Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN SISTEM MERIT DI INDONESIA

DAN
DI PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT

Disusun Oleh:
ZESIKA NUR ANNISA ABIDIN
19920808 202012 2031
KELOMPOK 1
NDH 5

LATSAR CPNS GOLONGAN III BPSDMD PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


ANGKATAN I TAHUN 2021
PENERAPAN SISTEM MERIT DI INDONESIA DAN DI PEMERINTAH KABUPATEN
TANAH LAUT

Zesika Nur Annisa Abidin

Abstrak

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan aktor utama dalam penggerak birokrasi pemerintah
dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan public. Pemerintah
menetapkan dimana dengan adanya penerapan dari system merit ini diharapkan pengangkatan
pegawai, mutasi, promosi, penggajian, penghargaan, dan pengembangan karier dari pegawai itu
sendiri didasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja pegawai. Sehingga sistem ini dapat
menciptakan ASN yang professional, berkinerja tinggi, berintegritas dan netral. Sistem tersebut
tidak hanya menimbulkan rasa keadilan pada pegawai tetapi juga dapat mendorong peningkatan
kompetensi dan juga kinerja dari pegawai tersebut. Untuk menjamin system merit ini
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan maka dibentuklah Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dasar ASN, kode etik dan perilaku
pegawai ASN. Peningkatan kinerja aparatur sangat dibutuhkan untuk pencapaian good
governance. Pengawasan juga sangat diperlukan dalam rekrutmen ASN, baik di Pemerintah
Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten. Penerapan sistem merit dalam rekrutmen ASN di
Indonesia sudah mulai menyesuaikan prosedur yang ditetapkan, begitupula di Kabupaten Tanah
Laut yang telah melakukan sistem rekrutmen dengan menerapkan sistem merit sehingga
tumbuhnya kesadaran penuh dari semua pemangku kepentingan.

Kata Kunci : Aparatur Sipil Negara (ASN), Reformasi Birokrasi, Sistem Merit, Indonesia,
Kabupaten Tanah Laut.

PENDAHULUAN

System merit berawal pada zaman Dinasti Qin dan Han di China. Pada dinasti ini, system merit

dikenalkan melalui pendidikan dan pelatihan kemudian disusul dengan seleksi bagi calon pejabat

pemerintahan. Pemerintahan pada Dinasti Qin dan Han menghadapi kesulitan yang kompleks
pada
jaringan jabatan di pemerintahan hal tersebut karena kekuasaan kerajaan yang begitu luas.
Setelah dari China, akhirnya system merit ini berkembang dan menyebar hingga ke British India
dan dipergunakan di abad ke-17 kemudian sampai pada daratan Eropa dan Amerika hingga
masuk pada negara Indonesia. (Eviva, 2020)

Manajemen Aparatur Sipil Negara menjadi salah satu fokus pembangunan pemerintah pada
tahun 2020. Melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah disusun
Rancangan Teknokratis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RTRPJMN) 2020 -
2024. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 - 2024 diarahkan untuk
pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik, melalui sektor publik maupun
pemberdayaan dari sektor nonpublik untuk mencapai SDM yang berdaya saing global.
Manajemen ASN ini juga untuk mencapai pemerintahan yang good governance. Pencapaian
good governancemembutuhkan reformasi administrasi publik dalam peningkatan kinerja aparat
pelayanan publik yang sesuai kompetensi (Wahjusaputri & Fitriani, 2018). Pencapaian good
governanceyang profesional, kinerja berkualitas, transparan, akuntabel serta mampu menegakkan
etika dan moral dalam melayani publik tentu tidak terlepas dari manajemen sumber daya
manusia yang baik. (Destianingrum, Hananto, & Sa’adah, 2017)

PEMBAHASAN

Penerapan Sistem Merit di Indonesia

Di awal kemerdekaan negara Indonesia sampai saat ini telah mengenal dan melaksanakan system
merit dalam manajemen pemerintahan terutama pada sistem birokrasi di Indonesia. Menurut
konsep disiplin ilmu system merit ini merupakan suatu system manajemen kepegawaian yang
menekankan pada pertimbangan dasar kompetensi bagi calon pejabat Undang-Undang yang
berlaku. Kompetensi calon pejabat pemerintah tersebut diartikan bahwa calon pejabat
pemerintah harus mempunyai keahlian dan profesionalisme sesuai dengan kebutuhan jabatan
yang akan dipangku nantinya. Kompetensi, keahlian dan profesionalistik inilah yang menjadi
pertimbangan utuma dalam pengangkatan calon pejabat pemerintah. Sedangkan menurut
Merriam-Webster Dictionary system merit adalah system rekrutmen dan promosi pegawai yang
dilaksanakan berdasarkan kemampuan dalam melaksanakan tugas, bukan dikarenakan adanya
koneksi politik. System merit merupakan kebalikan dari spoil system, yaitu sebuah system
dimana jabatan pemerintahan diisi oleh teman-teman, keluarga atau pendukung dari partai yang
berkuasa.

Penerapan system merit di Indonesia terutama dalam Manajemen Aparatur Sipil negara telah
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kemudian pada tahun 2017 yang lalu Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) menatapkan
Peraturan KASN No. 5 Tahun 2017 tentang Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit di
Instansi Pemerintah. Dalam peraturan tersebut berisi megenai kriteria dan tata cara untuk menilai
sejauh mana isntansi pemerintah telah menerapkan system merit dalam Manajemen ASN.
Penerapan dari system merit itu sendiri yaitu untuk memastikan bahwa jabatan yang ada di
birokrasi pemerintah disusuki oleh pegawai yang memang memenuhi persyaratan kualifikasi dan
juga kompetensi. Sehingga tujuan dari pembangunan terutama pada bidang SDM Aparatur untuk
mewujudkan ASN yang profesioal, berkinerja tinggi, berintegritas dan menjunjung tinggi
netralitas dapat terwujudkan. (Eviva, 2020)

Manajemen Aparatur Sipil Negara menjadi salah satu fokus pembangunan pemerintah pada
tahun 2020. Melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah disusun
Rancangan Teknokratis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RTRPJMN) 2020 -
2024. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 - 2024 diarahkan untuk
pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik, melalui sektor publik maupun
pemberdayaan dari sektor nonpublik untuk mencapai SDM yang berdaya saing global.
Manajemen ASN ini juga untuk mencapai pemerintahan yang good governance. Pencapaian
good governancemembutuhkan reformasi administrasi publik dalam peningkatan kinerja aparat
pelayanan publik yang sesuai kompetensi (Wahjusaputri & Fitriani, 2018). Pencapaian good
governanceyang profesional, kinerja berkualitas, transparan, akuntabel serta mampu menegakkan
etika dan moral dalam melayani publik tentu tidak terlepas dari manajemen sumber daya
manusia yang baik (Destianingrum, Hananto, & Sa’adah, 2017).

Penerapan Sistem Merit di Pemerintah Kabupaten Tanah Laut

Pemerintah Kabupaten Tanah Laut juga menerapkan sistem merit dalam reformasi
birokrasi pemerintah. Salah satunya yaitu dalam seleksi dan rekrutmen ASN. Pemerintah
Kabupaten Tanah Laut melakukan perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun
2019 dengan tahap seleksi yang bekerja sama dengan BKN melalui sistem SSCASN. Selain itu
pemerintah Kabupaten Tanah Laut juga melaksanakan seleksi dan rekrutmen untuk Calon
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada tahun 2020. Keduanya menggunakan
tahap seleksi menggunakna sistem CAT, yang mana sistem ini dapat diakui keakuratannya dalam
hal hasil yang murni, transparan dan adil. Cakupan penilaian saat seleksi pun sesuai prosedur dan
ketetapan dari BKN, dimana pada Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) terdiri dari Tes Wawasan
Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).
Selanjutnya Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) merupakan seleksi untuk menilai kesesuaian
antara kompetensi bidang yang dimiliki oleh pelamar dengan standar kompetensi bidang yang
dipersyaratkan oleh jabatan atau instansi tertentu. Pada tahun 2020 pemerintah Kabupaten Tanah
Laut juga melaksanakan seleksi pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Sebagaimana
diamanatkan dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan
Pemerintah No. 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi No. 15 Tahun 2019 tentang Pengisian Jabatan Tinggi
Secara Terbuka dan Kompetitif di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dengan ini, Pemerintah
Kabupaten Tanah Laut mengundang PNS yang berminat dan memenuhi syarat untuk
mendaftarkan diri pada seleksi terbuka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Agenda lain
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dengan menggunakan sistem merit
adalah E-SKP yang di input secara online. Guna adanya Sasaran Kerja Pegawai ini nantinya
sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat ASN, dimana dalam SKP terdapat nilai yang
dihasilkan berdasarkan angka kredit. Keinakan pangkat ini akan berpengaruh terhadap gaji yang
didapat seorang ASN. Agenda lainnya juga yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Tabalong yaitu Sistem Informasi Managemen Kepegawaian (SIMPEG). Guna dibuatnya portal
SIMPEG ini adalah untuk mengelola data-data ASN mulai sejak ditetapkannya sebagai ASN
hingga pensiun. Proses kenaikan pangkat, mutasi, kenaikan berkala, hingga pensiun akan
mengambil informasi data dan jejak rekam pegawai pada portal SIMPEG ini. Hal ini juga
memudahkan bagi para pejabat yang berwenang untuk mengetahui data-data ASN. Oleh karena
itu, pemutakhiran data pada SIMPEG dilakukan secara berkala. Dalam SIMPEG ini terhubung
juga dengan E-SKP, E-Kinerja dan E-Office, namun penggunaannya di aplikasi yang berbeda.
Hanya saja pegawai mengakses ketiga aplikasi itu akan terbaca pada portal SIMPEG. Untuk E-
Kinerja dan E-Office belum dilaksanakan secara merata di Pemerintah Kabupaten Tabalong.
Hanya beberapa instansi yang mulai menerapkannya untuk pelaksanaan sistem merit. Namun
untuk tahun berlanjut akan dilaksanakan secara menyeluruh kepada semua instansi atau SKPD di
Kabupaten Tanah Laut. Sehingga hal itu dapat meningkatkan dan mengoptimalkan pelaksanaan
reformasi birokrasi pemerintahan.

KESIMPULAN

Penerapan sistem merit di instansi pemerintah sudah merupakan sesuatu yang “urgent”,
sebagai upaya untuk mewujudkan ASN yang profesional, guna mendukung tercapainya tujuan
reformasi birokrasi, yaitu birokrasi yang efektif dan efisien, serta melayani. Perubahan yang
cepat secara global harus diantisipasi oleh Pemerintah dengan membangun human capital di
sektor pemerintahan agar Indonesia mampu bersaing di tingkat global.

Sistem merit yang dilaksanakan untuk reformasi birokrasi pemerintahan Indonesia masih
belum terlaksana secara optimal berdasarkan prosedur dan regulasi pemerintah yang berlaku.
Komitmen dan keprofesionalan ASN perlu ditingkatkan dalam hal memberikan pelayanan
publik. Selain itu juga perlunya dukungan dari semua instansi dan SKPD dalam mewujudkan
tercapainya keberhasilan penerapan sistem merit yang akuntabel dan objektif. Begitupun sistem
merit yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. Perlu adanya kebijakan-
kebijakan untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan seleksi pegawai ASN. Kemudian dalam
penggunaan E-SKP, E-Office dan E-Kinerja juga perlu pemantapan, agar dapat memenuhi
pelaksanaan sistem merit sesuai prosedurnya. Sehingga setiap ASN memiliki beban kerja yang
jelas, menjalankan tanggung jawab sesuai peraturan dan kode etik, dan ASN mendapatkan
penghasilan sesuai dengan apa yang sudah mereka laksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Nur Khobibburohma, Eviva. 2020. Penerapan Sistem Merit Dalam Birokrasi Indonesia Untuk
Mewujudkan Good Governance. Transparansi : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
Vol 3 , No. 2
Destianingrum, B., Hananto, U. D., & Sa’adah, N. 2017. Profesionalisme Birokrat Dalam
Implementasi Good Governance Menuju Terwujudnya Negara Bebas Korupsi
Kolusi Nepotisme (KKN) di Kota Semarang. Diponegoro Law Journal, 6(2), 1-17.

Anda mungkin juga menyukai