Nama Agenda : Nilai-nilai Dasar ASN (Etika Publik)
Nama Peserta : Neng Desi Nurdiati, S.Pd
No. Daftar Hadir :1
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Kemendagri Regional
Bandung
A. Pokok Pikiran 1. Pengertian Etika Publik
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuanketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut: a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi. b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin. c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan. d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan. f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara. g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien. h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan. j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain. k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN. l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila. b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun. j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan,dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraanmasyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesi.
B. Contoh Etika Publik
Sebagai seorang guru yang melayani peserta didik harus menjaga reputasinya sebagai seorang pendidik, menjaga nama baik institusi tempatnya bekerja, menjaga rahasia intern tempatnya bekerja dan mampu bergaul dengan siapa pun bisa menempatkan diri bergaul dengan siapa saja. Bagaimana etika ketika kita bergaul dengan rekan kerja juga dengan atasan.
C. Tokoh Etika Publik
H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D. (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969; umur 52 tahun), adalah seorang akademisi pendidikan dan juga politikus Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017 hingga 2022. Anies merupakan cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007, saat menjadi Rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk Kabinet Kerja sejak tanggal 26 Oktober 2014 sampai dirinya digantikan oleh Muhadjir Effendy dalam perombakan kabinet pada tanggal 27 Juli 2016. Sepak terjang Anies Baswedan di bidang pendidikan membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019 sejak 27 Oktober 2014. Anies merupakan salah satu menteri yang datang dari kalangan profesional di Kabinet Kerja. Pada Kabinet Kerja Jokowi-JK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipecah menjadi dua, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang merupakan gabungan Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud sebelumnya. Akan tetapi Kementerian yang dipimpin Anies pada akhirnya mempertahankan nama resminya sebagai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Anies menilai bahwa pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia. Ia merasa peningkatan kualitas pendidikan akan terjadi dengan meningkatkan kualitas guru. Menurutnya pendidikan adalah interaksi antar manusia di mana peran guru menjadi begitu sentral. Peningkatan kualitas guru adalah salah satu hal yang ingin ia lakukan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Pada bulan Oktober 2014 Anies mengatakan fokus untuk memperbaiki kekurangan di tiga bidang. Anies mengakui bahwa ketiga kebijakan tersebut sering menjadi pro dan kontra dan pembicaraan di masyarakat. Kebijakan tersebut adalah pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Kurikulum 2013 dan sertifikasi guru. Sepak terjang anise Baswedan di dunia pendidikan sudah tidak diragukan lagi, kecintaannya pada dunia pendidikan melahirkan berbagai program yang bertujuan untuk memajukan dunia pendidikan. Hal ini membuktikan anies Baswedan telah menerapkan nuilai-nilai etika public.
D. Implementasi Nilai Etika Publik
1. Sebagai seorang guru datang ke sekolah tepat waktu, hal ini menunjukkan kedisiplinan sebagai seorang ASN. 2. Mematuhi segala peraturan yang ada di sekolah (tempat kerja). 3. Mengembangkan kompetensi dan inovasi dalam metode pembelajaran. Sebagai guru tugas kita selain mengajar juga membentuk karakter dan akhlak peserta didik terutama berkaitan dengan adab dan etika. 4. Jujur dan terbuka serta tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.