Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“MEMBANGUN KESADARAN PENTINGNYA MEMAHAMI FILSAFAT SEBAGAI


INDUK ILMU”

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Untuk Kelulusan Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Studi Magister Hukum

DISUSUN OLEH
Nama Mahasiswa : Herwandy Baharuddin, S.H.
Nim : P2MH. 190201006
Kelas : Genap 2019 / 2020

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Marif Mansur, SH, M.H.

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmatNya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah filsafat ilmu dan
mengangkat judul ”membangun kesadaran pentingnya memahami filsafat sebagai
induk ilmu”.

Makalah ini ditulis oleh penulis yang bersumber dari jurnal, buku dan internet
sebagai refrensi. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada rekan rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya paper ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua. Makalah ini secara fisik dan substansinya diusahakan relevan dengan
pengangkatan judul makalah yang ada, Keterbatasan waktu dan kesempatan
sehingga makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang tentunya masih perlu
perbaikan dan penyempurnaan maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju ke arah yang lebih baik.

Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang
membacanya, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini.
Amin

Makassar, 25 Juli 2020


Penyusun,

HERWANDY BAHARUDDIN, S.H.

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ..................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Fungsi Filsafat ................................................... 3


B. Filsafat dipandang sebagai Induk Ilmu ................................. 5
C. Peran Filsafat sebagai Induk ilmu dalam Revolusi Ilmu ........ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 9
B. Saran .................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai induk dari segala ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah
disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran semapi edeologi.

Ilmu berasal dari keingintahunya manusia terhadapat sesuatu. Filsafat adalah


salah satu ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia tentang mencari
kebenaran dalam menjalani hidup, banyak hal yang dapat diketahui dengan
mempelajari filsafat. Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-
insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung
jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran. Dengan kata lain filsafat merupakan hal mendasar yang pada dasarnya
dimiliki oleh umat manusia. Setiap manusia, baik yang tergolong terpelajar bahkan
yang tergolong awam sekalipun, memiliki kemampuan untuk berpikir mengenai hal-
hal disekitarnya.

Secara sederhana filsafat adalah cinta atau kecenderungan pada


kebijaksanaan. Cinta kebijaksanaan berarti cinta pada pengetahuan. Orang yang
cinta pengetahuan disebut dengan “philosophos” atau filosof. Pecinta pengetahuan
ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya
(Mohammad Adib . 2010). Dalam pengertian lain yang lebih luas, Louis O. Kattsoff
menyebutkan, filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap penalaran-
penalaran mengenai suatu masalah dan penyusunan secara sengaja serta
sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan (Suhar Am.
2009).

Pokok permasalahan yang dikaji filsafat di antaranya tentang logika, etika,


estetika, metafisika dan politik. Kelima cabang utama ini kemudian berkembang
menjadi cabang-cabang filsafat yang lebih spesifik di antaranya filsafat ilmu. Filsafat
ilmu merupakan bagian dari epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu
(pengetahuan ilmiah) (Bachtiar 2010). Pemahaman dasar tentang filsafat dan filsafat
ilmu ini akan coba penulis paparkan dalam makalah ini.

Filsafat dapat merangsang lahirnya keinginan dari temuan filosofis melalui


berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan ilmu-ilmu. Hasil kerja filosofis
dapat menjadi pembuka bagi lahirnya suatu ilmu, oleh karena itu filsafat disebut juga
sebagai induk ilmu (mother of science). Untuk kepentingan perkembangan ilmu, lahir
disiplin filsafat yang mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai filsafat ilmu
pengetahuan.

1
B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah :

1. Apa Tujuan dan Fungsi Filsafat ?


2. Bagaimana Filsafat dipandang sebagai Induk Ilmu ?
3. Bagaimana Peran Filsafat sebagai Induk Ilmu dalam Revolusi Ilmu ?

C. Tujuan Penulisan Paper

Tujuan dari penulisan paper ini adalah:

1. Untuk menjawab pertanyaan apa tujuan dan fungsi filsafat.


2. Untuk menjawab pertanyaan bagaimana filsafat dipandang sebagai induk ilmu.
3. Untuk menjawab pertanyaan bagaimana peran filsafat sebagai induk ilmu dalam
revolusi ilmu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Fungsi Filsafat

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam


semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni
adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi,
maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and
wisdom).

Dr Oemar A. Hoesin T mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan,


dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan
manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.

S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan


ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam
tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan,
malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran
dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang
tertinggi dan satu-satunya.

Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya,


senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab
terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran. Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan:
Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup,
melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai,
menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat
hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru,
mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan
berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia
kemanusiaan.

Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam
ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu
orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang
secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang,
asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang
usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah
harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan
Tuhan.

3
Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat
adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat
tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari.
Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar
pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar
manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia,
bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia.

Filsafat dapat digambarkan sebagai disiplin akademik yang berhubungan


dengan beberapa bidang kehidupan seperti alam, agama, ketuhanan, etika, priologi,
ilmu dan pemhamahan tentang kebenaran dari dunia. Maka oleh sebab itu terdapat
cabang- cabang filsafat yang menjadi topic-topik yang dikaji di dalam filsafat
diantaranya:
1. Epistemologi, yaitu menyoroti dari sudut sebab pertama, gejala
pengetahuan dan kesadaran manusia.
2. Kritik ilmu, adalah cabang filsafat yang menyibukkan diri dengan teori
pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar
kepastian dan jenis keterangan yang diberikan yang tidak termasuk
bidang ilmu pengetahuan melainkan merupakan tugas filsafat.
3. Ontologi, sering disebut metafisika umum atau filsafat pertama adalah
filsafat tentang seluruh kenyataan atau segala sesuatu sejauh itu ”ada”.
4. Teologi Metafisik, membicarakan filsafat ke-Tuhan-an atau Logos (ilmu)
tentang theos (Tuhan) menurut ajaran dan kepercayaan.
5. Kosmologi, membicarakan tentang kosmos atau alam semesta hal ihwal
dan evolusinya. Filsuf yang berperan antara lain Pitagoras, plato dan
ptolemeus.
6. Antropologi, berkaitan dengan filsafat manusia mempelajari manusia
sebagai manusia, menguraikan apa atau siapa manusia menurut
adanya yang terdalam, sejauh bisa diketahui mulai dengan akal budinya
yang murni.
7. Etika, atau filsafat moral adalah bidang filsafat yang mempelajari
tindakan manusia. Etika dibedakan dari semua cabang filsafat lain
karena tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana
manusia seharusnya bertindak dalam kaitannya dengan tujuan hidupnya.
8. Estetika, sering juga disebut filsafat keindahan (seni), adalah cabang
filsafat yang berbicara tentang pengalaman, bentuknya hakikat
keindahan yang bersifat jasmani dan rohani.
9. Sejarah filsafat, sejarah filsafat adalah cabang filsafat yang mengajarkan
jawaban para pemikir besar, tema yang dianggap paling penting dalam
periode tertentu, dan aliran besar yang menguasai pemikiran selama
satu zaman atau suatu bagian dunia tertentu.

4
B. Filsafat dipandang sebagai Induk Ilmu

Filsafat dikatakan sebagai ilmu karena filsafat merupakan induk dari semua
ilmu dan mempunyai peranan yang mendasar dalam sebuah pendidikan. Sehingga
keberadaan filsafat yang berasal dari pemikiran seseorang yang dapat
mempengaruhi aspek hidup manusia secara tidak perseorangan ini sangat diakui
keberadaannya. Karena sifatnya yang sangat rasional dan merupakan buah
pemikiran yang berdasarkan empiric yang dilakukan oleh para filosof sehingga
menghasilkan suatu kebenaran yang dapat di implementasikan teori mereka
masing-masing dalam kehidupan yang nyata.

Namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab


oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya, filsafat memberi
penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut, sementara
ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap
dikritisi secara radikal, proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan
bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai
upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak
menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu
pemahaman atas alam secara dangkal.

Dahulu pada mulanya filsafat meliputi semua ilmu yang ada pada zamanya:
politik, ekonomi, hukum, seni, dan sebagainya. Akan tetapi lama kelamaan dengan
intensifnya usaha-usaha yang bersifat empiris dan eksperimental terciptalah satu
persatu ilmu yang khusus memecahkan satu bidang masalah. Sehingga terwujudlah
berbagai ilmu pengetahuan yang mendasarkan penyelidikannya secara empiris dan
eksperimental dan terlepaslah dari filsafat sebagai induknya. Tetapi dengan
munculnya ilmu-ilmu tidak berarti telah lenyaplah eksistensi filsafat dan fungsinya.
Filsafat masih tetap eksis dan mempunyai fungsi sendiri yang tidak dapat digantikan
oleh ilmu pengetahuan. Garapan filsafat berbeda dengan garapan ilmu pengtahuan
dan masing-masing dibutuhkan. Dalam kenyataan, setiap ilmu membutuhkan
filsafatnya. Ada ilmu hukum ada pula filsafat hukum, ada ilmu pendidikan ada pula
filsafat pendidikan.

Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat
di Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya
kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu
kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah (Bertens, 1987, Nuchelmans, 1982).

Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa dengan munculnya


ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailah terjadi perpisahan antara
filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa

5
sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat.
Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985), yang
mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi
tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.

Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999), filsafat


itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan
bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri
dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.

C. Peran Filsafat sebagai Induk Ilmu dalam Revolusi Ilmu

Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam


mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup.
Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur
perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran
dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia
mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses
pencariannya.

Pada abad modern ini, ilmu-ilmu pengetahuan telah merasuki setiap sudut
kehidupan manusia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena ilmu-ilmu pengetahuan
banyak membantu manusia mengatasi berbagai masalah kehidupan. Prasetya T. W.
dalam artikelnya yang berjudul “Anarkisme dalam Ilmu Pengetahuan Paul Karl
Feyerabend” mengungkapkan bahwa ada dua alasan mengapa ilmu pengetahuan
menjadi begitu unggul. Pertama, karena ilmu pengetahuan mempunyai metode yang
benar untuk mencapai hasil-hasilnya. Kedua, karena ada hasil-hasil yang dapat
diajukan sebagai bukti keunggulan ilmu pengetahuan. Dua alasan yang diungkapkan
Prasetya tersebut, dengan jelas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memainkan
peranan yang cukup penting dalam kehidupan umat manusia.

Akan tetapi, ada pula tokoh yang justru anti terhadap ilmu pengetahuan.
Salah satu tokoh yang cukup terkenal dalam hal ini adalah Paul Karl Feyerabend.
Sikap anti ilmu pengetahuannya ini, tidak berarti anti terhadap ilmu pengetahuan itu
sendiri, tetapi anti terhadap kekuasaan ilmu pengetahuan yang kerap kali melampaui
maksud utamanya. Feyerabend menegaskan bahwa ilmu-ilmu pengetahuan tidak
menggunguli bidang-bidang dan bentuk-bentuk pengetahuan lain. Menurutnya, ilmu-
ilmu pengetahuan menjadi lebih unggul karena propaganda dari para ilmuan dan
adanya tolak ukur institusional yang diberi wewenang untuk memutuskannya.

Sekalipun ada berbagai kontradiksi tentang keunggulan ilmu pengetahuan,


tidak dapat disangkal bahwa ilmu pengetahuan sesungguhnya memberikan
pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari

6
peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah-masalah
hidupnya, walaupun kadang-kadang ilmu pengetahuan dapat pula menciptakan
masalah-masalah baru.

Meskipun demikian, pada kenyataannya peranan ilmu pengetahuan dalam


membantu manusia mengatasi masalah kehidupannya sesungguhnya terbatas.
Seperti yang telah diungkapkan pada bagian pendahuluan, keterbatasan itu terletak
pada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan yang hanya membatasi diri pada tujuan atau
bidang tertentu. Karena pembatasan itu, ilmu pengetahuan tidak dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang keseluruhan manusia. Untuk mengatasi masalah ini,
ilmu-ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat. Dalam hal inilah filsafat menjadi hal
yang penting.

C.Verhaak dan R.Haryono Imam dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu
Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-ilmu, menjelaskan dua penilaian filsafat
atas kebenaran ilmu-ilmu. Pertama, filsafat ikut menilai apa yang dianggap “tepat”
dan “benar” dalam ilmu-ilmu. Apa yang dianggap tepat dalam ilmu-ilmu berpulang
pada ilmu-ilmu itu sendiri. Dalam hal ini filsafat tidak ikut campur dalam bidang-
bidang ilmu itu. Akan tetapi, mengenai apa kiranya kebenaran itu, ilmu-ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawabnya karena masalah ini tidak termasuk bidang
ilmu mereka. Hal-hal yang berhubungan dengan ada tidaknya kebenaran dan
tentang apa itu kebenaran dibahas dan dijelaskan oleh filsafat. Kedua, filsafat
memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan
manusia guna mencapai kebenaran.

Dari dua penilaian filsafat atas kebenaran ilmu-ilmu di atas, dapat dillihat
bahwa ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu-ilmu pasti) tidak langsung berkecimpung dalam
usaha manusia menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan suatu
sumbangan agar pengetahuan itu sendiri semakin mendekati kebenaran. Filsafatlah
yang secara langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari kebenaran. Di
dalam filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran
dikumpulkan dan diolah demi menemukan jawaban yang memadai.

Pertanggungjawaban rasional pada hakikatnya berarti bahwa setiap langkah


harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan, serta harus
dipertahankan secara argumentatif dengan argumen-argumen yang objektif. Hal ini
berarti bahwa kalau ada yang mempertanyakan atau menyangkal klaim kebenaran
suatu pemikiran, pertanyaan dan sangkalan itu dapat dijawab dengan argumentasi
atau alasan-alasan yang masuk akal dan dapat dimengerti.

Dari berbagai penjelasan di atas, tampak jelas bahwa filsafat selalu mengarah
pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-
ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berusaha menemukan jawaban
yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang

7
teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang
diberikan filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan
masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari.

Membangun ilmu pengetahuan diperlukan konsistensi yang terus berpegang


pada paradigma yang membentuknya. Kearifan memperbaiki paradigma ilmu
pengetahuan nampaknya sangat diperlukan agar ilmu pengetahuan seiring dengan
tantangan zaman, karena ilmu pengetahuan tidak hidup dengan dirinya sendiri,
tetapi harus mempunyai manfaat kepada kehidupan dunia.

Hampir semua kemampuan pemikiran (thought) manusia didominasi oleh


pendekatan filsafat. Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses berpikir
selalu digunakannya untuk menyingkap tabir ketidaktahuan dan mencari solusi
masalah kehidupan.antara ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada persamaan dan
perbedaannya.Ilmu Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah
melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat
priori kesimpulannya ditarik tanpa pengujian,sebab Filsafat tidak mengharuskan
adanya data empiris seperti yang dimiliki ilmu karena Filsafat bersifat
Spekulatif.Disamping adanya perbedaan antara ilmu dengan filsafat ada sejumlah
persamaan yaitu sama-sama mencari kebenaran.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of


science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas keilmuan yang
tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah
keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang
melahirkan berbagai pencabangan ilmu.

Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu yang
lepas dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan persoalan filsafat. Bahkan
untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk
mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat pengetahuan,
yang kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut
sebagai filsafat ilmu.

Dengan demikian filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-


sungguh hakekat kebenaran segala sesuatu. Dengan bantuan filsafat, manusia
berusaha menangkap makna, hakekat, hikmah dari setiap pemikran, realitas dan
kejadian. Filsafat mengantarkan manusia untuk lebih jernih, mendasar dan bijaksana
dalam berfikir, bersikap, berkata, berbuat dan mengambil kesimpulan.

A. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, sehingga mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun agar penulis mendapatkan membelajaran baru.
Dan semoga makalah ini dapat menjadi tempat mendapatkan ilmu pengetahuan
baru.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad, Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika Ilmu
Pengetahuan, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

AM, Suhar, Filsafat Umum; Konsepsi Sejarah dan Aliran, Jakarta: Gaung Persada
Pers, 2009.

Anshari, Endang Saifuddin. Ilmu, Filsafat dan Agama Surabaya: PT Bina Ilmu. 1987.

Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Ihsan, Drs, H.A Fuad. Filsafat Ilmu. Jakarta, Rineka cipta.2010

Jalaluddin. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2013

suhartono, Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta. Ar-Ruza Media. 2008

http://mohismaiel.blogspot.com/2013/06/pemahaman-dasar-filsafat-dan-
filsafat_8869.html

http://kereta-sains.blogspot.com/2011/06/filsafat-induk-segala-ilmu.html

http://andriwiranata76.blogspot.com/

10

Anda mungkin juga menyukai