Anda di halaman 1dari 6

UAS ILMU PENDIDIKAN ISLAM (IPI)

Nama : Desy Angling Riyansi

Nim : 2011280014

Prodi / kelas : Tadris Matematika/2A

Soal

1. Jelaskan pemahaman anda tentang kurikulum pendidikan, kurikulum pendidikan islam, dan
kurikulum pendidikan islam berbasis karakter!

2. Sebutkan dan jelaskan metode dan media dalam pendidikan islam! Bagaimana peng aplikasi
hanya dalam pembelajaran matematika?

3. Jelaskan pemahaman anda tentang konsep dan strategi pendidikan seumur hidup serta
implikasi nya dalam program pendidikan!

4. Jelaskan konsep inovasi dalam pendidikan Islam dan berikan contoh soal inovasi tersebut pada
pembelajaran matematika!

Jawaban:

1). Pemahaman saya tentang Kurikulum pendidikan, kurikulum pendidikan Islam, kurikulum
pendidikan berbasis karakter.

Pengertian kurikulum sendiri adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Kurikulum dalam pendidikan merupakan rencana pembelajaran yang akan disampaikan


kepada peserta didik gilang satu semester seperti yang tersusun dalam RPP, RPPH, RPPM yang
masing-masing memiliki kegiatan berbeda dalam proses belajar untuk mencapai tujuan tertentu.

Kurikulum pendidikan islam merupakan suatu rancangan atau program studi yang
berhubungan dengan materi atau pelajaran islam, tujuan proses pembelajaran, metode dan
pendekatan, serta dan bentuk evaluasinya. Jadi, kurikulum pendidikan islam adalah bahan-bahan
pendidikan islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan
sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan islam.

Kurikulum pendidikan Islam berbasis karakter


Kurikulum pendidikan memerlukan pengembagan untuk merespon tuntutan yang ada sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan stakeholder yang terbingkai dengan
nilai agama dan nilai moral sehingga mengarah pada terwujudnya tujuan pendidikan nasional
berbasis pendidikan karakter dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan
kesesuaiannya terhadap lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maupun kesenian serta sesuai dengan tujuan dan jenjang masing-
masing satuan pendidikan.

Bermula dari adanya orientasi pada tercapainya lulusan yang berkompeten dan sesuai dengan
kebutuhan tanpa meminggirkan nilai agama dan nilai moral, maka hal tersebut perlu
menghadirkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sektor
pendidikan formal maupun non formal (pada jenjang pendidikan dini, dasar, menengah hingga
tingkat tinggi).

Menurut bahasa, karakter adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau
reputasi. Sedangkan menurut Rutland, karakter berasal dari bahasa Latin yang berarti dipahat.
Karakter merupakan bagian gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat dalam batu
kehidupan yang akan menyatakan nilai sebenarnya. Karakter adalah kualitas atau kekuatan
mental, akhlak seseorang yang merupakan kepribadian khusus dan menjadi pendorong untuk
bertindak, bersikap atau berkata,sehingga akan menjadi pembeda dengan lainnya.

Istilah pengembangan kurikulum ini berasal dari kata pengembangan dan kurikulum. Istilah
“pengembangan” dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai “usaha sistematis, terencana,
metodologis, dan komprehensif dengan tujuan untuk mengkiritisi, memperbaharui, dan
menyempurnakan sesuatu yang telah ada sebelumnya” seperti dikatakan oleh Gopper dan Ross
dalam Hamalik (2000). Sedangkan definisi kurikulum disebutkan oleh Oliva (1997:12) sebagai
“Curriculum itself is a construct or concept, a verbalization of an extremely complex idea or set
of ideas.”

Dari pengertian mengenai pengembangan dan kurikulum, maka yang dimaksud dengan
“pengembangan kurikulum,” adalah “usaha terencana, sistematis, metodologis, dan
komprehensif yang ditujukan untuk mengkritisi, memperbaharui, dan menyempurnakan
kurikulum yang telah ada sebelumnya”, yang dalam konteks khusus difokuskan pada
pengembangan Karakter peserta didik.

Sedangkan, Pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai


karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
kamil (manusia paripurna). Secara sederhana, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
pendidikan yang menekankan pada pembentukan (internalisasi) nilai-nilai karakter positif
(akhlak karimah) pada setiap anak didik. Hal ini berkesesuian dengan misi kenabian Muhammad
SAW, yakni bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan keagungan akhlak.

2). Dalam Bahasa Arab,kata metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-
langkah strategi yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Kalau dihubungkan
dengan pendidikan, maka langkah tersebut harus diwujudkan dalam proses pendidikan dalam
rangka pembentukan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif
dan dapat dicerna dengan baik.

Dalam penerapannya, metode pendidikan islam menyangkut permasalahan individual atau


sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri.

Sedangkan media berasal dari bahasa latin dan berbentuk jamak dari medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengamat. Betapapun baiknya metode pengajaran,apabila tidak
dibarengi dengan cara belajar yang benar, hasilnya tentu tidak akan seperti yang diharapkan.

Ada pula jenis-jenis metode pendidikan islam dan dikemukakan oleh salah satu para ahli yaitu
menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, yaitu :

a. Metode ceramah

b. Metode diskusi

c. Tanya jawab dan dialog

d. Metode perumpamaan atau metafora

e. Metode hukuman

Pengaplikasiannya dalam pembelajaran matematika,untuk:

a. Metode ceramah

Proses pembelajaran dalam bentuk penjelasan atau pemberian informasi.

b. Metode diskusi

Proses pembelajaran di mana guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah ditentukan.

c. Tanya jawab dan dialog

Proses pembelajaran di mana siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa yang lain atau kepada
guru. Dan guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lainnya untuk menjawab. Apabila
jawaban dari siswa kurang tepat, maka seorang guru harus mengarahkan ke jawaban yang lebih
tepat.

d. Metode perumpamaan atau metafora

Proses pembelajaran di mana seorang guru menjelaskan kepada siswa dengan cara memberikan
soal yang berupa soal cerita supaya lebih menarik dan anak-anak tidak bosan.

e. Metode hukuman

Proses pembelajaran di mana guru memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan
pelanggaran atau kesalahan supaya ada efek jera dan untuk lebih memotivasi siswa.

3). Pemahaman saya tentang konsep dan strategi pendidikan seumur hidup serta implikasi dalam
program pendidikan.

Secara oleh para pakar dari zaman ke zaman. Jauh sebelum orang Barat mengangkatnya,
Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup sebagaimana dinyatakan dalam hadist Nabi
Muhammad Saw yang artinya “Tuntutlah ilmu dari buayan sampai ke liang lahat”.

Konsep tersebut menjadi aktual kembali dengan terbitnya buku An Introduction to Lifelong
Education, pada tahun 1970 karya Paul Lengrand, yang dikembangkan oleh UNESCO.Asas
pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan suatu
proses kontinu, yang bermula seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.

Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru dimulai di masyarakatkan
melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR No IV/MPR/1973 jo.TAP No IV/MPR/1978 tentang
GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional berikut ini.

1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia indonesia


seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat indonesia ( arah pembangunan jangka panjang ).

2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga (rumah tangga),
sekolah, dan masyarakat.

Strategi Pendidikan Seumur Hidup

Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisasi


Prof. Soelaiman Joesoef, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup

Pada pendidikan seumur hidup dikenal adanya empat macam konsep fungsi berikut.

a. Konsep Pendidikan Seumur Hidup itu Sendiri


b. Konsep Belajar Seumur Hidup

c. Metode Belajar Seumur Hidup

d. Kurikulum Yang Membantu Pendidikan Seumur Hidup

2. Arah Pendidikan Seumur Hidup

Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak
dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di
dalam hidupnya.

a. Pendidikan Seumur Hidup kepada Orang Dewasa

b. Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak

Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program Pendidikan

Implikasi di sini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
Maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut dari follow up suatu kebijakan atau
keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge dalam bukunya Towar Better
Educational Management, dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori berikut.

1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional

2. Pendidikan vokasional

3. Pendidikan Profesional

4. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan

5. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik

6. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang.

4). Inovasi Pendidikan Islam merupakan suatu perubahan atau pembaharuan yang dilakukan
menuju kondisi yang lebih baik untuk tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan yaitu
pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai luhur agama Islam.

Kata inovasi sendiri berasal dari kata innovation, yang sering diterjemahkan sebagai suatu hal
yang baru atau pembaharuan, namun ada pula yang menggunakan kata tersebut untuk
menyatakan penemuan (invention), karena sebagian inovasi yang ada merupakan merupakan
hasil penemuan.
Sedangkan istilah pendidikan Islam pada umumnya mengacu kepada terminologi at-Tarbiyah, al-
Ta’dib dan al-Ta’lim, pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur, menjaga kelestarian dan eksistensinya. Sedangkan secara
filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan
yang diberikan Allah sebagai pendidik seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia.

Jadi yang dimaksud dengan inovasi Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai
pembaharuan untuk memecahkan masalah di dalam pendidikan Islam. Atau dengan perkataan
lain, inovasi pendidikan agama Islam ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau
diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa
hasil penemuan (invention), atau discovery, yang digunakan untuk mencapai tujuan atau
memecahkan masalah pendidikan Islam.

Contoh inovasi pendidikan Islam pada pembelajaran matematika

Guru harus menguasai kode etik sebagai guru, guru harus pandai mengelola kelas dan
mengkondisikan siswa juga harus menggunakan metode pembelajaran yang variatif supaya anak-
anak tidak bosan dan lebih tertarik. Selain itu, guru juga harus menggunakan berbagai sumber
media agar pengetahuan siswa. Alat peraga yang digunakan juga harus lebih menarik dan
variatif.

Contoh:

Sebelum adanya inovasi menggunakan alat peraga kertas origami ketika menyampaikan materi
pecahan, setelah inovasi selain menggunakan kertas origami guru juga menampilkan video yang
berkaitan dengan pecahan dengan tujuan supaya siswa lebih memahami materi pecahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai