Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN 1907-0349

e-ISSN 2599-1353

PENGARUH MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN SISWA


UPAYA MENGATASI PERMASLAHAN BELAJAR

Sit i Marisa
Universitas Islam Su matera Utara
sitimarisa27101981@g mail.co m

ABSTRACTION

Learning is a process of changing behavior from not knowing to knowing or from not being
able to be able to. Because of that learning becomes something very important for one's life. In
conducting learning activities, of course, requires a force called motivation. This paper tries to
look further at how motivation influences one's learning activities. Literature approach is
employed in this study to describe everything obtained to increase understanding related to
motivation to learn. In general, motivation is divided into two, namely intrinsic and extrinsic.
Problems that always cause difficulties for students to learn are internal factors that include
cognitive, affective, and psychomotor domains, while external factors cover all situations and
environmental conditions that do not support student learning activities. In addition, other
factors that are more specifically causing difficulties for students in learning are dyslexia
(inability to learn to read); dysgraphia (inability to learn or to write) and dyscalculia (inability
to learn mathematics).

Keywords: Behaviour, dyslexia, learning, motivation,

1. PENDAHULUAN berbeda dari sebelum individu berada dalam


situasi belajar dan sesudah melakukan
Belajar adalah proses perubahan perilaku tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi
ke arah yang lebih baik, dari tidak tahu akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Berbeda dengan perubahan serta-merta
Menurut Winkel (1997), belajar adalah semua akibat refleks atau perilaku yang bersi-
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung fat naluriah. Moh. Surya (1981) mendefi-
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang nisikan belajar sebagai suatu proses usaha
menghasilkan perubahan-perubahan dalam yang dilakukan individu untuk memperoleh
pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. suatu perubahan tingkah laku yang baru
Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984) keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
belajar merupakan proses perbuatan yang individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil
menimbulkan perubahan, yang keadaannya dari kedua pengertian di atas, bahwa pada
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, seseorang. Selain itu, belajar merupakan
tidak akan kembali kepada keadaan semula. semua aktivitas mental atau psikis yang
Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat dilakukan oleh seseorang sehingga menim-
situasi sesaat, seperti perubahan akibat bulkan perubahan tingkah laku yang berbeda
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Sedangkan pengertian belajar menurut Kemampuan Belajar kerap kali diiden-
Gagne (1977) dalam bukunya , The Conditions tikkan dengan tingkatan inteligensi seseorang.
of Learning, belajar merupakan sejenis Padahal banyak faktor yang mempengaruhi
perubahan yang diperlihatkan dalam kemampuan belajar seseorang, termasuk
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya didalamnya adalah motivasi. Motivasi

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 20


p-ISSN 1907-0349
e-ISSN 2599-1353

merupakan satu penggerak dari dalam hati hubungan yang sangat besar terhadap keber-
seseorang untuk melakukan atau mencapai hasilan orang tersebut dalam mempelajari
sesuatu tujuan, atau dapat dikatakan sebagai sesuatu.
rencana atau keinginan untuk menuju Faktor-faktor yang mempengaruhi keber-
kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. hasilan seseorang dalam belajar secara garis
Dengan kata lain motivasi adalah sebuah besar menurut Sumadi Suryabrata (1998),
proses untuk tercapainya suatu tujuan. Shertzer dan Stone dalam Winkle (1997),
Seseorang yang mempunyai motivasi berarti dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu
seseorang telah mempunyai kekuatan untuk faktor internal dan faktor eksternal.
memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Santrock (2004) menjelaskan bahwasanya 1. Faktor Internal
motivasi merupakan proses memberikan
semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Faktor internal merupakan faktor yang
Artinya, perilaku yang termotivasi adalah berasal dari dalam diri siswa yang dapat
perilaku yang penuh energi, terarah, dan mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini
bertahan lama. dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
Robbins dan Judge (2007) menjelaskan yaitu; faktor fisiologis dan faktor psikologis.
motivasi berkenaan dengan intensitas, arah Faktor fisiologis yaitu faktor yang berhu-
dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu bungan dengan kesehatan dan panca indera,
tujuan. Motivasi juga sebagai dorongan sedangkan faktor psikologis berkaitan dengan
(driving force) untuk mencapai sesuatu. Maka intelegensi, tingkah laku dan motivasi.
untuk pembahasan lebih jauh artikel ini Pertama, faktor fisiologis yaitu faktor yang
mencoba untuk menjelaskan bagaimana dapat berkenaan dengan kondisi fisik umum. Dalam
motivasi memberikan pengaruh belajar hal ini siswa untuk dapat menempuh studi
kepada seseorang, atau dengan kata lain yang baik perlu memperhatikan dan memeli-
bagaimana pengaruh motivasi terhadap belajar hara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang
seseorang. lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa
dalam menyelesaikan program studinya.
Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya,
2. METODOLOGI siswa perlu memperhatikan pola makan dan
pola tidur untuk memperlancar metabolisme
Tulisan ini didasari telaah atau kajian dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk
pustaka berkaitan dengan psikologi, terutama memelihara kesehatan bahkan juga dapat
berkenaan dengan motivasi siswa dalam mening-katkan ketangkasan fisik dibutuhkan
belajar. Pembacaan berbagai sumber terkait olahraga yang teratur.
kajian dilakukan secara berulang untuk Selanjutnya berkenaan dengan panca
menghasilkan interpretasi dan kesimpulan indera. Panca indera yang berfungsi dengan
yang sesuai dengan kaidah keilmuan. baik pada prinsipnya merupakan syarat bagi
siswa untuk dapat belajar dengan baik. Dalam
sistem pendidikan dewasa ini di antara
pancaindera itu yang paling memegang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN peranan dalam belajar adalah mata dan
telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar
A. Faktor Keberhasilan Belajar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari
melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan
Keberhasilan dalam belajar dapat mencer- demikian, seorang anak yang memiliki cacat
minkan inteligensi atau merupakan cerminan fisik atau bahkan cacat mental akan meng-
untuk menilai kapasitas kecerdasan siswa. hambat dirinya dalam menangkap pelajaran,
Semakin tinggi tingkat inteligensi seseorang sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
maka tidak menutup kemungkinan akan prestasi belajar siswa di sekolah.
semakin tinggi keberhasilan belajar yang Sementara berkenaan dengan faktor
dicapai. Pada dasarnya inteligensi mempunyai psikologis, maka dalam hal ini banyak faktor

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 21


p-ISSN 1907-0349
e-ISSN 2599-1353

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa
siswa, antara lain adalah: tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual.
a) Intelligensi Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah
atau semangat belajar, siswa yang termotivasi
Pada umumnya, prestasi belajar yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk
ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang melakukan kegiatan belajar.
erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki
siswa. Menurut Binet (Winkle,1997) hakikat 2. Faktor Eksternal
inteligensi adalah kemampuan untuk mene-
tapkan dan mempertahankan suatu tujuan, Selain faktor-faktor yang ada dalam diri
untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam siswa, ada hal-hal lain di luar diri yang dapat
rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai mempengaruhi prestasi belajar yang akan
keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf diraih, antara lain adalah:
inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi
belajar seorang siswa dimana siswa yang a). Faktor Ekonomi dan Orang Tua
memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai Faktor sosial ekonomi keluarga jika
peluang lebih besar untuk mencapai prestasi kondisinya memadai maka seseorang lebih
belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar
yang memiliki taraf inteligensi yang rendah yang lebih baik; mulai dari buku, alat tulis
diperkirakan juga akan memiliki prestasi hingga pemilihan sekolah.
belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu
yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf Sementara faktor pendidikan keluarga,
inteligensi rendah memiliki prestasi belajar maka jika orang tua telah menempuh jenjang
yang tinggi, juga sebaliknya. pendidikan tinggi cenderung lebih memper-
hatikan dan memahami pentingnya pendi-
b) Sikap dikan bagi anak-anaknya dibandingkan
dengan yang mempunyai jenjang pendidikan
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang
percaya diri dapat merupakan faktor yang yang lebih rendah.
menghambat siswa dalam menampilkan
b) Perhatian dan Suasana Keluarga
prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan
(1997) sikap adalah kesiapan seseorang untuk Dukungan keluarga merupakan pemacu
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal semangat berpretasi bagi seseorang. Dalam
tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap hal ini bisa secara langsung berupa pujian atau
mata pelajaran di sekolah merupakan langkah nasihat maupun secara tidak langsung, seperti
awal yang baik dalam proses belajar mengajar hubugan keluarga yang harmonis.
di sekolah.
c). Faktor Lingkungan Sekolah
c) Motivasi
Sarana dan prasarana atau kelengkapan
Menurut Irwanto (1997) motivasi adalah serta fasilitas sekolah, seperti papan tulis,
penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah OHP akan membantu kelancaran proses
pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi belajar mengajar di sekolah; selain bentuk
timbul karena adanya keinginan atau ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan
kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi
Seseorang berhasil dalam belajar karena ia proses belajar mengajar.
ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle
(1991) motivasi belajar adalah keseluruhan Selain itu, kompetensi dan kualitas guru
daya penggerak di dalam diri siswa yang juga sangat penting bagi murid dalam meraih
menimbulkan kegiatan belajar, yang men- prestasi. Kelengkapan sarana dan prasarana
jamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan tanpa disertai kinerja yang baik dari para
yang memberikan arah pada kegiatan belajar penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 22


p-ISSN 1907-0349
e-ISSN 2599-1353

siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dalam diri siswa akan timbul dorongan dan
dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan
dengan tersedianya fasilitas dan tenaga motivasi yang baik dan sesuai maka anak
pendidik yang berkualitas sehingga dapat dapat menyadari akan manfaat belajar dan
memenihi rasa keingintahuannya (curisty), tujuan yang hendak dicapai dengan belajar
atau hubungan dirinya dengan guru dan tersebut.
teman-temannya berlangsung harmonis, maka Guru sebagai fasilitator belajar siswa
siswa akan memperoleh iklim belajar yang diharapkan mampu menjadi guru yang
menyenangkan. Dengan demikian, ia akan konstruktif yang inovatif mengadopsi metode-
terdorong untuk terus-menerus meningkatkan metode baru untuk memotivasi siswa.
prestasi belajarnya. Menurut Albert Eistein, ini adalah seni
tertinggi guru untuk membangkitkan
d). Kurikulum dan Metode Mengajar kegembiraan yang ekspresif, kreatifitas dan
pengetahuan. Sehingga sekolah akan menjadi
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara platform yang tepat untuk memenuhi tujuan
memberikan materi tersebut kepada siswa. pendidikan jika hubungan antara siswa dan
Metode pembelajaran yang lebih interaktif guru dipelihara dengan baik.
sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat Koeswara (1989) dalam Dimyati dan
dan peran serta siswa dalam kegiatan Mudjiono (2006) mengemukakan bahwa
pembelajaran. Sarlito Wirawan (1994) motivasi dipandang sebagai dorongan mental
mengatakan bahwa faktor yang paling penting yang menggerakkan dan mengarahkan peri-
adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan laku manusia, termasuk perilaku belajar.
arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, Dalam motivasi terkandung adanya keinginan
luwes dan mampu membuat siswa menjadi yang mengaktifkan, menggerakkan, menya-
senang akan pelajaran, maka prestasi belajar lurkan, dan mengarahkan sikap serta perilaku
siswa akan cenderung tinggi, paling tidak
pada individu belajar.
siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti Untuk meningkatkan motivasi belajar
pelajaran. menurut Abin Syamsudin (1996) yang dapat
e). Faktor Lingkungan Masyarakat kita lakukan adalah mengidentifikasi beberapa
indikatornya dalam tahap-tahap tertentu, di
Pandangan masyarakat tentang pentingnya antara indikator tersebut adalah:
pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan
pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang 1) Durasi dan Frekuensi kegiatan
masih memandang rendah pendidikan akan 2) Presistensinya pada tujuan kegiatan.
enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan 3) Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya
cenderung memandang rendah pekerjaan dalam menghadapi kegiatan mencapai
guru/pengajar. tujuan.
4) Pengabdian dan pengorbanan untuk
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mencapai tujuan.
mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari 5) Tingkat kualifikasi prestasi
pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) 6) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
sampai pada masyarakat bawah, setiap orang
akan lebih menghargai dan berusaha mema-
jukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. C. Kasus Belajar Siswa
Setiap anak didik pada prinsipnya tentu
berhak memperoleh peluang untuk mencapai
B. Motivasi dalam Pembelajaran kinerja akademik (academic performance)
yang memuaskan. Namun dari kenyataan
Motivasi memegang peranan yang cukup sehari-hari tampak jelas bahwa anak didik itu
penting dalam proses belajar. Apabila guru memiliki perbedaan dalam hal kemampuan
dan orang tua dapat memberikan motivasi intelektual, kemampuan fisik, latar belakang
yang baik pada siswa atau anaknya, maka keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 23


p-ISSN 1907-0349
e-ISSN 2599-1353

yang terkadang sangat mencolok antara rendahnya kehidupan ekonomi keluarga; (b)
seorang anak didik dengan anak didik lainnya. lingkungan perkampungan/masyarakat, con-
Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di tohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum
sekolah-sekolah kita pada umumnya hanya area), dan teman sepermainan (peer group)
ditujukan kepada anak didik yang berkemam- yang nakal; (c) lingkungan sekolah, contoh-
puan rata-rata, sehingga anak didik yang nya; kondisi dan letak gedung sekolah yang
berkemampuan lebih atau yang berkemam- buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan
puan kurang terabaikan. alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Dengan demikian, anak didik yang Selain faktor-faktor yang bersifat umum di
berkategori "di luar rata-rata" itu (sangat atas, ada pula faktor-faktor lain yang juga
pintar dan sangat kurang mampu) tidak menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Di
mendapat kesempatan yang memadai untuk antara faktor-faktor tersebut adalah sindrom
berkembang sesuai dengan kapasitasnya. psikologis berupa learning disability (ketidak-
Kemudian timbulah apa yang disebut mampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang
kesulitan belajar (learning difficulty) yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai
tidak hanya menimpa siswa berkemampuan indikator adanya keabnormalan psikis (Reber,
rendah saja, tetapi juga dialami oleh anak 1988) sehingga siswa mendapatkan kesulitan
didik yang berkemampuan tinggi. Selain itu, belajar, antra lain:
kesulitan belajar juga dapat dialami oleh anak
didik yang berkemampuan rata-rata (normal) (a) disleksia (dyslexia), yakni ketidakmam-
disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang puan belajar membaca;
menghambat tercapainya kinerja akademik (b) disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmam-
yang sesuai dengan harapan. puan belajar menulis;
Fenomena kesulitan belajar seorang anak (c) diskalkulia (dyscalculia) yakni ketidak-
didik biasanya tampak jelas dari menurunnya mampuan belajar matematika.
kinerja akademik atau prestasi belajarnya.
Namun, kesulitan belajar juga dapat Dalam pengamatan penulis banyak sekali
dibuktikan dengan munculnya kelainan aspek yang muncul yang bisa menyebabkan
perilaku (misbehavior) anak didik seperti anak kesulitan selama proses pembelajaran.
kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, Salah satu aspek yang sulit yang sering
mengusik teman, berkelahi, sering tidak dihadapi oleh seorang guru adalah bagaimana
masuk sekolah, dan sering minggat dari membantu siswa yang berprestasi rendah dan
sekolah. susah didekati. Jere Brophy (1998) mendes-
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab kripsikan strategi untuk meningkatkan moti-
timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua vasi dua jenis siswa yang berprestasi rendah
macam, yakni; faktor intern dan ekstern. dan susah didekati:
Faktor intern anak didik meliputi gangguan (a) Murid yang tidak semangat dan kurang
atau kekurangmampuan psikofisik anak didik, percaya diri dan kurang termotivasi untuk
yakni: (a) yang bersifat kognitif (ranah cipta), belajar,
antara lain seperti rendahnya kapasitas (b) Murid yang tidak tertarik atau terasing
intelektual/inteligensi siswa; (b) yang bersifat
afektif (ranah rasa), antara lain seperti Pertama, jenis murid yang tidak berse-
labilnya emosi dan sikap; (c) yang bersifat mangat yang meliputi, 1) murid berprestasi
psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti rendah dengan kemampuan rendah yang
terganggunya alat-alat indera penglihat dan kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan
pendengar (mata dan telinga). mempunyai ekspektasi prestasi yang rendah;
Adapun faktor ekstern anak didik meliputi 2) murid dengan sindrom kegagalan; dan 3)
semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar murid yang terobsesi untuk melindungi harga
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. dirinya dengan kegagalan.
Faktor lingkungan ini meliputi; (a) lingkungan Beberapa langkah yang bisa guru lakukan
keluarga, contohnya: ketidak harmonisan dalam menghadapi murid berprestasi rendah
hubungan antara ayah dengan ibu, dan dengan ekspektasi kesuksesan rendah.

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 24


p-ISSN 1907-0349
e-ISSN 2599-1353

1. Memberikan keyakinan secara terus pembelajaran sekolah. Prestasi sekolah bagi


menerus kepada siswa bahwa mereka bisa mereka tidaklah penting.
menghadapi tantangan dan mencapai
tujuan yang telah dtentukan. Untuk mendekati siswa yang apatis dibutuh-
2. Mereka mungkin membutuhkan suatu kan usaha terus menerus untuk mensosiali-
aktivitas yang bisa meningkatan kemam- sasikan kembali sikap mereka terhadap
puan mereka. prestasi sekolah (Murduck, 1999). Berikut ini
3. Bantu siswa dalam menentukan tujuan beberapa cara untuk mendekati siswa yang
pembelajaran dan beri mereka dukungan tidak tertarik atau teralienasi menurut Brophy
untuk mencapai tujuan tersebut. (1998), yaitu:

Langkah yang bisa guru lakukan dalam 1. Kembangkan hubungan yang positif
menghadapi murid dengan sindrom kega- dengan siswa
galan. Sindrom kegagalan adalah murid yang 2. Buat suasana di sekolah menjadi menarik
memiliki ekspektasi rendah untuk meraih 3. Ajari mereka strategi untuk membuat
kesuksesan dan menyerah saat mengalami belajar menjadi menyenangkan
kesulitan awal. 4. Pertimbangkan penggunaan mentor

1. Retraining kecakapan, yaitu dengan


meningkatkan persepsi kecakapan diri
4. KESIMPULAN
siswa, mengajari siswa menentukan dan
berjuang mencapai tujuan yang spesifik, Belajar merupakan proses perubahan
menantang dan realitis. tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu.
2. Retraining atribusi dan orientasi prestasi Itulah sebabnya belajar menjadi sesuatu yang
siswa. Mengajari siswa menghubungkan sangat penting bagi kehidupan seseorang.
kegagalan dengan faktor-faktor yang dapat Dalam melakukan kegiatan belajar tentunya
diubah, seperti pengetahuan dan strategi memerlukan daya dorong yang disebut
yang tidak efektif. motivasi. Pada umumnya motivasi terbagi ke
3. Traning strategi, yaitu dengan. dalam dua, yaitu yang bersifat instrinsik dan
meningkatkan strategi dan keahlian tugas ektrinsik. Permasalahan yang senantiasa
dan bidang pembelajaran. menyebabkan kesulitan siswa belajar meliputi
faktor internal yang meliputi ranah kognitif,
Selanjutnya langkah yang bisa dilakukan afektif, dan psikomotor, sedangkan faktor
guru dalam menghadapi murid yang terobsesi eksternal meliputi semua situasi dan kondisi
untuk melindungi harga dirinya dengan lingkungan sekitar yang tidak mendukung
menghindari kegagalan. aktivitas belajar siswa. Selain itu faktor lain
yang lebih khusus penyebab kesulitan bagi
1. Beri murid tugas yang menarik dan
siswa dalam belajar adalah disleksia, yakni
memicu rasa ingin tahu mereka.
ketidakmampuan membaca; disgrafia, yakni
2. Buat sistem hadiah
ketidakmampuan menulis, dan diskalkulia,
3. Perkuat asosiasi antara usaha dan harga
yakni ketidakmampuan belajar matematika.
diri.
Dengan demikian secara garis besar
4. Dorong siswa untuk memegang keyakinan
beberapa faktor yang mempengaruhi
positif terhadap kemampuan mereka
pencapaian hasil belajar siswa terdiri dari dua
sendiri.
5. Tingkatkan hubungan antara guru dan faktor. Pertama, faktor yang berasal dari
siswa. (Covingtoon, 1998) dalam diri siswa dan kedua, faktor yang
berasal dari luar diri siswa. Kedua faktor
Kedua, terkait dengan siswa yang tidak tersebut sangat berpengaruh bagi motivasi
tertarik atau terasing. Dalam hal ini Brophy dan perkembangan dalam proses belajar
(1998) percaya bahwa problem motivasi yang siswa. Klasifikasi tersebut dapat dilihat
paling sulit adalah siswa yang apatis, tidak sebagaimana tertera pada bagan atau
tertarik belajar, atau menjauhkan diri dari gambar (1) berikut.

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 25


p-ISSN 1907-0349
e-ISSN 2599-1353

Gambar 1.Faktor- faktor yang


mempengaruhi belajar

FAKTOR-FAKTOR YANG
PEMPENGARUHI MOTIVASI SISWA

FAKTOR IN TERNAL FAKTOR EXTERNAL


UNSUR DALAM DIRI SISWA LUAR SISWA

ASPEK ASPEK Faktor Metode


FISIOLOGI PSIKOLOGI Lingkungan Mengajar dan
Siswa Belajar
*KESEHATAN Intelegensi
*FUNGSI2 Bakat
JASMANI
Minat
PENGLIHATAN
Motivasi
PENDENGARAN
dll

Lingkungan Sosial Siswa Lingkungan Non Sosial


Keluargga, Orang tua, Saudara Suhu, Cuaca. Iklim
Sekolah, Guru, Teman Tempat belajar
Masyarakat, Tetangga, Teman Sarana Belajar
Bermain dll.

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 26


p-ISSN 1907-0349
e-ISSN 2599-1353

DAFTAR PUSTAKA

Gage, N.L., & Berliner, D. 1979. Educational


Psychology. Second Edition, Chicago:
Rand Mc. Nally.
Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan
Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali
Moll, L. C. (Ed.). 1994. Vygotsky and
Education: Instructional Implications
and Application of Sociohistorycal
Psychology. Cambridge: Univerity
Press
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu
Pengajaran Taksonomi Variable.
Jakarta: Depdikbud.
Gagne, E.D., 1985. The Cognitive Psychology
of School Learning. Boston, Toronto:
Little, Brown and Company
Light, G. and Cox, R. 2001. Learning and
Teach : Teori Belajar Behavioristik.
Sugiharto, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Winkel, WS, 2004, Psikologi belajar,
Gramedia Pustaka, Jakarta
Akram, Gio, 2013. Teori Belajar Menurut
Para Ahli, http://gioakram13.blogspot.
com/2013/05/teori-belajar-menurut-
para-ahli_29.html

Jurnal Taushiah FAI-UISU, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2019 27

Anda mungkin juga menyukai