Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh:

CAHYO TRI WIDIANTORO

NIM: P2005013

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN AJARAN 2021


LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIAN
Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan
rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis tidak ada harapan
dan putus asa. (Depkes RI 2014). Harga diri redah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri
sendiri dan kemampuan fisik (Keliat, 2011). Harga diri rendah adalah perasaan tidak
berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang
negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Titin, 2014).

B. RENTANG RESPON
Terdiri dari Rentang Respon Konsep Diri
Respon Adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Kerancuan Depersonalisasi


Diri Diri positif rendah identitas

1. Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya secara umum berlaku dalam masyarakat aktualisasi dan konsep diri positif,
seperti cara bergaul.
2. Respon mal adaptif yang menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaan yang
secara umum berlaku dalam masyarakat yang terdiri dari harga diri rendah, kerancuan
identitas dan depersionalisasi. Harga diri merupakan transisi antara respon adaptif dan
maladaptif.
Respon adaptif antara lain :
1. Aktualisasi diri adadlah penampakan diri sendiri dalam kehidupan di masyarakat.
2. Konsep Diripositif adalah kepribadian seseorang yang dapat menjadi pedoman
diwaktu nanti.
Respon mal adaptif antara lain :
1. Harga diri rendah adalah suatu komponen dari konsep diri selain citra tubuh, ideal
diri, penampilan, peran, dan identitas diri.
2. Kerancuan identitas adalah kekacauan identitas dalam pemenuhan jati diri.
3. Depresonalisasi adalah keadaan personalisasi yang dimiliki seseorang yang akan
menjadi konsep diri.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor yang menunjang terjadinya perubahan dalam harga diri seseorang meliputi :
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua tidak realitas
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan pada orang lain
6. Idela diri tidak realistik

D. FAKTOR PRESIPITASI
Stresor mungkin ditimbulkan dari internal dan eksternal :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan, dimana
individu mengalami frustasi. Ada 3 macam jenis transisi peran :
a. Transisi peran perkembangan
Adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Pertumbuhan ini
termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga norma-
norma budaya dan nilai-nilai dan tekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran
atau kematian.
c. Transisi peran sehat
Sebagai akibat pergeseran diri dari keadaan sehat ke dalam sakit. Transisi ini
mungkin dicetuskan oleh :
1) Kehilangan bagian tubuh
2) Perubahan bentuk ukuran, penampilan, dan fungsi tubuh
3) Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal
4) Prosedur medis dan keperawatan
Harga diri rendah dapat disebabkan oleh berbagai macam antara lain :
1. Perkembangan ego terbelakang
2. Model – model peran yang negatif
3. Kekurangan umpan balik positif
4. Umpan balik negatif yang berulang yang berakibat pada kekurangan nilai diri.
5. Hubungan antara orang tua dan anak yang tidak memuaskan
6. Lingkungan yang terorganisir dan kacau
7. Penganiayaan dan pengabaian anak
8. Disfungsi sistem keluarga

E. MANIFESTASI KLINIS
Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah ( Stuart dan Sundeen, 2008 ) adalah
sebagai berikut :
1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
2. Penurunan prokduktivitas
3. Destruksi yang diharapkan pada orang lain
4. Gangguan dalam berinteraksi
5. Rasa bersalah
6. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
7. Ketegangan peran yang bertentangan
8. Pandangan hidup yang bertentangan
9. Penolakan terhadap kemampuan personal
10. Destruksi terhadap diri sendiri
11. Penguasaan diri
12. Menarik diri secara sosial
13. Penyalahgunaan zat
14. Menarik diri dari realitas
15. Khawatir

F. PSIKODINAMIKA
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri
rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak
pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan
mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif mendorong
individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu
berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu
atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri
karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah
situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan
individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga
diri rendah kronis.

G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping digunakan pasien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Antara lain :
1. Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri
rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus. Kegiatan mengganti
identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial, keagamaan dan politik. Kegiatan
yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes
popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalahgunaan obat-obatan.
2. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan
individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain adalah
menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi
dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri
sendiri. Identitas negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah
fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.

H. SUMBER KOPING
Semua orang tanpa memperhatikan gangguan perilakunya mempunyai beberapa
bidang kelebihan personal yang meliputi :
1. Aktivitas olah raga dan aktivitas diruang rumah.
2. Hobi dan kerajinan tangan
3. Seni yang ekspresif
4. Kesehatan dan perawtan diri
5. Pendidikan da pelatihan
6. Pekerjaan, vokasi atau posisi
7. Bakat tertentu
8. Kecerdasan
9. Imajinasi dan kreatifitas
10. Hubungan interpersonal

I. PENATALAKSANAAN
Pada gangguan harga diri rendah penatalaksanaan tindakan tidak terlepas
penatalaksanaan tindakan pada gangguan konsep diri secara keseluruhan. Secara
penyelesaian masalah yang berhubungan dengan konsep diri ini memerlukan tindakan
intervensi yang progresif , meliputi :
1. Memperluas kesadaran diri ( Expanded self awarennes )
a. Bina hubungan saling percaya
b. Hubungan berfokus pada kemampuan/perhatian pasien
c. Memaksimalkan partisipasi pasien dalam hubungan
2. Eksplorasi diri ( Self eksploration )
a. Membantu pasien mengenali dirinya
b. Membantu pasien meneriam perasaannya
3. Evaluasi diri ( Self evaluation )
a. Membantu pasien menetapkan masalahnya
b. Mengidentifikasi mekanisme koping pasien
4. Perencanaan yang realistic ( realistic planning )
a. Membantu pasien mengidentifikasi problem solving
b. Membantu pasien mengkonseptualkan tujuan yang real
5. Tanggung jawab ( Comitment of action )
a. Membantu pasien mengkonseptualkan rencana yang telah ditetapkan
b. Mendukung kekuatan, ketrampilan, dan aspek yang positif dalam pribadi pasien
J. POHON MASALAH
Isolasi : Menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Berduka disfungsional

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi : Menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

L. FOKUS INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi


keperawatan
Hargadiri Setelah Pasien mampu : Intervensi untuk pasien :
rendah dilakukan 1. Mengidentifiksi Sp 1
tindakan kemampuan 1. Identifikasi kemampuan
keperawatan melakukan kegiatan melakukan kegiatan dan
selama 12 x 30 dan aspek positif aspek positif pasien
menit di pasien ( buat daftr kegiatan )
harapkan klien 1. Bantu pasien menilai
mampu 2. pasien mampu kegiatan yang
menurunkan memilih kegiatan dapatdilakukan saat ini
perasaan rendah yang dapat ( pilih dari daftar
diri dilakukan saat ini kegiatan ) : buat daftar
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini
2. Bantupasien memilih
salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih
3. Latih kegiatan yang
dipilih ( alat dan cara
melakukannya)
4. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
dua kali perhari

Sp 2
1. Evaluasi kegiatan
pertama yang telah
dilatih. Beri pujian
2. Bantu pasien memilih
kegiatan kedua yang
akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua
(alat dan cara)
4. Masuukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan(2
kegiatan masing-masing
2 kali per hari)

Sp 3
1. Evaluasi kegiatan
pertama dan kedua yang
telah dilatih . Beri pujian
2. Bantu pasien memilih
kegiatan ketiga yang
akan dilatih
3. Latih kegiatan ketiga
(alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal
Evaluasi kegiatan
pertama,kedua dan
ketiga yang telah dilatih
dan beri pujian
5. Bantu pasien memilih
kegiatan ke empat yang
akan dilatih
6. Latih kegiatan ke empat
(alat dan cara)
7. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan :
tiga kegiatan masing-
masing dua kali perhari
8. kegiatan untuk latihan : 3
kegiatan masing-masing
2 kali perhari

Sp 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
dan berikan pujian
2. Latih kegiatan
dilanjutkan sampai tak
terhingga
3. Nilai kemampuan yang
telah mandiri
4. Nilai apakah harga diri
pasien meningkat

Intervensi untuk keluarga:


Sp 1
1. Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
pasien
2. Jelaskan
pengertian,tanda &
gejala, dan proses
terjadinya hdr (gunakan
booklet)
3. Diskusikan kemampuan
atau aspek fisik pasien
yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit
4. Jelaskan cara merawat
hdr terutama
memberikan pujian
semua hal yang positif
pada pasien
5. Latih keluarga
memberikan tanggung
jawab kegiatan pertama
yang dipilih pasien :
bimbing dan beri pujian
6. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal

Sp 2
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
pertama yang dipilih dan
dilatih pasien. Beri
pujian
2. Bersama keluarga
melatih pasien dalam
melakukan kegiatan
kedua yang dipilih
pasien
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian

Sp 3
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
pertama dan kedua yang
telah dilatih. Beri pujian
2. Bersama keluarga
melatih pasien melakuan
kegiatan ketiga yang
dipilih
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian

Sp 4
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing pasien
melakukan kegiatan
pertama,kedua dan
ketiga. Beri pujian
2. Bersama keluarga
melatih pasien
melakukan kegiatan ke
empat yang dipilih
3. Jelaskan follow up ke
rsj/pkm,tanda
kambuh,rujukan
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
kegiatan dan
memberikan pujian

Sp 5
1. Evaluasi kegiatan
kelurga dalam merawat
dan membimbing pasien
melakuan kegiatan yang
dipilih oleh pasien. Beri
pujian
2. Nilai kemampuan
keluarga dalam merawat
klien
3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
control ke rsj/pkm
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2014. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi & EGC. Jakarta
Direktorat Jendral Kesehatan Jiwa. 2014. Standard Asuhan Keperawatan Jiwa, Rumah Sakit
Jiwa Banadung
Keliat, B. A. 2008. Seri Keperawatan Isolasi Sosial. EGC: Jakarta
Stuart, G. W dan Laraia, M. T. 2010. Principle and Practise of Psychiatric Nursing. ( 7th ed ).
St Louis : Mosby
Stuart, G. W Sundeen, S. J. 2012. Buku Saku Keperawatan Jiwa. ( Terjemahan ) EGC:
Jakarta
Townsend, M. C. 2018. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri. ( Terjemahan )
Edisi 3. EGC: : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai