Anda di halaman 1dari 7

Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No.

1, Juni 2015, 1-53 ISSN 1412-5609 (Print)


ISSN 2443-1060 (Online)

PENGARUH PROSES SEPUH TERHADAP KEKERASAN


MATA KAPAK HASIL PANDAI BESI DI KABUPATEN
HULU SUNGAI SELATAN KALIMANTAN SELATAN

Ahmad Hendrawan(1)
Email: ahendrawan942@gmail.com

(1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin


Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penyepuhan
terhadap kekerasan kapak yang dibuat pandai besi tradisional, menguji apakah ada
perbedaan kekerasan dari mata kapak antara yang disepuh dengan yang tidak disepuh.
Metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui harga kekerasan benda uji
adalah dengan menggunakan metode pengujian kekerasan Brinell yang dilakukan di
laboratorium Pengujian Bahan dan Metrologi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Banjarmasin
Setelah pengujian kekerasan dilakukan didapatkan bahwa pada kapak yang tidak
disepuh, tidak dilakukan pengerjaan panas lagi, sehingga pada saat pengujian kekerasan,
kapak yang tidak disepuh agak lunak. Ini dikarenakan tidak adanya perlakuan dingin yang
cepat. Setelah melakukan penempaan pendinginan hanya dengan udara saja. Sementara
dari hasil analisa menggunakan SPSS didapatkan hasil perhitungan nilai t hitung (7,211)
lebih besar dari t tabel (2,201) dengan hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa perbedaan
disepuh dengan tidak disepuh menyebabkan perbedaan dalam kekerasan
Kata Kunci : Mata Kapak, Sepuh, Kekerasan Brinell

1. PENDAHULUAN dan Habirau. Kerajinan yang mereka buat


adalah kapak, parang atau pisau, mandau
Latar Belakang (pedang khas Kalimantan), pahat untuk
Di setiap daerah pasti mempunyai ciri menurih (pahat untuk menyadap pohon
khas tersendiri, termasuk dalam hal mata karet), dan lain-lain. Dalam pembuatan kapak
penca-harian masyarakatnya. Nagara adalah pada umumnya pandai besi menggunakan
se-buah daerah di kabupaten Hulu Sungai cara-cara tradisonal yang sederhana
sebagaimana yang diwariskan oleh
Selatan. Daerah ini terdiri dari tiga kecamat-
pendahulu-pendahulu mereka. Dalam
an, yaitu kecamatan Daha Selatan, kecamat- pengerjaannya, pembuatan kapak hanya
an Daha Utara dan kecamatan Daha Barat. dilakukan dengan pembakaran dan
Terletak di kabupaten Hulu Sungai Selatan pemukulan. Seperti yang biasa dilakukan
Kalimantan Selatan. Geografis Daerah ini industri kecil (pandai besi) tidak pernah
merupakan dataran rendah yang terhampar mendalami perubahan yang terjadi pada saat
pada saat musim kemarau, dan bagaikan pembakaran ataupun pemukulan, yang
Danau Raksasa apabila musim Hujan tiba, menyebabkan terjadinya perubahan sifat
karena digenangi air setinggi satu meter mekanis meliputi kekuatan atau kekerasan
lebih. Luas wilayahnya adalah 1260 km2 atau bahan serta metode penyepuhan yang benar
kurang lebih 126.000 Hektar. Daerah ini juga dalam pembuatan kapak.
dilintasi sungai bercabang tiga yang bertemu
dua muara dan satu ujung sungainya terletak Perumusan Masalah
dipusatnya kota Nagara. Pada penelitian ini didasarkan pada
Secara garis besar matapencaharian masalah yaitu bagaimana proses
masyarakat nagara terdiri dari nelayan/ penyepuhan pada pembuatan kapak yang
bertambak ikan, pandai besi, kerajinan melalui beberapa proses pembakaran dan
gerabah dan pengrajin perhiasan. Daerah proses pemben-tukan dengan melakukan
yang terkenal dengan pandai besinya terletak pengujian kekerasan
di desa Tumbukan Banyu, Sungai Pinang

47
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1,, Juni 2015, 1-53
ISSN 2443-1060 (Online)

Tujuan Penelitian Menurut jenisnya dari perlakuan panas


Tujuan dari penelitian ini untuk digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
mengetahui sejauh mana pengaruh 1. Hardening (mengeraskan) juga sering dise-
penyepuhan terhadap kekerasan kapak yang but dengan istilah menyepuh keras atau
dibuat pandai besi tradisional, menguji mengeraskan sepuh.
apakah ada perbedaan kekerasan dari mata 2. Tempering (memudakan) yaitu mendingin-
kapak antara yang disepuh dengan yang kan secara cepat bahan yang telah
tidak disepuh dikeraskan dengan maksud mengurangi
Manfaat Penelitian kekerasannya.
Hasil penelitian ini akan dapat 3. Annealing (melunakan) yaitu memanaskan
memberikan kontribusi untuk peningkatan bahan yang telah dikeraskan agar keke-
kualitas hasil kerajinan kapak di desa rasannya berkurang tetapi kekuatnnya
Tumbukan Banyu, Sungai Pinang dan meningkat.
Habirau Nagara. Dapur Pemanas Dapur pemanas benda
2. LANDASAN TEORI kerja pada proses perlakuan panas
menggunakan sumber panas dari listrik,
Proses Sepuh Secara Tradisional minyak atau gas panas dari pembakaran
Seperti yang kita ketahui selama ini kokas. Berikut ini ada beberapa jenis dapur
pandai besi tradisonal berpatokan hanya pemanas :
kepada pengalaman dan ilmu turun-temurun a. Dapur Pemanas Kamar Dapur ini mem-
yang diturunkan pendahulu mereka. Dalam punyai ruangan bentuk kamar yang
pembuatan suatu benda dalam hal ini kapak
ditutup dengan sebuah pintu. Didalam
mereka hanya memerlukan panas yang tidak
diketahui berapa derajat panas yang ruangan tersebut diletakan benda kerja
dihasilkan. Mereka hanya melihat perubahan yang akan dipanaskan. Sedangkan diluar
pada besi yang dipanaskan. Setelah itu kamar dilengkapi dengan beberapa alat
dilakukan pemukulan pada benda kerja. Hal pengatur panas dan pengontrol tempera-
ini dilakukan berulang kali sampai terbentuk tur. Dapur pemanas kamar dapat diguna-
kapak, sedangkan pembuatan lubang gagang
kan untuk segala macam pengolahan
kapak dipakai batubara sebagai bahan
pelican, caranya setelah besi dipanaskan lalu panas.
dilakukan penumbukan secara perlahan b. Dapur Sepuhan Garam Dapur ini terdiri
setelah itu kapak dibakar, setelah panas atas sebuah ruangan berbentuk bak atau
dilakukan penumbukan kembali sambil bejana berisi cairan garam yang
sekali-kali ditaburi serbuk batubara. Hal ini dipanaskan dengan temperatur yang
dilakukan berulang kali, fungsi serbuk dapat diatur dalam cairan garam
batubara disini hanya sebagai pelicin agar
tersebut, memungkinkan pemanasan
pahak penumbuk tidak lengket.
benda kerja dengan cepat dan merata
Perlakuan Panas serta terhindar dari oksidasi, sebab tidak
Perlakuan panas adalah proses pada berhubungan dengan udara luar. Dapur
saat bahan dipanaskan hingga suhu tertentu ini dapat digunakan untuk segala macam
dan selanjutnya didinginkan dengan cara perlakuan panas.
tertentu pula. Tujuannya adalah untuk c. Dapur Bak Dapur ini berbentuk bak yang
mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik dan
ditutup pada bagian atasnya. Didalam
yang diinginkan sesuai dengan batas-batas
kemampuannya. Sifat yang berhubungan bak tersebut dimasukan benda yang
dengan maksud dan tujuan perlakuan panas akan dipanaskan dan panas yang
tersebut meliputi : dikenakan pada benda kerja dapat diatur
1. Meningkatnya kekuatan dan kekerasannya. atau diukur dari peralatan pengatur.
2. Mengurangi tegangan. Dapur pemanas jenis ini terutama
3. Melunakkan. digunakan untuk benda kerja yang akan
4. Mengembalikan pada kondisi normal akibat dipijarkan dan dimurnikan. dari tombol
pengaruh pengerjaan sebelumnya. pengatur. Dalam cairan garam tersebut
5. Menghaluskan butir kristal yang akan dimasukan benda kerja yang akan
berpengaruh terhadap keuletan bahan. disepuh, dengan tercelupnya benda keja

48
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1, Juni 2015, 1-53 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)

langsung ke D. Menyepuh Pengerasan tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter


baja disebut juga penyepuhan lekukan diukur dengan mikroskop, setelah
(quenching) atau sering dikatakan beban tersebut dihilangkan. Permukaan yang
akan dibuat lekukan harus relatif halus, rata
menyepuh baja. Menyepuh adalah
dan bersih dari debu atau kerak.
memanaskan baja sampai temperatur Angka kekerasan brinell (BHN) dinyatakan
tertentu, pada perubahan fase yang sebagai beban P dibagi luas permukaan
homogen dan dibiarkan beberapa waktu lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung
pada temperatur itu, kemudian dari pengukuran mikroskopik panjang
didinginkan dengan cepat sehingga diameter jejak. BHN dapat ditentukan dari
menimbulkan suatu susunan yang keras persamaan berikut:
sampai terjadi struktur yang disebut
martensit.

dengan:
P = beban yang digunakan (kg)
D = diameter bola baja (mm)
d = diameter lekukan (mm)
Dari gambar 2 WDPSDN EDKZD G 'VLQ-
Dengan memasukkan harga ini ke dalam
persamaan (1) akan dihasilkan bentuk
persamaan kekerasan brinell yang lain, yaitu:
Gambar 1. Perubahan Struktur Logam

Pengujian Kekerasan
Pada umumnya, kekerasan menyatakan
ketahanan terhadap deformasi dan
merupakan ukuran ketahanan logam
terhadap deformasi plastik atau deformasi
permanen (Dieter, 1988). Untuk para insinyur
perancang, kekerasan sering diartikan
sebagai ukuran kemudahan dan kuantitas
khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai
kekuatan dan perlakuan panas dari suatu
logam. Gambar 2. Parameter-parameter dasar pada
Terdapat tiga jenis ukuran kekerasan, pengujian Brinell (Dieter, 1988)
tergantung pada cara melakukan pengujian,
yaitu: (1) Kekerasan goresan (scratch Jejak penekanan yang relatif besar pada
hardness); (2) Kekerasan lekukan uji kekerasan brinell memberikan keuntungan
(indentation hardness); (3) Kekerasan dalam membagikan secara pukul rata ketidak
pantulan (rebound). Untuk logam, hanya seragaman lokal. Selain itu, uji brinell tidak
kekerasan lekukan yang banyak menarik begitu dipengaruhi oleh goresan dan
perhatian dalam kaitannya dengan bidang kekasaran permukaan dibandingkan uji
rekayasa. Terdapat berbagai macam uji kekerasan yang lain. Di sisi lain, jejak
kekerasan lekukan, antara lain: Uji kekerasan penekanan yang besar ukurannya, dapat
Brinell, Vickers, Rockwell, Knoop, dan menghalangi pemakaian uji ini untuk benda
sebagainya. uji yang kecil atau tipis, atau pada bagian
yang kritis terhadap tegangan sehingga
Uji Kekerasan Brinell lekukan yang terjadi dapat menyebabkan
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh kegagalan (failure).
J.A. Brinell pada tahun 1900 ini merupakan
uji kekerasan lekukan yang pertama kali Uji Kekerasan Brinell Palu Poldy
banyak digunakan serta disusun Metode pengujian kekerasan ini dibuat
pembakuannya (Dieter, 1988). Uji kekerasan untuk pemakaian praktis dilapangan atau
ini berupa pembentukan lekukan pada industri. Dengan metode pengujian ini benda
permukaan logam memakai bola baja yang kerja yang hendak diuji kekerasannya tidak
dikeraskan yang ditekan dengan beban perlu dipotong atau dibawa ke laboratorium,
tertentu. Beban diterapkan selama waktu karena peralatan pengujian ini dapat dibawa

49
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1,, Juni 2015, 1-53
ISSN 2443-1060 (Online)

keluar dari laboratorium. Dengan demikian penumbuk pada uji kekerasan brinell (Dieter,
untuk benda kerja berukuran besar yang 1987).
tidak mungkin dibawa ke dalam laboratorium Angka kekerasan vickers didefinisikan
dapat diuji kekerasannya dengan metode ini. sebagai beban dibagi luas permukaan
Pada pengujian kekerasan brinell palu poldy lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung
digunakan benda uji standar yang telah dari pengukuran mikroskopik panjang
diketahui harga kekerasannya sebagai diagonal jejak. VHN dapat ditentukan dari
referensi. Maka berdasarkan persamaan (1) persamaan berikut:
kekerasan benda uji standar adalah:

dan kekerasan benda kerja yang hendak


dengan:
diukur kekerasannya adalah:
P = beban yang digunakan (kg)
d = panjang diagonal rata-rata (mm)
0 = sudut antara permukaan intan
yang berhadapan = 1360
dengan: Karena jejak yang dibuat dengan
D = diameter indentor = 10 mm penekan piramida serupa secara geometris
d1 = diameter indentasi pada benda uji dan tidak terdapat persoalan mengenai
standar (mm) ukurannya, maka VHN tidak tergantung
d2 = diameter indentasi pada benda kerja kepada beban. Pada umumnya hal ini
(mm) dipenuhi, kecuali pada beban yang sangat
HB1 = kekerasan benda uji standar yang ringan. Beban yang biasanya digunakan
sudah diketahui (kg/mm2) pada uji Vickers berkisar antara 1 hingga 120
HB2 = kekerasan benda kerja yang hendak kg. tergantung pada kekerasan logam yang
diukur (kg/mm2) akan diuji. Hal-hal yang menghalangi
P = Gaya pemukulan (kg) keuntungan pemakaian metode vickers
adalah: (1) Uji ini tidak dapat digunakan untuk
Dengan substitusi, dari persamaan (3) dan pengujian rutin karena pengujian ini sangat
(4) dapat dihitung harga kekerasan benda lamban, (2) Memerlukan persiapan
kerja. permukaan benda uji yang hati-hati, dan (3)
Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang
besar pada penentuan panjang diagonal.

Gambar 4. Tipe-tipe lekukan piramid intan:


(a) lekukan yang sempurna, (b) lekukan
bantal jarum, (c) lekukan berbetuk tong
(Dieter, 1988)

Lekukan yang benar yang dibuat oleh


Gambar 3. Skema pengujian kekerasan penekan piramida intan harus berbentuk
Brinell Palu Poldy bujur sangkar (gambar4a). Lekukan bantal
jarum (gambar 4b) adalah akibat terjadinya
Uji Kekerasan Vickers penurunan logam di sekitar permukaan
Uji kekerasan vickers menggunakan piramida yang datar. Keadaan demikian
indentor piramida intan yang pada dasarnya terjadi pada logam-logam yang dilunakkan
berbentuk bujursangkar. Besar sudut antar dan mengakibatkan pengukuran panjang
permukaan-permukaan piramida yang saling diagonal yang berlebihan. Lekukan berbentuk
berhadapan adalah 1360. Nilai ini dipilih tong (gambar 4c) akibat penimbunan ke atas
karena mendekati sebagian besar nilai logam-logam di sekitar permukaan penekan
perbandingan yang diinginkan antara terdapat pada logam-logam yang mengalami
diameter lekukan dan diameter bola proses pengerjaan dingin.

50
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1, Juni 2015, 1-53 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)

Uji Kekerasan Rockwell kelompok data yang kemudian akan


Pengujian rockwell mirip dengan dibandingkan. Namun perma-salahan terjadi
pengujian brinell, yakni angka kekerasan ketika asumsi tersebut tidak terpenuhi.
yang diperoleh merupakan fungsi derajat Karena kita tidak selalu dapat membuat
indentasi. Beban dan indentor yang asumsi itu, dan memang dalam beberapa
digunakan bervariasi tergantung pada kondisi contoh data tidak dapat dibuat asumsi, maka
pengujian. Berbeda dengan pengujian brinell, kita dapat menganalisis data dengan metode
indentor dan beban yang digunakan lebih yang dikenal sebagai metode nonparametrik
kecil sehingga menghasilkan indentasi yang atau metode tanpa distribusi. Uji-U Mann-
lebih kecil dan lebih halus. Banyak digunakan Whitney untuk data indepen-den dapat
di industri karena prosedurnya lebih cepat dipakai untuk menguji perbedaan antara
(Davis, Troxell, dan Wiskocil, 1955). Indentor kedua kelompok data yang tidak berdistribusi
DWDX ³SHQHWUDWRU´ GDSDW berupa bola baja atau normal. Pengujian tersebut me-rupakan
kerucut intan dengan ujung yang agak alternatif lain untuk uji-t parametrik yang
PHPEXODW ELDVD GLVHEXW ³EUDOH´ 'LDPHWHU paling berguna apabila peneliti ingin
bola baja umumnya 1/16 inchi, tetapi terdapat menghindari asumsi-asumsi dan persyaratan-
juga indentor dengan diameter lebih besar, persyaratan yang membatasi, yang semua-
yaitu 1/8, 1/4, atau 1/2 inchi untuk bahan- nya itu diperlukan dalam independent-sam-
bahan yang lunak. ples t-test (Siegel, 1997:159). Adapun rumus
dan langkah-langkah perhitungan uji-t untuk
Tabel 1. Skala kekerasan Rockwell dan huruf sampel yang saling independen adalah
awalannya (Davis, Troxell, dan Wiskocil, sebagai berikut (Sudjana, 2005):
1955) 1. Melakukan uji homogenitas varians
dengan derajat kebebasan sebagai
berikut:
df1 = n1 ± 1 = Derajat kebebasan untuk
numerasi
df2 = n2 ± 1 = Derajat kebebasan untuk
denominator
n1 = jumlah sampel dengan varians yang
lebih tinggi
n2 = jumlah sampel dengan varians yang
lebih rendah
2. 0HQHQWXNDQ QLODL ) GDUL WDEHO GHQJDQ .
0,05.
-LND QLODL ) KLWXQJ ” ) WDEHO PDND KDO LQL
berarti varians bersifat homogen.
Pengujian dilakukan dengan terlebih Jika nilai F hitung > F tabel, maka hal ini
dahulu memberikan beban minor 10 kg, dan berarti varians bersifat heterogen.
kemudian beban mayor diaplikasikan. Beban 3. Melakukan perhitungan uji-t
mayor biasanya 60 atau 100 kg untuk independen.Rumus uji-t yang digunakan
indentor bola baja dan 150 kg untuk indentor jika varians kedua kelompok homogen:
brale. Mesikpun demikian, dapat digunakan
beban dan indentor sesuai kondisi pengujian. (1)
Karena pada pengujian rockwell, angka
kekerasan yang ditunjukkan merupakan dengan:
kombinasi antara beban dan indentor yang (2)
dipakai, maka perlu diberikan awalan huruf
pada angka kekerasan yang menunjukkan
kombinasi beban dan penumbuk tertentu Kriteria uji yang digunakan:Terima H0 dan
untuk skala beban yang digunakan. tolak H1 jika -t1-a/2 < t < t1-a/2
Dengan t1-a/2 diperoleh dari daftar
Uji t-Test distribusi t dengan peluang (1-a/2) dan
Uji t-test digunakan untuk membuktikan dk=n1+n2-2Sedangkan jika varians kedua
apa-kah terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok heterogen, rumus uji-t ynag
2 (dua) sampel independen. Independent- digunakan adalah:
sam-ples t-test merupakan teknik statistik
parame-trik dimana terdapat asumsi yang
harus terpenuhi terlebih dahulu, yaitu (3)
normalnya distribusi masing-masing
51
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1,, Juni 2015, 1-53
ISSN 2443-1060 (Online)

dengan kriteria uji, terima H0 dan tolak


H1 jika: Tabel 4. Harga Kekerasan Kapak Pengrajin 2

(4)

dengan:
w1 = w1²/n1;
w2 = w2²/n2;
t1 = t(1-a/2),(n1-1);
t2 = t(1-a/2) , (n2-1).

3. METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian di desa Tumbukan


Banyu, Sungai Pinang dan Habirau Nagara
dan laboratorium pengujian bahan Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin.
Peralatan yang digunakan untuk Tabel 5. Harga Kekerasan Kapak Pengrajin 3
pengujian kekerasan menggunakan Brinell
Hardness Tester, sementara untuk
pengolahan data dan analisa menggunakan
Software SPSS t-Test dimana level
kepercayaan yang digunakan adalah 95%
atau menggunakan alpha 5%.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dan Analisa Hasil Pengujian

Tabel 2. Harga Kekerasan Hasil Pengujian Dari table-tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa pada kapak yang tidak disepuh, tidak
dilakukan pengerjaan panas lagi, sehingga
pada saat pengujian kekerasan, kapak yang
tidak disepuh agak lunak. Ini dikarenakan
tidak adanya perlakuan dingin yang cepat.
Setelah melakukan penempaan pendinginan
hanya dengan udara saja.
Sedang pada kapak yang disepuh, setelah
penempaan dilakukan pemanasan lagi dan
kemudian dilakukan pendinginan yang cepat.
Untuk memperoleh kekerasan yang baik,
Perbandingan Harga Kekerasan Kapak proses pendinginan sangat berperan penting
yang Sudah Disepuh dengan yang Tidak dalam pengerjaan pembuatan kapak.
Disepuh
Analisis Statistik
Tabel 3. Harga Kekerasan Kapak Pengrajin 1 Menguji apakah ada perbedaan
kekerasan dari mata kapak antara yang
disepuh dengan yang tidak disepuh, dimana
level kepercayaan yang digunakan adalah
95% atau menggunakan alpha 5%. Hipotesis
null dan alternatif :
Ho : µ1 = µ2 atau µ1 - µ2 = 0
H1 : µ1• —2 atau µ 1 - µ2•
Pengambilan keputusannya adalah
menerima Ho, jika t hitung lebih kecil daripada
t tabel dan menolak Ho jika t hitung lebih
besar dari t tabel.

52
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1, Juni 2015, 1-53 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)

dengan hasil tersebut bisa disimpulkan


bahwa perbedaan disepuh dengan tidak
disepuh menyebabkan perbedaan dalam
kekerasan

Saran-Saran
Disarankan untuk penelitian selanjutnya
memberikan variasi waktu pendinginan lebih
banyak dan media pendinginan yang bera-
gam.

6. DAFTAR PUSTAKA

Dari hasil analisis SPPS dengan uji t- 1. Callister Jr., WD., 1997, Materials Science
Test : Paired Sample for mean terlihat bahwa and Engineering An Introduction, 4th
rata-rata kekerasan kapak yang disepuh edition. New York: John Wiley and Sons
adalah 404,0358 dengan deviasi standar 2. Davis, H.E., Troxell, G.E., Wiskocil, C.T.,
91,27742 dan kekerasan kapak yang tidak 1955, The Testing and Inspection of
disepuh adalah 230,5500 dengan deviasi Engineering Materias. New York, USA:
standar 12,16824. Hasil korelasi McGraw-Hill Book Company,.
menunjukkan nilai sebesar 0,690 dengan 3. Dieter George E, 1988. Mechanical
signifikansi 0,013. Itu berarti ada hubungan metallurgy. New York: McGraw-Hill Book
yang erat antara sampel atau korelasi Company
signifikan secara statistik. Rata-rata 4. Siegel, Sidney, 1997. Statistik
perbedaan kekerasan antara yang disepuh Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial.
dengan yang tidak disepuh adalah 173,48583 Jakarta: Gramedia.
dengan standar deviasi 83,34158. Hasil 5. Soejono, 1985,Teknik Menempa.
perhitungan t statistik menghasilkan nilai Bandung: Remadja Karya
sebesar positif 7, 211 dengan signifikansi 6. Sudjana, 2005. Metoda Statis-
0,000. tika. Bandung: Tarsito.
Dengan hasil signifikansi sebesar 0,000
bisa diambil keputusan untuk menolak Ho
karena level signifikansi lebih kecil dari alpha @PORTEK 2015@
(0,025). Hasil perhitungan nilai t hitung
(7,211) lebih besar dari t tabel (2,201)
dengan hasil tersebut bisa disimpulkan
bahwa perbedaan disepuh dengan tidak
disepuh menyebabkan perbedaan dalam
kekerasan

5. PENUTUP
Kesimpulan
Pada kapak yang tidak disepuh, tidak
dilakukan pengerjaan panas lagi, sehingga
pada saat pengujian kekerasan, kapak yang
tidak disepuh agak lunak. Ini dikarenakan
tidak adanya perlakuan dingin yang cepat.
Setelah melakukan penempaan pendinginan
hanya dengan udara saja.
Rata-rata perbedaan kekerasan antara
yang disepuh dengan yang tidak disepuh
adalah 173,48583 dengan standar deviasi
83,34158. Hasil perhitungan t statistik
menghasilkan nilai sebesar positif 7, 211
dengan signifikansi 0,000.
Dengan hasil signifikansi sebesar 0,000
bisa diambil keputusan untuk menolak Ho
karena level signifikansi lebih kecil dari alpha
(0,025). Hasil perhitungan nilai t hitung
(7,211) lebih besar dari t tabel (2,201)

53

Anda mungkin juga menyukai