Disusun oleh :
Marzella Pramathania
203110135
TK 1A
DosenPembimbing :
TP 2020/2021
Resume Permasalahan Hukum Dalam Keperawatan
A. Defenisi hukum kesehatan
Hukum kesehatan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik
dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu dan
masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta organisasi dan sarana.
1. Leenen
Yaitu semua peraturan hukum yang berhubungan lansung pada pemberian pelayanan
kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata , administrasi dan pidana
2. Van der mijn
Yaitu hukum kesehatan dapat dirumuskan sebagai sekumpulan pengaturan yang
berkaitan dengan pemberian perawatan dan penerapnnya kepada hukum pedata, hukum
pidana dan hukum administrasi.
1. Menurut ‘Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient” disebutkan beberapa
hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang “bebas”, hak
menerima atau menolak pengobatan setelah menerima informasi, hak atas kerahasiaan,
hak mati secara bermartabat, hak atas dukungan moral atau spiritual.
2. Pasien rumah sakit adalah konsumen, sehingga secara umum pasien dilindungi dengan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999).
Menurut pasal 4 UU No. 8/1999, hak-hak konsumen adalah:
- Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
- Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
- Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa;
- Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
- Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
- Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
- Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
- Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya
3. Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga
diatur hak-hak pasien, yang meliputi:
- Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana
dimaksud dalam pasal 45 ayat 3.
- Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.
- Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.
- Menolak tindakan medis.
- Mendapatkan isi rekam medis.
4. Terkait rekam medis, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 Tentang
Rekam Medis pasal 12 menyebutkan:
a. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
b. Isi rekam medis merupakan milik pasien. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dalam bentuk ringkasan rekam medis. Ringkasan rekam medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh
pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau
keluarga pasien yang berhak untuk itu.
5. Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 4-8 disebutkan setiap orang
berhak atas kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan kesehatan yang aman, bermutu
dan terjangkau; menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan, lingkungan
yang sehat, info dan edukasi kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab, dan
informasi tentang data kesehatan dirinya.
Hak-hak pasien dalam UU No. 36 tahun 2009 itu diantaranya meliputi:
- Hak menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan (kecuali tak sadar,
penyakit menular berat, gangguan jiwa berat).
- Hak atas rahasia pribadi (kecuali perintah UU, pengadilan, ijin ybs, kepentngan
ybs, kepentingan masyarakat).
Hak tuntut ganti rugi akibat salah atau kelalaian (kecuali tindakan penyelamatan nyawa
atau cegah cacat).
Jusuf Hanifah dan Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 2009.
Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta, 2000.
M. Jusuf Hanafiah, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, EGC, Jakarta, 2003.