15 B S B B B B S B B B S S B B B B B B S B S B B B B S S 24 89
16 B S B S B B S B B B S S B B B B B B S B S B B B B B B 23 85
17 B S B B B B S B B B S B B B B B B B S B S B B B B S B 22 81
18 B S B S B B S B B B S S B S B B B S S B S B B B B S S 23 85
19 B S B S B B B B B B S S B B B B B B S S S S S B B S B 20 74
20 B S B S B B S B B B S S S S B S S B B S S B B B B S S 21 78
21 B S B B B B S B S B S S S S B B S B S B S B B B B B S 21 78
22 B S S S B B S B B B S S B S S B B S S B B B B S B B S 20 74
23 B S B B B B S B B B S S B S B S B S S B S B B B B S B 20 74
24 B S B B B B S B B B S S B B S B S B S B S B B B B S S 26 96
25 B S B S B B S B B B S S B B B S B B B B S B B B B B S 22 81
26 B S B S B B S B B B S S B B S B S B S B S B B B B S S 27 100
27 B S B B B B S B B B S S B S B B B B S B B B S B B B S 20 74
28 B S B S B B S B B B S S B B B B B B B B S B B B B B S 23 85
29 B S B B B B S B B B S S B S S B S B S B S B S S B B S 22 81
30 B S B B B B B B B B B S B B B B B B S S S S B S B B S 19 70
31 B S B S B B S S B B S S B B S B S B S B S B B S B S S 25 93

47
2. Karakteristik Responden

No Usia Pendidikan Terakhir Pekerjaan

1 36 diploma PNS

2 24 sd tidak bekerja

3 38 diploma honorer

4 23 smp Petani

5 24 diploma swasta

6 33 sma Petani

7 26 sd Petani

8 34 sd tidak bekerja

9 33 sma tidak bekerja

10 34 sma tidak bekerja

11 25 sma tidak tekerja

12 35 sd Petani

13 25 sma tidak bekerja

14 29 diploma Honorer

15 24 sma tidak bekerja

16 33 sma tidak bekerja

17 25 sma tidak bekerja

18 20 smp tidak bekerja

19 31 diploma tidak bekerja

20 33 smp Petani

21 31 sma Petani

22 24 smp tidak bekerja

23 40 smp Petani

24 25 sma tidak bekerja

25 22 sma tidak bekerja

26 28 diploma honorer

27 30 sd Petani

48
28 40 sd Petani

29 28 sma Petani

30 29 diploma honorer

31 26 diploma honorer

Lampiran 3. Statistik

1. Distribusi Karakteristik Responden


Usia

Frequency Percent Valid Percent

Valid 17-25 tahun 11 35.5 35.5

26-35 tahun 16 51.6 51.6

36-45 tahun 4 12.9 12.9

Total 31 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Valid Diploma 8 25.8 25.8

sd 6 19.4 19.4

sma 12 38.7 38.7

smp 5 16.1 16.1

tidak sekolah 0 0 0

Total 31 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Valid baik 22 71,0 26.3

cukup 8 25.8 32.5

49
kurang baik 1 3.2 41.3

Total 31 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Valid Petani/kebun 10 32.3 32.3

Honorer 5 16.1 16.1

PNS/TNI/POLRI 1 3.2 3.2

tidak bekerja 14 45.2 45.2

swasta 1 3.2 3.2

Total 31 100.0 100.0

2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


a. Baik
Usia

Frequency Percent Valid Percent

Valid 17-25 tahun 10 45.5 35.5

26-35 tahun 9 40.9 51.6

36-45 tahun 3 13.6 12.9

Total 22 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Valid diploma 5 22.7 22.7

sd 4 18.2 18.2

sma 10 45.5 45.5

50
smp 3 13.6 13.6

Total 22 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Valid Swasta 1 4.5 4.5

Petani/kebun 7 31.8 31.8

PNS/TNI/POLRI 1 4.5 4.5

tidak bekerja 10 45.5 45.5

honorer 3 13.6 13.6

Total 22 100.0 100.0

b. Cukup

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Valid 17-25 tahun 1 12.5 12.5

26-35 tahun 6 75 75

51
36-45 tahun 1 12.5 12.5

Total 8 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Valid diploma 2 25 25

sd 2 25 25

sma 2 25 25

smp 2 25 25

tidak sekolah 0 0 0

Total 8 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Valid swasta 0 0 0

honorer 1 12.5 12.5

PNS/TNI/POLRI 0 0 0

tidak bekerja 4 50 50

petani 3 37.5 37.5

Total 8 100.0 100.0

c. Kurang Baik
Usia

Frequency Percent Valid Percent

Valid 17-25 tahun 0 0 0

26-35 tahun 1 100 100

Total 0 100.0 100.0

52
Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Valid diploma 1 100 100

sd 0 0 0

sma 0 0 0

smp 0 0 0

Total 1 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent

Valid honorer 1 100

petani 0 0

PNS/TNI/POLRI 0 0

tidak bekerja 0 0

Total 1 100.0

53
Lampiran 4. Dokumentasi

1. Puskesmas Sekura

Puskesmas tampak depan Puskesmas tampak depan

2. Proses Pengambilan Data Penelitian

Penjelasan pengisian kuesioner Responden mengisi kuesioner

Pengumpulan kuesioner Ruang tunggu imunisasi dan KIA

Anda mungkin juga menyukai