Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

SEJARAH EPIDEMIOLOGI

Dosen pengampu:
Antun Rahmadi, SKM,MPH

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Farida Indah Cahya (2013411083)
2. Imelda Tasya Zen (2013411089)
3. Kharisa Megarani (2013411093)
4. Khoirunnisa (2013411094)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN GIZI
TAHUN 2021/2022

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
masih diberi kesehatan dan kekuatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Sejarah Epidemiologi” ini disusun untuk memenuhi tugas
mahasiswa pada mata kuliah Epidemiologi di jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Tanjungkarang.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya.Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Untuk Mengetahui Definisi Epidemiologi .......................................... 3
2.2 Untuk Mengetahui Definisi Epidemiologi Kuno ................................ 3
2.3 Untuk Mengetahui Definisi Epidemiologi Modern ............................ 4
2.4 Untuk Mengetahui Definisi Epidemiologi Transisi ............................ 5

BAB III KESIMPULAN .... ....................................................................... 7


DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani
masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,
yang berkaitan erat dengan penyakit menular. Sejalan berkembangnya kehidupan, terjadi
perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya hidup,
keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Epidemiologi kesehatan mengalami
perubahan dari penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian
utama, mulai digantikan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
yang merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa
per tahun.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak menular
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya usia harapan hidup, semakin tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor
pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah
perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam
ruanganmaupun di luar ruangan dan di tempat kerja.
Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola
kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan
prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi
(penyakit tidak menular) justru semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan
berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya umur harapan hidup yang
berarti meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit
jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya.
Epidemiologi sebagai suatu ilmu berkembang dari waktu ke waktu.
Perkembangan itu dilaterbelakangi oleh beberapa hal yaitu tantangan zaman dimana
terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit. Sewaktu zaman John Snow,
epidemiologi mengarahkan dirinya untuk masalah penyakit infeksi dan wabah. Dewasa
ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular, dan
epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal-
hal baik yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit, serta
masalah kesehatan secara umum dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.
Pengetahuan kedokteran klinik berkembang begitu pesat disamping
perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku.
Perkembangan ilmu-ilmu ini juga membuat ilmu epidemiologi semakin
berkembang.Dengan demikian, terjadilah perubahan dan perkembangan dasar berpikir
para ahli kesehatan masyarakat, khususnya epidemiologi dari masa ke masa sesuai
dengan kondisi zaman dimana mereka berada.

1
1.2 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Epidemiologi,
2. Untuk Mengetahui Epidemiologi Kuno,
3. Untuk mengetahui Epidemiologi Modern dan
4. Untuk mengetahui Epidemiologi Transisi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Epidemiologi


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit atau
kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, beserta faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kejadian tersebut. Epidemiologi memiliki peran memberikan model teoretis dan bukti ilmiah
bagi pembangunan yang berkelanjutan, yakni bukti-bukti tentang determinan bio-psiko-sosial
yang terdapat dalam SDGs yang berhubungan kuat dengan peningkatan kesehatan dan
keadilan distribusi kesehatan dalam populasi. Dalam sejarah epidemiologi terbagi memjadi 3
epidemiologi kuno, transisi dan modern.

2.2 Epidemiologi Kuno


Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani
masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,
yang berkaitan erat dengan penyakit menular. Sejalan berkembangnya kehidupan, terjadi
perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya hidup,
keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Epidemiologi kesehatan mengalami
perubahan dari penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian
utama, mulai digantikan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
yang merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa
per tahun.
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam
perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit
pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola
penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta
determinandeterminan yang mempengaruhi penyakit tersebut. Epidemiologi merupakan ilmu
yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan berkembang
bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu sama
lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi, mikrobiologi dan genetika.
Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan
masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus
sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain
membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain
seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan
statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi dengan hambatan-hambatan karena belum
semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemiologi. Hal ini
disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli

3
pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa
penyakit disebabkan oleh roh jahat. Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat
perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan
India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan
bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir,
faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjadi karantina berbagai penyakit
yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John
Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi.
Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam
epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan
penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak,
dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara
terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah
mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology. Selanjutnya
pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi
cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir
penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan
epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus.
hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang
masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori
kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih
berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia’

2.3 Epidemiologi Modern


Era epidemiologi modern dimulai sejak investigasi outbreak kolera yang dilakukan John
Snow di London. Pada tahun 1854 terjadi outbreak kolera yang berat di dekat Broad Street,
kawasan Soho, distrik London, Inggris. Dokter John Snow melalukan
investigasi outbreak, dan mengemukakan hipotesis bahwa air yang terkontaminasi, bukan
udara kotor menurut “teori miasma” yang pada masa itu diyakini benar, merupakan penyebab
menyebarnya kolera. Dengan menggunakan metode statistik, penyajian tabel frekuensi, dan
menggambar spot map berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah ke rumah dalam apa
yang kemudian populer disebut “shoe-leather epidemiology”, John Snow memeragakan
bahwa insidensi kolera lebih tinggi pada populasi yang menggunakan air minum yang
dipasok oleh Southwark and Vauxhall Waterworks Company. Perusahaan ini mengambil air
dari bagian hilir Thames River yang dikenal tercemar oleh limbah.
Perusahaan lain, Lambeth Water Company, belum lama memindahkan fasilitas
pengambilan air ke lokasi yang lebih tinggi daripada saluran keluar limbah, yakni di bagian
hulu Thames River. Seperti yang selalu dilakukan oleh ahli epidemiologi sekarang ketika

4
menganalisis data studi epidemiologi analitik, Snow membandingkan angka kematian
penduduk yang menggunakan dua sumber air minum. John Snow memeragakan bahwa
insidensi kolera jauh lebih rendah pada populasi yang menggunakan air minum yang dipasok
oleh Lambeth Water Company daripada Southwark and Vauxhall Company. Menurut
metodologi sekarang, rancangan yang digunakan John Snow dalam studinya diklasifikasikan
sebagai studi kohor. Sebagaimana dikemukakan Rothman (2012) dalam buku “Modern
Epidemiology”, rancangan itu dapat juga disebut “eksperimen alami” (“natural
experiment”). Studi John Snow merupakan tonggak sejarah kesehatan masyarakat. Atas
upaya terus-menerus dalam meneliti cara kolera menyebar, metode statistik dan pemetaan
yang dirintis, dan penurunan yang nyata kematian karena kolera setelah pemutusan suplai air
yang tercemar di daerah yang terkena, John Snow kemudian dikenal luas sebagai bapak
epidemiologi.

2.4 Transisi Epidemiologi


Yang dimaksud dengan transisi epidemiologi adalah perubahan pola kesehatan dan pola
penyakit yang berinteraksi dengan demografi, ekonomi, dan sosial. Transisi epidemiologi
berkaitan dengan transisi demografi, begitu juga dengan transisi teknologi. Misalnya
pergantian dari penyakit infeksi ke penyatit man-made disease atau lifestyle disease. 9
Pergeseran penyakit ini dapat dibuktikan dengan berubahnya pola penyakit penyebab
kematian tertinggi antara tahun 1960, dengan wabah penyakit pneumonia, tuberkulosis, dan
diare, dengan 1990 penyakit jantung, neoplasma, dan penyakit otak pembuluh darah.
Penyebab terjadinya transisi epidemiologi antara lain :
1. Teknologi kedokteran.
2. Perubahan standar hidup .
3. Angka kelahiran.
4. Peningkatan gizi.
5. Kontrol vektor dan sanitasi.
6. Perubahan gaya hidup
Berikut adalah tiga model transisi epidemiologi :
1. Model Klasik, contohnya di Eropa Barat.
2. Model Dipercepat, contohnya di Jepang .
3. Model Lambat, contohnya di negara berkembang
Proposisi-proposisi dalam transisi epidemiologi:
1. Mortalitas adalah faktor fundamental .
2. Pergeseran pola kematian penyakit pandemi penyakit infeksi secara bertahap diganti
penyakit degenerative.
3. Perubahan pola penyakit pada anak-anak dan wanita muda, keselamatan anakanak dan
wanita muda meningkat.
4. Pergeseran pola kesehatan dan penyakit pada masa transisi erat hubungannya dengan
transisi demografi dan sosioekonomi.
Pola kematian yang timbul tiga periode transisi epidemiologi :
a. Tahap 1 - Tahap kesengsaraan dan paceklik - Mortalitas tinggi tidak ada pertambahan
penduduk - Angka harapan hidup 20—40 tahun.

5
b. Tahap 2 - Penyakit infeksi menghilang - Penurunan mortalitas - Angka harapan hidup
30—50 tahun - Pertambahan jumlah penduduk secara eksponensial.
c. Tahap 3 - Penyakit degeneratif turun - Angka pertumbuhan penduduk tergantung angka
fertilitas.
Transisi epidemiologi yang lambat dapat memicu ledakan penduduk. Faktor transisi
negara berkembang :
a. Faktor Ekobiologi Terjadi keseimbangan antarkomponen dalam segitiga epidemiologi.
b. Faktor Sosial, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pada faktor ini kelompok yang rentan
menjadi korban adalah kelompok usia balita.
c. Faktor Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan.
Transisi Epidemiologi di Indonesia yaitu teori tentang transisi epidemiologi pertama kali
dikenalkan oleh Abdel Omran pada taun 1971. Teori yang dia kemukakan telah mengalami
beberapa revisi yang diusulkan oleh para ahli yang salah satunya perlu ada pembedaan antara
transisi epidemiologi yang terjadi di negara maju (ada 5 fase) dengan transisi yang terjadi di
negara berkembang (3 fase). Tiga fase transisi epidemiologi untuk negara berkembang seperti
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. The age of pestilence and famine (masa wabah dan kelaparan), ditandai dengan tingginya
angka kematian, rendahnya usia harapan hidup yaitu dibawah 40 tahun, dan pertumbuhan
populasi yang tidak terkontrol. Fase ini terjadi sejak abad 17 d hingga awal abad 20. Pola
penyakit dalam fase ini ditandai dengan peningkatan paparan mikroba, gizi buruk,
penyakit karena penyimpanan makanan yang tidak adekuat, penyakit menular dan
penyakit endemik.
2. The age of receding pandemics (masa menurunnya pandemi), ditandai dengan penurunan
angka kematian karena penurunan epidemi, dan peningkatan usia harapan hidup menjadi
sekitar 55 tahun. Masa ini terjadi pada pertengahan abad ke 20. Pada fase ini mulai terjadi
pergeseran pola penyakit dan kematian yang awalnya dikarenakan penyakit infeksi, kini
disebabkan karena penyakit degeneratif dan kronik.
3. The age of triple health burden (masa tiga beban kesehatan), ditandai dengan penurunan
signifikan angka kematian dan peningkatan usia harapan hidup menjadi mencapai 70
tahun. Fase ini terjadi pada akhir abad 20 atau awal abad 21. Frenk dan Gomez-Dantes
mengatakan triple burden of disease pada negara berkembang di fase ini meliputi; (1)
Timbunan permasalahan kesehatan klasik, seperti penyakit infeksi, gizi buruk, dan
kematian ibu, (2) Meningkatnya tantangan penyakit tidak menular, seperti kanker,
diabetes, penyakit jantung, dan penyakit mental, (3) Munculnya permasalahan kesehatan
yang berhubungan dengan globalisasi, seperti new emerging disease dan permasalahan
kesehatan terkait perubahan iklim dan gaya hidup. Berdasarkan teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa kini Indonesia berada di fase ketiga, yaitu the age of triple health
burden.

6
BAB III
KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari sejarah epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang pola
penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, beserta faktor-faktor
yang dapat memengaruhi kejadian. Epidemiologi juga dibagi menjadi 3 yaitu epidemiologi
kuno, epidemiologi modern dan epidemiologi transisi.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/5385/2/BAB%201.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/SejarahPerkembanganEpidemiologi.pdf
http://theicph.com/id_ID/icph/peran-epidemiologi/
https://fkik.uin-malang.ac.id/index.php/2017/01/28/transisi-epidemiologi-di-indonesia/
http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf

Anda mungkin juga menyukai