Tata Ruang Perapen Pada Pande Besi Desa Kajar Wonosari Gunungkidul Jogjakarta
Tata Ruang Perapen Pada Pande Besi Desa Kajar Wonosari Gunungkidul Jogjakarta
https://doi.org/10.32315/ti.7.f046
Abstrak
Desa Kajar, Wonosari, Gunung kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal sebagai desa pande besi.
Pekerjaan pande besi tersebut dilakukan di perapen dekat dengan bangunan rumah tinggal. Setiap
perapen memiliki kelengkapan, tata letak ruang serta luasan yang berbeda-beda. Di lain pihak, pada
perapen tersebut terdapat beberapa kemiripan tata ruang maupun elemen pembentuknya. Tujuan
penelitian ini mengetahui tata letak, elemen dan faktor yang mempengaruhi bentuk ruang perapen
pada pande besi desa Kajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
memaparkan hasil observasi di lapangan kemudian diidentifikasi dan analisis berdasarkan temuan
tema yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata ruang perapen pada pende besi
dipengaruhi oleh aktivitas, keberadaan nyala api, sirkulasi udara serta keamanan kerja.
Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | F 046
ISBN 978-602-51605-8-5 E-ISBN 978-602-51605-5-4
Tata Ruang Perapen pada Pande Besi Desa Kajar Wonosari Gunungkidul Jogjakarta
• Empu, kepala kelompok kerja perapen atau faktor-faktor yang mempengaruhi wujud ruang
guru pande besi, yang bertugas mengatur perapen pada pande besi di desa Kajar.
produksi setiap peralatan yang dibuat di
perapen. Metode Penelitian
• Panjak, pengayuh palu. Ada dua atau tiga
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
orang panjak dalam satu perapen,
kualitatif. Hal ini dilakukan untuk melihat dan
tergantung dari ukuran dan bobot peralatan
memahami berbagai hal berkaitan dengan
yang sedang dibuat.
dinamika masyarakat dalam upaya meruang di
• Tukang ubub, orang yang bertugas meniup
perapen pada pande besi. Adapun pengumpulan
ububan agar api tetap menyala dengan
data dilakukan dengan observasi dan
stabil.
wawancara mendalam dan terbuka pada nara
• Tukang kikir, bertugas mengasah atau
sumber atau informan secara purposive
menggerinda bagian penggiran alat untuk
sampling, berdasarkan keragaman letak, luas
menjadikannya tajam.
dan orientasi perapen.
Sedangkan bangunan perapen biasanya
Wawancara mendalam dan terbuka dilakukan
bertempat di sebuah ruang kecil tanpa dinding
untuk mempertanyakan hal-hal yang tidak
pembatas hanya berupa kerangka kayu beratap.
teramati dan untuk melengkapi informasi dari
Dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan
observasi (Suyanto, 2011). Fokus penelitian
antara lain ububan (alat peniup api), sapit, palu,
sekaligus sebagai unit analisis adalah perapen
paron, tatah dan kikir. Sapit adalah alat untuk
berikut dengan aktivitas di dalamnya. Adapun
menjepit bahan logam yang akan di tempa, baik
pengolahan data pada penelitian ini dilakukan.
dalam perapian maupun sedang ditempa. Palu
secara deskriptif dengan mengkatagorisasikan
adalah alat untuk memukul bahan tempaan agar
data berdasarkan berdasarkan variabel-variabel
menjadi tipis dan padat. Paron adalah landasan
yang telah dipilih dan didiskusikannya sesuai
benda tempaan (Subroto dan Pinardi, 1993
fokus penelitian.
dalam Supriyanto, 2011).
Tabel 1. Kasus Amatan Perapen Pande Besi Desa
Kajar, Wonosari
Keberadaan perapen sebagai ruang usaha Lokasi perapen sebagai ruang usaha pende besi
pande besi terkait dengan proses kegiatan, terhadap bangunan rumah tinggal pemilik
pelaku serta perlengkapan yang digunakan perapen, memunculkan tiga tipe pola tata letak
sangatlah menarik untuk dikaji lebih jauh. Oleh ruangnya, yaitu:
karena itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut
guna mengetahui tatanan, elemen ruang serta • Perapen berada di samping halaman depan
bangunan rumah tinggal. Perapen ini lebih
Jalan
A = Halaman Luar
B = Rumah Tinggal
A C = Perapen
B Keterangan:
A = Halaman Luar D = Halaman Luar
B = Rumah Tinggal
C C = Perapen
A Utara
D = Halaman Luar
Gambar 3. Diagram Tata Ruang Tipe Tiga
Jalan (Sumber : Observasi, 2018)
Utara
Elemen pembentuk ruang
Gambar 2. Diagram Tata Ruang Tipe Satu
(Sumber : Observasi, 2018) Ruang perapen dibuat terbuka tanpa dinding
pembatas permanen sehingga memungkinkan
• Perapen berada di samping halaman aliran udara leluasa memasuki dan keluar dari
belakang bangunan rumah tinggal. Perapen ruang perapen. Jika ada pembatas hanya
ini jauh dari pencapaian jalan lingkungan, bersifat temporer yang setiap saat bisa
terkesan tersembunyi, kuat dalam kontrol dibongkar (bahan bambu atau papan kayu).
keamanan, ketersediaan lahan, peluang Pembatas ini berfungsi sebagai pengarah aliran
mendapatkan banyak sirkulasi udara luar. angin di sekitar tungku api, sehingga kobaran
api bisa terjaga di sekitar tungku dan panas
bara api pun konstan. Dengan demikian kualitas
D
hasil pekerjaan pande besi juga terjaga.
C
B Keterangan:
A = Halaman Luar
B = Rumah Tinggal
A B C = Perapen
D = Halaman Luar
Jalan
Utara