Pengaruh Proses Sepuh Terhadap Kekerasan
Pengaruh Proses Sepuh Terhadap Kekerasan
Ahmad Hendrawan(1)
Email: ahendrawan942@gmail.com
47
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1,, Juni 2015, 1-53
ISSN 2443-1060 (Online)
48
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1, Juni 2015, 1-53 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)
dengan:
P = beban yang digunakan (kg)
D = diameter bola baja (mm)
d = diameter lekukan (mm)
Dari gambar 2 WDPSDN EDKZD G 'VLQ-
Dengan memasukkan harga ini ke dalam
persamaan (1) akan dihasilkan bentuk
persamaan kekerasan brinell yang lain, yaitu:
Gambar 1. Perubahan Struktur Logam
Pengujian Kekerasan
Pada umumnya, kekerasan menyatakan
ketahanan terhadap deformasi dan
merupakan ukuran ketahanan logam
terhadap deformasi plastik atau deformasi
permanen (Dieter, 1988). Untuk para insinyur
perancang, kekerasan sering diartikan
sebagai ukuran kemudahan dan kuantitas
khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai
kekuatan dan perlakuan panas dari suatu
logam. Gambar 2. Parameter-parameter dasar pada
Terdapat tiga jenis ukuran kekerasan, pengujian Brinell (Dieter, 1988)
tergantung pada cara melakukan pengujian,
yaitu: (1) Kekerasan goresan (scratch Jejak penekanan yang relatif besar pada
hardness); (2) Kekerasan lekukan uji kekerasan brinell memberikan keuntungan
(indentation hardness); (3) Kekerasan dalam membagikan secara pukul rata ketidak
pantulan (rebound). Untuk logam, hanya seragaman lokal. Selain itu, uji brinell tidak
kekerasan lekukan yang banyak menarik begitu dipengaruhi oleh goresan dan
perhatian dalam kaitannya dengan bidang kekasaran permukaan dibandingkan uji
rekayasa. Terdapat berbagai macam uji kekerasan yang lain. Di sisi lain, jejak
kekerasan lekukan, antara lain: Uji kekerasan penekanan yang besar ukurannya, dapat
Brinell, Vickers, Rockwell, Knoop, dan menghalangi pemakaian uji ini untuk benda
sebagainya. uji yang kecil atau tipis, atau pada bagian
yang kritis terhadap tegangan sehingga
Uji Kekerasan Brinell lekukan yang terjadi dapat menyebabkan
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh kegagalan (failure).
J.A. Brinell pada tahun 1900 ini merupakan
uji kekerasan lekukan yang pertama kali Uji Kekerasan Brinell Palu Poldy
banyak digunakan serta disusun Metode pengujian kekerasan ini dibuat
pembakuannya (Dieter, 1988). Uji kekerasan untuk pemakaian praktis dilapangan atau
ini berupa pembentukan lekukan pada industri. Dengan metode pengujian ini benda
permukaan logam memakai bola baja yang kerja yang hendak diuji kekerasannya tidak
dikeraskan yang ditekan dengan beban perlu dipotong atau dibawa ke laboratorium,
tertentu. Beban diterapkan selama waktu karena peralatan pengujian ini dapat dibawa
49
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1,, Juni 2015, 1-53
ISSN 2443-1060 (Online)
keluar dari laboratorium. Dengan demikian penumbuk pada uji kekerasan brinell (Dieter,
untuk benda kerja berukuran besar yang 1987).
tidak mungkin dibawa ke dalam laboratorium Angka kekerasan vickers didefinisikan
dapat diuji kekerasannya dengan metode ini. sebagai beban dibagi luas permukaan
Pada pengujian kekerasan brinell palu poldy lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung
digunakan benda uji standar yang telah dari pengukuran mikroskopik panjang
diketahui harga kekerasannya sebagai diagonal jejak. VHN dapat ditentukan dari
referensi. Maka berdasarkan persamaan (1) persamaan berikut:
kekerasan benda uji standar adalah:
50
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1, Juni 2015, 1-53 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)
(4)
dengan:
w1 = w1²/n1;
w2 = w2²/n2;
t1 = t(1-a/2),(n1-1);
t2 = t(1-a/2) , (n2-1).
3. METODE PENELITIAN
Tabel 2. Harga Kekerasan Hasil Pengujian Dari table-tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa pada kapak yang tidak disepuh, tidak
dilakukan pengerjaan panas lagi, sehingga
pada saat pengujian kekerasan, kapak yang
tidak disepuh agak lunak. Ini dikarenakan
tidak adanya perlakuan dingin yang cepat.
Setelah melakukan penempaan pendinginan
hanya dengan udara saja.
Sedang pada kapak yang disepuh, setelah
penempaan dilakukan pemanasan lagi dan
kemudian dilakukan pendinginan yang cepat.
Untuk memperoleh kekerasan yang baik,
Perbandingan Harga Kekerasan Kapak proses pendinginan sangat berperan penting
yang Sudah Disepuh dengan yang Tidak dalam pengerjaan pembuatan kapak.
Disepuh
Analisis Statistik
Tabel 3. Harga Kekerasan Kapak Pengrajin 1 Menguji apakah ada perbedaan
kekerasan dari mata kapak antara yang
disepuh dengan yang tidak disepuh, dimana
level kepercayaan yang digunakan adalah
95% atau menggunakan alpha 5%. Hipotesis
null dan alternatif :
Ho : µ1 = µ2 atau µ1 - µ2 = 0
H1 : µ1• —2 atau µ 1 - µ2•
Pengambilan keputusannya adalah
menerima Ho, jika t hitung lebih kecil daripada
t tabel dan menolak Ho jika t hitung lebih
besar dari t tabel.
52
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 7, No. 1, Juni 2015, 1-53 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)
Saran-Saran
Disarankan untuk penelitian selanjutnya
memberikan variasi waktu pendinginan lebih
banyak dan media pendinginan yang bera-
gam.
6. DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil analisis SPPS dengan uji t- 1. Callister Jr., WD., 1997, Materials Science
Test : Paired Sample for mean terlihat bahwa and Engineering An Introduction, 4th
rata-rata kekerasan kapak yang disepuh edition. New York: John Wiley and Sons
adalah 404,0358 dengan deviasi standar 2. Davis, H.E., Troxell, G.E., Wiskocil, C.T.,
91,27742 dan kekerasan kapak yang tidak 1955, The Testing and Inspection of
disepuh adalah 230,5500 dengan deviasi Engineering Materias. New York, USA:
standar 12,16824. Hasil korelasi McGraw-Hill Book Company,.
menunjukkan nilai sebesar 0,690 dengan 3. Dieter George E, 1988. Mechanical
signifikansi 0,013. Itu berarti ada hubungan metallurgy. New York: McGraw-Hill Book
yang erat antara sampel atau korelasi Company
signifikan secara statistik. Rata-rata 4. Siegel, Sidney, 1997. Statistik
perbedaan kekerasan antara yang disepuh Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial.
dengan yang tidak disepuh adalah 173,48583 Jakarta: Gramedia.
dengan standar deviasi 83,34158. Hasil 5. Soejono, 1985,Teknik Menempa.
perhitungan t statistik menghasilkan nilai Bandung: Remadja Karya
sebesar positif 7, 211 dengan signifikansi 6. Sudjana, 2005. Metoda Statis-
0,000. tika. Bandung: Tarsito.
Dengan hasil signifikansi sebesar 0,000
bisa diambil keputusan untuk menolak Ho
karena level signifikansi lebih kecil dari alpha @PORTEK 2015@
(0,025). Hasil perhitungan nilai t hitung
(7,211) lebih besar dari t tabel (2,201)
dengan hasil tersebut bisa disimpulkan
bahwa perbedaan disepuh dengan tidak
disepuh menyebabkan perbedaan dalam
kekerasan
5. PENUTUP
Kesimpulan
Pada kapak yang tidak disepuh, tidak
dilakukan pengerjaan panas lagi, sehingga
pada saat pengujian kekerasan, kapak yang
tidak disepuh agak lunak. Ini dikarenakan
tidak adanya perlakuan dingin yang cepat.
Setelah melakukan penempaan pendinginan
hanya dengan udara saja.
Rata-rata perbedaan kekerasan antara
yang disepuh dengan yang tidak disepuh
adalah 173,48583 dengan standar deviasi
83,34158. Hasil perhitungan t statistik
menghasilkan nilai sebesar positif 7, 211
dengan signifikansi 0,000.
Dengan hasil signifikansi sebesar 0,000
bisa diambil keputusan untuk menolak Ho
karena level signifikansi lebih kecil dari alpha
(0,025). Hasil perhitungan nilai t hitung
(7,211) lebih besar dari t tabel (2,201)
53