D DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN ANSIETAS DI WILAYAH RT 5 RW 04 KELURAHAN
SIMOMULYO KOTA SURABAYA
Di Bimbing Oleh :
Di Susun Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
SURABAYA
2021
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................................i
i
Kata Pengantar...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
2.1.3 Penyebab................................................................................................................11
2.1.5 Klasifikasi..............................................................................................................12
2.2.1 Pengkajian.............................................................................................................16
2.2.4 Intervensi...............................................................................................................18
2.2.5 Evaluasi..................................................................................................................18
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................29
ii
4.2 Saran.........................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................31
LEAFLET.......................................................................................................................32
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya oleh
berkat, tuntunan, dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Lab Klinik yang
berjudul “asuhan keperawatan psikososial pada ny. D dengan masalah keperawatan ansietas
di wilayah rt 5 rw 04 kelurahan simomulyo kota surabaya “
Tugas ini penulis susun sebagai salah satu tugas Lab. Klinik Keperawatan
Psikososial. Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
Penulis sadar akan ketidaksempurnaan Asuhan Keperawatan Kasus Jiwa ini, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, baik dosen maupun
rekan-rekan sangat penulis harapkan agar di kemudian hari, penulis dapat membuat
Laporan Asuhan Keperawatan dengan lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menuliskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1.3 Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan umum studi kasus ini yaitu mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan
psikososial pada ny. D dengan masalah keperawatan ansietas di wilayah rt 5 rw 04
kelurahan simomulyo kota surabaya
2) Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik pasien dengan masalah keperawatan
ansietas
2. Mahasiswa mengetahui diagnose yang dapat ditegakkan pada pasien dengan
masalah keperawatan ansietas
3. Mahasiswa mengetahui intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan masalah keperawatan ansietas
4. Mahasiswa dapat mengetahui tindakan keperawatan/ implementasi yang dapat
dilakukan pada pasien dengan masalah keperawatan ansietas
5. Mahasiswa mengetahui evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah
keperawatan ansietas
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
3. Cemas Berat
1. Fisiologis : respon “ fight or flight ”. Sistem saraf autonom terstimulasi
2. dengan berlebihan (tanda-tanda vital meningkat, diaforesis meningkat,
urgensi dan frekuensi kemih meningkat, diare, mulut kering, nafsu
makanberkurang, dilatasi pupil). Otot kaku, sensasi nyeri berkurang.
3. Kognitif atau persepsi : lapangan persepsi sangat sempit. Kesulitan
menyelesaikan masalah. Perhatian selektif (fokus pada satu detail).
4. Kurangnya perhatian selektif (memblok rangsangan yang mengancam),
cenderung disosiatif.
5. Emosi atau perilaku : Merasa terancam, terkejut pada stimulus yang baru.
6. Aktivitas bisa meningkat atau menurun. Mungkin muncul dan merasa
tertekan Mendemonstrasikan penolakan; bisa mengeluh nyeri atau
sakit,bisa gelisah atau pemarah. Tatapan mata bisa mengarah pada
seluruhruangan atau mengarah pada satu titik. Menutup mata sebagai
sikapmenghalangi lingkungannya.
4. Panik
a) Fisiologis : gejala kecemasan dapat meningkat sampai terjadi pelepasan
pada sistem saraf otonom. Seseorang bisa menjadi pucat, tekanan darah
menurun. Koordinasi otot terganggu.
b) Kognitif atau persepsi : keseluruhan persepsi buyar dan tertutup. Tidak
mampu mengatasi stimulus. Sangat tidak mungkin untuk
menyelesaikanmasalah dan berfikir logis. Persepsi yang tidak realistis
tentang dirinya,lingkungan, atau kejadian. Disosiasi bisa terjadi.
c) Emosi atau perilaku : Merasa tidak berdaya dengan kehilangan kontrol.
d) Marah, ketakutan, bisa agresif atau menyendiri, menangis atau berlari.
e) Perilaku biasanya sangat aktif ataupun sebaliknya.
Gejala Klinis
Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas),
antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang .
d. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
9
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
1.1.3 Penyebab
1) Faktor predisposisi Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam
kehidupan yang yang dapat menimbulkan kecemasan (Suliswati,2005).
Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :
a) Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional
b) Konflik emosionalyang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan
kenyataan yang menimbulkan kecemasan pada individu
c) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidak mampuan individu
berpikir secara realitassehingga akan menimbulkan kecemasan
d) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego
e) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhikonsep diri
individu
f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress
akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang
dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam
keluarga
g) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi
kecemasan
h) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan
yang mengandung benzodizepin, karena benzodizepin dapat menekan
neurotransmiter gama amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan
kecemasan.
10
2) Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan tibulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Ancaman terhadap intregitas fisik.Ketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi :
a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya
hamil)
b. Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri,polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber eksternal dan internal
a. Sumber internal, kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap intergritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
b. Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan statuspekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya .(Eko
Prabowo, 2014)
2.1.4 Rentan Respon
Pohon masalah
Kurang
Stressor
pengetahuan
2.1.5 Klasifikasi
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam Videbeck,
2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang,
berat dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
12
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respons emosional
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik :
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
13
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mengertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memerhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respons emosional
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin bebas
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
14
1) Respons fisik
a) Flight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut
h) Lelah
15
a) Faktor Presdiposisi :
1. Social budaya:muncul akibat frustasi, konflik ,krisis, dan hubungan
interpersonalyang buruk
2. Psikologi: muncul akibat impuls bawah sadar,dimensi penggunaan
mekanisme pembelaan ego yang tidak sepenuhnya berhasil dan timbul
kecemasan.
3. Biologis :ansietas terjadi akibat reaksi saraf otonom berlebihan terjais
peningkatan pelepasan neroepinephrine.
b) Faktor Presipitasi
1. Biologis : status nutisi kurang /lebih , kondisi kesehatan secara umum,
sensitifitas biologi
2. Psikologis: intelegensia, kemampuan verbal(-), moral, kepribadian
terganggu, pengalaman buruk, gangguan konsep diri,motivasi rendah,self
control(-)
3. Social budaya
c) Penilaian sumber koping
1. Perilaku : kontak mata(-), gelisah,insomia
2. Afektif : menyesal, gugup, sukacita berlebihan
3. Kognitif : hambatan berfikir, binggung ,pelupa, lapang posesi menurun
4. Fisiologi : suara bergetar, iranor meningkat, repirasi,anoreksia,mulut kering
d) Sumber koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan
faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu
sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau
meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan
ringan, mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur,
makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata
dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati, 2005).
1. Personality abilty : (-) komunikasi
2. Social support : hubungan yang kurang baik
3. Material asset : penghasilan
4. Positif belief : keyakinan dan nilai-nilai posetif, oriental kesehatan
e) Mekanisme Koping
16
1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang
ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba
menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif
ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi
kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek
kebutuhan personal seseorang.
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak
selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan
untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri
biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara
realita. Untuk menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah
adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut :
17
5. Koping individu kurang efektif
6. Kurang pengetahuan
a) Untuk Keluarga:
SP 1
SP 2
SP 3
b) Untuk klien :
SP 1
1. Bina hubungan saling percaya
18
4. Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress
SP 3
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
20
Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, penolakan, kekerasan dalam rumah
tangga, tindakan criminal, bencana alam, baik sebagai pelaku maupun korban.
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Tidak
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
21
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital :
TD : 120/80mmHg S: 36,6OC Nadi : 80x/menit R : 20x/menit
2. Ukur :
BB: 50 kg TB: 167cm
3. Keluhan fisik :
Tidak terdapat keluhan fisik
4. Memiliki penyakit penyakit kronik :
Tidak memiliki penyakit kronik
5. Memiliki riwayat perasaan :
a. Sering cemas : memikirkan penyakit anaknya yang memiliki penyakit autoimun
sampai tidak mau makan dan lemas.
b. Putus asa : klien mengatakan apakah penyakitnya bisa sembuh atau tidak
Masalah keperawatan : Ansietas
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Ny.D mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, tetapi
b. Identitas : klien mengatakan namanya D, usia 22 tahun, klien mengatakan puas
sebagai seorang perempuan.
c. Peran : klien seorang istri dan ibu dari 1 anak
d. Ideal diri : klien ingin penyakit anaknya sembuh
e. Harga diri : klien mengatakan anak, suami, adik Ny. D dan ayahnya menyayanginya
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berati : suami, anak, adik, ayah merupakan orang yang klien sayang.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : klien mengatakan selalu
mengikuti kegiatan kelompok di RT 12
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: klien mengatakan tidak memiliki
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan beragama islam dan percaya pada Tuhan,
dan menganggap penyakit anaknya cobaan dari Tuhan.
22
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan melakukan sholat 5 waktu dan mengikuti
pengajian.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Interaksi selama wawancara
a. Bermusuhan
b. Tidak koperatif
c. Mudah tersinggung
d. Kontak mata kurang
e. Defensif
f. Curiga
Jelaskan:
Kooperatif saat diwawancara, dan selalu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
perawat
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
a. Tidur
Apakah ada masalah tidur?
Iya
Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur?
Ya
Apakah ada kebiasaan tidur siang?
Iya
Lama tidur siang : ± 30 menit
Apakah ada gangguan tidur:
Sulit tidur
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak bisa tidur karena anak Ny. D masih diberi ASI sehingga adik
D harus diberi ASI dulu baru bisa tidur
Masalah keperawatan : Gangguan pemenuhan istirahat/tidur
23
PENGKAJIAN DEVIASI PERKEMBANGAN
A. IDENTITAS
1. Nama : Ny. D
2. Umur : 22 tahun/ Dewasa
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Citarum no.3 RT 5/ RW 04
B. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
1. Bayi
( ) bereaksi ketika ibunya datang menghampiri
( ) menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
( ) menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit, gerah)
( ) memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara
( ) mencari suara ibu/orang yang memanggilnya
( ) memeluk tubuh ibu/orang lain yang memanggilnya
( ) menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya
( ) menolak saat digendong orang yang tidak dikenal
2. Toodler
( ) mengenal dan mengakui namanya
( ) sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
( ) bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
( ) hanya dalam waktu singkat (sebentar) mau dipisahkan dengan orang tua
( ) memperlihatkan keingintahuan dan banyak bertanya tentang hal/benda yang asing
baginya (api, air, ketinggian, warna, dan bentuk benda, dll)
( ) mulai berinteraksi dengan orang lain tanpa diperintah
( ) menunjukkan rasa suka dan tidak suka
( ) mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya
( ) memahami kata-kata yang sering diucapkan
( ) bicara menggunakan kalimat yang terdiri dari 2-3 kata
( ) mengikuti ritual keagamaan yang dilakukan keluarga
3. Pra sekolah
( ) mudah berpisah dengan orang tuanya
( ) memperlihatkan kreativitas dan kemampuan berkhayal
24
( ) menikmati bermain dengan teman seusianya bersama-sama
( ) mengetahui tindakan yang benar dan salah dan mau mengikuti perintah
( ) mengetahui minimal 4 warna
( ) bicara menggunakan kalimat yang lebih dari 4 kata
( ) mengenal jenis kelamin
4. Usia sekolah
( ) berteman sesama jenis, mempunyai teman bermain tetap (kelompok)
( ) tidak bergantung lagi pada orang tua
( ) berinteraksi secara baik dengan orangtuanya
( ) dapat mengendalikan keinginan atau dorongan yang kuat
( ) mengikuti kompetisi
( ) membaca, menulis, dan berhitung dengan mudah
( ) mengetahui nilai uang
( ) menikmati main sepeda, membaca komik/buku cerita
( ) melakukan hobi
( ) mau membantu orang lain
( ) berfikir dirinya adalah orang yang menyenangkan dan sehat
5. Remaja
( ) berinteraksi dengan keluarga dan orang lain sesuai otoritasnya
( ) menyukai dirinya
( ) berpikir dan mempunyai rencana pribadi
( ) memilih gaya hidup dan minat yang baik menurutnya
( ) memperlihatkan keyakinan dan nilai yang sesuai dengan pikirannya
( ) mulai memperlihatkan kemandirian dikeluarganya
( ) menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang yang menurutnya mampu
6. Dewasa muda
( ) merasa sudah mampu mandiri
( ) mempunyai konsep diri yang realistis/sesuai kenyataan
( ) menyukai dirinya dan mengetahui arah hidupnya
( ) berinteraksi baik dengan keluarga
( ) mengatasi stress akibat perubahan dan pertumbuhan
( ) mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertentu
( ) menganggap kehidupan sosialnya bermakna
( ) memperlihatkan tanggung jawab secara ekonomi, sosial, dan emosional
25
( ) mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidup
7. Dewasa
(√) menerima adanya proses penuaan
(√) merasa nyaman dan menghargai dirinya
(√) menikmati kebebasan dan kemandirian
(√) menerima adanya perubahan dalam peran keluarga
(√) berinteraksi dengan baik dan berbagi aktivitas rumah tangga dengan pasangannya
( √ ) memperluas dan memperbaharui minat dan kesenangan
(√ ) memburu aktivitas
( √ )mempunyai falsafah kehidupan yang bermakna
8. Lanjut usia
( ) mengelola masa pension dengan kegiatan yang disukai
( ) berpartisipasi dalam aktivitas sosial dalam mengisi waktu luang
( ) memandang bahwa kehidupannya selama ini bermakna
( ) mempunyai harga diri tinggi
( ) mempunyai sistem dan falsafah spiritual yang mendukung
( ) menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian pasangan atau orang yang berarti
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Gangguan pemenuhan istirahat/tidur
D. IMPLEMENTASI
4) Untuk Keluarga:
SP 1
SP 2
SP 3
5) Untuk klien :
SP 1
1. Bina hubungan saling percaya
SP 3
E. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Bina hubungan saling percaya
a. Ucapkan salam terapeutik, berjabat tangan, jelaskan tujuan interaksi
b. Buat kontrak topic waktu, tempat tiap kali bertemu pasien.
2. Bantu pasien mengenal ansietasnya
a. Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
27
b. Menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c. Mengenal penyebab ansietas
d. Menyadari perilaku akibat ansietas
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
a. Pengalihan situasi
b. Latihan relaksasi (tarik nafas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot-otot)
F. EVALUASI
DS : klien mengatakan cemas karena penyakit yang diderita kedua anaknya ini tidak kunjung
sembuh dan kata dokter bisa dilakukan tindakan terapi imunologi untuk mengurangi
hipersensitivitasnya
DO : kontak mata cukup, gelisah, mata berkaca-kaca, kooperatif
BAB IV
28
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil asuhan keperawatan jiwa yang telah diberikan pada Ny.D dengan masalah ansietas
dan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan penerapan manajemen layanan
kemitraan lintas sektor dengan Departemen Agama dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang didapatkan dari pasien sudah sesuai dengan pengkajian teoritis
dimana tanda dan gejalanya menunjukkan bahwa Ny.D mengalami ansietas yang
disebabkan karena faktor biologis yaitu penyakit fisik (stroke).
4. Implementasi keperawatan yang direncanakan akan diberikan pada klien sudah dapat
dilakukan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan teoritis pada pasien ansietas yang
dilakukan pada individu dan keluarga.
29
4.2 Saran
1. Bagi Puskesmas
3. Bagi Pendidikan
Agar institusi pendidikan membahas lagi lebih rinci tentang asuhan keperawatan sehat
jiwa dan asuhan keperawatan masalah psikososial (resiko) dalam perkuliahan dengan
memperbanyak jam pelajaran dan dipisah dalam beberapa kali pertemuan sehingga
meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang asuhan keperawatan yang diberikan
pada pasien sehat dan pasien yang memiliki masalah psikososial.
DAFTAR PUSTAKA
30
1. Gail Wiscart Stuart & Sandra J. Sundeen.2012.Keperawatan Jiwa edisi 3.Alih bahasa
Achir Yani S Hamid.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press Fortinash, K. M., &
Holoday-Worret, P.A. (2000). The schizophrenia. Psychiatric mental
31
32