Anda di halaman 1dari 86

COVER

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
JABATAN GURU KELAS AHLI PERTAMA

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI GERAKAN


LITERASI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR
NEGERI 4 KINDINGAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Oleh
HERMAN FIRDAUS, S.Pd
NIP. 19930907 201903 1 013
NDH : 22

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN III ANGKATAN XI

BANJARBARU
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
GOLONGAN III ANGKATAN XI

JUDUL : OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI


GERAKAN LITERASI SEKOLAH PADA SISWA
KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 4
KINDINGAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

PENULIS : HERMAN FIRDAUS, S.Pd

JABATAN : GURU KELAS AHLI PERTAMA

UNIT KERJA : SDN 4 KINDINGAN

NDH : 22

Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari Selasa tanggal 24 Maret


2020 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan di Banjarbaru

Banjarbaru, 23 Maret 2020

Mentor, Coach,
Kepala Sekolah Widyaiswara Ahli Madya

JAINI, S.Pd Hj. RINI SETIASIH, S.H., M.H


Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 19610520 198406 1 001 NIP. 19611229 198203 2 010

ii
LEMBAR PENGESAHAN

HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
GOLONGAN III ANGKATAN XI

JUDUL : OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI


GERAKAN LITERASI SEKOLAH PADA SISWA
KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 4
KINDINGAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
PENULIS : HERMAN FIRDAUS, S.Pd

JABATAN : GURU KELAS AHLI PERTAMA

UNIT KERJA : SDN 4 KINDINGAN

NDH : 22

Telah diseminarkan dan disahkan pada hari Selasa tanggal 24 Maret


2020 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan di banjarbaru

Banjarbaru, 24 Maret 2020


Mentor, Coach
Kepala Sekolah Widyaiswara Ahli Madya

JAINI, S.Pd Hj. RINI SETIASIH, S.H., M.H


Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 19610520 198406 1 001 NIP. 19611229 198203 2 010

Penguji,
Kepala Bidang Sertifikasi Kompetensi
dan Pengelolaan Kelembagaan

Drs. MUHAMMAD AMINUDDIN, M.T


Pembina Tk. I
NIP. 19710121 199203 1 009

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT dengan kasih sayang dan


limpahan rahmat-Nya, sehingga diberikan kelancaran dalam
menyelesaikan laporan aktualisasi di SD Negeri 4 Kindingan. Kegiatan
dalam aktualisasi ini diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dapat diterapkan di tempat
kerja.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak
yang telah membantu selesainya laporan kegiatan aktualisasi ini, terutama
kepada:
1. Drs. H. Muhammad Nispuani, M.AP. selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan.
2. Bapak H. Ahmad Bagiawan, S.Pd., M.M., selaku Kepala Bidang
Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Fungsional.
3. Drs. Muhammad Aminuddin, M.T selaku penguji yang telah
memberikan masukan dan saran terhadap isi serta penulisan
rancangan aktualisasi ini.
4. Jaini, S.Pd selaku mentor yang telah memberikan bimbingan dan
arahan, sehingga rancangan aktualisasi dapat diselesaikan dengan
baik
5. Hj. Rini Setiasih, S.H., M.H selaku coach yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran, sehingga
rancangan aktualiasai dapat diselesaikan dengan baik
6. Bapak-bapak/Ibu-ibu Widyaiswara Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai dasar.
7. Bripka Suyono, Ipda (purn) M. Alwan Fauzi telah mengasuh dan
mendampingi selama pelaksanaan pelatihan dasar CPNS Golongan
III Angkatan XI Tahun 2020.

iv
v

8. Pejabat administrator, pengawas, dan pelaksana pada BPSDMD


Provisi Kalsel, khususnya penyelenggara pendidikan dan latihan
dasar CPNS Golongan III Angkatan XI Tahun 2020
9. Kedua orang tua yang selalu memberikan segala bentuk dukungan,
semangat, dan doa.
10. Seluruh pesera Pendidikan dan Latihan dasar CPNS Golongan III
Angkatan XI Tahun 2020 atas kebersamaan, kekeluargaan, dan
kerjasamanya saat pendidikan dan latihan dasar CPNS Golongan III
Angkatan XI Tahun 2020.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar


pada laporan aktualisasi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan masukan bagi kesempurnaan laporan aktualisasi ini. Semoga laporan
kegiatan ini dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat bagi
semua pihak, terutama memberikan contoh tentang implementasi nilai-
nilai “ANEKA” dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan
masyarakat.

Banjarbaru, 23 Maret 2020


Penulis,

HERMAN FIRDAUS, S.Pd


Penata Muda
NIP. 19930907 201903 1 013
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................4
C. Identifikasi Isu dan Core Isu.......................................................................5
D. Ruang Lingkup...............................................................................................9
BAB II GAMBARAN KEADAAN...............................................................11
A. Gambaran Umum Organisasi...................................................................11
B. Visi dan Misi Sekolah.................................................................................12
C. Tugas Pokok dan Fungsi...........................................................................13
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.....................................................16
A. Landasan Teori............................................................................................16
B. Rancangan Aktualisasi..............................................................................27
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI.................................................41
A. Capaian Aktualisasi....................................................................................41
B. Realisasi Aktualisasi..................................................................................61
C. Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif...............................................64
D. Kendala Pelaksanaan Aktualisasi...........................................................64
BAB V PENUTUP......................................................................................65
A. Kesimpulan...................................................................................................65
B. Saran..............................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................68
LAMPIRAN................................................................................................69

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Kriteria Penetapan Metode APKL...............................................6


Tabel 1.2. Seleksi Isu Aktual Menggunakan Metode APKL........................7
Tabel 1.3. Kriteria Penetapan Metode USG................................................8
Tabel 1.4. Seleksi Isu Aktual Menggunakan Metode USG..........................9
Tabel 3.5 Rancangan kegiatan aktualisasi................................................28
Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan aktualisasi.......................................................39
Tabel 3.7 Matrik jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi........................40
Tabel84.1. Realisasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi............................62
Tabel94.2. Matrik realisasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi...................63

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Sekolah...........................................................12


Gambar 4.2 Merakit rak buku portable................................................................45
Gambar 4.3 Rak buku selesai dibuat..................................................................45
Gambar 4.4 Siswa menyusun buku....................................................................46
Gambar 4.5 Sudut buku dan area baca kelas VI................................................46
Gambar 4.6 Memotong kertas karton.................................................................50
Gambar 4.7 Menempel rangkaian pohon literasi pada dinding.........................50
Gambar 4.8 Menulis judul buku dan halaman yang dibaca pada stiker note......50
Gambar 4.9 Menempel stiker note pada pohon literasi.......................................51
Gambar 4.10 Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan membaca buku............55
Gambar 4.11 Guru mendampingi siswa membaca buku....................................55
Gambar 4.12 Siswa membaca buku...................................................................59
Gambar 4.13 Guru membagikan lembar tugas baca..........................................59
Gambar 4.14 Siswa mengerjakan tugas baca....................................................59
Gambar 4.15 Menempel hasil tugas baca pada mading kelas............................60
Gambar 4.16 Hasil tugas siswa..........................................................................60
Gambar 4.17 Siswa membaca buku...................................................................64
Gambar 4.18 Siswa membuat resuman dari cerita yang telah dibaca................64
Gambar 4.19 Menempel hasil resuman pada mading kelas...............................65
Gambar 4.20 Hasil resuman siswa.....................................................................65
Gambar 4.21 Siswa membuat poster di kertas yang telah dibagikan..................69
Gambar 4.22 Siswa membuat poster..................................................................69
Gambar 4.23 Menempel poster yang telah dibuat..............................................70
Gambar 4.24 Poster hasil karya siswa................................................................70

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil tugas siswa....................................................................78


Lampiran 2 Hasil poster siswa...................................................................81
Lampiran 3 Kartu bimbingan aktualisasi mentor........................................83
Lampiran 4 Kartu bimbingan aktualisasi coach.........................................84
Lampiran 5 Konsultasi dengan mentor......................................................85

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan


tujuan negara sebagai mana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlunya
dibangun karakter Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas,
profesionalisme, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa yang tertuang dalam UU Ke 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.

Guru sebagai Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari


ASN harus mampu berperan sebagai pelayan publik (peserta didik).
Tugas ASN sebagai pelayan publik meliputi beberapa bidang termasuk
di dalamnya adalah bidang pendidikan. Guru sebagai salah satu
profesi PNS harus dilandasi oleh nilai-nilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi untuk
mengaktualisasikan tugas pokok dan fungsinya sesuai yang tercantum
dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negeri (ASN).
Pengembangan sistem pendidikan nasional merupakan salah satu
faktor utama dalam menilai keberhasilan pembangunan sebuah
negara. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin
keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Sehubungan dengan
itu, Susanto (2014) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan salah
satu instrumen utama pengembangan SDM, tenaga pendidik dalam
hai ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting di
dalamnya.

1
2

Suriansyah (2013:1) mengatakan bahwa perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat berpengaruh terhadap
gaya hidup, sosial dan ekonomi sehingga selalu mengalami perubahan
yang tingkat akselerasinya juga semakin cepat. Perubahan
masyarakat industri ke masyarakat infomasi telah menimbulkan
dampak terhadap permintaan atas program baru pendidikan,
khususnya tuntutan kualitas pendidikan menjadi sangat besar dari
masyarakat.
Budaya literasi di Indonesia menjadi persoalan yang sangat
menarik untuk diperbincangkan khususnya dikalangan peserta didik. Di
tengah melesatnya budaya populer, buku tidak lagi menjadi prioritas
utama. Peserta didik cenderung lebih senang menonton, bermain,
mengikuti siaran televisi, bahkan untuk siswa di pedalaman mereka
lebih banyak ikut orang tua bekerja ketimbang membaca. Buku
pelajaran tak lagi menjadi teman setia siswa saat ini.
Budaya membaca, menulis dan berdiskusi tak lagi menjadi ciri khas
pelajar yang konon disebut sebagai generasi penerus bangsa. Padahal
ada pepatah yang mengungkapkan bahwa buku adalah gudang ilmu
dan membaca adalah kuncinya. Oleh sebab itu, perlu dibudayakan
membaca dalam lingkungan masyarakat khususnya di lingkungan
sekolah. Budaya membaca di sekolah perlu dikembangkan agar siswa
dapat membiasakan diri untuk membaca. Untuk melaksanakan
pembiasaan ini tidak hanya dari peserta didik saja, namun perlu
dilakukan juga oleh beberapa pihak seperti guru, orangtua, dan
pemerintah.
Kegiatan menumbuhkan minat membaca khususnya di sekolah
guru memiliki peran yang sangat penting. Sebagai  Agent of change
tugas dan tanggungjawab guru  yaitu mengarahkan atau membentuk
prilaku dan akhlak peserta didik agar menjadi lebih baik. Dalam
konteks  kegiatan literasi,  guru sebagai fasilitator sekaligus menjadi
subjek dan memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Sebagai ASN yang baik, posisi guru tidak hanya dituntut
3

untuk hadir di kelas, tetapi guru harus berperan dalam menentukan


nasib bangsa dimasa depan.
Praktik pendidikan perlu menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran agar semua warganya tumbuh sebagai pembelajar
sepanjang hayat. Untuk mendukungnya, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS
memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut
adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu
belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat
baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-
nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang
disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan
gerakan literasi sekolah (GLS) yang melibatkan semua pemangku
kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Selain itu, pelibatan unsur
eksternal dan unsur publik, yakni orang tua peserta didik, alumni,
masyarakat, dunia usaha dan industri juga menjadi komponen penting
dalam GLS. GLS dikembangkan berdasarkan sembilan agenda
prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi
Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8, dan 9. Butir
Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup
manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh
kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Empat butir
Nawacita tersebut terkait erat dengan komponen literasi sebagai modal
4

pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan


berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis (Faizah, 2015:1).
Oleh karena itu, dalam membangun budaya literasi guru dan orang
tua harus memberikan motivasi dan kesadaran pentingnya literasi
dengan melakukan pengawasan dan penanaman kebiasaan membaca
dan menulis. Yang paling penting dalam membangun budaya literasi
adalah perlu adanya kesadaran diri sendiri dengan membiasakan
kegiatan membaca dan menulis.
Kenyataannya, Permendikbud No. 23 Tahun 2015 belum
terlaksana dengan optimal, kemampuan membaca di kalangan peserta
didik khususnya di SDN 4 Kindingan saat ini sangatlah rendah, siswa
kelas tinggi ada yang belum lancar membaca. Sehingga kurangnya
pengetahuan umum maupun sosial bagi siswa. Selain itu keberadaan
sumber belajar yang masih minim membuat siswa sulit
mengembangkan minatnya untuk membaca buku. Oleh karena itu,
perlu diciptakannya strategi khusus untuk meningkatkan kemampuan
membaca pada siswa. Salah satunya, dengan melakukan gerakan
literasi sekolah. Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka
sebagai guru yang merupakan salah satu unsur ASN dianggap perlu
untuk melakukan upaya aktualisasi dalam rangka optimalisasi
kemampuan membaca peserta didik khususnya di SDN 4 Kindingan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Selama kegiatan aktualisasi dan habituasi di instansi kerja,
peserta pelatihan dasar CPNS diharapkan mampu :
a. Menerapkan sikap prilaku dan disiplin PNS;
b. Menerapkan nilai –nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasonalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi); dan
c. Menerapkan nilai – nilai dari kedudukan dan peran PNS
(Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan
Publik).
2. Tujuan Khusus
5

Adapun tujuan gerakan literasi sekolah yaitu:


a. Menciptakan ekosistem sekolah yang literat;
b. Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis
siswa di sekolah;
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan
dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan;
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik
dalam mengambil kesimpulan;
e. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap empati, peduli, dan
menghargai sesama;
f. Meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga
lebih bermanfaat;
g. Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
dan
h. Memampukan peserta didik untuk cakap berkomunikasi dan
dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya.

C. Identifikasi Isu dan Core Isu

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai guru, dapat


digambarkan isu-isu strategis dan permasalahan yang mendesak dan
harus diselesaikan/dipecahkan dalam organisasi SDN 4 Kindingan.
Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Belum optimalnya kemampuan membaca siswa kelas VI SDN 4


Kindingan Kabupatan Hulu Sungai Tengah,
b. Rendahnya aktivitas siswa dalam membuka dan membaca buku
pada siswa kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai
Tengah,
c. Kurangnya pengetahuan umum maupun sosial siswa kelas VI SDN
4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai Tengah,
d. Kurangnya keberadaan sumber belajar siswa kelas VI SDN 4
Kindingan Kabupatan Hulu Sungai Tengah.
6

Identifikasi isu-isu utama yang akan diangkat penulis


menggunakan metode APKL (aktual, problematis, kekhayalakan,
kelayakan). Adapun kriteria penetapannya sebagai berikut:
7

Tabel 1.1. Kriteria Penetapan Metode APKL

Metode APKL Skor Rubrik


1 Pernah benar-benar terjadi
2 Benar-benar sering terjadi
Benar-benar terjadi dan bukan menjadi
3
pembicaraan
Aktual
Benar-benar terjadi terkadang menjad
4
bahan pembicaraan
Benar-benar terjadi dan sedang hangat
5
dibicarakan
Tidak menyangkut hajat hidup orang
1
banyak
Sedikit menyangkut hajat hidup orang
2
banyak
Khalayak Cukup menyangkut hajat hidup orang
3
banyak
4 Menyangkut hajat hidup orang banyak
Sangat menyangkut hajat hidup orang
5
banyak
1 Masalah sederhana
2 Masalah kurang kompleks
Masalah cukup kompleks namun tidak
3
Problematik perlu segera dicarikan solusi
4 Masalah kompleks
Masalah sangat kompleks sehingga perlu
5
dicarikan segera solusinya
1 Masuk akal
2 Realistis
3 Cukup masuk akal dan realistis
Kelayakan
4 Masuk akal dan realistis
Masuk akal, realistis, dan relevan untuk
5 dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahanya
8

Tabel 1.2. Seleksi Isu Aktual Menggunakan Metode APKL


Skor Likert Rangking
No Isu Aktual
A K P L Total
Belum optimalnya kemampuan
membaca siswa kelas VI SDN 4
1 5 5 5 5 20 1
Kindingan Kabupatan Hulu Sungai
Tengah
Rendahnya aktivitas siswa kelas VI
dalam membuka dan membaca buku
2 5 4 4 5 18 3
pada SDN 4 Kindingan Kabupatan
Hulu Sungai Tengah
Kurangnya pengetahuan umum
maupun sosial siswa kelas VI SDN 4
3 4 5 5 5 19 2
Kindingan Kabupatan Hulu Sungai
Tengah
Kurangnya keberadaan sumber belajar
4 siswa kelas VI SDN 4 Kindingan 3 4 4 4 15 4
Kabupatan Hulu Sungai Tengah

Berdasarkan beberapa isu yang telah diidentifikasi


menggunakan metode APKL, diambil tiga isu melalui rangking
tertinggi. Isu tersebut akan diseleksi kembali menggunakan metode
USG (Urgency, seriousness, Growth).
9

Tabel 1.3. Kriteria Penetapan Metode USG


Metode USG Skor Rubrik
1 Tidak penting
2 Kurang penting
Urgency 3 Cukup penting
4 Penting
5 Sangat penting
1 Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 Akibat yang ditimbulkan kurang serius
Seriousness 3 Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4 Akibat yang ditimbulkan serius
5 Akibat yang ditimbulkan sangat serius
1 Tidak berkembang
2 Kurang berkembang
Growth 3 Cukup berkembang
4 Berkembang
5 Sangat berkembang
10

Tabel 1.4. Seleksi Isu Aktual Menggunakan Metode USG


N Skor Likert
Isu aktual Rangking
o U S G Total
1 Belum optimalnya kemampuan
membaca siswa kelas VI SDN
5 4 5 14 1
4 Kindingan Kabupatan Hulu
Sungai Tengah
2 Rendahnya aktivitas siswa
kelas VI dalam membuka dan
membaca buku pada SDN 4 4 4 4 12 3
Kindingan Kabupatan Hulu
Sungai Tengah
3 Kurangnya pengetahuan
umum maupun sosial siswa
kelas VI SDN 4 Kindingan 4 4 5 13 2
Kabupatan Hulu Sungai
Tengah

Berdasarkan metode USG (Urgency, seriousness, Growth).


Maka penulis mengambil isu “Belum optimalnya kemampuan
membaca siswa kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai
Tengah”. Selanjutnya untuk mengatasi permasalahan tersebut
maka penulis mengambil judul rancangan aktualisasi
“Optimalisasi Kemampuan Membaca Melalui Gerakan Literasi
Sekolah pada Siswa Kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah”.

D. Ruang Lingkup

Rancangan kegiatan aktualisasi dilaksanakan di SDN 4


Kindingan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang berfokus pada tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi) meliputi pekerjaan yang diakukan oleh guru
kelas menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara.
11

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada aktualisasi dalam


pemecahan masalah “Belum optimalnya kemampuan membaca siswa
kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai Tengah” yaitu:
1. Membuat sudut buku dan area baca di kelas
2. Membuat pohon literasi
3. Kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015)
4. Tugas baca
5. Pemberdayaan mading kelas
6. Posterisasi kelas
BAB II

GAMBARAN KEADAAN
A. Gambaran Umum Organisasi
SDN 4 Kindingan berada di Desa Kindingan Kecamatan Hantakan Kabupaten
Hulu Sungai Tengah Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis berada di
pada salah satu wilayah terpencil di Kabupaten Hulu Sungai Tengah karena
letaknya berada di kaki pegunungan meratus. SDN 4 Kindingan merupakan
salah satu dari empat sekolah yang berada di Desa Kindingan yang rata-rata
mata pencaharian masyarakatnya adalah petani. Perjalanan menuju SDN 4
Kindingan menempuh jarak sekitar 25 km dari pusat kota Barabai dan waktu
tempuh sekitar 50 menit dengan jalan yang berkelok khas daerah pegunungan.
SDN 4 Kindingan Kecamatan Hantakan dipimpin oleh Bapak Jaini, S.Pd
selaku kepala sekolah sejak 2011 sampai sekarang, dengan membawahi tenaga
pendidik dan kependidikan sebanyak 8 orang dengan perincian : guru kelas 6
orang yang terdiri dari 5 orang PNS dan 1 orang Non PNS; 1 orang guru agama
Islam (PNS) dan 1 orang guru Penjas (PNS). Kualifikasi S1 sebanyak 5 terdiri
dari 4 orang PNS dan 1 orang Non PNS, kualifikasi DII sebanyak 2 orang PNS,
dan SMU sebanyak 1 orang PNS.
Pada tahun ajaran 2019/2020, SDN 4 Kindingan Kecamatan Hantakan
mempunyai siswa sebanyak 42 orang, terdiri dari 24 laki-laki dan 18 perempuan
yang terbagi ke dalam 6 rombongan belajar atau kelas.

1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SDN 4 Kindingan
b. NPSN : 30302046
c. Jenjang Pendidikan : SD
d. Status Sekolah : Negeri
e. Alamat Sekolah : Jl. Lintas Meratus
- RT/RW : 04/04
- Kode Pos :71372
- Desa/Kelurahan : Desa Kindingan
- Kecamatan : Hantakan
- Kabupaten : Hulu Sungai Tengah

12
13

- Propinsi : Kalimantan Selatan


f. SK Pendirian Sekolah : 421/116/Das/DIK/2016
g. Tanggal Pendirian : 22-08-2016
h. Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SDN 4 Kindingan

Kepala Sekolah Komite Sekolah


Jaini, S,Pd Nawari

Wali Kelas I Wali Kelas II Wali Kelas III Wali Kelas IV Wali Kelas V Wali Kelas VI
Ariyani, A.Ma Rohani, A.Ma Wahyuni Supiani, S.Pd Noor Padlie, S.Pd Herman Firdaus, S.Pd

Guru PJOK Guru PAI


Syaiful Rahman, S.Pd Rijali Rahman, S.Pd.I

Siswa

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Sekolah

B. Visi dan Misi Sekolah

1. Visi SDN 4 Kindingan


“Terwujudnya Prestasi Siswa yang Berwawasan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Berdasarkan Akhlak Mulia serta Berwawasan Nasionalisme”
2. Misi SDN 4 Kindingan
a. Meningkatkan kegiatan belajar
b. Menanamkan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
c. Terciptanya suasana keagamaan di lingkungan sekolah.
d. Mengintensifkan Pendidikan Agama melalui praktik ibadah di sekolah.
e. Mengembangkan dan membiasakan perilaku disiplin warga sekolah.
f. Terciptanya lingkungan sekolah yang rindang, aman, bersih, tertib, indah,
dan kekeluargaan.
14

C. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas ASN

Menurut UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal 11, pegawai ASN bertugas:


a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan

c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik


Indonesia.

Selain itu, ASN juga memiliki kode etik berdasarkan UU ASN No 5 Tahun
2014 Pasal 5 yaitu:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN
15

2. Tugas Guru
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan,
dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam penyelengaraan
pendidikan. Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2)
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,
yakni :
1) Merencanakan pembelajaran;
2) Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3) Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4) Membimbing dan melatih peserta didik / siswa
5) Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang
sesuai;
7) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan


dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya :

1) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;


2) Menyusun silabus pembelajaran;
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaaran
di kelasnya;
7) Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8) Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9) Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya (khusus guru kelas);
16

10)Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil


belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;
11)Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12)Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
13)Melaksanakan pengembangan diri
14)Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
15)Melakukan presentasi ilmiah.
3. Fungsi Guru

Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas
guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang
terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :

1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;


2. Menjunjung tinggi peraturan  perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika; Menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;
3. Memelihara komitmen secara profesional  untuk meningkatkan  mutu
pendidikan; dan Memberi teladan dan menjaga nama baik  lembaga,
profesi,  dan kedudukan sesuai dengan  kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai-Nilai Dasar ANEKA
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus
diterapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam tugas di
SDN 4 Kindingan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, maka perlu diketahui
indikator-indikator dari kelima dasar tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban setiap individu,
kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
Menurut Agus Dwiyanto, dkk (2015:18) ada banyak aspek yang harus
diperhatikan dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel yaitu:
a. Kepemimpinan;
b. Transparansi;
c. Integritas
d. Tanggung jawab;
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan; dan
i. Konsistensi.
b. Nasionalisme
Agus Dwayanto,dkk (2015:147) mengatakan bahwa Nasionalisme
sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar
wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan mental

17
18

bloknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih


besar yakni bangsa dan negara.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adanya toleransi antara otoritas agama dan otoritas negara membuat
agama tidak bisa dibatasi hanya dalam ruang privat. Agama punya
kemungkinan terlibat dalam ruang publik. Jika agama hanya berada dalam
ruang privat, kehidupan poblik menjadi kering dalam makna.
Sila ketuhanan dalam Pancasila menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila
justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan
bermasyarakat dan berpolitik. Namun, Pancasila juga tidak menghendaki
negara agama, yang mengakomodir kepentingan salah satu agama.
Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin
kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan
masing-masing. Tidak hanya kebebasan dalam memeluk agama, negara
juga menjamin masyarakat memeluk kepercayaan. Namun dalam
kehidupan di masyarakat, antar pemeluk agama dan kepercayaan harus
saling menghormati satu sama lain.
Dalam gempuran globalisasi, pemerintahan yang dibangun harus
memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan global
atau dunia. Jangan sampai lebih memperhatikan kemanusiaan dalam
negeri tapi mengabaikan pergulatan dunia, atau sebaliknya, terlibat dalam
19

interaksi global namun mengabaikan kemanusiaan masyarakat


bangsanya sendiri. Perpaduan prinsip sila pertama dan kedua Pancasila
menuntut pemerintah dan peyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat
yang mulia.
Dengan melandaskan pada prinsip kemanusiaan ini, berbagai tindakan
dan perilaku yang bertentangan dengan nilainilai kemanusiaan tidak
sepatutnya mewarnai kebijak an dan perilaku aparatur negara. Diperlukan
pemimpin yang mampu menentukan kebijakan dan arah pembangun an
dengan mempertimbangkan keselarasan antara kepen tingan nasional
dan kemaslahatan global.
Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural
seperti Indonesia bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sejak awal
berdirinya Indonesia, agenda membangun bangsa (nation building)
merupakan sesuatu yang harus terus menerus dibina, dilakukan dan
ditumbuh kembangkan.
Selain kehendak hidup bersama, keberadaan bangsa Indonesia juga
didukung oleh semangat Gotong Royong. Dengan kegotong royongan
itulah, Negara Indonesia harus mampu melindungi segenap bangsa dan
tumpah darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu unsur
masyarakat atau bagian tertentu dari territorial Indonesia. Negara juga
diharapkan mampu memberikan kebaikan bersama bagi warganya tanpa
memandang siapa dan dari etnis mana, apa agamanya. Semangat gotong
royong juga dapat diperkuat dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik
dengan terus menerus mengembangkan pendidikan kewarganegaraan
dan multi-kulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan dan
kebersamaan dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan publik yang lebih
partisipatif dan non diskriminatif.
Tradisi musyawarah yang dilandasi semangat kekeluargaan telah lama
ada dalam masyarakat nusantara. Keragaman masyarakat nusantara
memunculkan keinginan yang kuat untuk menghidupkan semangat
persaudaraan dan kesederajatan semua warga dalam pergaulan hidup
berbangsa. Juga, pengalaman hidup dalam pemerintahan kolonial yang
20

penuh penindasan dan diskriminasi menggelorakan semangat


kemerdekaan dan demokrasi.
Berdasarkan karakter sosiologis dan pengalaman hidup masyarakat
inilah muncul keinginan membangun kehidupan demokrasi yang sesuai
dengan karakter dan cita-cita bangsa, yakni demokrasi yang dilandasi oleh
kekeluargaan atau kolektivisme.
Model demokrasi permusyawaratan yang dipilih oleh bangsa Indonesia
ini menyerupai model yang kemudian disebut dengan demokrasi
deliberatif. Demokrasi deliberatif meletakkan keutamaan diskusi dan
musyawarah dengan argumentasi berlandaskan konsensus (hikmah
kebijksanaan) dibanding keputusan berdasarkan voting. Musyawarah
dipandang mampu meningkatkan kualitas hasil keputusan.
Demokrasi permusyawaratan dibangun berdasarkan akal dan kearifan
(hikmat dan kebijaksanaan), bukan berdasar- kan kekuasaan. Legitimasi
politik tidak diserahkan kepada mayoritas tapi berdasarkan partisipasi
yang melibatkan warga negara secara sama dan sederajat. Sehingga,
partisipasi politik diukur dari tingkat partisipasinya dalam bermusyawarah.
Dalam hal ini, semua permasalahan masyarakat diselesaikan melalui
dialog, bukan menggunakan kekuasaan. Maka, dalam pengambilan
keputusan, yang lebih diutamakan bukan voting, tetapi musyawarah
bersama dengan prosedur pengambilan keputusan yang terbuka.
Komitmen keadilan dalam alam pikiran Pancasila memiliki dimensi
sangat luas. Peran Negara dalma mewujudkan rasa keadilan sosial,
setidaknya ada dalam empat kerangka; (i) Perwujudan relasi yang adil
disemua tingkat system kemasyarakatan, (ii) pengembangan struktur yang
menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii) proses fasilitasi akses atas
informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan. (iv) dukungan atas
partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.
Tujuan gagasan keadilan tidak terbatas hanya semata pada tujuan
ekonomis, tapi juga terkait dengan usaha emansipasi dalam rangka
pembebasan manusia dari pemberhalaan terhadap benda, pemuliaan
martabat kemanusiaan, pemupukan solidaritas kebangsaan dan
penguatan daulat rakyat.
c. Etika Publik
21

Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan halhal yang baik
dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya
hanya ditujukan pada halhal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis. (Agus Dwiyono, 2015:57)
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
22

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik yang
berorientasi pada kualitas hasil yang mengedepankan komitmen terhadap
kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati. Beberapa cara
yang dilakukan untuk senantiasa memperbaiki mutu layanan dari pegawai
ASN kepada publik, misalnya memahami fungsi, tugas pokok dan peran
masing-masing; kompeten pada bidang pekerjaannya; memiliki target
mutu layanan, memahami karakter masyarakat yang membutuhkan
layanan, memberikan layanan prima dan bersedia menerima kritik untuk
perbaikan ke depan.
23

Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil,


semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan
kepada stakeholders. Aspek utama yang menjadi targer stakeholders
adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan
tugas secara efektif, efisien, dan inovatif.
Efektivitas menunjukkan ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang
keluar alur. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya (Yuniarsih & Taufiq, 2015). Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu
adalah:
1. Efektivitas dan efisiensi
2. Inovasi
3. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients
4. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customers/clients tetap setia
5. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak pemborosan
6. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun
perkembangan teknologi
7. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan
8. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark.

Asmawi Rewansyah (Dalam Agus Dwiyanyo dkk (2015:70)


mengemukakan bahwa nilai budaya kerja aparatur harus mencerminkan
sekurangkurangnya perilaku sebagai berikut:
24

a. “Komitmen dan konsistensi: visi, misi, dan tujuan organisasi •


Wewenang dan tanggung jawab;
b. Keikhlasan dan kejujuran;
c. Integritas dan profesionalisme;
d. Kreativitas dan kepekaan;
e. Kepemimpinan dan keteladanan;
f. Kebersamaan dan dinamika kelompok;
g. Ketepatan dan kecepatan;
h. Rasionalitas dan kecerdasan emosional;
i. Keteguhan dan ketegasan;
j. Disiplin dan keteraturan kerja;
k. Keberanian dan kearfian;
l. Dedikasi dan loyalitas;
m.Semangat dan motivasi;
n. Ketekunan dan kesabaran;
o. Keadilan dan keterbukaan;
p. Ilmu pengetahuan dan teknologi.”
e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara,
masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung. Tindak pidana
korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan atau gratifikasi.
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu
alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan yang lebih luas. Adapun nilai nilai dasar anti korupsi adalah:
Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung jawab, Kerja keras, Sederhana,
Berani, dan adil
2. Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
25

PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam Negara


Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat memahami peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) PNS, merupakan pegawai berstatus tetap dan memiliki Nomor Induk
Pegawai (NIP)
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), merupakan
pegawai dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dalam
jangka waktu tertentu.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah:
a) Pelaksana Kebijakan Publik
b) Pelayan Publik
c) Perekan dan Pemersatu Bangsa
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN
juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (Fatimah &
Irawati, 2016).
26

b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup kordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program, dan pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan (Suwarno. & Sejati, 2016). Praktek
WoG dalam Pelayanan Publik, yaitu:
1) Berdasarkan Jenis
a) Pelayanan yang bersifat administrative
b) Pelayanan jasa
c) Pelayanan barang
d) Pelayanan regulatif
2) Berdasarkan Pola
a) Pelayanan Teknis Fungsional
b) Pelayanan Satu Atap
c) Pelayanan Satu Pintu
d) Pelayanan Terpusat
e) Pelayanan Elektronik
3) Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG
a) Budaya dan filosofi
b) Cara Kerja yang Baru
c) Akuntabilitas dan insentif
d) Cara baru Pengembangan Kebijakan, Mendesain Program dan
pelayanan Collegate approach.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan publik. Unsur penting
pelayanan adalah:
1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan.
27

2) Undur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau


masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Menurut Purwanto, dkk., (2016), terdapat 12 unsur pelayanan publik,
yaitu: 1). Kepentingan umum; 2). Kepastian hukum; 3). Kesamaan hak; 4).
Keseimbangan hak dan kewajiban; 5). Keprofesionalan; 6). Parsitipatif; 7).
Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif; 8). Keterbukaan; 9).
Akuntabilitas; 10). Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; 11).
Ketepatan waktu; 12). Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.
Dimensi pelayanan publik yaitu: 1). Ketepatan waktu; 2). Akurasi; 3).
Kesopanan dan keramahan; 3). Tanggung jawab; 4). Kelengkapan; 5).
Kemudahan; 6). Variasi model; 7). Pelayanan pribadi; 8). Kenyamanan
(Purwanto, dkk., 2016)
B. Rancangan Aktualisasi

Rancangan aktulisasi digunakan sebagai rencana penerapan nilai-nilai dasar ANEKA, visi dan misi organisasi, pelayanan
publik, Whole of Government, dan Manajemen ASN.
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Unit Kerja : SD Negeri 4 Kindingan
Identifikasi Isu : a. Belum optimalnya kemampuan membaca siswa kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai
Tengah,
b. Rendahnya aktivitas siswa kelas VI dalam membuka dan membaca buku pada SDN 4 Kindingan
Kabupatan Hulu Sungai Tengah,
c. Kurangnya pengetahuan umum maupun sosial siswa kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai
Tengah,
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya kemampuan membaca siswa kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai Tengah
Judul : Optimalisasi Kemampuan Membaca Melalui Gerakan Literasi Sekolah pada Siswa Kelas VI SDN 4
Kindingan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Gagasan Pemecahan Isu :
1. Membuat sudut buku dan area baca di kelas
2. Membuat pohon literasi
3. Kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015)
4. Tugas baca
5. Pemberdayaan mading kelas
6. Posterisasi kelas

28
29

Tabel 3.5 Rancangan kegiatan aktualisasi


No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1. Membuat sudut a. Menyiapkan ruang kelas - Terbentuknya AKUNTABILITAS Kegiatan ini sejalan Terbentuknya sudut
buku dan area baca b. Mendesain sudut buku dan sudut buku dan Saya akan menyiapkan dengan misi sekolah buku dan area baca
di kelas area baca di kelas area membaca di ruang kelas kemudian yang pertama yaitu di dalam ruang kelas
c. Menyiapkan bahan dan alat dalam ruang kelas mendesain sudut buku meningkatkan akan menguatkan
yang akan digunakan yang nyaman dan dan area baca dengan kegiatan belajar dan nilai organisasi
membuat rak buku dan indah. penuh tanggung jawab misi sekolah yang sekolah yaitu
NASIONALISME
tempat membaca - Siswa mudah keenam yaitu terwujudnya siswa
Saya akan mengajak
d. Menyiapakan buku literatur mengakses buku terciptanya yang berwawasan
siswa untuk saling
berupa cerita fiksi dan yang sesuai lingkungan sekolah ilmu pengetahuan.
gotong royong dan
nonfiksi, meja kecil, karpet, kebutuhan dan yang rindang, aman,
bekerja sama dalam
gambar dan media yang minat mereka. bersih, tertib, indah,
pembuatan sudut buku
akan ditempel di dinding. dan kekeluargaan.
dan area baca
e. Membuat rak buku dan
ETIKA PUBLIK
menempel media pada
Saya akan memberikan
dinding
arahan kepada siswa
f. Menyusun buku pada rak
dengan bahasa yang
buku yang telah dibuat
santun supaya tidak
menyinggung perasaan
siswa.
KOMITMEN MUTU
Saya bersama siswa
30

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
akan membuat sudut
buku dan area membaca
dengan barang yang
telah tersedia dengan
kreatif, efektif dan
efisien.
ANTI KORUPSI
Saya akan membuat
sudut baca dengan
barang yang sederhana
dan dikerjakan hingga
selesai dengan penuh
tanggung jawab.
2. Membuat pohon a. Menyiapkan alat dan - Terbentuknya AKUNTABILITAS Dengan terbentuknya Pohon Litersi
literasi bahan yang akan pohon literasi Saya akan menyiapkan pohon literasi maka menguatkan nilai
digunakan alat dan bahan yang akan mewujudkan misi organisasi yakni
b. Menggambar sebuah akan digunakan dengan sekolah yaitu siswa yang
pohon yang akan ditempel penuh tanggung jawab meningkatkan kegiatan berwawasan ilmu
NASIONALISME
di dalam kelas belajar untuk mencapai pengetahuan
Saya akan mengajak
c. Menuliskan judul buku visi Terwujudnya
siswa untuk gotong
yang telah dibaca pada Prestasi Siswa yang
royong dan saling
stiker note Berwawasan Ilmu
bekerjasama dalam
31

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
d. Menempel stiker note pada pembuatan pohon Pengetahuan dan
pohon literasi literasi. Teknologi Berdasarkan
e. Menilai stiker note pada Akhlak Mulia serta
pohon literasi Saya akan memberikan Berwawasan
f. Memberi penghargaan penghargaan dan Nasionalisme
pada siswa yang telah komentar yang positif
berhasil menyelesaikan terhadap stiker note
bacaan tersebut pada siswa
ETIKA PUBLIK
akhir bulan
Saya akan membimbing
siswa menggambar
pohon literasi dengan
bahasa yang santun
KOMITMEN MUTU
Saya akan membimbing
siswa membuat pohon
literasi dengan kreatif
ANTI KORUPSI
saya memberi penilaian
terhadap stiker note
siswa dan memberikan
penghargaan secara
jujur, adil dan
32

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
transparan kepada
siswa yang telah berhasil
menyelesaikan bacaan
tersebut
3. Kegiatan 15 menit a. Meminta siswa memilih - Terlaksananya AKUNTABILITAS Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini akan
membaca buku bacaan Permendikbud Saya akan memberikan dengan misi sekolah menguatkan nilai-
b. Membiasakan siswa untuk No. 23 Tahun arahan kepada siswa yang kelima yaitu nilai organisasi yaitu
memulai kegiaan dengan untuk melaksanakan mengembangkan dan berakhlak mulia dan
2015
berdoa semua kegiatan sesuai membiasakan berkarakter
- Membuat siswa
c. Siswa membaca buku yang urutan hingga selesai perilaku disiplin
gemar membaca
telah mereka pilih dengan penuh tanggung warga sekolah.
- Pengalaman
d. Mendampingi siswa jawab
membaca yang NASIONALISME
membaca
menyenangkan Saya akan mengajak
e. Siswa mencatat judul dan
bagi siswa semua siswa untuk
halaman yang telah mereka
berdoa sesuai
baca pada stiker note
agamanya masing-
f. Siswa menempel stiker
masing sebelum
note pada pohon literasi
memulai kegiatan.
g. Setelah selesai, siswa
ETIKA PUBLIK
merapikan kembali buku
Saya akan memberi
masing-masing ke tempat
perintah atau arahan
asalnya.
kepada siswa
33

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
menggunakan bahasa
yang sopan dan santun
KOMITMEN MUTU
saya mendampingi siswa
membaca buku dengan
sepenuh hati dan
menjelaskan kepada
siswa bahwa kegiatan ini
akan dilakukan setiap
hari
ANTI KORUPSI
Saya meminta semua
siswa untuk merapikan
buku masing-masing ke
tempat asalnya, hal ini
agar semua siswa
bersikap jujur dan
bertanggung jawab
terhadap barang yang
telah mereka gunakan
4. Tugas baca a. Dilaksanakan seminggu - Meningkatnya AKUNTABILITAS Kegiatan ini sejalan Tugas baca
sekali kemampuan Saya memberikan dengan misi sekolah menguatkan nilai
b. Meminta siswa memilih membaca dan arahan/intruksi kepada yaitu mengembangkan organisasi sekolah
34

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
buku bacaan menulis siswa siswa dengan jelas dan membiasakan yakni berakhlak
c. Berdoa sebelum memulai untuk memilih salah satu perilaku disiplin warga mulia
kegiatan membaca. buku yang ada sekolah
NASIONALISME
d. Menugaskan siswa
Saya akan mengajak
membaca buku yang telah
siswa untuk berdoa
mereka pilih
sesuai agamanya
e. Meminta siswa mengisi
masing-masing sebelum
lembar tugas baca (peta
memulai kegiatan
cerita)
membaca, hal ini
f. Setelah selesai, lembar
sebagai bentuk
tanggapan buku bacaan
pendidikan karakter bagi
ditempel di mading kelas
siswa
g. Siswa mengembalikan
ETIKA PUBLIK
buku ke tempat asalnya
Saya akan memberikan
arahan kepada siswa
dengan bahasa yang
santun agar mereka
membaca buku yang
telah dipilih dan saya
menghargai peta cerita
siswa dan memberikan
komentar-komentar yang
35

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
positif dengan bahasa
yang sopan dan santun
KOMITMEN MUTU
Saya akan membuat
lembar tugas baca (peta
cerita) dengan kreatif
agar terlihat menarik
bagi siswa.
ANTI KORUPSI
Saya akan memberikan
komentar tentang hasil
tugas siswa dengan
jujur, setelah itu
meminta siswa
mengembaikan buku ke
tempat asalnya sebagai
bentuk tanggung jawab
terhadap barang yang
telah mereka gunakan.
5. Pemberdayaan a. Dilaksanakan seminggu - Terciptanya AKUNTABILITAS Pemberdayaan mading Pemberdayaan
mading kelas sekali lingkungan kaya Saya memberikan kelas sesuai dengan mading kelas
b. Siswa memilih buku teks arahan/intruksi kepada misi sekolah ke-2 dan menguatkan nilai
bacaan siswa dengan jelas ke-5 yaitu organisasi yaitu
36

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
c. Siswa berdoa sebelum - Meningkatnya untuk memilih salah satu menanamkan akhlak, mewujudkan
memulai kegiatan kemampuan buku yang ada. moral, budi pekerti prestasi siswa yang
NASIONALISME
d. Siswa membaca buku yang membaca dan serta membiasakan berwawasan ilmu
Saya akan mengajak
telah mereka pilih menulis siswa perilaku disiplin warga pengetahuan
semua siswa berdoa
e. Siswa membuat laporan, sekolah
sesuai agama masing-
karangan, atau resum dari
masing sebelum
apa yang telah mereka
melaksanakan kegiatan.
baca dan hasilnya
ETIKA PUBLIK
ditempelkan pada mading
Saya akan memberikan
kelas
bimbingan kepada siswa
dalam membuat laporan,
karangan, dan resuman
dengan bahasa dan
sikap yang santun
KOMITMEN MUTU
Saya akan
melaksanakan kegiatan
dengan tekun dan
menata hasil tugas siswa
dengan kreatif agar
terlihat menarik
ANTI KORUPSI
37

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Saya akan
menggunakan bahan
yang tersedia di sekolah
dengan penuh tanggung
jawab
6. Posterisasi kelas 1. Menyediakan bahan - Adanya poster- AKUNTABILITAS Posterisasi kelas Posterisasi kelas
2. Siswa berdoa sebelum poster yang Saya menyiapkan bahan sejalan dengan misi menguatkan nilai
memulai kegiatan tertempel di ruang yang akan dijadikan sekolah yaitu organisasi yakni
3. Siswa membuat poster kelas poster dengan penuh menanamkan akhlak berakhlak mulia
yang berisi ajakan, motivasi - Siswa kreatif dalam tanggung jawab dan moral serta budi
NASIONALISME
maupun kata mutiara membuat poster pekerti yang luhur
Siswa akan mengajak
4. Menggatung atau dalam setiap kegiatan
siswa berdoa sebelum
menempel poster yang pembelajaran
memulai kegiatan. Saya
telah dibuat
juga akan menghargai
setiap karya siswa dan
memberikan komentar
yang positif terhadap
hasil karyanya
ETIKA PUBLIK
Saya akan memberikan
intruksi kepada semua
siswa untuk membuat
38

No Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil
. Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
poster dengan jelas dan
mendampingi mereka
dengan bahasa yang
santun
KOMITMEN MUTU
Saya akan
menggunakan bahan
yang tersedia di sekolah
secara efektif dan
efisien
ANTI KORUPSI
Saya akan
menggunakan alat dan
bahan yang sederhana.
Alat dan bahan yang
tersedia di sekolah saya
gunakan dengan penuh
tanggung jawab
39

Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan aktualisasi

No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan


1 Membuat sudut buku dan area baca di kelas 24 Februari 2020 – 27 Februari 2020
2 Membuat pohon literasi 28 Maret 2020 – 29 Maret 2020
3 Kegiatan 15 menit membaca 2 Maret 2020 – 3 Maret 2020 dan 9 Maret -10 Maret 2020
4 Tugas baca 4 Maret 2020 dan 11 Maret 2020
5 Pemberdayaan mading kelas 5 Maret 2020 dan 12 Maret 2020
6 Posterisasi kelas 14 Maret 2020
40

Tabel 3.7 Matrik jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Waktu
No Kegiatan Februari Maret
23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Membuat sudut buku


1
dan area baca di kelas                                                          
Membuat pohon
2
literasi                                                          
Kegiatan 15 menit
3
membaca                                                          

4 Tugas Baca
                                                         
Pemberdayaan
5
mading kelas                                                          

6 Posterisasi kelas
                                                         

Keterangan :   = Pelaksanaan kegiatan

  = Hari libur
BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Capaian Aktualisasi

Pelaksanaan aktualisasi selama masa habituasi di tempat tugas


yaitu SDN 4 Kindingan Kabupaten Hulu Sungai Tengah berdasarkan
rancangan aktualisasi yang telah dibuat dilaksanakan dari tanggal 23
Februari s/d 22 Maret 2020.

Kegiatan yang dilakukan sejumlah tujuh kegiatan yang seluruhnya


telah dilaksanakan, kegiatan tersebut yaitu:

1. Membuat sudut buku dan area baca di kelas

2. Membuat pohon literasi

3. Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23


Tahun 2015)

4. Memberikan tugas baca pada peserta didik

5. Melaksanakan pemberdayaan mading kelas

6. Melakukan posterisasi kelas

Berikut penjelasan rinci mengenai pelaksanaan 6 (enam)


kegiatan pada aktualisasi dan habituasi tersebut, yaitu:

1. Membuat sudut buku dan area baca di kelas

kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 27


Februari 2020.

1. Tahapan Kegiatan

1) Menyiapkan ruang kelas.

2) Mendesain sudut buku dan area baca di kelas.

3) Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan membuat


rak buku dan tempat membaca.

41
42

4) Menyiapakan buku literatur berupa cerita fiksi dan nonfiksi,


meja kecil, karpet, gambar dan media yang akan ditempel di
dinding.

5) Membuat rak buku dan menempel media pada dinding.

6) Menyusun buku pada rak buku yang telah dibuat.

2. Output/Hasil

1) Terbentuknya sudut buku dan area membaca di dalam


ruang kelas yang nyaman dan indah

2) Siswa mudah mengakses buku yang sesuai kebutuhan dan


minat mereka.

3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Akuntabilitas (tanggung jawab), saya menyiapkan ruang


kelas serta mendesain sudut buku dan area baca di kelas
berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Dalam langkah
kegiatan ini saya benar-benar mendesain sebaik mungkin agar
tercipta sudut buku dan area baca di kelas yang nyaman dan
indah.

Nasionalisme (gotong royong), setelah semua bahan siap,


saya mengajak siswa untuk saling gotong royong dan bekerja
sama dalam pembuatan sudut buku dan area baca. Dengan
gotong royong maka pembuatan sudut buku lebih mudah dan
cepat diselesaikan, selain itu hal ini juga membuat
persaudaraan antar siswa semakin erat.

Etika Publik (santun), kegiatan membuat sudut buku dan


area baca di kelas telah dilakukan dengan gotong royong, saya
memberi arahan kepada siswa dengan bahasa yang santun, hal
ini saya lakukan supaya semua arahan dapat berjalan dengan
lancar, menyenangkan, dan tidak menyinggung perasaan siswa.
43

Komitmen Mutu (kreatif, efektif dan efisien), saya telah


membuat sudut buku dan area baca di kelas menggunakan
bahan berupa rak buku, bambu, meja kecil, karpet serta buku
literatur yang yang saya tata rapi di sudut kelas. Rak buku
diletakan di dinding, bambu ditempel pada dinding. Buku
literatur diletakan pada rak buku, bambu, dan meja kecil dengan
rapi dan semenarik mungkin. Selanjutnya meletakan karpet dan
meja kecil untuk membaca dengan tata letak yang menarik.

Anti Korupsi (sederhana dan tanggung jawab), saya telah


membuat sudut dan area membaca dengan bahan yang
sederhana, seperti rak buku portable yang bisa dibongkar
pasang, potongan bambu, dan meja kecil yang tidak terpakai
saya gunakan sebagai tempat menaruh buku. Semua kegiatan
telah saya lakukan hingga terbentuknya sudut buku dan area
membaca di kelas.

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Pembuatan sudut buku dan area baca di kelas sejalan


dengan misi sekolah yang pertama dan keenam yaitu
meningkatkan kegiatan belajar dan terciptanya lingkungan
sekolah yang rindang, aman, bersih, tertib, indah, dan
kekeluargaan.

5. Penguatan Nilai Organisasi

Terbentuknya sudut buku dan area baca di dalam ruang


kelas mewujudkan siswa yang berwawasan ilmu pengetahuan.

6. Analisis Dampak

Kegiatan membuat sudut buku dan area baca di kelas


dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN atau
yang biasa disingkat ANEKA karena akan akan berdampak
positif bagi instansi. Berikut penjelasan penerapan nilai ANEKA
yang telah saya terapkan.
44

- Akuntabilitas (tanggung jawab), saya menyiapkan ruang


kelas serta mendesain sudut buku dan area baca di kelas
dengan sebaik mungkin agar tercipta sudut buku dan area
baca di kelas yang nyaman dan indah. Apabila saya tidak
menerapkan nilai akuntabilitas pada kegiatan tersebut maka
akan berdampak pada saya yang akan mengalami kesulitan
saat membuat sudut buku dan area baca di kelas, sehingga
hasilnya tidak menarik.

- Nasionalisme (gotong royong), pembuatan sudut buku dan


area baca dilakukan dengan gotong agar lebih mudah dan
cepat diselesaikan, selain itu hal ini juga membuat
persaudaraan antar siswa semakin erat. Apabila saya tidak
mengajak siswa untuk saling gotong royong dan bekerja
sama, maka pembuatan sudut buku lebih sulit dan lama
selesainya, selain itu hal ini juga membuat persaudaraan
antar siswa semakin renggang.

- Etika Publik (santun), saya memberi arahan terhadap siswa


dalam membuat sudut buku dan area baca dengan bahasa
yang sopan dan santun supaya setiap langkah kegiatan
berjalan dengan lancar. Jika saya tidak menerapkan nilai
etika publik, maka semua arahan tidak dapat berjalan
dengan lancar, tidak menyenangkan, dan menyinggung
perasaan siswa, hal ini akan menghambat keberhasilan
pembuatan sudut buku dan area baca.

- Komitmen Mutu (kreatif, efektif dan efisien), dalam


membuat sudut buku dan area baca, semua bahan saya tata
dengan rapi dan menarik di sudut kelas. Hal ini sangat
penting karena sudut buku dan area baca akan terlihat indah
dan siswa merasa nyaman dan bersemangat ketika
membaca buku sehingga gerakan literasi sekolah (GLS)
dapat berjalan dengan lancar. Namun, jika saya tidak
45

menerapkan nilai komitmen mutu maka sudut buku dan area


baca akan tidak menarik dan terlihat asal-asalan, hal ini
akan membuat siswa tidak tertarik dan tidak termotivasi
untuk membaca buku.

- Anti Korupsi (sederhana dan tanggung jawab), saya telah


membuat sudut dan area membaca dengan bahan yang
sederhana dan semua kegiatan saya lakukan hingga
selesai. Hal ini saya lakukan untuk membiasakan siswa
untuk hidup sederhana sehingga siswa akan berperilaku
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan merasa
cukup dengan apa yang sudah ada. Jika saya tidak
menerapkan nilai anti korupsi maka membuat siswa tidak
akan merasa cukup dengan apa yang telah ada.

2. Membuat pohon literasi

kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari s/d 29


Februari 2020.

a. Tahapan Kegiatan

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menggambar sebuah pohon yang akan ditempel di dalam


kelas.

3) Menuliskan judul buku yang telah dibaca pada stiker note.

4) Menempel stiker note pada pohon literasi.

5) Menilai stiker note pada pohon literasi.

6) Memberi penghargaan pada siswa yang telah berhasil


menyelesaikan bacaan tersebut pada akhir bulan.

b. Output/Hasil

- Terbentuknya pohon literasi


46

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Akuntabilitas (tanggung jawab), saya menyiapkan alat dan


bahan yang akan digunakan untuk membuat pohon literasi,
kegiatan ini saya lakukan dengan cermat dan teliti agar tidak
ada kendala dalam pembuatan pohon literasi tersebut.

Nasionalisme (gotong royong), setelah semua bahan siap,


saya mengajak siswa untuk saling gotong royong dan bekerja
sama dalam pembuatan pohon literasi mulai dari memotong
hingga menempel pohon literasi pada dinding.

Etika Publik (santun), dalam pembuatan pohon literasi,


saya membimbing siswa dengan bahasa yang santun supaya
tidak menyinggung perasaan mereka.

Komitmen Mutu (kreatif), saya membimbing siswa agar


membuat pohon literasi secara kreatif dan inovatif agar terlihat
menarik serta menggunakan stiker note sebagai inovasi baru
dalam membaca buku.

Anti Korupsi (jujur, adil, dan transparan), setelah pohon


literasi selesai, saya mengajak siswa untuk menulis judul buku
dan halaman yang telah mereka baca pada stiker note dengan
jujur, selanjutnya saya meminta siswa menempel stiker note
pada pohon literasi. Kemudian saya memberi penilaian
terhadap stiker note siswa dan memberikan penghargaan
secara jujur, adil dan transparan kepada siswa yang telah
berhasil menyelesaikan bacaan tersebut

d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Terbentuknya pohon literasi telah sesuai dengan misi


sekolah yang pertama yaitu meningkatkan kegiatan belajar dan
sejalan dengan visi sekolah yaitu terwujudnya prestasi siswa
yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan
akhlak mulia serta berwawasan nasionalisme.
47

e. Penguatan Nilai Organisasi

Pohon Litersi telah menguatkan nilai organisasi yakni siswa


yang berwawasan ilmu pengetahuan.

f. Analisis Dampak

Pada kegiatan ini saya menerapkan nilai-nilai dasar ASN


karena akan berdampak positif bagi instansi. Berikut penjelasan
nilai-nilai dasar ASN yang telah saya terapkan.

- Akuntabilitas (tanggung jawab), saya menyiapkan alat dan


bahan yang akan digunakan untuk membuat pohon literasi,
kegiatan ini saya lakukan dengan cermat dan teliti agar tidak
ada kendala dalam pembuatan pohon literasi tersebut.
Namun, jika saya tidak meyiapkan alat dan bahan serta
dalam pembuatannya tidak dilakukan dengan cermat maka
pembuatan pohon literasi tidak akan terlaksana dan tidak
akan terbentuk dengan baik.

- Nasionalisme (gotong royong), saya mengajak siswa untuk


saling gotong royong dan bekerja sama dalam pembuatan
pohon literasi mulai dari memotong hingga menempel pohon
literasi pada dinding, hal ini sangat penting karena
pengerjaannya lebih mudah dan cepat selesai. Namun, jika
saya tidak menerapkan nilai nasionalisme yaitu gotong
royong, maka pembuatan pohon literasi akan lebih sulit dan
lama baru selesai.

- Etika Publik (santun), saya membimbing siswa dengan


bahasa yang santun supaya setiap langkah kegiatan
berjalan dengan lancar dan tidak menyinggung perasaan
mereka. Jika saya tidak menerapkan nilai etika publik, maka
semua arahan tidak dapat berjalan dengan lancar, tidak
menyenangkan, dan menyinggung perasaan siswa, hal ini
akan menghambat keberhasilan pembuatan pohon literasi.
48

- Komitmen Mutu (kreatif), saya membimbing siswa


membuat pohon literasi dengan kreatif dan inovatif agar
terlihat menarik serta menggunakan stiker note sebagai
inovasi baru dalam membaca buku. Hal ini sebagai media
bagi siswa supaya termotivasi dan antusias membaca buku
dan gerakan literasi sekolah dapat berjalan dengan lancar.
Jika saya tidak menerapkan nilai komitmen mutu maka
pohon literasi tidak akan menarik bagi siswa sehingga siswa
tidak semangat dalam membaca buku.

- Anti Korupsi (jujur, adil, dan transparan), saya memberi


penilaian terhadap stiker note siswa dan memberikan
penghargaan secara jujur, adil dan transparan kepada siswa
yang telah berhasil menyelesaikan bacaan tersebut. Siswa
menulis judul dan halaman yang telah mereka baca dengan
jujur dapat menanamkan akhlak mulia bagi mereka karena
saya membangun tradisi (budaya) kejujuran kepada mereka.
Jika nilai anti korupsi tidak diterapkan akan membuat siswa
berperilaku curang dalam menuliskan nomor halaman
sehingga karakter kejujuran tidak tertanam pada diri mereka.

3. Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud


No. 23 Tahun 2015)

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret s/d 3 Maret


2020 dan 9 Maret s/d 10 Maret 2020.

a. Tahapan Kegiatan

1) Meminta siswa memilih buku bacaan.

2) Membiasakan siswa untuk memulai kegiaan dengan


berdoa.

3) Siswa membaca buku yang telah mereka pilih.

4) Mendampingi siswa membaca.


49

5) Siswa mencatat judul dan halaman yang telah mereka


baca pada stiker note.

6) Siswa menempel stiker note pada pohon literasi.

7) Setelah selesai, siswa merapikan kembali buku masing-


masing ke tempat asalnya.

b. Output/Hasil

- Terlaksananya Permendikbud No. 23 Tahun 2015

- Membuat siswa gemar membaca

- Pengalaman membaca yang menyenangkan bagi siswa

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Akuntabilitas (tanggung jawab), saya memberikan


arahan kepada siswa untuk melaksanakan semua kegiatan
sesuai urutan hingga selesai, hal ini sebagai bentuk tanggung
jawab guru dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar
terlaksana dengan baik dan lancar. Kemudian saya meminta
siswa memilih salah satu buku bacaan yang tersedia di rak
buku.

Nasionalisme (berdoa), saya mengajak semua siswa


untuk berdoa sesuai agamanya masing-masing sebelum
memulai kegiatan membaca buku, hal ini merupakan bentuk
pendidikan karakter bagi siswa.

Etika Publik (sopan dan santun), setelah selesai


berdoa, saya mengajak siswa untuk membaca buku yang telah
mereka pilih selama 15 menit. Dalam kegiatan ini, saya
memberi perintah kepada siswa menggunakan bahasa yang
sopan dan santun.

Komitmen Mutu (layanan sepenuh hati), selama


kegiatan membaca buku, saya mendampingi siswa membaca
50

buku dengan sepenuh hati dan menjelaskan kepada siswa


bahwa kegiatan ini akan dilakukan setiap hari.

Anti Korupsi (jujur dan bertanggung jawab), setelah


selesai membaca, saya meminta siswa mencatat judul buku
dan halaman yang telah mereka baca pada stiker note dengan
jujur, kemudian siswa menempel stiker note pada pohon
literasi. Selanjutnya saya meminta semua siswa untuk
merapikan buku masing-masing ke tempat asalnya, hal ini
agar semua siswa bersikap jujur dan bertanggung jawab
terhadap barang yang telah mereka gunakan.

d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Terlaksananya Kegiatan 15 menit membaca


(Permendikbud No. 23 Tahun 2015) telah sesuai dengan misi
sekolah yang kelima yaitu mengembangkan dan membiasakan
perilaku disiplin warga sekolah.

e. Penguatan Nilai Organisasi

Kegiatan 15 menit membaca telah menguatkan nilai-nilai


organisasi yaitu berakhlak mulia dan berkarakter.

f. Analisis Dampak

Kegiatan 15 menit membaca telah saya lakukan dengan


menerapkan nilai-nilai dasar ASN, hal ini sangat penting
diterapkan karena akan berdampak positif bagi instansi.
Berikut penjelasan mengenai dampak nilai-nilai dasar ASN jika
diterapkan pada setiap kegiatan.

- Akuntabilitas (tanggung jawab), saya memberikan arahan


kepada siswa untuk melaksanakan semua kegiatan sesuai
urutan hingga selesai, hal ini sebagai bentuk tanggung
jawab guru dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar
terlaksana dengan baik dan lancar. Jika saya tidak
menerapkan nilai akuntabilitas, maka kegiatan ini tidak
51

akan terlaksana dengan baik dan tidak akan berjalan


dengan lancar.

- Nasionalisme (berdoa), saya mengajak semua siswa


untuk berdoa sesuai agamanya masing-masing sebelum
memulai kegiatan membaca buku, hal ini merupakan
bentuk pendidikan karakter bagi siswa serta bagian dari
penanaman moral dan nilai religius pada siswa. Namun,
jika nilai nasionalisme yaitu berdoa tidak diterapkan maka
nilai-nilai sila pertama Pancasila tidak akan tertanam pada
diri siswa.

- Etika Publik (sopan dan santun), saya mengajak siswa


untuk membaca buku yang telah mereka pilih selama 15
menit. Dalam kegiatan ini, saya memberi perintah kepada
siswa menggunakan bahasa yang sopan dan santun. Hal
ini sangat penting dilakukan supaya siswa tidak merasa
tersinggung dan membentuk para siswa menjadi generasi
yang santun. Jika nilai etika publik tidak diterapkan maka
siswa akan merasa tersinggung atas perintah yang saya
ucapkan dan siswa akan mencontoh apa yang dilakukan
oleh gurunya, sehingga upaya membentuk siswa menjadi
generasi yang santun tidak akan terlaksana dengan baik.

- Komitmen Mutu (layanan sepenuh hati), selama kegiatan


membaca buku, saya mendampingi siswa membaca buku
dengan sepenuh hati dan menjelaskan kepada siswa
bahwa kegiatan ini akan dilakukan setiap hari. Hal ini
menyebabkan terjadinya hubungan yang baik antara guru
denga siswa. Sedangkan jika nilai komitmen mutu tidak
diterapkan akan menyebabkan kurang harmonisnya
hubungan guru dengan siswa.

- Anti Korupsi (jujur dan bertanggung jawab), setelah


selesai membaca, saya meminta siswa mencatat judul
52

buku dan halaman yang telah mereka baca pada stiker


note dengan jujur, selanjutnya saya meminta semua siswa
untuk merapikan buku masing-masing ke tempat asalnya,
hal ini untuk menanamkan nilai kejujuran dan bertanggung
jawab terhadap barang yang telah mereka gunakan. Jika
nilai anti korupsi tidak diterapkan maka siswa tidak punya
benteng dan dapat melakukan perbuatan nyeleweng jika
mereka sudah dewasa nanti.

4. Memberikan tugas baca pada peserta didik

Kegiatan tugas baca dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2020


dan 11 Maret 2020. Pada kegiatan ini saya memberikan tugas
baca kepada para siswa.

a. Tahapan Kegiatan

1) Dilaksanakan seminggu sekali.


2) Meminta siswa memilih buku bacaan.
3) Berdoa sebelum memulai kegiatan membaca.
4) Menugaskan siswa membaca buku yang telah mereka
pilih.
5) Meminta siswa mengisi lembar tugas baca.
6) Setelah selesai, lembar tugas baca ditempel di mading
kelas.

7) Siswa mengembalikan buku ke tempat asalnya.

b. Output/Hasil

- Meningkatnya kemampuan membaca dan menulis siswa

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Akuntabilitas (kejelasan), pada awal kegiatan saya


memberikan arahan/intruksi kepada siswa dengan jelas untuk
memilih salah satu buku yang ada pada sudut buku. Kemudian
siswa menempati area membaca yang telah tersedia.
53

Nasionalisme (berdoa), setelah semua siap dengan


bukunya, saya mengajak mereka untuk berdoa sesuai
agamanya masing-masing sebelum memulai kegiatan
membaca, hal ini sebagai bentuk pendidikan karakter bagi
siswa.

Etika Publik (sopan dan santun), setelah siswa berdoa,


saya memberikan arahan kepada siswa dengan bahasa yang
sopan dan santun agar mereka membaca buku yang telah
dipilih.

Komitmen Mutu (kreatif), setelah selesai membaca buku,


saya meminta siswa mengisi lembar tugas baca (peta cerita)
yang saya buat dengan kreatif agar terlihat menarik.

Anti Korupsi (jujur dan tanggung jawab), saya


menghargai hasil tugas siswa dan memberikan komentar-
komentar yang positif dengan bahasa yang sopan dan santun.
Selain itu, saya juga memberikan komentar tentang hasil tugas
siswa dengan jujur, setelah itu saya meminta siswa
mengembaikan buku ke tempat asalnya sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap barang yang telah mereka gunakan.

d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Tugas baca sejalan dengan misi sekolah yang kelima yaitu


mengembangkan dan membiasakan perilaku disiplin warga
sekolah.

e. Penguatan Nilai Organisasi

Tugas baca telah menguatkan nilai organisasi sekolah


yakni berakhlak mulia.

f. Analisis Dampak

Kegiatan tugas baca telah saya lakukan dengan


menerapkan nilai-nilai dasar ASN, hal ini sangat penting
diterapkan karena akan berdampak positif bagi instansi.
54

Berikut penjelasan mengenai dampak nilai-nilai dasar ASN jika


diterapkan pada setiap kegiatan.

- Akuntabilitas (kejelasan), pada awal kegiatan saya


memberikan arahan/intruksi kepada siswa dengan jelas untuk
memilih salah satu buku yang ada pada sudut buku. Hal ini
saya lakukan supaya siswa langsung bergerak mengerjakan
perintah yang telah disampaikan. Jika saya tidak memberikan
perintah dengan jelas maka siswa akan merasa bingung dan
tidak cepat merespon perintah yang disampaikan.

- Nasionalisme (berdoa), saya mengajak mereka untuk berdoa


sesuai agamanya masing-masing sebelum memulai kegiatan
membaca, hal ini sebagai bentuk pendidikan karakter bagi
siswa serta bagian dari penanaman moral dan nilai religius
pada siwa. Namun, jika nilai nasionalisme yaitu berdoa tidak
diterapkan maka nilai-nilai sila pertama Pancasila tidak akan
tertanam pada diri siswa.

- Etika Publik (sopan dan santun), saya memberikan arahan


kepada siswa dengan bahasa yang santun agar mereka
membaca buku yang telah dipilih. Hal ini sangat penting
dilakukan supaya siswa tidak merasa tersinggung dan
membentuk para siswa menjadi generasi yang santun. Jika
nilai etika publik tidak diterapkan maka siswa akan merasa
tersinggung atas perintah yang saya ucapkan dan siswa akan
mencontoh apa yang dilakukan oleh gurunya, sehingga upaya
membentuk siswa menjadi generasi yang santun tidak akan
terlaksana dengan baik.

- Komitmen Mutu (kreatif), saya meminta siswa mengisi lembar


tugas baca (peta cerita) yang saya buat dengan kreatif agar
terlihat menarik dan cara pengerjaannya yang mudah sehingga
siswa tidak bingung dalam mengerjakannya. Namun, jika saya
55

tidak membuat tugas baca yang menarik akan mengakibatkan


siswa merasa kesulitan dan bingung dalam mengerjakannya.

- Anti Korupsi (jujur dan tanggung jawab), saya memberikan


komentar tentang hasil tugas siswa dengan jujur, setelah itu
saya meminta siswa mengembaikan buku ke tempat asalnya
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap barang yang telah
mereka gunakan. Hal ini untuk menanamkan nilai kejujuran
dan bertanggung jawab terhadap barang yang telah mereka
gunakan. Jika nilai anti korupsi tidak diterapkan maka siswa
tidak punya benteng dan dapat melakukan perbuatan
nyeleweng jika mereka sudah dewasa nanti.

5. Melaksanakan pemberdayaan mading kelas

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2020 dan 12


Maret 2020. Pada kegiatan ini saya mengajak siswa untuk
memberdayakan mading kelas.

a. Tahapan Kegiatan

1) Dilaksanakan seminggu sekali.

2) Siswa memilih buku bacaan.

3) Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan.

4) Siswa membaca buku yang telah mereka pilih.

5) Siswa membuat laporan, karangan, atau resum dari apa


yang telah mereka baca dan hasilnya ditempelkan pada
mading kelas.

b. Output/Hasil

- Terciptanya lingkungan kaya teks

- Meningkatnya kemampuan membaca dan menulis siswa

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


56

Akuntabilitas (kejelasan), saya memberikan arahan/


intruksi kepada siswa dengan jelas untuk memilih salah satu
buku yang ada.

Nasionalisme (berdoa), setelah siswa mendapatkan buku


yang dipilih, saya mengajak semua siswa berdoa sesuai agama
masing-masing sebelum melaksanakan kegiatan.

Etika Publik (santun), setelah selesai berdoa, saya


mengajak siswa untuk membaca buku selama 10 menit,
selanjutnya saya membagikan kertas kosong kepada siswa
untuk membuat laporan, karangan atau resuman dari apa yang
telah mereka baca. Setelah itu, saya memberikan bimbingan
kepada siswa dalam membuat laporan, karangan, dan resuman
dengan bahasa dan sikap yang santun.

Komitmen Mutu (kreatif), setelah siswa selesai


mengerjakan tugas yang diberikan, saya mengajak mereka
untuk menempel hasil tugasnya pada mading kelas, saya
menata hasil tempelan siswa dengan kreatif agar terlihat
menarik.

Anti Korupsi (sederhana dan tanggung jawab), dalam


pemberdayaan mading kelas saya menggunakan bahan yang
tersedia di sekolah dengan penuh tanggung jawab.

d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Pemberdayaan mading kelas telah sejalan dengan misi


sekolah yang kedua dan kelima, yaitu menanamkan akhlak,
moral, budi pekerti serta membiasakan perilaku disiplin warga
sekolah.

e. Penguatan Nilai Organisasi

Pemberdayaan mading kelas telah menguatkan nilai


organisasi yaitu mewujudkan prestasi siswa yang berwawasan
ilmu pengetahuan.
57

f. Analisis Dampak

Saya telah melaksanakan pemberdayaan mading kelas


dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN, hal ini sangat
penting diterapkan karena akan berdampak positif bagi
instansi. Berikut penjelasan mengenai dampak nilai-nilai dasar
ASN jika diterapkan pada setiap kegiatan.

- Akuntabilitas (kejelasan), saya memberikan arahan/


intruksi kepada siswa dengan jelas untuk memilih salah
satu buku yang ada. Hal ini saya lakukan supaya siswa
langsung bergerak mengerjakan perintah yang telah
disampaikan. Jika saya tidak memberikan perintah dengan
jelas maka siswa akan merasa bingung dan tidak cepat
merespon perintah yang disampaikan.

- Nasionalisme (berdoa), saya mengajak semua siswa


berdoa sesuai agama masing-masing sebelum
melaksanakan kegiatan, hal ini merupakan bentuk
pendidikan karakter bagi siswa serta bagian dari
penanaman moral dan nilai religius pada siwa. Namun, jika
nilai nasionalisme yaitu berdoa tidak diterapkan maka nilai-
nilai sila pertama Pancasila tidak akan tertanam pada diri
siswa.

- Etika Publik (santun), saya mengajak siswa untuk


membaca buku selama 10 menit dan saya memberikan
bimbingan kepada siswa dalam membuat laporan,
karangan, dan resuman dengan bahasa dan sikap yang
santun. Hal ini sangat penting dilakukan supaya siswa tidak
merasa tersinggung dan membentuk para siswa menjadi
generasi yang santun. Jika nilai etika publik tidak
diterapkan maka siswa akan merasa tersinggung atas
perintah yang saya ucapkan dan siswa akan mencontoh
apa yang dilakukan oleh gurunya, sehingga upaya
58

membentuk siswa menjadi generasi yang santun tidak akan


terlaksana dengan baik.

- Komitmen Mutu (kreatif), saya menata hasil tempelan


siswa dengan kreatif agar terlihat menarik. Jika saya tidak
menerapkan komitmen mutu, hasil tempelan siswa akan
terlihat tidak rapi dan tidak bagus dipandang.

- Anti Korupsi (sederhana dam tanggung jawab), dalam


pemberdayaan mading kelas saya menggunakan bahan
yang tersedia di sekolah dengan penuh tanggung jawab.
Saya menggunakan bahan yang sederhana dan semua
kegiatan saya lakukan hingga selesai. Hal ini saya lakukan
untuk membiasakan siswa untuk hidup sederhana sehingga
siswa akan berperilaku sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dan merasa cukup dengan apa yang sudah
ada. Jika saya tidak menerapkan nilai anti korupsi maka
membuat siswa tidak akan merasa cukup dengan apa yang
telah ada.

6. Melakukan posterisasi kelas

Kegiatan dini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2020.


Pada kegiatan ini saya mengajak siswa untuk membuat poster
yang bertujuan cinta pengetahuan dan budi pekerti.

a. Tahapan Kegiatan

1) Menyediakan bahan.

2) Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan.

3) Siswa membuat poster yang berisi ajakan, motivasi maupun


kata mutiara.

4) Menggatung atau menempel poster yang telah dibuat.

b. Output/Hasil

- Adanya poster-poster yang tertempel di ruang kelas.


59

- Siswa kreatif dalam membuat poster.

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Akuntabilitas (tanggung jawab), saya menyiapkan bahan


yang akan dijadikan poster seperti kertas, pensil, pensil warna,
dan alat lainnya dengan penuh tanggung jawab.

Nasionalisme (berdoa, komentar positif), setelah semua


bahan siap, saya mengajak siswa berdoa sebelum memulai
kegiatan. Kemudian saya mengajak siswa untuk mulai membuat
poster pada sebuah kertas yang saya bagikan. Saya
menghargai setiap karya siswa dan memberikan komentar yang
positif terhadap hasil karyanya.

Etika Publik (sopan), pada saat siswa membuat poster,


saya memberikan intruksi kepada semua siswa untuk membuat
poster dengan jelas dan mendampingi mereka dengan bahasa
yang santun.

Komitmen Mutu (efektif dan efisien), dalam pembuatan


poster, saya telah menggunakan bahan yang tersedia di
sekolah secara efektif dan efisien. Saya juga telah
membebaskan para siswa mengespresikan ide-ide yang ada
dalam pikiran kedalam kreasi poster yang dibuat dengan kreatif.
Setelah selesai poster-poster ditempel pada mading sekolah.

Anti Korupsi (sederhana dan tanggung jawab), saya telah


menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Alat dan bahan
yang tersedia di sekolah saya gunakan dengan penuh tanggung
jawab.

d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Posterisasi kelas telah sesuai dengan misi sekolah yang


kedua yaitu menanamkan akhlak dan moral serta budi pekerti
yang luhur dalam setiap kegiatan pembelajaran.

e. Penguatan Nilai Organisasi


60

Posterisasi kelas telah menguatkan nilai organisasi yakni


berakhlak mulia.

f. Analisis Dampak

Pada kegiatan ini saya menerapkan nilai-nilai dasar ASN


karena akan berdampak positif bagi instansi. Berikut penjelasan
nilai-nilai dasar ASN yang telah saya terapkan.

- Akuntabilitas (tanggung jawab), saya menyiapkan bahan


yang akan dijadikan poster seperti kertas, pensil, pensil
warna, dan alat lainnya dengan penuh tanggung jawab.
kegiatan ini saya lakukan dengan cermat dan teliti agar
siswa tidak mengalami kendala dalam pembuatan poster
tersebut. Namun, jika saya tidak meyiapkan alat dan bahan
serta dalam pembuatannya tidak dilakukan dengan cermat
maka pembuatan poster tidak akan terlaksana dan tidak
akan terbentuk dengan baik.

- Nasionalisme (berdoa, komentar positif), saya mengajak


siswa berdoa sebelum memulai kegiatan. Hal ini merupakan
bentuk pendidikan karakter bagi siswa serta bagian dari
penanaman moral dan nilai religius pada siswa. Saya juga
menghargai setiap karya siswa dan memberikan komentar
yang positif terhadap hasil karyanya. Komentar yang positif
dapat memberikan efek yang baik pada siswa, karena
dengan komentar yang positif siswa merasa diperhatikan
gurunya, hail ini juga membuat siswa semakin giat dalam
mengerjakan sesuatu karena mereka terdorong untuk
menjadi lebih baik. Namun jika saya tidak menerapkan nilai
nasionalisme maka penanaman moral dan nilai relegius
tidak akan berjalan dengan baik, selain itu jika saya tidak
memberikan komentar yang positif maka siswa akan merasa
tertuduh dan pada akhirnya akan membuat keinginan
61

mereka untuk menuangkan gagasan kreatif menjadi


berkurang.

- Etika Publik (sopan), pada saat siswa membuat poster,


saya memberikan intruksi kepada semua siswa untuk
membuat poster dengan jelas dan mendampingi mereka
dengan bahasa yang santun, hal ini saya lakukan supaya
pembuatan poster berjalan dengan lancar dan tidak
menyinggung perasaan mereka. Jika saya tidak menerapkan
nilai etika publik, maka semua arahan dan bimbingan yang
saya lakukan tidak dapat berjalan dengan lancar, tidak
menyenangkan, dan dapat menyinggung perasaan siswa,
hal ini akan menghambat keberhasilan pembuatan poster.

- Komitmen Mutu (efektif dan efisien), saya telah


menggunakan bahan yang tersedia di sekolah secara efektif
dan efisien. Saya juga telah membebaskan para siswa
mengespresikan ide-ide yang ada dalam pikiran kedalam
kreasi poster yang dibuat dengan kreatif. Hal ini saya
lakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal
menggunakan barang yang seadanya dan banyak inovasi
yang terwujud dari ide-ide para siswa. Jika saya tidak
menerapkan nilai komitmen mutu maka poster yang dibuat
akan kurang baik.

- Anti Korupsi (sederhana dan tanggung jawab), saya


menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Alat dan
bahan yang tersedia di sekolah saya gunakan dengan penuh
tanggung jawab. Hal ini saya lakukan untuk membiasakan
siswa untuk hidup sederhana sehingga siswa akan
berperilaku sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan
merasa cukup dengan apa yang sudah ada. Jika saya tidak
menerapkan nilai anti korupsi maka membuat siswa tidak
akan merasa cukup dengan apa yang telah ada.
62

B. Realisasi Aktualisasi

Realisasi jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi berlangsung


antara tanggal 24 Februari s/d 21 Maret 2020 dengan rincian pada
tabel berikut.
63

Tabel84.1. Realisasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi

No Kegiatan Realisasi Pelaksanaan


Membuat sudut buku dan
1 24 Februari 2020 – 27 Februari 2020
area baca di kelas
2 Membuat pohon literasi 28 Maret 2020 – 29 Maret 2020
Kegiatan 15 menit 2 Maret 2020 – 3 Maret 2020 dan 9
3
membaca Maret 2020 -10 Maret 2020
4 Tugas baca 4 Maret 2020 dan 11 Maret 2020
Pemberdayaan mading
5 5 Maret 2020 dan 12 Maret 2020
kelas
6 Posterisasi kelas 14 Maret 2020
64

Tabel94.2. Matrik realisasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Waktu
No Kegiatan Februari Maret
23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Membuat sudut buku dan  
1
area baca di kelas                                                        

2 Membuat pohon literasi


                                                         
Kegiatan 15 menit
3
membaca                                                          

4 Tugas Baca
                                                         
Pemberdayaan mading
5
kelas                                                          

6 Posterisasi kelas
                                                         

Keterangan :   = Rencana pelaksanaan kegiatan

Realisasi pelaksanaan kegiatan


=

  = Hari libur
65

C. Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif

Keberhasilan rangakaian kegiatan dalam rangka mengatasi isu


aktual pada SDN 4 Kindingan Kabupaten Hulu Sungai Tengah sangat
memerlukan inisiatif dan gagasan kreatif agar dapat memberikan
alternatif pemecahan dari masalah yang dihadapi.

Inisiatif dan kreatif yang saya lakukan adalah membuat sudut buku
dan area membaca di kelas, hal ini agar siswa mudah megakses buku
sesuai kebutuhan dan minat mereka. Selanjutnya membuat pohon
literasi, hal ini bertujuan supaya siswa termotivasi untuk membaca
buku. Apabila siswa selesai membaca buku maka judul buku yang
telah dibaca akan dicatat pada stiker note kemudian ditempel pada
pohon literasi. Semakin banyak stiker note siswa menandakan siswa
tersebut rajin membaca buku.

Inisiatif dan kreatif yang selanjutnya adalah memberdayakan


mading kelas sebagai wadah hasil karya maupun tugas siswa. selain
itu mading juga berfungsi sebagai media komunikasi, melatih
kecerdasan berpikir, dan mendorong latihan menulis bagi siswa,
seperti karangan sebuah cerita, poster, dan lain sebagainya.

D. Kendala Pelaksanaan Aktualisasi

Rancangan aktualisasi telah dilaksanakan sesuai jadwal yang telah


dibuat dan tidak ada kendala yang terlalu sulit atau menghambat di
lapangan sehingga kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan
dengan optimal.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan di SDN 4


Kindingan dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa:

1. Isu atau permasalahan belum optimalnya kemampuan membaca


siswa kelas VI SDN 4 Kindingan Kabupatan Hulu Sungai telah
dioptimalisasi melalui tujuh kegiatan strategi pemecahan isu yaitu:

- Membuat sudut buku dan area baca di kelas

- Membuat pohon literasi

- Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No.


23 Tahun 2015)

- Memberikan tugas baca pada peserta didik

- Melaksanakan pemberdayaan mading kelas

- Melakukan posterisasi kelas

2. Seluruh kegiatan telah dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai


dasar ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi ANEKA,
sehingga memberikan dampak positif pada setiap kegiatan.
Penerapan nilai-nilai ANEKA juga berkontribusi besar terhadap visi
dan misi serta nilai-nilai organisasi SDN 4 Kindingan.
3. Secara umum pelaksanaan kegiatan aktualisasi berjalan dengan
lancar dan optimal sesuai tahapan-tahapan kegiatan yang telah
dijadwalkan dari tanggal 23 Februari s/d 22 Maret 2020 tanpa ada
kendala atau hambatan yang berarti.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa program


Gerakan Literasi Sekolah berhasil dilaksanakan sebagai upaya
67

optimalisasi kemampuan membaca siswa kelas VI SDN 4 Kindingan


Kabupatan Hulu Sungai. Secara umum disarankan agar
mengoptimalkan Gerakan Literasi Sekolah sebagai alternatif untuk
mengoptimalisasi kemampuan membaca siswa. Saran khusus juga
ditunjukan penulis kepada:

1. Siswa

Siswa diharapkan mempunyai minat dan semangat dalam


membaca buku.

2. Guru

Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan,


kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan Gerakan
Literasi Sekolah demi meningkatkan mutu dan kualitas siswa dan
sekolahnya.

3. Sekolah

Sekolah disarankan untuk dapat mengupayakan berbagai cara


dalam meningkatkan mutu sekolah, salah satunya dengan memberi
dukungan kepada guru untuk melakukan program Gerakan Literasi
Sekolah demi meningkatkan mutu dan kualitas sekolah

4. Instansi terkait

Instansi terkait (Dinas Pendidikan) disarankan memberikan


dukungan dan bantuan perlengkapan, sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai, sehinga Gerakan Literasi Sekolah dapat
terlaksana dengan baik.

5. BPSDMD Provinsi Kalimantan selatan


BPSDMD Prov. Kalsel disarankan dapat meningkatkan
fasilitas dan sarana bagi peserta pelatihan, selain itu juga
diharapkan agar laporan hasil aktualisasi pada setiap peserta
pelatihan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan
kajian pustaka oleh peserta pelatihan selanjutnya.
68

6. Para ASN

ASN agar dapat menerapkan berbagai nilai-nilai dasar ANEKA


pada setiap kegiatan guna mendukung pencapaian visi dan misi
organisasi maupun bagi seluruh aspek kehidupan. Sehingga dapat
membentuk karakter dan kepribadian seorang ASN yang
profesional dan berintegritas.
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, A. dkk (2015). "Akuntabilitas" Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan


Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Dwiyanto, A. dkk (2015). "Anti Korupsi" Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Dwiyanto, A. dkk (2015). "Etika Publik" Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Dwiyanto, A. dkk (2015). "Etika Publik" Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Dwiyanto, A. dkk (2015). "Komitmen Mutu" Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Dwiyanto, A. dkk (2015). "Nasionalisme" Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Faizah, D. U. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Fatimah, E., & Irawati, E. (2017). Modul Pelatihan dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Pemerintah Indonesia. (2014). Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN.
Jakarta: Sekretariat Negara.
Purwanto, E. A., & dkk. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Suriansyah, A. (2013). Panduan Penulisan Karya Ilmiah Program PG-PAUD dan
PGSD Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin: Universitas Lambung
Mangkurat.
Susanto, A. (2014). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media Group.
Suwarno, Y., & Atmojo, T. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole Of
Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Yuniarsih, Tjutju, Muhammad taufiq. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil tugas siswa


71
72
73

Lampiran 2 Hasil poster siswa


74
75

Lampiran 3 Kartu bimbingan aktualisasi mentor


76

Lampiran 4 Kartu bimbingan aktualisasi coach


77

Lampiran 5 Konsultasi dengan mentor

Anda mungkin juga menyukai